Bab IV Study Kasus

35
BAB IV PEMBAHASAN Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S usia 22 tahun di Dusun Cisalam Desa Ciberung tahun 2011, penulis ingin membandingkan antara teori dengan fakta yang ada selama melakukan asuhan kebidanan kepada Ny.S, hal tersebut akan tercantum dalam pembahasan sebagai berikut. 1.1 Ante Natal Care (ANC) 1.1.1 Kunjungan Ante Natal Care I Ny. S usia 22 tahun G 1 P 0 A 0 gravida 36-37 minggu, datang ke Bidan Praktek Swasta (BPS) Ny Leny ingin memeriksakan kehamilannya, ibu mengaku telah memeriksakan kehamilannya 5 kali ke Posyandu, hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Saeffudin (2002:90) yaitu interval kunjungan pada ibu hamil setiap 4 minggu sekali sampai minggu ke 28 kemudian 2-3 minggu sekali sampai minggu ke 36 dan sesudahnya setiap 142

Transcript of Bab IV Study Kasus

Page 1: Bab IV Study Kasus

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S usia

22 tahun di Dusun Cisalam Desa Ciberung tahun 2011, penulis ingin

membandingkan antara teori dengan fakta yang ada selama melakukan asuhan

kebidanan kepada Ny.S, hal tersebut akan tercantum dalam pembahasan sebagai

berikut.

1.1 Ante Natal Care (ANC)

1.1.1 Kunjungan Ante Natal Care I

Ny. S usia 22 tahun G1P0A0 gravida 36-37 minggu, datang ke Bidan

Praktek Swasta (BPS) Ny Leny ingin memeriksakan kehamilannya, ibu

mengaku telah memeriksakan kehamilannya 5 kali ke Posyandu, hal ini

sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Saeffudin (2002:90) yaitu

interval kunjungan pada ibu hamil setiap 4 minggu sekali sampai minggu

ke 28 kemudian 2-3 minggu sekali sampai minggu ke 36 dan sesudahnya

setiap minggu, selain itu ada kaitannya dengan tingkat pendidikan dan

pengetahuan serta kesadaran klien akan pentingnya pemeriksaan

kehamilan secara rutin dan teratur, juga peran serta petugas kesehatan

dalam memberikan informasi dan konseling.

Penulis melakukan pemeriksaan standar pelayanan minimal, yaitu

menimbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi

fundus uteri, memberikan tablet tambah darah (Fe), mengukur

142

Page 2: Bab IV Study Kasus

143

tinggibadan, temu wicara dalam rangka persiapan rujukan, mengukur

status gizi, P4K dan presentasi janin. Berdasarkan teori yang

dikemukakan oleh Ilham (2008) bahwa pada kunjungan ante natal harus

memenuhi pelayanan antenatal integrasi, yaitu:

1. Timbang berat badan

2. Ukur tekanan darah

3. Ukur tinggi fundus uteri

4. Nilai status imunisasi TT dan berikan bila perlu

5. Berikan tablet Fe (tambah darah)

6. Ukur tinggi badan

7. Temu wicara

8. Tes laboratorium, meliputi tes golongan darah, Hb, protein urin, gula

darah puasa, thalasemia, sifilis, HbsAg.

9. Status gizi

10. P4K (Program Perencanaan Persalinan Pencegahan Komplikasi)

11. Presentasi janin

Ada kesenjangan antara teori dan praktek, karena tes laboratorium

diantaranya thalasemia, sifilis dan HbsAg tidak dilakukan karena hasil

anamnesa dan pemeriksaan fisik tidak ada hal yang mendukung untuk

dilakukan pemeriksaan tersebut.

Ibu mengaku telah mendapatkan suntik TT 2 kali, TT yang

pertama diberikan ketika umur kehamilan 3 bulan dan TT yang kedua

ketika umur kehamilan 4 bulan. Hal ini sesuai dengan teori Yulaikha

Page 3: Bab IV Study Kasus

144

(2009:59) yaitu imunisasi dilakukan pada trimester I dan II pada umur

kehamilan 3 dan 4 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Dilakukan

penyuntikan secara IM dengan dosis 0,5 ml

Hasil dari pemeriksaan adalah ibu tidak ada keluhan yang berat

tapi akhir-akhir ini ibu mengaku sering BAK, kondisi tersebut merupakan

ketidaknyamanan yang normal sesuai dengan teori yang dikemukakan

oleh Varney (2007:538) bahwa frekuensi berkemih pada trimester III

paling sering dialami oleh primigravida setelah lightening terjadi. Efek

lightening adalah bagian presentasi akan menurun masuk ke dalam

panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih.

