KTI Galih S 2120101715.pdf

169
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny RDENGAN GUILLAIN BARRE SYNDROME DI RUANG DAHLIA II RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA Disusun Oleh : GALIH SETIAWAN 2120101715 AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA 2013

Transcript of KTI Galih S 2120101715.pdf

  • LAPORAN KASUS

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny R

    DENGAN GUILLAIN BARRE SYNDROME DI RUANG

    DAHLIA II RSUP DR SARDJITO

    YOGYAKARTA

    Disusun Oleh :

    GALIH SETIAWAN

    2120101715

    AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN NOTOKUSUMO

    YOGYAKARTA

    2013

  • LAPORAN KASUS

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny R DENGAN GUILLAIN BARRE SYNDROME DI RUANG

    DAHLIA II RSUP DR SARDJITO

    YOGYAKARTA

    Laporan kasus ini diajukan guna melengkapi syarat untuk menyelesaikan

    Program Pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan

    Yayasan Notokusumo Yogyakarta

    Disusun Oleh :

    GALIH SETIAWAN

    2120101715

    AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN NOTOKUSMO

    YOGYAKARTA

    2013

  • MOTTO

    Waktu yang paling menyenangkan adalah ketika kita

    berusaha

    waktu yang paling indah adalah ketika kita mencapai yang

    kita usahakan

    dan waktu yang paling sia - sia adalah ketika kita tidak

    berusaha untuk

    yang ingin kita capai

    Berdoa kepadaNYA dan berusaha seoptimalnya

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

    laporan kasus dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny R Dengan

    Guillain Barre Syndrome di Ruang Dahlia II RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

    Laporan kasus ini disusun guna melengkapi syarat menyelesaikan tugas akhir

    program Doploma III Akademi Keperawatan Yayasan Notokusumo Yogyakarta.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini masih

    banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis

    memohon kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk

    kesempurnaan penulisan berikutnya.

    Maka dalam kesempatan ini, atas bimbingan, dan bantuan semua pihak

    penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Dr Mochammad Syafak Hanung, Sp.A, selaku direktur utama

    RSUP Dr Sardjito Yogyakarta yang sudah memberikan lahan belajar dan

    semua kebutuhan selama penulis menimba ilmu di RSUP Dr Sardjito

    Yogyakarta.

    2. Ibu Endang Sumirih, BSc, SPd, M.Kes, selaku direktur Akademi

    Keperawatan Yayasan Notokusumo Yogyakarta yang telah memberikan

    semangat hidup dan serta belajar serta semangat bekerja keras untuk

    meraih diimpikan mahasiswa.

    3. Bapak Rudi Haryono, S.Kep.,Ns, sebagai Dosen pembimbing dan penguji

    yang telah banyak memberi arahan serta bimbingan baik berupa

    pendidikan, motivasi, maupun teknik penyusunan laporan ini.

    4. Ibu Maria Putri Sari Utami, S.Kep.,Ns, sebagai penguji dari Akademi

    Keperawatan Notokusumo Yogyakarta yang selalu memberikan koreksi

    tiada hentinya.

    5. Ibu Retno Windarsih, sebagai penguji dari ruang Dahlia II RSUP Dr

    Sardjito, yang dengan sabar mengarahkan dan memberikan nasihat bagi

    penulis.

  • 6. Bapak Gima, Ibu Sugiyati, dan semua saudara saudara ku yang telah

    memberikan doa tulusnya, dan dukungannya baik material, spiritual

    sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

    7. Saudara saudara saya,bapak ibu klien di lahan yang dengan baik hati

    telah memberikan waktu bagi penulis sebagai tempat belajar dan sumber

    ilmu.

    8. Bapak, Ibu Dosen Akper Notokusumo, terima kasih atas jasa yang telah

    engkau berikan dengan penuh keikhlasan.

    9. Teman-teman saya Ifan, Satrio, Septia, Yudho, Fajar, Yudho, Aam,

    Yanuar, yang senang dan susah selalu tersenyum, serta sahabat sahabat

    se angkatan penulis ( AKN A 2013 ) dan adik-adik tingkat yang telah

    memberikan motivasi dan bantuan selama ujian berlangsung.

    10. Teman seperjuangan (Citra, Widya ,Yudhi ,dan Giyarti) yang selama ujian

    selalu saling melengkapi dan memberikan motivasi.

    11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah

    memberikan dukungan dalam menyelesaikan laporan ini.

    Semoga kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT

    atas segala amal baik yang telah diberikan kepada penulis. Akhirnya penulis

    berharap semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun dan

    meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi semua pihak yang membacanya.

    Yogyakarta, 10 Juli 2013

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii

    HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

    BAB I KONSEP DASAR MEDIS

    A. Pengertian ......................................................................................... 1

    B. Proses Terjadinya Masalah .............................................................. 2

    1. Presipitasi, Predisposisi ............................................................. 3

    2. Psiko Patologi/ Patofisiologi ..................................................... 3

    3. Manifestasi Klinik .................................................................... 6

    4. Pemeriksaan Diagnostik .......................................................... 10

    5. Komplikasi .............................................................................. 11

    6. Penatalaksanaan Medik ... 12

    C. Diagnosa Keperawatan .................................................................. 14

    D. Intervensi Keperawatan .................................................................. 15

    BAB II RESUME KEPERAWATAN

    A. Pengkajian ...................................................................................... 25

    1. Data Dasar ............................................................................... 26

    2. Data Fokus ............................................................................... 26

  • 3. Pengelompokan Data ............................................................... 31

    4. Analisa Data ............................................................................ 33

    B. Diagnosa Keperawatan................................................................... 36

    1. Prioritas Masalah ....................................................................... 36

    C. Perencanaan, Pelaksanaan dan evaluasi ......................................... 39

    BAB III PEMBAHASAN

    A. Proses Keperawatan

    1. Pengkajian ................................................................................ 88

    2. Diagnosa Keperawatan............................................................. 98

    3. Perencanaan............................................................................ 112

    4. Pelaksanaan ............................................................................ 119

    5. Evaluasi .................................................................................. 125

    B. Dokumentasi ................................................................................ 131

    BAB IV PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................ 134

    B. Saran .......................................................................................... 138

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 1

    BAB I

    KONSEP DASAR MEDIK

    Guillain Barre Syndrom

    A. PENGERTIAN

    Menurut Parry (2007) mengatakan bahwa, GBS adalah suatu polineuropati

    yang bersifat ascending dan akut yang sering terjadi setelah 1 sampai 3 minggu

    setelah infeksi akut. Menurut Bosch, GBS merupakan suatu sindroma klinis

    yang ditandai adanya paralisis flasid yang terjadi secara akut berhubungan

    dengan proses autoimun dimana targetnya adalah saraf perifer, radiks, dan

    nervus kranialis.

    Guillain-Barre syndrome adalah gangguan serius yang terjadi karena

    sistem kekebalan tubuh keliru menyerang bagian dari sistem saraf. Hal ini

    menyebabkan peradangan saraf yang menyebabkan kelemahan otot dan gejala

    lainnya.

    Guillain Barre Syndrom adalah Gangguan degeneratif terkomplikasi

    yang sifatnya dapat akut atau kronis. Etiologi belum jelas, meskipun gangguan

    ini mempunyai kaitan dengan mekanisme autoimun sel dan humoral beberapa

    hari sampai 3 minggu setelah infeksi saluran pernapasan atas ringan.

    (Lynda Juall C,2000)

  • 2

    Guillain Bare Syndrom adalah ganguan kelemahan neuro-muskular akut yang

    memburuk secara progresif yang dapat mengarah pada kelumpuhan total, tatapi

    biasanya paralisis sementara. ( Doenges,2000)

    B. PROSES TERJADINYA MASALAH

    1. PRESIPITASI DAN PREDISPOSISI

    PRESIPITASI

    a. Reaksi immunologi

    Dalam sistem kekebalan seluler, sel limposit T memegang

    peranan penting disamping peran makrofag. Prekursor sel limposit

    berasal dari sumsum tulang (bone marrow) steam cell yang mengalami

    pendewasaan sebelum dilepaskan kedalam jaringan limfoid dan

    peredaran.

    Sebelum respon imunitas seluler ini terjadi pada saraf tepi

    antigen harus dikenalkan pada limposit T (CD4) melalui makrofag.

    Makrofag yang telah menelan (fagositosis) antigen/terangsang oleh

    virus, allergen atau bahan imunogen lain akan memproses antigen

    tersebut oleh penyaji antigen (antigen presenting cell = APC).

    Kemudian antigen tersebut akan dikenalkan pada limposit T (CD4).

    Setelah itu limposit T tersebut menjadi aktif karena aktivasi marker

    dan pelepasan substansi interlekuin (IL2), gamma interferon serta alfa

    TNF.

    Kelarutan selectin dan adesi molekul (ICAM) yang dihasilkan

    oleh aktifasi sel endothelial akan berperan dalam membuka sawar

  • 3

    darah saraf, untuk mengaktifkan sel limfosit T dan pengambilan

    makrofag . Makrofag akan mensekresikan protease yang dapat

    merusak protein myelin disamping menghasilkan TNF dan

    komplemen.

    b. Penyakit akut, trauma, pembedahan dan imunisasi 1-4 minggu sebelum

    tanda dan gejala GBS (15% dari kasus)

    ( Price,2006 )

    PREDISPOSISI:

    1) Peradangan saluran napas bagian atas

    2) Vaksinasi

    3) Diare

    4) Kelelahan

    5) Peradangan masa nifas

    6) Tindakan bedah

    7) Demam yang tidak terlalu tinggi.

    2. PATOFISIOLOGI

    GBS terjadi karena serangan autoimun yang diperantarai sel pada

    mielin yang membungkus saraf kranial dan spinal sebagai respons

    terhadap infeksi virus. Dari semua pasien GBS, 50% melaporkan

    riwayat sakit, seperti infeksi virus yang terjadi 10 -14 hari sebelum

    awitan gejala. Infeksi Haemophilus influenzae, Mycoplasma

    pneumonia, virus Epstein Barr, HIV, dan Camyplobacter jejuni

    memiliki korelasi dengan GBS , begitu juga pasien yang imunitasnya

  • 4

    terganggu oleh imun, seperti pasien AIDS atau pasca transplantasi

    organ.

    Pada GBS diyakini terjadi reaksi imunologis yang mengakibatkan

    inflamasi dan edema pada selubung mielin akson saraf dan radiks

    anterior serta posterior saraf spinal. Akibatnya, limfosit dan makrofag

    bergerak ke bagian tersebut sehingga terjadi kehilangan mielin reguler

    ( demielinasi ) pada saraf perifer yang terkena dan jarak antara nodus

    ranvier menjadi lebih lebar.Serabut saraf motorik yang lebih banyak

    memiliki selubung mielin sebagian saraf kranial terkena lebih parah

    dibandingkan serabut saraf yang bertanggung jawab atas sensibilitas

    nyeri , sentuhan , dan suhu pada kulit. Pada beberapa kasus, dapat

    ditemukan cedera pada akson itu sendiri.

    Demielinasi menyebabkan gangguan hantaran impuls listrik

    disepanjang saraf yang terkena karena ketidakmampuan potensial aksi

    untuk menuruni neuron dan mencapai organ target ( gangguan

    hantaran saltatorik ). Akibatnya terjadi penurunan atau gangguan

    fungsi organ tubuh yang dipersarafi oleh saraf yang terkena. Derajat

    disfungsi yang dialami pasien tergantung pada derajat demielinasi

    saraf. Pada saraf motorik dapat terjadi kelemahan otot dan paralisis

    flasid ( arefleksia) . Demikian pula, gangguan pada radiks saraf sensori

    poterior mengakibatkan parestesia, kebas, rasa kesemutan, dan

    terbakar, sementara akibat gangguan pada sistem saraf otonom dapat

    berupa tekanan darah labil dan aritmia jantung.

