BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3 Tuntang, suatu sekolah yang
berlokasi di kampung Beran, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Tuntang,
Kabupaten Semarang. Kelas yang digunakan untuk penelitian yaitu kelas
VIIB untuk kelas eksperimen dan kelas VIIC untuk kelas kontrol. Kelas
eksperimen terdapat 30 siswa yaitu sebanyak 17 siswa laki-laki dan 13 siswa
perempuan, sementara itu pada kelas kontrol terdapat 30 siswa yaitu
sebanyak 19 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Data kelas eksperimen
dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Data Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol
Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
Kelas Eksperimen (Kelas VIIB)
18 12 30
Kelas Kontrol (Kelas VIIC)
19 11 30
Jumlah Seluruhnya 60
B. Deskripsi Nilai Pretest
1. Analisis Deskripsi Nilai Pretest
Penelitian ini menggunakan Pretest untuk mengetahui kondisi awal
kedua kelas, yaitu kelas VIIB sebangai kelas eksperimen dan kelas VIIC
sebagai kelas kontrol tahun ajaran 2013/2014. Deskripsi nilai pretest
dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10.
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
kontrol 30 60.33 16.481 37 90
eksperimen 30 58.77 13.602 30 90
34
Berdasarkan Tabel 10. dapat dilihat bahwa 30 siswa pada kelas
eksperimen mempunyai skor maksimal 90, minimal 30 dan rata-rata
sebesar 58,77 standar deviasi 13,602. Sedangkan pada kelas kontrol
mempunyai skor maksimal 90, minimal 37 dan rata-rata sebesar 60,33
standar deviasi 16,481.
Penggambaran distribusi skor tes hasil belajar matematika siswa
kelas kontrol dan kelas eksperimen diklasifikasikan berdasarkan perolehan
tes hasil belajar matematika siswa. Sebelum menampilkan skor tes hasil
belajar matematika siswa dalam bentuk interval harus menentukan interval
yang akan digunakan. Interval dalam distribusi skor tes hasil belajar
matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan rumus
interval menurut Sudijono (2009), sebagai berikut:
Batas 1 = mean + 0,5SD => Batas atas
Batas 2 = mean - 0,5SD => Batas bawah
Setelah menentukan batas atas dan batas bawah maka didapatkan
tiga kelas interval yang dikategorikan menjadi tiga ketegori yaitu
rendah, cukup, dan tinggi. Berikut adalah Tabel 11 yang akan
menunjukkan deskriptif statistik skor tes hasil belajar matematika
siswa.
Tabel 11.
Deskriptif Gabungan Nilai Pretest
Berdasarkan Tabel 11 dapat ditentukan interval skor tes hasil
belajar matematika siswa sebagai berikut:
Batas 1 ≈ 67 Batas 2
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Nilai 30 30.00 90.00 59.71 14.951
Valid N (listwise) 30
35
Tabel 12. Kategori Nilai Pretest
No Kategori Batas Bawah Batas Atas Interval
1 Tinggi 67 90
2 Sedang 52 67
3 Rendah 30 52
Batas kategori tes terlihat pada Tabel 12 untuk kategori rendah
antara 30 sampai dengan 52, sedang antara 52 sampai dengan 67 dan
tinggi antara 67 sampai dengan 90.
Frekuensi dan persentase hasil tes berdasarkan kategori menurut
Sudijono (2009) terlihat pada Tabel 13.
Tabel 13.
Distribusi Nilai Pretest
Kategori Interval Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Tinggi 10 33,33% 9 30%
Sedang 9 30% 11 36,67%
Rendah 11 36,67% 10 33,33%
Dilihat pada Tabel 13 untuk kelas eksperimen sebanyak 9 siswa
memiliki hasil belajar matematika tinggi, 11 siswa memiliki hasil belajar
matematika sedang dan 10 siswa hasil belajar matematika rendah,
sedangkan untuk kelas kontrol sebanyak 10 siswa memiliki hasil belajar
matematika tinggi, 9 siswa memiliki hasil belajar matematika sedang dan 11
siswa hasil belajar matematika rendah.
2. Uji Normalitas Nilai Pretest
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data nilai pretest
tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Uji Normalitas pada penelitian
ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test dengan menggunakan program
SPSS 16 for windows. Untuk mengetahui hasil uji normalitas pada penelitian
ini dengan melihat taraf signifikasi 5%. Data nilai pretest dikatakan normal
jika nilai signifikan > 0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 14.
36
Tabel 14. Normalitas Data Awal (Pretest)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kontrol .101 30 .200* .934 30 .064
eksperimen .115 30 .200* .979 30 .786
a. Lilliefors Significance
Correction
*. This is a lower bound of the true
significance.
