BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...
Embed Size (px)
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...
-
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini meliputi siswa-siswi pada dua SD Negeri yaitu SD Negeri 1
Ledokdawan dan SD Negeri 2 Ledokdawan kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun
Pelajaran 2011/2012, yang dijadikan subjek penelitian ini adalah kelas IV, yaitu kelas IV SD
Negeri 1 Ledokdawan sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 25 siswa yang terdiri dari 11
siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Kelas IV SD Negeri 2 Ledokdawan berjumlah 28 siswa
yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan sebagai kelas kontrol. Jadi jumlah
seluruh subjek penelitian sebanyak 53 siswa.
Dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel independen atau variabel perlakuan dan
satu variabel dependen, yang menjadi variabel independen adalah penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantu LKS dan variabel dependennya adalah hasil belajar.
Jadi dengan menggunakan model TGT berbantu LKS dalam pembelajaran IPA akan
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Dari ke dua SD tersebut sebagian besar memiliki Latar belakang dari keluarga petani,
hal ini di karenakan letak rumah yang berada di daerah pedesaan.
Tabel 4.1. di bawah ini disajikan jumlah siswa kelas IV SD N 1 Ledokdawan dan SD N
2 Ledokdawan yang digunakan untuk penelitian.
Tabel 4.1.
Data Subjek Penelitian SD N 1 Ledokdawan dan SD N 2 Ledokdawan
Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012
Kelas Kelompok Jenis Kelamin Jumlah
Siswa Laki-laki Perempuan
IV SD N 1Ledokdawan Eksperimen 11 14 25
IV SD N 2 Ledokdawan Kontrol 13 15 28
Jumlah Seluruhnya 53
4.1.1. Pelaksanaan Penelitian
-
Pada awal pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Team Games
Tournament (TGT) berbantu LKS pada siswa kelas IV kelompok eksperimen, terlihat ada
kebingungan diwajah mereka. Tetapi setelah ada penjelasan/pengarahan dari guru tentang
prosedur pembelajaran atau langkah-langkah yang harus dilakukan siswa, mereka mulai dapat
memahami dan dapat menyesuaikan diri dengan model pembelajaran ini. Kemudian guru
membagi kelas menjadi 5 kelompok, jadi setiap kelompok terdiri dari 5 siswa, karena jumlah
siswa hanya 25 siswa, dan pembagian kelompok ini diambil secara heterogen.
Pada saat pelaksanaan pembelajaran siswa dihadapkan dengan sebuah lembar kerja
siswa (LKS) dan siwa disuruh membaca dan memahami isi materi dan secara kelompok siswa
mengerjakan soal yang ada di dalam LKS tersebut. Dalam pembelajaran siswa sangat
berantusias. Setiap siswa dalam kelompok bekerja dengan baik, sehingga terjadi interaksi antar
anggota kelompok. Suasana kelas menjadi aktif.dan menyenangkan.
Dari hasil pengamatan pada pembelajaran yang dilakukan guru menunjukkan bahwa
guru sudah memahami dan menguasai langkah-langkah Team Games Tournament (TGT). Hal
tersebut terlihat dari hasil lembar observasi yang dilakukan oleh guru pada Tabel 4.2.