  • 5

    Ada sejumlah varian GBS yang ditentukan berdasarkan derajat

    keterlibatan saraf perifer atau tempat inflamasi, namun GBS asenden

    atau neuropati aksonal motorik sensorik akut merupakan jenis GBS

    yang paling sering dijumpai dengan kelemahan dan kebas yang

    simetris dan dimulai dari kedua tungkai lalu berlanjut ke batang tubuh,

    lengan, dan saraf kranial. Fungsi pernapasan terganggu pada 50 %

    kasus. Varian lain GBS adalah GBS desenden, GBS motorik murni

    atau neuropati aksonal motorik akut tanpa ada gangguan sensorik, dan

    jenis Miller Fisher, yaitu jenis GBS yang jarang terjadi namun lebih

    sering dijumpai di China, Jepang, Afrika, dan Amerika selatan yang

    mengakibatkan oftalmoplegia, arefleksia dan ataksia.

    ( Chang, Ester.2010 )

    Pada GBS, Selaput myelin yang mengelilingi akson hilang.

    Selaput myelin cukup rentan terhadap cidera karena banyak agen dan

    kondisi, termasuk trauma fisik, hipoksemia, toksik kimia, insufisiensi

    vascular, dan reaksi imunologi. Demielinasi adalah respon umum dari

    jaringan saraf terhadap banyak kondisi yang merudikan ini. Akson

    bermielin mengkonduksi impuls saraf lebih cepat di banding akson tak

    bermielin. Sepanjang perjalanan serabut bermielin terganggu dalam

    selaput ( Nodus Ranvier ) tempat kontak- langsung antara membran sel

    akson dengan cairan eksraseluler. Membran sangat permiabel pada

    nodus tersebut, sehingga konduksi menjadi baik.

  • 6

    Gerakan-gerakan masuk dan keluar akson dapat terjadi dengan

    cepat hanya pada nodus ranvier sehingga impuls saraf sepanjang

    serabut bermielin dapat melompat dari satu nodus ke nodus lain

    (konduksi saltatori) dengan cukup kuat. Kehilangan selaput mielin

    pada GBS membuat konduksi saltatori tidak mungkin terjadi, dan

    transmisi impuls saraf dibatalkan.

    Temuan patofisiologis pada gangguan ini multipel dan

    bervariasi meliputi imflamasi, demielinasi dari saraf perifer,

    kehilangan badan granular, dan degenerasi membaran basalis sel

    Swhann, mengakibatkan paralisis flaksid simetrik asenden dan

    kehilangan funsi saraf kranial.

    ( Corwin,2009 )

    3. MANIFESTASI KLINIS

    Tanda dan gejala klinis tergantung pada derajat keterlibatan saraf

    perifer dan intensitas demielinasi. Secara khas pasien Guillain Barre

    Synrdrome akan memperlihatkan kelemahan otot skeletal secara

    simetris yang progresif dan menjalar ke bagian tubuh bagian atas.

    Kelemahan biasanya dimulai pada tungkai bawah, kemudian dapat

    mengenai batang tubuh, lengan , dan syaraf kranial dengan penurunan

    atau gangguan refleks tendon . Gagal nafas dapat terjadi pada kasus

    yang parah, yaitu apabila gangguan mengenai saraf kranial ke-10

    (nervus vagus ). Jika saraf kranial terserang ,tanda klinis bergantung

    pada saraf yang terkena. Sebagai contoh , jika saraf yang terkena saraf

  • 7

    fasialis ,pasien akan mengalami kesulitan untuk tersenyum,

    mengerutkan dahi, atau minum menggunakan sedotan. Disfagia dan

    paralisis laring dapat terjadi jika saraf kranial ke- 9, ke- 10, ke- 11, dan

    ke 12 turut terserang.

    Jika saraf sensorik terserang akan terjadi gejala parestesia,rasa

    kesemutan, gangguan sensibilitas sentuhan dan kebas pada ekstremitas

    , gangguan poprioseptif dan sensorik pada distribusi kaus kaki dan

    sarung tangan . Nyeri dan kaku otot di ekstremitas dan punggung juga

    dilaporkan terjadi pada sekitar 25% pasien, dan dapat menjadi parah.

    Pernapasan dangkal dan cepat dengan penggunaan otot aksesori

    pernafasan ( otot abdomen, otot interkostal, otot bahu ) terjadi karena

    otot interkostal diafragma melemah. Jika kapasitas vital turun hingga

    di bawah 15 m L / Kg, terdapat resiko gagala nafas dan dibutuhkan

    ventilasi alveolar dan asidosis respiratori. Komplikasi paling serius,

    yaitu gagal nafas yang membuat pasien Guillain Barre Syndrome harus

    dirawat di Intensive Care Unit dan dilakukan ventilasi mekanis, terjadi

    pada sekitar 20 35 % kasus.

    Disfungsi saraf otonom mengakibatkan hipertensi, hipotensi, atau

    tekanan darah labil dan takikardia, bradikardia, atau aritmia jantung.

    Illeus paralitik, retensi urine, dan sekresi hormon antidiuretik yang

    tidak tepat juga dapat terjadi Guillain Barre Syndrome mempunyai tiga

    fase, yaitu fase akut, stabil, dan pemulihan. Gejala biasanya terjadi 10 -

    14 hari sesudah terjadi infeksi virus dan mencapai puncak pada

  • 8

    minggu ketiga atau keempat. Namun pada beberapa kasus dapat terjadi

    gagal nafas dalam waktu 48 jam sejal awitan gejala. Fase akut

    berlangsung selama 1 3 minggu dan dimulai ketika timbul gejala

    pertama yang nyata dan berakhir ketika tidak muncul gejala lebih

    lanjut atau kemunduran kondisi pasien berhenti. Fase stabil, yang

    selama fase ini tidak terjadi perubahan ataupun perbaikan, berlangsung

    dari beberapa hari hingga tiga tahun. Sekitar 80 % pasien Guillain

    Barre Syndrome pulih dari sebagian besar gangguan dalam waktu satu

    tahun,meskipun dilaporkan angka kekambuhan sebesar 3% setelah

    terjadi pulih total atau hampir pulih.

    ( Chang,Ester.2010)

    Tanda dan gejala yang timbul

    a. Parestesia

    b. Kelemahan otot kaki yang dapat berkembang ke ekstremitas atas,

    batang tubuh dan otot wajah.

    c. Kelumpuhan

    Manifestasi klinis utama adalah kelumpuhan otot-otot ekstremitas

    tipe lower motor neurone. Pada sebagian besar penderita kelumpuhan

    dimulai dari kedua ekstremitas bawah kemudian menyebar secara

    asenderen ke badan, anggota gerak atas dan saraf kranialis. Kadang-

    kadang juga bisa keempat anggota gerak dikenai secara serentak,

    kemudian menyebar ke badan dan saraf kranialis.

  • 9

    Kelumpuhan otot-otot ini simetris dan diikuti oleh hiporefleksia

    atau arefleksia. Biasanya derajat kelumpuhan otot-otot bagian

    progsimal lebih berat dari bagian distal, tapi dapat juga sama beratnya,

    atau bagian distal lebih berat dari bagian progsimal.

    d. Gangguan Sensibilitas

    Parestesi biasanya lebih jelas pada bagian distal ekstremitas, muka

    juga bisa dikenai dengan distribusi sirkumoral. Defisit sensoris

    objektif biasanya minimal dan sering dengan distribusi seperti pola

    kaus kaki dan sarung tangan. Sensibilitas ekstroseptif lebih sering

    dikenal dari pada sensibilitas proprioseptif. Rasa nyeri otot sering

    ditemui seperti rasa nyeri setelah sutu aktifitas fisik.

    e. Gangguang fungsi otonom

    Gangguang fungsi otonom dijumpai pada 25% penderita Guillain

    Barre Synrome. Gangguan tersebut berupa sinus takikardi atau lebih

    jarang sinus bradikardi, muka jadi merah (facial flushing), hipertensi

    atau hipotensi yang berfluktuasi, hilangnya keringat atau episodic

    profuse diaphoresis. Retensi urin atau inkontinensia urin jarang

    dijumpai. Gangguan otonom ini jarang yang menetap lebih dari satu

    atau dua minggu.

    f. Kegagalan pernafasan

    Kegagalan pernafasan merupakan komplikasi utama yang dapat

    berakibat fatal bila tidak ditangani dengan baik. Kegagalan pernafasan

  • 10

    ini merupakan disebabkan oleh paralisis diafragma dan kelumpuhan

    otot-otot pernafasan, yang dijumpai pada 10-33 persen penderita.

    g. Papiledema

    Kadang-kadang dijumpai papiledema, penyebabnya belum

    diketahui dengan pasti. Diduga karena peninggian kadar protein dalam

    cairan otot yang menyebabkan penyumbatan villi arachoidales

    sehingga absorbs cairan otak berkurang.

    4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

    1. Anamnesa :

    Adanya faktor pencetus perjalanan penyakitnya (nyeri radikuler

    kemudian diikuti kelumpuhan progresif, > 1 tungkai, simetris,

    menjalar ke lengan (asenderen).

    2. Pemeriksaan Neurologis :

    a. Kelumpuhan tipe flacid terutama otot proksimal.

    b. Simetris.

    c. Gejala motorik lebih nyata daripada sensorik.

    3. Pada Lumbal Pungsi :

    Didapatkan kenaikan protein tanpa diikuti kenaikan sel

    (disosiasi sitoalbumin) pada minggu II.

    4. Pemeriksaan EMNG (Elekto Myo Neuro Grafi) :

    Penurunan kecepatan hantar saraf /lambatnya laju konduksi saraf.

    5. Darah Lengkap

    Terlihat adanya leukositosis pada fase awal.

  • 11

    6. Foto ronsen

    Dapat memperlihatkan berkembangnya tanda-tanda dari

    gangguan pernapasan , seperti atelektasis, pneumonia.

    7. Pemeriksaan fungsi paru.

    Dapat menunjukkan adanya penurunan kapasitas vital,

    volume tidal, dan kemampuan inspirasi.

    5. KOMPLIKASI

    Komplikasi paling berat pada penderita SGB yaitu kematian, yang

    disebabkan oleh kelemahan atau paralisis pada otot otot pernafasan,

    dimana angka mortalitas sekitar 5% bila terjadi paralisis pernapasan.

    Kematian pada SGB biasanya disebabkan oleh pneumonia, sepsis dan

    Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) (Van koningsveld,

    2002)

    1) Gagal Pernafasan

    Komplikasi yang paling berat dari Guillain Barre

    Syndrome dan miastenia gravis adalah gagal nafas. Melemahnya

    otot pernafasan membuat pasien dengan gangguan ini berisiko

    lebih tinggi terhadap hipoventilasi dan infeksi pernafasan berulang.

    Disfagia juga dapat timbul, mengarah pada respirasi. Mungkin

    terdapat komplikasi yang sama tentang imobilitas seperti yang

    terdapat pada korban stroke.

  • 12

    2) Penyimpangan Kardiovaskuler

    Mungkin terjadi gangguan sistem saraf otonom pada pasien

    Guillain Barre Syndrome yang dapat mengakibatkan disritmia

    jantung atau perubahan drastis yang mengancam kehidupan dalam

    tanda-tanda vital.

    3) Komplikasi Plasmaferesis

    Pasien dengan Guillain Barre Syndrome atau miastenia

    gravis yang menerima plasmaferesi, berisiko terhadap potensial

    komplikasi karena prosedur tersebut. Infeksi mungkin terjadi pada

    tempat akses vaskuler. Hipovolemia dapat mengakibatkan

    hipotensi. Takikardia, pening, dan diaphoresis. Hipokalemia dan

    hipokalsemia dapat mengarah pada disritmia jantung. Pasien dapat

    mengalami sirkumolar temporer dan paresis ekstremitas distal,

    kedutan otot dan mual serta muntah yang berhubungan dengan

    pemberian plasma sitrat. Pengamatan dengan cermat pengkajian

    penting untuk mencegah masalah-masalah ini.

    Komplikasi Guillain Barre Syndrome yang paling berat adalah

    kematian, akibat kelemahan atau paralisis pada otot-otot

    pernafasan. Tiga puluh persen penderita ini membutuhkan mesin

    bantu pernafasan untuk bertahan hidup, sementara 5% penderita

    akan meninggal, meskipun dirawat di ruang perawatan intensif.

