BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT...

36
65 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto Multiartha Malang 1. Bidang Usaha Lembaga Pembiayaan di PT Oto Multiartha Malang PT Oto Multiartha adalah salah satu Perseroan Pembiayaan Otomotif Independen terkemuka. Usaha utama Perseroan adalah di bidang pembiayaan konsumen, antara lain pembiayaan kepemilikan mobil baik baru maupun bekas. Perseroan ini di dirikan di Jakarta pada tanggal 28 Maret 1994, bernama PT Manunggal Multi Finance. Bulan September 1995 Perseroan mengubah namanya menjadi PT Oto Multiartha. Perubahan ini mencerminkan fokus usaha khusus pada pembiayaan mobil. Tahun 1996 Sumitomo Corporation, Jepang bergabung sebagai pemegang saham baru. Selanjutnya sebagai wujud komitmen, sejak September 1998 Sumitomo Corporation menjadi pemegang saham utama hingga sekarang. 73 PT Oto Multiartha Malang selain bergerak dibidang sewa guna usaha juga bergerak dibidang pembiayaan konsumen. Wilayah kerja PT Oto Multiartha Malang melokalisir setiap proses pembiayaan konsumen khususnya diwilayah kota malang, akan tetapi wilayah kerja PT Oto Multiartha Malang dapat ekspansi ketika ada debitur yang berkedudukan diluar kota malang yang tidak terdapat kantor cabang, sehingga hal tersebut menjadi kewenangan PT Oto Multiartha Malang untuk melaksanakan pembiayaan konsumen. 73 Dokumen Profil PT Oto Multiartha Malang

Transcript of BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT...

Page 1: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

65

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran PT Oto Multiartha Malang

1. Bidang Usaha Lembaga Pembiayaan di PT Oto Multiartha Malang

PT Oto Multiartha adalah salah satu Perseroan Pembiayaan Otomotif

Independen terkemuka. Usaha utama Perseroan adalah di bidang pembiayaan

konsumen, antara lain pembiayaan kepemilikan mobil baik baru maupun bekas.

Perseroan ini di dirikan di Jakarta pada tanggal 28 Maret 1994, bernama PT

Manunggal Multi Finance. Bulan September 1995 Perseroan mengubah

namanya menjadi PT Oto Multiartha. Perubahan ini mencerminkan fokus usaha

khusus pada pembiayaan mobil. Tahun 1996 Sumitomo Corporation, Jepang

bergabung sebagai pemegang saham baru. Selanjutnya sebagai wujud

komitmen, sejak September 1998 Sumitomo Corporation menjadi pemegang

saham utama hingga sekarang.73

PT Oto Multiartha Malang selain bergerak dibidang sewa guna usaha

juga bergerak dibidang pembiayaan konsumen. Wilayah kerja PT Oto

Multiartha Malang melokalisir setiap proses pembiayaan konsumen khususnya

diwilayah kota malang, akan tetapi wilayah kerja PT Oto Multiartha Malang

dapat ekspansi ketika ada debitur yang berkedudukan diluar kota malang yang

tidak terdapat kantor cabang, sehingga hal tersebut menjadi kewenangan PT Oto

Multiartha Malang untuk melaksanakan pembiayaan konsumen.

73 Dokumen Profil PT Oto Multiartha Malang

Page 2: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

66

2. Visi dan Misi PT Oto Multiartha Malang

a. Visi

Menjadi Perseroan pembiayaan yang terkemuka di Indonesia dengan

menciptakan nilai-nilai yang terbaik bagi seluruh stakeholder.

b. Misi

Memberikan kemudahan fasilitas kredit kendaraan bermotor yang

terjangkau dan dapat diandalkan melalui kerjasama yang saling

menguntungkan serta berkesinambungan dengan mitra bisnis dan

melakukan pengelolaan bisnis yang prima.74

74 Laporan Tahunan 2013 Pt Oto Multiartha

Page 3: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

67

3. Struktur Organisasi PT Oto Multiartha Malang

Bagan 1

Struktur Organisani PT Oto Multiartha Malang

Sumber Data : Dokumen PT Oto Multiartha Malang Tahun 2016 (diolah)

Berdasarkan data diatas dapat deketahui bahwa sub bidang yang

memiliki otoritas dalam proses penyelesaian terjadinya wanprestasi yaitu

Internal Collection yang terdiri dari Collection Head (kepala koleksi),

Coordination Collection (kordinasi koleksi), Field Collection (koleksi

lapangan), Problem Account Officer (masalah pembayaran).

BRANCH MANAGER

(CABANG MENEJER)

M. TANJUNG

COLLECTION HEAD

(KEPALA KOLEKSI)

WALUYO

COORDINATOR

COLLECTION

(KORDINASI KOLEKSI)

ARIF

MARKETING HEAD

(KEPALA MARKETING)

RUDI HARTONO

MARKETING

ADMIN HEAD

(KEPALA ADMIN)

LINDA

SUPERVISOR ADMIN

(PENGAWAS ADMIN)

YULI

FIELD COLLECTION

(KOLEKSI LAPANGAN)

HERU CANDRA. K

PROBLEM ACCOUNT OFFICER

(MASALAH PEMBAYARAN)

EDY. W

ADMIN STAFF

Page 4: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

68

B. Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen PT Oto Multiartha

Malang

1. Para Pihak Perjanjian Pembiayaan Konsumen

Proses pembiayaan barang terhadap debitur yang dilakukan PT Oto

Multiartha Malang termuat kewajiban sepihak yang dilaksanakan dan

dibebankan pada debitur, akan tetapi dalam proses pembiayaan berdasarkan

hasil wawancara dengan Rudi Hartono dapat diketahui, tidak hanya pihak

kreditur dan debitur yang memiliki peran dalam proses pembiayaan lebih

tegasnya menjelaskan para pihak yang terkait dalam transaksi pembiayaan

konsumen dan data-data tentang jumlah pembiayaan dapat dilihat sebagai

berikut:

Tabel 1. Jumlah Debitur

No Jumlah Debitur PT Oto

Multiartha Malang

Bulan Februari

2016

Bulan Maret

2016

1 76 14 62

Sumber data : Dokumen PT Oto Multiartha Malang Bulan Februari dan

Maret 2016 (diolah)

Prosedur pembiayaan konsumen yaitu sebagai berikut :

Bagan 2. Pihak Terkait dalam Transaksi Pembiayaan Konsumen

Sumber data : Wawancara dengan Heru Candra (Pejabat Field Collection)

PT Oto Multiartha Malang Tahun 2015 (diolah).

Perusahaan

Pembiayaan

PT Oto Multiartha

Malang

( Kreditur )

Supplier

Konsumen

( Debitur )

3

1

2

Page 5: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

69

Dari data gambar diatas dapat diketahui posisi para pihak yaitu:

1. Konsumen (debitur) terhadap Supplier dalam perjanjian pembiayaan

konsumen yaitu berkedudukan sebagai pembeli atas barang yang

menjadi objek pembiayaan konsumen yang proses pelunasan

pembayaran dilakukan dengan sistem angsuran.

2. Konsumen (debitur) terhadap PT Oto Multiartha Malang sebagai

badan hukum yang melakukan perjanjian piutang atas proses

pembiayaan konsumen terhadap barang (mobil) dengan proses

pelunasan secara angsuran.

3. PT Oto Multiartha Malang terhadap Supplier berkedudukan sebagai

badan yang melakukan proses jual beli terhadap kendaraan bermotor

yang setelah adanya proses pelunasan dilakukan angsuran oleh pihak

debitur Principle. Sehingga hubungan hukum antara pihak Supplier

dengan PT Oto Multiartha Malang berakhir setelah adanya proses

pelunasan.

Dalam proses pembiayaan konsumen posisi dari penjelasan diatas dapat

diketahui secara singkat bahwa konsumen merupakan pihak yang

berkepentingan sebagai pembeli terhadap kendaraan bermotor dengan proses

pelunasan secara angsuran, Supplier merupakan pihak yang berkepentingan

sebagai pengadaan kendaraan bermotor, PT Oto Multiartha Malang

berkedudukan sebagai pihak yang memberikan fasilitas proses angsuran

pembiayaan terhadap barang yang ingin dibeli oleh debitur.

