HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …
Transcript of HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …
80
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Shopee adalah tempat belanja online no. 1 se-Indonesia. Shopee merupakan
sebuah platform yang dirancang khusus untuk menyuguhkan pengalaman
berbelanja online yang mudah, aman dan cepat dengan sistem pembayaran dan
dukungan logistik yang kuat. Shopee memiliki tujuan untuk terus berkembang
menjadi e-commerce pilihan utama di Indonesia. Shopee memiliki beragam
pilihan kategori produk, mulai dari Elektronik, Perlengkapan Rumah, Kesehatan,
Kecantikan, Ibu & Bayi, Fashion hingga Perlengkapan Olahraga. Shopee
merupakan anak perusahaan Sea Group, pertama kali diluncurkan pada tahun
2015 secara serentak di 7 negara, yakni Singapura, Malaysia, Thailand, Taiwan,
Indonesia, Vietnam dan Filipina. Sea Group memiliki misi untuk meningkatkan
kualitas kehidupan para konsumen dan pengusaha kecil menjadi lebih baik dengan
teknologi. Sea Group terdaftar di NYSE (Bursa Efek New York) di bawah simbol
SE.1
4.2 Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel atau responden adalah konsumen
yang pernah berbelanja di toko online Shopee. Pada penelitian ini sampel
berjumlah 75 responden dengan identifikasi sebagai berikut:
1 Sanonim, “ Profil Shopee.co.id ”, https://www.kredibel.co.id/business/shopee.co.id
(diakses pada tanggal 30 April pukul 06.27).
81
4.2.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4. 1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 14 18,7 18,7 18,7
Perempuan 61 81,3 81,3 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.1 yang diperoleh dari total
keseluruhan 75 responden, terdapat 14 orang berjenis kelamin laki-laki
dengan persentase 18,7%, dan sebanyak 61 orang berjenis kelamin
perempuan dengan persentase 81,3%. Berdasarkan olah data tersebut dapat
disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini didominasi oleh
mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan yang merupakan konsumen
toko online Shopee.
4.2.2 Karekateristik Berdasarkan Usia
Tabel 4. 2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Usia
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 17-20 tahun 28 37,3 37,3 37,3
21-25 tahun 47 62,7 62,7 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa
responden berusia 17-20 tahun berjumlah 28 orang dengan persentase 37,3%,
dan responden berusia 20-25 tahun berjumlah 47 orang dengan persentase
82
62,7%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini responden
didominasi oleh usia 20-25 tahun.
4.3 Instrumen Penelitian
4.3.1 Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan
rhitung dan rtabel. Pengujian ini menggunakan tingkat signifikan level 5% atau
0,05. Untuk defree of freedom (df)= n-k, dimana n adalah jumlah sampel dan
k adalah jumlah konstruk. Pada penelitian ini terdapat 75 responden, maka df
= 75-2 = 73, didapat rtabel 0,227. Jika rhitung > rtabel maka penyataan kuesioner
dinyatakan valid, dan begitu pula sebaliknya. Berikut ini adalah hasil
perhitungan uji validitas dengan bantuan SPSS versi 22.
Tabel 4. 3
Hasil Uji Instrumen Validitas Variabel Harga (X1)
Variabel Item RHitung RTabel Keterangan
Harga
X1.1 0,650 0,227 Valid
X1.2 0,708 0,227 Valid
X1.3 0,746 0,227 Valid
X1.4 0,618 0,227 Valid
X1.5 0,706 0,227 Valid
X1.6 0,382 0,227 Valid
X1.7 0,768 0,227 Valid
X1.8 0,685 0,227 Valid
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa setiap
item pernyataan mempunyai rhitung > rtabel (0,227) sehingga dinyatakan valid.
83
Tabel 4. 4 Hasil Uji Instrumen Validitas Variabel Word of Mouth (X2)
Variabel Item RHitung RTabel Keterangan
Word of Mouth
X2.1 0,620 0,227 Valid
X2.2 0,775 0,227 Valid
X2.3 0,819 0,227 Valid
X2.4 0,827 0,227 Valid
X2.5 0,786 0,227 Valid
X2.6 0,531 0,227 Valid
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa setiap
item pernyataan mempunyai rhitung > rtabel (0,227) sehingga dinyatakan valid.
Tabel 4. 5 Hasil Uji Instrumen Validitas Variabel Citra Merek (M)
Variabel Item RHitung RTabel Keterangan
Citra Merek
M1 0,763 0,227 Valid
M2 0,417 0,227 Valid
M3 0,757 0,227 Valid
M4 0,662 0,227 Valid
M5 0,800 0,227 Valid
M6 0,828 0,227 Valid
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa setiap
item pernyataan mempunyai rhitung > rtabel (0,227) sehingga dinyatakan valid.
Tabel 4. 6 Hasil Uji Instrumen Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Variabel Item RHitung RTabel Keterangan
Keputusan
Pembelian
Y1 0,753 0,227 Valid
Y2 0,790 0,227 Valid
Y3 0,695 0,227 Valid
Y4 0,554 0,227 Valid
Y5 0,823 0,227 Valid
Y6 0,702 0,227 Valid
Y7 0,771 0,227 Valid
Y8 0,747 0,227 Valid
Y9 0,507 0,227 Valid
Y10 0,738 0,227 Valid
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
84
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa setiap
item pernyataan mempunyai rhitung > rtabel (0,227) sehingga dinyatakan valid.
4.3.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach’s
Alpha. Kuesioner dapat dikatakan reliabel apabila setiap variabel mempunyai
Cronbach's Alpa > 0,60 atau koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,60.
