BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

23
55 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Wonosobo dengan responden yang diambil secara terpilih yakni guru-guru SD Negeri yang telah tersertifikasi dari wilayah yang menjadi cakupan Kabupaten Wonosobo. Wilayah kabupaten Wonosobo terdiri dari 15 kecamatan dengan rata-rata terdapat 20 SDN. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 93 guru SD Negeri yang telah tersertifikasi yang diambil dari beberapa kecamatan yang berada di Kabupaten Wonosobo, di mana jumlah guru SD Negeri yang tersertifikasi berjumlah 1226 orang, sedangkan yang dijadikan sampel berjumlah 93 orang. Sampel sebanyak 93 orang akan diambil dari beberapa kecamatan yang mewakili seluruh Kabupaten Wonosobo. Adapun pemilihan kecamatan diambil dari wilayah pusat kota dan wilayah perbatasan dari Kabupaten Wonosobo, yakni Kecamatan Selomerto, Kecamatan Mojotengah, Kecamatan Sapuran, dan Kecamatan Wadas Lintang. Selanjutnya di pilih beberapa SDN dengan guru-guru SDN yang tersertifikasi sehingga diperoleh sampel sebanyak 93 guru SDN yang telah tersertifikasi. Sampel adalah bagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, dengan jumlah populasi sebanyak 1226 maka dengan

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

55

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Responden

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten

Wonosobo dengan responden yang diambil secara terpilih

yakni guru-guru SD Negeri yang telah tersertifikasi dari

wilayah yang menjadi cakupan Kabupaten Wonosobo.

Wilayah kabupaten Wonosobo terdiri dari 15 kecamatan

dengan rata-rata terdapat 20 SDN. Responden dalam

penelitian ini terdiri dari 93 guru SD Negeri yang telah

tersertifikasi yang diambil dari beberapa kecamatan

yang berada di Kabupaten Wonosobo, di mana jumlah

guru SD Negeri yang tersertifikasi berjumlah 1226 orang,

sedangkan yang dijadikan sampel berjumlah 93 orang.

Sampel sebanyak 93 orang akan diambil dari

beberapa kecamatan yang mewakili seluruh Kabupaten

Wonosobo. Adapun pemilihan kecamatan diambil dari

wilayah pusat kota dan wilayah perbatasan dari

Kabupaten Wonosobo, yakni Kecamatan Selomerto,

Kecamatan Mojotengah, Kecamatan Sapuran, dan

Kecamatan Wadas Lintang. Selanjutnya di pilih beberapa

SDN dengan guru-guru SDN yang tersertifikasi sehingga

diperoleh sampel sebanyak 93 guru SDN yang telah

tersertifikasi.

Sampel adalah bagian dari karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan sampel dalam

penelitian ini menggunakan rumus Slovin, dengan

jumlah populasi sebanyak 1226 maka dengan

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

56

menggunakan rumus Slovin diperoleh jumlah sampel

sebanyak 93. Kemudian teknik sampling yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Sampling Purposive

(Purposive or Judgemental Sampling). Pada Sampling

Purposive, pengambilan sampel didasarkan pada seleksi

khusus, yakni peneliti membuat kriteria tertentu siapa

yang dijadikan sebagai informan. Pada penelitian ini,

seleksi khusus pada sampel ditunjukkan dengan

pemilihan guru SD Negeri pada Kabupaten Wonosobo

yang sudah tersertifikasi saja.

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan model

analasis kesenjangan atau GAP analysis. Analisis

kesenjangan digunakan untuk mengevaluasi program

sertifikasi guru yang dijalankan di Kabupaten Wonosobo

selanjutnya dibangdingkan dengan standar program

sertifikasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Evaluasi

yang akan dilakukan terhadap program sertifikasi guru

meliputi proses pelaksanaan program sertifikasi guru

SDN di Kabupaten Wonosobo, hasil program sertifikasi

guru SDN di Kabupaten Wonosobo, dan faktor-faktor

yang mempengaruhi program sertifikasi guru SDN di

Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan April dengan menyebarkan kuesioner yang telah

valid pada responden yang telah dipilih yakni guru-guru

SD Negeri yang telah tersertifikasi di Kabupaten

Wonosobo.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

57

4.2.1 Proses Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru

Kabupaten Wonosobo

Program sertifikasi guru merupakan program

Nasional dengan tujuan menentukan kelayakan guru

dalam melaksanakan kewajibannya sebagai agen

pembelajaran dalam mewujudkan tujuan pendidikan

nasional, meningkatkan proses dan mutu hasil

pendidikan, meningkatkan martabat guru dan

meningkatkan profesionalitas guru. Dalam

pelaksanaannya, program sertifikasi tersebut melalui

pihak yang terkait dengan penyelenggaraan sertifikasi

bagi guru, meliputi;

