Bab II Vektor
-
Upload
deva-bayu-putra -
Category
Documents
-
view
63 -
download
4
description
Transcript of Bab II Vektor
![Page 1: Bab II Vektor](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf9bac550346d033a6f1fc/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II VEKTOR
Sasaran Belajar
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat :
a. Memehami pengertian dan penggambaran vektor dengan benar
b. Membedakan antara besaran vektor dan skalar
c. Melakukan operasi matematika (penjumlahan, pengurangan, dan perkalian)
antara vektor dengan skalar atau vektor dengan vektor.
d. Menguraikan vektor pada bidang dua dimensi.
2.1 Penggambaran Vektor
Gambar 2.1 gaya yang bekerja pada kotak
Misalkan kita menarik kotak atau mendorong kotak dengan sudut tertentu maka
berarti kita memberikan gaya F dengan sudut dengan arah tertentu pada kotak
tersebut. Penggambaran gaya pada kotak itu merupakan juga penggambaran vektor
(vektor gaya) seperti pada gambar 2.2 dibawah.
Gambar 2.2 gaya sebagai vektor
Contoh vektor lain adalah vektor kecepatan, vektor arah medan, dan lain
sebaigainya.
Penggambaran vektor dapat dilukiskan seperti gambar 2.3 berikut.
12
F
F
![Page 2: Bab II Vektor](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf9bac550346d033a6f1fc/html5/thumbnails/2.jpg)
B
A
Bab II Vektor
Arah vektor adalah arah anak panah AB
Panjang vektor adalah panjang AB
Simbol : AB
Gambar 2.3 penggambaran vektor
Besaran vektor dapat pula ditulis dengan huruf tebal seperti vektor a atau ditulis
dengan garis diatas huruf tersebut seperti : vektor a
Dalam buku ini besaran vektor ditulis dengan huruf tebal. Huruf yang sama tetapi
bentuknya tidak tebal menyatakan besar dari besaran vektor yang bersangkutan
seperti besar dari gaya F adalah F.
2.2 Penjumlahan Vektor
a. metode geomertis dan poligon (segi banyak)
yaitu penjumlahan vektor dengan cara memindahkan salah satu vektor ke
kepala vektor yang lainnya.
Misal :
Gambar 2.4 penjumlahan vektor metode geometris
dan poligon (segi banyak)
13
R
ab
ab a + b = R
de
f
s
de
f s = d + e + f
![Page 3: Bab II Vektor](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf9bac550346d033a6f1fc/html5/thumbnails/3.jpg)
Bab II Vektor
Dua sifat penting dalam penjumlahan vektor ini adalah
a + b = b + a (hukum komutatif)
d + (e + f) = (d + e) + f (hukum assosiatif)
b. Metode Jajaran Genjang / Trigono metri
yaitu penjumlahan vektor dengan menggunakan fungsi dasar trigonometri
seperti sinus, cosinus, dan tangen dari suatu sudut.
Gambar 2.5 penjumlahan vektor metode trigonometri
Contoh.
Dua buah gaya F1 dan F2 besarnya 10 N dan 20 N bekerja pada sebuah benda
sedemikian rupa sehingga membentuk sudut 55o. Tentukan resultan dan arah
gaya tersebut terhadap F2.
Jawab.
R2 = F12 + F2
2 – 2. F1. F2.cos = 102 + 202 – (2 . 10 . 20 . cos 55) = 270,57
R = 16,45
14
b
b
c
a
RR2 = a2 + b2 – 2.a.b.cos
aca
sinsin
F1
F2
R
![Page 4: Bab II Vektor](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf9bac550346d033a6f1fc/html5/thumbnails/4.jpg)
Bab II Vektor
2.3 Komponen Vektor dan Penjumlahan Vektor Metode Analitik
Setiap dua vektor yang hasil penjumlahan vektornya sama dengan sebuah vektor
yang diketahui disebut komponen dari vektor.
Ax adalah komponen vektor A di sumbu x sedangkan Ay adalah komponen vektor
A di sumbu y. Besar dari masing-masing komponen vektor tersebut adalah :
Ax = A cos
Ay = A sin
Untuk penjumlahan vektor dua dimensi mungkin metode geometris agak mudah
kita kerjakan tetapi untuk tiga dimensi seringkali kurang menguntungkan. Cara
liannya yaitu dengan menggunakan metode analitik termasuk disini penguraian
vektor ke dalam komponen-komponennya dalam suatu sistim koordinat tertentu.