Ibu telah mendapatkan obat tambah darah dari bidan sebanyak 90 tablet,

hal ini sesuai dengan asuhan standar minimal yang termasuk “10T” yaitu

pemberian Tablet zat besi, minum 90 tablet selama kehamilan

(Prawirohardjo, 2006).

Pemeriksaan tanda-tanda vital tidak ditemukan kelainan semuanya

dalam batas normal yaitu, tensi 110/80 mmHg, nadi 88x/menit, respirasi

24x/menit, suhu 36,50C. berat badan sebelum hamil 48 kg dan sekarang

56 kg sehingga selama kehamilan mengalami kenaikan berat badan 8 kg.

hal tersebut dalam batas normal sesuai denga teori yang diungkapkan

oleh Prawirohardjo (2005:161) di karenakan penambahan besar nya

bayi,plasenta dan penambahan volume cairan tubuh ibu dan bayi

terutama cairan air ketuban.

Page 4: Bab IV Study Kasus

145

Palpasi abdomen TFU 29 cm teraba bokong, punggung kanan dan

bagian terbawah teraba bulat keras (presentasi kepala), kepala sudah

masuk PAP sejauh 4/5, auskultasi 138x/menit. Dilakukan pemeriksaan

laboratorium dengan hasil Hb 11 gr%, hasil pemeriksaan laboratorium

ibu tidak anemia karena anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu

dengan kadar haemoglobin kurang dari 11gr% pada trimester I dan III

atau kadar haemoglobin kurang dari 10,5gr% pada trimester II

(Prawirohardjo, 2006:281).

Ny. S usia 22 tahun G1P0A0, gravida 37-38 minggu janin tunggal

hidup intra uterin letak memanjang fisiologis. Dalam kasus ini usia ibu

masih merupakan usia produktif atau usia yang dianjurkan untuk

mempunyai anak yaitu usia 20-35 tahun.

Dilakukan promosi kesehatan tentang tanda-tanda bahaya

kehamilan trimester III dan perawatan payudara serta menganjurkan

untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian, hal tersebut

sesuai dengan teori dalam buku Asuhan Persalinan Normal (2008)

tentang kebutuhan ibu hamil pada trimester III.

1.1.2 Kunjungan Ante Natal Care II

Pada tanggal 03 Maret 2011 saat usia kehamilannya 38-39 minggu

ibu melakukan kunjungan ulang. Hal ini sesuai dengan teori yang

diungkapkan oleh Saeffudin (2002:90) yaitu interval kunjungan pada ibu

hamil setiap 4 minggu sekali sampai minggu ke 28 kemudian setiap 2-3

minggu sekali sampai minggu ke 36 dan sesudahnya setiap minggu.

Page 5: Bab IV Study Kasus

146

Ibu mengeluh sering BAK terutama di malam hari, kondisi

tersebut merupakan ketidaknyamanan yang normal sesuai dengan teori

yang dikemukakan oleh Varney (2007:538) bahwa frekuensi berkemih

pada trimester III paling sering dialami oleh primigravida setelah

lightening terjadi. Efek lightening adalah bagian presentasi akan menurun

masuk ke dalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada

kandung kemih.

Pemeriksaan tanda-tanda vital tidak ditemukan kelainan semuanya

dalam batas normal yaitu, tensi 110/70 mmHg, nadi 84 x/menit, respirasi

24x/menit, suhu 36,5 0C. palpasi abdomen TFU 29 cm teraba bokong,

punggung kanan dan bagian terbawah teraba bulat keras (presentasi

kepala) kepala sudah masuk PAP sejauh 3/5, auskultasi 134x/menit.

Dilakukan promosi kesehatan tentang tanda-tanda persalinan, personal

hygiene, persiapan persalinan dan tindakan yang harus dilakukan oleh

keluarga dalam menghadapi kegawatdaruratan serta menganjurkan ibu

untuk melakukan kunjungan 1 minggu kemudian, hal tersebut sesuai

dengan teori dalam buku Asuhan Persalinan Normal (2008) tentang

kebutuhan ibu hamil pada trimester III dalam menghadapi persalinan.

1.2 Intra Natal Care (INC)

1.2.1 Kala I Fase Aktif

Ibu datang ke rumah bidan pada tanggal 03-04-2011 jam 09.30 WIB

mengaku mules dan keluar lendir bercampur darah dari vagina sejak jam

Page 6: Bab IV Study Kasus

147

05.00 WIB, usia kehamilannya 38-39 minggu, kondisi tersebut

merupakan tanda-tanda persalinan dan usia kehamilannya sudah

termasuk aterm untuk melahirkan sesuai dengan teori yang dikemukakan

Prawirohardjo (2006:100) yaitu usia kehamilan cukup bulan adalah 37-

42 minggu.

