BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 -...

18
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Subyek dari penelitian tindakan kelas siswa kelas 4 SD Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 23 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Siswa kelas 4 ini hasil belajarnya rendah dalam pembelajaran Matematika. Dari 23 siswa terdapat 9 siswa mendapat nilai di bawah KKM yaitu 60. Karakteristik siswa kelas 4 ini berumur antsra 9 11 tahun yang berada pada tahap operasional konkrit, 9 siswa mempunyai orang tua sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), 6 siswa mempunyai orang tua sebagai petani, dan 8 siswa mempunyai orang tua sebagai pedagang di pasar. Hasil belajar Matematika yang rendah karena pembelajaran yang selama ini dilaksanakan hanya dengan metode konvensional sehingga pembelajaran yang telah dilakukan tidak berkesan dalam diri anak oleh karena gurunya saja yang aktif dalam kelas, siswanya hanya pasif. Hasil belajar Matematika siswa Pra Siklus dapat dilihat pada tabel 4.1: Tabel 4.1 Hasil Belajar Matematika Pra Siklus Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan 14 61% Tuntas 9 39% Tidak Tuntas Jumlah 23 100% Nilai Rata-rata 64 Nilai Tertinggi 86 Nilai Terendah 52 Dilihat dari tabel 4.1 diketahui bahwa hasil belajar Matematika, sebanyak 9 siswa (39%) tidak tuntas dengan nilai , sedangkan siswa yang tuntas hanya 14 siswa (61%) dengan nilai .

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 -...

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Pra Siklus

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon

Kabupaten Grobogan. Subyek dari penelitian tindakan kelas siswa kelas 4 SD

Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun

Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 23 siswa, yang terdiri dari 11 siswa

laki-laki dan 12 siswa perempuan. Siswa kelas 4 ini hasil belajarnya rendah dalam

pembelajaran Matematika. Dari 23 siswa terdapat 9 siswa mendapat nilai di

bawah KKM yaitu 60. Karakteristik siswa kelas 4 ini berumur antsra 9 – 11 tahun

yang berada pada tahap operasional konkrit, 9 siswa mempunyai orang tua

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), 6 siswa mempunyai orang tua sebagai

petani, dan 8 siswa mempunyai orang tua sebagai pedagang di pasar.

Hasil belajar Matematika yang rendah karena pembelajaran yang selama

ini dilaksanakan hanya dengan metode konvensional sehingga pembelajaran yang

telah dilakukan tidak berkesan dalam diri anak oleh karena gurunya saja yang

aktif dalam kelas, siswanya hanya pasif.

Hasil belajar Matematika siswa Pra Siklus dapat dilihat pada tabel 4.1:

Tabel 4.1

Hasil Belajar Matematika Pra Siklus

Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan

14 61% Tuntas

9 39% Tidak Tuntas

Jumlah 23 100%

Nilai Rata-rata 64

Nilai Tertinggi 86

Nilai Terendah 52

Dilihat dari tabel 4.1 diketahui bahwa hasil belajar Matematika, sebanyak

9 siswa (39%) tidak tuntas dengan nilai , sedangkan siswa yang tuntas hanya

14 siswa (61%) dengan nilai .

36

Hasil belajar Matematika pra siklus bila disajikan dalam diagram batang,

dapat dilhat pada gambar 4.1 :

Gambar 4.1 Hasil Belajar Matematika Pra Siklus

Berdasarkan gambar 4.1 diketahui bahwa hasil belajar matematika prasiklus siswa

yang tuntas 14 siswa (61%) dan siswa yang tidak tuntas 9 siswa (39%).

