BAB V
description
Transcript of BAB V
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Surabaya.
SMA Negeri 2 Surabaya termasuk dalam SMA Kompleks yang terdiri dari
SMAN 1, SMAN 2, SMAN 5 dan SMAN 9. SMA Negeri 2 Surabaya terletak
di Jalan Wijaya Kusuma No.48 Surabaya, Jawa Timur.
SMA Negeri 2 Surabaya, yang terkenal dengan sebutan Smada, meru-
pakan sekolah yang memiliki akreditasi A yang telah ditetapkan sejak 28 No-
vember 2008. Sekolah ini memiliki 72 orang staf pengajar dan 1003 pelajar
yang terbagi dalam 28 ruang kelas. Distribusi ruang kelas terdiri dari 8 kelas
X IPA, 2 kelas X IPS, 7 kelas XI IPA, 2 kelas XI IPS, 7 kelas XII IPA, dan 2
kelas XII IPS.
Berbagai fasilitas dimiliki SMAN 2 Surabaya untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar serta ekstrakurikuler. Fasilitas tersebut antara lain
lapangan olah raga, laboratorium (biologi, fisika, kimia, komputer, bahasa,
dan IPS), dan aula. Terdapat banyak ekstrakurikuler yang disediakan di
Smada misalnya PMR (Palang Merah Remaja), Pramuka, ekstrakurikuler
olahraga, taekwondo, bahasa (Inggris dan Jepang), dan lain-lain.
24
25
B. Karakterisitik Responden
Besar sampel adalah 30 orang yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan
13 siswa perempuan yang mewakili siswa kelas XI SMAN 2 Surabaya den-
gan rentang umur 15-17 tahun. Umur yang paling banyak adalah 16 tahun se-
banyak 93,3% dan paling sedikit adalah 15 tahun dan 17 tahun masing-mas-
ing 3,3% siswa (Tabel V.2)
Tabel V.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin di SMAN 2 Surabaya
No. Karakteristik Jumlah Persentase
1 Jenis Kelamin
Laki-laki 17 56.7%
Perempuan 13 43.3%
Total 30 100.0%
Sumber : Hasil Survei 2013
Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur di SMAN 2 Surabaya
No. Karakteristik Jumlah Persentase
1 Umur
15 tahun 1 3.3%
16 tahun 28 93.3%
17 tahun 1 3.3%
Total 30 100.0%
Sumber : Hasil Survei 2013
Responden yang berjumlah 30 orang dibagi menjadi dua kategori berat
badan berdasarkan IMT untuk umur menurut CDC 2000. Kategori non-obesi-
tas merupakan kelompok yang memiliki persentil kurang dari 95, sedangkan
kategori obesitas adalah kelompok dengan persentil lebih dari 95. Hampir
26
seluruh responden termasuk dalam kategori non obesitas yaitu sebanyak 80%.
Sisanya sejumlah 20% termasuk dalam kategori BB berlebih dan obesitas.
Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Berat Badan di
SMAN 2 Surabaya
No
.Klasifikasi BB Jumlah Persentase
1 Non Obesitas 24 80%
2 BB Berlebih/Obesitas 6 20%
Total 30 100.0%
Sumber : Hasil Survei 2013
Variabel bebas yang diteliti terdiri dari pola makan dan aktivitas fisik.
Pola makan responden dilihat dari frekuensi makan. Frekuensi makan respon-
den digolongkan berdasarkan frekuensi konsumsi makanan pokok, makanan
ringan, dan makanan cepat saji. Berdasarkan frekuensi makanan, ditentukan
apakah pola makan kurang baik/baik atau berlebihan.
Aktivitas fisik responden dilihat dari jumlah responden berolahraga
dalam satu minggu dan kegiatan yang dilakukan lebih dari dua kali dalam
seminggu. Aktivitas fisik digolongkan menjadi aktivitas ringan dan sedang/
berat.
Tabel V.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pola Makan di
SMAN 2 Surabaya
No Pola Makan Jumlah Persentase
1 Kurang baik/Baik 28 93.3%
2 Berlebihan 2 6.7%
Total 30 100.0%
Sumber : Hasil Survei 2013
27
Tabel V.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Aktivitas Fisik di
SMAN 2 Surabaya
No Variabel Bebas Jumlah Persentase
1 Ringan 18 60.0%
2 Sedang/Berat 12 40%
Total 30 100.0%
Sumber : Hasil Survei 2013
Pada tabel V.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki
pola makan yang kurang baik dan baik, yaitu sebanyak 93,3%. Aktivitas fisik
yang dilakukan responden kebanyakan adalah aktivitas ringan pada 18 orang
(tabel V.5).
