3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

61
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) telah lama dikenal sebagai tempat yang menarik untuk pengamatan burung (Birdwatching), bahkan Birdlife International menjuluki kawasan ini sebagai “Endemik Bird Area”. Diantara jenis burung yang disukai wisatawan untuk kegiatan birwatching adalah jenis-jenis burung pemangsa/raptor diantaranya Elang Sulawesi. Di kawasan TNLL terdapat sekitar 26 jenis raptor yang terdiri 18 jenis dari Famili Accipitridae, 3 jenis dari Famili Falconidae, 2 jenis dari famili Tytonidae, dan 3 jenis dari Famili Strigidae. Dari famili Accipitridae, terdapat 5 jenis yang endemik yaitu Elang Ular Sulawesi (Spilornis rufipectus), Elang- alap Kepala Kelabu (Accipiter griseiceps), Elang-alap Ekor Totol (Accipiter trinotatus), Elang-alap Kecil (Accipiter nanus), Elang-alap Dada Merah (Accipiter rhodogaster), dan Elang Sulawesi (Spizaetus lanceolatus).

description

file tambahan

Transcript of 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

Page 1: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) telah lama dikenal sebagai tempat yang

menarik untuk pengamatan burung (Birdwatching), bahkan Birdlife

International menjuluki kawasan ini sebagai “Endemik Bird Area”. Diantara

jenis burung yang disukai wisatawan untuk kegiatan birwatching adalah jenis-

jenis burung pemangsa/raptor diantaranya Elang Sulawesi. Di kawasan TNLL

terdapat sekitar 26 jenis raptor yang terdiri 18 jenis dari Famili Accipitridae, 3

jenis dari Famili Falconidae, 2 jenis dari famili Tytonidae, dan 3 jenis dari

Famili Strigidae. Dari famili Accipitridae, terdapat 5 jenis yang endemik yaitu

Elang Ular Sulawesi (Spilornis rufipectus), Elang-alap Kepala Kelabu

(Accipiter griseiceps), Elang-alap Ekor Totol (Accipiter trinotatus), Elang-

alap Kecil (Accipiter nanus), Elang-alap Dada Merah (Accipiter rhodogaster),

dan Elang Sulawesi (Spizaetus lanceolatus).

Selain endemik, Elang Sulawesi juga merupakan burung pemangsa yang

keberadaannya saat ini sudah mendekati terancam punah. Jenis raptor ini

dimasukkan ke dalam lampiran jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang

dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 Tahun

1999 dan termasuk Appendix II CITES. Status perlindungan lainnya adalah

SK. Menteri Pertanian No. 421/ Kpts/Um/8/70, SK. Menteri Pertanian No.

301/ Kpts/Um/8/91, UU RI No. 5 Tahun 1990 dan KEPRES No. 43 Tahun

1978.

Page 2: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

Untuk mendapatkan data terkini mengenai keberadaan Elang Sulawesi di

kawasan TNLL, perlu dilakukan study analisa sebaran dan populasi Elang

Sulawesi.

B. Rumusan Masalah

Keragamaan jenis burung di Taman Nasional Lore Lindu telah dikenal relatif

tinggi dibandingkan dengan kawasan-kawasan berhutan alam di daratan Pulau

Sulawesi. Bahkan banyak pengamat kehidupan hayati menyebut TN Lore

Lindu sebagai ‘suaka burung’ karena endemisitasnya yang mungkin tertinggi

yaitu sekitar 71 % jenis endemik sulawesi. Dari riset yang dilakukan oleh LIPI

pada tahun 2003 yang berhasil mengidentifasi burung yang ada di TN Lore

Lindu berjumlah 267 jenis, namun demikian data tentang jumlah populasi dan

sebaran habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu belum ada.

C. Tujuan

Tujuan dari karya tulis ini adalah untuk mengetahui kondisi terkini tentang :

1. Dugaaan jumlah populasi;

2. Lokasi Penyebaran;

3. Kondisi Habitat;

4. Perilaku;

jenis Elang Sulawesi (Spizaetus lanceolatus) di kawasan Taman Nasional Lore

Lindu.

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 1

Page 3: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Elang Sulawesi

Dalam zona Wallacea, Sulawesi merupakan yang terkaya, paling banyak

memiliki fauna endemik dan dunia burung yang sangat berbeda dengan tempat

lain Sebagai pulau yang berada di antara dua kawasan benua dan merupakan

bagian dari kawasan Wallacea, Sulawesi telah menjadi rumah bagi elemen

fauna campuran Oriental dan Australasia yang mengagumkan dan menjadi

arena evolusi jenis burung endemik yang luar biasa banyaknya. Salah satu

burung yang merupakan jenis endemik pulau Sulawesi adalah Elang Sulawesi

(Spizaetus lanceolatus). Coates, et.al., 1997 dalam Kama 2009 menyebutkan

bahwa burung pemangsa (raptor) diketahui sebanyak 30 jenis yang ada di

Sulawesi. Jumlah ini mewakili sekitar 74% dari 41 jenis raptor yang ada di

kawasan Wallacea. Enam spesis burung pemangsa yaitu Spilornis rufipectus,

Spizaetus lanceolatus, Accipiter griseiceps, A. trinotatus, A. nanus dan A.

rhodogaster adalah spesis endemik Sulawesi. Shannaz, dkk, (1995) dalam

Kama (2009) menyebutkan 6 jenis raptor sangat membutuhkan perhatian

karena penyebarannya sudah terbatas dan kelestariannya terancam punah yaitu

Aviceda jerdoni, Ichthyopaga humilis, I. ichthyaetus, Accipiter nanus,

Butastus liventer, Spizaetus lanceolatus (Elang Sulawesi).

