Skripsi Galih

21
ARTIKEL ILMIAH PERBANDINGAN EFEK ANTIHIPERLIPIDEMIA ANTARA EKSTRAK DAUN SALAM (EUGENIA POLYANTHA) DAN SIMVASTATIN TERHADAP KADAR LDL SERUM TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) MODEL HIPERLIPIDEMIA Oleh Galih Rakasiwi KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN PURWOKERTO

description

SKRIPSI

Transcript of Skripsi Galih

Page 1: Skripsi Galih

ARTIKEL ILMIAH

PERBANDINGAN EFEK ANTIHIPERLIPIDEMIA ANTARAEKSTRAK DAUN SALAM (EUGENIA POLYANTHA) DAN SIMVASTATIN

TERHADAP KADAR LDL SERUM TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS)MODEL HIPERLIPIDEMIA

OlehGalih Rakasiwi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN KEDOKTERAN

PURWOKERTO

2012

Page 2: Skripsi Galih

PERBANDINGAN EFEK ANTIHIPERLIPIDEMIA ANTARA EKSTRAK DAUN SALAM (EUGENIA POLYANTHA) DAN SIMVASTATIN

TERHADAP KADAR LDL SERUM TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) MODEL HIPERLIPIDEMIA

Galih Rakasiwi1, Suharno2, Zaenuri Syamsu Hidayat2

1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman2Dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRAK

Latar Belakang: Tingginya kadar LDL serum memperbesar risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah. Simvastatin adalah obat yang paling sering diresepkan untuk penderita hiperlipidemia. Terapi alternatif dibutuhkan untuk menghindari efek samping obat medis. Daun salam (Eugenia polyantha) dipercaya memiliki kemampuan menurunkan lipid darah namun sampai saat ini penggunaannya masih sebatas penyedap masakan. Kandungan zat aktif pada daun salam dapat menurunkan kadar LDL serum pada penelitian sebelumnya. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan efek antihiperlipidemia antara pemberian ekstrak daun salam (Eugenia polyantha) dan simvastatin terhadap kadar LDL serum tikus putih (Rattus norvegicus) model hiperlipidemia. Metode: Penelitian ini menggunakan 32 ekor tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur wistar 2-3 bulan dengan berat badan 175-200 gram. Tikus dibagi 4 kelompok, 8 ekor per kelompok yaitu: kelompok pertama sebagai kontrol negatif tanpa induksi hiperlipidemia, kelompok kedua sebagai kontrol positif yang diinduksi pakan tinggi lemak 10%, kelompok ketiga diinduksi kemudian diberi perlakuan sonde simvastatin 0,18mg/200grBB/hari dan kelompok keempat diinduksi diberikan perlakuan sonde ekstrak daun salam segar dosis 0,72gr/200grBB/hari. Penelitian berlangsung selama 30 hari. LDL serum diperiksa 3 kali, sebelum induksi (LDL 1), setelah induksi (LDL 2), dan setelah perlakuan (LDL 3). Perubahan kadar LDL dianalisis menggunakan uji analysis of variance (ANOVA) dengan Post Hoc Tukey HSD. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna rerata penurunan LDL serum antara kelompok simvastatin dan kelompok daun salam (p=0,361). Kesimpulan: Ekstrak daun salam dosis 0,72 gr/200grBB/hari mempunyai efek antihiperlipidemia yang tidak berbeda dengan simvastatin dosis 0,18 gr/200grBB/hari dalam menurunkan kadar LDL serum tikus putih model hiperlipidemia.