Tabel. 4.2
Hasil Observasi Validasi Guru Kelas
Dalam Pembelajaran IPA Dengan Model TGT Berbantu LKS
No Aspek yang Diamati Jumlah
Item
Keterlaksanaan
Item Persentase
1 2 1 2
1 Kegiatan awal pembelajaran 4 2 4 12% 24%
2 Kegiatan inti pembelajaran 10 8 9 47% 53%
3 Kegiatan akhir pembelajaran 3 2 3 12% 18%
Jumlah 17 12 16 71% 94%
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa tingkat keterlaksanaan treatmen pada pertemuan
pertama sebesar 71%, dari hasil tersebut keterlaksanaan treatmen sudah cukup memuaskan dan
pada pertemuan berikutnya keterlaksanaan treatmen meningkat sebesar 94% dapat di simpulkan
bahwa pada saat treatmen guru benar-benar memahami atau menguasai pembelajaran IPA
-
dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT berbantu LKS. Dimana pelaksanaan
pembelajaran kedua sangat memuaskan yang mencapai tingkat ketercapaian sebesar 94%
Untuk observasi tidak hanya dilakukan dikelas eksperimen saja, di kelas kontrolpun juga
di lakukan observasi. Berikut tabel 4.3 merupakan hasil observasi pembelajran IPA dengan
pembelajaran konvensional
Tabel. 4.3
Hasil Observasi Pelaksanaan Treatmen
Dalam Pembelajaran IPA Dengan Pembelajaran Konvensional
No Aspek yang Diamati Jumlah
Item
Keterlaksanan
Item Persentase
1 2 1 2
1 Kegiatan awal pembelajaran 4 2 3 11% 19%
2 Kegiatan inti pembelajaran 10 7 10 39% 50%
3 Kegiatan akhir pembelajaran 4 2 3 11% 19%
Jumlah 18 11 16 51% 88%
Dari tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional sudah terlaksanakan
dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.3 bahwa pada saat awal pembelajaran pada pertemuan
pertama pembelajaran konvensional persentase sebesar 51% dan pada pertemuan kedua meningkat
dengan jumlah presentase sebesar 88%.
Untuk lebih jelasnya mengenai jadwal pelaksanaan treatmen pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SD N 1 Ledokdawan dan SD N 2 Ledokdawan
Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan
Tahun Pelajaran 2011/2012
No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
-
1. Senin, 23 April 2012 Meminta ijin kepada pihak SD untuk melakukan
penelitian (kelas eksperimen dan kelas kontrol)
Menjelaskan prosedur dan langkah-langkah
penelitian penelitian kepada pihak SD (kelas
eksperimen dan kelas kontrol)
2. Sabtu, 28 April 2012 Melakukan uji kesetaraan di kelas eksperimen
3. Sabtu, 28 April 2012 Melakukan uji kesetaraan di kelas kontrol
4. Senin, 30 April 2012 Kegiatan pembelajaran menggunakan TGT di
kelas eksperimen (pertemuan 1)
5. Selasa, 1 Mei 2012 Melakukan pembelajaran konvensional di kelas
kontrol (pertemuan ke 1)
6. Rabu, 2 Mei 2012 Melakukan Pembelajaran di kelas kontrol
(pertemuan ke 2)
6. Kamis, 3Mei 2012 Kegiatan pembelajaran menggunakan TGT di
kelas eksperimen (pertemuan 2) serta pemberian
post tes
4.2 Analisis Data
Dari tes yang diberikan kepada siswa setelah tretmen maka diperoleh skor dan
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji t. akan tetapi sebelum dilakukan uji t yang harus
terpenuhi yaitu uji normalitas dan homogenitas. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil penelitian
yang meliputi jumlah data, mean,varian, modus, data minimum, standar maka terlebih dahulu
perlu dilakukan uji diskriptif.
4.2.1 Analisis Diskriptif Variabel Penelitian
Pengolahan analisis diskriptif dilakukan dengan menggunakan bantuan spss 16,0 for
windows. Sebelum tahap ini dilakukan langkah awal yaitu dengan memaparkan mengenai
distribusi frekuensi skor setiap variabel penelitian. Hal ini bertujuan untuk memperjelas
gambaran hasil penelitian. Tabel 4.5 berikut merupakan distribusi frekuensi kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen.
Tabel 4.5
-
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SD N 1 Ledokdawan
dan SD N 2 Ledokdawan Semester II Tahun Ajaran 2011/2012
Interval
Kelas eksperimen Kelas kontrol
Frekuensi Presentase frekuensi Presentase
86 95 5 8% 0 0%
77 85,9 5 27% 3 11%
68 76,9 7 27% 11 39%
59 67,9 7 19% 8 29%
50 - 58,9 2 19% 6 21%
Jumlah 26 100% 21 100%
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa hasil post test pada kelas eksperimen siswa yang
mendapatkan nilai 5058,9 sebanyak 2 siswa dengan presentase 19% untuk skor 5967,9
sebanyak 7 siswa dengan presentase 19%, skor 6876,9 sebanyak 7 siswa dengan presentase
27%, sedangkan untuk skor 7785,9 sebanyak 5 siswa dengan presentase sebesar 27%, dan
terakhir yaitu yang mendapatkan skor 8695 sebanyak 5 siswa dengan presentase 8%.