Elang Sulawesi merupakan burung pemangsa (raptor) yang keberadaannya

saat ini sudah mendekati terancam punah. Jenis raptor ini dimasukkan ke

dalam lampiran jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi berdasarkan

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 2

Page 4: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 Tahun 1999 dan termasuk

Appendix II CITES. Startus perlindungan lainnya adalah SK. Menteri

Pertanian No. 421/ Kpts/Um/8/70, SK. Menteri Pertanian No. 301/

Kpts/Um/8/91, UU RI No. 5 Tahun 1990 dan KEPRES No. 43 Tahun 1978

(BKSDA Sulsel 2010).

B. Morfologi

Menurut In’am (2009) Elang Sulawesi merupakan elang-alap yang berukuran

sedang, 56 – 64 cm, tanpa bulu jambul yang mencuat. Pada Elang dewasa bulu

sayap dan bagian belakang/ punggung berwarna coklat gelap, sisi atau bulu

ekor berwarna coklat gelap dengan empat palang hitam, sisi bawah abu-abu

coklat dengan tiga palang hitam dan abu-abu coklat di ujung bulu ekor; kepala

dan tengkuk berwarna coklat gelap; garis moustachial dan mesial coklat gelap

sampai kehitaman, pada tenggorokan abu-abu kecoklatan. Dada berwarna

merah karat sampai coklat dengan bintik-bintik hitam yang sangat kecil, perut

dan bagian bawahnya berwarna coklat karat dengan berpalang putih; cakar

cukup panjang dengan garis-garis halus coklat kotor dengan bulu penutup

bawah kaki yag kuning terang. Warna paruh dan kuku tidak diketahui, namun

tampaknya sama dengan spesies yang lain. Berbeda halnya dengan elang yang

masih remaja (immature), kepala dan bagian bawah berwarna bungalan krem

pucat dengan coretan gelap. Beberapa ahli berpendapat bahwa Elang Sulawesi

ini sangat identik dengan Sikep Madu (Pernis celebensis). Namun bila dilihat

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 3

Page 5: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

dari aspek morfologisnya, antara kedua burung ini memiliki banyak

perbedaan.

C. Habitat, Distribusi dan Sebaran

Elang Sulawesi sedikit dijumpai di wilayah dataran rendah Sulawesi Selatan,

terutama karena habitat di dataran rendah di wilayah ini sebagian besar sudah

berubah menjadi lahan pertanian dan tambak. Semakin ke arah utara, jenis ini

semakin banyak dijumpai, terutama mulai dari wilayah Kebupaten Tana

Toraja dan Polewali-mamasa, ke Luwu Utara dan Mamuju sampai memasuki

wilayah Sulawesi Tengah. Di wilayah Sulawesi tengah burung ini tersebar

luas dan hampir terdapat di setiap lokasi berhutan (Nurwatha dkk., 2000).

Populasi Elang Sulawesi relatif sedikit dan keberadaannya tersebar luas,

menghuni hutan primer dan hutan hutan pamah sekunder yang tinggi, hutan

perbukitan dan hutan pegunungan, terkadang sampai ke daerah pedesaan yang

terbuka, dari permukaan laut sampai di ketinggian 2300 m dpl. Burton (1989)

dalam BKSDA Sulsel (2010) melaporkan Elang Sulawesi tercatat bersarang

pada bulan Agustus di pohon besar pada ketinggian 1600 mdpl.

Elang Sulawesi tersebar hampir di seluruh pulau Sulawesi dan pulau-pulau di

sekitarnya yaitu pulau Muna, Buton, Banggai, Sula. Nurwatha dkk (2000)

dalam pengamatannya di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah

berhasil mengumpulkan data mengenai distribusi dan sebaran populasi jenis

ini. Dalam pengamatannya pada kedua propinsi tersebut, diketahui terdapat 36

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 4

Page 6: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

tempat dimana Elang Sulawesi pasti berada. 11 tempat di Sulawesi Selatan

dan 25 tempat di Sulawesi Tengah.

D. Ancaman

Gangguan yang paling mengancam jenis-jenis burung-burung pemangsa

adalah hilangnya atau rusaknya habitat, perburuan dan perdagangan.

Penggunaan insektisida dan pestisida yang biasanya bersifat lokal juga diduga

menjadi salah satu ancaman bagi kelestarian jenis burung, namun dampaknya

seing berpengaruh secara signifikan (BKSDA Sulsel, 2010).

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 5

Page 7: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

III. GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Letak dan Luas

Secara geografis TNLL berada pada posisi 1190 90’–1200 16’ BT dan 10 8’–10

3’ LS. Secara administratif terletak dalam 2 (dua) wilayah kabupaten yaitu

sebagian besar di Kabupaten Sigi dan sebagian lagi di Kabupaten Poso,

terbagi dalam 10 kecamatan yaitu: Kecamatan Kulawi Selatan, Kulawi,

Gumbasa, Tanambulava, Sigibiromaru dan Palolo di Kabupaten Sigi,

Kecamatan Lore Utara, Lore Piore, Lore Selatan dan Lore Barat di Kabupaten

Poso. Luas kawasan TN Lore Lindu dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Surat Menteri Pertanian No. 736/Menteri/X/1992 tanggal 14 Oktober 1982

luas kawasan Taman Nasional Lore Lindu adalah 231.000 ha.

2. Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 593/Kpts-II/1993 luas kawasan

Taman Nasional Lore Lindu adalah 229.000 ha.

3. Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 464/Kpts-II/1999

tanggal 23 Juni 1999, Taman Nasional Lore Lindu dikukuhkan dengan luas

kawasan 217.991,18 ha dan angka inilah yang menjadi dasar pengelolaan

TN Lore Lindu saat ini.

B. Status Pengelolaan

Status Pengelolaan TN Lore Lindu, dikelola oleh Balai Besar Taman Nasional

Lore Lindu sesuai Surat Keputusan Menteri No. P.03/Menhut-II/2007 dan

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 6

Page 8: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

berdasarkan SK Dirjen PHKA No. SK.69/IV-Set/HO/2006, TNLL ditunjuk

sebagai salah satu TN Model di Indonesia.