Page 6: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

70

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa adanya :

1. Hubungan hukum debitur (konsumen) dengan Supplier

Antara pihak konsumen dengan supplier terdapat hubungan jual beli

(bersyarat), pihak Supplier menjual barang kepada konsumen selaku

pembeli dengan syarat, bahwa harga akan dibayar oleh pihak ketiga

yaitu pihak pemberi biaya.

2. Hubungan hukum debitur (konsumen) dengan perusahaan pembiayaan

konsumen PT Oto Multiartha Malang

Hubungan antara pihak debitur (konsumen) dengan perusahaan

pembiayaan konsumen PT Oto Multiartha Malang adalah hubungan

yang bersifat kontraktual, yang artinya didasarkan pada kontrak yang

dalam hal ini adalah kontrak pembiayaan konsumen. Pihak

perusahaan pemberi biaya berkewajiban utama untuk memberi

sejumlah uang untuk pembelian sesuatu barang konsumsi, sedangkan

pihak konsumen sebagai penerima biaya berkewajiban utama untuk

membayar kembali uang tersebut secara cicilan/angsuran kepada

pihak pemberi biaya.

3. Hubungan hukum perusahaan pembiayaan konsumen PT Oto

Multiartha Malang dengan Supplier

Hubungan antara pihak perusahaan pembiayaan konsumen PT Oto

Multiartha Malang dengan Supplier tidak ada hubungan hukum yang

khusus, kecuali pihak penyedia dana hanya pihak ketiga yang

disyaratkan untuk menyediakan dana dan digunakan dalam perjanjian

jual beli antara pihak Supplier dengan konsumen.

Page 7: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

71

Dapat diketahui bahwa para pihak dalam proses pembiayaan sudah jelas

terkait tugas yang harus dilakukan. Kreditur dalam hal ini pihak PT Oto

Multiartha Malang membuat kontrak pembiayaan terhadap suatu barang. Pihak

Supplier menyediakan barang dalam proses pembiayaan. Berdasarkan

wawancara dengan Heru Candra, “pihak Supplier adalah dealer resmi seperti

dealer Honda, Suzuki, Daihatsu, Mitsubishi, dan Toyota”.75

Dari data tersebut

pihak PT Oto Multiartha Malang bekerja sama dengan dealer resmi khusunya

wilayah kota Malang untuk menyelenggarakan pembiayaan konsumen.

Hubungan para pihak dalam proses pembiayaan terhadap barang antara

pihak kreditur PT Oto Multiartha Malang dengan konsumen, konsumen dengan

Supplier, kreditur dengan Supplier yang masing-masing memiliki tugas dalam

proses pembiayaan.

2. Bentuk Perjanjian Pembiayaan Konsumen

a. Bentuk Perjanjian Pembiayaan Konsumen PT Oto Multiartha

Malang

Dalam menjalankan kegiatan usaha pembiayaan konsumen untuk

melindungi hak dan kewajiban kedua belah pihak, berdasarkan data yang

diperoleh dari lokasi penelitian melalui hasil wawancara dengan Rudi Hartono

selaku Marketing Head di PT Oto Multiartha Malang yang menyatakan bahwa

“bentuk perjanjian yang dibuat oleh PT Oto Multiartha Malang merupakan

bentuk perjanjian baku”.76

Berkaitan dengan bentuk perjanjian baku di dalam

perjanjian pembiayaan konsumen yang klausula dalam perjanjian tersebut

75 Wawancara dengan Heru Candra selaku Pejabat Field Collection PT. Oto Multiartha,

Malang, 2 February 2016

76 Wawancara dengan Rudi Hartono, Selaku Maketing Head PT. Oto Multiartha, Malang, 2

February 2016

Page 8: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

72

terkait hak dan kewajiban ditentukan salah satu pihak yaitu PT Oto Multiartha

Malang selaku kreditur dalam perjanjian pembiayaan konsumen.

Ditinjau dari perspektif Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Pasal 18

Tentang Perlindungan Konsumen maka bentuk perjanjian baku dalam proses

pembiayaan konsumen yang terdapat di dalam isi klausula PT Oto Multiartha

Malang sesuai dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang No 8 Tahun

1999 Pasal 18 Tentang Perlindungan Konsumen disebutkan sebagai berikut:

1. Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan

untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula

baku pada setiap dokumen dan/atau perjanjian apabila:

a. Menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha

b. Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan

kembali barang yang dibeli konsumen

c. Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan

kembali uang yang dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang

dibeli oleh konsumen

d. Menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha

baik secara langsung, maupun tidak langsung untuk melakukan

segala tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli

oleh konsumen secara angsuran

e. Mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau

pemanfaatan jasa yang dibeli oleh konsumen

f. Memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa

atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi obyek

jual beli jasa

g. Menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa

aturan baru, tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang

dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen

memanfaatkan jasa yang dibelinya

h. Menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha

untuk pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan

terhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran

2. Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau

bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang

pengungkapannya sulit dimengerti.

Page 9: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

73

3. Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada

dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana

dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 dinyatakan batal demi hukum.

4. Pelaku usaha wajib menyesuaikan klausula baku yang bertentangan

dengan Undang-Undang ini.

Merujuk pada ketentuan Perundang-Undangan diatas dan

dikomparasikan isi klausula yang diatur di dalam perjanjian pembiayaan

konsumen PT Oto Multiartha Malang dengan debitur tidak bertentangan dengan

ketentuan yang diatur dalam perjanjian pembiayaan konsumen. Salah satu

contoh Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

Pasal 18 ayat 1 dan ayat 3 sesuai dengan bunyi yang diatas dan sama halnya

dengan perjanjian pembiayaan konsumen yang ditandatangani oleh kedua belah

pihak antara debitur dan kreditur yang tertuang dalam pasal 4 perjanjian

pembiayaan konsumen tentang pengakuan hutang “debitur sekarang dan

dikemudian hari mengaku secara sah berhutang kepada kreditur sejumlah uang

dibuktikan dengan suatu pernyataan tertulis”.77 Dan isi dari pasal 9 perjanjian

pembiayaan konsumen tentang kewajiban debitur selama berlakunya perjanjian

debitur dengan ini berjanji dan menyetujui serta mengikatkan diri tidak

memindahkan, merubah, menghilangkan, merusak atau dengan cara lain

menggangu nomer mesin, nomer rangka yang terletak pada kendaraan atau pada

setiap bagiannya. Dan tidak akan menjual, menyewakan, memindahtangankan,

mengalihkan hak atau menjaminkan kendaraan pada pihak lain.

Sebab perjanjian baku tersebut merupakan perjanjian yang substansinya

berkaitan hak dan kewajiban ditentukan sepihak, dalam hal ini PT Oto

77 Dokumen Perjanjian Pembiayaan Konsumen Pt. Oto Multiartha Malang, Hal 1

Page 10: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

74

Multiartha Malang. Dengan kata lain, debitur harus tunduk dan patuh pada

ketentuan yang dimuat dalam perjanjian baku tersebut.

Hal yang berkaitan dengan bentuk perjanjian di atas, dapat diketahui

bahwa secara umum perjanjian kredit (pokok) tersebut telah sesuai atau tidak

bertentangan dengan ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata Tentang Asas

Kebebasan Berkontrak, dan perjanjian tersebut telah memenuhi ketentuan Pasal

1320 KUHPerdata Tentang Syarat Sahnya Perjanjian yang menyebutkan bahwa:

1. Adanya kesepakatan kedua belah pihak

Keduanya secara bersama-sama disebut para pihak, bahwa debitur

telah mengajukan permohonan kepada kreditur yang dengan ini telah

menyetujui untuk memberikan fasilitas pembiayaan konsumen untuk

keperluan pembelian kendaraan bermotor karenanya para pihak

sepakat dan setuju untuk membuat perjanjian pembiayaan konsumen

dengan ketentuan-ketentuan syarat-syarat yang disepakati kedua belah

pihak.