Sementara itu hasil post test pada kelas kontrol dapat diketahui terdapat 6 siswa yang
mendapatkan skor 5058,9 dengan presentase sebesar 21%, siswa yang mendapatkan skor 59
67,9 sebanyak 8 siswa dengan presentase 29%, siswa yang mendapatkan skor 6876,9 sebanyak
11 siswa dengan presentase sebesar 39%,siswa yang mendapatkan skor 7785,9 sebanyak 3
siswa dengan presentase sebesar 11%, dan tidak ada siswa yang memperoleh skor 86 keatas.
Untuk lebih jelasnya lagi maka ditampilkan diagram batang yang menggambarkan
persebaran frekuensi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
-
Gambar 4.1. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Skor Post Test
Analisis diskriptif bertujuan untuk mengetahui nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata dan
standar devisiasi. Analisis ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan
treatmen. Dalam melakukan analisis diskriptif dengan menggunakan bantuan SPSS versi 16,0 for
window. Hasil analisis kelas eksperimen dan kelas kontol dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Hasil Analisis Deskriptif Post Tes Test Kelas Eksperimen dan
Kelompok Kontrol SD N 1 Ledokdawan dan SD N 2 Ledokdawan
Semeter II Tahun Ajaran 2011/2012
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahawa banyaknya jumlah data kelas eksperimen sebanyak 25,
sedangkan pada kelas kontrol sebanyak 28. Untuk skor maksimal pada kelas eksperimen adalah 95
sedangkan untuk skor minimal adalah 50. Sementara itu untuk kelas kontrol nilai maksimal adalah 85
dan nilai minimalnya adalah 50. Standar Deviation untuk kelas eksperimen adalah 11.80395 dan untuk
kelas kontrol adalah 9.56045. Standar Deviation menggambarkan kumpulan suatu data secara
matematis.
4.3 Analisis Uji T
-
Untuk mengetahui perbedaan rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol harus
dilakukan uji t. sebelum melakukan uji t test terlebih dahulu dilakukan uji asumsi dasar yaitu
meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah
populasi data berdistribusi normal atau tidak. Setelah uji normalitas langkah selanjutnya yaitu
melakukan uji homogenitas hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah varian populasi data sama
atau tidak. Setelah dilakukan uji homogenitas dan uji normalitas baru dilakukan uji t test pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Uji normalitas menggunakan bantuan SPSS 16,0 for window. Hasil uji normalitas pada
kedua kelas dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Post Tes Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol SD N 1 Ledokdawan dan SD N 2 Ledokdawan
Semester II Tahun Ajaran 2011/2012
Tabel 4.7 menunjukan bahwa hasil kolmogorov-smirnov untuk hasil post test dari kelas
eksperimen yaitu sebesar 0,127 dengan probabilitas signifikasi 0,200. Sedangkan untuk kelas
kontrol yaitu sebesar 0,141 dengan probabilitas signifikan 0,200. Hal ini menunjukan bahwa
kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk post test dapat dikatakan distibusi normal. Untuk
grafik uji normalitas pada kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.2 dan uji normalitas
pada kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 4.3.
-
Gambar 4.2 Grafik Hasil Uji Normalitas Kelompok Eksperimen
Gambar 4.3 Grafik Hasil Uji Normalitas Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil analisis normalitas kemudian dilakukan uji homogenitas. Uji ini
dilakukan sebagai pra syarat dalam analisis Independen Sample T Test dan One Way ANOVA.
Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut.