Kata kunci: hiperlipidemia, simvastatin, daun salam, LDL

Page 3: Skripsi Galih

COMPARISON OF ANTIHYPERLIPIDEMIC EFFECT BETWEEN DAUN SALAM (EUGENIA POLYANTHA) EXTRACT AND SIMVASTATIN

ON SERUM LDL LEVELS IN WHITE RATS (RATTUS NORVEGICUS) HYPERLIPIDEMIC MODEL

ABSTRACT

Background: High levels of serum LDL in hyperlipidemic patients may increase the risk of heart and blood vessels disease. Simvastatin was the drug most often prescribed for hyperlipidemic patients. Alternative therapies are needed to avoid the side effects of medical drugs. Daun salam (Eugenia polyantha) are believed to have ability to reduce blood lipids but to date its use was still limited to flavoring dishes. This leaves contains substances which are proved in lowering LDL levels effectively in previous studies. Objective: The aim of this study was to determine the difference of antihyperlipidemic effect between daun salam extract and simvastatin to serum LDL levels in hyperlipidemic rats (rattus norvegicus). Method: This study used 32 rats which was 2-3 months aged, 175-200 grams weight, and divided into four groups, eight each. The first group was negative control group without hyperlipidemic-induction, the second is the positive control group of 10% high-fat feeding induced, the third group is a group that was induced then treated with simvastatin 0.18 mg/200gr of body weight/day, the fourth group was induced then treated with daun salam extract 0,72gr/200gr of body weight/day. The study lasted for 30 days. Serum LDL checked three times, before induction (LDL 1), after induction (LDL 2), and after treatment (LDL 3). Changes in LDL levels were analyzed using analysis of variance test (ANOVA) with Post Hoc Tukey HSD. Result: Result showed that there was no significant difference of LDL mean reduction between simvastatin and daun salam group (p=0,361). Conclusion: There is no difference of antihyperlipidemic effect between daun salam extract 0,72gr/200gr of body weight/day and simvastatin 0.18 mg/200gr of body weight/day in lowering LDL levels of hyperlipidemic rats.

Key word : hyperlipidemic, simvastatin, daun salam, LDL

Page 4: Skripsi Galih

PendahuluanHiperlipidemia adalah peningkatan

kadar kolesterol total, kolestrol LDL, dan

trigliserid. Rendahnya kadar HDL serta

tingginya kadar LDL serum dapat

memperbesar risiko terjadinya infark

miokard dan penyakit jantung koroner

(Bruckert, 2006).

Simvastatin adalah salah satu obat

antihiperlipidemia yang paling sering

diresepkan Konsumsi simvastatin dalam

jangka panjang dapat menimbulkan

kerusakan hati (Katzlung, 2002) dan

miopati (SEARCH, 2012). Untuk

mencegah efek samping obat medis

dilakukan penelitian mencari alternatif

terapi hiperlipidemia.

Salah satu tanaman yang dipercaya

dapat digunakan dalam pengobatan

hiperlipidemia adalah daun salam

(Eugenia polyantha) (Dwiyanto, 2009).

Pidrayanti (2008) melaporkan, pemberian

ekstrak daun salam segar dosis bertingkat

dari 0,18gr, 0,36gr, dan

0,72gr/200grBB/hari selama 15 hari pada

tikus putih jantan galur Wistar

hiperlipidemia, terbukti mampu

menurunkan kadar LDL serum secara

bermakna (p<0,05). Ekstrak daun salam

dengan dosis 0,72 gr/200grBB/hari dapat

menghasilkan resata penurunan kadar LDL

paling signifikan. Dalam penelitian ini,

peneliti ingin mengetahui perbedaan efek

antihiperlipidemia antara pemberian

ekstrak daun salam (Eugenia polyantha)

dan simvastatin terhadap kadar LDL serum

tikus putih (Rattus norvegicus) model

hiperlipidemia.

Metode Penelitian

Penelitian ini adalah eksperimental

pre and post-test with control group

design menggunakan 32 ekor hewan coba

tikus putih jantan (Rattus novergicus)

galur Wistar berusia 2-3 bulan dan

memiliki berat badan 175-200 gr. Hewan

coba diaklimatisasi di Laboratorium Gizi,

Pusat Studi Pangan dan Gizi, Universitas

Gadjah Mada selama 7 hari dengan pakan,

kandang pencahayaan, kelembaban, suhu

udara yang sama.

Bahan yang diperlukan adalah

Pakan tinggi lemak 10% yang dibuat dari

lemak babi. Ekstrak etanol 70% daun

salam (Eugenia polyantha) dengan dosis

0,72 gram/200grBB/hari. Ekstrak dibuat

dengan metode maserasi di Pusat Studi

Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta. Simvastatin tablet dengan

dosis 0,18mg/200grBB/hari, serta pakan

standar tikus AD II.

Hewan coba dibagi kedalam 4

kelompok secara acak (Rancangan Acak

Lengkap) dengan 8 ekor per kelompok

sesuai rumus Federel (Kemas, 2003).

1. Kelompok I, kontrol negatif. Tikus

putih sehat tanpa perlakuan pemberian

pakan tinggi lemak 10%, tanpa

Page 5: Skripsi Galih

pemberian simvastatin dan ekstrak

daun salam.

2. Kelompok II, kontrol positif. Tikus

putih yang diberi induksi

hiperlipidemia berupa pakan tinggi

lemak 10% selama 14 hari, kemudian

dilanjutkan pakan standar tanpa

pemberian simvastatin dan ekstrak

daun salam.

3. Kelompok III, kelompok tikus putih

yang diberi induksi hiperlipidemia

berupa pakan tinggi lemak 10%

selama 14 hari, kemudian diberikan

pakan standar dan simvastatin secara

peroral dosis 0,18 mg/200grBB/hari

selama 15 hari berturut-turut

(menggunakan sonde lambung).