Berikut hasil perhitungan uji reliabilitas.
Tabel 4. 7
Hasil Uji Instrumen Reliabilitas
Variabel N of
Item
Standar
Alpha’s
Cronbach
Alpha’s Keterangan
Harga (X1) 8 0,60 0,810 Reliabel
Word of Mouth (X2) 6 0,60 0,826 Reliabel
Citra Merek (M) 6 0,60 0,806 Reliabel
Keputusan
Pembelian (Y) 10
0,60 0,888 Reliabel
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
Dari tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa dari masing-masing
variabel memiliki Cronbach's Alpha > 0,60, dengan demikian variabel
kualitas harga, word of mouth, citra merek dan keputusan pembelian dapat
dikatakan reliabel.
4.4 Hasil Analisis Data
4.4.1 Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas residual ini menggunakan
uji kolmogorov-smirnov. Variabel dikatakan berdistribusi normal atau
85
tidak dengan melihat nilai signifikansi jika nilai sig > 0,05 maka data
dikatakan berdistribusi normal dan demikian sebaliknya. Berikut hasil
uji normalitas.
Tabel 4. 8
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test
Uji
Normalitas
Unstandardized
Residual Persamaan 1
Unstandardized
Residual Persamaan 2
Asymp. Sig.
(2-tailed) 0,200 0,181
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil dari uji normalitas
komogorov smirnov mempunyai nilai signifikansi yang dihasilkan
persamaan 1 sebesar 0,200 > 0.05 dan persamaan 2 nilai signifikansi yang
dihasilkan sebesar 0,181 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data
pada penelitian ini tergolong normal karena nilai yang dihasilkan > 0,05.
2) Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
dianalisis berhubungan secara linier atau tidak. Hasil analisis dapat
dilihat dari nilai Sig pada Linearity. Jika nilai Sig. < 0,05, maka dapat
dinyatakan linier dan demikian pula sebaliknya. Berikut hasil uji
linearitas.
Tabel 4. 9
Hasil Uji Linearitas Harga dan Word of Mouth Terhadap Citra
Merek
Variabel Linearity Sig.
Harga 0,000
Word of Mouth 0,000
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
86
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.9 diperoleh Sig. Linearity
sebesar 0,000 <𝛼 = 0,05, artinya regresi linier dapat dipergunakan untuk
menjelaskan pengaruh antara variabel harga (X1) terhadap Citra Merek
(M) dan variabel word of mouth (X2) terhadap Citra Merek (M).
Tabel 4. 10 Hasil Uji Linearitas Harga, Word of Mouth dan Citra Merek
Terhadap Keputusan Pembelian
Variabel Linearity Sig.
Harga 0,000
Word of Mouth 0,000
Citra Merek 0,000
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.10 diperoleh Sig. Linearity
sebesar 0,000 <𝛼 = 0,05, artinya regresi linier dapat dipergunakan untuk
menjelaskan pengaruh antara variabel harga (X1) terhadap keputusan
pembelian (Y), variabel word of mouth (X2) terhadap keputusan
pembelian (Y) dan variabel Citra Merek (M) terhadap Keputusan
Pembelian (Y).
3) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model
regresi yang baik seharusnya bebas dari multikolonieritas. Dikatakan
bebas atau tidak terjadi multikolinearitas jika nilai tolarence > 0,1 serta
nilai VIF (Variance inflation factor) < 10. Berikut ini tabel hasil
pengujian uji multikolinearitas.
87
Tabel 4. 11
Hasil Uji Multikolineritas Tolerance dan VIF
Model Persamaan 1 Persamaan 2
Tolerance VIF Tolerance VIF
Harga 0,585 1,078 0,480 2,083
Word of Mouth 0,585 1,078 0,415 2,407
Citra Merek 0,366 2,732
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
Pada tabel 4.11 maka didapat nilai tolerance semua variabel
independen > 0,10 dan juga nilai Variance Inflation Factor (VIF) ketiga
variabel < 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pengambilan
penelitian ini tidak terjadi multikolineritas.
4) Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas berguna untuk mengetahui apakah model
dalam suatu regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residu satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Uji heteroskedastisitas pada
penelitian ini menggunakan model Uji White, yang membandingkan
nilai c2 hitung dengan c2 tabel. Jika c2 hitung < c2 tabel, maka pada
model regresi tidak terjadi masalah heterokedastisitas, begitu pula
sebaliknya. Berikut ini tabel hasil uji heterokedastisitas.
Tabel 4. 12
Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji White
Model Summary
R Square
Persamaan 1 0,227
Persamaan 2 0,207
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
88
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa:
a. Pada persamaan 1 nilai R Square sebesar 0,227 dengan jumlah
data observasi sebanyak 75, maka besarnya nilai c2 hitung = 75 x
0,227= 17,025. Sedangkan nilai c2 tabel dengan df = (n-k) = 75 –
3 = 72 dengan tingkat signifikansi 0.05 maka nilai c2 tabel
sebesar 92,808. Jadi nilai uji white = 17,025 (c2 hitung) < 92,808
(c2 tabel), yang berarti bahwa pada model regresi tidak terjadi
heterokedastisitas dan model regresi yang digunakan pada
penelitian ini layak untuk digunakan.
b. Pada persamaan 2 nilai R Square sebesar 0,207 dengan jumlah
data observasi sebanyak 75, maka besarnya nilai c2 hitung = 75 x
0,207= 15,525. Sedangkan nilai c2 tabel dengan df = (n-k) = 75 –
3 = 72 dengan tingkat signifikansi 0.05 maka nilai c2 tabel
sebesar 92,808. Jadi nilai uji white = 15,525 (c2 hitung) < 92,808
(c2 tabel), yang berarti bahwa pada model regresi tidak terjadi
heterokedastisitas dan model regresi yang digunakan pada
penelitian ini layak untuk digunakan.