  • 13

    Sejumlah 80% penderita sembuh sempurna atau hanya

    menderita gejala sisa ringan, berupa kelemahan ataupun sensasi

    abnormal, seperti halnya kesemutan atau baal. Lima sampai

    sepuluh persen mengalami masalah sensasi dan koordinasi yang

    lebih serius dan permanen, sehingga menyebabkan disabilitas

    berat; 10% diantaranya beresiko mengalami relaps.

    6. PENATALAKSANAAN MEDIK

    Tujuan utama dalam merawat pasien dengn Guillain Barre

    Syndrome adalah untuk memberikan pemeliharaan fungsi system

    tubuh, dengan cepat mengatasi krisis-krisis yang mengancam jiwa,

    mencegah infeksi dan komplikasi imobilitas, dan memberikan

    dukungan psikologis untuk pasien dan keluarga.

    a. Dukungan Pernapasan

    Jika vaskular pernapasan terkena, maka mungkin di butuhkan

    ventilasi mekanik. Mungkin Perlu dilakukan trakeostomi jika

    pasien tidak dapat di sapih dari ventilator dalam beberapa minggu.

    Gagal pernapasan harus di antisipasi sampai kemajuan gangguan

    merata, karena tidak jelas sejauh apa paralisis akan terjadi.

    b. Dukungan Kardiovaskuler

    Jika sistem saraf otonom yang terkena, maka akan terjadi

    perubahan drastis dalam tekanan darah ( hipotensi dan hipertensi )

    serta frekwensi jantung akan terjadi dan pasien harus dipantau

    dengan ketat. Identifikasi adanya disritmia dan diobati dengan

  • 14

    cepat. Gangguan saraf otonom dapat dipicu oleh valsava manuver,

    batuk, sucsioning, dan perubahan posisi, sehingga aktivitas-

    aktivitas ini harus dilakukan secara hati-hati.

    c. Plasmafaresis

    Untuk menyingkirkan antibodi yang membahayakan dari

    plasma. Plasma pasien dipisahkan secara selektif dari darah

    lengkap, dan bahan-bahan abnormal dibersihkan atau plasma

    digantikan dengan yang normal atau dengan pengantri koloidal.

    d. IVIg = Intra Venous Immunoglobulin dosis tinggi (0,4 mg/kg BB

    / hari selama 5-7 hari

    e. CSFF = Cerebro Spinal Fluid Filtration

    C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan persepsi atau

    kognitif, penurunan kekuatan/tahanan.

    2. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan nyeri

    3. Risiko ketidakseimbangan perfusi jaringan otak berhubungan dengan

    hipertensi

    4. Gangguan sensori persepsi ( tipe : penglihatan, pendengaran, kinestik,

    gustatori, taktil, olfaktori ) berhubungan dengan perubahan pengiriman

    sensori.

    5. Konstipasi berhubungan dengan fisiologis : perubahan makanan

    6. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis

    7. Retensio urine berhubungan dengan tekanan ureter tinggi

  • 15

    8. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

    dengan gangguan menelan

    9. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam : status kesehatan

    10. Resiko kerusakan integritas kulit dengan faktor risiko perubahan turgor

    kulit.

    11. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan gangguan sensorik

    motorik

    12. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan pelemahan sistem

    muskuloskeletal

    D. INTERVENSI KEPERAWATAN

    Menurut ( Doengoes,2000 )

    1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan persepsi atau

    kognitif, penurunan kekuatan/tahanan.

    Tujuan / Kriteria Hasil :

    Pasien dapat terbebas dari komplikasi imobilitas yang dapat di cegah

    mis; ( kontraktur, kerusakan kulit, atelektasis, dropfoot, TVD.

    Intervensi:

    1. Pertahankan ROM sendi.

    2. Baringkan dengan posisi yang baik di tempat tidur.

    3. Dapatkan konsultasi rehabilitas, terapi fisik dan okupasi.

    4. Ubah posisi sedikitnya setiap 2 jam.

    5. Pertimbangkan pengunaan tempat tidur kinetik.

  • 16

    6. Hindari melatih otot-otot paasien selama terjadi nyeri, karena

    mungkin dapat menigkatkan demielinasi.

    7. Berikan analgesia sebelum sesi terapi atau sesuai advis dokter.

    8. Mulai ajarkan pada keluarga latihan untuk ROM.

    2. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan nyeri

    Tujuan / Kriteria Hasil :

    Pertukaran gas yang adekuat akan di pertahankan

    Intervensi:

    1. Auskultasi bunyi napas dengan teratur.

    2. Pantau saturasi oksigen dengan oksimetri.

    3. Laporkan keluhan subyektif dari kelemahan otot atau kesulitan

    bernapas.

    4. Tetaplah bersama pasien yang mengeluh sesak.

    5. Sukstion sesuai kebutuhan untuk menjaga patensi jalan napas.

    6. Baringkan pasien untuk memudahkan pertukaran gas.

    7. Catat parameter pernapasan ( frekwensi, volume, upaya bernapas )

    8. Catat AGD dan perhatikan kecenderungan.

    9. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang intubasi dan ventilator

    jika hal tersebut akan diperlukan.

    10. Pasang alarm ventilator.

  • 17

    3. Risiko ketidakseimbangan perfusi jaringan otak berhubungan dengan

    hipertensi

    Tujuan / Kriteria Hasil :

    Mempertahankan perfusi dengan tanda vital stabil, disritmia

    jantung terkontrol/takada.

    Intervensi:

    1. Ukur tekanan darah, catat adanya fluktuasi. Observasi adanya

    hipotensi postural, Berikan latihan ketika sedang melakukan

    perubahan posisi pasien.

    2. Pantau frekwensi jantung dan iramanya. Dokumentasikan adanya

    disritmia.

    3. Pantau suhu tubuh berikan lingkungan suhu yang nyaman.

    4. Catat masukan dan haluaran.

    5. Tinggikan kaki sedikit dari tempat tidur.

    6. kolaborasi pemberian cairan IV dengan hati-hati sesuai indikasi.

    7. Pantau pemeriksaan laboratorium, seperti JDL Hb/Ht, elektrolit

    serum.

    8. Pakailah stiking antiemboli atau pemijat kontinue; lepaskan sesuai

    jadwal dengan interval tertentu.

    4. Gangguan sensori persepsi ( tipe : penglihatan, pendengaran, kinestik,

    gustatori, taktil, olfaktori ) berhubungan dengan perubahan pengiriman

    sensori.

  • 18

    Tujuan / Kriteria Hasil :

    a. Mengungkapkan kesadaran tentang defisit sensori

    b. Mempertahankan mental/orientasi umum.

    c. Mengidentifilkasi intervensi untuk meminimalkan kerusakan

    komplikasi sensori.

    Intervensi:

    1. Pantau status neurologis secara periodik

    2. Berikan alternatif cara untuk berkomunikasi jika pasien tidak dapat

    berbicara.

    3. Berikan lingkungan yang aman ( penghalang tempat tidur, proteksi

    terhadap trauma termal )

    4. Berikan kesempatan untuk istirahat pada daerah yang tidak

    mengalami gangguan, dan berikan aktivitas lain sesuai dengan

    kemampuan.

    5. Berikan stimulasi sensori yang sesua, meliputi suara misik yang

    lembut; televisi ( berita/pertujukan ) bercakap-cakap santai.

    6. Sarankan orang terdekat untuk berbicara dan memberikan sentuhan

    pada pasien untuk memlihara keterikatan.

    5. Konstipasi berhubungan dengan fisiologis : perubahan makanan

    Tujuan / Kriteria Hasil :

    Rutinitas buang air besar pasien dipertahankan sama seperti

    sebelum dirawat, dan konstipasi tidak terjadi

  • 19

    Intervensi:

    1. Pastikan hidrasi adekuat; catat masukan dan haluaran.

    2. Berikan pelunak feses atau suppositoria sesuai indikasi.

    3. Waktu melakukan gragam usus untuk menghasilkan penggunaan

    refleks gastrokolik setelah makanan.

    4. Baringkan pasien dalam posisi tegak untuk melakukan eliminasi.

    6. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis

    Tujuan / Kriteria Hasil :

    a. Melaporkan nyeri berkurang /terkontrol

    b. Mengungkapkan metode untuk meredakan nyeri.

    c. Mendemostrasikan pengguanaan ketrampilan relaksasi sesuai

    indikasi untuk situasi individu.

    Intervensi:

    1. Ukur derajat nyeri/ rasa tidak nyaman dengan mengunakan skala

    nyeri 0-10

    2. Observasi tanda-tanda nonverbal dari nyeri misalnya ( wajah

    tampak menahan sakit, menarik diri/menangis.

    3. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai nyeri

    yang dirasakan.

    4. Berikan kompres hangat atau dingin, mandi dengan air hangat,

    berikan masase atau sentuhan sesuai toleransi pasien.

    5. Lakukan perubahan posisi secara teratur, berikan sokongan dengan

    bantal, busa atrau selimut.

  • 20

    6. Berikan latihan rentang gerak pasif

    7. Instruksikan/anjurkan untuk mengunakan teknik relaksasi,

    imajinasi terbimbing.

    8. Kolaborasi obat analgesik sesuai kebutuhan.

    7. Retensio urine berhubungan dengan tekanan ureter tinggi

    Tujuan / Kriteria Hasil :

    Mendemontrasikan pengosongan kendung kemih adekuat/tepat waktu

    tanpa retensi atau infeksi urinarius.

    Intervensi:

    1. Catat frekuensi dan jumlah berkemih.

    2. Lakukan palpasi abdomen ( di atas supra pubik ) untuk

    mengetahui adanya distensi kandung kemih.

    3. Anjurkan pasien intuk minum paling tidak 2000 ml/dalam batas

    toleransi jantung.

    4. Lakukan menuver Crede.

    5. Kolaborasi kateterisasi pada residu urine sesuai kebutuhan.

    6. Pasang/pertahankan kateter indweling sesuai kebutuhan.

    8. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

    gangguan menelan

    Tujuan / Kriteria Hasil :

    Mendemontrasikan berat badan stabil, normalisasi nilai-nilai laboratorium,

    dan tak ada tanda malnutrisi.

  • 21

    Intervensi:

    1. Kaji kemmpuan untuk mengunyah, menlan, batuk, pada keadaan

    teratur.

    2. Auskultasi bising usus evaluasi adanya distensi abdomen.

    3. Cata masukan kalori setiap hari.

    4. Berikan makan setengah padat/cair usahakan yang disukai pasien.

    5. Anjurkan untuk makan sendiri jika memungkinkan, dan berikan

    bantuan bila pasien membutuhkan

    6. Anjurkan orang terdekat untuk ikut berpartisipasi

    7. Timbang berat badan setiap hari.

    8. Kolaborasi pemberian diet Tinggi Kalori Tinggi Protein

    9. Pasang/pertahankan selang Nasogastric Tube berikan makanan

    enteral/parenteral.

    9. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam : status kesehatan

    Tujuan / Kriteria Hasil :

    a. Pasien dan keluarga akan mengungkapkan pengetahuan yang sesuai

    dengan keadaannya.

    b. Menerima dan mendiskusikan rasa takut.

    c. Mendemostrasikan rentang perasaan yang tepat dan berkurangnya rasa

    takut.

    d. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat

    dapat diatasi.

  • 22

    Intervensi:

    1. Biarkan pasien untuk mengungkapkan perasaan dan ketakutannya.

    2. Dorong pasien untuk mengajukan pertanyaan dan bersiaplah untuk

    memberikan penjelasan.

    3. Buat jadwal sehingga pasien mengetahui perawat akan

    memeriksanya secara teratur sesuai kebutuhan.

    4. Kurangi gangguan sensori dengan berbicara pada pasien dan

    melibatkan keluarga.

    10. Resiko kerusakan integritas kulit dengan faktor risiko perubahan turgor

    kulit.