4.2 Deskripsi Hasil Siklus I

4.2.1 Perencanaan Tindakan

Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui II pertemuan dengan

rincian sebagai berikut :

1. Pertemuan I

Sebelum melakukan tindakan siklus I pertemuan I, maka peneliti

menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran yaitu

(RPP), lembar kerja siswa, lembar observasi, media pembelajaran. Peneliti

merancang RPP pertemuan I dengan pokok bahasan “ Bangun Ruang Kubus

dan Balok” dengan tujuan pembelajaran : melalui pengamatan, siswa dapat

menyebutkan benda-benda di sekitar yang berbentuk kubus, balok, melalui

penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan macam-macam bangun ruang,

melalui penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan sisi, rusuk, dan titik

sudut, melalui diskusi kelompok, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat kubus.

Kegiatan inti dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pendekatan

kontekstual yaitu : Kontruktivisme (contructivisme), Menemukan (inquiry),

Bertanya (questioning), Masyarakat belajar, Pemodelan (modeling), Penilaian

yang sebenarnya (authentic assessment), Refleksi (reflection).

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Tuntas Tidak Tuntas

37

Kegiatan akhir ditutup dengan menyimpulkan proses pembelajaran

dan merefleksi proses pembelajaran dengan melibatkan siswa.

a. Pertemuan II

Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses

pembelajaran yaitu (RPP), lembar kerja siswa, lembar observasi, media

pembelajaran. Peneliti merancang RPP siklus 1 pertemuan II dengan materi

pelajaran yaitu mengenai “Bangun Ruang Tabung, Kerucut, Bola” dengan

tujuan pembelajaran yaitu: melalui pengamatan, siswa dapat menyebutkan

benda-benda di sekitar yang berbentuk tabung, kerucut, bola, melalui diskusi

kelompok, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola

Pembelajaran yang dilakukan meliputi kegiatan inti yang sesuai

dengan langkah-langkah pendekatan kontekstual: Kontruktivisme

(contructivisme), Menemukan (inquiry), Bertanya (questioning), Masyarakat

belajar, Pemodelan (modeling), Penilaian yang sebenarnya (authentic

assessment), Refleksi (reflection).

Kegiatan akhir ditutup dengan menyimpulkan proses pembelajaran

dan merefleksi proses pembelajaran dengan melibatkan siswa. Setelah itu

guru memberikan soal siklus I kepada siwa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan I

dan pertemuan II. Masing-masing pertemuan berlangsung 70menit(2x35menit).

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu, 10 April 2014, pertemuan II

dilaksanakan pada hari Kamis, 11 April 2014.

a. Pertemuan I

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan apersepsi, yaitu guru

mengingatkan kembali tentang bangun ruang dan bertanya “Apa saja macam-

macam bangun ruang yang kalian ketahui?”” dilanjutkan dengan

penyampaian tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

38

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan

kegiatan inti menggunakan pendekatan kontekstual dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Kontruktivisme (contructivisme)

Membangun pemahaman siswa dari pengalaman baru berdasar

pada pengetahuan awal.

b. Menemukan (inquiry)

Siswa harus mampu meramu setiap materi dan terampil dalam

setiap kegiatan.

c. Bertanya (questioning)

Kegiatan pembelajaran untuk mendorong, membimbing dan

menilai kemampuan berfikir pebelajar.

d. Masyarakat belajar

Para siswa terikat dalam kegiatan belajar. Mereka bekerja sama

dengan orang lain, saling tukar pengalaman, dan berbagi ide.

e. Pemodelan (modeling)

Proses penampilan suatu contoh agar siswa dapat mengikuti model

tersebut.

f. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment)

Kemajuan belajar yang dinilai baik itu menggunakan penilaian

produk (kinerja) maupun proses.

g. Refleksi (reflection)

Mengukur pengetahuan dan keterampilan pembelajar. Melihat

kembali hasil yang diperoleh untuk dijadikan bahan acuan untuk langkah

selanjutnya. (Mappasoro,2008:III-3).

Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama

siswa, kemudian guru memberikan kesempatan siswa untuk menyimpulkan

dan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung.

2. Pertemuan II

Pada kegiatan awal guru menyampaikan apersepsi, yaitu Guru

bertanya kepada siswa “Apa saja yang termasuk bangun ruang sisi

39

lengkung?” dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai.