Metode poligon memang suatu metode grafik yang memuaskan untuk mencari
resultan dari sejumlah gaya akan tetapi agak sulit untuk keperluan prehitungan
karena umumnya kita harus bekerja dengan sejumlah segitiga yang tidak ada sudut
90o nya. Untuk mencari resultannya adalah : mula-mula semua gaya diuraikan
menjadi komponen-komponen tegak lurus sepanjang sumbu cartesian yang cocok,
kemudian menggabungkan menjadi resultan tunggal. Dengan cara begini kita akan
bekerja dengan segitiga siku-siku. Misal :
15
BBq
Bpp
Ay
Ax
y
A
x
q
y
Ry
Rx
R
F3x
F3y
F2y
F2xF1
F2
F3
F1
F2
F3
x
y
x
![Page 5: Bab II Vektor](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf9bac550346d033a6f1fc/html5/thumbnails/5.jpg)
Bab II Vektor
F1 tidak perlu diuraikan karena terletak disepanjang sumbu x sehingga F1x = F1
dan F1y = 0, F2 diuraikan menjadi F2x = F2 cos dan F2y = F2 sin kemudian F3
juga diuraikan menjadi F3x = F3 cos dan F3y = F3 sin dimana komponen F3 ini
adalah negatif karena terletak pada sumbu negatif. Seterusnya kita cari resultan
komponen gaya pada sumbu x dan sumbu y aitu :
Rx = Fx = F1x + F2x + F3x dan
Ry = Fx = F1y + F2y + F3y
Sehingga resultan gaya R adalah
Contoh :
Empat buah gaya seperti gambar bekerja pada sebuah benda pada titik O. Carilah
besaran resultannya dan tentukan arah resultan tersebut.
Jawab.
F1 x = F1 cos 0 = 10 . 1 = 10 F1 y = F1 sin 0 = 10 . 0 = 0
F2 x = F2 cos 45 = 10 . 0,707 = 7,07 F2 y = F2 sin 45 = 10 . 0,707 = 7,07
- F 3 x = - F3 cos 30 = - 20 . 0,866 = - 17,32 F3 y = F3 sin 30 = 20 . 0,5 = 10
16
30o
30o 45o
F4
F3
F1
F2
F1 = F2 = 10 N
F3 = F4 = 20 N
![Page 6: Bab II Vektor](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf9bac550346d033a6f1fc/html5/thumbnails/6.jpg)
Bab II Vektor
- F 4 x = - F4 cos 30 = -20 . 0,866 = -17,32 ; - F4 y = -F3 sin30 = -20 . 0,5 = -10
Fx = F1 x + F 2 x + (- F3 x ) + (- F4 x ) = 10 + 7,07 – 17,32 – 17,32 = - 17,57
Fy = F1 y + F 2 y + F3 y + (- F4 y ) = 0 + 7,07 + 10 – 10 = 7,07
2.4 Perkalian Vektor
Ada tiga macam perkalian vektor yaitu : perkalian vektor dengan skalar,
perkalian antara dua vektor yang menghsilkan skalar (dot product), perkalian dua
vektor yang menghasilkan vektor lain (cross product).
a. Perkalian vektor dengan skalar
Perkalian vektor dengan skalar memiliki arti yang sederhana yaitu hasil
kali suatu skalar k dengan sebuah vektor a dituliskan sebagai ka didefinisikan
sebagai sebuah vektor baru yang besarnya adalah k dikalikan dengan besar a
Contoh
Gaya F besarnya 10 N, bagaimana pendapat anda jika gaya ini dikalikan 3.
Jawab
R = 3 F = 3 . 10 = 30 N
10 N 30 N
Berarti besar gayanya menjadi tiga kali lebih besar yaitu 30 N dengan arah
vektor tetap.
b. perkalian antara dua vektor yang menghsilkan skalar (dot product)
Jika besaran vektor dikalikan dengan vektor lain harus dibedakan antara
perkalian skalar (dot product) dengan perkalian vektor (cross product).
Perkalian skalar antara dua vektor a dan b dituliskan sebagai a . b dan
didefinisikan sebagai :
a . b = a b cos
17
![Page 7: Bab II Vektor](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf9bac550346d033a6f1fc/html5/thumbnails/7.jpg)
Bab II Vektor
dengan a : adalah besar vektor a
b : adalah besar vektor b
cos : adalah sudut antara kedua vektor tersebut.
Karena a dan b skalar dan cor adalah bilangan murni maka hasil dari
perkalian kedua vektor tersebut adalah sebuah skalar. a . b ini juga disebut
sebagai perkalian titik dan a . b = b . a.
Contoh.
Dua buah gaya a dan b besarnya 20 N dan 40 N membentuk sudut 60o.
Tentukan hasil perkalian titik dari kedua vektor ini.