4.4.2 Analisis Jalur
1. Analisis Substruktural I
M = βX1 + βX2 + e1 (Persamaan Struktural 1)
M (Citra Merek) = βHarga + βWord of Mouth + e1 (Persamaan
Struktural 1)
89
Gambar 4. 1 Analisis Struktural I
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
Tabel 4. 13
Pengaruh Harga dan Word of Mouth Secara Simultan Terhadap
Citra Merek
Model R Square
1 0,634
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
Besarnya angka R square (R2) adalah 0,634. Angka tersebut
mempunyai arti bahwa pengaruh harga dan word of mouth terhadap
citra merek secara simultan adalah 63,4%. Sedangkan sisanya 36,4%
dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini. Untuk mengetahui
kelayakan model regresi yang digunakan, ditampilkan angka-angka
dari tabel ANOVA di bawah ini.
Tabel 4. 14
ANOVA dengan Nilai F dan Sig.
Model F Sig.
Regression
Residual
Total
62,357 0,000
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
Harga (X1)
Citra Merek
(M)
Word of
Mouth (X2)
90
Hasil perhitungan pada tabel 4.14 diperoleh angka F-hitung
sebesar 62,357 dan F-tabel sebesar 3,12. Hal ini menunjukkan bahwa
F-hitung > F-tabel, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Maka
dengan demikian model regresi tersebut sudah layak dan benar. Oleh
karena itu disimpulkan bahwa harga dan word of mouth secara
simultan mempengaruhi citra merek.
Tabel 4. 15 Pengaruh Harga dan Word of Mouth Secara Parsial Terhadap
Citra Merek
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,657 ,310 2,121 ,037
Harga ,400 ,101 ,370 3,972 ,000
WOM ,423 ,078 ,506 5,428 ,000
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima begitu
juga sebaliknya t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Besarnya angka t-tabel dengan ketentuan 𝛼 = 0,05 dan dk = (n-k)
atau (75-3) = 72. Dari ketentuan tersebut diperoleh angka t-tabel
sebesar 1,66629. Adapun hasil perhitungan dari masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat sebagai berikut:
a. Pengaruh Harga Terhadap Citra Merek
Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh angka t-hitung
sebesar 3,972 dan t-tabel sebesar 1,66629 dengan nilai signifikan
0,000 < α = 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa t-hitung > t-tabel
91
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh
antara harga terhadap citra merek sebesar 0,370 atau 3,70%.
b. Pengaruh Word of Mouth Terhadap Citra Merek
Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh angka t-hitung
sebesar 5,428 dan t-tabel sebesar 1,66629 dengan nilai signifikan
0,000 < α = 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa t-hitung > t-tabel
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh
antara harga terhadap citra merek sebesar 0,506 atau 50,6%.
2. Analisis Subtruktural II
Y = βX1 + βX2 + βM + e1 (Persamaan Struktural 2)
Y (Keputusan Pembelian) = βHarga + βWord of Mouth + βCitra Merek
+ e1 (Persamaan struktural II)
Gambar 4. 2
Analisis Struktural II
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
Harga (X1)
Citra Merek
(M)
Word of
Mouth (X2)
Keputusan
Pembelian (Y)
92
Tabel 4. 16 Pengaruh Harga, Word of Mouth dan Citra Merek Secara
Simultan Terhadap Keputusan pembelian
Model R Square
1 0,810
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
Besarnya angka R square (R2) adalah 0,810. Angka tersebut
mempunyai arti bahwa pengaruh harga, word of mouth dan citra merek
terhadap keputusan pembelian secara simultan adalah 81%. Sedangkan
sisanya 19% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini. Untuk
mengetahui kelayakan model regresi yang digunakan, ditampilkan
angka-angka dari tabel ANOVA di bawah ini.
Tabel 4. 17 ANOVA dengan Nilai F dan Sig.
Model F Sig.
Regression
Residual
Total
100,867 0,000
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
Hasil perhitungan pada tabel 4.17 diperoleh angka F-hitung sebesar
100,867 dan F-tabel sebesar 2,73. Hal ini menunjukkan bahwa
F-hitung > F-tabel, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dengan
demikian model regresi tersebut sudah layak dan benar. Oleh karena itu
disimpulkan bahwa harga, word of mouth dan citra merek secara
simultan mempengaruhi keputusan pembelian.
93
Tabel 4. 18 Pengaruh Harga, Word of Mouth dan Citra Merek Secara Parsial
Terhadap Keputusan Pembelian
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,142 ,254 ,558 ,579
Harga ,209 ,089 ,177 2,364 ,021
WOM ,522 ,074 ,569 7,088 ,000
Citra Merek ,268 ,094 ,244 2,851 ,006
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima begitu
juga sebaliknya t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Besarnya angka t-tabel dengan ketentuan 𝛼 = 0,05 dan dk = (n-k)
atau (75-4) = 71. Dari ketentuan tersebut diperoleh angka t-tabel
sebesar 1,66660. Adapun hasil perhitungan dari masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat sebagai berikut:
a. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh angka t-hitung
sebesar 2,364 dan t-tabel sebesar 1,66660. Hal tersebut menunjukkan
bahwa t-hitung > t-tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima
Artinya terdapat pengaruh antara harga terhadap keputusan.
