BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2691/3/GALIH NURHERMAWAN BAB...

17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Tubercolosis Paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacteri Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi ( Mansjoer Arief, 2004 ). Tubercolosis Paru adalah penyakit menular langsung pada parenkim paru yang disebabkan oleh kuman atau bakteri TB ( Mycobacteri Tuberculosis ) ( Achmad Fadlun, 2009 ). Tubercolosis Paru adalah penyakit yang disebabkan bakteri yang dapat memengaruhi semua jaringan tubuh, tetapi paling umum terlokalisasi di paru-paru ( Ethel Sloane, 2004 ). Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan Tuberculasis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacteri Tuberculosis yang biasa menyerang bagian tubuh paru- paru. 9 Asuhan Keperawatan Pada..., GALIH NURHERMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.2012

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2691/3/GALIH NURHERMAWAN BAB...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2691/3/GALIH NURHERMAWAN BAB II.pdf · sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang ... yang menyebabkan reaksi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN

Tubercolosis Paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

Mycobacteri Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi ( Mansjoer

Arief, 2004 ).

Tubercolosis Paru adalah penyakit menular langsung pada

parenkim paru yang disebabkan oleh kuman atau bakteri TB ( Mycobacteri

Tuberculosis ) ( Achmad Fadlun, 2009 ).

Tubercolosis Paru adalah penyakit yang disebabkan bakteri yang

dapat memengaruhi semua jaringan tubuh, tetapi paling umum

terlokalisasi di paru-paru ( Ethel Sloane, 2004 ).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan Tuberculasis

paru adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacteri

Tuberculosis yang biasa menyerang bagian tubuh paru- paru.

9

Asuhan Keperawatan Pada..., GALIH NURHERMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.2012

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2691/3/GALIH NURHERMAWAN BAB II.pdf · sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang ... yang menyebabkan reaksi

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI

1. Hidung

Hidung merupakan organ pertama yang dilalui oleh udara. Di

dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut dan selaput lendir, yang

berfungsi sebagai penyaring, penghangat, dan pengatur kelembaban udara

yang akan masuk keparu-paru.

2. Saluran Pernapasan :

·

Asuhan Keperawatan Pada..., GALIH NURHERMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.2012

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2691/3/GALIH NURHERMAWAN BAB II.pdf · sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang ... yang menyebabkan reaksi

a. Faring

Faring (tekak) merupakan persimpangan antara kerongkongan dan

tenggorokan. Terdapat katup yang disebut epiglotis (anak tekak) berfungsi

sebagai pengatur jalan masuk ke kerongkongan dan tenggorokan.

b. Laring

Laring adalah pangkal tenggorokan, terdiri atas kepingan tulang

rawan membentuk jakun dan terdapat celah menuju batang tenggorok

(trakea) disebut glotis, di dalamnya terdapat pita suara dan beberapa otot

yang mengatur ketegangan pita suara sehingga timbul bunyi.

c. Trakea ( Batang Tenggorok )

Berupa pipa yang dindingnya terdiri atas 3 lapisan, yaitu lapisan

luar terdiri atas jaringan ikat, lapisan tengah terdiri atas otot polos dan

cincin tulang rawan, dan lapisan dalam terdiri atas jaringan epitelium

besilia. Terletak di leher bagian depan kerongkongan.

d. Bronkhus

Merupakan percabangan trakea yang menuju paru-paru kanan dan

kiri. Struktur bronkhus sama dengan trakea, hanya dindingnya lebih halus.

Kedudukan bronkhus kiri lebih mendatar dibandingkan bronkhus kanan,

sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang penyakit.

Asuhan Keperawatan Pada..., GALIH NURHERMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.2012

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2691/3/GALIH NURHERMAWAN BAB II.pdf · sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang ... yang menyebabkan reaksi

e. Bronkheolus

Bronkheolus adalah percabangan dari bronkhus, saluran ini lebih

halus dan dindingnya lebih tipis. Bronkheolus kiri berjumlah 2, sedangkan

kanan berjumlah 3, percabangan ini akan membentuk cabang yang lebih

halus seperti pembuluh.

f. Alveolus

Berupa saluran udara buntu membentuk gelembung-gelembung

udara, dindingnya tipis setebal selapis sel, lembab dan berlekatan dengan

kapiler darah. Alveolus berfungsi sebagai permukaan respirasi, luas total

mencapai 100 m2 ( 50 x luas permukaan tubuh ) cukup untuk melakukan

pertukaran gas ke seluruh tubuh.

3. Paru-paru

Berjumlah sepasang terletak di dalam rongga dada kiri dan kanan.