Pemeriksaan tanda-tanda vital tidak ditemukan kelainan semuanya

dalam batas normal yaitu, tensi 120/90 mmHg, nadi 88 x/menit, respirasi

20 x/menit, suhu 36,50C, his bertambah kuat dan sering 4x dalam 10

menit dan kekuatannya 30 detik, DJJ 136x/menit, kandung kemih

kosong. Pada pemeriksaan abdomen menunjukan hasil yang normal yaitu

teraba punggung di sebelah kanan, bagian terbawah adalah kepala dan

penurunan 3/5.

Pemeriksaan dalam tidak ditemukan kelainan, vulva dan vagina tidak ada

kelainan, portio lunak tipis, pembukaan 5 cm, ketuban utuh, presentasi

kepala, teraba sutura, ubun-ubun kecil kiri depan, tidak ada molage dan

jam 10.30 WIB pembukaan lengkap.

Lamanya persalinan pada kala I dari pembukaan 3 cm sampai 10 cm

adalah selama 1 jam 30 menit, hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Prawirohardjo (2006:100), bahwa pada primipara

lamanya kala I kurang dari 12 jam.

1.2.2 Kala II

Jam 12.30 WIB ibu mengatakan mulesnya semakin kuat, dari

jalan lahir keluar air bercampur darah dan seperti ada yang mau keluar,

Page 7: Bab IV Study Kasus

148

serta terlihat vulva, vagina dan spingter ani membuka, kemudian

dilakukan pemeriksaan dalam didapat hasil portio sudah tidak teraba,

pembukaan lengkap, teraba kepala, kondisi tersebut merupakan tanda-

tanda kala II sesuai dengan teori yang tercantum dalam buku Asuhan

Persalinan Normal (2008).

Pemeriksaan tanda-tanda vital tidak ditemukan adanya kelainan

semuanya dalam batas normal yaitu, tensi 110/70 mmHg, nadi

80x/menit, respirasi 21x/menit, suhu 36,80C, his bertambah kuat dan

sering 5x dalam 10 menit dan kekuatannya 45 detik, DJJ 140 x/menit,

kandung kemih kosong. Pada pemeriksaan abdomen menunjukan hasil

yang normal yaitu teraba punggung di sebelah kiri, bagian terbawah

adalah kepala dan penurunan 0/5, kontraksi uterus 5x dalam 10 menit

denga frekuensi 45 detik, secara keseluruhan kondisi ibu dalam keadaan

normal.

Mengajarkan cara ibu mengedan yang baik, ibu dapat mengedan

dengan baik sehingga jam 13.15 WIB bayi lahir spontan, segera

menangis, jenis kelamin perempuan, berat badan 3400 gram, panjang

badan 49 cm, langsung dilakukan IMD pada bayi, hal tersebut sesuai

dengan anjuran dalam buku Asuhan Persalinan Normal (2008) tentang

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebagai kontak awal antara bayi dan

ibunya.

Terdapat luka laserasi pada jalan lahir derajat II dilakukan

penjahitan. Pada Kasus ini kala II berlangsung selama 45 menit, hal ini

Page 8: Bab IV Study Kasus

149

sesuai dengan acuan APN dan teori dalam buku Prawirohardjo bahwa

pada primipara kala II berlangsung kurang dari 2 jam.

1.2.3 Kala III

Jam 13.20 WIB ibu mengatakan merasa senang bayinya sudah lahir

dan perutnya terasa mules kembali, hal tersebut merupakan tanda bahwa

plasenta akan segera lahir, ibu dianjurkan untuk tidak mengedan untuk

menghindari terjadinya inversio uteri.

Segera setelah lahir ibu diberikan suntikan oksitosin 10 unit secara

IM di 1/3 paha kanan atas, terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu

uterus membundar, tali pusat memanjang, terdapat semburan darah dari

vagina ibu, kontraksi uterus baik dan kandung kemih kosong, kemudian

dilakukan penegangan tali pusat terkendali yaitu tangan kiri menekan

uterus secara dorsokranial dan tangan kanan menegangkan tali pusat dan

5 menit kemudian plasenta lahir lengkap. Setelah plasenta lahir uterus

ibu di massase selama 15 detik uterus berkontraksi dengan baik.

Tindakan tersebut sudah sesuai dengan teori manajemen aktif kala III

yang dianjurkan dalam buku APN (2008).

Pada kala III pelepasan plasenta dan pengeluaran plasenta

berlangsung ± 5 menit dengan jumlah perdarahan ± 100 cc, kondisi

tersebutnormal sesuai dengan teori Prawirohardjo (2006:101) bahwa kala

III berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan perdarahan yang normal

yaitu perdarahan yang tidak melebihi 500 ml.

