4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

29
19 Universitas Kristen Petra 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi Responden Dari keseluruhan kuisioner yang telah disebarkan, peneliti berhasil mendapatkan 41 responden yang bekerja di 25 perusahaan kontruksi di Surabaya. Dari 41 responden tersebut terdapat 13 orang yang bekerja pada perusahaan yang telah memiliki sertifikasi ISO 9001. Secara keseluruhan 41 responden tersebut memiliki pengalaman bekerja di bidang konstruksi selama 1 - 35 tahun. Lama pengalaman bekerja di bidang konstruksi yang dimaksud adalah berapa lama responden bekerja sejak pertama kali terjun di bidang konstruksi tanpa memperhitungkan berapa kali responden pindah perusahaan tempat bekerja. Tabel 4.1. Informasi Umum dari Responden No Informasi Jumlah 1 Data Penyebaran Kuisioner Jumlah kuisioner yang dibagikan (set) Jumlah kuisioner yang dikembalikan (set) Tingkat Pengembalian (%) 100 41 41% 2 Jumlah karyawan perusahaan (orang) 2 – 250 3 Pengalaman di industri konstruksi (tahun) 1 – 35 4 Perbandingan jumlah proyek Pemerintah Swasta 18 % 82 % 5 Jenis proyek yang biasa ditangani Gedung bertingkat tinggi Rumah tinggal dan ruko Jalan, jembatan, airport, waduk Pabrik, Gudang Lain-lain 15 % 88 % 15 % 71 % 10 %

Transcript of 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

Page 1: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

19 Universitas Kristen Petra

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Populasi Responden

Dari keseluruhan kuisioner yang telah disebarkan, peneliti berhasil

mendapatkan 41 responden yang bekerja di 25 perusahaan kontruksi di Surabaya.

Dari 41 responden tersebut terdapat 13 orang yang bekerja pada perusahaan yang

telah memiliki sertifikasi ISO 9001. Secara keseluruhan 41 responden tersebut

memiliki pengalaman bekerja di bidang konstruksi selama 1 - 35 tahun. Lama

pengalaman bekerja di bidang konstruksi yang dimaksud adalah berapa lama

responden bekerja sejak pertama kali terjun di bidang konstruksi tanpa

memperhitungkan berapa kali responden pindah perusahaan tempat bekerja.

Tabel 4.1. Informasi Umum dari Responden

No Informasi Jumlah

1 Data Penyebaran Kuisioner

Jumlah kuisioner yang dibagikan (set)

Jumlah kuisioner yang dikembalikan (set)

Tingkat Pengembalian (%)

100

41

41%

2 Jumlah karyawan perusahaan (orang) 2 – 250

3 Pengalaman di industri konstruksi (tahun) 1 – 35

4 Perbandingan jumlah proyek

Pemerintah

Swasta

18 %

82 %

5 Jenis proyek yang biasa ditangani

Gedung bertingkat tinggi

Rumah tinggal dan ruko

Jalan, jembatan, airport, waduk

Pabrik, Gudang

Lain-lain

15 %

88 %

15 %

71 %

10 %

Page 2: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

20

Universitas Kristen Petra

Jumlah proyek yang diperoleh para responden yaitu sebesar 18%

perolehan berasal dari pemerintah, dan sisanya sebesar 82% berasal dari swasta.

Sedangkan jenis proyek yang ditangani terdiri dari gedung bertingkat tinggi

sebesar 15%, rumah tinggal dan ruko sebesar 88%, proyek infrastruktur (jalan,

jembatan, airport, waduk) sebesar 15%, pabrik dan gudang 71%, dan untuk

proyek lainnya sebesar 10%. Secara keseluruhan, informasi umum dari responden

dapat dilihat pada Tabel 4.1.

4.2. Kualitas Dokumen Desain

Dari kuisioner yang berhasil dikumpulkan diperoleh pendapat dari

kontraktor mengenai kualitas dokumen desain, baik atribut desain, maupun atribut

dokumen yang nantinya akan dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Lydia dan Dewayanti (2004). Skala yang digunakan pada bagian

ini adalah:

1. Sangat buruk diberi nilai 1

2. Buruk diberi nilai 2

3. Sedang diberi nilai 3

4. Baik diberi nilai 4

5. Sangat baik diberi nilai 5

4.2.1. Analisa mengenai Atribut Desain

Tabel 4.2 menunjukkan atribut-atribut yang menentukan kualitas desain,

bila semakin banyak atribut yang terpenuhi berarti memiliki kualitas desain

semakin baik.

Gambar 4.1 menunjukkan tingkat kualitas dari masing-masing atribut

desain menurut jawaban kontraktor sebagai responden yang telah dibandingkan

dengan jawaban konsultan yang telah dilakukan sebelumnya oleh Lydia dan

Dewayanti (2004).

Dari Gambar 4.1 dapat diketahui atribut apa yang mendapat prioritas dalam proses

desain maupun yang kurang diperhatikan oleh konsultan perencana dan kemudian

dibandingkan dengan pendapat kontraktor yang berperan sebagai pengguna desain

tentang kualitas dokumen desain yang telah ada.

Page 3: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

21

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.2. Atribut-atribut yang Menentukan Kualitas “Desain”

Atribut-atribut yang Menentukan Kualitas “ Desain” a. Pertimbangan keseluruhan life cycle cost dari proyek b. Efisiensi material-penggunaan material secara efektif c. Ekonomis-solusi desain yang dihasilkan ekonomis (efektif dalam hal

biaya) d. Relevansi-yakin bahwa permintaan proyek terpenuhi e. Constructability-pertimbangan kemudahan pelaksanaan konstruksi di

lapangan dan keselamatan kerja f. Inovasi-memasukkan inovasi pada solusi desain g. Ekspresif-menunjukkan simbol ekspresi dan perasaan diri h. Estetika-fasilitas yang dihasilkan/dibangun sedap dipandang mata i. Pertimbangan akan kelangsungan (sustainabilitas) ekologi j. Kompatibilitas lapangan-secara efektif mempertimbangkan dan

menggunakan kondisi lapangan (akses ke site, batasan-batasan di lapangan, dll)

k. Pemilihan material- pertimbangan akan tersedianya, kecocokan, dan kompatibilitas dari material

l. Fungsional- desain secara efektif memenuhi fungsi yang diharapkan dari fasilitas

Gambar 4.1. Tingkat Kualitas Atribut Desain

Atribut yang memiliki nilai mean rendah bagi kontraktor berarti kontraktor

merasa atribut tersebut belum terpenuhi dengan baik

Tiga atribut yang memiliki rating terendah bagi kontraktor, yaitu:

1. Ekspresif

Menurut kontraktor atribut ekspresif kurang dipertimbangkan oleh konsultan

perencana dalam proses desain. Dan konsultan perencana menempatkan

Tingkat Kualitas Atribut Desain

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

Eks

pres

if

Life

cyc

le c

ost

Kela

ngsu

ngan

ekol

ogi

Efis

iens

im

ater

ial

Inov

asi

Con

stru

ctab

ility

Eko

nom

i

Kom

patib

ilita

sla

pang

an

Rel

evan

si

Pem

iliha

nm

ater

ial

Este

tika

Fung

sion

al

Ting

kat K

ualit

as

KONTRAKTOR KONSULTAN

Page 4: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

22

Universitas Kristen Petra

atribut ekspresif di urutan pertama dimana konsultan perencana kurang

mempertimbangkannya karena dalam proses mengerjakan desain lebih

ditekankan untuk memenuhi keinginan owner untuk menciptakan sebuah

desain yang ekonomis dan efisien sehingga tidak bisa mengembangkan ide

atau kreatifitas sesuai dengan keinginan konsultan perencana. Sedangkan

menurut kontraktor, hal ini disebabkan karena adanya batasan dari peraturan

– peraturan yang ada sehingga atribut ekspresif tidak bisa dipenuhi

2. Life cycle cost

Menurut kontraktor atribut life cycle cost kurang dipertimbangkan oleh

konsultan perencana dimana konsultan perencana juga mengatakan bahwa

Life cycle cost memang berada di urutan kedua yang kurang diperhatikan

mengingat desain yang dihasilkan dengan pertimbangan life cycle cost akan

lebih mahal. Hal ini mungkin disebabkan karena owner kurang memahami

konsep dari life-cycle cost, sehingga yang diinginkan owner adalah desain

yang menghasilkan konstruksi yang lebih ekonomis.