1. Dinas Pendidikan Provinsi,

2. LPMP,

3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,

4. Guru Peserta Sertifikasi, dan

5. Pihak-pihak lain yang terkait.

Oleh karena itu, Kabupaten Wonosobo melalui

Dinas Pendidikannya ikut menyelenggarakan

pelaksanaan program sertifikasi. Sesuai dengan tujuan

dan manfaat sertifikasi guru menurut Dirjen PMPTK

(Depdiknas, 2007: 3), bahwa program sertifikasi guru

merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan

mutu guru dan kesejahteraan guru yang ditunjukkan

dengan pemberian sertifikat pendidik kepada guru.

Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah

memenuhi standar profesional guru dan dimaksudkan

agar para guru dapat melaksanakan tugasnya dalam

mengajar dengan baik dan sungguh-sungguh sehingga

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

58

memberikan hasil yang baik pada dunia pendidikan.

Program sertifikasi yang dicanangkan pemerintah secara

tidak langsung hendak meningkatkan mutu pendidikan

dengan upaya meningkatkan kesejahteraan guru yang

ditunjukkan dengan pemberian tunjangan. Program ini

telah dijalankan dan diupayakan untuk terus

dikembangkan sehingga membantu tercapainya tujuan

tersebut.

Pelaksaan sertifikasi diatur oleh penyelenggara,

yakni kerja sama antara Dinas Pendidikan Nasional

Daerah atau Departemen Agama Provinsi dengan

Perguruan Tinggi yang ditunjuk. Kemudian pendanaan

sertifikasi ditanggung oleh pemerintah dan pemerintah

daerah sebagaimana yang terdapat dalam UU 14 tahun

2005 pasal 13 (ayat 1) yaitu pemerintah dan pemerintah

daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan

kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru

dalam jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan

yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah

daerah, dan masyarakat. Pada Kabupaten Wonosobo

program sertifikasi guru telah dijalankan dengan baik.

Pada dasarnya pelaksanaan program sertifikasi guru

pada Kabupaten Wonosobo telah sesuai dengan aturan

yang ditetapkan oleh pemerintah. Pelaksanaan program

sertifikasi pada Kabupaten Wonosobo telah sesuai

dengan pedoman penetapan peserta sertifikasi guru yang

dikeluarkan oleh pemerintah. Sejalan dengan peraturan

pemerintah mengenai penyelanggaraan program

sertifikasi, mekanisme pelaksanaan sertifikasi guru di

Kabupaten Wonosobo ada dua macam yakni melalui

penilaian portofolio bagi guru dalam jabatan dan melalui

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

59

pendidikan profesi guru. Dalam proses pelaksanaan

program sertifikasi, lembaga pendidikan di Kabupaten

Wonosobo menerapkan Program Profesi Guru atau PPG

dalam mekanisme penyaringan calon guru yang akan

mendapat sertifikat pendidik serta penerapan

mekanisme portofolio dengan beberapa ketentuan.

Berikut alur pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam

Jabatan yang diterapkan pada Kabupaten Wonosobo

dengan mengacu Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2012.

Gambar 4.1 Alur Sertifikasi bagi guru dalam jabatan

(Sumber: Buku 1. Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi

Guru, 2014: 5)

Program sertifikasi guru juga merupakan wadah

bagi guru-guru yang professional dengan ditandai

pemberian sertifikat pendidik. Seleksi guru profesional di

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

60

Kabupaten Wonosobo merupakan rangkaian proses yang

digunakan dalam proses pelaksanaan sertifikasi. Di awali

dengan seleksi guru melalui PPG dan PLPG kemudian

bagi guru yang dinyatakan lulus berhak mendapat

sertifikat pendidik. Setelah pemberian sertifikat pendidik

pada guru yang dinyatakan lolos seleksi maka guru

berhak mendapat tunjangan. Untuk meningkatkan

profesionalisme guru, maka pemerintah pada Kabupaten

Wonosobo turut mengadakan penilaian, yang dilakukan

oleh pengawas dan lembaga lain guna memonitoring

apakah guru dapat melaksanakan tugasnya dalam

mengajar dengan baik. Adapun upaya yang harus

dilakukan agar dapat lulus dalam seleksi program

sertifikasi, guru-guru harus dapat memahami tujuan

dan manfaat program sertifikasi bagi profesi keguruan,

hal itu dilakukan untuk sampai dinyatakan lulus

program sertifikasi, seperti pemahaman dan pengalaman

guru dalam menjalani prosedur atau tahap demi tahap

pelaksanaan program sertifikasi. Sedangkan untuk

pengalaman guru dalam mengikuti proses sertifikasi

cukup baik ini ditunjukkan bahwa guru melakukan

semua tahapan yang diprasyaratkan dalam program

sertifikasi guru.