Page 9: Bab IV Study Kasus

150

1.2.4 Kala IV

Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules, namun kondisi

tersebut merupakan kondisi yang normal karena rasa mules tersebut

timbul akibat dari kontraksi uterus.

Dilakukan pemantauan dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam

pertama post partum, kala IV berjalan normal yaitu tensi 110/80 mmHg,

nadi 80 x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 36,50C, kontraksi uterus baik,

TFU 2 jari di bawah pusat, kandung kemih kosong, perdarahan ± 70 cc.

hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Prawirohardjo (2006:101)

bahwa kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum.

Ibu dan keluarga diajarkan menilai kontraksi dan massase uterus

untuk mencegah terjadinya perdarahan yang timbul akibat dari uterus

yang lembek dan tidak berkontraksi yang akan menyebabkan atonia uteri.

Hal tersebut sesuai dengan teori dalam buku Asuhan Kebidanan pada

Masa Nifas (Saleha, 2009:84) tentang kebutuhan ibu pada masa nifas.

Penilaian kemajuan persalinan pada partograf tidak melewati garis

waspada. Pada kasus ini ibu termasuk ibu bersalin normal karena

persalinan merupakan proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban

keluar dari uterus ibu secara pervaginam dengan kekuatan ibu sendiri,

persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan

cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (APN,

2007:37). Asuhan kebidanan persalinan pada Ny. S pada dasarnya tidak

ada kesenjangan antara teori dan fakta yang ada.

Page 10: Bab IV Study Kasus

151

1.3 Post Natal Care

1.3.1 2 Jam Post Partum

Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan masih lelah

namun kondisi tersebut merupakan kondisi yang normal karena mules

tersebut timbul akibat dari kontraksi uterus dan rasa lelah tersebut akibat

dari proses persalinan.

Pemeriksaan 2 jam post partum tidak ditemukan adanya kelainan,

keadaan umum ibu baik, tensi 110/70 mmHg, nadi 84x/menit, respirasi

23x/menit, suhu 370C, ASI sudah keluar, kontraksi baik, TFU 2 jari di

bawah pusat, sesuai dengan teori yang dikemukakan dalam buku Acuan

Nasional Maternal dan Neonatal (Saeffudin, 2006) bahwa setelah bayi

dan plasenta lahir tingggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat, kandung

kencing kosong, perdarahan ± 60 cc dengan bau khas, terjadi laserasi

deraja II dan telah dilakukan penjahitan dan tidak terjadi atonia uteri.

Pada pemeriksaan 2 jam post partum dilakukan promosi kesehatan

tentang tanda-tanda bahaya nifas, manfaat kolostrum dan ASI serta teknik

menyusui.

1.3.2 6 jam Post Partum

Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan masih lelah

namun kondisi tersebut merupakan kondisi yang normal karena mules

tersebut timbul akibat dari kontraksi uterus yang sedang mengalami

involusi dan rasa lelah akibat dari proses persalinan.

Page 11: Bab IV Study Kasus

152

Pemeriksaan 2 jam post partum tidak ditemukan adanya kelainan,

keadaan umum ibu baik, tensi 110/70 mmHg, nadi 84x/menit, respirasi

23x/menit, suhu 370C, ASI sudah keluar, kontraksi baik, TFU 2 jari di

bawah pusat, kontraksi uterus baik, konsisitensi keras sehingga tidak

terjadi atonia uteri, darah yang keluar ± 40 cc dan tidak ada tanda-tanda

infeksi, ASI sudah keluar banyak, ibu sudah mulai turun dari tempat

tidur, sudah mau makan dan minum dan sudah BAK, hal tersebut

merupakan salah satu bentuk mobilisasi ibu nifas untuk mempercepat

involusi uterus.

Dilakukan promosi kesehatan tentang personal hygiene, nutrisi

masa nifas, cara mencegah dan mendeteksi perdarahan masa nifas karena

atonia uteri serta memberikan ibu tablet Fe selama masa nifas dan tablet

vitamin A 200.000 unit sesuai teori yang diungkapkan oleh Saeffudin

(2006:123) tentang perawatan lanjutan pada 6 jam post partum.

1.3.3 2 Hari Post Partum

Ibu mengatakan kadang-kadang perut masih terasa mules, hal

tersebut merupakan kondisi yang normal karena merupakan proses

involusi uterus, darah masih keluar sedikit, warna merah tua, tidur malam

sering terjaga, ibu kurang istirahat namun kondisi tersebut wajar karena

pada minggu pertama post partum ibu akan mengalami kurang istirahat

karena tidurnya sering terjaga untuk menyusi bayinya terutama di siang

hari, ASI sudah banyak keluar, BAK dan BAB lancar.