Paru-paru kanan (pulmo dexter) memiliki 3 lobus (gelambir), sedangkan

Asuhan Keperawatan Pada..., GALIH NURHERMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.2012

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2691/3/GALIH NURHERMAWAN BAB II.pdf · sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang ... yang menyebabkan reaksi

paru-paru kiri (pulmo sinister) memiliki 2 lobus (gelambir). Di dalam

paru-paru ini terdapat alveolus yang berjumlah ± 300 juta buah. Bagian

luar paru-paru dibungkus oleh selaput pleura untuk melindungi paru-paru

dari gesekan ketika bernapas, berlapis 2 dan berisi cairan pleura. Antara

selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang

berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma

darah yang masuk secara eksudasi ( http: // najmah syarie. blogspot. com/

2012/ 01/ anatomi- fisiologi- sistem- pernafasan. Html diakses tanggal 27

Juli 2012 jam 10.26 WIB).

C. ETIOLOGI

Penyakit ini disebabkan oleh inhalasi Mycobacterium Tuberculosis

yang menyebabkan reaksi granuloma paru. Sebanyak 90 % infeksi laten

bersifat laten dan pada penurunan status imunologik akan menjadi aktif

( Wiknjosastro, Hanafi. 2006 ).

D. PATOFISIOLOGI

Tempat masuk kuman M. tuberculosis adalah saluran pernafasan,

saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi

tuberculosis terjadi melalui udara, yaitu melalui inhalasi droplet yang

mengandung kuman-kuman basil droplet berasal dari orang yang

terinfeksi ( Price A. Sylvia. 2006 ).

Infeksi awal tuberculosis berada di apeks paru-paru atau di dekat

pleura lobus bawah, meskipun infeksi awal hanya berukuran mikrokopis

dan tak akan tampak pada foto sinar X. Pertama seseorang menghirup

basil Mycobacterium tuberculosis, basil ini berpindah dari udara ke

Asuhan Keperawatan Pada..., GALIH NURHERMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.2012

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2691/3/GALIH NURHERMAWAN BAB II.pdf · sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang ... yang menyebabkan reaksi

alveoli, di sini basil tinggal dari mulai berkembang,basil ini juga berpindah

melalui sitem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lain ( gijal, tulang,

kortek cerebral ) dan area paru ( Lemon & Burke, 2000 ).

Jika respon imun adekuat muncul, muncul jaringan parut disekitar

tuberculosis dan basil berada di dalam kapsul, akhirnya lesi mengeras.

Ketika respon imun adekuat tidak mengalahkan penyakit basil tuberculosis

yang dalam keadaan dormant mengalami perkembangan menyebabkan

kerusakan lebih kuat pada jaringan paru. Pada tuberculosis progesif

jaringan granuloma mengikis bronkus atau masuk kedalalm peredaran

darah kemudian menyebar dari paru-paru keorgan lain. Sebelum lesi

sembuh dapat aktif kembali ini disebut tuberculosis reaktif, dan dapat

terjadi ketika sistem imun di tekan sebagai akibat usia, penyakit

penggunaan kortikosteroid agent imunosupresif yang lain (Lemon &

Burke, 2000 ).

Klasifikasi Tuberculosis paru

Menurut Sudoyono Aru W. ( 2006 ).

1. Pembagian secara patologis

a. Tuberculosis primer ( childhood tuberculosis )

b. Tuberculosis post primer ( adult tuberculosis )

2. Pembagian secara aktivitas radiologis Tuberculosis paru ( Koch

Pulmonum ) aktif, non aktif dan quiescent (bentuk aktif yang mulai

menyembuh ).

Asuhan Keperawatan Pada..., GALIH NURHERMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.2012

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2691/3/GALIH NURHERMAWAN BAB II.pdf · sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang ... yang menyebabkan reaksi

3. Pembagian secara radiologis ( luas lesi )

a. Tuberculosis minimal. Terdapat sebagian kecil infiltrat non

kavitas pada satu paru maupun kedua paru, tetapi jumlahnya

tidak melebihi satu lobus.

b. Moderately advanced tuberculosis. Ada kavitas dengan

diameter tidak lebih dari 4 cm. Jumlah infiltrat bayangan halus

tidak lebih dari satu bagian paru. Bila bayangan kasar tidak

lebih dari sepertiga bagian satu paru.

c. For advanced tuberculosis. Terdapat infiltrat dan kavitas yang

melebihi keadaan pada moderately advanced tuberculosis.