Kemungkinan yang lain untuk bangunan yang disewakan adalah owner

menginginkan initial cost (biaya awal/ biaya konstruksi) yang murah tanpa

memperhitungkan faktor maintenance (perawatan) dengan asumsi

maintenance akan dilakukan sendiri oleh pihak tenant/ penyewa.

3. Kelangsungan Ekologi

Kelangsungan ekologi berkaitan dengan pengaruh yang ditimbulkan

terhadap lingkungan dengan adanya proses konstruksi maupun hasil dari

proses konstruksi di tempat tersebut. Dari kuisioner yang dikumpulkan

diketahui bahwa kontraktor menempatkan kelangsungan ekologi di urutan

ketiga hal ini disebabkan karena pengaruh yang ditimbulkan oleh desain

terhadap lingkungan seringkali muncul sesudah proses konstruksi selesai

sehingga sulit untuk mendeteksinya pada saat tahapan desain.

Sedangkan kontraktor menganggap tingkat kualitas atribut desain

tertinggi yaitu:

1. Fungsional

Atribut fungsional merupakan atribut yang jarang bermasalah bagi

kontraktor. Demikian juga menurut pendapat dari konsultan perencana

Page 5: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

23

Universitas Kristen Petra

melalui studi yang dilakukan sebelumnya oleh Lydia dan Dewayanti (2004)

bahwa atribut fungsional berada di peringkat pertama yang paling

diperhatikan. Atribut fungsional berarti bahwa desain tersebut harus secara

efektif memenuhi fungsi dari fasilitas. Setelah fungsi yang diharapkan

tersebut terpenuhi konsultan perencana baru mempertimbangkan pemenuhan

aspek yang lain. Seorang konsultan perencana harus bisa merancang sebuah

desain yang mencerminkan fungsi dari bangunan tersebut. Sedang

kontraktor dalam atribut ini hanya melaksanakan desain yang ada.

2. Estetika

Atribut estetika juga merupakan atribut yang jarang menjadi masalah bagi

kontraktor. Kontraktor menganggap fasilitas yang dihasilkan/dibangun telah

indah dilihat.

3. Pemilihan Material

Atribut pemilihan material juga merupakan atribut yang hampir tidak pernah

menjadi masalah bagi kontraktor. Pemilihan material ini erat kaitannya

dengan fungsi dari struktur yang didesain, ini berarti untuk memperoleh

fungsi yang diharapkan dari suatu struktur harus dipilih material yang

sesuai.

Dari Gambar 4.1 secara keseluruhan terlihat bahwa konsultan perencana

sebagai pembuat desain mengatakan level pemenuhan atribut desain lebih tinggi

dibandingkan menurut kontraktor yang berperan sebagai pemakai desain. Karena

itulah dilakukan T-Test untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan

antara kontraktor dan konsultan dalam hal pemenuhan atribut desain. Tabel 4.3

menampilkan hasil analisa statistik yang menggunakan T-Test (dengan α = 5%)

yang menunjukkan perbedaan antara pendapat konsultan perencana dan

kontraktor mengenai semua atribut desain. Hipotesa awal (H0) yang dipakai disini

adalah tidak ada perbedaan yang signifikan antara jawaban kontraktor dan

konsultan prencana mengenai tingkat kualitas atribut desain. Signifikansi data

diatas 0.05 berarti hipotesa (H0) diterima, sebaliknya jika dibawah 0.05 berarti

hipotesa (H0) ditolak.

Page 6: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

24

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.3. Tingkat Kualitas Atribut Desain menurut Kontraktor dan Konsultan Perencana

Mean Aspek dan Atribut Kontraktor Konsultan Sig.(2-tailed) Keterangan

Kompatibilitas lapangan 3.500 4.097 0.003 Ditolak Constructability 3.450 3.969 0.008 Ditolak Fungsional 3.897 4.219 0.049 Ditolak Efisiensi material 3.375 3.774 0.065 Diterima Relevansi 3.525 4.000 0.133 Diterima Pemilihan material 3.775 4.091 0.150 Diterima Kelangsungan ekologi 3.263 3.613 0.152 Diterima Inovasi 3.436 3.594 0.406 Diterima Life cycle cost 2.973 3.103 0.552 Diterima Ekspresif 2.889 3.000 0.654 Diterima Ekonomi 3.500 3.545 0.819 Diterima Estetika 3.825 3.871 0.821 Diterima

Dari Sig.(2-tailed) yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ada

beberapa perbedaan yang siknifikan antara kontraktor dan konsultan perencana

tentang pendapat dalam pemenuhan atribut desain.

Perbedaan yang signifikan dalam pemenuhan atribut desain menurut kontraktor

dan konsultan perencana adalah:

1. Kompabilitas Lapangan

Konsultan perencana biasanya tidak memperhatikan kompabilitas lapangan

sebab konsultan perencana menganggap bahwa kompabilitas lapangan

bukan lagi menjadi tanggung jawab konsultan perencana melainkan telah

menjadi tanggung jawab kontraktor. Ada pendapat yang mengatakan bahwa

konsultan perencana hanya menyelesaikan desain tanpa memperhatikan

kondisi di lapangan, antara lain: batasan – batasan yang ada di lapangan,

akses masuk ke site, ataupun kondisi lingkungan sekitar (contoh:

membangun gedung tinggi di daerah padat penduduk yang mana bangunan

di sekitarnya tidak bertingkat)

2. Constructability

Konsultan perencana biasanya juga kurang memperhatikan Constructability

sebab konsultan perencana menganggap bahwa Constructability juga bukan

lagi menjadi tanggung jawab Konsultan Perencana melainkan juga telah

menjadi tanggung jawab kontraktor.

3. Fungsional

Page 7: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

25

Universitas Kristen Petra

Menurut kontraktor, peranan konsultan perencana sangatlah besar dalam

atribut fungsional. Seorang konsultan perencana harus bisa merancang

sebuah desain yang mencerminkan fungsi dari bangunan tersebut.

Sedangkan kontraktor dalam atribut ini hanya melaksanakan desain yang

ada.

4.2.2. Analisa mengenai Atribut Dokumen

Selain atribut dari proses desain, juga harus dipertimbangkan atribut dari

dokumen. Atribut ini berhubungan dengan bagaimana suatu desain yang

dihasilkan oleh konsultan perencana harus dapat dikomunikasikan kepada

kontraktor. Untuk mendukung kualitas dari desain yang sudah dibuat, desain

tersebut harus disampaikan dengan jelas sehingga kontraktor memahami maksud

konsultan perencana dan dapat melaksanakan desain tersebut dengan baik.

Berikut ini merupakan atribut-atribut yang harus diperhatikan dalam

mendokumentasikan suatu desain (Tabel 4.4).