    Kriteria hasil

    a. Pasien mempertahankan kulit tetap kering dan utuh

    b. Mempertahankan daerah yang tertekan tetap kering dan utuh, bebas

    dari dekubitus.

    Rencana tindakan

    1. Kaji fungsi motorik dan sensorik setiap 4 jam

    2. Kaji derajat ketergantungan pasien.

    3. Monitor daerah yang tertekan

    4. Jaga kebersihan tempat tidur, laken tetap bersih, kencang dan kering.

    5. Monitor intake dan output nutrisi

    nutrisi yang adekuat mengurangi resiko dekubitus

    6. Lakukan alih posisi setiap 2 jam

    7. Lakukan ROM

  • 23

    8. Pertahankan sikap tubuh yang terapeutik pada bahu, lengan, panggul

    dan tungkai..

    9. Lakukan massage pada daerah yang tertekan

    10. Gunakan alat bantu untuk mencegah penekanan

    11. Gangguan eliminasi : konstipasi, diare berhubungan dengan tidak

    adekuatnya intake makanan, immobilisasi.

    Kriteria hasil :

    a. Pola BAB teratur

    b. Konsistensi feses lembek

    c. Bising usus normal

    Rencana tindakan :

    1. Kaji pola Buang Air Besar pasien

    2. Kaji bising usus, frekuensi, intensitas

    3. Berikan diet tinggi serat

    4. Berikan banyak minum sesuai batas toleransi

    5. Lakukan Range Of Motion, tingkatkan aktivitas

    6. Jaga privasi pasien dalam Buang Air Besar

    7. Berikan obat pelembek feses : laksadin, supposituria, laxative dan

    enema dan kaji efektivitasnya

    11. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan pelemahan sistem

    muskuloskeletal

    Kriteria hasil

    a. Pasien dapat mengekspresikan diri secara verbal dan non verbal

  • 24

    b. Mengkomunikasikan keinginan dan kebutuhan kepada staf atau

    pengunjung

    Rencana tindakan

    1. Kaji kemampuan komunikasi pasien verbal / non verbal

    2. Gunakan pertanyaan tertutup dengan jawaban ya atau tidak

    3. Bicara pelan dan terjadi kontak mata

    4. Gunakan bahasa isyarat

    5. Konsultasikan dengan speech terapi dalam latihan bicara

    6. Komunikasikan kepada keluarga dan staf perawat tentang gangguan

    komunikasi

    Kolaborasi

    1. Konfirmasikan dengan / rujuk kebagian terapi fisik / terapi okupasi

  • 25

    BAB II

    RESUME KEPERAWATAN

    A. PENGKAJIAN.

    Hari /Tanggal : Kamis,27 Juni 2013

    Jam : 07.00 WIB.

    Tempat : Ruang Dahlia 2 RSUP DR.SARDJITO

    Yogyakarta.

    Metode : Observasi, Wawancara, Pemeriksaan Fisik, Studi

    Dokumentasi.

    Sumber Data : Pasien, Keluarga Pasien, Tim Kesehatan,Status

    Pasien.

    Oleh : Galih Setiawan

    1. Data Dasar.

    a. Identitas Pasien

    Nama : NyR.

    Umur : 35 Tahun.

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Islam.

    Status Perkawinan : Kawin.

    Pendidikan : SLTA

    Pekerjaan : Wiraswasta

    Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia.

    Alamat : Dodotan Bambang lipuro,Bantul

  • Diagnosa Medis : Guillain Barre Syndrome

    Tanggal Masuk : 25 Juni 2013

    b. Penanggung Jawab.

    Nama : Tn T.

    Umur : 39 Tahun.

    Jenis Kelamin : Laki - laki

    Alamat : Dodotan Bambang lipuro,Bantul

    Pekerjaan : Buruh

    Hubungan dengan Pasien : Suami klien

    c. Faktor Presipitasi .

    -

    d. Faktor predisposisi.

    - Klien pernah jatuh sekitar 3 bulan yang lalu

    2. Data Fokus.

    a. Alasan Masuk Rumah Sakit.

    Kelemahan di anggota gerak kaki dan tangan

    b. Keluhan Utama.

    Pasien Ny R dengan diagnosa medis Guillain Barre Syndrom

    masuk di RSUP Dr Sardjito tanggal 25 Juni 2013, saat dilakukan

    pengkajian tanggal 27 Juni 2013 jam 07.00 WIB didapatkan data

    sebagai berikut :

    - Klien mengatakan sulit makan dan minum

    - Klien mengatakan sulit menelan

  • - Klien mengatakan sulit tidur karena merasa lebih nyaman tidur

    dirumah

    - Klien mengatakan pusing

    - Klien mengatakan terasa berat untuk menggerakkan kedua kaki

    dan tangannya karena merasa lemas

    - Klien mengatakan untuk mandi,minum,makan,berpakaian,dan

    toileting harus dibantu oleh orang lain

    - Klien mengatakan berat untuk menggerakkan kedua tangan dan

    kakinya

    Pemeriksaan Fisik

    - Keadaan umum : lemah.

    - Kesadaran : Compos mentis.

    GCS : E4 V5 M5

    - Tanda tanda vital :

    Tekanan darah : 130/90 mmHg.

    Respirasi : 24 x/mnt.

    Nadi : 92 x/mnt.

    Suhu : 36,8 C

    Nyeri : skala 4

  • - Status Nutrisi

    Berat badan : 50 kg ( Ascites ) dari berat badan

    sebelum sakit 65 kg.

    Tinggi badan : 160 cm.

    IMT ( Indeks Masa Tubuh ) = 50 /(1,60) = 28,40 Kg /

    (pasien edema)

    - Pemeriksaan head to toe.

    Conjungtiva pucat,sklera pucat,bola mata merah

    Mukosa bibir kering,bibir kering

    Terapasang NGT hari ke 0

    Suara nafas vesikuler,

    Abdomen distensi,buncit, peristaltik 16 x/mnt, perkusi redup,

    palpasi nyeri tekan di abdomen .

    Terpasang Infus NaCl 0,9 % ditangan kanan ke 2 sejak tanggal

    25 Juni 2013 balutan infus tampak kotor, turgor kulit jelek

    ,kelembaban kering,

    Nilai kekuatan otot

    Skor ADL 4,atau tergantung total

    3 3

    1 1

  • Penilaian resiko jatuh

    NILAI

    RISIK

    O

    JATU

    H

    FAKTOR RISIKO

    TANG

    GAL

    27/6/

    2013

    28/6/

    2013

    29/6/

    2013

    WAK

    TU

    07.4

    0

    06.0

    0

    06.0

    0

    Riwayat

    Jatuh Kurang dari 3 bulan 25

    Kondisi

    kesehatan

    Lebih dari satu diagnosa

    penyakit 15 - - -

    Bantuan

    ambulasi

    Di tempat tidur/ butuh

    batuan perawat/ memakai

    kursi roda

    0 - - -

    Kruk, tongkat, walker 1 - - -

    Furniture: dinding, meja,

    kursi, almari 30 - - -

    Terapi IV/

    antikoagul

    an

    Terapi intravena terus

    menerus 20

    Gaya

    berjalan/

    berpindah

    Normal/ di tempat tidur/

    immobilisasi 0 - - -

    Lemah 10

    Kerusakan 20 - - -

    Status

    Mental

    Orientasi dengan

    kemampuan sendiri 0

    - - -

    - - -

    Lupa keterbatasan 15 - - -

    TOTAL SKOR 55 55 55

    RR: Risiko Rendah (0-24),

    RS: Risiko Sedang (25-50),

    RT: Risiko Tinggi (51) (Lingkari)

    RR/

    RS/

    RT

    RR/

    RS/

    RT

    RR/

    RS/

    RT

    Nama & paraf yang melakukan pengkajian

    Galih

    Galih

    Galih

    Intervensi pencegahan risiko jatuh (Beri Tanda )

    27/6/

    2013

    28/6/

    2013

    29/6/

    2013

    07.4

    5

    06.0

    5

    06.0

    5

    Risi

    ko

    Ren

    dah

    (RR)

    1 Orientasi lingkungan

    2 Pasikan BEL mudah dijangkau - - -

    3 Roda tempat tidur berada pada posisi

    terkunci

    4 Posisikan tempat tidur pada posisi terendah

    5 Naikkan pagar pengaman tempat tidur

    6 Pastikan lampu tidur hidup saat malam hari

    7 Berikan edukasi pasien

  • Risi

    ko

    Seda

    ng

    (RS)

    1 Lakukan semua pedoman pencegahan jatuh

    risiko rendah

    2 Beri tanda segitiga warna kuning pada bed

    pasien, pintu atau RM pasien

    3 Beri tanda risiko jatuh pada gelang

    identitas yang menempel pasien

    Risi

    ko

    Ting

    gi

    (RT)

    1 Lakukan semua pedoman pecegahan jatuh

    risiko rendah dan sedang

    2 Kunjungi dan monitor pasien tiap 1 jam

    3 Tempatkan pasien di kamar yang paling

    dekat dengan nurse station (bila mungkin)

    - - -

    4 Pastikan pasien menggunakan alat bantu

    jalan

    - - -

    5 Libatkan keluarga untuk mengawasi pasien

    Nama dan paraf yang melakukan intervensi pencegahan

    risiko jatuh

    Galih

    Galih

    Galih

    Ny R dalam kondisi risiko jatuh tinggi karena skor risiko jatuh 55

    - Pemeriksaan penunjang.

    Tanggal : 27 Juni 2013

    - Albumin 2,95 g / dl ( normal Serum 6,4 8,3 )

    - Protein 5,51 g / dl ( normal 3,97 4,94 )

    - Hasil pemeriksaan penunjang EMNG ( Elecro Myo Neuro Grafi ) pada

    tanggal 13 Mei 2013 menunjukkan kesan klien mengalami Guillain Barre

    Syndrom.

    - Terapi yang diberikan

    1) Alinamin F 250 mg / 24 jam secara Intra Vena

    Vitamin B1 dan B2 merupakan zat-zat penting bagi fungsi sistem saraf

    dan metabolisme karbohidrat. Meningkatnya kebutuhan, seperti pada saat

    kehamilan dan menyusui pada saat memerlukan banyak energi, terjadi

  • gangguan penyerapan, seperti pada diare dan gangguan pencernaan

    lainnya.

    2) Mecobalamin 500 g / 12 jam secara Intra Vena

    Diindikasikan pada keadaan neuropati perifer dan anemia

    megaloblastik yang disebabkan defisiensi vitamin B12.

    3) Sulfafirosus 1 mg / 24 jam / tablet per oral

    Sulfas ferosus merupakan zat penting untuk pembentukan sel darah

    merah, menjadi cadangan zat besi bagi janin, mengoptimalkan fungsi otot

    diberikan pada ibu hamil dan Anemia Makrositik juga hipokromik

    4) Asam folat 1 mg / 24 jam tablet per oral

    Indikasi asam folat adalah untuk memenuhi kebutuhan asam folat

    khususnya pada wanita hamil.

    3. Pengelompokan Data.

    Data Subyektif :

    - Klien mengatakan sulit makan dan minum

    - Klien mengatakan sulit menelan

    - Klien mengatakan sulit tidur karena merasa lebih nyaman tidur dirumah

    - Klien mengatakan pusing

    - Klien mengatakan terasa berat untuk menggerakkan kedua kaki dan tangannya

    karena merasa lemas

    - Klien mengatakan untuk mandi,minum,makan,berpakaian,dan toileting harus

    dibantu oleh orang lain

    - Klien mengatakan berat untuk menggerakkan kedua tangan dan kaki

  • Data Obyektif :

    - Pasien tampak lemah

    - Konjungtiva pucat

    - Mukosa bibir kering

    - Albumin 2,95 g / dl

    - Protein 5,51 g / dl

    - Tekanan Darah = 130/ 90 mmHg

    - Nadi = 92 x / menit

    - Nilai kekuatan otot

    - Kedua bola mata merah

    - Klien tampak lemah

    - Terpasang Infus Nacl 0,9 % ditangan kanan hari ke 2

    - Terapasang selang NGT pada hidung hari ke-0

    - IMT = 28, 4 Kg /

    - Skor skala jatuh : 60 atau risiko jatung tinggi

    - Hasil pemeriksaan penunjang EMNG ( Elecro Myo Neuro Grafi ) pada

    tanggal 13 Mei 2013 menunjukkan kesan klien mengalami Guillain Barre

    Syndrom.