Kemudian dilanjutkan kegiatan inti menggunakan pendekatan

kontekstual dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Kontruktivisme (contructivisme)

Membangun pemahaman siswa dari pengalaman baru berdasar pada

pengetahuan awal.

b. Menemukan (inquiry)

Siswa harus mampu meramu setiap materi dan terampil dalam setiap

kegiatan.

c. Bertanya (questioning)

Kegiatan pembelajaran untuk mendorong, membimbing dan menilai

kemampuan berfikir pebelajar.

d. Masyarakat belajar

Para siswa terikat dalam kegiatan belajar. Mereka bekerja sama dengan

orang lain, saling tukar pengalaman, dan berbagi ide.

e. Pemodelan (modeling)

Proses penampilan suatu contoh agar siswa dapat mengikuti model

tersebut.

f. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment)

Kemajuan belajar yang dinilai baik itu menggunakan penilaian produk

(kinerja) maupun proses.

g. Refleksi (reflection)

Mengukur pengetahuan dan keterampilan pembelajar. Melihat

kembali hasil yang diperoleh untuk dijadikan bahan acuan untuk langkah

selanjutnya. (Mappasoro,2008:III-3).

Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama

siswa, kemudian guru memberikan kesempatan siswa untuk menyimpulkan

dan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. Setelah

itu pembelajaran diakhiri dengan pemberian soal siklus I.

40

3. Hasil Pengamatan

1. Pertemuan I

Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan I adalah

sebagai berikut:

a. Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

dan apersepsi secara jelas.

b. Guru juga belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum dimengerti dan secara

keseluruhan pembelajaran Matematika yang dilakukan sudah sesuai

dengan pendekatan Kontekstual.

c. Siswa masih kurang aktif dalam berdiskusi kelompok dan kurang

memperhatikan apa yang diperintahkan oleh guru.

d. Siswa belum terbiasa maju ke depan kelas untuk melaporkan hasil

diskusi kelompok.

e. Siswa juga belum dapat menyimpulkan dan merefleksi secara jelas

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Hasil observasi siklus I pertemuan I secara lebih rinci dapat dilihat

dalam lampiran lembar observasi. Berdasarkan lembar hasil observasi guru

dan siswa penerapan pembelajarn dengan pendekatan kontekstual pada

siklus I pertemuan I masih banyak kekurangan dan kelemahan sehingga

akan diperbaiki pada siklus I pertemuan II.

a. Pertemuan II

Hasil observasi selama pembelajaran siklus I pertemuan II adalah

sebagai berikut :

a. Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

secara jelas tapi sudah menyampaikan apersepsi dengan baik.

b. Guru juga belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum dimengerti dan secara

keseluruhan pembelajaran Matematika yang dilakukan sudah sesuai

dengan pendekatan Kontekstual.

41

c. Siswa masih kurang aktif dalam berdiskusi kelompok dan kurang

memperhatikan apa yang diperintahkan oleh guru. .

d. Siswa belum terbiasa maju ke depan kelas untuk melaporkan hasil

diskusi kelompok.

e. Siswa juga belum dapat menyimpulkan secara jelas kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

Hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru dan

aktivitas siswa secara keseluruhan dalam menerapkan pendekatan

kontekstual dapat dilihat pada lampiran lembar observasi guru dan siswa

siklus I pertemuan II. Hasil observasi akan digunakan sebagai pemantapan

pada siklus I akan diperbaiki kekurangannya pada siklus II.

4. Hasil Tindakan

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I berupa hasil belajar siswa yang

dapat dilihat pada tabel 4.2:

Tabel 4.2

Hasil Belajar Matematika Siklus I

Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan

5 22% Tidak Tuntas

18 78% Tuntas

Jumlah 31 100%

Nilai Rata-rata 73

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 35

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa hasil belajar matematika

siklus 1 siswa yang tuntas 18 siswa (78%) dan siswa yang tidak 5 siswa (22%).

