BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

13
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3 Tuntang, suatu sekolah yang berlokasi di kampung Beran, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Kelas yang digunakan untuk penelitian yaitu kelas VIIB untuk kelas eksperimen dan kelas VIIC untuk kelas kontrol. Kelas eksperimen terdapat 30 siswa yaitu sebanyak 17 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan, sementara itu pada kelas kontrol terdapat 30 siswa yaitu sebanyak 19 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Data kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Data Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah Kelas Eksperimen (Kelas VIIB) 18 12 30 Kelas Kontrol (Kelas VIIC) 19 11 30 Jumlah Seluruhnya 60 B. Deskripsi Nilai Pretest 1. Analisis Deskripsi Nilai Pretest Penelitian ini menggunakan Pretest untuk mengetahui kondisi awal kedua kelas, yaitu kelas VIIB sebangai kelas eksperimen dan kelas VIIC sebagai kelas kontrol tahun ajaran 2013/2014. Deskripsi nilai pretest dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum kontrol 30 60.33 16.481 37 90 eksperimen 30 58.77 13.602 30 90

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4984/5/T1_202010063_BAB IV.pdfhasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diklasifikasikan

33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3 Tuntang, suatu sekolah yang

berlokasi di kampung Beran, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Tuntang,

Kabupaten Semarang. Kelas yang digunakan untuk penelitian yaitu kelas

VIIB untuk kelas eksperimen dan kelas VIIC untuk kelas kontrol. Kelas

eksperimen terdapat 30 siswa yaitu sebanyak 17 siswa laki-laki dan 13 siswa

perempuan, sementara itu pada kelas kontrol terdapat 30 siswa yaitu

sebanyak 19 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Data kelas eksperimen

dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Data Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol

Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

Kelas Eksperimen (Kelas VIIB)

18 12 30

Kelas Kontrol (Kelas VIIC)

19 11 30

Jumlah Seluruhnya 60

B. Deskripsi Nilai Pretest

1. Analisis Deskripsi Nilai Pretest

Penelitian ini menggunakan Pretest untuk mengetahui kondisi awal

kedua kelas, yaitu kelas VIIB sebangai kelas eksperimen dan kelas VIIC

sebagai kelas kontrol tahun ajaran 2013/2014. Deskripsi nilai pretest

dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10.

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

kontrol 30 60.33 16.481 37 90

eksperimen 30 58.77 13.602 30 90

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4984/5/T1_202010063_BAB IV.pdfhasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diklasifikasikan

34

Berdasarkan Tabel 10. dapat dilihat bahwa 30 siswa pada kelas

eksperimen mempunyai skor maksimal 90, minimal 30 dan rata-rata

sebesar 58,77 standar deviasi 13,602. Sedangkan pada kelas kontrol

mempunyai skor maksimal 90, minimal 37 dan rata-rata sebesar 60,33

standar deviasi 16,481.

Penggambaran distribusi skor tes hasil belajar matematika siswa

kelas kontrol dan kelas eksperimen diklasifikasikan berdasarkan perolehan

tes hasil belajar matematika siswa. Sebelum menampilkan skor tes hasil

belajar matematika siswa dalam bentuk interval harus menentukan interval

yang akan digunakan. Interval dalam distribusi skor tes hasil belajar

matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan rumus

interval menurut Sudijono (2009), sebagai berikut:

Batas 1 = mean + 0,5SD => Batas atas

Batas 2 = mean - 0,5SD => Batas bawah

Setelah menentukan batas atas dan batas bawah maka didapatkan

tiga kelas interval yang dikategorikan menjadi tiga ketegori yaitu

rendah, cukup, dan tinggi. Berikut adalah Tabel 11 yang akan

menunjukkan deskriptif statistik skor tes hasil belajar matematika

siswa.

Tabel 11.