E. MANIFASTASI KLINIK

Menurut Sudoyo Aru W. (2006) keluhan yang dirasakan pasien

tuberkulosis dapat bermacam-macam atau malah banyak pasien ditemukan

TB paru tanpa keluhan sama sekali dalam pemeriksaan kesehatan.

Keluhan yang terbanyak adalah :

1. Demam

Biasanya panas badan dapat mencapai 40-41 C. Serangan demam

pertama dapat sembuh sebentar, tetapi kemudian dapat timbul kembali.

Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat

ringannya infeksi kuman tuberculosisi yang masuk.

Asuhan Keperawatan Pada..., GALIH NURHERMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.2012

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2691/3/GALIH NURHERMAWAN BAB II.pdf · sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang ... yang menyebabkan reaksi

2. Batuk /batuk darah

Gejala ini paling banyak ditemukan. Batuk terjadi karena adanya

iritasi pada bronkus. Sifat batuk bermula dari batuk kering (non

produktif) kemudian setelah timbulnya peradangan menjadi produktif

(menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah batuk darah

karena terdapat pembuluh darah yang pecah.

3. Sesak nafas

Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang

infiltrasi sudah meliputi setengah dari paru paru.

4. Nyeri Dada

Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura

sehingga menimbulkan pleuritis.

5. Malaise

Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak nefsu

makan, badan semakin kurus (berat badan turun), sakit kepala,

meriang, nyeri otot, keringat malam.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menurut Sudoyo Aru W. (2006) pemeriksaan yang dirasakan

pasien tuberkulosis adalah sebagai berikut :

Asuhan Keperawatan Pada..., GALIH NURHERMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.2012

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2691/3/GALIH NURHERMAWAN BAB II.pdf · sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang ... yang menyebabkan reaksi

1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan pertama mungkin ditemukan konjungtiva

mata atau kulit yang pucat karena anemis, suhu demam (subfebris),

badan kurus atau berat badan menurun.

Pada pemeriksaan fisik pasien sering tidak menunjukan

suatu kelainan pun terutama pada kasus-kasus dini atau yang sudah

terinfiltrasi secara asimtomatik.

Pada tuberculosis paru yang lanjut dengan fibrosis yang

luas sering ditemukan atrofi dan retraksi otot-otot interkosta.

Bagian paru yang sakit jadi menciut dan menarik isi mediastinum

atau paru lain. Paru yang sehat menjadi lebih hiperinflasi.

Bila tuberculosisi mengenai pleura, sering terbentuknya

efusi pleura. Paru yang sakit akan terlihat agak tertinggal dalam

pernafasan. Perkusi akan memberikan suara peka. Auskultasi

memberikan suara nafas yang lemah sampai tidak terdengar sama

sekali.

2. Pemeriksaan Radiologi

Pada saat ini pemeriksaan radiologis dada merupakan cara

praktis untuk menemukan lesi tuberkulosisi. Pemeriksaan ini

memang membutuhkan biaya lebih dibandingkan pemeriksaan

sputum, tetapi dalam beberapa hal ia memberikan keuntungan

seperti pada tuberculosis anak-anak dan tuberculosis milier. Pada

kedua hal di atas diagnosisi dapat diperoleh melalui pemeriksaan

Asuhan Keperawatan Pada..., GALIH NURHERMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.2012

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2691/3/GALIH NURHERMAWAN BAB II.pdf · sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang ... yang menyebabkan reaksi

radiologis dada, sedangkan pemeriksaan sputum hampir selalu

negatif.

3. Pemeriksaan Laboratorium

a. Darah

Pemeriksaan ini kurang mendapatkan perhatian. Karena

hasilnya kadang- kadang meragukan, hasilnya tidak sensitif dan

juga tidak spesifik. Pada saat tuberculosis baru mulai (aktif) akan

ditemui jumlah leukosit yang sedikit meninggi dengan hingung

jenis pergeseran kekiri. Jumlah limfosit masih dibawah normal.

Laju endap darah makin meningkat. Bila penyakit mulai sembuh,

jumlah leukosit kembali normal dan jumlah limfosit samakin

tinggi. Laju endap darah mulai turun kearah normal lagi.

b. Sputum

Salah satu bahan yang digunakan untuk mendiagnosa adalah

dahak atau sputum. Dahak yang diperiksa paling sedikit 3-5 cc.

Jika jumlah kuman kurang dari 5000 dalam 1 cc dahak, maka itu

tidak akan kelihatan di bawah mikroskop.