Hasil belajar matematika pada siklus I apabila disajikan dalam diagram

batang dapat dilihat pada gambar 4.2 :

42

Gambar 4.2 Hasil Belajar Matematika Siklus I

Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.2, diketahui siswa yang tuntas 18

siswa (81%) dan siswa yang tidak tuntas 5 siswa (19%).

5. Refleksi

Refleksi pada siklus I difokuskan pada berbagai masalah yang muncul pada

pelaksanaan tindakan yang digunakan untuk memperbaiki siklus II. Adapun

permasalahan yang ada adalah sebagai berikut:

a. Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

secara jelas, guru juga belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum dimengerti dan secara keseluruhan

pembelajaran Matematika yang dilakukan sudah sesuai dengan pendekatan

Kontekstual.

b. Siswa masih kurang aktif dalam berdiskusi kelompok dan kurang

memperhatikan apa yang diperintahkan oleh guru.Dari hasil lembar

observasi siswa pada pertemuan pertama jumlah skor rata-rata 34 dengan

kriteria baik, sedangkan pada pertemuan kedua skor rata-rata menjadi 42

juga dengan kriteria baik.

c. Hasil belajar rata-rata siklus I pada penelitian ini menunjukan bahwa rata-

rata nilai siswa 73, Siswa yang tuntas sebanyak 18 (78%) dan siswa yang

tidak tuntas sebanyak 5 siswa (22%) dengan nilai berada di bawah KKM

yaitu 60.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Tuntas Tidak Tuntas

43

d. Siswa belum terbiasa maju ke depan kelas untuk melaporkan hasil diskusi

kelompok. Siswa juga belum dapat menyimpulkan secara jelas kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

Dari berbagai permasalahan yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus

I maka perlu diadakan perbaikan untuk pelaksanaan tindakan di siklus berikutnya

yaitu pada siklus II, maka hal-hal yang perlu diperbaiki untuk tahap pelaksanaan

siklus berikutnya antara lain:

a. Guru harus menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai secara

jelas agar siswa mudah memahami pembelajaran yang akan dilakukan.

b. Guru meminta kepada seluruh siswa untuk aktif dalam berdiskusi, karena

penyelesaian LKS yang diberikan guru adalah tanggung jawab seluruh

anggota kelompok.

c. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai materi

yang belum dipahami.

d. Guru memberikan motivasi pada siswa agar lebih berani untuk bertanya dan

melaporkan hasil diskusi kelompok di depan kelas.

4.3 Deskripsi Hasil Siklus II

Kelemahan-kelemahan siklus I dimasukkan dalam perencanaan

pembelajaran siklus II sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari yang terjadi

pada siklus I. Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan.

4.3.1 Perencanaan Tindakan

1. Pertemuan I

Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses

pembelajaran, diantaranya (RPP) pertemuan I, lembar kerja siswa, lembar

observasi, media pembelajaran. Peneliti merancang RPP pertemuan I dengan

pokok bahasan “ Jaring-jaring Balok” dengan tujuan pembelajaran : melalui

penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan pengertian jaring-jaring balok,

melalui pengamatan, siswa dapat menyebutkan bangun datar yang dibentuk

oleh jaring-jaring balok, melalui diskuski kelompok, siswa dapat menentukan

44

alas dan tutup dari jaring-jaring balok, melalui diskusi kelompok, siswa

dapat menentukan dan menggambar jaring-jaring balok.

Kegiatan inti sesuai dengan langkah-langkah pendekatan kontekstual

yaitu:

a. Kontruktivisme (contructivisme)

Membangun pemahaman siswa dari pengalaman baru berdasar pada

pengetahuan awal.

b. Menemukan (inquiry)

Siswa harus mampu meramu setiap materi dan terampil dalam setiap

kegiatan.

c. Bertanya (questioning)

Kegiatan pembelajaran untuk mendorong, membimbing dan menilai

kemampuan berfikir pebelajar.

d. Masyarakat belajar

Para siswa terikat dalam kegiatan belajar. Mereka bekerja sama dengan

orang lain, saling tukar pengalaman, dan berbagi ide.

e. Pemodelan (modeling)

Proses penampilan suatu contoh agar siswa dapat mengikuti model

tersebut.

f. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment)

Kemajuan belajar yang dinilai baik itu menggunakan penilaian produk

(kinerja) maupun proses.

g. Refleksi (reflection)

Mengukur pengetahuan dan keterampilan pembelajar. Melihat

kembali hasil yang diperoleh untuk dijadikan bahan acuan untuk langkah

selanjutnya. (Mappasoro,2008:III-3).

