Study kasus

34
STUDI KASUS

description

 

Transcript of Study kasus

Page 1: Study kasus

STUDI KASUS

Page 2: Study kasus

Pengertian Studi KasusSecara sederhana studi kasus dapat diartikan sebagai suatu metode

penyelidikan secara langsung dengan latar yang alamiah dan memusatkan perhatian pada suatu peristiwa secara intensif dan rinci.

Merriam menyimpulkan bahwa studi kasus dapat didefinisikan sebagai proses menginvestigasi

terhadap peristiwa-peristiwa yang aktual sebagai unit analisis.

Page 3: Study kasus

Dalam penelitian kualitatif, studi kasus dapat dipandang sebagai metode sekaligus sebagai suatu rancangan untuk mengumpulkan informasi yang

memadai tentang fakta-fakta atau keterangan-keterangan dari seseorang, latar sosial, peristiwa, atau kelompok yang sengaja diteliti untuk dipahami.

Studi kasus dapat pula dikatakan sebagai pendekatan untuk memahami keseluruhan

pandangan hidup.

Pendekatan studi kasus memiliki rentangan yang sangat luas, yaitu dari studi lapangan secara umum

sampai dengan wawancara (interview) terhadap seseorang

individu atau kelompok.

Page 4: Study kasus

Tujuan Memilih Studi Kasus

Banyak digunakan oleh para pembuat kebijakan dan para praktisi (professional) di berbagai bidang sosial untuk memecahkan masalah secara sistematis dan didasarkan

atas fakta-fakta empiris dalam konteks kehidupan nyata

Untuk menjawab pertanyaan

“bagaimana” (how)

Menjawab pertanyaan

“mengapa” (why)

Untuk mengkaji dunia pendidikan, khususnya manajemen pendidikan

Untuk mempertahankan karakteristik holistik dan makna dari peristiwa-peristiwa

kehidupan nyata

Page 5: Study kasus

Stake mengatakan bahwa studi kasus dapat diklasifikasikan dalam tiga tujuan

tujuan yang terkait dengan kandungan aspek-aspek intrinsik dalam kasus itu sendiri

tujuan yang terkait dengan upaya mengaitkan antara satu kasus dengan kasus yang lain

tujuan yang terkait dengan perangkat yang diperlukan untuk mempelajari kasus

Page 6: Study kasus

Alasan Memilih Studi Kasus

Karena peneliti ingin mengetahui secara rinci dan menyeluruh terhadap suatu (kejadian) kasus

Merriam menambahkan bahwa alasan memilih rancangan metode studi kasus adalah 1) karena peneliti berminat

untuk menyelidiki proses, dan 2) karena fenomena yang diselidiki itu sangat unik.

Page 7: Study kasus

Kelebihan Studi Kasus

1) tidak memerlukan waktu yang relatif lebih

lama5) menelaah secara mendalam

suatu peristiwa

4) sebagai pedoman (guide) untuk memusatkan perhatian dalam memahami fenomena

individu, institusi, atau masyarakat

3) sebagai alat “pembuka” untuk mendalami masalah-

masalah yang lebih kompleks

2) untuk mendeskripsikan dan menjelaskan suatu peristiwa

secara utuh (holistic)

Page 8: Study kasus

memberikan kesempatan untuk

memperoleh wawasan

memberikan informasi

penting

menyajikan data dan

temuan yang sangat

berguna

• Kelebihan studi kasus juga ditunjukkan oleh Aziz

Page 9: Study kasus

Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri yang tergantung pada tiga hal

(1) tipe pertanyaa

n atau masalah

penelitiannya

(3) fokus terhadap fenomena penelitiannya

(2)

kontrol

yang

dimiliki

peneliti

terhada

p

peristiw

a

perilaku

yang

akan

diselidik

i

Page 10: Study kasus

Beberapa kelemahan studi kasus

2) kedalaman studi kasus,

tanpa disadari ternyata justru

sering mengorbankan tingkat keluasan

yang seharusnya dilakukan

1) studi kasus kurang cukup

untuk memberikan

dasar yang kuat dalam

melakukan generalisasi

ilmiah 3) ada kecenderungan peneliti kurang

mampu mengendalikan

bias atau kesalahan

subjektif pada diri peneliti

Page 11: Study kasus

Yin memberikan alternatif yang bisa ditempuh oleh peneliti agar studi kasus tidak lagi dikesani (stereotipe) lemah dari sisi generalisasi ilmiahnya. Alternatif terobosan itu dibahas

oleh Aziz

Studi kasus harus lengkap. Kelengkapan ini dilihat dari tiga hal, yaitu (1) kasus yang

diteliti memiliki batas-batas yang jelas dan ada perbedaan yang tegas antara fenomena dengan konteksnya, (2) ketersediaan bukti-

bukti yang relevan, memadai, dan meyakinkan, dan (3) mempermasalahkan

ketersediaan kondisi buatan tertentu.Studi kasus mempertimbangkan alternatif perspektif.

Laporan studi kasus harus ditulis secara menarik sehingga

mengundang minat pembaca untuk

mendalami secara keseluruhan.