Tabel 4.4. Atribut-atribut yang Menentukan Kualitas “Dokumen”

Atribut-atribut yang Menentukan Kualitas “Dokumen Desain” a. Kelengkapan- dokumen gambar dan lainnya memberikan semua informasi

yang diberikan b. Kejelasan- dokumen gambar dan lainnya cukup jelas, mudah dibaca, dan

dimengerti c. Konsistensi- informasi antar dokumen konsisten d. Akurasi- dokumen gambar dan lainnya bebas dari kesalahan (error) e. Standardisasi- penggunaan gambar detail dan spesifikasi (meliputi notasi-

notasi) yang standar dalam dokumen f. Relevansi- spesifikasi dan gambar detail spesifik, relevan/sesuai untuk proyek g. Ketepatan waktu- gambar dan dokumen lain diberikan tepat waktu ketika

dibutuhkan untuk menghindari keterlambatan h. Koordinasi- gambar dan dokumen lain untuk semua disiplin desain (arsitek,

struktur, pondasi, M/E) terkoordinasi dengan baik i. Kepastian- gambar dan dokumen lain tidak membutuhkan perubahan j. Konformitas- gambar dan dokumen lain memenuhi standar-standar performa

dan peraturan yang berlaku k. Representatif- gambar dan dokumen lain secara benar menunjukkan kondisi

geologi (bawah tanah), topografi (permukaan), dan juga bangunan lama (contoh: pondasi) atau utilitas (contoh: kabel, pipa) yang ada

Page 8: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

26

Universitas Kristen Petra

Gambar 4.2 menunjukkan tingkat kualitas dari masing - masing atribut

dokumen menurut jawaban kontraktor sebagai responden dan dibandingkan

dengan jawaban konsultan perencana dalam studi yang telah dilakukan

sebelumnya oleh Lydia dan Dewayanti (2004).

Gambar 4.2. Tingkat Kualitas Atribut Dokumen

Dari Gambar 4.2 dapat diketahui atribut yang memiliki nilai mean

rendah bagi kontraktor berarti bahwa kontraktor merasa atribut tersebut belum

terpenuhi dengan baik dalam penyusunan dokumen desain.

Tiga atribut terendah yaitu:

1. Representatif

Representatif berarti gambar dan dokumen lain secara benar menunjukkan

kondisi geologi, topografi dan juga bangunan lama atau utilitas yang telah

ada. Hasil yang didapat dari responden kontraktor menempatkan hal ini

diurutan pertama. Hal ini dikarenakan dokumen yang ada seringkali kurang

sesuai dengan kondisi lapangan atau bahkan dokumen tersebut telah hilang.

2. Kepastian

Kepastian berarti bahwa gambar dan dokumen lain tidak memerlukan

perubahan. Sebagian besar responden memberikan penilaian yang rendah

terhadap atribut ini. Hal ini dikarenakan informasi yang mereka peroleh dari

konsultan perencana seringkali tidak lengkap. Hal ini dikarenakan konsultan

perencana juga mendapatkan informasi yang kurang dari owner dan atau

Tingkat Kualitas Atribut Dokumen

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

Rep

rese

ntat

if

Kepa

stia

n

Akur

asi

Koor

dina

si

Kons

iste

nsi

Kete

pata

nw

aktu

Sta

ndar

disa

si

Kon

firm

itas

Keje

lasa

n

Rel

evan

si

Kel

engk

apan

Ting

kat k

ualit

as

KONTRAKTOR KONSULTAN

Page 9: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

27

Universitas Kristen Petra

owner sering melakukan perubahan informasi mengenai desain yang

diinginkannya.

3. Akurasi

Akurasi dokumen desain menyatakan bahwa dokumen tersebut bebas dari

kesalahan. Seperti atribut kepastian di atas, sangatlah sulit untuk

memastikan suatu dokumen desain bebas dari kesalahan, baik dalam hal

penulisan maupun kesalahan yang terkait dengan proses desain itu sendiri.

Sedangkan kontraktor menganggap tingkat kualitas atribut dokumen

tertinggi yaitu:

1. Kelengkapan

Kontraktor menganggap atribut kelengkapanlah yang terbaik pada atribut

dokumen hal ini dimungkinkan karena seorang konsultan perencana telah

memberikan gambar bestek dan perspektif yang diperlukan oleh kontraktor

agar kontraktor dapat melaksanakan proses konstruksi sesuai dengan yang

diinginkan.

2. Relevansi

Relevansi berarti bahwa spesifikasi yang digunakan telah sesuai/ relevan

untuk proyek tersebut. Dengan demikian telah dipertimbangkan karakteristik

dari proyek dalam penentuan spesifikasi.

Pada bagian ini dibandingkan pemenuhan atribut dokumen menurut

kontraktor dan konsultan perencana. Dari Gambar 4.2 dapat dilihat perbandingan

pemenuhan atribut dokumen menurut kontraktor dan konsultan perencana.

Terlihat bahwa konsultan perencana mengatakan level pemenuhan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kontraktor pada keseluruhan atribut yang telah ada

saat ini.

Karena itulah dilakukan T-Test untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang

signifikan antara kontraktor dan konsultan perencana dalam hal tingkat kualitas

atribut dokumen. Tabel 4.5 menunjukkan hasil analisa statistik yang

menggunakan T-Test (dengan α = 5%) yang menunjukkan perbedaan antara

pendapat konsultan perencana dan kontraktor mengenai semua atribut desain.

Hipotesa awal (H0) yang dipakai disini adalah tidak ada perbedaan yang signifikan

antara jawaban kontraktor dan konsultan perencana mengenai tingkat kualitas

Page 10: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

28

Universitas Kristen Petra

atribut dokumen. Signifikansi data diatas 0.05 berarti hipotesa (H0) diterima,

sebaliknya jika dibawah 0.05 berarti hipotesa (H0) ditolak.

Dari Sig.(2-tailed) yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ada beberapa

perbedaan antara kontraktor dan konsultan tentang pendapat dalam pemenuhan

dokumen desain.

Perbedaan yang signifikan dalam pemenuhan atribut dokumen menurut kontraktor

dan konsultan perencana adalah:

1. Konfirmitas

Gambar dan dokumen lain memenuhi standar - standar performa dan

peraturan yang berlaku. Konsultan perencana memberikan penilaian yang

lebih tinggi untuk atribut ini daripada yang diberikan oleh kontraktor. Hal

ini dimungkinkan karena adanya perbedaan kepentingan antara konsultan

perencana dengan kontraktor sehingga bila menurut konsultan perencana

sudah memenuhi standar, tidak demikian menurut kontraktor. Untuk

menjembatani hal ini, biasanya kontraktor memiliki seorang drafter untuk

mengerjakan shop drawing dimana drafter ini mempunyai peranan penting

untuk mengkomunikasikan gambar dengan konsultan perencana.

2. Kejelasan

Ada pendapat yang mengatakan konsultan perencana lokal belum bekerja

secara profesional, biasanya produk lokal hanya memberikan gambar bestek

dan perspektif. Berbeda dengan konsultan perencana dari luar negeri sebagai

contoh Singapura, produknya meliputi gambar bestek, perspektif, juga

disertakan animasi dari desain tersebut, sehingga akan sangat memperjelas

desain yang ada. Hal ini kemungkinan disebabkan karena perbedaan

penguasaan teknologi, sebagai contoh, program AUTOCAD untuk

konsultan perencana Indonesia masih merupakan barang baru yang mana

belum semua konsultan perencana menguasainya, sedangkan untuk

Singapura, AUTOCAD sudah menjadi program yang umum dipakai. Tetapi

dari hasil kuisioner yang dibagikan kepada responden menyatakan bahwa

spesifikasi dan gambar detail spesifik sudah relevan atau sesuai untuk

proyek

3. Representatif

Page 11: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

29

Universitas Kristen Petra

Menurut kontraktor, spesifikasi gambar yang diberikan oleh konsultan

perencana belum mewakili keadaan di lapangan. Konsultan perencana

hanyalah mendesain seperti yang diinformasikan owner sedangkan owner

sendiri tidak memberikan informasi secara detail contohnya keadaan bawah

tanah, lokasi penempatan pipa dan lain sebagainya.