Setelah dilakukan uji normalitas pretest, diperoleh bahwa nilai
signifikan kelas eksperimen sebesar 0,786 dan untuk kelas kontrol
sebesar 0,64 maka dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi normal
karena lebih besar dari taraf signifikasi yaitu sebesar 0,05. Nilai pretest
berdistribusi normal ini juga dapat dilihat dari gambar penyebaran data
di bawah ini.
Gambar 2 Grafik distribusi normal Nilai Pretest Hasil Belajar kelas Eksperimen
37
Gambar 3 Grafik distribusi normal Nilai Pretest Hasil Belajar kelas Kontrol
3. Uji Homogenitas Nilai Pretest
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kedua kelas yang
akan digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut
memiliki variansi yang homogen ataukah tidak, jika kedua kelas
tersebut sama (homogen) maka kedua kelas tersebut dapat dilanjutkan
sebagai subjek penelitian.
Menentukan homogenitas dari kedua kelas dapat dilakukan
dengan bantuan program SPSS, berdasarkan Priyanto (2010)
menyatakan bahwa jika nilai signifikasi lebih dari 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah
sama. Uji homogenitas nilai pretest dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest Nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.338 1 58 .132
38
Setelah dilakukan uji homogenitas diperoleh bahwa nilai signifikasi
pada tabel Test of Homogeneity of Variances adalah lebih besar dari 0,05
yaitu sebesar 0,132, maka dapat dikatakan bahwa kedua kelas tersebut
(kelas eksperimen dan kelas kontrol) memiliki varian yang sama atau kedua
kelas tersebut homogen.
4. Uji Beda Rata-Rata Hasil Belajar Pretest
Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0
menggunakan independent sample t-test bertujuan untuk melihat
perbedaan hasil belajar antara sebelum diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Talking Stick. Perhitungan uji beda rata-rata ini menggunakan hasil nilai
posttest. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differ
ence
Std.
Error
Differen
ce
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Equal variances assumed 2.338 .132 .402 58 .689 1.567 3.901 -6.243 9.376
Equal variances not assumed
.402 55.986 .690 1.567 3.901 -6.249 9.382
Berdasarkan tabel 16 diatas, diperoleh nilai signifikan dari uji F
hitung levene test sebesar 0,132 dimana 0,132 > 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian
yang sama atau homogen. Uji t test diperoleh nilai signifikan sebesar 0,689
39
dimana 0,689 > 0,05 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan rata-rata
nilai pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
C. Deskripsi Nilai Posttest
1. Analisis Deskripsi Nilai Posttest
Hasil nilai posttest siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
setelah mendapat perlakuan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dengan tipe Talking
Stick dengan bantuan program SPSS versi 16.0 yang dapat dilihat pada
tabel 17.
Tabel 17. Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
kontrol 30 70.00 20.758 30 100
eksperimen 30 84.93 16.254 50 100
Berdasarkan tabel 17 dapat dilihat bahwa 30 siswa kelas kontrol
mempunyai skor maksimal 100, skor minimal 30, dan rata-rata sebesar
70,00, standar deviasi 20,758. Sedangkan kelas eksperimen sebanyak 30
siswa mempunyai skor maksimal 100, skor minimal 50 dan rata-rata
sebesar 84,93 serta standar deviasi 16,254.
Penggambaran distribusi skor tes hasil belajar matematika siswa
kelas kontrol dan kelas eksperimen diklasifikasikan berdasarkan perolehan
tes hasil belajar matematika siswa. Sebelum menampilkan skor tes hasil
belajar matematika siswa dalam bentuk interval harus menentukan interval
yang akan digunakan. Interval dalam distribusi skor tes hasil belajar
matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan rumus
interval menurut Sudijono (2009), sebagai berikut:
Batas 1 = mean + 0,5SD => Batas atas
Batas 2 = mean - 0,5SD => Batas bawah
Setelah menentukan batas atas dan batas bawah maka didapatkan
tiga kelas interval yang dikategorikan menjadi tiga ketegori yaitu
rendah, cukup, dan tinggi. Berikut adalah Tabel 18 yang akan
menunjukkan deskriptif statistik skor tes hasil belajar matematika
siswa.
40
Tabel 18. Deskripif Gabungan Nilai Posttest
Berdasarkan Tabel 18 dapat ditentukan interval skor tes hasil
belajar matematika siswa sebagai berikut:
Batas 1 ≈ 87 Batas 2
Tabel 19.