    3 3

    1 1

  • ANALISA DATA

    Data Senjang Etiologi Problem

    Data Subjektif :

    - Klien mengatakan sulit makan

    dan minum

    - Klien mengatakan sulit menelan

    Data Obyektif :

    - Bibir kering

    - Konjungtiva pucat

    - Mukosa bibir kering

    - Albumin 2,95 g / dl

    - Protein 5,51 g / dl

    IMT = Kg / = 50 / ( = 28,40

    Gangguan

    menelan

    Kebutuhan

    nutrisi kurang

    dari

    kebutuhan

    tubuh

    Data Subyektif :

    - Klien mengatakan sulit tidur

    karena merasa lebih nyaman

    tidur dirumah

    - Klien mengatakan pusing

    Data Obyektif :

    - Kedua bola mata merah

    - Klien tampak lemah

    Tidur malam selama dirumah sakit 4-5

    jam,sedangkan dirumah 8 jam

    Bising Gangguan

    pola tidur

    Data Subyektif :

    - Klien mengatakan terasa berat

    untuk menggerakkan kedua kaki

    dan tangannya karena merasa

    lemas

    Data Obyektif :

    - Nilai kekuatan otot :

    Kelemahan umum Hambatan

    mobilitas

  • 3 3

    1 1

    - Keadaan umum : lemah

    - Hasil pemeriksaan penunjang EMNG (

    Elecro Myo Neuro Grafi ) pada tanggal

    13 Mei 2013 menunjukkan kesan klien

    mengalami Guillain Barre Syndrom.

    Data Subyektif :

    - Klien mengatakan untuk

    mandi,minum,makan,berpakaian

    ,dan toileting harus dibantu oleh

    orang lain

    Data Obyektif :

    - Keadaan umum : lemah

    - Nilai kekuatan otot

    3 3

    1 1

    Skor pengkajian ADL 4

    ( tergantung total)

    kelemahan Defisit

    perawatan diri

    Data Subyektif :

    - Klien mengatakan nyeri pada kedua

    kaki.

    Agen injuri

    biologis

    Nyeri akut

  • nyeri skala 4,yang terasa saat

    digerakkan,terasa cekot cekot

    Data Obyektif :

    - TD = 130/ 90 mmHg

    - Nadi = 92 x / menit

    Data Subyektif : -

    Data Obyektif :

    - Terpasang Infus Nacl 0,9 % ditangan

    kanan hari ke 2

    - Terpasang selang NGT pada hidung

    hari ke-0

    - Suhu 36,80C

    Pertahanan

    primer tubuh tidak

    adeuat: tindakan

    invasif

    Risiko infeksi

    Data Subyektif :

    - Klien mengatakan berat untuk

    menggerakkan kedua tangan dan

    kakinya

    Data Obyektif :

    - Nilai kekuatan otot

    - Keadaan umum : lemah

    - Skor skala jatuh : 55 atau risiko

    tinggi

    riwayat

    jatuh,penurunan

    ekstremitas

    bawah,gangguan

    mobilitas fisik

    Risiko jatuh

    3 3

    1 1

  • Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas

    1. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

    Gangguan menelan yang ditandai dengan

    Data Subyektif :

    - Klien mengatakan sulit makan dan minum

    - Klien mengatakan sulit menelan

    Data Obyektif :

    - Bibir kering

    - Konjungtiva pucat

    - Mukosa bibir kering

    - Albumin 2,95 g / dl

    - Protein 5,51 g / dl

    - IMT = 28, 4 Kg /

    2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis yangditandai dengan

    Data Subyektif :

    - Klien mengatakan nyeri pada kedua kaki.nyeri skala 4, yang terasa saat

    digerakkan.terasa cekot cekot

    Data Obyektif :

    - Tekanan Darah = 130/ 90 mmHg, Nadi = 92 x / menit

    3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan yang ditandai

    dengan

    Data Subyektif :

    - Klien mengatakan terasa berat untuk menggerakkan kedua kaki dan

    tangannya karena merasa lemas

    Data Obyektif :

    - Nilai kekuatan otot

    3 3

    1 1

  • 4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan lingkungan : ketidaknyamanan

    yang ditandai dengan :

    Data Subyektif :

    - Klien mengatakan sulit tidur karena merasa lebih nyaman tidur

    dirumah

    - Klien mengatakan pusing

    Data Obyektif :

    - Kedua bola mata merah

    - Klien tampak lemah

    - Tidur malam selama dirumah sakit 4-5 jam, sedangkan dirumah 8

    jam

    5. Defisit self care berhubungan dengan kelemahan yang ditandai dengan

    Data Subyektif :

    - Klien mengatakan untuk mandi,minum,makan,berpakaian,dan

    toileting harus dibantu oleh orang lain.

    Data Obyektif :

    - Keadaan umum : lemah

    - Nilai kekuatan otot

    Skor pengkajian ADL 4

    ( tergantung total)

    6. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tubuh tidak adekuat

    : tindakan invasif yang ditandai dengan

    Data Subyektif : -

    Data Obyektif :

    - Terpasang Infus Nacl 0,9 % ditangan kanan hari ke 2

    - Terapasang selang NGT pada hidung hari ke-0

    - Suhu 36,80C

    3 3

    1 1

  • 7. Risiko jatuh berhubungan dengan kelemahan yang ditandai dengan

    Data Subyektif :

    - Klien mengatakan berat untuk menggerakkan kedua tangan dan

    kakinya

    Data Obyektif :

    - Nilai kekuatan otot

    3 3

    1 1

    - Keadaan umum : lemah

    - Skor skala jatuh : 55 atau risiko tinggi

  • RENCANA KEPERAWATAN

    No

    Diagnosa

    Keperawatan

    Perencanaan Implementasi Evaluasi

    Tujuan Intervensi Rasional

    1 Kebutuhan

    nutrisi kurang

    dari kebutuhan

    tubuh yang

    ditandai dengan

    :

    Data Subyektif :

    - Klien menhatakan

    sulit makan

    dan minum

    - Klien mengatakan

    sulit

    menelan

    Data Obyektif :

    - Bibir kering

    - Konjungtiva pucat

    - Mukosa bibir kering

    - Albumin

    Setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 7x24 jam

    masalah akan

    berkurang dengan

    kriteria hasil :

    - Konjungtiva merah muda

    - Mukosa mulut

    lembab

    - Klien mengahabis

    kan porsi

    diit rumah

    sakit

    - Albumin dalam

    rentang

    normal 3.5-

    5.0 g/dl

    - Protein

    1. Kaji kemampuan mengunyah,men

    elan,batuk,pada

    keadaan teratur

    2. Kaji adanya alergi makanan

    3. Auskultasi bising

    usus,evaluasi

    adanya distensi

    abdomen

    4. Catat masukan kalori setiap hari

    5. Berikan makanan

    cair,usahakan

    yang disukai

    klien

    6. Ajarkan kepada keluarga cara

    menggunakan

    NGT

    7. Kelola

    1. Menentukan intervensi

    yang tepat

    2. Menghindari respon alergi

    pada pada

    klien

    3. Adanya Bising usus

    menandakan

    usus normal

    4. Evaluasi asupan

    makanan

    5. Meningkatkan asupan nutrisi

    6. Meningkatkan pengetahuan

    klien tentang

    kesehatan dan

    keberhasilam

    tujuan

    keperawatan

    Kamis,27 Juni 2013

    Jam 07.00 WIB

    1. Mengkaji kemampuan

    menelan,mengu

    nyah,batuk

    klien

    Galih

    Jam 07.10 WIB

    2. Menilai bising usus

    Galih

    Kamis 27 Juni 2013

    Jam 07.10 WIB

    1. Klien tidak dapat menelan

    makanan

    karena sakit

    pada

    tenggorokanya

    - Klien dapat batuk

    - Klien tidak dapat

    mengunyah

    Galih

    Jam 07.25 WIB

    2. Bising usus 6 x /menit

    Galih

  • 2,95 g / dl

    - Protein 5,51 g / dl

    - IMT = 28 ,

    40 Kg /

    dalam

    rentang

    normal 1545 mg/dL.

    pemakaian

    selang NGT

    7. Meningkatkan asupan nutrisi

    Jam 08.10 WIB

    3. Mencatat asupan

    makanan tiap

    hari

    Galih

    Jam 08.20 WIB

    4. Mengkaji adanya alergi

    makanan pada

    klien

    Galih

    Jam 10.00 WIB

    5. Memberikan diit melalui

    NGT

    Galih

    Jam 08.15 WIB

    3. Klien dapat menghabiskan

    porsi rumah

    sakit berupa

    susu

    Galih

    Jam 08.30 WIB

    4. Klien mengatakan

    tidak ada alergi

    makanan

    Galih

    Jam 10.15 WIB

    5. Diit susu 100 cc

    Galih

  • Jam 11.00 WIB

    6. Mengajarkan kepada keluarga

    cara pemakaian

    NGT

    Galih

    Jam 11.10 WIB

    6. Keluarga mengatakan

    dapat

    menggunakan

    selang NGT

    untuk

    memberikan

    diit makanan

    S :

    - Klien mengatakan

    masih lemas

    - Klien mengatakan

    kalau cairan

    yang masuk

    banyak erasa

    ingin muntah

    - Klien mengatakan

    kalau untuk

    menelan

    makanan

    sakit

    O :

    - Konjungtiva

  • merah muda

    - Mukosa bibir kering

    - Klien tampak lemah

    - Diit susu 100 cc masuk

    A : Masalah

    teratasi

    sebagian

    P :

    - Evaluasi asupan diit

    - Catat masukan diit

    - Kelola pemberian

    makanan

    melalui NGT

    - Pantau hasil lab

    Galih

  • CATATAN PERKEMBANGAN

    SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI

    Hari/Tgl, Jumat, 28/06/2013

    Jam 07.00 WIB

    Keseimbangan nutrisi kurang dari

    kebutuhan tubuh berhubungan dengan

    gangguan menelan

    S :

    - Klien mengatakan masih lemas - Klien mengatakan bibirnya kering

    O :

    - Keadaan umum : lemah - Konjungtiva pucat - Mukosa bibir kering - Asupan nutrisi 300 cc - Klien tampak lemas - Klien mengalami stress ulcer - Cairan lambung berwarna hijau tua

    A : Masalah belum teratasi

    P :

    1. Evaluasi asupan makanan 2. Evaluasi warna dan volume cairan

    lambung

    3. Catat masukan diit 4. Kelola pemberian makanan melalui

    Nasogastric Tube

    Hari/Tgl, Jumat, 28/06/2013

    Jam 07.30 WIB

    1. Mengevaluasi asupan makanan pagi

    Galih

    Jam 08.00 WIB

    2. Mencatat asupan diit yang masuk

    Galih

    Jam 11.00 WIB

    3. Melakukan spull Nacl 0,9 % dingin 250 cc

    Galih

    Jam 12..45 WIB

    4. Memonitor volume dan warna cairan lambung

    (stress ulcer)

    Galih

    Hari/Tgl, Jumat, 28/06/2013

    Jam 07.40 WIB

    1. Klien mengatakan belum makan dan minum dari selang NGT

    Galih

    Jam 08.30 WIB

    2. Asupan makanan belum boleh diberikan,karena cairan lambung masih

    hijau tua

    Galih

    Jam 11.15 WIB

    3. Cairan Nacl 0,9 % 250 cc dingin masuk melalui NGT,

    Galih

    Jam 13..00 WIB

    4. Warna cairan lambung hijau tua

    Galih

  • 5. Pantau hasil lab

    Galih

    Evaluasi

    Hari/Tgl, Jumat, 28/06/2013

    Jam 14.00 WIB

    S:

    - Klien mengatakan masih lemas - Klien mengatakan belum bisa

    makan dan minum

    O :