Deskriptif Gabungan Nilai Pretest

Berdasarkan Tabel 11 dapat ditentukan interval skor tes hasil

belajar matematika siswa sebagai berikut:

Batas 1 ≈ 67 Batas 2

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Nilai 30 30.00 90.00 59.71 14.951

Valid N (listwise) 30

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4984/5/T1_202010063_BAB IV.pdfhasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diklasifikasikan

35

Tabel 12. Kategori Nilai Pretest

No Kategori Batas Bawah Batas Atas Interval

1 Tinggi 67 90

2 Sedang 52 67

3 Rendah 30 52

Batas kategori tes terlihat pada Tabel 12 untuk kategori rendah

antara 30 sampai dengan 52, sedang antara 52 sampai dengan 67 dan

tinggi antara 67 sampai dengan 90.

Frekuensi dan persentase hasil tes berdasarkan kategori menurut

Sudijono (2009) terlihat pada Tabel 13.

Tabel 13.

Distribusi Nilai Pretest

Kategori Interval Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Tinggi 10 33,33% 9 30%

Sedang 9 30% 11 36,67%

Rendah 11 36,67% 10 33,33%

Dilihat pada Tabel 13 untuk kelas eksperimen sebanyak 9 siswa

memiliki hasil belajar matematika tinggi, 11 siswa memiliki hasil belajar

matematika sedang dan 10 siswa hasil belajar matematika rendah,

sedangkan untuk kelas kontrol sebanyak 10 siswa memiliki hasil belajar

matematika tinggi, 9 siswa memiliki hasil belajar matematika sedang dan 11

siswa hasil belajar matematika rendah.

2. Uji Normalitas Nilai Pretest

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data nilai pretest

tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Uji Normalitas pada penelitian

ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test dengan menggunakan program

SPSS 16 for windows. Untuk mengetahui hasil uji normalitas pada penelitian

ini dengan melihat taraf signifikasi 5%. Data nilai pretest dikatakan normal

jika nilai signifikan > 0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 14.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4984/5/T1_202010063_BAB IV.pdfhasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diklasifikasikan

36

Tabel 14. Normalitas Data Awal (Pretest)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kontrol .101 30 .200* .934 30 .064

eksperimen .115 30 .200* .979 30 .786

a. Lilliefors Significance

Correction

*. This is a lower bound of the true

significance.

Setelah dilakukan uji normalitas pretest, diperoleh bahwa nilai

signifikan kelas eksperimen sebesar 0,786 dan untuk kelas kontrol

sebesar 0,64 maka dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi normal

karena lebih besar dari taraf signifikasi yaitu sebesar 0,05. Nilai pretest

berdistribusi normal ini juga dapat dilihat dari gambar penyebaran data

di bawah ini.

Gambar 2 Grafik distribusi normal Nilai Pretest Hasil Belajar kelas Eksperimen

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4984/5/T1_202010063_BAB IV.pdfhasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diklasifikasikan

37

Gambar 3 Grafik distribusi normal Nilai Pretest Hasil Belajar kelas Kontrol

3. Uji Homogenitas Nilai Pretest

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kedua kelas yang

akan digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut

memiliki variansi yang homogen ataukah tidak, jika kedua kelas

tersebut sama (homogen) maka kedua kelas tersebut dapat dilanjutkan

sebagai subjek penelitian.

Menentukan homogenitas dari kedua kelas dapat dilakukan

dengan bantuan program SPSS, berdasarkan Priyanto (2010)

menyatakan bahwa jika nilai signifikasi lebih dari 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah

sama. Uji homogenitas nilai pretest dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.338 1 58 .132

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4984/5/T1_202010063_BAB IV.pdfhasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diklasifikasikan

38

Setelah dilakukan uji homogenitas diperoleh bahwa nilai signifikasi

pada tabel Test of Homogeneity of Variances adalah lebih besar dari 0,05

yaitu sebesar 0,132, maka dapat dikatakan bahwa kedua kelas tersebut

(kelas eksperimen dan kelas kontrol) memiliki varian yang sama atau kedua

kelas tersebut homogen.

4. Uji Beda Rata-Rata Hasil Belajar Pretest

Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0

menggunakan independent sample t-test bertujuan untuk melihat

perbedaan hasil belajar antara sebelum diberi perlakuan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing

dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Talking Stick. Perhitungan uji beda rata-rata ini menggunakan hasil nilai

posttest. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differ

ence

Std.