Pengaruh antara harga terhadap keputusan pembelian sebesar 0,177
atau 3,70% dengan nilai signifikan 0,021 < α = 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan variabel harga berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian.
94
b. Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh angka t-hitung
sebesar 7,088 dan t-tabel sebesar 1,66660. Hal ini menunjukkan
bahwa t-hitung > t-tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya terdapat pengaruh antara word of mouth terhadap keputusan
pembelian. Pengaruh antara word of mouth terhadap keputusan
pembelian sebesar 0,569 atau 56,9% dengan nilai signifikansi 0,000
< α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan variabel word of mouth
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
c. Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh angka t-hitung
sebesar 2,851 dan t-tabel sebesar 1,66660 Hal tersebut menunjukkan
bahwa t-hitung > t-tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya terdapat pengaruh antara citra merek terhadap keputusan
pembelian. Pengaruh antara citra merek terhadap keputusan
pembelian sebesar 0,255 atau 25,5% dengan nilai signifikan 0,006 <
α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan variabel citra merek
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
95
4.4.3 Uji Variabel Intervening/Mediasi
a. Strategi Causal Step (Pengaruh Harga Terhadap Keputusan
Pembelian dengan Dimediasi Citra Merek)
Gambar 4. 3
Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian dengan
Dimediasi Citra Merek
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
Tiga persamaan regresi yang harus diestimasi dalam strategi casual
step:
1) Persamaan regresi sederhana variabel intervening citra merek (M)
pada variabel independen harga (X1)
Hasil analisis ditemukan bukti bahwa harga berpengaruh
signifikan terhadap citra merek dengan nilai signifikansi 0,0000
<𝛼 = 0,05 dan koefisien regresi (a) = 0,7518.
Harga (X1) Keputusan
Pembelian
(Y)
Citra Merek
(M)
a=0,7518
(sig. 0.0000)
c=0,8449
(sig. 0,0000)
b=0,6261
(sig. 0,0000)
c’=0,3742
(sig. 0,0012)
96
2) Persamaan regresi sederhana variabel dependen keputusan
pembelian (Y) pada variabel independen harga (X1)
Hasil analisis ditemukan bukti bahwa citra merek
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai
signifikansi 0,0000 <𝛼 = 0,05 dan koefisien regresi (c) = 0,8449.
3) Persamaan regresi berganda variabel dependen keputusan
pembelian (Y) pada variabel harga (X1) serta variabel intervening
citra merek (M).
Berdasarkan hasil analisis pada gambar 4.3 diperoleh nilai
signifikansi = 0,0000 <𝛼 = 0,05 dan koefisien regresi (b) = 0,6261.
Artinya citra merek signifikan terhadap keputusan pembelian.
Selanjutnya diperoleh pengaruh langsung direct effect (c’) = 0,3742 <
(c) = 0,8449. Hasil ini menunjukan bahwa variabel citra merek dapat
memediasi antara harga terhadap keputusan pembelian. Maka dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model ini termasuk kedalam
partial mediation atau terjadi mediasi, dimana variabel harga dapat
berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap keputusan
pembelian dengan tidak melibatkan variabel citra merek ataupun
dengan melibatkan variabel citra merek.
97
b. Strategi Causal Step (Pengaruh Word of Mouth Terhadap
Keputusan Pembelian dengan Dimediasi Citra Merek)
Gambar 4. 4 Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian
dengan Dimediasi Citra Merek
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS versi 22, 2020.
Tiga persamaan regresi yang harus diestimasi dalam strategi casual
step:
1) Persamaan regresi sederhana variabel intervening citra merek (M)
pada variabel independen word of mouth (X2)
Hasil analisis ditemukan bukti bahwa word of mouth
berpengaruh signifikan terhadap citra merek dengan nilai
signifikansi 0,0000 <𝛼 = 0,05 dan koefisien regresi (a) = 0,6217.
2) Persamaan regresi sederhana variabel dependen keputusan
pembelian (Y) pada variabel independen word of mouth (X2)
Hasil analisis ditemukan bukti bahwa word of mouth (X2)
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai
signifikansi 0,0000 <𝛼 = 0,05 dan koefisien regresi (c) = 0,7923.
Word of
Mouth (X2)
Keputusan
Pembelian
(Y)
Citra Merek
(M)
a=0,6217
(sig. 0.0000)
c=0,7923
(sig. 0,0000)
b=0,3617
(sig. 0,0001)
c’=0,5674
(sig. 0,000)
98
3) Persamaan regresi berganda variabel dependen keputusan
pembelian (Y) pada variabel word of mouth (X2) serta variabel
intervening citra merek (M).
Berdasarkan hasil analisis pada gambar 4.4 diperoleh nilai
signifikansi = 0,0000 <𝛼 = 0,05 dan koefisien regresi (b) = 0,3617 .
Artinya citra merek signifikan terhadap keputusan pembelian.
Selanjutnya diperoleh pengaruh langsung direct effect (c’) = 0,5674 <
(c) = 0,8449. Hasil ini menunjukan bahwa variabel citra merek dapat
memediasi antara word of mouth terhadap keputusan pembelian.
Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model ini termasuk
kedalam partial mediation atau terjadi mediasi, dimana variabel word
of mouth dapat berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap
keputusan pembelian dengan tidak melibatkan variabel citra merek
ataupun dengan melibatkan variabel citra merek.