4.2.2 Hasil Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru

Kabupaten Wonosobo

Dalam bagian ini akan dilakukan analisis data

hasil penelitian terhadap evaluasi program sertifikasi

guru di Kabupaten Wonosobo. Hasil penelitian yang akan

dianalisis adalah data hasil observasi peneliti melalui

penyebaran kuesioner evaluasi program sertifikas guru

di Kabupaten Wonosobo. Penyebaraan angket dilakukan

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

61

untuk mengetahui tanggapan responden mengenai

sejauh mana pelaksanaan program sertifikasi di

Kabupaten Wonosobo sehingga evaluasi dapat dilakukan,

sehingga perolehan data dari kuesioner dapat dikalkulasi

dan dianalisis untuk mengetahui kesenjangannya. Skor

penilaian yang digunakan dalam lembar kuesioner

antara 1- 4 dengan kriteria program belum terlaksana,

perlu perencanaan ulang, perlu perbaikan dan sudah

terlaksana. Dari hasil sebaran kuesioner maka dapat

diketahui analisis kesenjangan dari evaluasi hasil

pelaksanaan program sertifikasi pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Analisis Kuesioner

Evaluasi Program Sertifikasi Guru

No ASPEK

1. Kegunaan (utility)

INDIKATOR

Program Sertifikasi dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada proses pelaksanaan pembelajaran

RUMUSAN ITEM GAP KONDISI RIIL

Program sertifikasi dilaksanakan untuk menyaring tenaga pendidik profesional yang ditandai dengan sertifikat pendidik

-

Perlu pemahaman lebih mendalam mengenai ketetapan penyaringan program sertifikasi

Program sertifikasi dilaksanakan untuk mengontrol kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaraan

-

Kinerja guru belum sepenuhnya terkontrol dengan adanya program sertifikasi

Program sertifikasi yang dijalankan telah meningkatkan proses dan hasil pendidikan

-

Belum terealisasi

INDIKATOR

Program sertifikasi dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

62

guru dalam mengajar

RUMUSAN ITEM GAP KONDISI RIIL

Program sertifikasi memicu kinerja guru sehingga lebih berkompeten dalam mengajar

-

Belum terealisasi, perlu pemahaman lebih mendalam mengenai ditetapkannya program sertifikasi

Guru yang menerima sertifikasi sudah bekerja lebih baik dibandingkan dengan guru yang belum bersertifikasi

-

Hanya sebagian

guru tersertifikasi yang menunjukkan kinerja lebih baik pasca sertifikasi

Guru mampu mengembangkan kemampuannya melalui seminar, workshop, dan pelatihan lainnnya setelah menerima sertifikat dari program sertifikasi

-

Perlu peningkatan

Guru yang bersertifikasi selalu mencobakan berbagai model atau metode dalam mengajar sehingga pembelajaran lebih menarik dan tidak monoton

-

Belum semua guru mampu menciptakan pembelajaran yang menarik pasca sertifikasi

INDIKATOR

Program sertifikasi dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan guru di bidang ekonomi

RUMUSAN ITEM GAP KONDISI RIIL

Tunjangan dari program sertifikasi meningkatkan kesejahteraan guru di bidang ekonomi

=

Terealisasi sesuai standar

Guru yang tersertifikasi dapat memanfaatkan tunjangan sertifikasi yang diberikan untuk meningkatkan kinerja. Seperti membeli buku dan sarana lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran

-

Belum semua guru mampu memanfaatkan tunjangan sertifikasi untuk keperluan pembelajaran

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

63

Program sertifikasi guru memberikan tunjangan untuk hidup yang layak

+ Terealisasi sesuai dengan standar

Guru dengan sertifikasi memiliki kehidupan yang lebih sejahtera di bidang ekonomi ketimbang guru yang belum bersertifikasi

+

Terealisasi sesuai dengan standar

2. ASPEK

Kelayakan (feasibility)

INDIKATOR

Program setifikasi yang dijalankan layak untuk meningkatkan mutu

RUMUSAN ITEM GAP KONDISI RIIL

Program sertifikasi dijalankan dapat dikategorikan praktis untuk meningkatkan mutu pendidikan pada proses pelaksanaan pembelajaran

-

Perlu peningkatan

Program sertifikasi yang dijalankan dapat dikategorikan layak digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada proses pelaksanaan pembelajaran