Jawab.
a . b = a b cos = 20 . 40 . cos 30 = 400 N
c. perkalian dua vektor yang menghasilkan vektor lain (cros product)
perkalian vektor (cross product) antara dua vektor a dan b dituliskan
sebagai a x b dan hasilnya adalah sebuah vektor lain c dengan nilai c adalah
c = a x b
Besar vektor c didefinisikan sebagai :
c = a x b = a b sin
a x b ini disebut juga sebagai perkalian silang (dibaca a cross b) dan a x b
tidaklah sama dengan b x a karena arah dari hasil perkalian (vektor c) akan
berbeda.
Arah dari c sebagai hasil perkalian dari a dan b adalah tegak lurus dari
bidang yang di bentuk oleh vektor a dan b atau dengan kaidah tangan kanan.
18
60o
a
b
a
b
c = a x b
a
b
c/ = b x a
![Page 8: Bab II Vektor](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf9bac550346d033a6f1fc/html5/thumbnails/8.jpg)
Bab II Vektor
a x b = - (b x a)
contoh.
Sebuah vektor a dalam bidang x-y berarah 250o berlawanan dengan jarum jam dari
sumbu x positif dan besarnya adalah 7,4 satuan. Vektor b berarah sejajar denga
sumbu z dan besarnya 5 satuan. Hitunglah :
a. perkalian skalar a . b
b. perkalian vektor a x b
jawab.
a. Karena a dan b salaing tegak lurus maka sudut antara kedua vektor tersebut
adalah 90o sehingga cos 90 = 0 maka :
a . b = a b cos = (7,4) (5) cos 90 = 0
b. Besar hasil perkalian vektornya adalah
a x b = a b sin = (7,4) (5) sin 90 = 37
arah dari hasil perkalian ini tegak lurus dengan bidang dari a dan b dan terletak
pada bidang x-y dengan membentuk sudut 250o – 90o = 160o dengan sumbu x
positif (seperti kaidah tangan kanan).
2.5 Selisih Vektor
19
250o
ba
a x b
160o
![Page 9: Bab II Vektor](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf9bac550346d033a6f1fc/html5/thumbnails/9.jpg)
Bab II Vektor
Proses pengurangan suatu besaran aljabar dengan besaran lainnya sama saja
dengan menambah dengan negatif besaran pengurang tersebut. Begitu pula dengan
besaran vektor, artinya :
a – b = a + (- b)
Cara menghitung hasil pengurangan ini sama halnya dengan cara penjumlahan
yang telah dibicarakan pada bagian 2.2 dan 2.3 diatas. Jadi bisa dilakukan dengan
cara geometri, trigonometri, maupun dengan cara analitik.
Ringkasan
1. vektor bisa digambarkan dengan garis panah dengan arah panah adalah
arah vektor. Penulisan simbol dengan dua cara yaitu dengan huruf tebal seperti
vektor a atau dengan garis diatas huruf ( a ).
2. Penjumlahan vektor bisa dilakukan dengan cara jajaran genjang,
poligon, atau geometri. Sedangkan selisih vektor merupakan jumlah dari negatif
penjumlahnya.
3. perkalian vektor ada dua macam yaitu perkalian titik (dot product) yang
menghasilkan skalar dan perkalian silang (cross product) yang menghasilkan vektor
lain.
20
– b
b
a
a – b
a – b
a
– b
b
a
b
Cara geometri / poligon
Cara jajaran genjang / trigonometri
![Page 10: Bab II Vektor](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf9bac550346d033a6f1fc/html5/thumbnails/10.jpg)
Bab II Vektor
Soal-soal
1. Tentukanlah resultan dan arah gaya berikut ini
2. Pada gambar berikut tentukan arah dan besar gaya pada masing-masing
tali jika beban m adalah 10 lb.
3. Tentukan gaya tegangan T pada kabel, arah, dan besar gaya yang
dilakukan engsel pada balok penopang pada gambar berikut andaikan berat benda
1000 lb dan berat penopang diabaikan.
21
m
45o
90o
m
45o30o
(a) (b)
30o
F3 = 30 N
F2 = 30 N
x
y
F4 = 40 N
F1 = 10 N
30o
15o
![Page 11: Bab II Vektor](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf9bac550346d033a6f1fc/html5/thumbnails/11.jpg)
Bab II Vektor
4. Sebuah balok diseret kekanan dengan kecepatan konstan oleh gaya 10 lb
yang membuat sudut 30o terhadap horisontal. Koefisien gesek antara balok dan
permukaan adalah 0,5. Berapa berat balok tersebut.
5. Mobil seberat 10.000 N bergerak keatas bukit dengan kemiringan 30o.
Berapa besar gaya dorong dari mesim mobil agar mobil bisa bergerak keatas bukit,
tuliskan pula gaya-gaya yang bekerja.
22
30o
(a)
60o
45o
(b)