Error

Differen

ce

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Equal variances assumed 2.338 .132 .402 58 .689 1.567 3.901 -6.243 9.376

Equal variances not assumed

.402 55.986 .690 1.567 3.901 -6.249 9.382

Berdasarkan tabel 16 diatas, diperoleh nilai signifikan dari uji F

hitung levene test sebesar 0,132 dimana 0,132 > 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian

yang sama atau homogen. Uji t test diperoleh nilai signifikan sebesar 0,689

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4984/5/T1_202010063_BAB IV.pdfhasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diklasifikasikan

39

dimana 0,689 > 0,05 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan rata-rata

nilai pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

C. Deskripsi Nilai Posttest

1. Analisis Deskripsi Nilai Posttest

Hasil nilai posttest siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

setelah mendapat perlakuan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dengan tipe Talking

Stick dengan bantuan program SPSS versi 16.0 yang dapat dilihat pada

tabel 17.

Tabel 17. Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

kontrol 30 70.00 20.758 30 100

eksperimen 30 84.93 16.254 50 100

Berdasarkan tabel 17 dapat dilihat bahwa 30 siswa kelas kontrol

mempunyai skor maksimal 100, skor minimal 30, dan rata-rata sebesar

70,00, standar deviasi 20,758. Sedangkan kelas eksperimen sebanyak 30

siswa mempunyai skor maksimal 100, skor minimal 50 dan rata-rata

sebesar 84,93 serta standar deviasi 16,254.

Penggambaran distribusi skor tes hasil belajar matematika siswa

kelas kontrol dan kelas eksperimen diklasifikasikan berdasarkan perolehan

tes hasil belajar matematika siswa. Sebelum menampilkan skor tes hasil

belajar matematika siswa dalam bentuk interval harus menentukan interval

yang akan digunakan. Interval dalam distribusi skor tes hasil belajar

matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan rumus

interval menurut Sudijono (2009), sebagai berikut:

Batas 1 = mean + 0,5SD => Batas atas

Batas 2 = mean - 0,5SD => Batas bawah

Setelah menentukan batas atas dan batas bawah maka didapatkan

tiga kelas interval yang dikategorikan menjadi tiga ketegori yaitu

rendah, cukup, dan tinggi. Berikut adalah Tabel 18 yang akan

menunjukkan deskriptif statistik skor tes hasil belajar matematika

siswa.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4984/5/T1_202010063_BAB IV.pdfhasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diklasifikasikan

40

Tabel 18. Deskripif Gabungan Nilai Posttest

Berdasarkan Tabel 18 dapat ditentukan interval skor tes hasil

belajar matematika siswa sebagai berikut:

Batas 1 ≈ 87 Batas 2

Tabel 19.

Kategori Nilai Posttest No Kategori Batas Bawah Batas Atas Interval

1 Tinggi 87 100

2 Sedang 67 87

3 Rendah 30 67

Batas kategori tes terlihat pada Tabel 19 untuk kategori rendah

antara 30 sampai dengan 52, sedang antara 52 sampai dengan 67 dan

tinggi antara 67 sampai dengan 90.

Frekuensi dan persentase hasil tes berdasarkan kategori menurut

Sudijono (2009) terlihat pada Tabel 20.

Tabel 20.

Distribusi Nilai Posttest

Kategori Interval Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Tinggi 6 20% 18 60%

Sedang 11 36,67% 6 20%

Rendah 13 43,33% 6 20%

Dilihat pada Tabel 20 untuk kelas eksperimen sebanyak 18 siswa

memiliki hasil belajar matematika tinggi, 6 siswa memiliki hasil belajar

matematika sedang dan 6 siswa hasil belajar matematika rendah, sedangkan

untuk kelas kontrol sebanyak 6 siswa memiliki hasil belajar matematika

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Nilai 30 30.00 100.00 77.47 19.958

Valid N (listwise) 30

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4984/5/T1_202010063_BAB IV.pdfhasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diklasifikasikan

41

tinggi, 11 siswa memiliki hasil belajar matematika sedang dan 13 siswa hasil

belajar matematika rendah.

2. Uji Normalitas Nilai Posstest

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data nilai posstest

berdistribusi normal ataukah tidak. Uji Normalitas pada penelitian ini

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test dengan menggunakan program

SPSS 16 for windows. Untuk mengetahui hasil uji normalitas pada penelitian

ini dengan melihat taraf signifikasi 5%. Data nilai posttest dikatakan normal

jika nilai signifikan > 0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21.