Kegiatan akhir dilakukan dengan penarikan kesimpulan hasil

pembelajaran dan refleksi melibatkan siswa.

2. Pertemuan II

Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses

pembelajaran diantaranya RPP pertemuan II, lembar kerja siswa, lembar

45

observasi, media pembelajaran pelajaran dengan materi “Jaring-jaring

Kubus”. Kemudian menentukan tujuan pembelajaran yaitu: melalui

penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan pengertian jaring-jaring

kubus,melalui pengamatan, siswa dapat menyebutkan bangun datar yang

dibentuk oleh jaring-jaring kubus, melalui diskuski kelompok, siswa dapat

menentukan alas dan tutup dari jaring-jaring kubus, melalui diskusi

kelompok, siswa dapat menentukan dan menggambar jaring-jaring kubus.

Pembelajaran yang dilakukan meliputi kegiatan inti yang sesuai

dengan langkah-langkah pendekatan kontekstual:

a. Kontruktivisme (contructivisme)

Membangun pemahaman siswa dari pengalaman baru berdasar pada

pengetahuan awal.

b. Menemukan (inquiry)

Siswa harus mampu meramu setiap materi dan terampil dalam setiap

kegiatan.

c. Bertanya (questioning)

Kegiatan pembelajaran untuk mendorong, membimbing dan menilai

kemampuan berfikir pebelajar.

d. Masyarakat belajar

Para siswa terikat dalam kegiatan belajar. Mereka bekerja sama dengan

orang lain, saling tukar pengalaman, dan berbagi ide.

e. Pemodelan (modeling)

Proses penampilan suatu contoh agar siswa dapat mengikuti model

tersebut.

f. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment)

Kemajuan belajar yang dinilai baik itu menggunakan penilaian produk

(kinerja) maupun proses.

g. Refleksi (reflection)

Mengukur pengetahuan dan keterampilan pembelajar. Melihat

kembali hasil yang diperoleh untuk dijadikan bahan acuan untuk langkah

selanjutnya. (Mappasoro,2008: III-3).

46

Kegiatan akhir akan dilakukan dengan guru menarik kesimpulan dan

refleksi terhadap hasil pembelajaran yang telah dipelajari dengan melibatkan

siswa. setelah menarik kesimpulan guru memberikan soal siklus II kepada

siwa.

3. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan,

dan pemantapan pada siklus I. Pelaksanaan pada siklus II ini terdiri dari dua

pertemuan, yaitu pertemuan I dan pertemuan II. Masing-masing pertemuan

berlangsung 70menit (2x35menit). Pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu, 7

Mei 2014, pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Meil 2014.

1. Pertemuan I

Pada awal pembelajaran guru memberikan apersepsi, yaitu Guru

mengingatkan kembali tentang bangun ruang dengan bertanya “ Bangun

ruang apa saja yang kalian ketahui?” dilanjutkan dengan penyampaian tujuan

pembelajaran yang harus dicapai.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan

kegiatan inti menggunakan pendekatan kontekstual dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Kontruktivisme (contructivisme)

Membangun pemahaman siswa dari pengalaman baru berdasar pada

pengetahuan awal.

b. Menemukan (inquiry)

Siswa harus mampu meramu setiap materi dan terampil dalam setiap

kegiatan.

c. Bertanya (questioning)

Kegiatan pembelajaran untuk mendorong, membimbing dan menilai

kemampuan berfikir pebelajar.

d. Masyarakat belajar

Para siswa terikat dalam kegiatan belajar. Mereka bekerja sama dengan

orang lain, saling tukar pengalaman, dan berbagi ide.