Tabel V.6 Distribusi Frekuensi Responden menurut Alat Transportasi yang Digunakan ke Sekolah
NoAlat Transportasi yang Digunakan
ke SekolahJumlah Persentase
1 Mobil (antar jemput maupun mengendarai
sendiri)
10 33,3%
2 Motor 20 66,7%
3 Kendaraan umum 0 0
4 Jalan kaki 0 0
5 Ikut kendaraan teman 0 0
Total 30 100%
Sumber : Hasil Survei 2013
Responden yang pergi ke sekolah dengan mengendarai mobil, baik
mobil antarjemput maupun mobil pribadi, sebanyak 33,3% sedangkan yang
mengendarai sepeda motor sebanyak 66,7% (tabel V.6). Adanya transportasi
yang praktis ini menyebabkan aktivitas fisik siswa berkurang.
28
Tabel V.7 Distribusi Frekuensi Responden menurut Jumlah Uang Saku per Bulan
No Jumlah Uang Saku per Bulan Jumlah Persentase
1 > Rp 1.000.000,- 3 10%
2 > Rp 500.000,- sampai Rp 1.000.000,- 12 40%
3 Rp 300.000 sampai Rp 500.000.- 15 50%
4 < Rp 300.000,- 0 0
Total 30 100%
Sumber : Hasil Survei 2013
Tabel V.8 Distribusi Frekuensi Responden menurut Jumlah Mobil Prib-adi
No Jumlah Mobil Pribadi Jumlah Persentase1 > 3 buah 1 3.3%
2 3 buah 5 16.7%
3 2 buah 11 36.7%
4 1 buah 10 33.3%
5 Tidak memiliki mobil pribadi di rumah 3 10.0%
Total 30 100%
Sumber : Hasil Survei 2013
Berdasarkan tabel V.7, sebagian responden (50%) memiliki jumlah
uang saku Rp 300.000,- sampai Rp 500.000,-. Sisanya sebanyak 40% dengan
uang saku lebih dari Rp 500.000,- sampai Rp 1.000.000,- dan sebanyak 10%
dengan uang saku lebih dari Rp.1.000.000,-.
Dari jumlah mobil pribadi, didapatkan mayoritas responden memiliki
mobil pribadi : lebih dari tiga mobil sebanyak 3,3%, tiga mobil sebanyak
16m7%, dua mobil sebanyak 35,7%, dan satu mobil sebanyak 33,3%. Hanya
10% dari responden yang tidak memiliki mobil pribadi di rumah (tabel V.8).
29
Tabel V.9 Distribusi Frekuensi Responden menurut Jumlah HandphoneNo Jumlah Handphone Jumlah Persentase
1 > 3 buah 0 0
2 3 buah 2 6.7%
3 2 buah 8 26.7%
4 1 buah 20 66.7%
5 Tidak memiliki HP 0 0
Total 30 100%
Sumber : Hasil Survei 2013
Tabel V.10 Distribusi Frekuensi Responden menurut Jumlah Gadget yang Dimiliki
No Jumlah Gadget yang Dimiliki Jumlah Persentase
1 > 2 buah 4 13.3%
2 2 buah 6 20.0%
3 1 buah 14 46.7%
4 Tidak memiliki gadget 6 20.0%
Total 30 100%
Sumber : Hasil Survei 2013
Dapat dilihat pada tabel V.8, semua responden memiliki handphone
(100%). Tidak didapatkan responden yang memiliki jumlah handphone lebih
dari tiga maupun yang tidak memiliki handphone (0%). Jumlah handphone
yang paling banyak dimiliki responden adalah satu handphone (66,7%).
Gadget yang dimaksud berupa tablet, iPod atau game player. Respon-
den yang memiliki gadget sebanyak 80% yang terbagi menjadi 13,3% dengan
lebih dari dua gadget, 20% dengan dua gadget, dan 46,7% dengan satu gad-
get. Sedangkan responden yang tidak memiliki gadget sebanyak 20% dari
jumlah responden (tabel V.9).