2. Cakap hukum

Hal yang menentukan terhadap pihak debitur layak atau tidaknya

mendapatkan fasilitas pembiayaan dari kreditur harus memenuhi

beberapa syarat seperti halnya debitur berusia diatas 18 tahun (sesuai

dengan Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 3 Tahun

1963), melampirkan surat bukti nikah (Sesuai dengan, Pasal 31 ayat 2

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan) serta

bukti mempunyai penghasilan tetap (sesuai dengan Peraturan OJK

Page 11: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

75

(Otoritas Jasa Keuangan) Nomor 29/POJK.05/Tahun 2014 Tentang

Penyelenggaraan Usaha Pembiayaan Konsumen).

3. Suatu hal tertentu

Hal tertentu pada dasarnya menyangkut pokok perjanjian yang

memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak. Namun lebih khusus

lagi bahwa pokok perjanjian haruslah disebutkan dan barangnya dapat

dihitung dan ditentukan. Adapun jika dilihat dari perjanjian

Pembiayaan Konsumen yang dilakukan oleh PT Oto Multiartha

Malang dengan Nomor Perjanjian 10-321-12-01454 yang menjadi

objek perjanjian yang dapat dihitung dan ditentukan adalah mengenai

barang yang diperjanjian untuk dapat diperdagangkan yaitu sebuah

kendaraan roda empat bermerek Daihatsu Terios seri TX 1.5 M/T MC

dengan Tahun 2012 yang memiliki Nomor Rangka

MHKG2CJ2JCK069223 serta Nomor Mesin DDG0980. Sesuai

dengan perjanjian pembiayaan tersebut, pembayarannya dilakukan

secara angsuran sebagaimana ketentuan pada Pasal 3 yang terdapat

pada halaman 1 tersebut juga menunjukkan hal-hal yang menjadi

pokok perjanjiannya. Dapat dilihat pada Pasal 3 berisi mengenai Para

Pihak dan Ketentuan Pokok Fasilitas Pembiayaan. Di dalam Pasal

merupakan pokok yang diperjanjikan berisi mengenai spesifikasi

barang yang diperdagangkan, harga barang, jumlah pinjaman, suku

bunga, metode atau hari hitung bunga, jangka waktu, metode bayar

angsuran, besaran angsuran, asuransi, biaya lain yang berkaitan

dengan pembayaran di muka dan biaya lain mengenai suatu keadaan

Page 12: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

76

tertentu. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa pada syarat ketiga

mengenai syarat sahnya perjanjian sebagaimana tercantum dalam

Pasal 1320 KUHPerdata telah terpenuhi sehingga perjanjian

pembiayaan konsumen tersebut masih dapat dianggap sah dan masih

berlaku mengikat bagi para pihak.

4. Sebab yang halal

Yang dimaksud dengan klausula halal ini obyek kendaraan bermotor

yang dijadikan jaminan bukan berasal dari hasil atau perbuatan yang

bertentangan dengan ketentuan yang berlaku, dan obyek tersebut tidak

bertentangan dengan hukum yang berlaku, misalnya hasil dari

pencurian, penggelapan, dan perjudian.

Ditinjau dari peraturan perlindungan konsumen, kewajiban bagi pelaku

usaha untuk mendengarkan segala pendapat dari konsumen yang nantinya dapat

diikut sertakan dalam pembuatan perjanjian pembiayaan konsumen, karena hal

tersebut merupakan tanggung jawab yang memang seharusnya dilaksanakan.

b. Bentuk Perjanjian Pembebanan Jaminan Fidusia PT Oto Multiartha

Malang

Berdasarkan isi di dalam klausula pasal 4 perjanjian pembiayaan

konsumen PT Oto Multiartha Malang tentang pengakuan hutang disebutkan

bahwa78

“debitur sekarang dan untuk dikemudian hari mengaku secara sah

berhutang kepada kreditur sejumlah uang yang dari waktu ke waktu cukup

dibuktikan dengan suatu pernyataan tertulis dari kreditur yang menyebutkan

jumlah hutang yang didasarkan pada catatan-catatan pembukuan kreditur

sendiri, pernyataan mana menjadi bukti yang sah dan mengikat debitur dan

merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian”.

78 Ibid, Hal 2

Page 13: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

77

Dari data diatas dapat diketahui bahwa pengakuan hutang debitur

sekarang dan untuk dikemudian hari mengakui secara sah bahwa debitur

berhutang kepada kreditur sejumlah uang yang cukup dibuktikan dengan suatu

pernyataan atau perjanjian secara tertulis. Maka bentuk perjanjian hutang

piutang yang penulis peroleh dari lokasi penelitian di PT Oto Multiartha Malang

adalah bentuk perjanjian dibawah tangan yang ditandatangani oleh para pihak

yang bersangkutan saja dan perjanjian itu hanya mengikat para pihak dalam

perjanjian.

Perjanjian tertulis yang dibuat oleh PT Oto Multiartha Malang dalam

melakukan pembuatan perjanjian secara tertulis mengacu pada salah satu asas

hukum kontrak yaitu asas kebebasan berkontrak. Asas kebebasan berkontrak

diatur dalam pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata, yang berbunyi semua perjanjian

yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang

membuatnya.

Menurut Salim didalam buku hukum kontrak, asas kebebasan berkontrak

dijabarkan yaitu suatu asas yang memberikan kebebasan kepada para pihak

untuk:79

a. Membuat atau tidak membuat perjanjian

b. Mengadakan perjanjian pada siapapun

c. Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya, dan

d. Menentukan bentuknya perjanjian, tertulis atau lisan

Pada poin D PT Oto Multiartha Malang mengacu pada penjabaran asas

kebebasan berkontrak yang mana perjanjian bisa berbentuk tertulis.

Setelah disepakatinya perjanjian pembiayaan konsumen maka timbulah

perjanjian ikutan sebagai pembebanan jaminan fidusia. Jaminan tersebut

79 Op.Cit. Hal 9

Page 14: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

78

dibebankan pada debitur sebagai bentuk utang yang harus dipenuhi dalam

proses pembiayaan konsumen terhadap obyek pembiayaan (mobil). Debitur

menyepakati perjanjian pembebanan jaminan fidusia yang telah disiapkan oleh

PT Oto Multiartha Malang di hadapan notaris dan untuk biaya pembebanan

jaminan fidusia telah ditanggung oleh PT Oto Multiartha Malang dan debitur

yang termasuk dalam biaya administrasi, kemudian biaya administrasi itu tidak

dijabarkan secara rinci tapi PT Oto Multiartha Malang mengakumulasi semua

biaya yang timbul dimasukkan ke dalam nilai pembiayaan kendaraan (nilai

kredit yang diajukan debitur).

Berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang No 42 Tahun

1999 Tentang Jaminan Fidusia, Fidusia merupakan perjanjian ikutan

sebagaimana diatur pada pasal 4 Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 Tentang

Jaminan Fidusia, bahwa “jaminan fidusia merupakan perjanjian ikutan dan suatu

perjanjian pokok yang menimbulkan kewajiban bagi para pihak untuk

memenuhi suatu prestasi”. Sehingga pembebanan jaminan fidusia dalam

perjanjian pembiayaan konsumen antara PT Oto Multiartha Malang dengan

debitur atas kendaraan bermotor tidak menciderai ataupun tidak bertentangan

dengan Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia.