Kategori Nilai Posttest No Kategori Batas Bawah Batas Atas Interval
1 Tinggi 87 100
2 Sedang 67 87
3 Rendah 30 67
Batas kategori tes terlihat pada Tabel 19 untuk kategori rendah
antara 30 sampai dengan 52, sedang antara 52 sampai dengan 67 dan
tinggi antara 67 sampai dengan 90.
Frekuensi dan persentase hasil tes berdasarkan kategori menurut
Sudijono (2009) terlihat pada Tabel 20.
Tabel 20.
Distribusi Nilai Posttest
Kategori Interval Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Tinggi 6 20% 18 60%
Sedang 11 36,67% 6 20%
Rendah 13 43,33% 6 20%
Dilihat pada Tabel 20 untuk kelas eksperimen sebanyak 18 siswa
memiliki hasil belajar matematika tinggi, 6 siswa memiliki hasil belajar
matematika sedang dan 6 siswa hasil belajar matematika rendah, sedangkan
untuk kelas kontrol sebanyak 6 siswa memiliki hasil belajar matematika
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Nilai 30 30.00 100.00 77.47 19.958
Valid N (listwise) 30
41
tinggi, 11 siswa memiliki hasil belajar matematika sedang dan 13 siswa hasil
belajar matematika rendah.
2. Uji Normalitas Nilai Posstest
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data nilai posstest
berdistribusi normal ataukah tidak. Uji Normalitas pada penelitian ini
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test dengan menggunakan program
SPSS 16 for windows. Untuk mengetahui hasil uji normalitas pada penelitian
ini dengan melihat taraf signifikasi 5%. Data nilai posttest dikatakan normal
jika nilai signifikan > 0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21.
Normalitas Data Akhir (Postest)
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
eksperimen .177 30 .017 .839 30 .000
kontrol .114 30 .200* .953 30 .209
Setelah dilakukan uji normalitas posttest, diperoleh bahwa nilai
signifikan untuk kelas eksperimen sebesar 0,000 dan untuk kelas kontrol
sebesar 0,209. Nilai signifikan kelas eksperimen 0,000 < 0,05. Hal ini berarti
populasi tidak berasal dari distribusi normal. Uji beda rata-rata dilakukan
adalah dengan uji nonparametric karena kedua data tersebut tidak normal.
Analisis uji normalitas nilai posttest kelas eksperimen dan kontrol juga dapat
ditunjukkan dengan histogram.
Gambar 4
Grafik distribusi normal Nilai Posstest Hasil Belajar kelas Eksperimen
42
Gambar 5
Grafik distribusi normal Nilai Posstest Hasil Belajar kelas Kontrol
3. Uji Rata-Rata Hasil Belajar Posttest
Perhitungan rata-rata hasil belajar dilakukan dengan analisis uji
nonparametric karena kedua data tersebut tidak normal. Pengujian ini
dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0 yang bertujuan untuk melihat
perbedaan hasil belajar antara yang diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Talking Stick. Perhitungan uji beda rata-rata ini menggunakan hasil nilai
posttest. Hasil perhitungan uji rata-rata hasil belajar dapat dilihat pada
Tabel 22.
Tabel 22.
Uji Beda Rata-Rata Hasil Belajar Posttest
nilai
Mann-Whitney U 3.000
Wilcoxon W 468.000
Z -6.641
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Grouping Variable: kelas
43
Berdasarkan Tabel 22 diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05, artinya
ada perbedaan nilai posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar matematika kelas kontrol berbeda dengan
kelas eksperimen, artinya hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada
kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa ‘’Terdapat Perbedaan
Pengaruh Penggunaaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball
Throwing dengan Tipe Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas VII SMP Negeri 3 Tuntang’’.
D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dengan
tipe Talking Stick terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri
3 Tuntang Semester II Tahun Ajaran 2013/2014.
Pembelajaran matematika di kelas VII B sebagai kelas eksperimen
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.
Pembelajaran ini memberikan konsep pemahaman materi yang sulit bagi siswa
serta dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa
dalam materi tersebut. Siswa dibagi 5 kelompok secara heterogen dan masing-
masing kelompok terdiri dari 6 siswa. Masing-masing kelompok diwakili
seorang ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru dan setiap siswa
membuat satu pertanyaaan di selembar kertas yang dibentuk seperti bola lalu
dilempar kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka
dan menjawab pertanyaan. Analisis nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen
diperoleh rata-rata 84,93.