-
Tabel 4.8
Hasil Uji Homogenitas Skor kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Hasil output uji homogenitas dapat dilihat dari Test of Homogenity of Variances.
Bahwa dapat diketahui signifikasi sebesar 1,373 karena signifikasi melebehi 0,05 maka dapat
kita ambil kesimpulan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen.
Uji t-test digunakan untuk menguji signifikasi perbedaan mean antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol.oleh karena itu untuk menguji signifikasi perbedaan antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol analisis yang digunakan adalah uji t-test. Di bawah ini disajikan tabel hasil uji
t-test nilai post test kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.9
Hasil Uji T-Test Skor Post Test Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol SD N 1 Ledokdawan dan SD N 2 Ledokdawan
Semester II Tahun Ajaran 2011/2012
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat nilai t hitung > t tabel ( 2.427 > 1.674 ). Dan
signifikansi (0,021 < 0,05). Sedangkan perbedaan rata-rata (mean diference) sebesar 7.128 dan
perbedaan berkisar antara 1.231 sampai 1.145.
-
4.4 Uji Hipotesis
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, setelah diperoleh dari hasil t-hitung maka
analisis hipotesisnya adalah :
H0 : Tidak ada perbedaan efektivitas yang signifikan kelas eksperimen setelah menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournamen (TGT) berbantu Lembar
Kerja Siswa (LKS) dengan kelas kontrol setelah menggunakan metode konvensional.
H : Terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan kelas eksperimen setelah menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournamen (TGT) berbantu Lembar
Kerja Siswa (LKS) dengan kelas kontrol setelah menggunakan metode konvensional.
Berdasarkan analisis uji hipotesis, H0 diterima jika signifikasi lebih besar dari 0,05 (H0
> 0,05). Dan Ho ditolak jika signifikasi lebih kecil dari 0,05 (H0 < 0,05). Dari hasil t-hitung yang
telah dilakukan diperoleh signifikasi 0,019 lebih kecil dari 0,05 (0,019 < 0,05). Karena
signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak. Jadi kesimpulannya H diterima.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD N 1 Ledokdawan dan SD N 2 Ledokdawan yang
terletak di Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan pada semester II tahun ajaran 2011/2012,
yang menjadi subjek penelitian adalah siswa-siswi dikedua SD tersebut yaitu siswa SD N 1
Ledokdawan sebagai kelas eksperimen dan siswa SD N 2 Ledokdawan sebagai kelas kontrol.
Setelah diadakan penelitian dan observasi proses pembelajaran sebelum diadakan
tindakan menunjukan siswa belum sepenuhnya aktif, siswa masih bekerja secara individu. Siswa
mudah jenuh dan bosan karena proses belajar monoton sehingga mengakibatkan nilai rata-rata
mata pelajaran IPA masih belum maksimal.
Berdasarkan kondisi diatas, sehingga diperlukan tindakan yang sesuai agar siswa lebih
mudah memahami materi dan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut (Hamdani, 2010:30) pembelajaran kooperatif merupakan rangkaian kegiatan
belajar siswa dalam kelompok tertentu diterapkan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai
anggota kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Sedangkan pada model TGT menjelaskan
bahwa siswa memainkan permainan dengan anggota tim-tim lain untuk memperoleh tambahan
point untuk skor tim mereka (Trianto, 2009:83). LKS merupakan perangkat pembelajaran
-
sebagai pelengkap atau saran pendukung pelaksanaan perencana pembelajaran (RP) berupa
lembar kertas yang berisi informasi maupun soal-soal (Hamdani, 2011:74). Berdasarkan dari
beberapa teori yang dikemukakan diatas disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
Team Games Tournament berbantu Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan model pembelajaran
yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok dengan menerapkan sebuah permainan dan
menggunakan LKS untuk memperoleh tambahan poin untuk kelompok mereka. Untuk
memaksimalkan hasil belajar siswa maka diperlukan pembelajaran yang membuat siswa lebih
tertarik salah satunya dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Games
Tournament berbantu Lembar Kerja Siswa (LKS).