30
C. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisa univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi pola
makan dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas di SMAN 2 Surabaya.
Tabel V.11 Tabel Silang Pola Makan dengan Kejadian Obesitas di
SMAN 2 Surabaya
Obesitas
TotalNon Obesitas
BB Berlebih/Obesitas
Pola makan
Kurang baik/Baik
Count 22 6 28
% within Pola makan 78.6% 21.4% 100.0%
Berlebihan Count 2 0 2
% within Pola makan 100.0% .0% 100.0%
Total Count 24 6 30
% within Pola makan 80.0% 20.0% 100.0%
Sumber : Hasil Analisis SPSS
Sebanyak 78,6% dari responden dengan pola makan kurang baik/
baik termasuk dalam kategori non obesitas. Hanya 21,4% dengan pola
makan kurang baik/baik yang mengalami obesitas. Sedangkan untuk kate-
gori pola makan yang berlebihan, tidak ada orang yang termasuk dalam
kategori obesitas (Tabel V.6).
Tabel V.12 Tabel Silang Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas di SMAN 2 Surabaya
Obesitas
TotalNon
Obesitas
BB Berlebih/Obesitas
Aktivitas
Fisik
Ringan Count 13 5 18
% within Aktivitas Fisik 72.2% 27.8% 100.0%
Sedang/ Berat
Count 11 1 12
% within Aktivitas Fisik 91.7% 8.3% 100.0%
Total Count 24 6 30
% within Aktivitas Fisik 80.0% 20.0% 100.0%
31
Sumber : Hasil Analisis SPSS
Sebanyak 72,2% yang non obesitas mempunyai aktivitas fisik yang
ringan dan 27,8% dengan aktivitas ringan yang mengalami obesitas. Untuk
aktivitas fisik sedang/berat, didapatkan 91,7% yang tidak obesitas dan
hanya 8,3% yang mengalami BB berlebih/obesitas.
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh pola makan dan
aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas. Analisis bivariat pada penelitian
ini menggunakan uji statistik Chi square. Untuk menentukan apakah
hipotesis diterima atau ditolak, uji statistik Chi square menggunakan prob-
abilitas (p) atau nilai signifikansi sebesar 0,05.
a. Pengaruh Pola Makan terhadap Kejadian Obesitas
Tabel V.13 Hasil Analisis Pola Makan dan Obesitas di SMAN 2 Surabaya dengan SPSS
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .536a 1 .464
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .928 1 .335
Fisher's Exact Test 1.000 .634
Linear-by-Linear Association .518 1 .472
N of Valid Cases 30
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .40.
b. Computed only for a 2x2 table
Hipotesis :
32
H0 : Tidak ada pengaruh pola makan terhadap kejadian obesitas.
H1 : Ada pengaruh pola makan terhadap kejadian obesitas.
Batasan :
p > 0,05 H0 diterima
p < 0,05 H0 ditolak
Analisis data tidak menggunakan Pearson Chi Square karena terdapat 2
sel (50%) yang nilainya < 5. Nilai probabilitas dilihat pada Fisher’s e-
xact test.
Hasil :
p = 1,0 1,0 > 0,05 H0 diterima
Kesimpulan :
Tidak ada pengaruh pola makan terhadap kejadian obesitas.
b. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Obesitas
Tabel V.14 Hasil Analisis Aktivitas Fisik dan Obesitas di SMAN 2 Surabaya dengan SPSS
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.701a 1 .192
Continuity Correctionb .703 1 .402
Likelihood Ratio 1.870 1 .172
Fisher's Exact Test .358 .204
Linear-by-Linear Association 1.645 1 .200
N of Valid Cases 30
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.40.
b. Computed only for a 2x2 table
Hipotesis :
H0 : Tidak ada pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas.
H1 : Ada pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas.
33
Batasan :
p > 0,05 H0 diterima
p < 0,05 H0 ditolak
Analisis data tidak menggunakan Pearson Chi Square karena terdapat 2
sel (50%) yang nilainya < 5. Nilai probabilitas dilihat pada Fisher’s ex-
act test.
Hasil :
p = 0,358 0,358 > 0,05 H0 diterima
Kesimpulan :
Tidak ada pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas.