BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

of 12 /12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek penelitian ini meliputi siswa-siswi pada dua SD Negeri yaitu SD Negeri 1 Ledokdawan dan SD Negeri 2 Ledokdawan kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012, yang dijadikan subjek penelitian ini adalah kelas IV, yaitu kelas IV SD Negeri 1 Ledokdawan sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 25 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Kelas IV SD Negeri 2 Ledokdawan berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan sebagai kelas kontrol. Jadi jumlah seluruh subjek penelitian sebanyak 53 siswa. Dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel independen atau variabel perlakuan dan satu variabel dependen, yang menjadi variabel independen adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantu LKS dan variabel dependennya adalah hasil belajar. Jadi dengan menggunakan model TGT berbantu LKS dalam pembelajaran IPA akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Dari ke dua SD tersebut sebagian besar memiliki Latar belakang dari keluarga petani, hal ini di karenakan letak rumah yang berada di daerah pedesaan. Tabel 4.1. di bawah ini disajikan jumlah siswa kelas IV SD N 1 Ledokdawan dan SD N 2 Ledokdawan yang digunakan untuk penelitian. Tabel 4.1. Data Subjek Penelitian SD N 1 Ledokdawan dan SD N 2 Ledokdawan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012 Kelas Kelompok Jenis Kelamin Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan IV SD N 1Ledokdawan Eksperimen 11 14 25 IV SD N 2 Ledokdawan Kontrol 13 15 28 Jumlah Seluruhnya 53 4.1.1. Pelaksanaan Penelitian

Embed Size (px)

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

    Subjek penelitian ini meliputi siswa-siswi pada dua SD Negeri yaitu SD Negeri 1

    Ledokdawan dan SD Negeri 2 Ledokdawan kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun

    Pelajaran 2011/2012, yang dijadikan subjek penelitian ini adalah kelas IV, yaitu kelas IV SD

    Negeri 1 Ledokdawan sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 25 siswa yang terdiri dari 11

    siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Kelas IV SD Negeri 2 Ledokdawan berjumlah 28 siswa

    yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan sebagai kelas kontrol. Jadi jumlah

    seluruh subjek penelitian sebanyak 53 siswa.

    Dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel independen atau variabel perlakuan dan

    satu variabel dependen, yang menjadi variabel independen adalah penggunaan model

    pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantu LKS dan variabel dependennya adalah hasil belajar.

    Jadi dengan menggunakan model TGT berbantu LKS dalam pembelajaran IPA akan

    mempengaruhi hasil belajar siswa.

    Dari ke dua SD tersebut sebagian besar memiliki Latar belakang dari keluarga petani,

    hal ini di karenakan letak rumah yang berada di daerah pedesaan.

    Tabel 4.1. di bawah ini disajikan jumlah siswa kelas IV SD N 1 Ledokdawan dan SD N

    2 Ledokdawan yang digunakan untuk penelitian.

    Tabel 4.1.

    Data Subjek Penelitian SD N 1 Ledokdawan dan SD N 2 Ledokdawan

    Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012

    Kelas Kelompok Jenis Kelamin Jumlah

    Siswa Laki-laki Perempuan

    IV SD N 1Ledokdawan Eksperimen 11 14 25

    IV SD N 2 Ledokdawan Kontrol 13 15 28

    Jumlah Seluruhnya 53

    4.1.1. Pelaksanaan Penelitian

  • Pada awal pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Team Games

    Tournament (TGT) berbantu LKS pada siswa kelas IV kelompok eksperimen, terlihat ada

    kebingungan diwajah mereka. Tetapi setelah ada penjelasan/pengarahan dari guru tentang

    prosedur pembelajaran atau langkah-langkah yang harus dilakukan siswa, mereka mulai dapat

    memahami dan dapat menyesuaikan diri dengan model pembelajaran ini. Kemudian guru

    membagi kelas menjadi 5 kelompok, jadi setiap kelompok terdiri dari 5 siswa, karena jumlah

    siswa hanya 25 siswa, dan pembagian kelompok ini diambil secara heterogen.

    Pada saat pelaksanaan pembelajaran siswa dihadapkan dengan sebuah lembar kerja

    siswa (LKS) dan siwa disuruh membaca dan memahami isi materi dan secara kelompok siswa

    mengerjakan soal yang ada di dalam LKS tersebut. Dalam pembelajaran siswa sangat

    berantusias. Setiap siswa dalam kelompok bekerja dengan baik, sehingga terjadi interaksi antar

    anggota kelompok. Suasana kelas menjadi aktif.dan menyenangkan.

    Dari hasil pengamatan pada pembelajaran yang dilakukan guru menunjukkan bahwa

    guru sudah memahami dan menguasai langkah-langkah Team Games Tournament (TGT). Hal

    tersebut terlihat dari hasil lembar observasi yang dilakukan oleh guru pada Tabel 4.2.

    Tabel. 4.2

    Hasil Observasi Validasi Guru Kelas

    Dalam Pembelajaran IPA Dengan Model TGT Berbantu LKS

    No Aspek yang Diamati Jumlah

    Item

    Keterlaksanaan

    Item Persentase

    1 2 1 2

    1 Kegiatan awal pembelajaran 4 2 4 12% 24%

    2 Kegiatan inti pembelajaran 10 8 9 47% 53%

    3 Kegiatan akhir pembelajaran 3 2 3 12% 18%

    Jumlah 17 12 16 71% 94%

    Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa tingkat keterlaksanaan treatmen pada pertemuan

    pertama sebesar 71%, dari hasil tersebut keterlaksanaan treatmen sudah cukup memuaskan dan

    pada pertemuan berikutnya keterlaksanaan treatmen meningkat sebesar 94% dapat di simpulkan

    bahwa pada saat treatmen guru benar-benar memahami atau menguasai pembelajaran IPA

  • dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT berbantu LKS. Dimana pelaksanaan

    pembelajaran kedua sangat memuaskan yang mencapai tingkat ketercapaian sebesar 94%

    Untuk observasi tidak hanya dilakukan dikelas eksperimen saja, di kelas kontrolpun juga

    di lakukan observasi. Berikut tabel 4.3 merupakan hasil observasi pembelajran IPA dengan

    pembelajaran konvensional

    Tabel. 4.3

    Hasil Observasi Pelaksanaan Treatmen

    Dalam Pembelajaran IPA Dengan Pembelajaran Konvensional

    No Aspek yang Diamati Jumlah

    Item

    Keterlaksanan

    Item Persentase

    1 2 1 2

    1 Kegiatan awal pembelajaran 4 2 3 11% 19%

    2 Kegiatan inti pembelajaran 10 7 10 39% 50%

    3 Kegiatan akhir pembelajaran 4 2 3 11% 19%

    Jumlah 18 11 16 51% 88%

    Dari tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional sudah terlaksanakan

    dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.3 bahwa pada saat awal pembelajaran pada pertemuan

    pertama pembelajaran konvensional persentase sebesar 51% dan pada pertemuan kedua meningkat

    dengan jumlah presentase sebesar 88%.

    Untuk lebih jelasnya mengenai jadwal pelaksanaan treatmen pada kelompok eksperimen

    dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

    Tabel 4.4.

    Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SD N 1 Ledokdawan dan SD N 2 Ledokdawan

    Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan

    Tahun Pelajaran 2011/2012

    No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

  • 1. Senin, 23 April 2012 Meminta ijin kepada pihak SD untuk melakukan

    penelitian (kelas eksperimen dan kelas kontrol)

    Menjelaskan prosedur dan langkah-langkah

    penelitian penelitian kepada pihak SD (kelas

    eksperimen dan kelas kontrol)

    2. Sabtu, 28 April 2012 Melakukan uji kesetaraan di kelas eksperimen

    3. Sabtu, 28 April 2012 Melakukan uji kesetaraan di kelas kontrol

    4. Senin, 30 April 2012 Kegiatan pembelajaran menggunakan TGT di

    kelas eksperimen (pertemuan 1)

    5. Selasa, 1 Mei 2012 Melakukan pembelajaran konvensional di kelas

    kontrol (pertemuan ke 1)

    6. Rabu, 2 Mei 2012 Melakukan Pembelajaran di kelas kontrol

    (pertemuan ke 2)

    6. Kamis, 3Mei 2012 Kegiatan pembelajaran menggunakan TGT di

    kelas eksperimen (pertemuan 2) serta pemberian

    post tes

    4.2 Analisis Data

    Dari tes yang diberikan kepada siswa setelah tretmen maka diperoleh skor dan

    selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji t. akan tetapi sebelum dilakukan uji t yang harus

    terpenuhi yaitu uji normalitas dan homogenitas. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil penelitian

    yang meliputi jumlah data, mean,varian, modus, data minimum, standar maka terlebih dahulu

    perlu dilakukan uji diskriptif.

    4.2.1 Analisis Diskriptif Variabel Penelitian

    Pengolahan analisis diskriptif dilakukan dengan menggunakan bantuan spss 16,0 for

    windows. Sebelum tahap ini dilakukan langkah awal yaitu dengan memaparkan mengenai

    distribusi frekuensi skor setiap variabel penelitian. Hal ini bertujuan untuk memperjelas

    gambaran hasil penelitian. Tabel 4.5 berikut merupakan distribusi frekuensi kelompok kontrol

    dan kelompok eksperimen.

    Tabel 4.5

  • Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SD N 1 Ledokdawan

    dan SD N 2 Ledokdawan Semester II Tahun Ajaran 2011/2012

    Interval

    Kelas eksperimen Kelas kontrol

    Frekuensi Presentase frekuensi Presentase

    86 95 5 8% 0 0%

    77 85,9 5 27% 3 11%

    68 76,9 7 27% 11 39%

    59 67,9 7 19% 8 29%

    50 - 58,9 2 19% 6 21%

    Jumlah 26 100% 21 100%

    Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa hasil post test pada kelas eksperimen siswa yang

    mendapatkan nilai 5058,9 sebanyak 2 siswa dengan presentase 19% untuk skor 5967,9

    sebanyak 7 siswa dengan presentase 19%, skor 6876,9 sebanyak 7 siswa dengan presentase

    27%, sedangkan untuk skor 7785,9 sebanyak 5 siswa dengan presentase sebesar 27%, dan

    terakhir yaitu yang mendapatkan skor 8695 sebanyak 5 siswa dengan presentase 8%.

    Sementara itu hasil post test pada kelas kontrol dapat diketahui terdapat 6 siswa yang

    mendapatkan skor 5058,9 dengan presentase sebesar 21%, siswa yang mendapatkan skor 59

    67,9 sebanyak 8 siswa dengan presentase 29%, siswa yang mendapatkan skor 6876,9 sebanyak

    11 siswa dengan presentase sebesar 39%,siswa yang mendapatkan skor 7785,9 sebanyak 3

    siswa dengan presentase sebesar 11%, dan tidak ada siswa yang memperoleh skor 86 keatas.

    Untuk lebih jelasnya lagi maka ditampilkan diagram batang yang menggambarkan

    persebaran frekuensi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

  • Gambar 4.1. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Skor Post Test

    Analisis diskriptif bertujuan untuk mengetahui nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata dan

    standar devisiasi. Analisis ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan

    treatmen. Dalam melakukan analisis diskriptif dengan menggunakan bantuan SPSS versi 16,0 for

    window. Hasil analisis kelas eksperimen dan kelas kontol dapat dilihat pada tabel 4.6.

    Tabel 4.6

    Hasil Analisis Deskriptif Post Tes Test Kelas Eksperimen dan

    Kelompok Kontrol SD N 1 Ledokdawan dan SD N 2 Ledokdawan

    Semeter II Tahun Ajaran 2011/2012

    Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahawa banyaknya jumlah data kelas eksperimen sebanyak 25,

    sedangkan pada kelas kontrol sebanyak 28. Untuk skor maksimal pada kelas eksperimen adalah 95

    sedangkan untuk skor minimal adalah 50. Sementara itu untuk kelas kontrol nilai maksimal adalah 85

    dan nilai minimalnya adalah 50. Standar Deviation untuk kelas eksperimen adalah 11.80395 dan untuk

    kelas kontrol adalah 9.56045. Standar Deviation menggambarkan kumpulan suatu data secara

    matematis.

    4.3 Analisis Uji T

  • Untuk mengetahui perbedaan rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol harus

    dilakukan uji t. sebelum melakukan uji t test terlebih dahulu dilakukan uji asumsi dasar yaitu

    meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah

    populasi data berdistribusi normal atau tidak. Setelah uji normalitas langkah selanjutnya yaitu

    melakukan uji homogenitas hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah varian populasi data sama

    atau tidak. Setelah dilakukan uji homogenitas dan uji normalitas baru dilakukan uji t test pada

    kelas eksperimen dan kelas kontrol.

    Uji normalitas menggunakan bantuan SPSS 16,0 for window. Hasil uji normalitas pada

    kedua kelas dapat dilihat pada tabel 4.7

    Tabel 4.7

    Hasil Uji Normalitas Post Tes Kelompok Eksperimen dan

    Kelompok Kontrol SD N 1 Ledokdawan dan SD N 2 Ledokdawan

    Semester II Tahun Ajaran 2011/2012

    Tabel 4.7 menunjukan bahwa hasil kolmogorov-smirnov untuk hasil post test dari kelas

    eksperimen yaitu sebesar 0,127 dengan probabilitas signifikasi 0,200. Sedangkan untuk kelas

    kontrol yaitu sebesar 0,141 dengan probabilitas signifikan 0,200. Hal ini menunjukan bahwa

    kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk post test dapat dikatakan distibusi normal. Untuk

    grafik uji normalitas pada kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.2 dan uji normalitas

    pada kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 4.3.

  • Gambar 4.2 Grafik Hasil Uji Normalitas Kelompok Eksperimen

    Gambar 4.3 Grafik Hasil Uji Normalitas Kelompok Kontrol

    Berdasarkan hasil analisis normalitas kemudian dilakukan uji homogenitas. Uji ini

    dilakukan sebagai pra syarat dalam analisis Independen Sample T Test dan One Way ANOVA.

    Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut.

  • Tabel 4.8

    Hasil Uji Homogenitas Skor kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

    Hasil output uji homogenitas dapat dilihat dari Test of Homogenity of Variances.

    Bahwa dapat diketahui signifikasi sebesar 1,373 karena signifikasi melebehi 0,05 maka dapat

    kita ambil kesimpulan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen.

    Uji t-test digunakan untuk menguji signifikasi perbedaan mean antara kelas eksperimen

    dan kelas kontrol.oleh karena itu untuk menguji signifikasi perbedaan antara kelas eksperimen

    dan kelas kontrol analisis yang digunakan adalah uji t-test. Di bawah ini disajikan tabel hasil uji

    t-test nilai post test kelas eksperimen dan kelas kontrol.

    Tabel 4.9

    Hasil Uji T-Test Skor Post Test Kelompok Eksperimen dan

    Kelompok Kontrol SD N 1 Ledokdawan dan SD N 2 Ledokdawan

    Semester II Tahun Ajaran 2011/2012

    Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat nilai t hitung > t tabel ( 2.427 > 1.674 ). Dan

    signifikansi (0,021 < 0,05). Sedangkan perbedaan rata-rata (mean diference) sebesar 7.128 dan

    perbedaan berkisar antara 1.231 sampai 1.145.

  • 4.4 Uji Hipotesis

    Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, setelah diperoleh dari hasil t-hitung maka

    analisis hipotesisnya adalah :

    H0 : Tidak ada perbedaan efektivitas yang signifikan kelas eksperimen setelah menggunakan

    model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournamen (TGT) berbantu Lembar

    Kerja Siswa (LKS) dengan kelas kontrol setelah menggunakan metode konvensional.

    H : Terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan kelas eksperimen setelah menggunakan

    model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournamen (TGT) berbantu Lembar

    Kerja Siswa (LKS) dengan kelas kontrol setelah menggunakan metode konvensional.

    Berdasarkan analisis uji hipotesis, H0 diterima jika signifikasi lebih besar dari 0,05 (H0

    > 0,05). Dan Ho ditolak jika signifikasi lebih kecil dari 0,05 (H0 < 0,05). Dari hasil t-hitung yang

    telah dilakukan diperoleh signifikasi 0,019 lebih kecil dari 0,05 (0,019 < 0,05). Karena

    signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak. Jadi kesimpulannya H diterima.

    4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SD N 1 Ledokdawan dan SD N 2 Ledokdawan yang

    terletak di Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan pada semester II tahun ajaran 2011/2012,

    yang menjadi subjek penelitian adalah siswa-siswi dikedua SD tersebut yaitu siswa SD N 1

    Ledokdawan sebagai kelas eksperimen dan siswa SD N 2 Ledokdawan sebagai kelas kontrol.

    Setelah diadakan penelitian dan observasi proses pembelajaran sebelum diadakan

    tindakan menunjukan siswa belum sepenuhnya aktif, siswa masih bekerja secara individu. Siswa

    mudah jenuh dan bosan karena proses belajar monoton sehingga mengakibatkan nilai rata-rata

    mata pelajaran IPA masih belum maksimal.

    Berdasarkan kondisi diatas, sehingga diperlukan tindakan yang sesuai agar siswa lebih

    mudah memahami materi dan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

    Menurut (Hamdani, 2010:30) pembelajaran kooperatif merupakan rangkaian kegiatan

    belajar siswa dalam kelompok tertentu diterapkan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai

    anggota kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Sedangkan pada model TGT menjelaskan

    bahwa siswa memainkan permainan dengan anggota tim-tim lain untuk memperoleh tambahan

    point untuk skor tim mereka (Trianto, 2009:83). LKS merupakan perangkat pembelajaran

  • sebagai pelengkap atau saran pendukung pelaksanaan perencana pembelajaran (RP) berupa

    lembar kertas yang berisi informasi maupun soal-soal (Hamdani, 2011:74). Berdasarkan dari

    beberapa teori yang dikemukakan diatas disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

    Team Games Tournament berbantu Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan model pembelajaran

    yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok dengan menerapkan sebuah permainan dan

    menggunakan LKS untuk memperoleh tambahan poin untuk kelompok mereka. Untuk

    memaksimalkan hasil belajar siswa maka diperlukan pembelajaran yang membuat siswa lebih

    tertarik salah satunya dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Games

    Tournament berbantu Lembar Kerja Siswa (LKS).