4.4.4 Perhitungan Pengaruh
1) Pengaruh Langsung (Direct Effect)
a) Pengaruh variabel harga terhadap citra merek
X1 → M = 0,370
Pengaruh langsung antara promosi terhadap keputusan
pembelian sebesar 0,370.
b) Pengaruh variabel word of mouth terhadap citra merek
X2 → M = 0,506
99
Pengaruh langsung antara citra merek teradap keputusan
pembelian sebesar 0,506.
c) Pengaruh variabel harga terhadap keputusan pembelian
X1 → Y = 0,177
Pengaruh langsung antara harga terhadap keputusan pembelian
sebesar 0,177.
d) Pengaruh variabel word of mouth terhadap keputusan pembelian
X2 → Y = 0,569
Pengaruh langsung antara word of mouth terhadap keputusan
pembelian sebesar 0,569.
e) Pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian
M→Y = 0,244
Pengaruh langsung antara keputusan pembelian terhadap
kepuasan konsumen sebesar 0,244.
2) Perhitungan Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect)
a) Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian melalui citra
merek
X1→M→Y= (0,177 X 0,244) = 0,0431
Pengaruh tidak langsung antara harga terhadap keputusan
pembelian melalui citra merek sebesar 0,0431.
b) Pengaruh word of mouth terhadap keputusan pembelian melalui
citra merek
X2→M→Y= (0,569 X 0,244) = 0,1388
100
Pengaruh tidak langsung antara word of mouth terhadap
keputusan pembelian melalui citra merek sebesar 0,1388.
3) Pengaruh Total (Total Effect)
a) Pengaruh variabel harga terhadap keputusan pembelian melalui
citra merek
X1→M→Y= (0,177 + 0,244) = 0,421
b) Total pengaruh antara harga terhadap keputusan pembelian
melalui citra merek sebesar 0,421.
b) Pengaruh variabel word of mouth terhadap keputusan pembelian
melalui citra merek
X2→M→Y= 0,569 + 0,244) = 0,813
c) Total pengaruh antara word of mouth terhadap keputusan
pembelian melalui citra merek sebesar 0,813.
4.5 Rekapitulasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data diatas, maka dapat disimpulkan rekapitulasi
hasil penelitian pada tabel 4.19 berikut ini.
Tabel 4. 19 Rekapitulasi Hasil Penelitian
No. Hipotesis Hasil Penelitian
1. H1 = Harga berpengaruh signifikan
terhadap citra merek.
Harga berpengaruh signifikan
terhadap citra merek.
2. H2 = Word of mouth berpengaruh
signifikan terhadap citra merek.
Word of mouth berpengaruh
signifikan terhadap citra merek.
3. H3 = Harga berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian.
Harga berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian.
101
No. Hipotesis Hasil Penelitian
4. H4 = Word of mouth berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian.
Word of mouth berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian.
5. H5 = Citra merek berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian.
Citra merek berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian.
6. H6 = Citra merek dapat memediasi
antara harga terhadap keputusan
pembelian.
Citra merek dapat memediasi antara
harga terhadap keputusan
pembelian.
7. H7 = Citra merek dapat memediasi
antara word of mouth terhadap
keputusan pembelian.
Citra merek dapat memediasi antara
word of mouth terhadap keputusan
pembelian.
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
4.6.1 Pengaruh Harga terhadap Citra Merek
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh angka t-hitung sebesar 3,972
dan t-tabel sebesar 1,66629 yang berarti bahwa t-hitung > t-tabel dengan nilai
signifikan 0,000 < α = 0,05 . Hasil tersebut menunjukkan bahwa harga
berpengaruh signifikan terhadap citra merek. Keputusan untuk mencocokkan
penurunan harga dengan pesaing harus didasarkan pada beberapa asumsi
tentang bagaimana konsumen mengevaluasi harga dan bagaimana mereka
akan merespon perbedaan harga antara dua merek.2 Untuk perusahaan, reaksi
dari target pasar kepada produk total menghasilkan citra dari produk atau
merek.
2 Harman Malau, Manajemen Pemasaran, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 219
102
Harga mempunyai peran dalam menciptakan nilai pelanggan dan
membangun hubungan dengan pelanggan. Harga juga dapat menjadi penentu
nilai suatu produk di benak konsumen. Pada landasan teori dijelaskan bahwa
penetapan strategi harga yang dapat mempengaruhi psikologi konsumen yaitu
pada harga lini dan harga prestis. Melalui strategi harga lini dimana produk
atau jasa pada kelompok tertentu yang ditetapkan pada titik harga yang
berbeda. Semakin tinggi harga, semakin tinggi kualitas yang dirasakan oleh
konsumen, dan juga membantu untuk memimpin orang-orang untuk kisaran
harga yang mereka mampu. Sedangkan pada harga prestis penetapan harga
yang tinggi bertujuan untuk membentuk citra kualitas suatu produk yang
tinggi yang umumnya dipakai untuk produk pertokoan dan produk khusus.3
Hal itu menunjukkan bahwa tinggi atau rendahnya berbagai produk yang
Shopee tawarkan akan membentuk kesan tersendiri di benak konsumen.