    - Keadaan umum : lemah - Konjungtiva pucat - Asupan makanan tidak ada - Warna cairan lambung hijau tua - Hasil lab setelah tanggal 27 Juni

    belum ada

    A : Masalah belum teratasi

    P :

    1. Evaluasi asupan makanan 2. Evaluasi warna dan volume cairan

    lambung

    3. Catat masukan diit 4. Kelola pemberian makanan melalui

    NGT

    5. Pantau hasil lab

    Galih

  • CATATAN PERKEMBANGAN

    SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI

    Hari/Tgl, Sabtu, 29/06/2013

    Jam 07.00 WIB

    Keseimbangan nutrisi kurang dari

    kebutuhan tubuh berhubungan dengan

    gangguan menelan

    S :

    - Klien mengatakan masih lemas - Klien mengatakan bibirnya kering

    O :

    - Keadaan umum : lemah - Konjungtiva pucat - Mukosa bibir kering - Asupan nutrisi 300 cc - Klien tampak lemas - Klien mengalami stress ulcer - Cairan lambung berwarna hijau tua

    A : Masalah belum teratasi

    P :

    1. Evaluasi asupan makanan 2. Evaluasi warna dan volume cairan

    lambung

    3. Catat masukan diit 4. Kelola pemberian makanan melalui

    NGT

    5. Pantau hasil lab

    Hari/Tgl, Sabtu, 29/06/2013

    Jam 07.10 WIB

    1. Mengevaluasi asupan makanan pagi

    Galih

    Jam 07.30 WIB

    2. Mencatat asupan diit yang masuk

    Galih

    Jam 11.30 WIB

    3. Melakukan spull Nacl 0,9 % dingin 250 cc

    Galih

    Jam 12.30 WIB

    4. Memonitor volume dan warna cairan lambung ( stress ulcer )

    Galih

    Hari/Tgl, Sabtu, 29/06/2013

    Jam 07.30 WIB

    1. Klien mengatakan belum makan dan minum dari selang NGT

    Galih

    Jam 07.40 WIB

    2. Asupan makanan belum boleh diberikan,karena cairan lambung

    masih hijau tua

    Galih

    Jam 12.00 WIB

    3. Cairan Nacl 0,9 % ,250cc dingin masuk melalui NGT

    Cairan stress ulcer masih keruh

    Galih

    Jam 12.45WIB

    4. Warna cairan lambung hijau tua

    Galih

  • Galih

    Evaluasi

    Hari/Tgl, Sabtu, 29/06/2013

    Jam 14.00 WIB

    S:

    - Klien mengatakan masih lemas - Klien mengatakan belum bisa

    makan dan minum

    O :

    - Keadaan umum : lemah - Konjungtiva pucat - Asupan makanan tidak ada - Warna cairan lambung hijau tua - Hasil lab setelah tanggal 27 Juni

    belum ada

    A : Masalah belum teratasi

    P :

    1. Evaluasi asupan makanan 2. Evaluasi warna dan volume cairan

    lambung

    3. Catat masukan diit 4. Kelola pemberian makanan melalui

    NGT

    5. Pantau hasil lab

    Galih

  • RENCANA KEPERAWATAN

    No Diagnosa Keperawatan Perencanaan

    Implementasi Evaluasi Tujuan Intervensi Rasional

    2 Hari/Tgl, Kamis,

    27/06/2013

    Jam 07.00 WIB

    Nyeri akut berhubungan

    dengan pertahanan

    primer tubuh tidak

    adekuat : tindakan

    invasif

    Data Subyektif :

    - Klien mengatakan nyeri pada kedua

    kaki.

    nyeri skala 4,yang

    terasa saat

    digerakkan,jug a

    neyeri agak cekot cekot tetapi tidak

    lama

    Data Obyektif :

    - TD = 130/ 90 mmHg

    Setelah

    dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama

    1x24jam

    ,masalah tidak

    terjadi,dengan

    kriteria hasil :

    - Skala nyeri : 1-3

    - Klien mengatakan

    kenyamana

    n yang

    dirasakan

    - Tanda tanda vital

    dalam batas

    normal

    - TD : 120-80 mmHg

    - N : 60-

    1. Kaji nyeri secara

    komprehensif

    ( P Q R S T )

    2. Observasi reaksi non

    verbal dari

    ketidaknyama

    nan

    3. Ajarkan teknik

    relaksasi non

    farmakologis

    : message

    4. Berikan informasi

    tentang nyeri

    : penyebab,

    berapa lama

    nyeri terjadi

    5. Kolaborasi : obat analgesik

    1. Menentukan intervensi

    yang tepat

    2. Mengetahui adanya reaksi

    ketidaknyama

    n

    3. Mengurangi tingkat nyeri

    4. Meningkatkan pengetahuan

    klien dan

    meningkatkan

    tercapainya

    tujuan

    5. Menurunkan tingkat nyeri

    Hari/Tgl, Kamis,

    27/06/2013

    Jam 07.10 WIB

    1. Mengkaji nyeri ( P Q RST

    Galih

    Jam 08.00 WIB

    2. Menanyakan adanya nyeri

    yang dirasakan

    Galih

    Hari/Tgl, Kamis,

    27/06/2013

    Jam 07.30 WIB

    1. Nyeri skala 4,terasa saat

    kaki

    digerakkan,yan

    g terasa cekot

    cekot tetapi tidak lama

    Galih

    Jam 08.10 WIB

    2. Klien mengatakan

    merasa nyeri

    pada kaki

    Galih

  • - Nadi = 92 x / menit

    100x/ menit

    - R : 14-20x/menit

    S : 36,6-37,50C

    Jam 08.10 WIB

    3. Mengajarkan massage

    Galih

    Jam 08.15 WIB

    3. Keluarga dapat melakukan

    massage

    Galih

    Evaluasi

    Hari/Tgl, Kamis,

    27/06/2013

    Jam 14.00 WIB

    S :

    - Klien mengatakan

    masih nyeri

    skala

    4,nyeri pada

    bagian kaki

    yang terasa

    saat

    digerakkan

    O :

    - Keadaan umum :

  • lemah

    - Kesadaran : compos

    mentis

    - TD : 120 /80 mmHg

    - Nadi : 92 x /menit

    A : Masalah

    belum teratasi

    P :

    1. Observasi tanda tanda vital

    2. Observasi reaksi

    ketidaknyama

    nan

    3. Ajarkan teknik

    nonfarmakolo

    gis : relaksasi

    nafas dalam

    Galih

  • CATATAN PERKEMBANGAN

    SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI

    Hari/Tgl, Jumat, 28/06/2013

    Jam 07.00 WIB

    Nyeri akut berhubungan dengan

    pertahanan primer tubuh tidak adekuat

    S :

    - Klien mengatakan masih merasa nyeri pada kaki,skala 4 yang

    terasa saat kaki digerakkan

    O :

    - Skala Nyeri 4 - Keadaan umum :lemah - Kesadaran compos mentis - GCS : E4V5M5

    A : Masalah belum teratasi

    P :

    1. Observasi tanda- tanda vital 2. Observasi reaksi

    ketidaknyamanan

    3. Ajarkan teknik nonfarmakologi : relaksasi nafas dalam

    Hari/Tgl, Jumat, 28/06/2013

    Jam 07.30 WIB

    1. Mengukur tanda tanda vital

    Galih

    Jam 08.00 WIB

    2. Menanyakan ketidaknyamanan yang dirasakan

    Galih

    Jam 09.00 WIB

    3. Mengajarkan teknik teknik nafas dalam

    Galih

    Hari/Tgl, Jumat, 28/06/2013

    Jam 07.40 WIB

    1. Tanda tanda vital : - TD = 120 / 80 mmHg - Nadi : 92 x/menit

    Galih

    Jam 08.15 WIB

    2. Klien mengatakan masih nyeri pada kakinya

    Galih

    Jam 09.30 WIB

    3. Klien dapat melakukan teknik nafas dalam

    Galih

    Evaluasi

    Hari/Tgl, Jumat, 28/06/2013

    Jam 14.00 WIB

    S :

    - Klien mengatakan masih

  • merasakan nyeri

    Yang terasa pada kakinya,skala

    4.terasa cekot cekot tetapi tidak lama

    O :

    - Kesadaran : compos mentis GCS : E4V5M5

    - Kedaaan umum : lemah - TD = 120 /80 mmHg

    Nadi : 92 x/menit

    A : masalah belum teratasi

    P :

    1. Observasi tanda- tanda vital 2. Observasi reaksi

    ketidaknyamanan

    3. Ajarkan teknik nonfarmakologi : relaksasi nafas dalam

    Galih

  • CATATAN PERKEMBANGAN

    SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI

    Hari/Tgl, Sabtu, 29/06/2013

    Jam 07.00 WIB

    Nyeri akut berhubungan dengan

    pertahanan primer tubuh tidak adekuat

    S :

    - Klien mengatakan masih merasa nyeri pada kaki,skala 4

    Yang terasa saat kaki

    digerakkan,terasa cekot - cekot

    O :

    - Skala Nyeri 4 - Keadaan umum :lemah - Kesadaran compos mentis - GCS : E4V5M5

    A : Masalah belum teratasi

    P :

    1. Observasi tanda- tanda vital 2. Observasi reaksi ketidaknyamanan 3. Ajarkan teknik nonfarmakologi :

    relaksasi nafas dalam

    Hari/Tgl, Sabtu, 29/06/2013

    Jam 07.30 WIB

    1. Mengukur tanda tanda vital ( Suhu dan tekanan darah )

    Galih

    Jam 08.00 WIB

    2. Menanyakan ketidaknyamanan yang dirasakan

    Galih

    Jam 08.45 WIB

    3. Mengajarkan teknik nafas dalam

    Galih

    Hari/Tgl, Sabtu, 29/06/2013

    Jam 07.40 WIB

    1. Tanda tanda vital : TD = 120 / 80 mmHg

    Nadi : 92 x/menit

    Galih

    Jam 08.30 WIB

    2. Klien mengatakan masih nyeri pada kakinya

    Galih

    Jam 09.00 WIB

    3. Klien dapat melakukan teknik nafas dalam

    Galih

    Evaluasi

    Hari/Tgl, Sabtu, 29/06/2013

    Jam 14.00 WIB

    S :

    - Klien mengatakan masih merasakan nyeri

  • Galih Yang terasa pada

    kakinya,skala 4

    O :

    - Kesadaran : compos mentis GCS : E4V5M5

    - Kedaaan umum : lemah - TD = 120 /80 mmHg

    Nadi : 92 x/menit

    A : masalah belum teratasi

    P :

    - Observasi tanda- tanda vital - Observasi reaksi ketidaknyamanan - Ajarkan teknik nonfarmakologi :

    relaksasi nafas dalam

    Galih

  • RENCANA KEPERAWATAN

    No Diagnosa

    Keperawata

    n

    Perencanaan

    Implementasi Evaluasi Tujuan Intervensi Rasional

    3 Hari/Tgl,

    Kamis,

    27/06/2013

    Jam 07.00

    WIB

    Hambatan

    mobilitas

    fisik

    berhubunga

    n dengan

    Kerusakan

    persepsi

    atau

    kognitif,

    penurunann

    tahanan /

    kesadaran

    Data

    Subyektif :

    - Klien mengata

    Setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan selama

    3x24 jam masalah

    akan berkurang

    dengan kriteria

    hasil :

    - Klien terbebas dari komplikasi

    immobilisasi

    yang dapat

    dicegah

    misalnya (

    kontraktur,frakt

    ur,dekubitus )

    - Mengerti tujuan peningkatan

    mobililtas

    - Klien / keluarga dapat

    melakukan

    ROM pasif

    1. Observasi tanda-

    tanda vital

    sebelum

    dan sesudah

    latihan

    2. Baringkan dengan

    posisi yang

    nyaman

    3. Pertahankan ROM pasif

    4. Hindari melatih otot

    otot pasien

    selama

    terjadi nyeri

    5. Ajarkan kepada

    keluarga

    untuk

    1. Perubahan tanda- tanda vital dapat

    menunjukkan

    peningkatan

    metabolisme

    tubuh

    2. Meningkatkan kenyamanan

    klien

    3. Mencegah kekakuan otot

    4. Menghindari nyeri

    5. Meningkatkan pengetahuan

    klien

    klien/keluarga

    6. Meningkatkan kontraksi otot

    Hari/Tgl, Kamis,

    27/06/2013

    Jam 07.10 WIB

    1. Memberikan poisisi yang

    nyaman kepada

    klien :