C. Batas Kawasan

- Di bagian utara dibatasi oleh Dataran Palolo

- Sebelah timur dibatasi oleh Dataran Napu

- Sebelah selatan dibatasi oleh Dataran Bada, dan

- Sebelah barat oleh Sungai Lariang dan hulu Sungai Palu (Lembah Kulawi).

D. Keadaan Fisik Kawasan

1. Topografi

Taman Nasional Lore Lindu berada pada ketinggian 200 - 2.610 meter di

atas permukaan laut, puncak tertinggi adalah Gunung Nokilalaki (2.355 m)

dan gunung Tokosa/ Rorekatimbu (2.610 m). Bentuk topografi bervariasi

mulai dari datar, landai, agak curam, curam, hingga sangat curam.

2. Geologi

TN Lore Lindu terletak antara dua patahan utama di Sulawesi Tengah.

Pada daerah pegunungan, umumnya berasal dari batuan asam seperti

Gneisses, Schists dan granit, punya sifat peka terhadap erosi. Formasi

lakustrin banyak ditemukan di bagian Timur Taman Nasional, umunya

dataran danau yang datar atau berawan. Bahan endapan dari campuran

batuan sediment, metamorfosa dan granit.

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 7

Page 9: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

Bagian barat ditemukan formasi alivium yang umumnya berbentuk kipas

aluvial/koluvial atau dataran hasil deposisi sungai seperti teras atau rawa

belakang. Sumber bahan aluvial ini berasal dari batuan metaforfosa dan

granit.

3. Tanah

Keadaan tanah di TNLL bervariasi dari yang belum berkembang (entisol),

sedang berkembang (inseptisol) sampai sudah berkembang (alfisol) dan

sebagian kecil ultisol.

4. Iklim, Suhu, Curah Hujan, Kelembaban

Bagian utara kawasan TN Lore Lindu mempunyai tipe iklim C/D

(musiman) dengan curah hujan rata-rata tahunan berkisar antara 855-1200

mm/tahun. Bagian Timur kawasan TNLL punya tipe iklim B (agak

musiman) dengan curah hujan berkisar antara 344-1400 mm/tahun. Bagian

barat TNLL punya tipe iklim A (lembab permanen) dengan curah hujan

rata-rata tahunan antara 1200-2200 mm/tahun.

Secara keseluruhan curah hujan di TNLL bervariasi dari 2000-3000

mm/tahun di bagian utara dan 3000-4000 mm/tahun di bagian Selatan.

Suhu/temperatur berkisar antara 22-340 C, rata-rata kelembaban udara 98

% dengan kecepatan angin rata-rata 3,6 km/jam.

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 8

Page 10: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

5. Hidrologi

Taman Nasional Lore Lindu mempunyai fungsi tangkapan air yang besar,

didukung oleh dua sungai besar yaitu sungai Gumbasa di bagian utara

yang bergabung dengan sungai Palu di bagian barat serta sungai Lariang di

bagian Timur, selatan, dan baratnya. Fungsi hidrologis ini sangat besar

manfaatnya bagi masyarakat sekitar kawasan dan Sulawesi Tengah

umumnya.

6. Aksesibilitas

Dapat dicapai melalui jalur darat dari kota Palu. Lokasi yang dapat

ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat adalah Palu-

Bidang Pengelolaan TN Wilayah I Saluki, Palu-Bidang Pengelolaan TN

Wilayah II Makmur, Palu-Bidang Pengelolaan TN Wilayah III Poso. Ada

beberapa resort yang hanya dapat ditempuh dengan jalan kaki/naik kuda

dan motor ojek yaitu jalur Gimpu-Bada, Bada-Doda, Toro-Katu dan

Rahmat-Dataran Lindu.

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 9

Page 11: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

F. Kondisi Biologi Kawasan

1. Flora

TN Lore Lindu terbagi ke dalam 4 zona vegetasi, yaitu :

Hutan Hujan Dataran Rendah (<1.000 mdpl)

Hutan Hujan Sub Pegunungan (1.000 – 1.500 mdpl)

Hutan Pegunungan (1.500 – 2.000 mdpl)

Hutan Sub Alpin (>2.000 mdpl).

- Vegetasi Hutan Hujan Dataran Rendah

Komposisi floranya lebih beragam. Flora yang ditemukan antara lain:

Pawa (Mussaendopsis beccariana), Tahiti (Dysoxylum sp.), Nunu (Ficus

sp.), Ngkera dan Lawedaru (Myristica spp.), Mpora dan Mpire (Caryota

spp.), Saguer (Arenga pinnata), Take (Arenga sp.), Uru ranto (Elmerilia

ovalis), Luluna (Strychnos axillaris), Palaku (Celtis sp.), Ntorade

(Pterospermum subpeltatum), Ndolia (Canangium odoratum), Tea here

(Artocarpus elasticus), Tea uru (Artocarpus teijmannii), Duria (Durio

zibethinus), Wara dilameo (P. hirsuta), Bambu pemanjat (Dinochloa

scandens), Elastostema, Costus, Cyrtandra, Nephrolepis, Neuburgia.

- Vegetasi Hutan Hujan Sub pegunungan

Flora yang ditemukan: Kelompok uru (Magnoliaceae), Uru ranto

(Elmerillia ovalis), Uru tomu (Elmerillia sp.), Elmerillia celebica,

Manglietia glauca, Talauma liliiflora, Konore (Adinandra sp.),

Pangkula, ntangoro (Ternstroemia spp.), Kauntara (Meliosma nitida),

Kau tumpu (Turpinia sphaerocarpa), Mpo maria (Engelhardtia serrata).

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 10

Page 12: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

- Vegetasi Hutan Pegunungan

Flora yang ditemukan antara lain: Kaha (Castanopsis argentea), Palili

bahe, palili nete, palili pance (Lithocarpus spp.). Agathis philippinensis,

Podocarpus neriifolia, Podocarpus imbricatus, Taxus baccatus,

Dacrydium falcifolia, Phyllocladus hypophyllus, Tristania whiteana dan

Tristania sp., Calophyllum spp., Garcinia spp., Tetractonia haltumi,

Polyosma integrifolia dan Gynotraches axillaris, Coelogyne, Thelasis,

Appendicula, Glomera, Phreatia, Elastostema, Cyrtandra,

Goniophlebium persicifolium, Oleandra neliiformis, Diplazium

bantamense.