Hasil dari penelitian ini juga didukung oleh penelitian Feisal Abidin,
dkk (2017) yang berjudul “pengaruh service marketing mix (bauran
pemasaran jasa) terhadap citra merek dan dampaknya pada keputusan
pembelian (survei kepada pengguna armada bus pariwisata PO. Anto Wijaya
Tour Ponorogo)”4, dan penelitian Danu (2017) dengan judul “analisis
pengaruh lokasi, harga, promosi, dan kualitas pelayanan terhadap citra merek
3 Harman Malau, Manajemen Pemasaran, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 161-162.
4 Feisal Abidin, Zainul Arifin dan Edy Yulianto, “Pengaruh Service Marketing Mix
(Bauran Pemasaran Jasa) Terhadap Citra Merek dan Dampaknya Pada Keputusan Pembelian
(Survei kepada Pengguna Armada Bus Pariwisata PO. Anto Wijaya Tour Ponorogo)”, Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 44 No.1, 2017.
103
( studi kasus pada Alfamart Karimata Jember )” yang menunjukkan bahwa
harga berpengaruh signifikan terhadap citra merek.5
4.6.2 Pengaruh Word of Mouth Terhadap Citra Merek
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh angka t-hitung sebesar 5,428
dan t-tabel sebesar 1,66629 yang berarti bahwa t-hitung > t-tabel dengan nilai
signifikan 0,000 < α = 0,05 . Hasil tersebut menunjukkan bahwa word of mouth
berpengaruh signifikan terhadap citra merek. Hal ini sejalan dengan teori yang
diungkapkan oleh Kotler bahwa setiap pelanggan memiliki kesan tertentu
terhadap suatu merek, yang timbul setelah melihat, mendengar, membaca atau
merasakan merek produk, baik melalui TV, radio, maupun media cetak.6
Untuk perusahaan, reaksi dari target pasar kepada produk total
menghasilkan citra dari produk atau merek. Pemasaran canggih berusahaa
untuk menghasilkan pelanggan yang puas daripada sekedar meningkatkan
volume penjualan, karena pelanggan yang puas lebih menguntungkan dalam
jangka panjang. Kelompok referensi mengekspos seseorang dalam perilaku
dan pola hidup baru, mempengaruhi sikap seseorang dan konsep diri, dan
menciptakan tekanan untuk menyesuaikan diri yang dapat mempengaruhi
produk dan merek pilihan seseorang. Kata-kata personal dan rekomendasi
dari teman-teman yang dapat dipercaya, rekan, dan konsumen lainnya
5 Danu Rizky Saputra, “Analisis Pengaruh Lokasi, Harga, Promosi, dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Citra Merek ( Studi kasus pada Alfamart Karimata Jember )”, Jurnal
Ekonomi dan Pemasaran, 2017.
6 Puspa Ratnaningrum Suwarduki, Edy Yulianto dan M. Kholid Mawardi “Pengaruh
Electronic Word of Mouth Terhadap Citra Destinasi Serta Dampaknya Pada Minat Dan
Keputusan Berkunjung (Survei pada Followers Aktif Akun Instagram Indtravel yang Telah
Mengunjungi Destinasi Wisata di Indonesia)”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 37 No. 2,
2016.
104
cenderung lebih dipercaya daripada mereka yang berasal dari sumber
komersial, seperti iklan atau para penjual. Kata-kata personal atau
rekomendasi yang bisa disebut sebagai word of mouth itu dapat terjadi secara
alamiah.7
Penelitian ini didukung oleh penelitian Rosmaya dan Farida (2017)
dengan judul “pengaruh electronic word of mouth terhadap citra merek dan
minat beli pada produk kosmetik Wardah”8, dan penelitian Puspa
Ratnaningrum, dkk yang berjudul “pengaruh electronic word of mouth
terhadap citra destinasi serta dampaknya pada minat dan keputusan
berkunjung (survei pada followers aktif akun instagram Indtravel yang telah
mengunjungi destinasi wisata di Indonesia)” yang menunjukkan bahwa
variabel electronic word of mouth memiliki pengaruh signifikan terhadap
variabel citra destinasi.9
4.6.3 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh angka t-hitung sebesar 2,364
dan t-tabel sebesar 1,66660 yang berarti bahwa t-hitung > t-tabel dengan nilai
signifikan 0,021 < α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa harga berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian. Jika perusahaan Shopee dapat terus
7 Ibid., hlm. 227.
8 Rosmaya Adriyati dan Farida Indriani, “Pengaruh Electronic Word of Mouth Terhadap
Citra Merek Dan Minat Beli Pada Produk Kosmetik Wardah”, Diponegoro Journal of
Management Vol. 6, No. 4, 2017.
9 Puspa Ratnaningrum Suwarduki, Edy Yulianto dan M. Kholid Mawardi “Pengaruh
Electronic Word of Mouth Terhadap Citra Destinasi Serta Dampaknya Pada Minat Dan
Keputusan Berkunjung (Survei pada Followers Aktif Akun Instagram Indtravel yang Telah
Mengunjungi Destinasi Wisata di Indonesia)”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 37 No. 2,
2016.
105
memberikan penawaran harga yang tepat pada konsumen maka beberapa
tujuan yang dijelaskan pada landasan teori akan tercapai.