Dahak yang diambil ialah dahak yang kental kuning kehijauan

sebanyak 3-5 cc, dengan waktu pengambilan sebagai berikut :

i. Dahak sewaktu, penderita datang berobat dengan keluhan apa

saja ke poliklinik.

ii. Dahak pagi, yang diambil besok paginya begitu bangun tidur.

iii. Dahak sewaktu, yang diambil sewaktu penderita mengantar

dahak pagi tersebut.

Asuhan Keperawatan Pada..., GALIH NURHERMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.2012

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2691/3/GALIH NURHERMAWAN BAB II.pdf · sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang ... yang menyebabkan reaksi

Pemeriksaan selama 3 hari berturut- turut. Untuk

pemeriksaan BTA yang kedua ditambah juga Pemeriksaan Ro

untuk mengetahui tuberculosis paru aktif.

Therapi tbc :

i. Obat selama 6 bulan.

ii. Dilanjutkan menjadi 9 bulan.

iii. Dilanjutkan 1 tahun.

Jika droup out ( DO) maka pengobatan diulang dari awal

lagi minum obatnya dan cek BTA diulang dari awal.

4. Tes Tuberkulin

Pemeriksaan ini masih banyak dipake untuk membantu

menegakkan diagnosis tuberculosis paru terutama pada anak-anak

(Balita). Biasanya dipakai tes mantoux yakni dengan menyuntikan

0.1 cc tuberculosis P.P.D.T.U ( intermediate strength). Tes

tuberkulin hanya menyatakan apakah seorang individu sedang atau

pernah mengalami infeksi M. tuberculosae, M.bovis, vaksinasi

BCG dan Mycobacteria patogen lainnya. Dasar tes tuberkulin ini

adalah reaksi tipe lambat. Pada penularan dengn kuman patogen

baik yang virulen ataupun tidak (Mycobacterium Tuberculosae

atau BCG) tubuh manusia akan mengadakan reaksi imunologi

dengan dibentuknya antibiotikseluler pada permulaan dan

kemudian diikuti oleh pembentuan antibodi humoral yang didalam

perannya akan menekan antibodi seluler.

Asuhan Keperawatan Pada..., GALIH NURHERMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.2012

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2691/3/GALIH NURHERMAWAN BAB II.pdf · sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang ... yang menyebabkan reaksi

G. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan menurut Mansjoer ( 2000 )

Obat anti TB (OAT)

OAT harus diberikan dalam kombinasi sedikitnya dua obat yang

bersifat bakterisid dengan atau tanpa obat ketiga. Tujuan pemberian

OAT, antara lain :

a. Membuat konversi sputum BTA positif menjadi negatif

secepat mungkin melalui kegiatan bekterisid.

b. Mencegah kekambuhan dalam tahun pertama setelah

pengobatan dengan kegiatan sterilisasi.

c. Mengurangi atau menghilangkan gejala dan lesi melalui

perbaikan daya tahan imunologi.

Maka pengobatan TB dilakukan melalui 2 fase, yaitu :

a. Fase awal intensif, dengan kegiatan bakterisid untuk

memusnahkan populasi kuman yang membelah secara

cepat.

b. Fase lanjut, melalui kegiatan sterilisasi kuman pada

pengobatan jangka pendek atau kegiatan bakteriostatik pada

pengobatan konvensional.

OAT yang biasa digunakan antara lain Isoniazid (INH),

Rifampisin (R), Pirazinamid (Z) dan streptomisin (S) yang bersifat

bakterisid dan etambutol (E) yang bersifat bakteriostatik.

Asuhan Keperawatan Pada..., GALIH NURHERMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.2012

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2691/3/GALIH NURHERMAWAN BAB II.pdf · sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang ... yang menyebabkan reaksi

Dosis obat antituberculosis

Obat Dosis Setiap hari Dua kali/minggu Tiga kali/minggu Isoniazid(INH) Rifampisin Pirazinamid Etabutamol^ streptomisin

5 mg/kg Maks. 300 mg 10 mg/kg Maks. 600 mg 15-30 mg/kg Maks. 2 g 15-30 mg/kg Maks. 2.5g 15 mg/kg Maks. 1g

5 mg/kg Maks. 900 mg 10 mg/kg Maks. 600 mg 50-70 mg/kg Maks. 4 g 50 mg/kg 25-30 mg/kg Maks. 1.5 g

15 mg/kg Maks. 900 mg 10 mg/kg Maks. 600 mg 50-70 mg/kg Maks. 3 g 25-30 mg/kg 25-30 mg/kg Maks. 1 g

^ Etambutol tidak dianjurkan untuk anak-anak usia < 6 tahun, karena

ganngguan penglihatan sulit dipantau ( kecuali kuman Tbnya resisiten

terhadap obat TB lain ).