-

Perlu peningkatan

Program sertifikasi dijalankan dapat dikategorikan efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan pada proses pelaksanaan pembelajaran

-

Belum menunjukkan keefektifan dalam meningkatkan mutu pendidikan

3. ASPEK

Kepatutan (propierty)

INDIKATOR

Program sertifikasi yang dijalankan patut untuk meningkatkan mutu pendidikan pada proses pelaksanaan pembelajaran

RUMUSAN ITEM GAP KONDISI RIIL

Program sertifikasi telah dilaksanakan secara transparan sehingga masyarakat dapat memberikan penilaian

-

Perlu peningkatan

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

64

Program sertifikasi telah memberi dampak positif bagi guru dan dunia pendidikan yakni dengan meningkatnya profesionalitas guru sehingga mutu pendidikan meningkat khususnya pada proses pembelajaran

-

Dampak posiitif dalam meningkatkan profesionalisme dan mutu pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran belum terlihat

Tenaga pendidik yang kompeten dan profesional dalam mengajar dapat dipilih melalui program sertifikasi

+

Terealisasi

4. ASPEK

Akurasi (accuracy)

INDIKATOR

Program sertifikasi yang dijalankan tepat untuk meningkatkan mutu pendidikan pada proses pelaksanaan pembelajaran

RUMUSAN ITEM GAP KONDISI RIIL

Program sertifikasi telah memberikan hasil yang akurat dalam meningkatnya mutu pendidikan pada proses pelaksanaan pembelajaran

-

Perlu peningkatan

Program sertifikasi memberikan kontrol kepada guru tersertifikasi dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar

-

Perlu peningkatan

Program sertifikasi membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan

+

Terealisasi

Program sertifikasi memberi kemudahan dalam memberikan pengawasan terhadap mutu pendidik dan tenaga kependidikan

-

Perlu peningkatan

Guru yang telah tersertifikasi selalu memiliki kualifikasi akademik yang baik sehingga peningkatan mutu pendidikan

-

Belum semua guru memiliki kualifikasi akademik yang

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

65

dapat terjamin baik pasca sertifikasi

5. ASPEK

Dampak

INDIKATOR

Program sertifikasi memberi dampak positif bagi dunia pendidikan khususnya pada kegiatan belajar mengajar

RUMUSAN ITEM GAP KONDISI RIIL

Program sertifikasi yang diterapkan telah memberikan perkembangan pedidikan di sekolah-sekolah khususnya dalam proses pembelajaran

-

Belum semua sekolah mengalami perkembangan khususnya dalam proses pembelajaran karena program sertifikasi

Program sertifikasi melindungi profesi guru dari praktik layanan pendidikan yang tidak kompeten yang merusak citra profesi guru sendiri

=

Terealisasi sesuai standar

Program sertifikasi melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan professional yang akan menghambat upaya peningkatan kualitas pendidikan khususnya pada kegiatan belajar dan mengajar

=

Terealisasi sesuai standar

Program sertifikasi menjaga lembaga penyelenggara pendidikan dari keinginan internal dan eksternal yang potensial dapat menyimpang dari ketentuan yang berlaku

+

Terealisasi

6. ASPEK

Keberlanjutan

INDIKATOR

Keberlanjutan program sertifikasi guru dalam peningkatan mutu pendidikan pada proses pelaksanaan pembelajaran

RUMUSAN ITEM GAP KONDISI RIIL

Program sertifikasi mudah - Perlu peningkatan

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

66

dievaluasi sehingga dapat diketahui manfaatnya

dalam melakukan evaluasi terhadap program sertifikais

Program sertifikasi guru yang telah dilaksanakan sudah sesuai dengan peraturan pemerintah dan undang-undang terkait program sertifikasi guru

-

Perlu peningkatkan dalam pelaksanaan program sertifikasi

Program sertifikasi guru telah dijalankan dan diterima dengan baik oleh tenaga pendidik maupun pihak lain yang terlibat

+

Terealisasi

Program sertifikasi guru menjadi penjamin terhadap meningkatnya mutu pendidikan khususnya pada proses pelaksanaan pembelajaran

=

Teralisasi sesuai standar

7. ASPEK

Prospek

INDIKATOR

Prospek program sertifikasi guru dalam peningkatan mutu pendidikan

RUMUSAN ITEM GAP KONDISI RIIL

Secara sistematis program sertifikasi memberikan hasil yang sepadan dengan anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam

meningkatkan mutu pendidikan

-

Perlu peningkatan

Sanksi terhadap kelalaian dalam pelaksanaan program sertifikasi telah dijalankan sehingga dapat memperbaiki kekurangan yang timbul dari pelaksanaan program sertifikasi