Tujuan-tujuan tersebut yaitu bertahan, memaksimalkan laba,
memaksimalkan penjualan dan pengembalian atas investasi. Bertahan
merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang
meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi pasar yang
tidak menguntungkan. Usaha ini dilakukan demi kelangsungan hidup
perusahaan. Penetapan harga yang tepat juga memberikan banyak keuntungan
pada perusahaan karena dapat memaksimalkan laba dan penjualan. Selain itu
keuntungan yang didapat juga mampu memberikan pengembalian atas
investasi yang sudah dikeluarkan. Pada penenlitian ini dapat diketahui bahwa
harga yang ditawarkan oleh toko online Shopee sudah sesuai sehingga harga
tersebut dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan
pembelian.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Penelitian yang dilakukan oleh Devi dan Audita (2018) dengan judul
“pengaruh citra merek, kualitas produk dan harga terhadap keputusan
pembelian produk merek Eiger (kajian pada mahasiswa Universitas Mercu
Buana Yogyakarta)”10, dan penelitian Suri Amilia dan M. Oloan (2017)
dengan judul “pengaruh citra merek, harga, dan kualitas produk terhadap
10 Devi Puspita Sari dan Audita Nuvriasari, “Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan
Harga Terhadap Keputusan Pembelian Produk Merek Eiger (Kajian Pada Mahasiswa
Universitas Mercu Buana Yogyakarta)”, Jurnal Penelitian Ekonomi dan Bisnis (JPEB), 3 (2),
2018.
106
keputusan pembelian handphone merek Xiaomi di Kota Langsa”11 serta
penelitian Imam Heryanto (2015) yang berjudul “analisis pengaruh produk,
harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian serta
implikasinya pada kepuasan pelanggan” dan menunjukkan hasil yang sama
yaitu harga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.12
4.6.4 Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh angka t-hitung sebesar 7,088
dan t-tabel sebesar 1,66660 yang berarti bahwa t-hitung > t-tabel dengan nilai
signifikansi 0,000 < α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa word of mouth
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Word of mouth dapat
menjadi jalur untuk meningkatkan keputusan pembelian konsumen.
Peter dan Olson (1999) menjelaskan bahwa pengambilan keputusan
konsumen meliputi semua proses yang dilalui konsumen untuk mengenali
masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan memilih di antara
pilihan-pilihan.13 Alternatif pilihan-pilihan yang konsumen miliki dapat
berasal dari word of mouth. Karena pada tahap keputusan pembelian terdapat
proses pencarian informasi dimana salah satu sumbernya dapat berasal dari
sumber pribadi yang meliputi keluarga, teman, tetangga dan kenalan.
Penyampaian informasi mengenai pengalaman berbelanja dari sumber pribadi
11 Suri Amilia dan M. Oloan Asmara Nst, “ Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas
Produk terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Xiaomi di Kota Langsa”, Jurnal
Manajemen Dan Keuangan, Vol.6, No.1, 2017.
12 Imam Heryanto, “Analisis Pengaruh Produk, Harga, Distribusi, dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Serta Implikasinya pada Kepuasan Pelanggan”, Jurnal Ekonomi,
Bisnis dan Entrepreneurship Vol. 9, No. 2, 2015.
13 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen : Pendekatan Praktis Disertai
Himpunan Jurnal Penelitian, (Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET, 2013), hlm. 332.
107
tersebut dapat meyakinkan pembeli maupun calon pembeli untuk memilih
tempat berbelanja. Word of mouth mengenai Shopee telah berhasil menarik
konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.
Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian Kiki Joesyiana (2018)
dengan judul “pengaruh word of mouth terhadap keputusan pembelian
konsumen pada media online shop Shopee di pekanbaru (survey pada
mahasiswa semester VII jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau)14 dan penelitian Rini Andari dan
Della (2016) dengan judul “pengaruh word of mouth terhadap keputusan
pembelian tiket maskapai penerbangan domestik di Davina Tour and Travel
Gorontalo” yang menunjukkan hasil bahwa word of mouth memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap keputusan pembelian.15
4.6.5 Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh angka t-hitung sebesar 2,851
dan t-tabel sebesar 1,66660 Hal tersebut menunjukkan bahwa t-hitung > t-
tabel dengan nilai signifikan 0,006 < α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
citra merek berpengaruh dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Artinya citra yang baik dari suatu merek akan berdampak positif bagi
perusahaan, dan citra merek dari toko online Shopee. Shopee yang dikenal
14 Kiki Joesyiana, “ Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Pada Media Online Shop Shopee di Pekanbaru Survey Pada Mahasiswa Semester Vii Jurusan
Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau)”, Jurnal
Valuta Vol. 4 No 1, 2018. 15 Rini Andari dan Della Maghfira Napu, Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan
Pembelian Tiket Maskapai Penerbangan Domestik di Davina Tour and Travel Gorontalo, Tourism
and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.VI No.1, 2016.
108
baik dimata masyarakat mampu menarik perhatian yang besar sehingga
mampu meningkatkan sikap konsumen dalam keputusan pembelian.
Citra merek mempunyai pengaruh penting dalam proses keputusan
pembelian. Pada tahap evaluasi alternatif, terdapat konsep dasar yang
digunakan konsumen untuk membantu pemahaman proses evaluasinya. Salah
satu konsep dasar itu adalah kepercayaan terhadap merek, yaitu
kecenderungan konsumen untuk lebih memperhatikan pada merek suatu
produk yang sangat menonjol menurut pandangannya sehingga menciptakan
citra merek pada kosumen tersebut. Citra merek yang positif memberikan
manfaat bagi produsen untuk lebih dikenal konsumen. Dengan kata lain,
konsumen akan menentukan pilihannya untuk membeli produk yang
mempunyai citra yang baik. Begitu pula sebaliknya, jika citra merek negatif,
konsumen cenderung mempertimbangkan lebih jauh lagi ketika akan membeli
produk. 16
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Auliannisa Gifani dan
Syahputra (2017) pada dengan judul ”pengaruh citra merek terhadap
keputusan pembelian produk smartphone Oppo pada mahasiswa Universitas
Telkom”17 dan penelitian Dian dan Aditya Wardhana (2016) dengan judul
“pengaruh citra merek bukalapak.com terhadap keputusan pembelian
konsumen (studi pada komunitas bukalapak.com di Indonesia)” yang
16 Etta Mamang Sangadji, Op.Cit., hlm. 338.
17 Auliannisa Gifani, Syahputra, Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Produk Smartphone Oppo Pada Mahasiswa Universitas Telkom, Bisnis dan Iptek Vol.10, No. 2,
2017.