Pendaftaran jaminan fidusia antara pihak PT Oto Multiartha Malang

dengan debitur, didaftarkan oleh notaris yang telah ditunjuk oleh PT Oto

Multiartha Malang ke kantor pendaftaran fidusia. Berdasarkan wawancara

dengan Heru Candra yang diperoleh di lokasi penelitian bahwa “perusahaan

pembiayaan konsumen wajib mendaftarkan jaminan fidusia ke kantor

pendaftaran fidusia dan perusahaan pembiayaan wajib mendaftarkan jaminan

Page 15: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

79

fidusia pada kantor pendaftaran fidusia paling lama 30 hari terhitung sejak

tanggal perjanjian pembiayaan konsumen”. 80

Berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 130/PMK.010/2012 Tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi

Perusahaan Pembiayaan Yang Melakukan Pembiayaan Konsumen Untuk

Kendaraan Bermotor Dengan Pembebanan Jaminan Fidusia pada Pasal 1 ayat 1

menjabarkan “Perusahaan Pembiayaan yang melakukan pembiayaan konsumen

untuk kendaraan bermotor dengan pembebanan jaminan fidusia wajib

mendaftarkan jaminan fidusia dimaksud pada Kantor Pendaftaran Fidusia,

sesuai Undang-Undang yang mengatur mengenai jaminan fidusia”.

Penjabaran isi Pasal 2 yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 130/PMK.010/2012 Tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi

Perusahaan Pembiayaan Yang Melakukan Pembiayaan Konsumen Untuk

Kendaraan Bermotor Dengan Pembebanan Jaminan Fidusia yaitu “Perusahaan

Pembiayaan wajib mendaftarkan jaminan fidusia pada Kantor Pendaftaran

Fidusia paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal

perjanjian pembiayaan konsumen”. Maka pendaftaran jaminan fidusia di PT Oto

Multiartha Malang telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak

bertentangan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.010/2012

Tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan Yang

Melakukan Pembiayaan Konsumen Untuk Kendaraan Bermotor Dengan

Pembebanan Jaminan Fidusia.

80 Wawancara dengan Heru Candra selaku Pejabat Field Collection PT. Oto Multiartha,

Malang, 2 February 2016

Page 16: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

80

Selain diatur pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor

130/PMK.010/2012 Tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan

Pembiayaan Yang Melakukan Pembiayaan Konsumen Untuk Kendaraan

Bermotor Dengan Pembebanan Jaminan Fidusia juga diatur pada Pasal 11 ayat 1

Undang-Undang No 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia yang

mendefinisikan “benda yang dibebani dengan jaminan fidusia wajib

didaftarkan”. Dengan demikian Peraturan Menteri Keuangan Nomor

130/PMK.010/2012 Tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan

Pembiayaan Yang Melakukan Pembiayaan Konsumen Untuk Kendaraan

Bermotor Dengan Pembebanan Jaminan Fidusia dan Undang-Undang No 42

Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia telah sesuai atau tidak bertentangan

dengan pelaksanaan pendaftaran jaminan fidusia di PT Oto Multiartha Malang.

3. Hak dan Kewajiban Para Pihak

Dalam proses pembiayaan yang dilakukan oleh PT Oto Multiartha

Malang (kreditur) kepada debitur terhadap barang (mobil) terikat dalam suatu

perjanjian pembiayaan yang memuat hak dan kewajiban antara PT Oto

Multiartha Malang (kreditur) dengan debitur.

Hak dan kewajiban dari para pihak dalam proses pembiayaan. Yang

pertama dari pihak PT Oto Multiartha Malang (kreditur) berkaitan dengan

perjanjian yang sudah disepakati yaitu, sebagai berikut: 81

a. Hak dan kewajiban PT Oto Multiartha Malang selaku kreditur

1. Hak PT Oto Multiartha Malang selaku kreditur

81 Op.Cit, Hal 1

Page 17: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

81

a) Penyerahan hak milik atas kendaraan sebagai jaminan dari

debitur, termasuk segala sesuatu yang menjadi bagian dan

perlengkapan kendaraan baik yang sudah ada pada saat

pembelian maupun yang akan ada di kemudian hari, (pasal 6

ayat 1)

Dari klausula hak diatas menjelaskan bahwa kreditur berhak atas hak

milik atas kendaraan sebagai jaminan dan menerima pelunasan piutang dari

debitur yang menjadi obyek pembiayaan konsumen barang (mobil) dengan cara

angsuran sampai angsuran terlunasi.

b) Kreditur berhak untuk menerima dan tanpa harus mendapatkan

persetujuan terlebih dahulu dari debitur mempergunakan uang

klaim ganti kerugian asuransi untuk memperhitungkan,

membayar dan melunasi hutang, (pasal 7 ayat 4)

Dari klausula hak diatas menjelaskan bahwa kreditur berhak menerima

atas ganti kerugian asuransi untuk memperhitungkan, membayar dan melunasi

hutang atas uang klaim tanpa harus mendapatkan persetujuan dari debitur

terlebih dahulu.

2. Kewajiban PT Oto Multiartha Malang selaku kreditur

a) Kreditur akan mencairkan fasilitas pembiayaan konsumen

sebesar nilai pembiayaan, (pasal 2 ayat 1 huruf a-d)

Dari klausula kewajiban diatas menjelaskan bahwa kreditur berkewajiban

mencairkan fasilitas yang dimaksud adalah debitur telah menandatangani

perjanjian dan memenuhi kewajibannya dengan baik, debitur telah menyerahkan

dokumen yang dipandang perlu oleh kreditur, debitur telah membayar uang

Page 18: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

82

muka, premi asuransi, administrasi dan debitur telah menerima kendaraan dari

penjual.

b. Hak dan kewajiban pemohon pembiayaan konsumen selaku debitur: 82

1. Kewajiban pemohon pembiayaan konsumen selaku debitur

a) Selama perjanjian ini berlangsung debitur wajib membayar

angsuran sesuai dengan jadwal pembayaran angsuran, (pasal 3

ayat 1)

Selama perjanjian berlangsung antara kedua belah pihak yaitu pemohon

pembiayaan konsumen selaku debitur dan PT Oto Multiartha Malang selaku

kreditur, pemohon pembiayaan konsumen selaku debitur wajib membayar

angsuran yang telah ditentukan oleh pihak PT Oto Multiartha Malang selaku

kreditur

b) Tidak akan menjual, menyewakan, memindahtangankan,

mengalihkan hak atau menjaminkan kendaraan kepada pihak

lain. (pasal 9 ayat 1)

Pemohon pembiayaan konsumen selaku debitur berkewajiban tidak akan

menjual, menyewakan, memindahtangankan, mengalihkan hak atau

menjaminkan kendaraan kepada pihak lain.

c) Tidak mengirim atau mengijinkan kendaraan dikirim atau

dibawa keluar wilayah republik indonesia dan tidak akan

memindahkan atau mengubah pendaftaran kendaraan. (pasal 9

ayat 2)

82 Ibid, Hal 2

Page 19: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

83

Pemohon pembiayaan konsumen selaku debitur berkewajiban tidak

mengirim atau mengijinkan kendaraan dikirim atau dibawa keluar wilayah

republik indonesia dan tidak akan memindahkan atau mengubah pendaftaran

kendaraan.

d) Tidak memindahkan, merubah, menghilangkan, menambah,

merusak atau dengan cara lain mengganggu nomer mesin,

rangka, pendaftaran atau nomer-nomer seri atau setiap plat merk

dagang atau plat tanda pengenal yang terletak pada kendaraan

atau pada setiap bagiannya. (pasal 9 ayat 3)

Pemohon pembiayaan konsumen selaku debitur berkewajiban tidak

memindahtangankan, merubah, menghilangkan, menahmbah, merusak atau

dengan cara lain mengganggu nomer mesin, rangka, pendaftaran atau nomer-

nomer seri atau setiap plat merk dagang atau plat tanda pengenal yang terletak

pada kendaraan atau pada setiap bagian dari kendaraan (mobil).

e) Menggunakan kendaraan sebagaimana mestinya dan tidak

mengizinkan dalam keadaan apapun seseorang mengendarai,

memakai atau menjalankan kendaraan tanpa memiliki surat izin

mengemudi yang sah, atau memakai kendaraan untuk maksud-

maksud yang melawan hukum. (pasal 9 ayat 4)

Pemohon pembiayaan konsumen selaku debitur berkewajiban

menggunakan kendaraan sebagaimana mestinya dan tidak mengizinkan dalam

keadaan apapun seseorang mengendarai, memakai atau menjalankan kendaraan

tanpa memiliki surat izin mengemudi yang sah, atau memakai kendaraan untuk

maksud yang melawan hukum.