4. Konsistensi

Konsultan perencana menganggap dokumen yang ada telah konsisten satu

sama lain sedangkan kontraktor mengatakan sebaliknya, karena di lapangan

banyak dijumpai kasus dimana gambar yang satu dengan yang lain tidak

konsisten contohnya sambungan tulangan antara kolom dan balok. Ada

kemungkinan ketika tahapan desain memang telah sesuai tetapi ketika tahap

pendokumentasian berbeda hasilnya karena dilakukan oleh seorang drafter

yang bukan pembuat desain itu sendiri.

5. Relevansi

Kontraktor menganggap spesifikasi dan gambar detail spesifik,

relevan/sesuai untuk proyek masih dibawah konsultan meski relevansi

menempati urutan yang cukup baik bagi kontraktor mengenai pemenuhan

atribut dokumen.

6. Akurasi

Konsultan perencana memberikan penilaian yang lebih tinggi dibandingkan

kontraktor untuk atribut akurasi. Hal ini dimungkinkan kontraktor merasa

dokumen yang ada masih terdapat banyak kesalahan demikian juga dengan

konsultan perencana hanya saja mungkin konsultan perencana sebagai

pembuat desain tidak mau dipersalahkan sehingga masih menilai bahwa

dokumen yang dihasilkan ‘masih baik’

Page 12: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

30

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.5 Tingkat Kualitas Atribut Dokumen menurut Kontraktor dan Konsultan Perencana

Mean

Aspek dan Atribut Kontraktor Konsultan Sig.(2-tailed) Keterangan Konfirmitas 3.425 4.063 0.000 Ditolak Kejelasan 3.475 4.118 0.002 Ditolak Representatif 2.795 3.576 0.003 Ditolak Konsistensi 3.175 3.758 0.010 Ditolak Relevansi spesifikasi 3.525 3.909 0.012 Ditolak Akurasi 3.025 3.515 0.017 Ditolak Koordinasi 3.100 3.471 0.096 Diterima Standardisasi 3.400 3.735 0.102 Diterima Ketepatan waktu 3.275 3.545 0.192 Diterima Kelengkapan 3.550 3.794 0.261 Diterima Kepastian 2.800 2.848 0.821 Diterima

Setelah dilihat hasilnya antara atribut dokumen dan atribut desain

ternyata pada atribut dokumen lebih banyak perbedaan pendapat antara kualitas

dokumen desain menurut pandangan kontraktor dan konsultan perencana. Hal ini

kemungkinan disebabkan pada atribut dokumen lebih banyak orang yang terlibat

dibandingkan atribut desain sehingga kemungkinan untuk salah persepsi sebelum

sampai kepihak kontraktor lebih mungkin terjadi.

4.2.3. Perbandingan Kualitas Dokumen Desain pada Proyek Pemerintah dan

Swasta

Untuk mengetahui perbandingan kualitas dokumen desain secara

keseluruhan pada proyek pemerintah dan swasta, responden ditanyai mengenai

pendapatnya terhadap kualitas dokumen desain. Ada pendapat yang menyatakan

bahwa dokumen desain untuk proyek pemerintah lebih baik dibandingkan dengan

proyek swasta dikarenakan untuk proyek pemerintah sudah ada peraturan panduan

yang harus dipenuhi melalui Badan Perancang Nasional dimana panduan tersebut

sudah sangat lengkap dan mendetail. Tetapi hasil dari kuisioner mengatakan

sebaliknya. Sebesar 44% responden tidak setuju bahwa kualitas dokumen desain

pada proyek pemerintah lebih baik daripada proyek swasta. Sedangkan 32%

menjawab tidak tahu dan hanya 24% yang setuju bahwa kualitas dokumen desain

pada proyek pemerintah lebih baik daripada proyek swasta seperti ditunjukkan di

Page 13: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

31

Universitas Kristen Petra

Gambar 4.3. Hal ini dimungkinkan karena 82% responden mengerjakan proyek

swasta sedangkan hanya 18% responden yang mengerjakan proyek pemerintah.

Gambar 4.3. Tanggapan mengenai Kualitas Dokumen Desain pada Proyek Pemerintah Lebih Baik daripada pada Proyek

Swasta

4.2.4. Perbandingan Kualitas Dokumen Desain Yang dihasilkan in-house dengan

Konsultan Independen

Untuk mengetahui perbandingan kualitas dokumen desain secara

keseluruhan antara konsultan perencana yang bekerja di owner (in-house) dan

konsultan independen (eksternal), responden diberikan pertanyaan mengenai

pendapatnya terhadap kualitas dokumen desain. Gambar 4.4 menunjukkan 60%

responden tidak setuju bahwa kualitas dokumen desain yang dihasilkan oleh

konsultan perencana yang bekerja di owner lebih baik daripada konsultan

independen (eksternal). Sedangkan 36% menjawab setuju dan hanya 4%

menjawab tidak tahu.

Kualitas Dokumen Desain pada Proyek Pemerintah > Proyek Swasta

Tidak44%

Ya24%

Tidak tahu32%

Page 14: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

32

Universitas Kristen Petra

Gambar 4.4 Perbandingan Kualitas Dokumen Desain Yang dihasilkan in-house dengan Konsultan Independen

.

4.2.5. Perbandingan Kualitas Dokumen Desain pada Sistem Procurement yang

Berbeda

Selain diminta untuk memberikan pendapat mengenai kualitas dokumen

desain berdasarkan klien yang memberikan proyek, responden juga diminta untuk

memberikan rating terhadap kualitas dokumen desain untuk sistem traditional dan

design and build (Gambar 4.5). Skala yang digunakan pada bagian ini adalah:

1. Sangat buruk diberi nilai 1

2. Buruk diberi nilai 2

3. Sedang diberi nilai 3

4. Bagus diberi nilai 4

5. Sangat bagus diberi nilai 5

Responden dari kontraktor menilai bahwa kualitas dokumen desain

untuk sistem traditional lebih buruk daripada untuk sistem design and build

karena dalam sistem desain and build yang mendesain dan yang membangun

adalah pihak yang sama maka kualitas dokumen desain yang ada lebih baik. Hal

ini bertentangan dengan pendapat responden dari konsultan (Lydia dan

Dewayanti, 2004) dikarenakan pada sistem traditional, konsultan perencana

bekerja secara independen tanpa adanya campur tangan dari kontraktor, dengan

demikian konsultan perencana dapat menghasilkan desain sesuai dengan

pemahaman yang diperolehnya dari owner. Sedangkan pada sistem design and

Ya 36%

Tidak 60%

Tdk Tahu 4%

Kualitas Dokumen desain oleh dihasilkan konsultan in-house > konsultan independen

Page 15: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

33

Universitas Kristen Petra

build konsultan perencana dan kontraktor bekerja bersama-sama bahkan konsultan

perencana berkonsultasi dengan kontraktor, dengan demikian secara tidak

langsung konsultan perencana akan menyesuaikan desain yang dibuatnya dengan

keperluan kontraktor. Jadi konsultan perencana tidak bebas mengkreasikan desain

dengan ide yang dimilikinya.