Asuhan Keperawatan Pada..., GALIH NURHERMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.2012

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2691/3/GALIH NURHERMAWAN BAB II.pdf · sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang ... yang menyebabkan reaksi

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN

PATWAYS

Perokok( aktif/Pasif) tidak diimunisasi kurang gizi lingkungan kotor

daya tahan tubuh lemah tertular dari

dropet/percikan batuk

/ pasien penderita

pasien TBC paru

bakteri M.tuberculosa bersama udara

dihancurkan oleh pertahanan tubuh ( antibody) tidak di hancurkan

TB tidak terjadi berkembang biak di dalam paru TBC

TBC Primer TBC Post Primer

Terjadi peradangan

produksi mukus/sekret meningkat

nekrosis jaringan paru pengeluaran sekret

pengapuran jaringan

mual,muntah,anoreksia

intake berkurang

( Sumber : Mansjoer. 2000, Carpernito. 2000 ).

M.K : resiko infeksi

M.K: bersihan jalan nafas tidak efektif M.K : gangguan

pertukaran gas

M.K : nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Asuhan Keperawatan Pada..., GALIH NURHERMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.2012

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2691/3/GALIH NURHERMAWAN BAB II.pdf · sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang ... yang menyebabkan reaksi

I. FOKUS INTERVENSI

1. Resiko tinggi infeksi b. d kurang pengetahuan utuk menghindari

pemaparan patogen ( Doengeos, 2000).

Tujuan : Menurunkan resiko penyebaran penyakit

Intervensi :

a. Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi.

b. Identifikasi orang lain yang beresiko.

c. Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada tissue

dan menghindari meludah.

d. Kaji tindakan kontrol infeksi sementara.

e. Awasi suhu sesuai indikasi.

f. Identifikasi faktor resiko individu terhadap pengaktifan berulang.

g. Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat.

h. Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara perodik terhadap

sputum.

i. Dorong memilih makanan seimbang.

j. Kolaborasi pemberian antibiotik.

k. Laporkan ke departemen kesehatan lokal.

Asuhan Keperawatan Pada..., GALIH NURHERMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.2012

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2691/3/GALIH NURHERMAWAN BAB II.pdf · sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang ... yang menyebabkan reaksi

2. Bersihan jalan nafas tak efektif b. d penumpukan secret, secret kental,

upaya batuk buruk ( Carpeito. 2000).

Tujuan : Mempertahankan jalan nafas tetap efektif

Intervensi :

a. Kaji fungsi pernafasan, kecepatan, irama, dan kedalaman serta

penggunaan otot asesoris.

b. Catat kemampuan unttuk mengeluarkan mukosa / batuk efekttif.

c. Beri posisi semi/ fowler.

d. Bersihkan sekret dari mulut dan trakhea.

e. Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml per hari.

f. Kolaborasi pemberian oksigen dan obat – obatan sesuai dengan

indikasi.

3. Resiko tinggi / gangguan pertukaran gas b. d Sekret kental, tebal

( Doengoes, 2000 ).

Tujuan :

Pasien menunjukkan perbaikan venilasi dan oksigenasi jaringan

adekuat dengan analisa gas darah (AGD) dalam rentang normal dan bebas

gejala distress pernapasan.

Intervensi :

a. Kaji Dipsnea, Takhipnea, menurunnya bunyi nafas, peningkatan

upaya pernafasan, terbatasnya ekspansi dinding dada, dan kelemahan.

b. Evaluasi perubahan tingkat kesadaran, catat sianosis dan atau

perubahan pada warna kulit.

Asuhan Keperawatan Pada..., GALIH NURHERMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.2012

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2691/3/GALIH NURHERMAWAN BAB II.pdf · sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang ... yang menyebabkan reaksi

c. Anjurkan bernafas bibir selama ekshalasi.

d. Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan atau bantu aktivitas

perawatan diri sesuai kebutuhan.

e. Kolaborasi oksigen.

4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b. d Anorexia ( Nanda, 2001).

Tujuan : Nafsu makan meningkat, kebutuhan metabolisme tercukupi.

Intervensi :

a. Kaji makanan kesukaan klien.

b. Dorong dan berikan periode istirahat sering.

c. Dorong klien makan sedikit tapi sering.

d. Berikan klien diit tinggi kalori tinggi protein.

e. Selidiki anoreksia, mual dan muntah, catat kemungkinan hubungan

dengan obat.

f. Awasi ferkuensi, volume, dan konsistensi veses.

Asuhan Keperawatan Pada..., GALIH NURHERMAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.2012