Page 20: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

84

f) Dengan biaya sendiri menguasai dan memelihara kendaraan

agar senantiasa berada dalam keadaan baik dan dapat

dipergunakan serta mengganti semua suku cadang yang tidak

sempurna, habis, hilang, atau rusak dengan suku cadang yang

mutu dan nialainya sama. (pasal 9 ayat 5)

Pemohon pembiayaan konsumen selaku debitur berkewajiban membiayai

sendiri menguasai dan memelihara kendaraan agar senantiasa berada dalam

keadaan baik dan dapat dipergunakan serta mengganti semua suku cadang yang

tidak sempurna, habis, hilang, atau rusak dengan suku cadang yang mutu dan

nialainya sama.

g) Segera memperbarui pendaftaran kendaraan dan mentaati

Undang-Undang dan peraturan-peraturan mengenai lalu lintas

jalan serta memenuhi semua kewajiban biaya dan denda

berkenaan dengan hal tersebut. (pasal 9 ayat 6)

Pemohon pembiayaan konsumen selaku debitur berkewajiban

memperbarui pendaftaran kendaraan dan mentaati Undang-Undang dan

peraturan-peraturan mengenai lalu lintas jalan serta memenuhi semua kewajiban

biaya dan denda berkenaan dengan hal tersebut.

h) Memperlihatkan atau memberitahukan letak keberadaan

kendaraan apabila diminta oleh kreditur dan memberi izin

kepada kreditur untuk setiap saat memasuki tanah pekarangan

dan bangunan, dimana diperkirakan atau diduga kendaraan

berada, disimpan dan/ atau dipakai, guna pemeriksaan atau

pengujian atau pengambilan kendaraan dalam hal terjadi

Page 21: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

85

peristiwa cidera janji sebagaimana dimaksud dalam pasal 10.

(pasal 9 ayat 7)

Pemohon pembiayaan konsumen selaku debitur berkewajiban

memperlihatkan atau memberitahukan letak keberadaan kendaraan apabila

diminta oleh kreditur dan memberi izin kepada PT Oto Multiartha Malang

selaku kreditur untuk setiap saat memasuki tanah pekarangan dan bangunan,

dimana diperkirakan atau diduga kendaraan berada, disimpan dan/atau dipakai,

guna pemeriksaan atau pengujian atau pengambilan kendaraan dalam hal terjadi

peristiwa cidera janji atau wanprestasi.

i) Menyerahkan kepada kreditur :

a. Kuintansi blanko 3 (tiga) rangkap dibubuhi materai

secukupnya dengan nama dan tanda tangan pemilik jaminan.

Debitur menyerahkan kwitansi blangko kepada kreditur 3 rangkap

dilengkapi materai secukupnya dengan nama dan pemilik jaminan yaitu debitur

selaku pemohon pengajuan kredit apabila proses pembelian barang dalam

keadaan bekas.

b. Asli buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB) dan

tembusan faktur. Yang selanjutnya akan diserahkan kembali

kepada debitur apabila hutang telah lunas. BPKB yang tidak

diambil dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak hutang

dinyatakan lunas akan dikenakan biaya penitipan BPKB

sebesar RP. 10.000 (sepuluh ribu) perbulan. (pasal 9 ayat 8)

Penyerahan buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB) dan tembusan

faktur atau catatan penyerahan barang kepada kreditur yang nantinya akan

Page 22: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

86

deserahkan kembali kepada debitur ketika hutang telah lunas. Akan tetapi dalam

jangka waktu 1 bulan tidak diambil oleh debitur maka dinyatakan sebagai

bentuk pentitipan surat kendaraan bermotor (BPKB) dan dikenanakan biaya

penitipan Rp 10.000 (sepuluh ribu) perbulan.

j) Memberikan secara tertulis kepada kreditur apabila debitur atau

pemilik jaminan mengadakan perubahan alamat tinggal, usaha,

anggaran dasar, pemegang saham dan pengurus. (pasal 9 ayat 9)

Debitur diwajibkan memberikan laporan secara tertulis kepada kreditur

apabila mengadakan perubahan alamat tinggal, usaha dalam artian keadaan yang

memiliki implikasi terhadap pembiayaan konsumen, anggaran dasar dalam

artian ada perubahan terhadap peraturan dasar yang dibuat oleh debitur, dalam

hal ini debitur adalah yang berbadan hukum. Pemegang saham dan pengurus

pengertiannya yaitu apabila ada perubahan pemegang saham melaporkan kepada

pihak kreditur dan ketika ada perubahan pengurus di dalam perusahaan sebagai

debitur perjanjian pembiayaan konsumen maka harus dilaporkan kepada

kreditur.

k) Menyatakan dan menjamin bahwa telah menyerahkan dengan

lengkap dan benar anggaran dasar debitur berikut perubahannya

dan terhadap anggaran dasar tersebut saat ini tidak atau belum

diadakan perubahan lagi. (pasal 9 ayat 10)

Debitur dalam hal ini perusahaan menyatakan dan menjamin bahwa telah

menyerahkan dengan lengkap dan benar anggaran dasar debitur (perusahaan)

tidak dalam perubahan atau yang terakhir.

Page 23: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

87

Dari data diatas dapat diketahui bahwa dalam poin kewajiban debitur

angka 1 sampai 3 ditegaskan bahwa debitur tidak boleh menjual, menyewakan,

memindahtangankan, mengalihkan hak atau menjaminkan kendaraan kepada

pihak lain, tidak mengirim atau mengijinkan kendaraan dikirim atau dibawa

keluar wilayah Republik Indonesia dan tidak akan memindahkan atau mengubah

pendaftaran kendaraan. Tidak memindahkan, merubah, menghilangkan,

menambah, merusak atau dengan cara lain mengganggu nomer mesin, rangka,

pendaftaran atau nomer-nomer seri atau setiap plat merk dagang atau plat tanda

pengenal yang terletak pada kendaraan atau pada setiap bagiannya.

4. Klausula Tentang Wanprestasi Perjanjian Pembiayaan Konsumen PT

Oto Multiartha Malang

Peristiwa-peristiwa di bawah ini merupakan peristiwa cidera janji

(Wanprestasi) debitur dalam melaksanakan perjanjian di PT. Oto Multiartha

Malang yang tertera pada pasal 10 tentang cidera janji (Wanprestasi), tanpa

perlu didahului dengan surat peringatan khusus atau suatu penetapan dari

pengadilan, melainkan cukup telah terbukti dengan ini:83

a. Debitur tidak membayar angsuran, denda dan/atau biaya- biaya lain

atas suatu jumlah uang yang telah jatuh tempo sesuai perjanjian yang

dalam hal lewatnya waktu saja telah memberi bukti yang cukup bahwa

debitur telah melalaikan kewajibannya menurut perjanjian ini,

sehingga peringatan dengan juru sita atau surat-surat lain serupa itu

tidak diperlukan lagi

b. Kendaraan dijual, disewakan, dipindah tangankan, dialihkan atau

dijaminkan kepada pihak lain

c. Suatu pernyataan, keterangan atau dokumen-dokumen yang diberikan

oleh debitur dan/atau pemilik jaminan kepada kreditur sehubungan

dengan perjanjian ini ternyata tidak benar atau palsu

d. Debitur atau pemilik jaminan tidak melaksanakan kewajiban atau lalai

untuk memenuhi syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam

perjanjian

83 Ibid, Hal 3

Page 24: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

88

Klausula di atas menunjukkan keadaan-keadaan apa yang dimaksud

dengan wanprestasi dalam perjanjian pembiayaan konsumen di PT. Oto

Multiartha Malang. Klausula perjanjian ini sudah memenuhi ketentuan

mengenai perjanjian pembiayaan konsumen, karena walaupun apabila pihak

debitur wanprestasi, seluruh hutang debitur harus dibayar dengan sekaligus oleh

debitur kepada kreditur, dan berhak ditagih dengan seketika dan sekaligus oleh

kreditur, tanpa memerlukan pemberitahuan, teguran, atau tagihan dari kreditur

atau juru sita pengadilan atau pihak lain yang ditunjuk oleh kreditur.