    - Memberikan posisi berbaring

    Galih

    Jam 09.00 WIB

    2. Mengelola terapi Alinamin

    F 250 mg /12

    jam secara

    dripp

    Galih

    Hari/Tgl, Kamis,

    27/06/2013

    Jam 07.30 WIB

    1. Klien mengatakan sekarang merasa

    nyaman dengan posisi

    berbaring

    Galih

    Jam 09.10 WIB

    2. Terapi Alinamin F 250 mg / 12 jam secara

    dripp masuk

    - Nilai kekuatan otot Ekstremitas bawah 1

    dan nilai kekuatan

    otot ekstremitas atas

    3

    Galih

  • kan

    terasa

    berat

    untuk

    mengger

    akkan

    kedua

    kaki dan

    tangann

    ya

    karena

    merasa

    lemas

    Data

    Obyektif :

    - Nilai kekuata

    nn otot

    3 3

    1 1

    - Keadaan

    umum :

    lemah

    secara mandiri

    dan rutin

    latihan

    ROM pasif

    6. Kolaborasi : Fisioterapi

    Jam 09.15 WIB

    3. Mengelola terapi

    Mecobalamin

    500 secara IV

    Galih

    Jam 09.30 WIB

    3. Terapi Mecobalamin

    500 / 12 jam secara IV masuk

    - Nilai kekuatan otot Ekstremitas bawah 1

    dan nilai kekuatan

    otot ekstremitas atas

    3

    Galih

    Evaluasi

    Hari/Tgl, Kamis,

    27/06/2013

    Jam 14.00WIB

    S :

    - klien mengatakan masih merasa lemah

    - Klien mengatakan merasa berat untuk

    menggerakkan

    kedua kaki dan

    tanganya

    - O :

    - Nilai kekuatan otot

  • - 33.11 - Keadaan umum

    :lemah

    - kesadaran kompos mentis

    GCS : E4V5M5

    A : Masalah belum

    teratasi

    P :

    1. Observasi tanda tanda vital sebelum

    dan sesudah latihan

    2. Pertahankan teknik ROM

    3. Hindari melatih otot otot pasien saat nyeri

    4. Kelola terapi Alinamin F 250 mg /

    12 jam secara dripp

    5. Kelola terapi

    Mecobalamin 500 / 12 jam secara IV

    Galih

  • CATATAN PERKEMBANGAN

    SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI

    Hari/Tgl, Jumat, 28/06/2013

    Jam 07.00 WIB

    Hambatan mobilitas fisik berhubungan

    dengan kerusakan persepsi atau kognitif,

    penurunann tahanan / kesadaran

    S :

    - Klien mengatakan masih lemah - Klien menagatakan terasa berat

    untuk menggerakkan kedua kaki dan

    tanganya

    O :

    - nilai kekuatan otot - 33.11 - Keadaan umum : lemah - kesadaran compos mentis : GCS

    E4V5M5

    A : masalah belum teratasi

    P :

    1. Observasi tanda- anda vital sebelum dan sesudah tindakan

    2. Pertahankan ROM pasif 3. Berikan posisi yang nyaman 4. Kelola terapi Alinamin F 250 mg /

    12 jam secara dripp

    Hari/Tgl, Jumat, 28/06/2013

    Jam 07.30 WIB

    1. Mengajarkan ROM pasif kepada klien dan keluarga

    Galih

    Jam 09.00 WIB

    2. Mengelola terapi Alinamin F 250 mg /12 jam secara dripp

    Galih

    Jam 09.15 WIB

    3. Mengelola terapi Mecobalamin 500

    secara IV

    Galih

    Jam 12.45 WIB

    4. Memberikan posisi miring,kepada klien

    Galih

    Hari/Tgl, Jumat, 28/06/2013

    Jam 07.40 WIB

    1. Pasien dan keluargamengatakan mengerti tentang latihan ROM yang

    diajarkan

    Galih

    Jam 09.10 WIB

    2. Terapi Alinamin F 250 mg / 12 jam secara dripp masuk

    - Nilai kekuatan otot ekstremitas bawah 1 dan nilai kekuatan otot

    ekstremitas atas 3

    Galih

    Jam 09.30 WIB

    3. Terapi Mecobalamin 500 / 12 jam secara IV masuk

    - Nilai kekuatan otot Ekstremitas bawah 1 dan nilai kekuatan otot

    ekstremitas atas 3

    Galih

    Jam 13.00 WIB

    4. Klien mengatakan lebih nyaman.,dalam posisi miring

    Galih

  • 5. Kelola terapi Mecobalamin 500 / 12 jam secara IV

    Galih

    Evaluasi

    Hari/Tgl, Jumat, 28/06/2013

    Jam 14.00WIB

    S :

    - Klien mengatakan masih lemes pada kedua kaki dan tanganya

    - Klien mengatakan masih merasa sakit untuk menggerakkan kedua kaki dan

    tanganya.

    O:

    - Nilai kekuatan otot 33.11

    - kesadaran : kompos mentis - Keadaan umum : lemah - TD = 120 mmHg/80 mmHg - N = 92 x/menit

    A : Masalah teratasi sebagian

    P:

    1. Pertahankan ROM pasif kepada klien 2. Evaluasi kemampuan keluarga

    tentang ROM pasif

    3. Beri posisi yang nyaman 4. Kelola terapi Alinamin F 250 mg / 12

    jam secara dripp

    5. Kelola terapi Mecobalamin 500 / 12 jam secara IV

    Galih

  • CATATAN PERKEMBANGAN

    SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI

    Hari/Tgl, Sabtu, 29/06/2013

    Jam 07.00 WIB

    Hambatan mobilitas fisik berhubungan

    dengan kerusakan persepsi atau kognitif,

    penurunan tahanan / kesadaran

    S :

    - Klien mengatakan msih lemah - Klien mengatakan terasa berat

    untuk menggerakkan kedua

    kaki dan tanganya

    O :

    - nilai kekuatan otot

    3 3

    - Keadaan umum : lemah - Kesadaran compos mentis : GCS

    E4V5M5

    A : masalah belum teratasi

    P :

    1. Observasi tanda- anda vital

    Hari/Tgl, Sabtu, 29/06/2013

    Jam 07.30 WIB

    1. Mengajarkan ROM pasif kepada klien dan keluarga

    Galih

    Jam 09.00 WIB

    2. Mengelola terapi Alinamin F 250 mg /12 jam secara dripp

    Galih

    Jam 09.15 WIB

    3. Mengelola terapi Mecobalamin 500 secara IV

    Galih

    Jam 13.00 WIB

    4. Memberikan posisi miring,kepada klien

    Galih

    Hari/Tgl, Sabtu, 29/06/2013

    Jam 07.40 WIB

    1. Pasien dan keluarga mengatakan mengerti tentang latihan ROM yang

    diajarkan

    Galih

    Jam 09.10 WIB

    2. Terapi Alinamin F 250 mg / 12 jam secara dripp masuk

    - Nilai kekuatan otot Ekstremitas bawah 1 dan nilai kekuatan otot

    ekstremitas atas 3

    Galih

    Jam 09.30 WIB

    3. Terapi Mecobalamin 500 / 12 jam secara IV masuk

    - Nilai kekuatan otot ekstremitas bawah 1 dan nilai kekuatan otot

    ekstremitas atas 3

    Galih

    Jam 13.10 WIB

    4. Klien mengatakan lebih nyaman,dalam posisi miring

    Galih

    1 1

  • sebelum dan sesudah tindakan

    2. Pertahankan ROM pasif 3. Berikan posisi yang nyaman Kelola

    terapi

    4. Alinamin F 250 mg / 12 jam secara dripp

    5. Kelola terapi Mecobalamin 500 / 12 jam secara IV

    Galih

    Evaluasi

    Hari/Tgl, Sabtu, 29/06/2013

    Jam 14.00WIB

    S :

    - Klien mengatakan masih lemes pada kedua kaki dan tanganya

    - Klien mengatakan masih merasa sakit untuk menggerakkan kedua kaki dan

    tanganya.

    O:

    - Nilai kekuatan otot 33.11

    - kesadaran :kompos mentis - Keadaan umum : lemah - TD = 120/80 mmHg - N = 92 x/menit

    A : Masalah belum teratasi

    P:

    1. Pertahankan ROM pasif kepada klien 2. Evaluasi kemampuan keluarga

    tentang ROM pasif

    3. Beri posisi yang nyaman 4. Kelola terapi Alinamin F 250 mg / 12

    jam secara dripp

    5. Kelola terapi Mecobalamin 500 / 12 jam secara IV

    Galih

  • RENCANA KEPERAWATAN

    No Diagnosa Keperawatan

    Perencanaan Implementasi Evaluasi

    4 Tujuan Intervensi Evaluasi

    Hari/Tgl, Kamis,

    27/06/2013

    Jam 07.00 WIB

    Gangguan pola tidur

    berhubungan dengan

    bising yang ditandai

    dengan :

    Data Subyektif :

    - Klien mengatakan sulit tidur karena

    merasa lebih nyaman

    tidur dirumah

    - Klien mengatakan pusing

    Data Obyektif :

    - Kedua bola mata merah

    - Klien tampak lemah - Tidur malam selama

    dirumah sakit 4-5

    jam,sedangkan

    dirumah 8 jam

    Setelah

    dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama

    3x241jam

    ,masalah akan

    berkurang

    ,dengan kriteria

    hasil :

    - Jumlah tidur 8 jam

    - Bola mata tidak merah

    - Mampu mengidentifi

    kasi hal hal yang

    dapat

    meningkatka

    n tidur

    1. Observasi hal hal yang dapat

    meningkatk

    an tidur

    2. Jelaskan pentingnya

    tidur yang

    adekuat

    3. Ciptakan lingkungan

    yang

    nyaman

    4. Fasilitasi aktivitas

    sebelum

    tidur

    5. Kolaborasi pemberian

    obat tidur

    1. Menentukan intervensi yang

    tepat

    2. Meningkatkan pemahaman

    klien

    3. Meningkatkan kenyamanan

    klien

    4. Membantu meningkatkan

    kenyamanan

    klien

    5. Membantu menimbulkan

    rasa ngantuk

    Hari/Tgl, Kamis,

    27/06/2013

    Jam 07.30 WIB

    1. Menanyakan hal hal yang membantu

    tidur klien

    Galih

    Jam : 13.00 WIB

    2. Memberikan lingkungan

    yang nyaman

    Galih

    Jam 13.20 WIB

    3. Menutup tirai

    Hari/Tgl, Kamis,

    27/06/2013

    Jam 07.40 WIB

    1. - Klien

    mengatakan

    masih merasa

    nyaman

    dirumah

    - Klien mengatakan

    belum dapat

    tidur nyenyak

    Galih

    Jam 13.15 WIB

    2. Klien belum tertidur

    Galih

    Jam 13.45 WIB

    3.Penerangan

  • kamar klien

    Galih

    ruangan cukup

    Galih

    Hari/Tgl, Kamis,

    27/06/2013

    Jam 14.00 WIB

    S :

    - Klien mengatakan

    lebih merasa

    nyaman

    tidur di

    rumah

    - Klien belum tertidur

    O :

    - Keadaan umum :

    lemah

    - Kesadaran umum :

    compos

    mentis

    - GCS :

  • E4V5M5

    - Bola mata putih

    A : Masalah

    teratasi

    sebagian

    P :

    1. Observasi kemampuan

    tidur klien

    2. Sediakan lingkungan

    yang nyaman

    Galih

  • CATATAN PERKEMBANGAN

    SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI

    Hari/Tgl, Jumat, 28/06/2013

    Jam 07.00 WIB

    Gangguan pola tidur berhubungan dengan

    bising

    S :