Page 12: Bab IV Study Kasus

153

Pemeriksaan 2 jam post partum tidak ditemukan hal yang

membahayakan bagi ibu dan bayinya, keadaan umum ibu baik, tensi

110/80 mmHg, nadi 84 x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 360C, TFU 3

jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, konsisitensi keras, hal tersebut

merupakan tanda bahwa proses uterus involusi uterus berlangsung dengan

baik sesuai dengan teori dalam buku Acuan Nasional Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal (Saffudin, 2006) bahwa tinggi fundus

uteri pada 1 minggu post partum berada pada pertengahan pusat dan

symfisis pubis dan beratnya 750 gram, lochea rubra dengan bau khas

warna merah, jumlah ± 20 cc, tidak ada tanda infeksi.

Dilakukam promosi kesehatan sesuai dengan kebutuhan 2 hari post

partum yaitu tentang kebutuhan istirahat masa nifas ASI eksklusif dan

perawatan tali pusat.

1.3.4 6 Hari Post Partum

Ibu mengatakan darah masih keluar, warna merah kekuningan,

namun hal tersebut normal karena menurut teori dalam buku Asuhan

Kebidanan pada Masa Nifas (Saleha, 2009:56) bahwa pada 6 hari post

partum terjadi pengeluaran darah dari vagina ibu yang berwarna merah

kekuningan yang disebut lochea sanguilenta, perut kadang-kadang terasa

mules, hal tersebut karena sedang berlangsungnya proses involusi uterus,

BAK dan BAB lancar, ASI keluar banyak, proses menyusuiberjalan

lancar, pola makan menu seimbang sesuai anjuran, istirahat cukup.

Page 13: Bab IV Study Kasus

154

Pemeriksaan 6 hari post partum berjalan normal, keadaan ibu baik,

tensi 110/70 mmHg, nadi 84 x/menit, respirasi 24 x/menit, suhu 36,50C,

TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, konsisitensi keras, hal

tersebut merupakan tanda bahwa proses involusi uterus berlangsung

dengan baik sesuai dengan teori dalam buku Asuhan Kebidanan pada

Masa Nifas (Saleha, 2009:55) bahwa tinggi fundus uteri pada 1 minggu

post partum berada pada pertengahan pusat dan symfisis pubis dan

beratnya 750 gram, lochea sanguinolenta berwarna merah kuning, bau

khas, jumlah 15 cc dan tidak ada tanda infeksi.

Dilakukan promosi kesehatan sesuai dengan kebutuhan 6 hari post

partum yaitu tentang senam nifas dan hubungan seksualitas pasca

melahirkan, hal ini sesuai dengan teori dalam buku Asuhan Kebidanan

pada Masa Nifas (Saleha, 2009) tentang perawatan lanjutan ibu nifas pada

6 hari post partum.

1.3.5 2 Minggu Post Partum

Ibu merasa senang karena sudah merasa cukup mampu merawat

bayinya sendiri, apa yang tercantum dalam buku Asuhan Kebidanan pada

Masa Nifas (Saleha, 2009:64) adalah benar bahwa setelah hari ke 10

pasca melahirkan ibu sudah mulai belajar dan sudah mulai mampu untuk

merawat bayinya sendiri, pengeluaran pervaginam warna putih

kekuningan, seperti yang diungkapkan oleh Kusmiati (2007:8) bahwa

pada hari ke 7-14 pasca salin cairan tidak berdarah lagi dan berwarna

kuning yang dinamakan lochea serosa, tidak ada gatal, bau biasa, pola

Page 14: Bab IV Study Kasus

155

makan sesuai anjuran dengan menu seimbang, BAK dan BAK lancar,

istirahat cukup dan ASI keluar banyak.

Pemeriksaan 2 minggu post partum tidak ditemukan kelainan,

keadaan umum ibu baik, tensi 110/80 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi

24x/menit, suhu 360C, kandung kemih kosong, uterus sudah tidak teraba,

seperti yang tercantum dalam buku Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas

(Muchtar, 2002:115) bahwa pada 2 minggu pasca melahirkan uterus tidak

teraba di atas symfisis.

Dilakukan promosi kesehatan tentang imunisasi bayi baru lahit

sampai 9 bulan sesuai dengan anjuran dari pemerintah.