Normalitas Data Akhir (Postest)

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

eksperimen .177 30 .017 .839 30 .000

kontrol .114 30 .200* .953 30 .209

Setelah dilakukan uji normalitas posttest, diperoleh bahwa nilai

signifikan untuk kelas eksperimen sebesar 0,000 dan untuk kelas kontrol

sebesar 0,209. Nilai signifikan kelas eksperimen 0,000 < 0,05. Hal ini berarti

populasi tidak berasal dari distribusi normal. Uji beda rata-rata dilakukan

adalah dengan uji nonparametric karena kedua data tersebut tidak normal.

Analisis uji normalitas nilai posttest kelas eksperimen dan kontrol juga dapat

ditunjukkan dengan histogram.

Gambar 4

Grafik distribusi normal Nilai Posstest Hasil Belajar kelas Eksperimen

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4984/5/T1_202010063_BAB IV.pdfhasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diklasifikasikan

42

Gambar 5

Grafik distribusi normal Nilai Posstest Hasil Belajar kelas Kontrol

3. Uji Rata-Rata Hasil Belajar Posttest

Perhitungan rata-rata hasil belajar dilakukan dengan analisis uji

nonparametric karena kedua data tersebut tidak normal. Pengujian ini

dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0 yang bertujuan untuk melihat

perbedaan hasil belajar antara yang diberi perlakuan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing

dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Talking Stick. Perhitungan uji beda rata-rata ini menggunakan hasil nilai

posttest. Hasil perhitungan uji rata-rata hasil belajar dapat dilihat pada

Tabel 22.

Tabel 22.

Uji Beda Rata-Rata Hasil Belajar Posttest

nilai

Mann-Whitney U 3.000

Wilcoxon W 468.000

Z -6.641

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: kelas

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4984/5/T1_202010063_BAB IV.pdfhasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diklasifikasikan

43

Berdasarkan Tabel 22 diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05, artinya

ada perbedaan nilai posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini

menunjukkan bahwa hasil belajar matematika kelas kontrol berbeda dengan

kelas eksperimen, artinya hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada

kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa ‘’Terdapat Perbedaan

Pengaruh Penggunaaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball

Throwing dengan Tipe Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

Kelas VII SMP Negeri 3 Tuntang’’.

D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dengan

tipe Talking Stick terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri

3 Tuntang Semester II Tahun Ajaran 2013/2014.

Pembelajaran matematika di kelas VII B sebagai kelas eksperimen

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.

Pembelajaran ini memberikan konsep pemahaman materi yang sulit bagi siswa

serta dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa

dalam materi tersebut. Siswa dibagi 5 kelompok secara heterogen dan masing-

masing kelompok terdiri dari 6 siswa. Masing-masing kelompok diwakili

seorang ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru dan setiap siswa

membuat satu pertanyaaan di selembar kertas yang dibentuk seperti bola lalu

dilempar kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka

dan menjawab pertanyaan. Analisis nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen

diperoleh rata-rata 84,93.

Pembelajaran matematika di kelas VII C sebagai kelas kontrol

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick. Pembelajaran

ini menguji kesiapan siswa, memahami materi pelajaran dengan cepat, dan

mengajak siswa terus siap dalam situasi apapun. Model model pembelajaran

kooperatif tipe Talking Stick ini guru membagi kelas menjadi kelompok-

kelompok dengan anggota 6 siswa yang heterogen dan guru sebagai fasilitator

menggunakan stick atau tongkat sebagai alat untuk menentukan salah satu

siswa dalam kelompok, dimana bagi siswa yang mendapat tongkat tersebut

wajib menjawab pertanyaan dari guru. Analisis nilai hasil belajar siswa kelas

kontrol diperoleh rata-rata sebesar 70,00.