Studi kasus harus signifikan atau memiliki makna yang berarti.

Page 12: Study kasus

Macam-macam Studi KasusTerdapa

t dua tipe

tujuan orientasi studi kasus

kualitatif, yaitu studi kasus yang

tujuannya

berorientasi pada

pengembangan disiplin

ilmu dan

studi kasus yang

tujannya

berorientasi pada

pengembangan fungsi.

Studi kasus yang

orientasinya

untuk pengembangan

ilmu umumn

ya menggunakan jenis studi multi situs

(multisite

design), studi multi kasus

(multicase

studies/design)

atau studi kasus

komparatif

(comparativecas

e design)

Page 13: Study kasus

Studi Kasus Berdasarkan Strategi Pengungkapan dan Tujuan Pelaporannya

Studi Kasus Eksploratoris

• Studi kasus eksploratoris umumnya digunakan sebagai pengantar penelitian atau penelitian pendahuluan (pilot study). Jika pertanyaan penelitian lebih banyak mengarah pada pertanyaan ‘apa’(what), berarti merupakan pertanyaan eksploratoris. Pertanyaan ini lebih banyak digunakan untuk memberikan rasional guna melaksanakan studi eksploratoris. Studi kasus eksploratoris dapat dipilih sebagai studi awal.

Page 14: Study kasus

Studi Kasus Eksplanatoris

• Rancangan studi kasus eksplanatoris digunakan jika peneliti menghadapi studi kasus tunggal, sementara peneliti tidak hanya ingin mencapai tujuan eksploratoris, tetapi juga menganalisis penjelasan-penjelasan tandingan dalam rangkaian peristiwa yang sama, sehingga memungkinkan untuk dapat diterapkan pada situasi-situasi yang lain.

Page 15: Study kasus

Studi Kasus Deskriptif

• Suatu strategi studi kasus deskriptif umumnya digunakan untuk menjawab masalah penelitian yang menyangkut pertanyaan what, how dan why. Studi kasus deskriptif umumnya digunakan untuk mencakup studi kasus eksploratoris dan eksplanatoris. Pada studi kasus deskriptif, peneliti ingin melacak urutan peristiwa, hubungan antar pribadi, menggambarkan subbudaya, dan menemukan fenomena kunci dalam suatu peristiwa.

Page 16: Study kasus

Menurut Ulfatin penggunaan masing-masing strategi, perlu memperhatikan tiga kondisi

1) tipe pertanyaan yang diajukan

Page 17: Study kasus

Studi Kasus Berdasarkan Jumlah Kasusnya

Studi Kasus Tunggal

Studi kasus tunggal pada umumnya hanya melibatkan satu lingkungan tertentu dan pada periode tertentu pula. Satu lingkungan dipilih karena

dianggap memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh lingkungan lain. Dengan demikian, studi kasus tunggal tidak dimaksudkan untuk

membuat kesimpulan yang akan diterapkan pada kasus lain. Adanya periode tertentu pada kasus menunjukkan bahwa perlunya menyelidiki

suatu proses. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif yang lebih menekankan pada aspek proses dan bukan hasil.

Page 18: Study kasus

Sejumlah alasan yang dapat digunakan untuk memilih studi kasus tunggal1) penelitian difokuskan pada lingkup yang terdapat keterkaitan subjek-subjek yang diteliti

dalam kelompok, dan mengharuskan bahwa kelompok tersebut yang diuji2) pada studi kasus, dalam kenyataannya semua aspek dari kehidupan sosial individu adalah

saling berkait dan sering seseorang tidak cukup memahami tanpa pertimbangan dari yang lain

Page 19: Study kasus

Dalam bidang pendidikan, fokus studi kasus tunggal (individual case study) dapat diterapkan untuk meneliti individu, program, peristiwa, atau

proses yang diakibatkan oleh suatu konsep tertentu.

Studi kasus tunggal dapat juga dimaknai kasus organisasi, yaitu sudi kasus untuk mendapatkan informasi tentang

keterangan-keterangan organisasi.

Page 20: Study kasus

Studi Multi Kasus

•Peneliti yang melakukan penelitian dengan menggunakan lebih dari satu kasus, maka istilah yang digunakan adalah Multiple Case Studies. Pada awalnya, studi multi kasus (Multiple Case Studies) dipandang sebagai lawan dan berbeda dari studi kasus tunggal. Studi multi kasus dipilih untuk mengerjakan apa yang dipandang sebagai penelitian komparatif (Comparative Case Studies). Studi multi kasus memiliki keuntungan dan kerugian dibandingkan studi kasus tunggal. Studi multi kasus dipandang lebih kuat karena harus menuntut banyak sumber dan banyak waktu untuk menyelidiki. Studi multi kasus melibatkan pengumpulan dan analisis data dari beberapa kasus.