- Vegetasi Sub Alpin

Flora yang ditemukan Leptospermum, Rapanea, Myrsine, Phyllocladus

hyphophyllus, Eugenia sp., Paku pohon (Alsophylla sp.), jenis palem

(Pinanga).

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 11

Page 13: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

2. Fauna

- Mamalia besar

Anoa atau kerbau kerdil, satwa endemik Sulawesi. Nama daerah: Sapi

utan, Anoang, Kerbau pendek, Dangko, Bondago tutu, Buulu, Tutu dan

Sako. Dua jenis anoa di TN Lore Lindu yaitu Anoa quarlesi dan Anoa

deoressicornis. Babi rusa (Babyrousa babyrusa), babai Sulawesi (Sus

celebensis), Macaca tonkeana, Phalanger ursinus, kus-kus sulawesi (P.

celebencis), Tarsius Sulawesi (Tarsius spectrum), Rusa (Cervus

timorensis).

- Burung

Kawasan hutan TN Lore Lindu merupakan taman surga tempat hidup

berbagai jenis burung. Berdasarkan hasil penelitian Dick Watling tahun

1981 mencatat 197 jenis, Mallo dan Buttu Ma’dika tahun 1999 mencatat

227 jenis dan Mallo tahun 2001 mencatat 249 jenis burung. Hasil

penelitian terbaru Dewi M. Prawiradilaga, Idrus Tinulele, dkk Juli 2003

mencatat ada 267 jenis burung ditemukan di TN Lore Lindu. Hal ini

menunjukkan bahwa jumlah jenis burung di TN Lore Lindu masih terus

bertambah, bahkan diduga masih bisa mendapatkan jenis baru.

- Reptil

Ular pyton (Phyton reticulatus), ular Racers (Elaphe erythrura,

Gonyosonia janseni, Mack viver (Psammodymaster pulverulenthus dan

Xemopeltis unicolor), king cobra (Ophiophagus hannah)

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 12

Page 14: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

IV. METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan selama 10 hari, mulai pada tanggal 20 April sampai

dengan 30 April 2012, berlokasi di 36 Desa pada 3 Bidang Pengelolaan Taman

Nasional Lore Lindu dengan rincian sebagai berikut :

BPTNW I Saluki :

1. Desa Gimpu

2. Desa Toro

3. Desa Sungku

4. Desa Mataue

5. Desa Namo

6. Desa Sidaunta

7. Desa Puroo

8. Desa Tomado

9. Desa Anca

10. Gunung Potong

11. Desa Salua

12. Desa Tuva

13. Desa Simoro

14. Desa Pakuli

BPTNW II Makmur :

15. Desa Kalawara

16. Desa Sibowi

17. Desa Bora

18. Desa Bobo

19. Desa Kapiroe

20. Desa Petimbe

21. Desa Kamarora A

22. Desa Rahmat

23. Danau Tambing

24. Dongi-Dongi

25. Desa Sedoa

26. Desa Watumaeta

BPTNW III Poso :

27. Desa Wuasa

28. Desa Dodolo

29. Desa Siliwanga

30. Desa Katu

31. Desa Torire

32. Desa Bariri

33. Desa Doda

34. DesaLengkeka

35. Desa Lilio

36. Desa Tuare

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 13

Page 15: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

Peta lokasi penelitian :

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 14

Page 16: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini peta desa penyangga

Taman Nasional Lore Lindu.

Sedangkan alat yang digunakan terdiri dari :

- Tally sheet : sebagai panduan pencatatan data lapangan

- Global Positioning System (GPS) : untuk pengambilan titik koordinat

- Kompas : untuk mengetahui arah pola hadap lubang peneluran

- Kamera : sebagai alat dokumentasi

- Komputer : sebagai alat pengolahan data

C. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan meliputi :

1. Orientasi lapangan

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai daerah

penyebaran Elang Sulawesi baik melalui survei lapangan maupun melalui

wawancara dengan masyarakat.

2. Kajian pustaka

Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan literatur dan informasi yang

berkaitan dengan Elang Sulawesi.

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 15

Page 17: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

D. Kebutuhan Data

Data yang dibutuhkan dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Data Elang Sulawesi

a. Titik perjumpaan

b. Perkiraan jarak pengamat dengan Elang Sulawesi

c. Jenis & Jumlah Elang Sulawesi

d. Aktifitas/perilaku

e. Waktu

2. Karakteristik Habitat

a. Kondisi habitat (hutan,kebun, sawah dll)

F. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilapangan dilakukan dengan menggunakan metode titik

dan metode eksplorasi lapang.

1. Metode Titik (Point count)

Metode ini digunakan untuk mengetahui kisaran populasi Elang Sulawesi

di TNLL dengan cara menentukan plot sampel dalam titik-titik yang

ditempatkan secara acak di suatu wilayah kegiatan.

2. Metode Eksplorasi Lapang

Metode ini dilakukan untuk mengetahui posisi atau keberadaan objek

dalam wilayah kegiatan dengan cara menjelajahi wilayah kegiatan.