-

Belum ada sanksi tegas untuk mengatasi pihak-pihak yang lalai

Program sertifikasi menciptakan kondisi yang kompetitif bagi guru untuk

= Terealisasi sesuai standar

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

67

mengembangkan kemampuannya dalam pembelajaran

Program sertifikasi guru telah dibenahi secara berkala melalui evaluasi sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan

-

Perlu peningkatan

Meningkatnya kemampuan guru dan profesionalisme guru karena program sertifikasi telah membuat mutu pendidikan turut meningkat

-

Perlu peningkatan

Dari paparan analisis gap di atas dapat diketahui

adanya kesenjangan antar kondisi riil program sertifikasi

dan standar program sertifikasi. Berdasarkan tabel 4.1

dapat diketahui bahwa secara keseluruhan dari ketujuh

aspek yang tertuang dalam kuesioner menunjukkan

adanya kesenjangan. Pada aspek 1 kesenjangannya

mencapai 78%, pada aspek ke dua yakni aspek

kelayakana terjadi kesenjangan 90%, selanjutnya pada

aspek kepatutan kesenjangannya sebesar 85 %,

kesenjangan pada aspek akurasi mencapai 75%,

kesenjangan juga terlihat pada aspek dampak yakni

mencapai 65%, selanjutnya pada aspek keberlanjutan

kesenjangannya sebesar 80% dan pada aspek prospek

kesenjangannya mencapai 85%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan program

sertifikasi yang di Kabupaten Wonosobo menunjukkan

adanya kesenjangan, dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa program sertifikasi di Kabupaten

belum sepenuhnya sesuai dengan standar dari juknis

dan undang-undang tentang program sertifikasi, serta

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

68

tujuan dari pelaksanaan program sertifikasi belum

tercapai.

4.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Program

Sertifikasi Guru di Kabupaten Wonosobo

Berdasarkan hasil studi dokumentasi dan analisis

data dari kuesioner dapat diketahui bahwa pelaksanaan

program sertifikasi pada Kabupaten Wonosobo telah

berjalan dengan baik, namun hasil yang ditunjukkan

belum mencapai standar dan tujuan dari program

sertifikasi yakni untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis kuesioner

yang menunjukkan adanya kesenjangan di setiap aspek

yang dikaji. Memperhatikan hal tersebut, maka dapat

diketahui bahwa meskipun pelaksanaan program

sertifikasi di Kabupaten Wonosobo tergolong berhasil,

namun hasil dari pelaksanaan program sertifikasi masih

belum mencapai tujuan yang ditetapkan dari

pemerintah. Kondisi tersebut terjadi dikarenakan

beberapa faktor, diantaranya kurangnya pemahaman

guru mengenai hakikat sertifikasi dan tujuan dari

program sertifikasi itu sendiri. Guru yang tersertifikasi

diwajibkan memiliki kualifikasi akamedik yang baik.

Kebijakan sertifikasi guru dalam jabatan menurut

peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 18 tahun

2007 adalah guru yang telah memiliki kualifikasi

akademik sarjana (S1) atau diploma empat (DIV). Hal ini

menjadi penghambat dalam pelaksanaan sertifikasi guru

dalam jabatan, karena di daerah masih ada guru yang

belum sarjana, sehingga berakibat pada kurangnya

pemahaman mengenai program sertifikasi yang tujuan

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

69

utamanya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan

dalam aspek pelaksanaan proses pembelajaran bukan

pemberian tunjangan semata.

Memperhatikan pernyataan tersebut, pada

kenyataannya pelaksanaan program sertifikasi guru di

Kabupaten Wonosobo masih mengalami kendala. Pada

dasarnya faktor yang mempengaruhi program sertifikasi

diantaranya yakni kompetensi guru. Guru yang

dinyatakan profesional dan ditandai dengan sertifikat

pendidik secara otomatis akan memperoleh tunjangan.

Namun, kondisi riil menunjukkan bahwa program

sertifikasi belum sepenuhnya meningkatkan

profesionalitas guru, sehingga tujuan untuk

meningkatkan mutu pendidikan belum tercapai.