Pembelajaran matematika di kelas VII C sebagai kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick. Pembelajaran
ini menguji kesiapan siswa, memahami materi pelajaran dengan cepat, dan
mengajak siswa terus siap dalam situasi apapun. Model model pembelajaran
kooperatif tipe Talking Stick ini guru membagi kelas menjadi kelompok-
kelompok dengan anggota 6 siswa yang heterogen dan guru sebagai fasilitator
menggunakan stick atau tongkat sebagai alat untuk menentukan salah satu
siswa dalam kelompok, dimana bagi siswa yang mendapat tongkat tersebut
wajib menjawab pertanyaan dari guru. Analisis nilai hasil belajar siswa kelas
kontrol diperoleh rata-rata sebesar 70,00.
Hasil belajar matematika siswa sebelum diberi perlakuan diperoleh
nilai rata-rata 58,77 untuk kelas eksperimen dengan standar deviasi sebesar
13,602 dan rata-rata untuk kelas kontrol sebesar 60,33 dengan standar deviasi
44 sebesar 16,481. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikan untuk
kelas eksperimen sebesar 0,786 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar
0,67maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas berdistribusi normal, karena
taraf signifikan yang diperoleh lebih dari 0,05. Hasil uji homogenitas
menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut homogen (memiliki varian yang
sama) hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikasi pada tabel Test of
Homogeneity of Variances adalah lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,132. Hal
ini menunjukkan bahwa kedua kelas mempunyai hasil belajar yang sama
sebelum diberi perlakuan atau dapat dikatakan homogen.
Hasil belajar matematika siswa setelah diberi perlakuan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
dengan tipe Talking Stick diperoleh nilai rata-rata 84,93 untuk kelas
eksperimen dengan standar deviasi sebesar 16,254 dan rata-rata untuk kelas
kontrol sebesar 70,00 dengan standar deviasi sebesar 20,758. Hasil uji
normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikan untuk kelas eksperimen
sebesar 0,000 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 0,209. Nilai signifikan
kelas eksperimen 0,000 < 0,05. Hal ini berarti populasi tidak berasal dari
distribusi normal.
Berdasarkan hasil penelitian, hipotesis dalam penelitian ini yang
menyatakan “Terdapat Perbedaan Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing dengan Tipe Talking Stick
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Tuntang”
diterima. Hal ini terlihat pada hasil posttest siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol, disini didapatkan nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol. Nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen
sebesar 84,93 sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata sebesar
70,00. Selain dapat dilihat dari hasil nilai posttest siswa dapat juga dilihat
pada uji beda rata-rata hasil belajar siswa. Perhitungan uji rata-rata hasil
belajar posttest dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0 dengan
menggunakan analisis uji nonparametric karena kedua data tersebut tidak
normal bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar antara siswa yang
diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing dengan tipe Talking Stick. Berdasarkan analisis uji
nonparametric diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,000 yaitu kurang dari 0,05
maka tabel analisis uji nonparametric dapat disimpulkan bahwa “Terdapat
Perbedaan Pengaruh yang Signifikan Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Snowball Throwing dengan Tipe Talking Stick Terhadap Hasil
45
Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Tuntang Semester II Tahun
Ajaran 2013/2014”.
Hasil temuan pada saat pembelajaran mengindikasikan bahwa
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing yang
digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran matematika pokok
bahasan segitiga membuat siswa terlatih dalam menguasai materi, hal ini
terlihat ketika siswa membuat soal dan terampil mengerjakan soal. Selama
proses pembelajaran berlangsung saat siswa terbiasa membuat soal dan
menjawab soal dari siswa lain, siswa lebih memahami materi yang berdampak
terhadap hasil belajar siswa yang lebih baik. Terbukti rata-rata hasil belajar
siswa yaitu 84,93.
Hasil temuan pada saat pembelajaran mengindikasikan bahwa
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick yang
digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran matematika pokok
bahasan segitiga yaitu siswa cenderung takut dan menghindari untuk
mendapatkan tongkat tersebut agar tidak menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Siswa yang sering mendapatkan tongkat akan lebih
terasah kemampuannya karena sering mendapatkan kesempatan menjawab
soal yang diberikan oleh guru sedangkan siswa yang jarang dan bahkan tidak
mendapatkan kesempatan memegang tongkat, siswa cenderung kurang
menguasai materi dikarenakan siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk
berlatih atau mencoba menjawab pertanyaan dari guru yang berdampak
terhadap hasil belajar siswa tersebut kurang maksimal. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai rata-rata siswa yaitu 70,00.
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing lebih baik dibandingkan
dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick.
Artinya ‘’ Terdapat Perbedaan Pengaruh yang Signifikan Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing dengan Tipe Talking Stick
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Tuntang
Semester II Tahun Ajaran 2013/2014”.