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 16

Page 18: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui pendugaan ukuran populasi Elang

Sulawesi, menggunakan analisis metode titik (Point count) (Sayogo, 2010)

dengan persamaan sebagai berikut :

Pi=∑ x

i

n

P=c . Σ Pi

Dimana :

Pi = Ukuran populasi pada lokasi konsentrasi ke-i (individu)

x i = Jumlah individu yang dijumpai pada pengamatan ke-i (individu)

P = Total populasi pada seluruh areal penelitian

c = Jumlah seluruh lokasi konsentrasi yang diamati

n = Jumlah ulangan pengamatan

Kisaran populasi ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai

berikut :

Sp2=

∑ Pi2−¿ (∑ Pi )

2/c

c¿

P=[Zα /2 √S p2 /c ]

Dimana :

Sp2=

∑ Pi2−¿ (∑ Pi )

2/c

c¿ = Ragam Populasi

P=[Zα /2 √S p2 /c ] = Sebaran Normal Z

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 17

Page 19: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Jumlah Populasi

Dari hasil analisis data dengan tingkat kepercayaan 5 %, didapatkan dugaan

populasi Elang Sulawesi (Spizaetus lanceolatus) di kawasan Taman Nasional

Lore Lindu berada pada kisaran 252 – 253 ekor.

Data ini baru merupakan data awal, karena belum ada data mengenai

populasi Elang Sulawesi di Taman Nasional Lore Lindu sebelumnya.

Penelitian untuk mengetahui status kelestarian raptor di Sulawesi memang

masih sangat jarang dilakukan, sehingga sulit untuk menentukan secara pasti

status kelestarian setiap jenis raptor yang ada (Kama, 2010). Namun

beberapa data penelitian mengenai Elang Sulawesi yang dilakukan di

Sulawesi secara umum dapat dijadikan perbandingan. Ferguson-Lees et al.

(2001) dalam In’am (2009) menyebutkan bahwa diperkirakan populasi Elang

Sulawesi di habitatnya berkisar antara 5000-10.000 individu dan masuk

kategori Terancam Punah menurut IUCN dan dikategorikan dalam appendix

II dalam CITES. Data populasi terkini masih belum diupdate lagi dan

kemungkinan besar populasinya mengalami penurunan akibat degradasi

habitat yang terjadi di Sulawesi. Jika mengacu pada data ini, maka jumlah

Elang Sulawesi di Taman Nasional Lore Lindu berada pada persentase 2.5 –

5 % dari keseluruhan jumlah populasi Elang Sulawesi di habitat alaminya.

Jika diasumsikan penyebaran Elang Sulawesi tersebar secara merata di

seluruh pulau sulawesi dan sekitarnya, dan persentase luas kawasan TNLL

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 18

Page 20: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

yang hanya sekitar 1,25 % dari

luas pulau Sulawesi, maka

jumlah Elang Sulawesi di

kawasan TNLL masih berada di

atas rata-rata kepadatan

populasi Elang Sulawesi di

habitatnya.

Data lain adalah data hasil survei Nurwatha, dkk., (2000) di 36 tempat di

Sulawesi (11 tempat di Sulawesi Selatan dan 25 tempat di Sulawesi tengah),

menyebutkan populasi Elang Sulawesi (Spizaetus lanceolatus) di seluruh

lokasi yang disurvei antara 254-306 pasang atau sekitar 508-612 ekor. Jika

dibandingkan dengan data ini maka populasi elang sulawei di kawasan

TNLL masih berada pada persentase sekitar 50 % dari jumlah populasi Elang

Sulawesi di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan.

Data ini menunjukkan bahwa masih tingginya populasi Elang Sulawesi di

kawasan TNLL dan mengindikasikan bahwa Taman Nasional Lore Lindu

merupakan salah satu habitat yang cukup sesuai bagi Elang Sulawesi.

Bahkan bisa jadi Taman Nasional Lore Lindu merupakan salah satu benteng

terakhir bagi Elang Sulawesi. Karena menurut BKSDA Sulsel (2010) Elang

Sulawesi sedikit dijumpai di wilayah dataran rendah Sulawesi Selatan,

terutama karena habitat di dataran rendah di wilayah ini sebagian besar sudah

berubah menjadi lahan pertanian dan tambak. Kama (2010) menyebutkan

dari pengamatan yang dilakukan di beberapa tempat khususnya di Sulawesi

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 19

Gambar 2 : Elang Sulawesi

Page 21: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

Tengah, setidaknya dalam 5 tahun terakhir, 12 jenis raptor yang jarang

terlihat diantaranya adalah Elang Sulawesi. Namun khusus Accipiter nanus

dan Spizaetus lanceolatus, kawasan Sulawesi bagian tengah merupakan

kawasan penting bagi penyebaran kedua jenis raptor ini. Di wilayah Sulawesi

Tengah kedua jenis raptor ini masih umum dijumpai, terutama di beberapa

kawasan konservasi seperti kawasan Taman Nasional Lore Lindu dan Cagar

Alam Morowali. Di wilayah Sulawesi Tengah, sepertinya Elang Sulawesi

memiliki populasi yang cukup sehat untuk daerah yang luas (secara umum).

B. Penyebaran

Dari 36 titik pengamatan Elang Sulawesi pada kegiatan ini, di 29 titik

berhasil diamati keberadaan jenis elang dan alap-alap, namun hanya 5 titik

pengamatan yang

berhasil menjumpai

keberadaan spesies

Elang Sulawesi, yaitu di

titik : Desa Toro, Desa

Sidaunta, Desa Sedoa,

Desa Katu, Desa Doda.

Menurut BKSDA

Sulsel (2010) populasi

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 20

Page 22: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

Elang Sulawesi memang relatif sedikit dan keberadaannya tersebar secara

luas.

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 21

Gambar 3. Titik Penyebaran Elang Sulawesi

Page 23: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

C. Kondisi dan penggunaan Habitat

Di daerah dimana ditemukan keberadaan Elang Sulawesi, kondisi habitat

secara umum adalah hutan primer, hutan sekunder, kebun masyarakat yang

berdekatan dengan hutan, persawahan yang berdekatan dengan hutan, dan

savana. Di desa katu Elang Sulawesi terlihat di daerah sekitar hutan primer,

hutan sekunder, dan persawahan dekat hutan yang relatif jauh dari

pemukiman penduduk. Di desa Doda terlihat Elang menggunakan daerah

hutan primer, kebun dan savana yang Jauh dari perkampungan. Di Desa

Sedoa dan Desa Sidaunta Elang Sulawesi menggunakan habitat hutan dan

kebun masyarakat yang berdekatan dengan pemukiman penduduk. Di Desa

Toro menggunakan habitat hutan, kebun dan persawahan yang dekat dengan

perkampungan penduduk.