47

e. Pemodelan (modeling)

Proses penampilan suatu contoh agar siswa dapat mengikuti model

tersebut.

f. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment)

Kemajuan belajar yang dinilai baik itu menggunakan penilaian produk

(kinerja) maupun proses.

g. Refleksi (reflection)

Mengukur pengetahuan dan keterampilan pembelajar. Melihat

kembali hasil yang diperoleh untuk dijadikan bahan acuan untuk langkah

selanjutnya. (Mappasoro,2008:III-3).

Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama

siswa, kemudian guru memberikan kesempatan siswa yang harus menyimpulkan

dan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung.

2. Pertemuan II

Pada awal kegiatan pembelajaran guru memberikan apersepsi, yaitu

Guru mengingatkan kembali tentang materi yang telah dipelajari dengan

bertanya kepada siswa “Bangun ruang apa saja yang kalian ketahui? Bangun

ruang apa yang termasuk bangun ruang sisi tegak?” dilanjutkan dengan

penyampaian tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

Kemudian dilanjutkan kegiatan inti menggunakan pendekatan

kontekstual dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Kontruktivisme (contructivisme)

Membangun pemahaman siswa dari pengalaman baru berdasar pada

pengetahuan awal.

b. Menemukan (inquiry)

Siswa harus mampu meramu setiap materi dan terampil dalam setiap

kegiatan.

c. Bertanya (questioning)

Kegiatan pembelajaran untuk mendorong, membimbing dan menilai

kemampuan berfikir pebelajar.

d. Masyarakat belajar

48

Para siswa terikat dalam kegiatan belajar. Mereka bekerja sama dengan

orang lain, saling tukar pengalaman, dan berbagi ide.

e. Pemodelan (modeling)

Proses penampilan suatu contoh agar siswa dapat mengikuti model

tersebut.

f. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment)

Kemajuan belajar yang dinilai baik itu menggunakan penilaian produk

(kinerja) maupun proses.

g. Refleksi (reflection)

Mengukur pengetahuan dan keterampilan pembelajar. Melihat

kembali hasil yang diperoleh untuk dijadikan bahan acuan untuk langkah

selanjutnya. (Mappasoro,2008: III-3).

Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama

siswa, kemudian guru memberikan kesempatan siswa yang harus menyimpulkan

dan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. Setelah itu

pembelajaran diakhiri dengan pemberian soal siklus II.

3. Hasil Pengamatan

a. Pertemuan I

1) Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

secara jelas, guru juga sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum dimengerti dan secara keseluruhan

pembelajaran Matematika yang dilakukan sudah sesuai dengan pendekatan

Kontekstual.

2) Siswa aktif dalam berdiskusi kelompok dan sudah memperhatikan apa

yang diperintahkan oleh guru.

3) Guru juga selalu mendorong seluruh siswa untuk aktif dalam berdiskusi

dan anggota kelompok dapat bertanggung jawab dalam menyelesaikan

LKS.

4) Guru sudah memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai

materi yang belum dipahami.

49

Hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru dan

aktivitas siswa secara keseluruhan dalam menerapkan pendekatan

kontekstual dapat dilihat pada lampiran lembar observasi dang guru siklus II

pertemuan I.

b. Pertemuan II

1) Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

secara jelas, guru juga sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum dimengerti dan secara keseluruhan

pembelajaran Matematika yang dilakukan sudah sesuai dengan pendekatan

Kontekstual.

2) Siswa sangat aktif dan berantusias dalam berdiskusi kelompok dan sudah

memperhatikan apa yang diperintahkan oleh guru.

3) Guru selalu mendorong seluruh siswa untuk aktif dalam berdiskusi dan

anggota kelompok dapat bertanggung jawab dalam menyelesaikan LKS.