Gambar 4.5. Tingkat Kualitas Dokumen Desain untuk setiap Sistem Procurement

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pendapat yang signifikan

antara kontraktor dan konsultan perencana mengenai tingkat kualitas dokumen

desain dengan sistem tradisional dilakukan T-Test dengan nilai signifikan 5

persen dan Hipotesa awal (H0) yang dipakai adalah konsultan perencana dan

kontraktor menilai tingkat kualitas dokumen desain pada sistem tradisional adalah

sama. Signifikansi data diatas 0.05 berarti hipotesa (H0) diterima, sebaliknya jika

dibawah 0.05 berarti hipotesa (H0) ditolak. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada

Tabel 4.6

Tabel 4.6 Tingkat Kualitas Dokumen desain pada sistem tradisional

Mean Kontraktor Konsultan Sig.(2-tailed) Keterangan

Sistem Tradisional 3.240 4.070 0.000 Ditolak

Dari Sig.(2-tailed) pada tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan pendapat yang signifikan antara kontraktor dan konsultan tentang

Tingkat Kualitas Dokumen Desain untuk Setiap Sistem Procurement

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

Tin

gkat

Kua

litas

kontraktor 3.24 3.61

konsultan perencana 4.07 3.23

Tradisional D & B

Page 16: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

34

Universitas Kristen Petra

kualitas dokumen desain pada sistem tradisional dimana kontraktor menilai jauh

lebih rendah dibanding konsultan perencana.

Pada bagian ini juga dibandingkan pendapat tentang kualitas dokumen

desain pada sistem Design & Build (D&B) menurut pandangan kontraktor dan

konsultan perencana. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pendapat yang

signifikan antara kontraktor dan konsultan perencana mengenai tingkat kualitas

dokumen desain dengan sistem Design & Build (D&B) dilakukan T-Test dengan

nilai signifikan 5 persen dan Hipotesa awal (H0) yang dipakai adalah konsultan

perencana dan kontraktor menilai tingkat kualitas dokumen desain pada sistem

Design & Build (D&B) adalah sama. Signifikansi data diatas 0.05 berarti

hipotesa (H0) diterima, sebaliknya jika dibawah 0.05 berarti hipotesa (H0) ditolak.

Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Tingkat Kualitas Dokumen desain pada sistem Design & Build (D&B)

Mean Kontraktor Konsultan Sig.(2-tailed) Keterangan

Sistem Design & Build (D&B) 3.610 3.230 0.1000 Diterima Dari Sig.(2-tailed) pada tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan pendapat yang signifikan antara kontraktor dan konsultan tentang

kualitas dokumen desain pada sistem Design & Build (D&B) meskipun rata-rata

kontraktor menilai sistem Design & Build (D&B) lebih tinggi dari Konsultan

menilai sistem Design & Build (D&B).

Page 17: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

35

Universitas Kristen Petra

4.3 Masalah-Masalah Pada Dokumen Desain

Faktor - faktor pada tabel 4.8 berikut ini merupakan hal - hal yang merupakan

masalah -masalah pada dokumen desain

Tabel 4.8. Masalah-masalah pada Dokumen Desain

Masalah-masalah pada Dokumen Desain a. Desain tidak dapat dijangkau oleh anggaran biaya proyek b. Perijinan yang belum lengkap untuk melakukan suatu proyek konstruksi c. Desain yang tidak sesuai dengan sistem procurement (traditional, design-build,

etc) d. Desain yang tidak memenuhi peraturan daerah e. Pada sistem fast track desain konstruksi yang belum selesai menyebabkan

proyek konstruksi harus menunggu f. Benturan antar struktur utama proyek (balok, kolom, dll) yang diakibatkan

kurangnya koordinasi g. Benturan terhadap penyusunan denah ruang yang diakibatkan kurangnya

koordinasi h. Metode konstruksi tidak dapat dilaksanakan di lapangan i. Desain yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan j. Material yang dispesifikasikan berbeda dengan rekomendasi pabrik k. Batasan terhadap jumlah atau kelompok supplier yang diijinkan l. Kurangnya inovasi dalam solusi desain yang disediakan m. Perubahan desain menyebabkan kekacauan pada aktifitas kritis pada konstruksi n. Dokumen yang diberikan berisi informasi yang saling bertentangan o. Dokumen memakai standar dan spesifikasi yang ketinggalan jaman (tidak up-to-

date) p. Kurangnya kejelasan dokumen dan memaksa kontraktor untuk mengkira - kira

sendiri kemauan klien q. Terlambatnya desain untuk finishing r. Permasalahan dokumen dengan informasi yang tidak akurat dan tidak benar s. Catatan-catatan penjelasan kritis yang tersembunyi dalam catatan umum t. Pemborosan biaya dan waktu untuk proyek yang sederhana bila

didokumentasikan secara berlebihan u. Kurangnya definisi dan kejelasan dalam ruang lingkup pekerjaan v. Kurang detailnya standar pada dokumen w. Kurang jelasnya detail atau dimensi pada dokumen desain x. Konsultan masih memakai standart lama yang telah tidak sesuai dengan kondisi

saat ini y. Desain yang ada tidak cocok dengan kemauan owner z. Kontraktor terpaksa tergantung hanya pada catatan spesifikasi, tanpa adanya

gambar å. Menspesifikasi metode atau material yang tidak layak ä. Kurangnya toleransi yang diijinkan dalam desain ö. Bila terdapat spesifikasi yang kurang jelas kontraktor terpaksa mengasumsikan

sendiri dan resiko tetap ditanggung kontraktor sehingga mempengaruhi harga tender

Page 18: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

36

Universitas Kristen Petra

Kepada responden diberikan pertanyaan intensitas terjadinya dan juga

besarnya efek yang ditimbulkan masing-masing faktor.

Skala yang digunakan dalam menentukan intensitas pada bagian ini adalah:

1. Tidak pernah terjadi diberi nilai 1

2. Jarang terjadi diberi nilai 2

3. Terkadang terjadi diberi nilai 3

4. Sering terjadi diberi nilai 4

5. Selalu terjadi diberi nilai 5

Sedangkan skala yang digunakan dalam menentukan efek bila terjadi

adalah:

1. Tidak ada pengaruh yang berarti diberi nilai 1

2. Pengaruh kecil diberi nilai 2

3. Pengaruh biasa/sedang diberi nilai 3

4. Pengaruh buruk yang besar diberi nilai 4

5. Pengaruh buruk yang sangat besar diberi nilai 5

Nilai dari intensitas dan efek tersebut dikalikan untuk memperoleh tingkat

pengaruh (Influence Level/ IL) dari masing - masing faktor. Faktor yang memiliki

tingkat pengaruh tertinggi merupakan faktor yang paling mempengaruhi kualitas

dokumen desain

Pada Gambar 4.6. Faktor-faktor tersebut telah disusun dari yang memiliki

nilai IL tinggi sampai rendah.

Page 19: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

37

Universitas Kristen Petra

Masalah-masalah Pada Dokumen Desain

cc) Bila terdapat spesifikasi yang kurang jelas kontraktor terpaksa mengasumsikan sendiri dan resiko tetap ditanggung kontraktor sehingga

mempengaruhi harga tender

q) Terlambatnya desain untuk finishing m) Perubahan desain menyebabkan kekacauan pada aktifitas kritis pada

konstruksi e) Pada sistem fast track desain konstruksi yang belum selesai

menyebabkan proyek konstruksi harus menunggu p) Kurangnya kejelasan dokumen dan memaksa kontraktor untuk

mengkira - kira sendiri kemauan dari klien w) Kurang jelasnya detail atau dimensi pada dokumen desain

a) Desain tidak dapat dijangkau oleh anggaran biaya proyek

i) Desain yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan

v) Kurang detailnya standar pada dokumen

y) Desain yang ada tidak cocok dengan kemauan owner

r) Permasalahan dokumen dengan informasi yang tidak akurat dan

tidak benar bb) Kurangnya toleransi yang diijinkan dalam desain

u) Kurangnya definisi dan kejelasan dalam ruang lingkup pekerjaan

t) Pemborosan biaya dan waktu untuk proyek yang sederhana bila

didokumentasikan secara berlebihan b) Perijinan yang belum lengkap untuk melakukan suatu proyek

konstruksi j) Material yang dispesifikasikan berbeda dengan rekomendasi pabrik

n) Dokumen yang diberikan berisi informasi yang saling bertentangan

f) Benturan antar struktur utama proyek (balok, kolom, dll) yang

diakibatkan kurangnya koordinasi c) Desain yang tidak sesuai dengan sistem procurement (traditional,

design-build, etc) h) Metode konstruksi tidak dapat dilaksanakan di lapangan

z) Kontraktor terpaksa tergantung hanya pada catatan spesifikasi, tanpa

adanya gambar g) Benturan terhadap penyusunan denah ruang yang diakibatkan

kurangnya koordinasi o) Dokumen memakai standar dan spesifikasi yang ketinggalan jaman