Mengenai tidak diberlakukannya pemberitahuan, teguran, atau tagihan

dari kreditur, walaupun memang membuat kedudukan debitur terlihat semakin

lemah, namun hal ini telah sesuai dengan ketentuan pasal 1238 KUHPerdata

yang disebutkan bahwa “debitur dinyatakan lalai dengan surat perintah, atau

dengan akta sejenis itu, atau berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri, yaitu

bila perikatan ini mengakibatkan debitur harus dianggap lalai dengan lewatnya

waktu yang ditentukan”.

Berdasarkan perjanjian pembiayaan konsumen yang dibuat PT. Oto

Multiartha Malang yang telah disetujui dengan pihak debitur-debiturnya telah

dinyatakan beberapa tindakan-tindakan atau hal-hal apa yang dapat dianggap

sebagai perbuatan wanprestasi atau lalai. Sehingga apabila nantinya debitur

melakukan perbuatan wanprestasi maka kreditur diperbolehkan untuk tidak

memberikan pemberitahuan, teguran ataupun somasi terlebih dahulu, karena

dianggap debitur telah mengetahui konsekuensi yang terjadi apabila ia lalai atau

wanprestasi, apalagi apabila telah diperjanjikan terlebih dahulu sebelumnya.

Page 25: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

89

Akibat wanprestasi dari pihak debitur yang tercantum dalam klausul

tersebut diatas, maka kendaraan yang berada dalam kekuasaan debitur sebagai

jaminan akan diambil kembali oleh kreditur. Jika pengambilan barang (mobil)

tersebut tidak dihambat oleh debitur, maka tidak ada sesuatu masalah yang akan

timbul.

C. Upaya Penyelesaian PT Oto Multiartha Malang Apabila Debitur

Wanprestasi

1. Upaya PT Oto Multiartha Malang Terhadap Debitur Wanprestasi

Dalam menyelesaikan sengketa terkait debitur yang wanprestasi di PT.

Oto Multiartha Malang, melalui wawancara dengan Heru Candra yang

menyatakan bahwa ada beberapa proses yang dilakukan oleh PT. Oto Multiartha

Malang, dalam menyelesaikan wanprestasi yaitu sebagai berikut:84

1. Sebelum jatuh tempo/sampai tanggal jatuh tempo.

Kepala koleksi PT. Oto Multiartha Malang mengingatkan debitur melalui

sms interaktif pada nomor hand phone masing- masing konsumen, bahwa

tanggal pembayaran angsuran telah jatuh tempo.

2. Tanggal jatuh tempo (1-3 hari)

Bagian Kordinasi Koleksi (Coordinator Collection) PT. Oto Multiartha

Malang mengingatkan kembali debitur, serta melakukan konfirmasi melalui

telepon bahwa tanggal pembayaran angsuran telah jatuh tempo dan meminta

debitur untuk segera melakukan pembayaran.

3. Debitur Over Due (4-15 hari)

Debitur yang terlambat melakukan pembayaran untuk kategori Over Due

4-15 hari, akan mendapat kunjungan dari Pegawai lapangan (Field Collection)

84 Wawancara Dengan Heru Candra, Selaku Field Collection Pt Oto Multiartha Malang, 2

Februari 2016

Page 26: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

90

dan akan diberikan surat peringatan 1 atau somasi 1. Pegawai lapangan (Field

Collection) PT. Oto Multiartha Malang akan menjelaskan mengenai jatuh

tempo pembayaran, serta mengingatkan debitur untuk segera membayar

angsuran serta memberitahukan sanksi-sanksi apabila debitur terlambat

melakukan kewajibannya tersebut. Untuk debitur pembayaran dimuka (First

Payment Default) akan dilakukan survey ulang guna memastikan apakah

keterlambatan tersebut terjadi karena faktor kesalahan survey yang dilakukan

oleh surveyor, ataukah memang kesalahan debitur yang bersangkutan. Hasil

survey ulang tersebut akan dilaporkan kepada bagian masalah pembayaran

(Problem Account Officer Operational).

4. Debitur Over Due ( 16-30 hari )

Debitur dengan kategori keterlambatan pembayaran 16 sampai 30 hari

juga akan mendapat kunjungan pegawai lapangan (Field Collection), dan akan

diberikan Surat Peringatan 2 atau Somasi 2. Bagian Masalah pembayaran

(Problem Account Officer Operational ) harus melakukan pengawasan terhadap

kondisi lapangan (Cross Check) apakah obyek pembiayaan (mobil) masih ada

pada debitur atau tidak, di pakai oleh siapa, di mana keberadaannya, apakah ada

pengalihan kepada pihak lain atau tidak, serta mengingatkan kepada debitur

untuk tetap bertanggung jawab terhadap kewajibannya. Apabila dari informasi

debitur diketahui bahwa obyek pembiayaan telah dialihkan kepada pihak lain,

maka akan dilakukan pelacakan lebih lanjut sampai obyek pembiayaan

ditemukan. Namun jika debitur maupun obyek pembiayaan (mobil) sudah tidak

dapat ditemukan (raib), maka bagian masalah pembayaran (Problem Account

Officer Operational) harus mencari informasi di lingkungan sekitar tempat

Page 27: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

91

tinggal debitur. Untuk kasus obyek pembiayaan yang telah dipindahtangankan

atau raib, maka bagian masalah pembayaran (Problem Account Officer

Operational) wajib memberitahukan kepada kepala koleksi (Collection Head)

untuk segera melakukan langkah-langkah penarikan obyek pembiayaan (mobil),

dengan meminta bantuan pegawai lapangan (Field Collection). Disertakan pula

analisa kasus dari debitur yang bersangkutan.

5. Debitur Over Due (31-60 hari)

Debitur dengan keterlambatan pembayaran (Over Due) 31 sampai 60 hari

akan tetap mendapat kunjungan dari pegawai lapangan (Field Collection) serta

akan mendapat surat panggilan. Pada kondisi ini, bagian masalah pembayaran

(Problem Account Officer) harus sudah dapat menganalisa penyebab

keterlambatan (Over Due) termasuk dimana posisi obyek pembiayaan dan

keberadaan debitur. Bagian masalah pembayaran (Problem Account Officer)

melakukan usaha penagihan sesuai dengan dasar analisa penyebab

keterlambatan (Over Due).

6. Debitur keterlambatan (Over Due) 61-90 hari

Pada kategori keterlambatan (Over Due) yang memasuki 61 sampai 90

hari tidak lagi ditangani oleh bagian masalah pembayaran (Problem Account

Officer), tetapi akan ditangani lebih lanjut oleh bagian pegawai lapangan (Field

Collection). Apabila tidak ada tanda-tanda debitur akan membayar angsuran dan

kendaraan masih berada ditangan debitur, maka pegawai lapangan (Field

Collection) melalui Eksekutor akan melakukan penarikan terhadap obyek

pembiayaan (mobil). Sebelum dilakukan penarikan maka akan dipersiapkan

terlebih dahulu data-data dan dokumen pendukung. Pada proses penarikan

Page 28: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

92

obyek pembiayaan (mobil), dilakukan pendekatan kepada debitur secara baik-

baik (negosiasi secara kekeluargaan) sehingga proses penarikan dapat berjalan

dengan lancar. Dalam proses penarikan tersebut apabila diperlukan dapat

melibatkan aparat desa seperti ketua RT/ RW/ kepala desa setempat. Segera

setelah penarikan obyek pembiayaan dari debitur dilakukan, maka disiapkan

Berita Acara Serah Terima Kendaraan (BASTK) sambil menunggu reaksi dari

debitur untuk menyelesaikan permasalahan di kantor PT. Oto Multiartha

Malang.