109
menunjukkan bahwa citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen.18
4.6.6 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Citra
Merek Sebagai Variabel Intervening
Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa harga berpengaruh
signifikan terhadap citra merek dengan nilai signifikansi 0,0000 < 𝛼 = 0,05
dan koefisien regresi (b) = 0,6261. Selanjutnya ditemukan dirrect effect c’
sebesar 0,3742 yang lebih kecil dari c = 0,8449. Dapat disimpulkan bahwa
secara Partial mediation variabel citra merek dapat memediasi antara variabel
harga dan keputusan pembelian. Salah satu faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian adalah harga. Harga dapat diartikan sebagai salah satu
variabel dalam bauran perusahaan yang sangat penting dilaksanakan
perusahaan dalam memasarkan produk atau jasa. Harga yang ditawarkan oleh
Shopee mampu bersaing dengan toko-toko lainnya mampu menciptakan citra
yang baik dan menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga yang sesuai dapat
menciptakan citra merek yang positif dan meningkatkan minat beli
konsumen.
Hasil dari penelitian ini konsisten dengan penelitian Abidin, Arifin dan
Yulianto (2017) dengan judul penelitian “pengaruh service marketing mix
(bauran pemasaran jasa) terhadap citra merek dan dampaknya pada keputusan
pembelian (survei kepada pengguna armada bus pariwisata PO. Anto Wijaya
18 Dian Indah Zulastari dan Aditya Wardhana, “Pengaruh Citra Merek Bukalapak.com
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada Komunitas Bukalapak.com di
Indonesia)”, e-Proceeding of Management : Vol.3, No.1, 2016.
110
Tour Ponorogo)”19 serta penelitian Saraswati dan Ketut Rahyuda (2017)
dengan judul “brand image memediasi kualitas produk dan harga dengan
keputusan pembelian smartphone Apple di Kota Denpasar“. Hasil dari kedua
penelitian tersebut menunjukkan bahwa harga berpengaruh signifikan
terhadap brand image dan brand Image dinilai secara signifikansi memediasi
Harga terhadap Keputusan Pembelian.20
4.6.7 Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Melalui
Citra Merek Sebagai Variabel Intervening
Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa harga berpengaruh
signifikan terhadap citra merek dengan nilai signifikansi 0,0000 < 𝛼 = 0,05
dan koefisien regresi (b) = 0,3617. Selanjutnya ditemukan dirrect effect c’
sebesar 0,5674 yang lebih kecil dari c = 0,7923. Dapat disimpulkan bahwa
secara Partial mediation variabel citra merek dapat memediasi antara variabel
word of mouth dan keputusan pembelian. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel citra merek dapat berfungsi sebagai variabel mediasi antara
word of mouth terhadap keputusan pembelian. Selain harga, word of mouth
juga merupakan faktor yang dapat membangun citra merek dan
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Word of mouth memegang
peranan penting dalam keputusan pembelian terhadap suatu produk atau jasa.
Pengalaman positif pelanggan dalam membeli suatu barang atau jasa yang
19 Feisal Abidin, Zainul Arifin dan Edy Yulianto, “Pengaruh Service Marketing Mix
(Bauran Pemasaran Jasa) Terhadap Citra Merek dan Dampaknya Pada Keputusan Pembelian
(Survei kepada Pengguna Armada Bus Pariwisata PO. Anto Wijaya Tour Ponorogo)”, Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 44 No.1, 2017.
20 Agung Ratih Saraswati dan Ketut Rahyuda, “Brand Image Memediasi Kualitas Produk
dan Harga Dengan Keputusan Pembelian Smartphone Apple di Kota Denpasar “, E-Jurnal
Manajemen Unud, Vol. 6, No. 6, 2017.
111
disampaikan pada orang lain dapat menciptakan penilaian atau perasaan
merek yang positif kepada calon pembeli.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Eko Prihanto, Rodhiyah
dan Ngatno (2015) yang berjudul “pengaruh atribut produk dan word of
mouth terhadap keputusan pembelian melalui brand image sebagai variabel
intervening (studi kasus pada pengguna produk merek Eiger di kota
Semarang)”21 serta penelitian Kesia dan Harry (2018) dengan judul “analisis
pengaruh harga, kualitas produk dan positive word of mouth terhadap
keputusan pembelian dengan brand image sebagai variabel intervening (studi
pada pengguna Iphone di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro)”
yang menunjukkan bahwa word of mouth dapat mempengaruhi keputusan
pembelian terhadap suatu produk melalui citra merek sebagai variabel
intervening atau mediasi.22
21 Eko Prihanto, Rodhiyah dan Ngatno, “Pengaruh Atribut Produk dan Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Brand Image Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus
Pada Pengguna Produk Merek Eiger Di Kota Semarang)”, Jurusan Administrasi Bisnis
Universitas Diponegoro 2015.
22 Kesia Giovani Erlitna dan Harry Soesanto, “Analisis Pengaruh Harga, Kualitas
Produk dan Positive Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian dengan Brand Image
sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Pengguna Iphone di Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro)”, Diponegoro Journal of Management Vol. 7, No. 4, 2018.