(tidak up-to-date) s) Catatan-catatan penjelasan kritis yang tersembunyi dalam catatan

umum x) Konsultan masih memakai standart lama yang telah tidak sesuai

dengan kondisi saat ini l) Kurangnya inovasi dalam solusi desain yang disediakan

d) Desain yang tidak memenuhi peraturan daerah

aa)Menspesifikasi metode atau material yang tidak layak

k) Batasan terhadap jumlah atau kelompok supplier yang diijinkan

Gambar 4.6 Tingkat pengaruh masalah – masalah pada dokumen desain

1.0 2.0 3.0 4.0 5.0

Intensitas Efek

Page 20: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

38

Universitas Kristen Petra

Rata-rata dari intensitas dan efek faktor-faktor masalah-masalah pada dokumen

desain hasil dari jawaban yang diterima dari responden dapat dilihat pada Tabel

4.9 dengan susunan nilai IL terendah hingga tertinggi.

Tabel 4.9 Tabel perkalian intensitas dan efek dari faktor-faktor masalah-masalah pada dokumen desain

MASALAH-MASALAH PADA DOKUMEN DESAIN Inten- sitas Efek IL

k) Batasan terhadap jumlah atau kelompok supplier yang diijinkan 2.146 2.789 5.987 aa)Menspesifikasi metode atau material yang tidak layak 2.225 3.351 7.457 d) Desain yang tidak memenuhi peraturan daerah 2.225 3.486 7.757 l) Kurangnya inovasi dalam solusi desain yang disediakan 2.641 2.973 7.852 x) Konsultan masih memakai standart lama yang telah tidak sesuai dengan

kondisi saat ini 2.537 3.194 8.103 s) Catatan-catatan penjelasan kritis yang tersembunyi dalam catatan umum 2.600 3.211 8.347 o) Dokumen memakai standar dan spesifikasi yang ketinggalan jaman

(tidak up-to-date) 2.659 3.200 8.507 g) Benturan terhadap penyusunan denah ruang yang diakibatkan kurangnya

koordinasi 2.439 3.553 8.665 z) Kontraktor terpaksa tergantung hanya pada catatan spesifikasi, tanpa

adanya gambar 2.463 3.711 9.141 h) Metode konstruksi tidak dapat dilaksanakan di lapangan 2.439 3.816 9.307 c) Bila terdapat spesifikasi yang kurang jelas kontraktor terpaksa

mengasumsikan sendiri dan resiko tetap ditanggung kontraktor sehingga mempengaruhi harga tender 2.667 3.639 9.704

f) Benturan antar struktur utama proyek (balok, kolom, dll) yang diakibatkan kurangnya koordinasi 2.512 3.895 9.784

n) Dokumen yang diberikan berisi informasi yang saling bertentangan 2.610 3.775 9.852 j) Material yang dispesifikasikan berbeda dengan rekomendasi pabrik 2.707 3.641 9.857 b) Perijinan yang belum lengkap untuk melakukan suatu proyek konstruksi 2.683 3.725 9.994 t) Pemborosan biaya dan waktu untuk proyek sederhana bila

didokumentasikan secara berlebihan 2.821 3.553 10.02 u) Kurangnya definisi dan kejelasan dalam ruang lingkup pekerjaan 2.825 3.590 10.14 bb) Kurangnya toleransi yang diijinkan dalam desain 2.805 3.692 10.36 r) Permasalahan dokumen dengan informasi yang tidak akurat dan tidak

benar 2.951 3.550 10.48 y) Desain yang ada tidak cocok dengan kemauan owner 2.805 3.744 10.5 v) Kurang detailnya standar pada dokumen 3.049 3.605 10.99 i) Desain yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan 2.825 4.026 11.37 a) Desain tidak dapat dijangkau oleh anggaran biaya proyek 2.725 4.256 11.6 w) Kurang jelasnya detail atau dimensi pada dokumen desain 2.951 4.000 11.8 p) Kurangnya kejelasan dokumen dan memaksa kontraktor untuk mengkira

- kira sendiri kemauan dari klien 3.049 3.947 12.03 e) Pada system fast track desain konstruksi yang belum selesai

menyebabkan proyek konstruksi harus menunggu 3.125 3.897 12.18 m) Perubahan desain menyebabkan kekacauan pada aktifitas kritis pada

konstruksi 3.341 4.231 14.14 q) Terlambatnya desain untuk finishing 3.366 4.205 14.15 cc) Bila terdapat spesifikasi yang kurang jelas kontraktor terpaksa

mengasumsikan sendiri dan resiko tetap ditanggung kontraktor sehingga mempengaruhi harga tender 3.275 4.410 14.44

Page 21: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

39

Universitas Kristen Petra

Dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa intensitas yang paling sering

muncul adalah terlambatnya desain untuk finishing. Efek dan tingkat pengaruh

(Influence Level/ IL) pengurangan efisiensi pada proses konstruksi yang terbesar

terjadi bila terdapat spesifikasi yang kurang jelas kontraktor terpaksa

mengasumsikan sendiri dan resiko tetap ditanggung kontraktor sehingga

mempengaruhi harga tender.

Selain itu untuk melihat adanya perbedaan intensitas munculnya masalah-

masalah pada dokumen desain pada jenis konstruksi yang berbeda dilakukan test

Anova (dengan α = 5%) pada tiga jenis konstruksi yaitu:

1. Jenis konstruksi gedung bertingkat tinggi, rumah tinggal dan ruko.

2. Jenis konstruksi jalan, jembatan, airport, waduk, proyek sejenis

3. Jenis konstruksi pabrik dan gudang

Hipotesa awal (H0) yang dipakai disini adalah bahwa munculnya masalah-masalah

pada dokumen desain pada jenis konstruksi yang berbeda adalah sama.

Signifikansi data diatas 0.05 berarti hipotesa (H0) diterima, sebaliknya jika

dibawah 0.05 berarti hipotesa (H0) ditolak (Tabel 4.10)

Tabel 4.10 Analisa Anova mengenai masalah – masalah pada dokumen desain MASALAH-MASALAH PADA DOKUMEN DESAIN Sig Keterangan

q) Terlambatnya desain untuk finishing 0.043 Ditolak

h) Metode konstruksi tidak dapat dilaksanakan di lapangan 0.145 Diterima

l) Kurangnya inovasi dalam solusi desain yang disediakan 0.146 Diterima

z) Kontraktor terpaksa tergantung hanya pada catatan spesifikasi, tanpa

adanya gambar 0.149 Diterima

a) Desain tidak dapat dijangkau oleh anggaran biaya proyek 0.197 Diterima

n) Dokumen yang diberikan berisi informasi yang saling bertentangan 0.277 Diterima

bb) Kurangnya toleransi yang diijinkan dalam desain 0.288 Diterima

m) Perubahan desain menyebabkan kekacauan pada aktifitas kritis pada

konstruksi 0.307 Diterima

v) Kurang detailnya standar pada dokumen 0.349 Diterima

t) Pemborosan biaya dan waktu untuk proyek yang sederhana bila

didokumentasikan secara berlebihan 0.419 Diterima

c) Desain yang tidak sesuai dengan sistem procurement (traditional,

design-built, etc) 0.475 Diterima

Page 22: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

40

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.10 (sambungan). Masalah – Masalah pada Dokumen Desain