7. Debitur keterlambatan (Over Due) lebih dari 91 hari.

Debitur dalam posisi ini sudah mendapat penanganan serius dari pegawai

lapangan (Field Collection). Apabila sampai saat ini obyek pembiayaan (mobil)

belum ditemukan keberadaannya maupun debitur melakukan tindakan

perubahan no rangka, no mesin serta mengurangi bagian dari bentuk awal obyek

pembiayaan yang telah diperjanjikan, maka pegawai lapangan (Field Collection)

harus segera melakukan tindakan untuk memproses melalui pengacara

(Lawyer), atau aparat kepolisian. Bila perlu melakukan proses hukum

penahanan karena telah melakukan tindak pidana penggelapan kendaraan

jaminan. Pegawai lapangan (Field Collection) juga akan bekerjasama dengan

aparat kepolisian untuk mencari keberadaan kendaraan bermotor, dan membuat

surat pemblokiran STNK/BPKB ke DIRLANTAS setempat.

8. Debitur Over Due lebih dari 150 hari.

Debitur yang berada dalam posisi ini akan dilakukan pemutihan atau

blacklist, dimana obyek pembiayaan (mobil) biasanya telah hilang dan tidak

dapat ditemukan. Namun tetap wajib dilakukan usaha-usaha pemutihan. Kepala

Page 29: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

93

koleksi (Collection Head) akan melakukan kerjasama dengan eksekutor (Debt

Collector) dan aparat kepolisian untuk mencari keberadaan kendaraan.

Dari data diatas dapat diketahui bahwa ada beberapa upaya yang

dilakukan oleh PT. Oto Multiartha Malang dalam menyelesaikan permasalahan

wanprestasi. Merujuk pada data nomor 6 upaya PT Oto Multiartha Malang

menangani debitur wanprestasi merupakan proses penyelesaian melalui mediasi

dengan menekankan pada solusi jalan tengah. Melalui berbagai pertimbangan

yang bertujuan pada suatu kebijaksanaan bersama dalam penyelesaian

wanprestasi.

Apabila selama proses mediasi tidak mencapai kesepakatan kedua belah

pihak antara kreditur dengan debitur maka PT Oto Multiartha Malang selaku

kreditur tetap menarik obyek pembiayaan (mobil) karena debitur telah

menyepakati perjanjian pembiayaan konsumen. Perjanjian Pembiayaan

Konsumen sesuai dengan Pasal 6 ayat 2 menyatakan “bahwa untuk menjamin

kembali angsuran dengan tertib dan pelunasan seluruh hutang maka debitur atau

pemilik jaminan dengan ini menyerahkan hak milik atas kendaraan sebagai

jaminan kepada kreditur, termasuk segala sesuatu yang menjadi bagian dan

perlengkapan kendaraan baik yang sudah ada pada saat pembelian maupun yang

akan ada dikemudian hari”. 85

Dari penjelasan diatas telah sesuai dengan Undang-Undang No 42 Tahun

1999 Tentang Jaminan Fidusia Pasal 30 yang menyatakan “pemberi fidusia

wajib menyerahkan benda yang menjadi obyek jaminan fidusia dalam rangka

pelaksanaan eksekusi jaminan fidusia”.

85 Op.Cit, Hal 2

Page 30: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

94

Sedangkan hasil yang diperoleh dari lokasi penelitian, pada no 7 dan 8

diatas telah dijelaskan upaya yang dilakukan PT Oto Multiartha Malang

menangani debitur yang wanprestasi dalam hal tindakan menjual sebelum

proses pelunasan, merubah no rangka, no mesin serta mengurangi bagian dari

bentuk awal obyek pembiayaan yang telah diperjanjikan diawal perjanjian

pembiayaan konsumen maka dapat diberlakukan sanksi pidana sesuai dengan

Undang-Undang No 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia tepatnya pada

Pasal 35 yang menyatakan bahwa “setiap orang yang dengan sengaja

memalsukan, mengubah, menghilangkan atau dengan cara apapun memberikan

keterangan secara menyesatkan, yang jika hal tersebut diketahui oleh salah satu

pihak tidak melahirkan perjanjian Jaminan Fidusia, dipidana dengan pidana

penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan denda

paling sedikit Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.

100.000.000,- (seratus juta rupiah)”.

Upaya yang dilakukan PT Oto Multiartha Malang tersebut memberikan

cukup kontribusi dalam penyelesaian kasus wanprestasi. Dari data diatas dapat

disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini:

Page 31: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

95

Tabel 2

Upaya Penyelesaian PT Oto Multiartha Malang

No Jenis

Wanpres

tasi

Debitur

Upaya Penyelesaian PT Oto Multiartha

Malang

Jumlah Penyelesaian Per Bulan

Februari

2016

Maret

2016

Ka

sus

Ter

sele

saik

an

Prose

ntase

(%)

Ka

sus

Ter

sele

saik

an

Prose

ntase

(%)

1 Kredit

Macet

Pegawai lapangan (Field Collection)

melakukan penarikan obyek pembiayaan

(mobil) sesuai dengan perjanjian fidusia

4

2

50% 3 2 80%

2 Telat

Angsuran

Debitur akan mendapat pemberitahuan

dari PT Oto Multiartha Malang bahwa

angsuran telah jatuh tempo serta akan

mendapat surat pemberitahuan

keterlambatan

6 2 35% 16 13 50%

3 Menyewa

kan

Obyek

Jaminan

Apabila debitur diketahui bahwa obyek

pembiayaan telah dialihkan kepada pihak

lain, maka akan dilakukan penarikan

obyek pembiayaan (mobil) sesuai dengan

perjanjian pembiayaan dan perjanjian

fidusia

2 2 100% 8 8 100%

4 Merubah

bagian

dari

kendaraa

n

bermotor

yang

menjadi

Obyek

Jaminan

Debitur dalam posisi ini mendapat

penanganan serius dari pegawai lapangan

(Field Collection) apabila melakukan

tindakan perubahan no rangka, no mesin

serta mengurangi bagian dari bentuk awal

obyek pembiayaan yang telah

diperjanjiakan di dalam perjanjian

pembiayaan konsumen dan perjanjian

fidusia, apabila terjadi perubahan salah

satu unsur diatas akan dilakukan

penarikan obyek jaminan (mobil)

-

-

-

1

1

100%

5 Menjual

sebelum

Proses

Pelunasa

n

PT Oto Multiartha Malang akan segera

melakukan penarikan unit (mobil) dan

debitur akan diproses pidana melalui

aparat kepolisian karena telah melakukan

tindak pidana penggelapan. PT Oto

Multiartha Malang akan bekerjasama

dengan kepolisian untuk mencari

keberadaan kendaraan bermotor, dan

membuat surat pemblokiran STNK/BPKB

ke DIRLANTAS setempat.

- - - 2 2 100%

Sumber data : Data debitur Field Collection PT Oto Multiartha Malang

Bulan Februari dan Maret 2016 (diolah).