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 22

Gambar 4. Habitat Elang Sulawesi di Desa Katu

Page 24: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

Dari hasil ini dapat diketahui bahwa hampir di seluruh wilayah dimana

terdapat Elang Sulawesi, habitat utama Elang Sulawesi adalah hutan primer

yang berdekatan dengan daerah yang relatif terbuka seperti kebun, hutan

sekunder, persawahan dan savana.

Sedangkan penggunaan tipe-tipe habitat oleh Elang Sulawesi di daerah

pengamatan adalah sebagai berikut :

- Habitat hutan primer diduga berfungsi sebagai cover dan sarang. Hal

ini diketahui dari perilaku Elang Sulawesi yang menggunakan hutan

primer sebagi tempat hinggap.

- Daerah terbuka di dekat hutan primer seperti seperti kebun, hutan

sekunder, persawahan dan savana diduga berfungsi sebagi tempat

mencari makan. Karena di tempat-tempat ini Elang Sulawesi teramati

dalam kondisi soaring atau terbang mencari mangsa.

Sedangkan kondisi lain yang dapat disimpulkan adalah, Elang Sulawesi

dapat menghuni daerah yang berdekatan maupun berjauhan dari pemukiman

manusia, sepanjang tidak ada gangguan terhadap spesies dan gangguan

ekstrim terhadap habitat, terutama habitat utamanya yaitu hutan primer.

Kama (2010) menyebutkan bahwa elang masih sanggup bertahan pada

tingkat deforestasi dan fragmentasi habitat tertentu. Tetapi tentunya Elang ini

tidak akan bertahan hidup dengan gangguan total.

Kondisi habitat Elang Sulawesi di Taman Nasional Lore Lindu relatif sama

dengan kondisi habitat Elang Sulawesi pada umumnya. BKSDA Sulsel

(2010) dan Kulilo (2009) mendeskripsikan habitat Elang Sulawesi adalah

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 23

Page 25: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

hutan primer dan hutan sekunder tua yang berbatasan dengan daerah terbuka

pada ketinggian 250-2000 m, terkadang sampai ke daerah pedesaan yang

terbuka, dari permukaan laut sampai di ketinggian 2300 m dpl. Bertengger

di dahan yang tersembunyi menunggu mangsa, kemudian menukik cepat

untuk menyerang mangsa. Lebih suka berburu di padang rumput terbuka

sekitar hutan.

D. Perilaku

Perilaku yang dapat diamati dari Elang Sulawesi di daerah pengamatan

secara umum adalah :

- Penggunaan Waktu : seperti halnya raptor siang lainnya, Elang

Sulawesi mulai beraktifitas ketika ada sinar matahari.

- Penggunaan Ruang : Elang Sulawesi menggunakan Hutan Primer

sebagai Cover dan daerah terbuka untuk mencari makan

- Perilaku Pengelompokan : diduga

Elang Sulawesi lebih banyak

berperilaku soliter ketika tidak

berada pada musim kawin. Hal ini

diindikasikan dari hasil

pengamatan bahwa dari 7 ekor Elang Sulawesi yang berhasil teramati,

2 ekor diketahui berpasangan sedangkan 5 ekor terlihat secara soliter.

Kondisi ini diduga karena pada saat pengamatan yaitu di bulan

Desember, Elang Sulawesi telah melewati masa kawin. Menurut

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 24

Gambar 5. Elang Hitam Sulawesi

Page 26: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

Nurwatha, dkk., (2000) Elang Sulawesi tercatat bersarang pada bulan

Agustus, sarang berada 20 m di atas permukaan tanah pada pohon

yang besar dan dipenuhi epifit.

- Interaksi antar spesies satu relung : Tercatat Elang Sulawesi

menggunakan habitat secara bersama atau bergantian dengan jenis

beberapa jenis raptor lain yaitu : Elang Ular Sulawesi, Elang Alap

Ekor Totol, Elang Hitam, Elang Alap Dada Merah dan Elang Perut

Karat.

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 25

Page 27: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari kegiatan ini adalah :

1. Jumlah Populasi Elang Sulawesi di Taman Nasional Lore Lindu

diperkirakan antara 252 – 253 ekor

2. Penyebaran Elang Sulawesi di TNLL yaitu di : Desa Toro, Desa Sidaunta,

Desa Sedoa, Desa Katu, dan Desa Doda

3. Kondisi habitat Elang Sulawesi di TNLL adalah hutan primer, hutan

sekunder, kebun , sawah dan padang rumput.

4. Perilaku Elang Sulawesi adalah :

- Mulai beraktifitas ketika ada sinar matahari.

- Menggunakan Hutan Primer sebagai cover dan daerah terbuka untuk

mencari makan

- Lebih banyak berperilaku soliter ketika tidak berada pada musim

kawin.

- Menggunakan habitat secara hampir bersama atau bergantian dengan

jenis beberapa jenis raptor lain yaitu : Elang Ular Sulawesi, Elang Alap

Ekor Totol, Elang Hitam, Elang Alap Dada Merah dan Elang Perut

Karat.

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 26

Page 28: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

B. Saran

Data yang didapatkan dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai data awal

sehingga perlu monitoring untuk mengetahui perkembangan populasi Elang

Sulawesi pada waktu mendatang.

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 27

Page 29: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

DAFTAR PUSTAKA

BKSDA Sulsel. 2010. Elang Sulawesi. http://ksdasulsel.org/artikel-fauna/118

In’am. 2009. Elang Sulawesi. http://lorelindu.wordpress.com/2009/05/13/elang-

sulawesi

Kama, H. 2010. Sekilas Tentang Raptor Di Sulawesi.

http://bumianoa.wordpress.com /2010/05/19

Kulilo, K. 2009. Elang Sulawesi. http://burungpemangsa.blogspot.com/2009/07

/elang-sulawesi.html

Nurwatha, P.F., Z. Rakhman dan Wahyu Raharjaningtrah. 2000. Distribusi dan

Populasi Elang Sulawesi Spizaetus lanceolatus di Sulawesi Selatan dan

Sulawesi Tengah. Yayasan Pribumi Alam Lestari. Bandung.