MASALAH-MASALAH PADA DOKUMEN DESAIN Sig Keterangan

s) Catatan - catatan penjelasan kritis tersembunyi dalam catatan

umum 0.494 Diterima

cc) Bila terdapat spesifikasi yang kurang jelas kontraktor terpaksa

mengasumsikan sendiri dan resiko tetap ditanggung kontraktor

sehingga mempengaruhi harga tender 0.578 Diterima

y) Desain yang ada tidak cocok dengan kemauan owner 0.599 Diterima

p) Kurangnya kejelasan dokumen dan memaksa kontraktor untuk

mengkira - kira sendiri kemauan dari klien 0.621 Diterima

e) Pada sistem fast track desain konstruksi yang belum selesai

menyebabkan proyek konstruksi harus menunggu 0.674 Diterima

j) Material yang dispesifikasikan berbeda dengan rekomendasi

pabrik 0.681 Diterima

o) Dokumen memakai standar dan spesifikasi yang ketinggalan jaman

(tidak up-to-date) 0.684 Diterima

k) Batasan terhadap jumlah atau kelompok supplier yang diijinkan 0.695 Diterima

f) Benturan antar struktur utama proyek (balok, kolom, dll) yang

diakibatkan kurangnya koordinasi 0.702 Diterima

i) Desain yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan 0.737 Diterima

r) Permasalahan dokumen dengan informasi yang tidak akurat dan

tidak benar 0.772 Diterima

g) Benturan terhadap penyusunan denah ruang yang diakibatkan

kurangnya koordinasi 0.774 Diterima

aa) Menspesifikasi metode atau material yang tidak layak 0.783 Diterima

d) Desain yang tidak memenuhi peraturan daerah 0.797 Diterima

b) Perijinan yang belum lengkap untuk melakukan suatu proyek

konstruksi 0.85 Diterima

x) Konsultan masih memakai standart lama yang telah tidak sesuai

dengan kondisi saat ini 0.871 Diterima

u) Kurangnya definisi dan kejelasan dalam ruang lingkup pekerjaan 0.890 Diterima

w) Kurang jelasnya detail atau dimensi pada dokumen desain 0.975 Diterima

Secara keseluruhan masalah yang terjadi pada dokumen desain

intensitasnya sama kecuali pada masalah terlambatnya desain untuk finishing. Hal

ini dikarenakan pekerjaan finishing untuk Jenis konstruksi jalan, jembatan,

Page 23: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

41

Universitas Kristen Petra

airport, waduk, proyek sejenis tidak terlalu banyak dibanding pekerjaan Jenis

konstruksi gedung bertingkat tinggi, rumah tinggal dan ruko. Hal ini terbukti

dengan nilai rata-rata intensitas munculnya masalah-masalah pada dokumen

desain pada jenis konstruksi untuk tiga jenis konstruksi mulai dari yang terendah

yaitu jenis konstruksi jalan, jembatan, airport, waduk, proyek sejenis dengan nilai

mean 2.444, Jenis konstruksi pabrik dan gudang dengan nilai mean 3.345 dan

jenis konstruksi gedung bertingkat tinggi, rumah tinggal dan ruko dengan nilai

mean 3.444 yang membuktikan bahwa munculnya masalah pada dokumen desain

jenis konstruksi gedung bertingkat tinggi, rumah tinggal dan ruko lebih sering

dibanding jenis konstruksi jalan, jembatan, airport, waduk, proyek sejenis.

4.4. Dampak Dari Kualitas Dokumen Desain Pada Efisiensi Proses

Konstruksi

4.4.1. Pengaruh Kualitas Dokumen Desain Terhadap Penawaran Harga

Para responden kontraktor yang terpilih secara acak ditanya mengenai

pengaruh mutu dokumen desain yang disediakan terhadap penawaran harga yang

akan diajukan dalam suatu tender.

Gambar 4.7 Jawaban responden tentang pengaruh kualitas dokumen desain

terhadap penawaran harga

Dari Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa sebagian besar kontraktor (88%)

mengatakan bahwa kualitas dokumen desain berpengaruh bagi responden dalam

menentukan penawaran harga dalam suatu pengajuan tender.

Ya88%

Tidak10%

Tidak tahu2%

Kualitas Dokumen Desain BerpengaruhTerhadap Penawaran Harga

Page 24: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

42

Universitas Kristen Petra

4.4.2. Indikasi Pertambahan atau Pengurangan Harga yang Terjadi pada Estimasi

Harga Proyek Secara Umum

Dan peningkatan persentase penawaran harga akibat dokumen desain

dapat dilihat pada gambar 4.8

Gambar 4.8 Jawaban responden tentang persentase penawaran harga dengan suatu

tingkat kualitas dokumen

Responden lebih lanjut diminta untuk mengindikasikan dengan memberi

tanda pada kotak yang telah disediakan berapa persen pertambahan atau

pengurangan harga yang terjadi pada estimasi harga proyek untuk setiap kualitas

dokumen desain dengan 5 kategori kualitas dokumen desain mulai dari “paling

buruk hingga paling baik”.

Gambar 4.8 memperlihatkan bahwa untuk kualitas dokumen desain yang sangat

baik akan meningkatkan penawaran 0.525% sedangkan bila kualitas dokumen

desain sangat buruk maka akan meningkatkan penawaran hingga 7.380%. Hal ini

disebabkan karena kualitas dokumen desain yang buruk setiap item nya belumlah

jelas sehingga peningkatan harga lebih tinggi diperlukan untuk mencegah

berbagai kemungkinan yang terjadi nantinya.

4.4.3. Indikasi rata-rata proporsi yang biasa terjadi pada proyek sebagai akibat

langsung dari dokumen desain yang buruk

Sejumlah permasalahan yang diindikasikan sebagai akibat langsung dari

dokumen desain yang buruk terhadap proyek dikelompokkan pada tabel 4.11.

Persentase Penawaran harga akibat Dokumen Desain

0

2

4

6

8

Kualitas Dokumen Desain

pers

en (%

)

Peningkatan 7.3804.7001.6830.9000.525

S. Brk BrkRata2BgsS. Bgs

Page 25: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

43

Universitas Kristen Petra

Kemudian para responden diminta untuk memberitahukan seberapa besar

pengaruh yang disebabkan oleh dokumen desain yang buruk terhadap setiap

bagian tersebut.

Tabel 4.11 Permasalahan-permasalahan akibat dokumen desain yang kurang baik

Permasalahan-permasalahan akibat dokumen desain yang kurang baik

a. Pekerjaan ulang

b. Penundaan (delay)

c. Pembengkakan biaya konstruksi

d. Perubahan Kontrak (change order)

e. Kecelakaan pada lokasi

f . Perselisihan kontrak

g. Kehilangan keuntungan kontraktor

h. Penurunan produktifitas

Gambar 4.9 Peningkatan proporsi biaya akibat dokumen desain yang buruk

Pada Gambar 4.9 diketahui urutan pertama peningkatan proporsi biaya

akibat dokumen desain yang buruk adalah penundaan (delay) yang mencapai 34%

kemudian diurutan kedua adalah pembengkakan biaya konstruksi.yang mencapai

31.50 % dan urutan ketiga rework yang mencapai 31.50 % sedangkan kehilangan

keuntungan kontraktor berada pada urutan keempat dengan 28.25 % yang

Peningkatan Proporsi akibat Dokumen Desain yang Buruk

05

10152025303540

kecelakaankerja

perselisihankontrak

penurunanpoduktifitas

change order kehilangankeuntungankontraktor

rework pembengkakanbiaya

delay

Per

sen

(%)

Page 26: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

44

Universitas Kristen Petra

kemungkinan besar merupakan efek dari delay, pembengkakan biaya konstruksi

dan rework.