4) Guru sudah memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai

materi yang belum dipahami sehingga siswa berapartisipasi aktif dalam

pembelajaran

Hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru dan

aktivitas siswa secara keseluruhan dalam menerapkan model pendekatan

kontekstual secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran lembar observasi

guru dan siswa siklus II pertemuan II. Guru sudah sangat baik dalam

menerapkan pendekatan kontektual karena dapat meningkatkan aktivitas

semua.

4. Hasil Tindakan

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II berupa hasil belajar

Matematika yang dapat dilihat dalam tabel 4.3:

50

Tabel 4.3

Hasil Belajar Matematika Siklus II

Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan

0 0% Tidak Tuntas

23 100% Tuntas

Jumlah 23 100%

Nilai Rata-rata 81

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 65

Bedasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa hasil belajar matematika siklus

II siswa yang tuntas 23 siswa (100%) dan yang tidak tuntas 0 siswa (0%).

Hasil belajar Matematika siklus II apabila disajikan dalam diagram

batang dapat dilihat pada gambar 4.3:

Gambar 4.3 Hasil Belajar Matematika Siklus II

Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.3 dapat diketahui bahwa hasil

belajar Matematika tuntas 100%.

5. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan

I dan II maka selanjutnya diadakan refleksi dari segala kegiatan dalam proses

pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi pertemuan I, II, dan hasil

belajar siswa sertas minat belajar siswa pada akhir siklus I. Refleksi ini digunakan

sebagai bahan pemantapan dengan membandingkan apakah hasil tindakan terjadi

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Tuntas Tidak Tuntas

51

peningkatan dari siklus I. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh

berdasarkan observasi pada siklus II, maka diperoleh antara lain sebagai berikut:

1.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hasil belajar Matematika pra siklus,

siklus I, dan siklus II, maka dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa

setelah guru menerapkan pendekatan kontekstual (CTL).

Rekapitulasi hasil belajar Matematika siswa pra siklus, siklus I, dan siklus

II dapat dilihat pada tabel 4.4:

Tabel 4.4

Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

1 Tuntas 14 61 18 78 23 100

2 Tidak Tuntas 9 30 5 22 0 0

Jumlah 23 100 23 100 23 100

Dari tabel 4.4 dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar Matematika

yang tuntas. Terbukti pada pra siklus yang tuntas 14 siswa (61%), siklus I jumlah

siswa yang tuntas ada 18 siswa (78%), sedangkan siklus II jumlah siswa yang

mampu mencapai KKM (60) ada 23 siswa (100%). Hal ini menunjukkan bahwa

pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

Perbandingan hasil belajar Matematika Pra Siklus, siklus I, dan siklus II

apabila disajikan dalam bentuk diagram batang dapat dilihat pada gambar 4.4:

52

Gambar 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Matematika

Hasil penelitian yang telah dipaparkan menunjukkan bahwa penggunaan

pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika.

Peningkatan hasil belajar matematika siswa pada penelitian ini karena pendekatan

kontekstual mempunyai kelebihan-kelebihan, yaitu: kerja sama, saling

menunjang, menyenangkan, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi,

menggunakan berbagai sumber, siswa aktif dan sharing dengan teman

(Mappasoro, 2008: III-2). Kelebihan-kelebihan tersebut dalam pembelajaran

matematika yang dilakukan pada PTK ini benar-benar dapat meningkatkan hasil

belajar matematika siswa.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Suparmin (2012) dengan Judul

“Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD Negeri 2 Jatiharjo

tentang Bangun Ruang Kubus dan Balok dengan Menggunakan Pendekatan

Contexstual Teaching And Learning Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Penelitian ini juga mendukung penelitian Wibowo (2013) yang berjudul

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dengan Penerapan Pendekatan

Kontekstual (Contexstual Teaching And Learning) Komponen Inkuiri Siswa

Kelas 4 SD Negeri 2 Kecamatan Pulokulonl Kabupaten Grobogan”.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Frek

uen

si

Pembelajaran

Tuntas

Tidak Tuntas