Menurut Usman (2005: 5) guru yang profesional

diwajibkan mampu menguasai pendidikan dan

pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan dengan

pembinaan dan pengembangan melalui masa pendidikan

tertentu atau melalui pendidikan prajabatan, dengan

profesionalitas tersebut guru berhak memperoleh

sertifikasi. Sejalan dengan pendapat tersebut, Kurniawan

(2011: 261) memaparkan bahwa sertifikasi guru menjadi

landasan untuk menjamin profesionalitas guru dalam

mewujudkan tujuan pendidikan nasional yakni untuk

meningkatkan mutu pendidikan. Pelaksanaan sertifikasi

guru diharapkan mampu dijadikan solusi yang berkaitan

dengan pencapaian standar guru yang berkualitas dan

professional. Namun pada kenyataanya, melalui hasil

analisis gap, diketahui adanya kesenjangan terhadap

profesionalitas guru pasca sertifikasi. Hal ini

menunjukkan bahwa profesionalitas guru pasca

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

70

sertifikasi belum terlihat, sehingga tujuan untuk

meningkatkan mutu pendidikan belum tercapai. Faktor

lainnya yang mempengaruhi program sertifikasi guru di

Kabupaten Wonosobo dintaranya kualifikasi akademik

yang dimiliki guru. Pelaksanaan program sertifikasi

berdasar pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen (UUGD) yang disahkan tanggal

30 Desember 2005. Pada Pasal 8 menyatakan bahwa

guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Pasal lainnya adalah Pasal 11, ayat

(1) menyebutkan bahwa sertifikat pendidik seperti halnya

pada Pasal 8 diberikan kepada guru yang telah

memenuhi persyaratan. Melalui hasil analisis kuesioner,

guru yang sudah sertifikasi tidak memperlihatkan

kompetensinya dalam melaksanakan kewajibannya.

Melalui gap analysis menunjukkan adanya kesenjangan

pada kualifikasi akademik yang baik pasca sertifikasi,

hal ini menunjukkan bahwa kondisi riil guru pasca

sertifikasi belum tentu memiliki kualifikasi yang baik.

Faktor lainnya yang turut berpengaruh pada program

sertifikasi guru adalah belum terealisasinya alat evaluasi

langsung terhadap guru pasca sertifiaksi untuk

mengukur profesionalitas guru yang tersertifikasi serta

sanksi yang tegas terhadap kelalaian yang timbul. Pada

kenyataanya program sertifikasi yang dijalankan selama

ini belum memiliki alat untuk melakukan evaluasi serta

sanki, sehingga guru hanya berupaya untuk mengejar

sertifikasi. Tidak adanya alat evaluasi serta sanki yang

tegas dalam program sertifikasi ini turut menjadi

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

71

masalah yang nantinya harus ditangani oleh pemerintah,

sehingga apa yang menjadi tujuan dasar terbentuknya

program sertifikasi dapat tercapai.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

di lapangan melalui penyebaran kuesioner serta studi

dokumentasi yang berfokus pada proses pelaksanaan

program sertifikasi, hasil pelaksanaan program sertifikasi

dan faktor-faktor yang mempengaruhi program

sertifikasi, maka disampaikan analisis pembahasan

sebagai berikut:

4.3.1 Proses Pelaksanaan Program Sertifikasi di

Kabupaten Wonosobo

Proses pelaksanaan program sertifikasi pada

Kabupaten Wonosobo telah dilaksanakan sesuai dengan

pedoman pelaksanaan program sertifikasi guru. Pada

kabupaten Wonosobo, pelasanaan program sertifikasi

guru sudah berjalan dari tahun 2007 hingga sekarang.

Adapun perkembangan pelaksanaan program sertifikasi

guru di Kabupaten Wonosobo mengikuti perkembangan

yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan tertuang

dalam pedoman penetapan peserta sertifikasi guru yang

mengalami perkembangan tiap tahunnya. Pada saat ini,

pelaksanaan program sertifikasi di Kabupaten Wonosobo

menerapkan mekanisme PLPG dan portofolio dengan

beberapa ketentuan sesuai dengan pedoman

pelaksanaan program sertifikasi.

Pada mekanisme PLPG, peserta wajib mengikuti uji

kompetensi awal. Pada pelaksanaannya, PLPG

ditentukan oleh Rayon LPTK yang tertuang dalam

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

72

Rambu-Rambu Penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru. Kemudian PLPG diakhiri dengan uji

kompetensi. Peserta yang dinyatakan lulus uji

kompetensi berhak mendapat sertifikat pendidik dan

peserta yang tidak lulus diberi kesempatan mengikuti

satu kali ujian ulang. Apabila peserta tersebut lulus

dalam ujian ulang, berhak mendapat sertifikat pendidik

dan apabila tidak lulus mengikuti pembinaan dari dinas

pendidikan kabupaten/kota atau mengembangkan diri

secara mandiri untuk mempersiapkan diri untuk

menjadi peserta sertifikasi tahun berikutnya.