    Teori-teori yang dikemukakan beberapa ahli di atas selaras dengan hasil penelitian yang

    dilakukan oleh penulis. Karena penulis menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Games

    Tournament berbantu Lembar Kerja Siswa (LKS) dan rata-rata hasil belajar siswa meningkat

    sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament

    berbantu Lembar Kerja Siswa (LKS) efektif diterapkan pada siswa kelas IV SD Negeri 1

    Ledokdawan khususnya pada mata pelajaran IPA pada pokok bahasan Sumber daya alam.

    Pada pelaksanaan treatmen ketercapaian pada proses pembelajaran dapat kita lihat pada

    lembar pengamatan (lembar observasi) yang telah dilakukan. Pada lembar pengamatan dapat

    dilihat bahwa guru mampu menguasai langkah-langkah pembelajaran Team Games Tournament

    berbantu Lembar Kerja Siswa (LKS). Dari ketercapaian treatmen tersebut dapat disimpulkan

    bahwa pembelajaran yang berlansung sudah mencerminkan penggunaan model kooperatif tipe

    Team Games Tournament Games Tournament berbantu Lembar Kerja Siswa (LKS).

    Dipaparkan juga mengenai hasil penelitian yang diolah melalui bantuan SPSS 16,0 for

    window. Hasil yang diperoleh merupakan uji beda rata-rata dari hasil kedua kelas tersebut.

    Dalam menganalisis t uji beda dengan menggunakan Independent Sample T Test dari analisis

    dapat diketahui bahwa nilai t hitung > t tabel ( 2.427 > 1.674 ). Dan signifikansi (0,021 < 0,05).

    maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan untuk

    pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) berbantu Lembar Kerja Siswa

    (LKS) dengan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPA kelas IV semester II tahun

    ajaran 2011/2012.

    Dari hasil analisis diskriptif dapat dilihat rata-rata untuk kelompok eksperimen yaitu

    sebesar 73,20 dan rata-rata untuk kelompok kontrol yaitu sebesar 66,07. Hal ini berarti rata-rata

  • hasil belajara antara siswa yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Games

    Tournamen berbantu Lembar Kerja Siswa (LKS) memiliki rata-rata hasil belajar yang lebih

    tinggi jika dibandingan dengan pembelajaran konvensional.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitianyang dilakukan oleh Serta penelitian

    yang dilakukan oleh Luh Juwita Purwati, (2010) dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar IPA

    Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Berbantuan

    Lembar Kerja Siswa (LKS) di Sekolah Dasar menyimpulkan bahwa adanya peningkatan hasil

    belajar IPA setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament

    (TGT) berbantuan LKS. Serta penelitian yang dilakukan oleh Prihatin, Vitalis (2011) dengan

    judul Perbedaan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS dengan Mengunakan Model Pembelajaran

    TGT ( Team Games Tournament) dan Simulasi di SD Tlogo Mas Malang Pada Mata Pelajaran

    IPS. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara aktivitas dan hasil

    belajar siswa kelas IV yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran TGT dan model

    pembelajaran simulasi pada materi koperasi.

    Berdasarkan perolehan rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen disimpulkan bahwa

    pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) berbantuan Lembar Kerja Siswa

    (LKS) efektif dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Ledokdawan pada mata pelajaran IPA

    dengan pokok bahasan sumber daya alam. Hal ini dikarenakan pembelajaran pada kelas

    eksperimen mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. Di dalam bekerja kelompok

    siswa yang lemah dalam pemahaman dapat terbantu oleh teman sebayanya dalam memahami

    konsep materi pembelajaran. Disamping itu setiap siswa memiliki tanggung jawab atas

    kelompoknya dalam tournament sehingga siswa harus benar-benar mendalami materi

    pembelajaran.

    Dalam pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournamen berbantu Lembar Kerja

    Siswa (LKS) ini juga menambah keberanian siswa dalam mempresentasikan jawabannya, serta

    siswa menjadi lebih aktif dan terciptalah pembelajaran yang menyenangkan. Dari beberapa hal di

    atas menimbulkan dampak positif bagi siswa, hal ini dapat dilihat pada skor hasil belajar siswa

    setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournamen berbantu Lembar

    Kerja Siswa (LKS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran dengan

    menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantu LKS pada mata pelajaran IPA

    kelas IV SD Negeri 1 ledokdawan khususnya.