Sayogo, A.P. 2010. Rekomendasi Teknik Pengamatan Raptor di Taman Nasional

Lore Lindu. Fauna & Flora International. Kalimantan Barat

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 28

Page 30: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

I. Lampiran

Lampiran 1 : Dokumentasi Kegiatan

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 29

Elang Ular Sulawesi

Elang Bondol

Page 31: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 30

Elang Perut Karat

Elang Hitam

Page 32: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 31

Elang Sulawesi

Pengamatan Elang di Savana

Page 33: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 32

Pengamatan Elang di Dekat Kebun

Pengambilan Titik GPS

Page 34: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 33

Pengambilan Titik GPS

Habitat Persawahan

Page 35: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 34

Habitat Hutan Primer

Habitat Hutan Primer

Habitat Savana

Page 36: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 35

Habitat Persawahan & Perkampungan

Habitat Hutan & Sungai

Page 37: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

Lampiran 2. Data perjumpaan Elang

Lokasi Waktu Jenis Aktifitas Jarak dari pengamat

Deskripsi Habitat

Keterangan

Gimpu 15.19 Tak teridentifikasi

Soaring di atas kawasan

600 m Perbatasan kawasan dengan sungai dan persawahan

Soliter

Toro 10.15 Elang ular sulawesi

Terbang( soaring)

200 m Hutan primer, sekunder, kebun an persawahan, perkampungan

Sepasang

10.15 Elang Ular Sulawesi

Terbang( soaring)

200 m

10.30 Elang Bondol

Terbang( soaring)

300 m Soliter

10.30. Elang Bondol

Terbang( soaring)

300 m Soliter

02.00 Elang sulawesi

Terbang berburu

50 m Sepasang

02.05 Elang sulawesi

Terbang berburu

50 m

02.20 Elang alap ekor totol

Bertengger

30 m Soliter

02.35 Elang hitam

Terbang berburu

50 m Soliter

03.10 Baza Jerdon

Terbang berburu

150 m Soliter

03.40 Elang sulawesi

Terbang berburu

100 m Soliter

Sungku 10.35 Elang hitam

Soaring 700 m Perbatasan kawasan, kebun masyarakat dan sungai

Sepasang

10.35 Elang hitam

Soaring 700 m

14.20 Elang ular sulawesi

Soaring 200 m Soliter

Mataue 11.30 Tak teridentifikasi

soaring 700 m Hutan primer, sekunder, kebun an persawahan

Soliter

Namo 11.40 Tak Soaring 500 m Persawahan Soliter

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 36

Page 38: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

teridentifikasi

diatas kawasan

11.40 Tak teridentifikasi

Soaring diatas kawasan

700 m Soliter

12.30 Tak teridentifikasi

Soaring diatas kawasan

900 m Soliter

Sidaunta

11.10 Elang Sulawesi

Terbang sambil bersuara

300 m Kemiringan 70 derajat, berhutan, kebun masyarakat, 10% tanah terbuka

Soliter

1145 Elang hitam

Terbang sambil bersuara

200 m Soliter

Puro’o 09.14 Elang Bondol

Soaring Hutan Primer, Danau, Perkampungan

Sepasang

09.14 Elang Bondol

Soaring

Tomado

08.58 Elang Bondol

Bertengker

50 m Hutan Primer, Danau, Perkampungan

Soliter

Lokasi Waktu Jenis Aktifitas Jarak dari pengamat

Deskripsi Habitat

Keterangan

Kanawu

09.35 Elang Bondol

Terbang melintas

50 m Hutan Primer, Danau, Perkampungan

Soliter

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 37

Page 39: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

Anca 06.00 Elang Bondol

Soaring 100 m Hutan Primer, Danau, Perkampungan

Soliter

10.00 Elang Bondol

Soaring 700 m Sepasang

10.00 Elang Bondol

Soaring 700 m

10.00 Elang Bondol

Soaring 700 m Sepasang

10.00 Elang Bondol

Soaring 700 m

16.45 Elang Bondol

Soaring 50 m Soliter

Gunung potong

11.50 Elang ular Soaring 300 m Berbatasan dengan jalan dan gunung potong

Soliter11.51 Elang

Alap-alapSoaring 400 m Soliter

11.18 Elang hitam

Soaring 100 m Soliter

11.37 Elang Hitam

Soaring 200 m Soliter

Salua 12.05 Elang bondol

Soaring 70 m Hutan primer, Hutan Sekunder, Kebun masyarakat, jalan, Perkampungan

Sepasang

12.05 Elang bondol

Soaring 70 m

12.15 Elang bondol

Soaring 50 m Soliter

Tuva 11.00 Elang ular Terbang 20 m Berhutan, kebun masyarakat, ada sungai

Soliter11.16 Elang ular Terbang 300m Soliter11.16 Elang Alap Terbang 300 m Soliter,