Mekanisme portofolio, penyusunan portofolio

mengacu pada ketentuan yang tertuang dalam Pedoman

Penyusunan Portofolio. Setelah itu Portofolio yang telah

disusun diserahkan kepada LPMP setempat melalui

dinas pendidikan kabupaten/kota untuk dikirim ke LPTK

sesuai program studi. Jika hasil penilaian portofolio dari

peserta sertifikasi guru dapat mencapai batas minimal

kelulusan (passing grade), maka selanjutnya portofolio

yang telah disusun diverifikasi, jika lulus verivikasi maka

guru berhak mendapat sertifikat. Namun bila hasil

penilaian portofolio peserta sertifikasi guru tidak

mencapai passing grade, maka guru wajib mengikuti uji

kompetensi awal dan bila dinyatakan lulus, guru

tersebut dapat menjadi peserta sertifikasi pola PLPG dan

apabila tidak lulus mengikuti pembinaan dari dinas

pendidikan kabupaten/kota atau mengembangkan diri

secara mandiri untuk mempersiapkan diri untuk

menjadi peserta sertifikasi tahun berikutnya.

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

73

4.3.2 Hasil Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru

Kabupaten Wonosobo

Hasil pelaksanaan program sertifikasi guru pada

Kabupaten Wonosobo setelah dilakukan dengan analysis

gap menunjukkan adanya kesenjangan. Hal ini terlihat

pada hasil analisis kuesioner yang tersaji dalam tabel

4.1. Pada hasil analisis kuesioner menunjukkan bahwa

lebih dari 70% butir item menunjukkan adanya

kesengjangan. Kesenjangan dapat dilihat pada aspek

kegunaan yakni pada item kegunaan program sertifikasi

pada penyaringan tenaga profesional, kegunaan program

sertifikasi sebagai pengontrol kinerja guru dalam proses

pembelajaran, kegunaan program sertifikasi dalam

meningkatkan mutu pendidikan, serta peningkatkan

kinerja dan kompetensi guru pasca sertifikasi.

Selanjutnya pada aspek kelayakan, kesenjangan terjadi

disemua butir item baik pada kepraktisan, kelayakan

dan keefektifan program sertifikasi guru dalam

meningkatkan profesionalitas guru dan mutu

pendidikan. Aspek kepatutan, kesenjangan terjadi pada

transparansi program sertifikasi dan dampak positif dari

program sertifikasi yakni meningkatnya profesionalitas

guru dan mutu pendidikan. Pada aspek ke empat yakni

aspek akurasi, kesenjangan terlihat pada butir item

transparansi pelaksanaan program sertifikasi,

keakuratan hasil program sertifikasi dalam

meningkatkan mutu pendidikan, dan pengawasan

terhadap mutu pendidikan. Selanjutnya, kesenjangan

juga terjadi pada aspek dampak yakni pada

perkembangan bagi sekolah-sekolah karena

pencanangan program sertifikasi. Aspek keberlanjutan

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

74

menunjukkan adanya kesenjangan pada item

terlaksananya evaluasi terhadap program sertifikasi guna

menngetahui manfaat, serta pada pelaksanaan program

sertifikasi yang beracuan pada standar. Pada aspek

prospek, kesenjangan terlihat pada kesesuaian anggaran

yang dikeluarkan dengan hasil dari pelaksanaan

program sertifikasi, sanksi terhadap guru yang lalai akan

tugasnya dalam proses pembelajaran pasca sertifikasi,

pembenahan program sertifikasi secara berkala, serta

pada peningkatan profesionalisme guru dan mutu

pendidikan pasca sertifikasi. Adanya kesenjangan pada

item tersebut menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan

program sertifikasi dari kondisi riil belum sesuai dengan

standar yang ditetapkann. Hal tersebut, terlihat dari

capaian gap analysis yang menunjukkan hasil negatif (-),

hasil tersebut menunjukkan bahwa apa yang menjadi

harapan belum tercapai karena hasil program sertifikasi

pada Kabupaten Wonosobo masih berada di bawah

standar, dengan demikian pada aspek yang memperoleh

analisis negatif (-) perlu dikaji dan dikembangkan lagi,

sedangkan pada hasil analisis dengan kriteria sama (=)

dan positif telah menunjukkan tidak adanya

kesenjangan. Hal ini berarti pada aspek dengan capaian

sama (=) dan positif (+) telah sesuai dengan standar yang

diberlakukan, dengan demikian pada aspek tersebut

dapat dijadikan acuan untuk perkembangan yang lebih

baik.