Page 21: Study kasus

1) peneliti

an multi kasus dapat

menghasilkan kajian kasus untuk dilihat

persamaan dan

perbedaannya

2) peneliti

multi kasus dapat

melihat (mengu

ji) keefekt

ifan suatu teori yang

diamati di

beberapa

kasus

3) peneliti

multi kasus dapat

melakukan

generalisasi hasil dari

beberapa

kasus

Alasan yang

memperkuat

peneliti harus

memilih

penelitian

multi kasus

Page 22: Study kasus

Rancanga

n multi

site studies,

yaitu

suatu

rancangan pe

nelitian

kualitatif

yang

melibatkan

beberapa situ

s dan

subjek pe

nelitian

sebaga

i kasus. Subjek-

subjek pe

nelitian

dalam kasus tersebut diasu

msikan memiliki

karakteristik yan

g sama

. Rancanga

n studi

multi

situs

merupakan

salah satu

bentu

k rancangan yan

g digunakan

untuk mengembangkan teori

yang

diangkat

dari

beberapa lata

r pe

nelitian

yang

serupa. Pada rancangan studi

multi

situs

akan

dihasilkan teori

yang

dapat digeneralisasikan secara substansial.

Studi Multi Situs

Page 23: Study kasus

Bogdan dan Biklen menjelaskan ada dua

macam pendekata

n yang dapat

digunakan dalam

rancangan studi multi

situs

2) Metode komparatif konstan

1) Metode induksi analitik yang dimodifikasi

Page 24: Study kasus

Nilai

Ilmiah Studi

Kasus

• Peneliti studi kasus tidak selalu memiliki kerangka teori yang akurat untuk melaksanakan penelitian, terutama ketika peneliti ingin mengeksplorasikan isu-isu yang diangkat. Menurut Patton pada situasi tersebut, peneliti perlu menggunakan ‘teori tindakan’ (theory of action). Teori tindakan yaitu penggunaan kerangka pikir sebagaimana yang dilakukan oleh para ahli penelitian dalam menemukan kasus dari suatu situasi untuk penelitiannya di masa yang akan datang.

Page 25: Study kasus

Dengan studi

kasus, paling

tidak ada dua

keuntungan yang didapat

Page 26: Study kasus

Keobjektifan dalam

Studi Kasus

Data penelitian studi kasus

dan analisisnya yang dinilai

benar berarti penelitian itu menghasilkan temuan yang

benar (objektif). Dan,

jika hasil penelitian

yang dihasilkan dari studi kasus itu dianggap ada

kesalahan, maka

kesalahan itu harus terlihat pada langkah-

langkah penelitiannya.

Page 27: Study kasus

Generalisasi dalam

Studi Kasus

Prasangka yang sering

diajukan untuk melihat nilai ilmiah dari studi kasus

adalah terlalu sedikit

memberikan landasan

untuk generalisasi. Studi kasus

sama halnya dengan

eksperimen, yaitu dapat

digeneralisasikan ke proposisi

teoritis dan bukan

generalisasi frekuensi

Page 28: Study kasus

Rancangan Studi Kasus,

desain penelitian

paling tidak mencakup empat hal

(1) apa yang akan diteliti

(2) data apa yang harus dikumpulkan

(3) bagaimana mengumpulkan

data

(4) bagaimana menganalisis

hasilnya

Page 29: Study kasus

Yin mengemukakan terdapat lima komponen yang sangat penting dalam desain studi kasus

(1) pertanyaan-pertanyaan penelitian

(2) proposisi (jika ada)

(3) unit-unit analisisnya

(4) logika yang mengaitkan data dengan proposisi tersebut

(5) kriteria untuk menginterpretasi temuan

Page 30: Study kasus

Kriteria penginterpretasian

temuan sebagai komponen terakhir

dari desain studi kasus

Proposisi penelitian sebagai komponen desain studi kasus

Unit analisis sebagai komponen desain

studi kasus

Logika yang mengaitkan data dengan proposisi

sebagai komponen dari desain studi

kasus

Page 31: Study kasus

Peneliti disarankan

agar memaksimalk

an empat aspek kualitas

desain penelitian

studi kasus. Empat aspek

itu adalah

(1) validitas konstruk

(2) validitas internal

(3) validitas eksternal

(4) reliabilitas

Page 32: Study kasus

Kerangka Teoritik dan Sampel dalam Studi Kasus

Kerangka teoretik yang didapat dari kajian literatur

dibawa peneliti sebagai orientasi atau arah dalam penelitiannya. Kerangka teoretik berangkat dari

struktur disiplin ilmu masing-masing peneliti.

Ada dua tingkat sampel yang biasa digunakan dalam studi

kasus. Tingkat pertama memilih kasus yang akan

diteliti. Tingkatan kedua dari penggunaan sampel dalam

studi kasus.

Page 33: Study kasus

Pertanyaan

1. Pak Kholik Kel. 6: bagaimana contoh bentuk kasus, secara detail?

2. Mba Ika Kel. 8: Jelaskan apakah ada hubungan antara pertanyaan penelitian dengan what, why, dan how?

3. Bu Niken kel. 4: studi kasus deskriptif4. Pak Sapto: generalisasi?5. Pak Izzi kel. 7: cara menyelesaikan studi kasus?

Page 34: Study kasus

Terima Kasih