4.4.4. Manfaat Peningkatan Kualitas Dokumen Desain

Para responden diminta untuk memperkirakan keuntungan yang akan

didapat oleh pemilik proyek bila kualitas dokumen desain ditingkatkan. Untuk

memperkirakan hal tersebut kontraktor diberi pilihan batasan mulai 0-5%, 5-10%,

10-15%, 15-20%, sampai >20%.

Gambar 4.10 memperlihatkan jawaban responden mengenai keuntungan yang

didapat oleh pemilik proyek bila tingkat dokumen desain yang ada ditingkatkan.

Rata-rata responden mengatakan keuntungan yang akan didapat pemilik proyek

bila dokumen desain ditingkatkan hampir mencapai 7.5%. Dengan demikian

apabila kualitas dokumen desain ditingkatkan maka pemilik proyek akan

mendapatkan keuntungan cukup besar.

Gambar 4.10 Persen keuntungan pemilik proyek bila kualitas dokumen desain ditingkatkan

4.5. Pengaruh Karakteristik Proyek terhadap Kualitas Dokumen Desain

Selain faktor-faktor di atas, perlu juga diketahui pengaruh karakteristik

proyek terhadap kualitas dokumen desain. Karakteristik proyek tersebut meliputi:

1. Inovasi

Persen Keuntungan Pemilik Proyek bila Dokumen Desain ditingkatkan

5-10%42%

10-15%15%

0-5%27%

tidak tahu7%

15-20%7%

>20%2%

Page 27: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

45

Universitas Kristen Petra

2. Ketidakpastian kondisi lapangan, meliputi kondisi di permukaan dan bawah

tanah

3. Proyek dengan kompleksitas yang sangat tinggi

4. Lokasi proyek yang sulit, contoh akses ke site, batasan-batasan lapangan,

dsb

5. Ukuran proyek yang sangat besar

6. Proyek yang sensitif terhadap lingkungan atau khalayak umum

7. Tingkat kepentingan (urgency) dari proyek

8. Proyek dengan metode “fast track” (fase desain dan konstruksi yang

overlap)

Gambar 4.11 menunjukkan pandangan kontraktor dan konsultan tentang

pengaruh karakteristik proyek terhadap kualitas dokumen desain yang dihasilkan.

Gambar 4.11. Tingkat Pengaruh Karakteristik Proyek terhadap

Kualitas Dokumen Desain

Karakteristik proyek disini diukur dengan skala 1 yang menyatakan tidak

ada pengaruh yang berarti sampai dengan skala 5 yang menyatakan pengaruh

buruk yang sangat besar. Hal ini berarti bahwa karakteritik proyek dengan nilai

mean tinggi memiliki pengaruh buruk yang sangat besar.

Bagi kontraktor karakteristik proyek yang memiliki tingkat pengaruh terbesar

terhadap kualitas dokumen desain adalah :

Tingkat Pengaruh Karakteristik Proyek

1.0002.0003.0004.0005.000

Inova

si Proy

ek

Ukuran P

royek

Tingka

t Kep

entin

gan

Fast T

rack

Komple

ksitas

Kondis

i Lap

anga

n

Lokas

i Proyek

Lingkun

gan

kontraktor konsultan

Page 28: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

46

Universitas Kristen Petra

1. Proyek yang sensitif terhadap lingkungan atau khalayak umum

Kontraktor mengatakan hubungan karakteristik proyek lingkungan dengan

dokumen desain jauh lebih besar dibanding Konsultan perencana hal ini

disebabkan kontrktorlah yang sering berhubungan dengan lingkungan atau

khalayak umum dimana konstruksi dilaksanakan.

2. Lokasi proyek yang sulit, seperti akses ke lapangan, batasan-batasan di

lapangan.

Dengan lokasi proyek yang sulit ataupun ada batasan yang terjadi

dilapangan maka kontraktor juga mengalami kesulitan dalam pelaksanaan

proses konstruksi. Sebagai contoh, membangun proyek didaerah

pegunungan dimana jalan yang tersedia masih belum memadai untuk dilalui

alat-alat berat atau alat-alat transportasi besar.

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara

kontraktor dan konsultan perencana dalam tingkat pengaruh buruk dari tiap

karakteristik proyek dengan kualitas dokumen desain maka dilakukanlah analisa

T-test . Tabel 4.12 menunjukkan hasil analisa statistik yang menggunakan T-Test

(dengan α = 5%) yang menunjukkan perbedaan antara pendapat konsultan

perencana dan kontraktor mengenai tingkat pengaruh buruk dari tiap karakteristik

proyek dengan kualitas dokumen desain. Hipotesa awal (H0) yang dipakai disini

adalah bahwa antara jawaban konsultan perencana dan jawaban kontraktor tidak

terdapat hubungan atau berbeda. Signifikansi data diatas 0.05 berarti hipotesa (H0)

diterima, sebaliknya jika dibawah 0.05 berarti hipotesa (H0) ditolak.

Dari Sig.(2-tailed) yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ada beberapa

perbedaan yang signifikan antara kontraktor dan konsultan tentang tingkat

pengaruh buruk dari tiap karakteristik proyek dengan kualitas dokumen desain.

Perbedaan yang signifikan dalam tingkat pengaruh buruk dari tiap karakteristik

proyek dengan kualitas dokumen desain menurut kontraktor dan konsultan adalah:

1. Lingkungan

Dalam hal ini Kontraktor mengatakan hubungan karakteristik proyek

lingkungan dengan dokumen desain jauh lebih besar dibanding Konsultan

Page 29: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi ...

47

Universitas Kristen Petra

perencana hal ini disebabkan kontrktorlah yang sering berhubungan dengan

lingkungan atau khalayak umum dimana konstruksi dilaksanakan.

2. Lokasi Proyek

Dengan akses ke lokasi proyek yang sulit ataupun ada batasan yang terjadi

di lapangan maka kontraktor juga mengalami kesulitan dalam pelaksanaan

proses konstruksi. Hal ini berbeda dengan penilaian dari konsultan

perencana yang mengatakan bahwa lokasi proyek tidak terlalu

mempengaruhi kualitas dokumen desain. Perbedaan ini dimungkinkan

karena tugas seorang konsultan perencana adalah membuat desain

sedangkan yang melaksanakan di lapangan adalah kontraktor sehingga

konsultan perencana tidak mau ambil pusing dengan masalah lokasi proyek

yang penting dokumen desain yang dihasilkan baik.

3. Kompleksitas

Kontraktor mempunyai pengaruh kompleksitas yang lebih tinggi dibanding

konsultan hal ini disebabkan kontraktor lebih banyak pertimbangan antara

lain faktor lingkungan sekitar, batasan dilapangan, dll dibanding konsultan.

Tabel 4.12. Hubungan karakteristik proyek dengan dokumen desain menurut kontraktor dan konsultan perencana

Mean Karakteristik proyek Kontraktor Konsultan Sig.(2-tailed) Keterangan

Lingkungan 4.000 2.886 0.000 ditolak Lokasi Proyek 3.950 3.171 0.001 ditolak Kompleksitas 3.625 3.200 0.041 ditolak Ukuran Proyek 3.100 2.714 0.122 diterima Tingkat Kepentingan 3.200 2.914 0.209 diterima Fast Track 3.500 4.429 0.238 diterima Inovasi Proyek 2.800 2.914 0.597 diterima Kondisi Lapangan 3.775 3.771 0.988 diterima