1.3.6 6 Minggu Post Partum

Ibu sudah dapat beraktifitas seperti biasa, karena menurut teori 6

minggu pasca melahirkan semua alat-alat kandungan sudah pulih kembali

sehingga ibu sudah tidak takut lagi untuk beraktifitas seperti biasa,

pengeluaran pervaginam sudah tidak ada hanya cairan berwarna putih

dengan bau khas, sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kusmahati

(2007:8) bahwa pada 6 minggu post partum pengeluaran pervaginam

hanya cairan yang berwarna putih yang disebut dengan loche alba, ASI

keluar banyak, menyusi berjalan lancar, BAK dan BAB tidak ada

masalah, ibu ingin ber KB namun masih bingung untuk memilih KB yang

cocok untuk dirinya.

Pemeriksaan 2 minggu post partum tidak ditemukan kelainan,

keadaan umum ibu baik, tensi 110/70 mmHg, nadi 86 x/menit, respirasi

Page 15: Bab IV Study Kasus

156

20 x/menit, suhu 360C, kandung kemih kosong, uterus sudah tidak teraba,

seperti yang tercantum dalam buku Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas

(Muchtar, 2002:115) bahwa pada 6 minggu pasca melahirkan uterus

sudah kembali kekeadaan normal namun belum seperti sebelum hamil

dan tidak ada tanda infeksi.

Dilakukan promosi kesehatan tentang KB, ibu memilih KB suntik

3 bulan. Konseling KB tersebut bertujuan agar ibu dapat mengatur jarak

kelahiran anak sesuai dengan anjuran dari BKKBN bahwa jarak kelahiran

minimal yaitu 2 tahun.

Tabel 2.4 Tinggi Fundus Uterus dan Berat Uterus Menurut Masa involusio

Involusio Tinggi tanda uterus Berat uterus

Baru lahir Sepusat 1000 gramUri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram1 minggu Pertengahan sympisis pusat 500 gram2 minggu tidak teraba diatas simpisis 350 gram

6 minggu Bertambah kecil 50 gram

8 minggu Sebesar normal 30 gramSumber : Mochtar (2002 : 115)

Lochia1. Lochia rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput

ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium,

selama 2 hari selama persalinan.

2. Lochia sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari

ke 3-7 pasca persalinan.

3. Lochia serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, terjadi

hari ke 7-14 pasca persalinan.

Page 16: Bab IV Study Kasus

157

4. Lochia alba : cairan putih, setelah 2 minggu.

1.4 Bayi Baru Lahir (BBL)

1.4.1 Asuhan Bayi Baru Lahir

Pada kasus bayi Ny. S didapatkan bayi normal lahir spontan jam

13.15 WIB, langsung menangis, warna kulit kemerahan, gerakan aktif,

jenis kelamin laki-laki. Segera setelah bayi lahir, penulis meletakan bayi

di atas kain bersih dan kering yang disiapkan di atas perut, kemudian

segera melakukan penilaian awal dan hasilnya normal. Hal ini sesuai

dengan teori Standar Pelayanan Kebidanan IBI (2006:60), bahwa asuhan

segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi

setelah bayi tersebut lahir selama jam pertama kelahiran. Sebagian besar

bayi baru lahir akan menunjukan usaha pernafasan spontan dengan sedikit

bantuan, penting diperhatikan dalam memberikan asuhan segera, yaitu

menjaga bayi agar tetap kering dan hangat, segera melakukan kontak kulit

bayi dan kulit ibunya.

Asuhan yang diberikan pada jam pertama kelahiran bayi Ny. S

yang dilakukan adalah membersihkan jalan nafas, menjaga agar bayi

tetap hangat, perawatan tali pusat, pemberian ASI dini dan eksklusif,

memberikan suntikan vitamin K, memberikan salep mata, pemberian

imunisasi hepatitis B dan merujuk segera bayi apabila dalam 24 jam

pertama tidak bisa buang air kecil atau buang air besar. Sesuai teori yang

ada pada Standar Pelayanan Kebidanan IBI (2006:60).

Page 17: Bab IV Study Kasus

158

1.4.2 2 Jam Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir 2 jam, bayi menangis kuat, menyusu dengan

hisapan kuat dan aktif hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Helen (2003) bahwa pada setiap bayi normal yang matur akan berupaya

untuk menghisaop setiap benda yang menyentuh bibirnya.