berkelahi12.40 Elang ular Terbang 350 m15.45 Elang Perut

KaratTerbang 100 m Soliter

Simoro

NIHIL

Hutan primer, Hutan Sekunder, Kebun masyarakat, Perkampungan, Sungai

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 38

Page 40: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

Pakuli 15.21 Elang kelelawar

Soaring 300 m Hutan primer, Perkampungan

Sepasang

15.21 Elang kelelawar

Soaring 300 m

Kalawara

NIHIL

Hutan primer, Hutan Sekunder, Kebun masyarakat, Perkampungan

Sibowi

NIHIL

Hutan primer, Hutan Sekunder, Kebun masyarakat, Perkampungan

Bora

NIHIL

Hutan primer, Hutan Sekunder, Kebun masyarakat, Perkampungan

Lokasi Waktu Jenis Aktifitas Jarak dari pengamat

Deskripsi Habitat

Keterangan

Bobo

NIHIL

Hutan primer, Hutan Sekunder, Kebun masyarakat, Perkampungan

Kapiroe 12.15 Elang alap kecil

Terbang 100 m Hutan, kebun Sepasang

12.20 Elang alap kecil

Terbang 400 m

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 39

Page 41: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

Petimbe 8.30 Paria Terbang 500m Hutan, Perkampungan

Soliter8.50 Paria Terbang 300m Soliter8.51 Perut karat Terbang 300m Soliter

9.31Elang rawa Tutul Terbang 250m

Soliter

9.50Elang Alap Kecil Terbang 300m

Soliter

10.7Elang Perut Karat Terbang 100m

Soliter

11.50Elang bondol Terbang 50 m

Soliter

Kamarora A

9.20 Elang paria Terbang 300m Hutan, Kebun Soliter

9.30Elang perut karat

Terbang 400mSoliter

9.45 Elang paria terbang 500m Soliter

10.00 Elang pariaTerbang, berkelahi

300 mSoliter, berkelahi

10.00Elang Perut Karat

Terbang, berkelahi

300 m

Rahmat

NIHIL

Lahan terbuka, Kebun Coklat, Pemukimam, Sungai

Danau Tambing

9.10Elang perut karat

Terbang 1 kmDanau, Terbuka

Soliter

9.11Elang perut karat

Terbang 1 kmSoliter

9.24 Elang Paria Terbang 50 m Soliter

9.29Elang ikan kecil

Bertengger terbang

20 mSoliter

Dongi-dongi

NIHILKebun Coklat, Kebun Jagung

Sedoa9.30

Elang Sulawesi terbang 300 m

Kebun Coklat, Hutan

Soliter

9.44 Elang Sulawesi

terbang/mengeluarkan suara

300 m Soliter

10.46 Elang Sulawesi

terbang 300 m Soliter

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 40

Page 42: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

11.00Elang Hitam terbang 300 m

Soliter

14.05Elang Sulawesi terbang 200 m

Soliter

Lokasi Waktu

Jenis Aktifitas Jarak dari pengamat

Deskripsi Habitat

Keterangan

Watumaeta 7.00

Tak teridentifikasi

Bersuara 300 MHutan primer/sekunder,

Soliter

11.3Elang Ikan Kepala Kelabu

Terbang 400 MSoliter

11.42Elang Ikan Kepala Kelabu

Terbang 500 MSoliter

12.3Elang Rawa Tutul

Terbang 50 MSoliter

Wuasa 09.25 Elang ikan kepala kelabu

Terbang 15 m Kebun, Hutanketinggian 1133,7 mdpl

Sepasang

10.15 Elang parut karat

Terbang 80 m

Dodolo 09.20 Tak teridentifikasi

Terbang 500 m Hutan primer Soliter

Siliwanga

10.15 Elang hitam

Terbang dan hinggap

50 m Safana, Soliter

Katu 10.30 Elang sulawesi

Terbang 500 m Hutan primer/sekunder,

Soliter

Elang ular sulawesi

Terbang 500 m Soliter

Elang alap dada merah

Terbang 500 m Soliter

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 41

Page 43: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

Elang ikan kepala kelabu

Terbang 500 m Soliter

Torire

NIHIL

Safana,hutan primer, ketinggian 1191,6 mdpl

Bariri 15.15 Tak teridentifikasi

Hinggap, bersuara

500 m Hutan primer, ketinggian 133,5 mdpl

Soliter

Doda 09.15 Elang alap dada merah

Terbang 1,5 m Hutan primer dan alang-alang dan kebun masyarakat

Sepasang

09.15 Elang alap dada merah

Terbang 1,5 m

09.35 Elang sulawesi

Terbang 500 m Soliter

10.00 Elang sulawesi

Terbang 500 m Soliter

10.05 Elang perut karat

Terbang 5 m Soliter

Lengkeka NIHIL Hutan Primer

Lilio 11.25 Elang UlarSulawesi

Terbang 300 m Hutan primer, Savana

Soliter

Tuare 12. 00 Elang UlarSulawesi

HinggapDi pohon

20 m Hutan Primer Soliter

Lampiran 3. Perhitungan Dugaan Populasi

Ukuran Populasi :

Pi=∑ x

i

n

P1(toro) = 5/2= 2.5 ≈ 3 ekor

P2(sidaunta) = 1/2= 0.5 ≈ 1 ekor

P3(sedoa) = 2/2= 1.0 ≈ 1 ekor

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 42

Page 44: 3. Analisa Sebaran Dan Populasi Elang Sulawesi Di TNLL

P4(katu) = 1/1= 1.0 ≈ 1 ekor

P5(doda) = 1/1= 1.0 ≈ 1 ekor

∑Pi = 3 +1+1+1+1 = 7

Total Populasi :

P=c . Σ Pi

P= 36x7 = 252 ekor

Kisaran Populasi :

Sp2=

∑ Pi2−¿ (∑ Pi )

2/c

c¿

Sp2= (9+1+1+1+1 )−

( (7 )¿¿2/36)36

¿

Sp2=11.639

36 = 0.323

Kisaran Populasi=P± [ Zα /2 √Sp2 /c ]

¿ P ± [1.96√0.323 /36 ]¿ P ± [0.0176 ]

Pmaks = 252 + 0.0176 = 252.0176 ≈ 253 ekor

Pmin = 252 – 0.0176 = 251.9824 ≈ 252 ekor

Jadi kisaran populasi Elang Sulawesi di wilayah kegiatan diduga antara

252-253 ekor

Analisis Populasi dan Sebaran Habitat Elang Sulawesi di TN Lore Lindu 43

Dimana :

c = 36 titik pengamatan

Zα /2 = 1.96 pada tingkat kepercayaan 5%