Hasil belajar matematika siswa sebelum diberi perlakuan diperoleh

nilai rata-rata 58,77 untuk kelas eksperimen dengan standar deviasi sebesar

13,602 dan rata-rata untuk kelas kontrol sebesar 60,33 dengan standar deviasi

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4984/5/T1_202010063_BAB IV.pdfhasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diklasifikasikan

44 sebesar 16,481. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikan untuk

kelas eksperimen sebesar 0,786 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar

0,67maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas berdistribusi normal, karena

taraf signifikan yang diperoleh lebih dari 0,05. Hasil uji homogenitas

menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut homogen (memiliki varian yang

sama) hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikasi pada tabel Test of

Homogeneity of Variances adalah lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,132. Hal

ini menunjukkan bahwa kedua kelas mempunyai hasil belajar yang sama

sebelum diberi perlakuan atau dapat dikatakan homogen.

Hasil belajar matematika siswa setelah diberi perlakuan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing

dengan tipe Talking Stick diperoleh nilai rata-rata 84,93 untuk kelas

eksperimen dengan standar deviasi sebesar 16,254 dan rata-rata untuk kelas

kontrol sebesar 70,00 dengan standar deviasi sebesar 20,758. Hasil uji

normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikan untuk kelas eksperimen

sebesar 0,000 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 0,209. Nilai signifikan

kelas eksperimen 0,000 < 0,05. Hal ini berarti populasi tidak berasal dari

distribusi normal.

Berdasarkan hasil penelitian, hipotesis dalam penelitian ini yang

menyatakan “Terdapat Perbedaan Pengaruh Penggunaan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing dengan Tipe Talking Stick

Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Tuntang”

diterima. Hal ini terlihat pada hasil posttest siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol, disini didapatkan nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan kelas kontrol. Nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen

sebesar 84,93 sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata sebesar

70,00. Selain dapat dilihat dari hasil nilai posttest siswa dapat juga dilihat

pada uji beda rata-rata hasil belajar siswa. Perhitungan uji rata-rata hasil

belajar posttest dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0 dengan

menggunakan analisis uji nonparametric karena kedua data tersebut tidak

normal bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar antara siswa yang

diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Snowball Throwing dengan tipe Talking Stick. Berdasarkan analisis uji

nonparametric diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,000 yaitu kurang dari 0,05

maka tabel analisis uji nonparametric dapat disimpulkan bahwa “Terdapat

Perbedaan Pengaruh yang Signifikan Penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Snowball Throwing dengan Tipe Talking Stick Terhadap Hasil

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4984/5/T1_202010063_BAB IV.pdfhasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diklasifikasikan

45

Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Tuntang Semester II Tahun

Ajaran 2013/2014”.

Hasil temuan pada saat pembelajaran mengindikasikan bahwa

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing yang

digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran matematika pokok

bahasan segitiga membuat siswa terlatih dalam menguasai materi, hal ini

terlihat ketika siswa membuat soal dan terampil mengerjakan soal. Selama

proses pembelajaran berlangsung saat siswa terbiasa membuat soal dan

menjawab soal dari siswa lain, siswa lebih memahami materi yang berdampak

terhadap hasil belajar siswa yang lebih baik. Terbukti rata-rata hasil belajar

siswa yaitu 84,93.

Hasil temuan pada saat pembelajaran mengindikasikan bahwa

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick yang

digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran matematika pokok

bahasan segitiga yaitu siswa cenderung takut dan menghindari untuk

mendapatkan tongkat tersebut agar tidak menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh guru. Siswa yang sering mendapatkan tongkat akan lebih

terasah kemampuannya karena sering mendapatkan kesempatan menjawab

soal yang diberikan oleh guru sedangkan siswa yang jarang dan bahkan tidak

mendapatkan kesempatan memegang tongkat, siswa cenderung kurang

menguasai materi dikarenakan siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk

berlatih atau mencoba menjawab pertanyaan dari guru yang berdampak

terhadap hasil belajar siswa tersebut kurang maksimal. Hal ini ditunjukkan

dengan nilai rata-rata siswa yaitu 70,00.

Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing lebih baik dibandingkan

dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick.

Artinya ‘’ Terdapat Perbedaan Pengaruh yang Signifikan Penggunaan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing dengan Tipe Talking Stick

Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Tuntang

Semester II Tahun Ajaran 2013/2014”.