Teori-teori yang dikemukakan beberapa ahli di atas selaras dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh penulis. Karena penulis menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Games
Tournament berbantu Lembar Kerja Siswa (LKS) dan rata-rata hasil belajar siswa meningkat
sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament
berbantu Lembar Kerja Siswa (LKS) efektif diterapkan pada siswa kelas IV SD Negeri 1
Ledokdawan khususnya pada mata pelajaran IPA pada pokok bahasan Sumber daya alam.
Pada pelaksanaan treatmen ketercapaian pada proses pembelajaran dapat kita lihat pada
lembar pengamatan (lembar observasi) yang telah dilakukan. Pada lembar pengamatan dapat
dilihat bahwa guru mampu menguasai langkah-langkah pembelajaran Team Games Tournament
berbantu Lembar Kerja Siswa (LKS). Dari ketercapaian treatmen tersebut dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran yang berlansung sudah mencerminkan penggunaan model kooperatif tipe
Team Games Tournament Games Tournament berbantu Lembar Kerja Siswa (LKS).
Dipaparkan juga mengenai hasil penelitian yang diolah melalui bantuan SPSS 16,0 for
window. Hasil yang diperoleh merupakan uji beda rata-rata dari hasil kedua kelas tersebut.
Dalam menganalisis t uji beda dengan menggunakan Independent Sample T Test dari analisis
dapat diketahui bahwa nilai t hitung > t tabel ( 2.427 > 1.674 ). Dan signifikansi (0,021 < 0,05).
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan untuk
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) berbantu Lembar Kerja Siswa
(LKS) dengan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPA kelas IV semester II tahun
ajaran 2011/2012.
Dari hasil analisis diskriptif dapat dilihat rata-rata untuk kelompok eksperimen yaitu
sebesar 73,20 dan rata-rata untuk kelompok kontrol yaitu sebesar 66,07. Hal ini berarti rata-rata
-
hasil belajara antara siswa yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Games
Tournamen berbantu Lembar Kerja Siswa (LKS) memiliki rata-rata hasil belajar yang lebih
tinggi jika dibandingan dengan pembelajaran konvensional.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitianyang dilakukan oleh Serta penelitian
yang dilakukan oleh Luh Juwita Purwati, (2010) dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Berbantuan
Lembar Kerja Siswa (LKS) di Sekolah Dasar menyimpulkan bahwa adanya peningkatan hasil
belajar IPA setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament
(TGT) berbantuan LKS. Serta penelitian yang dilakukan oleh Prihatin, Vitalis (2011) dengan
judul Perbedaan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS dengan Mengunakan Model Pembelajaran
TGT ( Team Games Tournament) dan Simulasi di SD Tlogo Mas Malang Pada Mata Pelajaran
IPS. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas IV yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran TGT dan model
pembelajaran simulasi pada materi koperasi.
Berdasarkan perolehan rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) berbantuan Lembar Kerja Siswa
(LKS) efektif dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Ledokdawan pada mata pelajaran IPA
dengan pokok bahasan sumber daya alam. Hal ini dikarenakan pembelajaran pada kelas
eksperimen mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. Di dalam bekerja kelompok
siswa yang lemah dalam pemahaman dapat terbantu oleh teman sebayanya dalam memahami
konsep materi pembelajaran. Disamping itu setiap siswa memiliki tanggung jawab atas
kelompoknya dalam tournament sehingga siswa harus benar-benar mendalami materi
pembelajaran.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournamen berbantu Lembar Kerja
Siswa (LKS) ini juga menambah keberanian siswa dalam mempresentasikan jawabannya, serta
siswa menjadi lebih aktif dan terciptalah pembelajaran yang menyenangkan. Dari beberapa hal di
atas menimbulkan dampak positif bagi siswa, hal ini dapat dilihat pada skor hasil belajar siswa
setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournamen berbantu Lembar
Kerja Siswa (LKS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantu LKS pada mata pelajaran IPA
kelas IV SD Negeri 1 ledokdawan khususnya.