4.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Program

Sertifikasi

Setelah dilakukan analisis kesenjangan terhadap

kuesioner dan studi dokumentasi maka dapat diketahui

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

75

bahwa pelaksanaan program sertifikasi di Kabupaten

Wonosobo telah berjalan dengan baik, namun hasil dari

program sertifikasi di Kabupaten Wonosobo belum

sepenuhnya sesuai, hal ini terbukti dengan adanya

kesenjangan sebesar lebih dari 70% dikeseluruhan aspek

yang dikaji. Hasil tersebut membuktikan bahwa hasil

yang belum tercapai menunjukkan faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan program sertifikasi guru.

Setelah dilakukan studi dokumentasi dan analisis

terhadap kesenjangan terhadap program sertifikasi,

maka dapat diketahui adanya beberap faktor yang

mempengaruhi program sertifikasi. Faktor-faktor

tersebut diantarnya yakni kompetensi guru dalam

mengajar pasca sertifikasi yang diharapkan meningkat

namun pada kondisi riil belum sepenuhnya guru mampu

memenuhi kewajiban tersebut. Menurut Moran (2009:

45) Guru yang profesional adalah guru yang dalam

persepsi rekan sejawatnya mampu bekerja secara serius,

menampilkan komitmen yang tinggi dan melampaui

harapan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para

siswa. Sehingga dapat menjadi contoh bagi rekan-rekan

sejawatnya dalam mengajar. Namun pada kondisi riil,

setelah dilakukan gap analysis menunjukkan adanya gap

terhadap kinerja guru yang lebih baik dibanding

rekannya dalam proses pembelajaran pasca sertifikasi.

Hal tersebut menunjukkan bahwa, masih banyak guru

yang belum mampu menunjukkan kinerja yang baik

dalam proses pembelajaran pasca sertifikasi dibanding

rekan sejawatnya yang belum tersertifikasi. Hal ini tentu

menjadi faktor penghambat tercapainya tujuan dari

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

76

pelaksanaan program sertifikasi, yakni untuk

meningkatkan mutu pendidikan.

Profesionalitas guru pasca sertifikasi juga belum

terlihat, hanya sebagian guru yang menunjukkan

profesionalistanya, hal ini terbukti dengan adanya gap

pada profesionalitas guru pasca sertifikasi. Hilferty

(2008: 161–173) menyatakan bahwa, profesionalitas

ditunjukkan melalui kualitas kerja, dengan merujuk

pada karakter pada kerja profesional yang berdasar pada

standar petunjuk pelaksanaan. Mencermati hal tersebut,

maka dapat diketahui dari hasil analysis gap bahwa

adanya kesenjangan pada profesionalitas guru

menunjukkan belum terciptanya karakter kerja yang

profesional yang sesuai dengan standar pelaksanaan

proses pembelajaran.

Hasil penelitian di Amerika, menyebutkan guru

yang profesional dituntut memiliki lima hal yang menjadi

indikator: (1) Guru mempunyai komitmen pada siswa

dan proses belajarnya; (2) Guru menguasai secara

mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya

serta cara mengajarnya kepada siswa; (3) Guru

bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui

berbagai cara evaluasi; (4) Guru mampu berfikir

sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar

dari pengalamannya; (5) Guru seyogyanya merupakan

bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan

profesinya (Vandevoort, Beardsley, Berliner, 2004).

Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan PP No.

74/2008 tentang profesionalitas guru yang memuat

persyaratan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, di

Indonesia ada 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

77

guru profesional, diantaranya adalah kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial

dan kompetensi profesional. Kompetensi profesional

sebagaimana di maksud pada ayat (2) merupakan

kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang

ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya

yang diampunya yang sekurangkurangnya meliputi

penguasaan: a) materi pelajaran secara luas dan

mendalam sesuai dengan standar isi program satuan

pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata

pelajaran yang akan diampu. b) konsep dan metode

disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang

secara konseptual menaungi atau koheren dengan

program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau

kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

Mencermati hal tersebut, maka dengan mengkaji

aspek prospek pada kuesioner menunjukkan adanya gap

pada meningkatnnya profesionalitas guru pasca

sertifikasi. Hal ini berarti belum tercapainya standar

profesionalisme pada guru pasca sertifikasi. Selain itu,

faktor lainnya yang turut berpengaruh pada program

sertifikasi guru adalah tidak adanya evaluasi langsung

terhadap guru pasca sertifikasi, menjadikan guru hanya

mengejar tunjangan dari program sertifikasi tanpa harus

memenuhi kewajiban yakni meningkatkan

profesionalitas dalam mengajar guna membantu

meningkatnya mutu pendidikan. Faktor lainnya yang

turut mempengaruhi program sertifikasi yakni tidak

adanya sanksi terhadap guru yang lalai dalam

melaksanakan kewajibannya dalam proses pembelajaran

pasca sertifikasi.