Setelah dilakukan pengkajian sampai dengan evaluasi asuhan bayi

baru lahir mulai dari segera setelah bayi lahir sampai dengan 2 jam

setelah persalinan, maka penulis membahas tentang asuhan yang

diberikan pada bayi Ny. S, diantaranya melakukan pemeriksaan keadaan

umum bayi didapatkan bayi menangis kuat, aktif, kulit dan bibir

kemerahan. Antropometri didapatkan hasil berat badan bayi 3400 gr,

kondisi berat badan bayi termasuk normal karena berat badan bayi yang

normal menurut teori yaitu 2500-4000 gr, panjang bayi 49 cm, keadaan

ini juga normal karena panjang badan bayi normal yaitu 45-53 cm, suhu

36,50C, bayi juga tidak mengalami hipotermia karena suhu tubuh bayi

yang normal yaitu 36,5-37,5oC, pernafasan 40 x/menit, kondisi bayi

tersebut juga noramal, karena pernafasan bayi yang normal yaitu 40-

60x/menit, bunyi jantung 140 x/menit, bunyi jantung yang normal yaitu

120-140x/menit, lingkar kepala 33 cm, kondisi tersebut normal karena

lingkar kepala yang normal yaitu 33-35 cm, lingkar dada 34 cm, lingkar

dada yang normal yaitu 30-38 cm, warna kulit kemerahan, refleks hisap

baik, bayi telah diberikan ASI, tidak ada tanda-tanda infeksi dan

perdarahan disekitar tali pusat, tunda memandikan bayi sampai 6 jam,

Page 18: Bab IV Study Kasus

159

bayi BAB dan BAK. Keadaan bayi baru lahir normal, tidak ada kelainan

dan tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan acuan Asuhan

Persalinan Normal (2008).

1.4.3 6 Jam Bayi Baru Lahir

Ibu mengatakan bayinya mau menetek tetapi sering menangis

namun kondisi tersebut merupakan kondisi yang normal, karena

merupakan bentuk penyesuaian diri pada bayi baru lahir.

Pemeriksaan bayi baru lahir 6 jam tidak ditemukan kelainan, bayi

sudah dimandikkan, hal ini sesuai dengan anjuran dalam buku Asuhan

Persalinan Normal (2008) bahwa memandikan bayi harus ditunda sampai

6 jam post natal untuk menghundari hipotermia pada bayi, pernafasan 44

x/menit, bunyi jantung 140 x/menit, pergerakan aktif, bayi menetek kuat

ini merupakan tanda bahwa refleks hisap pada bayi tersebut positif dan

kuat, bayi sudah BAK dan meconium sudah keluar kondisi bayi tersebut

menunjukan bahwa pada alat genetalia dan anus bayi tidak terjadi atresia

dan tali pusat tidak ada perdarahan, kondisi tersebut menunjukan bahwa

tali pusat sudah terikat kuat. Dilakukan promosi kesehatan pada ibu

tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.

1.4.4 2 Hari Bayi Baru Lahir

Ibu mengatakan bayi menetek tiap 2 jam kuat dan aktif, hal ini

sesuai dengan anjuran teosri menurut teori dalam buku Asuhan

Kebidanan Neonatus bahwa menyusui bayi minimal 8 kali sehari atau 2

jam sekali, BAB 4 kali sehari, BAK lebih dari 6 kali sehari namun

Page 19: Bab IV Study Kasus

160

kondisi tersebut normal karena pada bayi baru lahir pola BAB dan BAK

akan lebih sering, tali pusat bersih, tidak berbau, mulai mengering dan

tidak ada perdarahan kondisi tersebut menunjukan bahwa tali pusat tidak

mengalami infeksi.

Pemeriksaan bayi baru lahir 2 hari tidak ditemukan adanya

kelainan, tidak ditemukan adanya tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir

2 hari post natal. Pernafasan 48 x/menit, suhu 36,50C, pergerakan aktif,

warna kulit kemerahan, kepala tidak ada caput succedaneum dan tidak

ada cefal hematoma, refleks hisap baik, bayi menetek kuat, reflek moro

dan graps positif dan kuat, pada penimbangan berat badan bayi Ny. S

mengalami penurunan namun hal tersebut dianggap normal, karena

menurut teori dalam buku Asuhan Kebidanan Neonatus bahwa dalam 10

hari pertama berat badan bayi mengalami penurunan 10% dari berat

badan saat lahir. Dilakukan promosi kesehatan tentang cara merawat tali

pusat dan memotivasi ibu agar memberikan ASI sesering mungkin.