Page 32: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

96

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada bulan Februari dan

bulan Maret 2016 mengalami kenaikan debitur yang wanprestasi. Adapun

beberapa jenis wanprestasi pada bulan Februari 2016 yaitu kredit macet

berjumlah 4 debitur dan terselesaikan 2 debitur sedangkan sisa 2 debitur pada

bulan Februari ditambahkan ke bulan Maret 2016 yang berjumlah 3 debitur dan

terselesaikan 2 debitur pada bulan Maret 2016. Telat angsuran untuk pembelian

kendaraan pada bulan Februari 2016 berjumlah 6 debitur terselesaikan hanya 2

debitur yang 4 debitur mengarah pada kredit macet, sedangkan pada bulan

Maret 2016 ada 16 debitur terselesaikan 13 debitur dan 2 debitur mengarah ke

kredit macet. Dalam hal ini debitur yang menyewakan obyek jaminan pada

bulan Februari 2016 berjumlah 2 debitur yang terselesaikan 2 debitur,

sedangkan pada bulan Maret 2016 ada 8 debitur, kasus debitur yang

menyewakan obyek jaminan terselesaikan semuanya. Dengan ini debitur

beralasan obyek yang disewakan tersebut untuk memperoleh tambahan

pemasukan bagi debitur. Debitur yang merubah bagian dari kendaraan bermotor

dibulan Februari 2016 tidak ada, sedangkan pada bulan Maret 2016 ada 1

debitur yang melakukan tindakan perubahan serta mengurangi bagian dari

bentuk awal obyek pembiayaan (mobil). Pegawai lapangan (Field Collection)

melakukan penarikan obyek pembiayaan (mobil). Dan yang terakhir debitur

menjual sebelum pelunasan pada bulan Februari 2016 nihil, akan tetapi pada

bulan Maret 2016 debitur menjual sebelum pelunasan berjumlah 2 debitur.

Upaya penyelesaian PT Oto Multiartha Malang selaku kreditur segera

melakukan penarikan obyek jaminan yang terindikasi debitur tersebut

Page 33: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

97

melakukan tindak pidana penggelapan dan debitur tersebut diproses pidana

melalui aparat kepolisian.

Upaya penyelesaian PT Oto Multiartha Malang terhadap debitur

wanprestasi dibulan Februari dan Maret 2016 berdasarkan tabel diatas sangat

efektif karena jika melihat dari tabel diatas upaya PT Oto Multiartha Malang

dalam menangani kasus wanprestasi selalu terealisasi setiap bulannya untuk

menyelesaikan penanganan kasus wanprestasi.

Berdasarkan ketentuan Perjanjian Pembiayaan Konsumen yang tertulis

pada isi klausula perjanjian untuk permasalahan wanprestasi kredit macet dan

telat angsuran yaitu tertera pada pasal 3 menyebutkan bahwa “selama perjanjian

ini berlangsung debitur wajib membayar angsuran sesuai dengan jadwal

pembayaran angsuran (pasal 3 ayat 1)”.86 Klausula yang mengatur terkait tidak

dibolehkan menyewakan dan merubah bagian dari kendaraan bermotor yang

menjadi objek pembiayaan konsumen diatur dalam Perjanjian Pembiayaan

Konsumen pasal 9 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa :87

1. Tidak akan menjual, menyewakan, memindahtangankan, mengalihkan

hak atau menjaminkan kendaraan kepada pihak lain (pasal 9 ayat 1)

2. Tidak memindahkan, merubah, menghilangkan, menambah, merusak

atau dengan cara lain mengganggu nomer mesin, rangka, pendaftaran

atau nomer-nomer seri atau setiap plat merk dagang atau plat tanda

pengenal yang terletak pada kendaraan atau pada setiap bagiannya

(pasal 9 ayat 3).

Ketentuan diatas menjelaskan mengenai kewajiban yang memang

seharusnya debitur lakukan sebagai bentuk memenuhi prestasi dalam proses

pembiayaan konsumen.

86 Ibid, Hal 1

87

Ibid, Hal 2

Page 34: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

98

Wanprestasi tidak selalu terjadi dengan sendirinya, maka untuk dapat

mengantisipasi debitur yang wanprestasi kreditur lebih cermat dalam memilih

debitur agar tidak terjadi wanprestasi serupa dikemudian hari. Untuk

mengantisipasi wanprestasi serupa pada debitur alangkah baiknya jika kreditur

lebih memaksimalkan surveyor di lapangan pada calon debitur dan membentuk

tim independensi untuk memeverifikasi data yang disetor oleh surveyor.

Seperti halnya lembaga keuangan bank, maka lembaga pembiayaan

konsumen juga tidak lepas dari masalah kredit bermasalah. Sebenarnya tingkat

kredit bermasalah pada lembaga pembiayaan konsumen cenderung lebih kecil

dibandingkan dengan lembaga keuangan perbankan.

Namun seberapapun tingkat permasalahan kredit, nyatanya setiap

lembaga pembiayaan pasti mengalami yang namanya kredit bermasalah, dan

mereka berusaha agar kredit bermasalah tersebut tidak terjadi dan dapat

diantisipasi dari awal.

2. Faktor Pendukung

Berdasarkan wawancara dengan Waluyo, selaku Collection Head PT.

Oto Multiartha Malang menyatakan bahwa “Faktor pendukung dalam proses

penyelesaian wanprestasi yaitu secara kapasitas PT Oto Multiartha Malang

memiliki pegawai yang fokus dalam hal penyelesaian wanprestasi, pada sub

bidang Collection Head.”88

Dari data diatas dapat diketahui bahwa faktor

pendukung penyelesaian wanprestasi secara garis besar PT Oto Multiartha

Malang melalui sub bidang Collection Head yang dalam kapasitas sumber daya

88 Wawancara dengan Bapak Waluyo, selaku Collection Head PT. Oto Multiartha, Malang,

10 February 2016

Page 35: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

99

manusia (SDM) harus memiliki kompetensi dalam negoisasi untuk penyelesaian

proses wanprestasi.

3. Faktor Penghambat

Faktor utama yang menjadi penghambat dalam penyelesaian wanprestasi

kredit kendaraan bermotor, dilihat dari segi kepribadian debitur yang tidak

memiliki itikad baik meskipun latar belakang ekonomi mumpuni tapi debitur

terkesan meremehkan permasalahan wanprestasi.

Obyek jaminan telah dipindahtangankan kepada pihak lain tanpa

sepengetahuan PT Oto Multiartha Malang. Alasan konsumen melakukan

pengalihan hak kendaraan bermotor tanpa sepengetahuan perusahaan ini

disebabkan karena konsumen membutuhkan dana secara cepat karena ada

kebutuhan yang sangat mendesak, sehingga konsumen terpaksa melakukan

pengalihan hak tanpa sepengetahuan perusahaan, sedangkan konsumen

merentalkan kendaraan motornya disebabkan konsumen ingin memiliki

tambahan uang karena gajinya tidak mencukupi kebutuhan keluarga.

Adapun alasan debitur terhadap kendaraan bermotor yang hilang ini

bukan kesalahan yang disengaja oleh konsumen karena kendaraan bermotornya

hilang pada saat tidak terduga dan telah memperhatikan pengamanannya.

Apabila terjadi salah satu dari peristiwa diatas, maka pihak debitur harus

melaporkan kejadian tersebut paling lambat 2 x 24 jam terhitung sejak saat

kejadian kepada PT. Oto Multiartha Malang. Debitur harus melengkapi

dokumen-dokumen sebagai berikut:

1. Laporan kehilangan dari kantor polisi setempat.

2. Fotocopi KTP dan SIM C tertanggung

Page 36: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT …eprints.umm.ac.id/37888/3/jiptummpp-gdl-gunturndar-50626-4-babiii.… · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran PT Oto

100

3. STNK asli dan kunci kontak kendaraan

4. Formulir klaim

5. Surat kuasa pengurusan pemblokiran STNK dan BPKB kepada

perusahaan asuransi.

Menghadapi hambatan-hambatan yang timbul dan penyelesaiannya,

maka pihak PT Oto Multiartha Malang mengambil langkah-langkah sesuai

dengan perjanjian yang telah disepakati bersama dan menjadi dasar yang

mengikat para pihak serta berlaku sebagai Undang-Undang. Hal ini diatur dalam

Pasal 1338 KUHPerdata. Dan faktor penghambat lainnya yaitu kurangnya

ketelitian dari tim analisa PT Oto Multiartha Malang dalam melakukan survei

calon debitur dilapangan, tim analisa sebenarnya sudah mengetahui kondisi

calon debitur, akan tetapi demi mendapatkan keuntungan finasial pribadi maka

tim surveyor meloloskan calon debitur tersebut.