    - Klien mengatakan tadi malam tidak dapat tidur nyenyak

    - Klien mengatakan pagi ini agak pusing

    O :

    - Klien tampak lemah - Keadaaan umum :compos mentis - GCS : e4v5m5

    A : Masalah teratasi sebagian

    P :

    1. Ciptakan lingkungan yang nyaman 2. Fasilitasi kegiatan klien sebelum

    tidur

    Galih

    Hari/Tgl, Jumat, 28/06/2013

    Jam 07.30 WIB

    1. Memberikanlingkungan yang nyaman : menutup tirai kamar klien

    Galih

    Hari/Tgl, Jumat, 28/06/2013

    Jam 07.40 WIB

    1. Tirai tertutup, - Klien mengatakan masih merasa lebih

    nyaman tidur di rumah

    - Klien mengatakan agak pusing - Klien mengatakan badan terasa lemas

    Galih

    Evaluasi

    Hari/Tgl, Jumat, 28/06/2013

    Jam 14.00 WIB

    S :

    - Klien mengatakan kurang nyaman tidur di rumah sakit

    O :

    - Keadaan umum :lemah - Kesadaran : compos mentis

    GCS : E4V5M5

    - Klien belum tertidur - Klien tampak lemah A : Masalah belum teratasi

    P :

  • 1. Ciptakan lingkungan yang nyaman 2. Fasilitasi kegiatan klien sebelum

    tidur

    Galih

  • CATATAN PERKEMBANGAN

    SOAP IMPELEMENTASI EVALUASI

    Hari/Tgl, Sabtu, 29/06/2013

    Jam 07.00 WIB

    Gangguan pola tidur berhubungan dengan

    bising

    S :

    - Klien mengatakan tadi malam tidak dapat tidur nyenyak

    - Klien mengatakan pagi ini agak pusing

    O :

    - Klien tampak lemah - Keadaaan umum :compos mentis - GCS : e4v5m5

    A : Masalah teratasi sebagian

    P :

    1. Ciptakan lingkungan yang nyaman 2. Fasilitasi kegiatan klien sebelum

    tidur

    Galih

    Hari/Tgl, Sabtu, 29/06/2013

    Jam 07.40 WIB

    1. Memberikan lingkungan yang nyaman : menutup tirai kamar klien

    Galih

    Hari/Tgl, Sabtu, 29/06/2013

    Jam 07.50 WIB

    1. Tirai tertutup, - Klien mengatakan masih merasa lebih

    nyaman tidur di rumah

    - Klien mengatakan agak pusing - Klien mengatakan badan terasa lemas

    Galih

    Evaluasi

    Hari/Tgl, Sabtu, 29/06/2013

    Jam 14.00 WIB

    S :

    - Klien mengatakan kurang nyaman tidur di rumah sakit

    O :

    - Keadaan umum :lemah - Kesadaran : compos mentis

    GCS : E4V5M5

    - Klien belum tertidur - Klien tampak lemah

  • A : Masalah belum teratasi

    P :

    1. Ciptakan lingkungan yang nyaman 2. Fasilitasi kegiatan klien sebelum tidur

    Galih

  • RENCANA KEPERAWATAN

    No Diagnosa Keperawatan Perencanaan

    Implementasi Evaluasi Tujuan Intervensi Rasional

    5 Hari/Tgl, Kamis, 27/06/2013

    Jam 07.00 WIB

    Defisit perawatan diri

    mandi,makan,minum,berpaka

    ian,toileting,berhubungan

    dengan penurunan kesadaran

    ditandai dengan :

    Data Subyektif :

    - Klien mengatakan untuk mandi,minum,makan,ber

    pakaian,dan toileting

    harus dibantu oleh orang

    lain

    Data Obyektif :

    - Keadaan umum : lemah - Nilai kekuatan otot

    3 3

    1 1

    Skor pengkajian ADL 4

    ( tergantung total)

    Setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 3x24 jam

    masalah akan

    berkurang dengan

    kriteria hasil :

    - Rambut rapi - Gigi bersih - Kulit bersih - Penampilan

    bersih, rapi

    1. Kaji alat bantu yang

    dibutuhkan

    oleh klien

    2. Sediakan bantuan

    untuk

    aktivitas

    sehari hari 3. Ajarkan

    kepada

    keluarga

    untuk

    memberikan

    bantuan

    kepada klien

    4. Kolaborasi : fisioterapi :

    latihan fisik

    1. Membantu klien dalam

    pemenuhan

    kebutuhan

    2. Mendukung kebutuhan

    ADL klien

    3. Meningkatkan

    pengetahua

    n klien dan

    keluarga

    4. Meningkatkan

    mobilitas

    klien

    Hari/Tgl,

    Kamis,

    27/06/2013

    Jam 07.30 WIB

    1. Mengkaji alat- alat

    yang

    dibutuhkan

    oleh klien

    untuk

    memenuhi

    kebutuhan

    mandi,minu

    m,berpakaian

    ,dan toileting

    Galih

    Jam 10.00 WIB

    2. Memberikan informasi

    Hari/Tgl,

    Kamis,

    27/06/2013

    Jam 07.40

    WIB

    1. Klien membutuh

    kan

    bantuan

    orang lain

    untuk

    memenuhi

    kebutuhan

    ya

    Galih

    Jam 10.15

    WIB

    2. Keluarga

  • kepada

    keluarga

    untuk

    membantu

    klien saat

    beraktivitas

    Galih

    mengerti

    tentang

    informasi

    yang

    diberikan

    Galih

  • CATATAN PERKEMBANGAN

    SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI

    Hari/Tgl, Jumat, 28/06/2013

    Jam 07.00 WIB

    Defisit perawatan diri

    makan,minum,mandi,toileting dan

    berpakaian berhubungan dengan

    penurunan kesadaran

    S :

    - Klien mengatakan masih lemah - Klien mengatakan belum mandi - Klien mengatakan ingin dimandikan

    suaminya

    O :

    - Rambut tidak rapi - Kulit berkeringat dan lengket - Bau badan

    A : masalah belum teratasi

    P :

    1. Sediakan bantuan untuk kegiatan klien

    2. Evaluasi kemampuan keluarga untuk membantu klien

    3. Bantu klien

    Hari/Tgl, Jumat, 28/06/2013

    Jam 07.30 WIB

    1. Mengobservasi kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan ADL nya

    Galih

    Jam 09.00 WIB

    2. Membantu memandikan klien

    Galih

    Jam 10.00 WIB

    3. Membantu klien berpakaian

    Galih

    Hari/Tgl, Jumat, 28/06/2013

    Jam 07.40 WIB

    1. Klien mengatakan untuk mandi ,makan,minum,berpakaian,dan

    toileting harus dibantu orang lain

    Galih

    Jam 09.30 WIB

    2. Kulit bersih,rambut tampak rapi,kulit tidak lengket,tidak bau badan

    Galih

    Jam 10.30 WIB

    3. Pakaian baju terpasang

    Galih

    Evaluasi

    Hari/Tgl, Jumat, 28/06/2013

    Jam 14.00WIB

  • dalam,mandi,makan,minum,dan

    berpakaian

    Galih

    S :

    - Klien mengatakan terasa lebih segar setelah mandi

    - Klien mengatakan untuk mandi,makan,minum,toileting,dan

    berpakaian masih dibantu orang

    lain

    O :

    - Kulit tidak lengket - Bau badan wangi,bersih - Kulit bersih

    A : Masalah teratasi

    P : Pertahankan Intervensi

    1. Sediakan bantuan untuk klien 2. Bantu klien dalam

    mandi,makan,minum,toileting,da

    n berpakaian

    Galih

  • CATATAN PERKEMBANGAN

    SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI

    Hari/Tgl, Sabtu, 29/06/2013

    Jam 05.30 WIB

    Defisit perawatan diri

    makan,minum,mandi,toileting dan

    berpakaiain berhubungan dengan

    penurunan kesadaran

    S :

    - klien mengatakan masih lemah - Klien mengatakan belum mandi - Klien mengatakan ingin

    dimandikan suaminya

    O :

    - Rambut tidak rapi - Kulit berkeringat dan lengket - Bau badan

    A : masalah belum teratasi

    P :

    1. Sediakan bantuan untuk kegiatan klien

    2. Evaluasi kemampuan keluarga untuk membantu klien

    3. Bantu klien dalam,mandi,makan,minum,dan

    Hari/Tgl, Sabtu, 29/06/2013

    Jam 06.30 WIB

    1. Mengobservasi kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan ADL nya

    Galih

    Jam 07.00 WIB

    2. Membantu memandikan klien

    Galih

    Jam 07.30 WIB

    3. Membantu klien berpakaian

    Galih

    Hari/Tgl, Sabtu, 29/06/2013

    Jam 06.45WIB

    1. Klien mengatakan untuk mandi ,makan,minum,berpakaian,dan

    toileting harus dibantu orang lain

    Galih

    Jam 07.20 WIB

    2. Kulit bersih,rambut tampak rapi,kulit tidak lengket,tidak bau badan

    Galih

    Jam 07.45 WIB

    3. Pakaian baju terpasang

    Galih

    Evaluasi

    Hari/Tgl, Sabtu, 29/06/2013

    Jam 14.00WIB

    S :

    - Klien mengatakan terasa lebih segar setelah mandi

    - Klien mengatakan untuk

  • berpakaian

    Galih

    mandi,makan,minum,toileting

    ,dan berpakaian masih dibantu

    orang lain

    O :

    - Kulit tidak lengket - Bau badan wangi,bersih - Kulit bersih

    A : Masalah teratasi

    P : Pertahankan Intervensi

    1. Sediakan bantuan untuk klien 2. Bantu klien dalam

    mandi,makan,minum,toileting,da

    n berpakaian

    Galih

  • RENCANA KEPERAWATAN

    N

    o

    Diagnosa

    Keperawat

    an

    Perencanaan

    Implemenatsi Evaluasi Tujuan Intervensi Rasional

    6 Risiko

    infeksi

    berhubunga

    n dengan

    pertahanan

    primer

    tubuh tidak

    adekuat :

    tindakan

    invasif

    Data

    Subyektif :

    Data

    Obyektif :

    - Terpasang Infus

    Nacl 0,9

    %

    ditangan

    kanan

    hari ke 2

    - Terpasa

    Setelah

    dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 1 x 24

    jam,masalah

    tidak terjadi ,

    dengan kriteria

    hasil :

    - Tidak ada tanda dan

    gejala infeksi

    - Tanda tanda vital

    dalam

    rentang

    normal

    - Suhu : 36,5 37,5

    TD : 120/80

    mmHg

    1. Observasi tanda tanda vital

    2. Observasi tanda dan gejala infeksi (

    Kalor,dolor,rubor,tumor

    ,fungsiolesa)

    3. Pertahankan teknik aseptif

    4. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan

    5. Gunakan alat pelindung diri

    6. Ajarkan tanda dan gejala infeksi

    7. Kolaborasi : antibiotik

    1. Perubahan tanda tanda vital

    menunjukka

    n adanya

    infeksi

    2. Menentukan adanya

    infeksi

    3. Mencegah transmisi

    patogen

    4. Mencegah penularan

    patogen

    5. Mencegah penularan

    patogen dari

    klien atau

    tenaga

    kesehatan

    6. Meningkatkan

    Kamis,27 Juni 2013

    Jam 06.30

    1. Mengukur tanda tanda vital

    (Suhu,Tekanan

    darah,nadi,pernafa

    san)

    Galih

    Jam 07.00 WIB

    2. Mengobservasi tanda dan gejala

    infeksi

    Galih

    Jam 08.00WIB

    3. Mencuci tangan

    Kamis,27 Juni 2013

    Jam 06.45

    1. Suhu :

    - 36, 5 - TD = 120 /80

    mmHg

    - N = 92 X /menit - R = 24 X/menit

    Galih

    Jam 07.15 WIB

    2. Tidak ada tanda dan gejala infeksi pada

    klien

    Galih

    Jam 08.30 WIB

    3. Tanga