1.4.5 6 Hari Bayi Baru Lahir

Ibu mengatakan bayi menetek sangat kuat dan sering, BAB dan

BAK juga sring, kondisi tersebut menunjukan bahwa bayi Ny. S dalam

keadaan sehat. Pemeriksaan bayi baru lahir 6 hari tidak ditemukan adanya

kelainan, tidak ditemukan adanya tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir

6 hari post natal, keadaan bayi baik, pernafasan 48 x/menit, bunyi jantung

128 x/menit, suhu 370C, warna kulit kemerahan, kepala tidak ada caput

succedaneum dan tidak ada sefal hematoma, refleks hisap baik, bayi

Page 20: Bab IV Study Kasus

161

menetek kuat, reflek moro dan reflek graps positif dan kuat, berat badan

3400 gr, saat ini berat badan bayi mengalami kenaikan 100 gram dari

kunjungan 2 hari post natal, pergerakan aktif, tidak ada perdarahan

disekitar tali pusat, tali pusat sudah mengering dan tidak ada tanda

infeksi. Tidak ada masalah dalam eliminasi, BAK 3-4 kali sehari dan

BAK 7-8 kali sehari sesuai dengan teori yaitu BAB normal bayi adalah 4-

5 kali setiap harinya dan BAK 8-9 kali seharinya (Diktat Askeb

Neonatus, MD dan AR). Bayi baru lahir Ny.S normal karena tidak

ditemukan adanya kelainan, diberikan penjelasan mengenai pola BAB

dan BAK pada bayi dan teknik menyusui.

1.4.6 2 Minggu Bayi Baru Lahir

Ibu mengatakan tidak ada masalah pada bayinya, BAB dan BAK

lancar, bayi menetek kuat. Pemeriksaan bayi baru lahir 2 minggu tidak

ditemukan adanya kelainan, keadaan bayi baik, pernafasan 46 x/menit,

bunyi jantung 142 x/menit, suhu 36,50C, berat badan bayi mengalami

kenaikan sampai 400 gram drai kunjungan 6 hari hal ini dikarenakan bayi

menetek sangat kuat, pergerakan aktif, tali pusat sudah lepas, hal ini

sesuai dengan teori dalam Asuhan Kebidanan Neonatus bahwa tali pusat

harus sudah mengering dan lepas kurang dari 10 hari, tidak ada masalah

dalam eliminasi BAB 3 kali sehari dan BAK kira-kira 7 kali sehari, sesuai

dengan teori yaitu BAB normal bayi adalah 4-5 kali setiap harinya dan

BAK 8-9 kali setiap harinya (Diktat Askeb Neonatus, MD dan AR).

Memberikan konseling tentang imunisasi pada bayi dan menganjurkan

Page 21: Bab IV Study Kasus

162

ibu untuk membwa bayinya ke posyandu untuk di imunisasi BCG dan

polio I dan untuk ditimbang.

1.4.7 6 Minggu Bayi Baru Lahir

Ibu mengatakan tidak ada masalah pada bayinya, BAB dan BAK

lancar, bayi menetek kuat, bayi aktif menangis kuat, hal ini menunjukan

bahwa bayi Ny. S dalam kondisi sehat.

Pemeriksaan bayi baru lahir 6 minggu tidak ditemukan adanya

kelainan, tidak menunjukan adanya tanda-tanda bahaya pada bayi,

keadaan bayi baik, pernafasan 48x/menit, bunyi jantung 128 x/menit,

suhu 370C, bayi menetek kuat, berat badan saat ini 3900 gram, mengalami

kenaikan 600 gram dari kunjungan 2 minggu post natal, berat badan bayi

Ny. S dari waktu lahir sampai 6 minggu post natal mengalami kenaikan

1100 gram hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Saleha

(2009:17) bahwa rata-rata kenaikan berat badan bayi sebesar 700 gram,

pergerakan aktif, tidak ada masalah dalam eliminasi, BAB 2-3 kali dan

BAK 6-7 kali sehari, tidak ada tanda infeksi, tidak ada tanda infeksi pada

tali pusat, pada pemeriksaan reflek graps, reflek moro, reflek babynski,

reflek rooting, reflek sucking dan reflek swallowing semuanya dalam

keadaan baik dan kuat. Ibu sudah membawa bayinya ke posyandu untuk

menimbang bayinya dan bayi sudah mendapatkan imunisasi BCG an

polio I, hal ini sesuai dengan anjuran pemerintah bahwa bayi baru lahir

pada bulan pertama harus sudah mendapatkan imunisasi BCG dan polio I,

imunisasi BCG diberikan dengan dosis tunggal 0,05 ml intradermal pada

Page 22: Bab IV Study Kasus

163

bagian atas lengan kiri dengan menggunakan semprit khusus BCG dan

polio diberikan 2 tetes vaksin papda lidah (IDAI Depkes RI, 2005:142).

Setelah melakukan pengkajian dan memberikan asuhan kebidanan

pada Ny. S dengan kehamilan normal di BPS Ny Leny di wilayah UPTD

Puskesmas Selajambe penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori

dan kasus di lapangan. Hal ini dapat terlihat dari hasil pemeriksaan yang

mengarah ke hal-hal fisiologis.