4. Kelompok IV, kelompok tikus putih

yang diberi induksi hiperlipidemia

berupa pakan tinggi lemak 10%

selama 14 hari, kemudian diberikan

pakan standar dan ektrak daun salam

(Eugenia polyantha) peroral dosis

0,72 gram/200grBB/hari selama 15

hari berturut-turut (menggunakan

sonde lambung).

Pemeriksaan kadar LDL dilakukan

sebanyak 3 kali menggunakan metode

precipitation reagent for in vitro

determination of LDL Cholesterol with the

CHOD-PAP method by photometric

system; LDL 1 (LDL hari ke-0), LDL 2

(LDL hari ke-15/setelah induksi

hiperlipidemia), LDL 3 (LDL hari

ke-30/setelah pemberian simvastatin atau

daun salam). Pengambilan darah dilakukan

pada vena orbita dan tikus sebelumnya

dipuasakan selama 8-12 jam.

Selisih antara kadar LDL2 dan

LDL3 dianalisis untuk melihat efek

antihiperlipidemia yang ditimbulakan.

Analisis data yang digunakan adalah uji

normalitas Saphiro-Wilk dan uji ANOVA

(Analysis of Variance) dengan post hoc

Tukey HSD.

Hasil

Tabel 1.1 Hasil analisis univariat kadar

LDL

Dari hasil pengukuran LDL 2

menunjukkan bahwa kelompok tikus putih

yang diberikan pakan tinggi lemak babi

10% (kelompok II, III, IV) terbukti

mampu mencapai kondisi hiperlipidemia

dengan pencapaian kadar LDL > 27,2

mg/dl dalam waktu 14 hari

(Herwiyarirasanta, 2010). Uji normalitas

Kelompok

LDL 1(mg/dl)

LDL 2(mg/dl)

LDL 3(mg/dl)

Selisih LDL

(mg/dl)Mean ±

SDMean ±

SDMean ±

SDMean ± SD

Kontrol negatif (I)

21.17 ± 2.24

23.79 ± 1.49

24.73 ± 1.34

-0.94 ± 0.82

Kontrol positif (II)

17.24 ± 2.05

72.11 ± 4.89

77.03 ± 3.98

-5.38 ± 1.42

Simvastatin 0,18 mg (III)

18.97 ± 3.28

68.37 ± 3.10

34.32 ± 2.87

34.98 ± 5.01

Daun salam 0,72 gr (IV)

21.12 ± 2.36

71.10 ± 3.97

39.10 ± 2.19

32.00 ± 4.85

Page 6: Skripsi Galih

saphiro-wilk terhadap selisih kadar LDL

menghasilkan p>0,05 sehingga analisis

dilanjutkan menggunakan uji ANOVA.

Hasil uji ANOVA menunjukkan

nilai p = 0,000 pada interval kepercayaan

sebesar 95% yang berarti perbedaan jenis

perlakuan menyebabkan perbedaan

bermakna rerata selisih kadar LDL antar

kelompok. Analisis kemudian dilanjutkan

dengan Post Hoc Test Tukey HSD untuk

mengetahui lebih rinci pasangan kelompok

sampel yang saling berbeda secara

signifikan dan pasangan kelompok sampel

yang tidak berbeda secara signifikan.

Tabel 1.2 Hasil Post Hoc Test Tukey HSD

selisih LDL

Uji Antar Kelompok p

Kontrol negatif – Kontrol positif 0,085

Kontrol negatif – Simvastatin 0,18 mg

0,000

Kontrol negatif – Daun salam 0,72 gr

0,000

Kontrol positif – Simvastatin 0,18 mg

0,000

Kontrol positif – Daun salam 0,72 gr

0,000

Simvastatin 0,18 mg – Daun salam 0,72 gr

0,361

Hasil Post Hoc Test Tukey HSD

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

rerata selisih kadar LDL yang bermakna

antara kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan (p = 0,000). Uji tersebut juga

menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan bermakna rerata selisih kadar

LDL antar kelompok kontrol (p = 0,085)

dan tidak terdapat perbedaan bermakna

rerata selisih kadar LDL antar kelompok

perlakuan (p=0,361).

Tabel 1.3 Hasil Post Hoc Test Tukey HSD

Homogeneous Subsets

Dari tabel Post Hoc Test Tukey

HSD Homogeneous Subsets menunjukkan

bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna

rerata selisih kadar LDL antara kelompok

kontrol positif dan kontrol negatif,

meskipun kedua kelompok tersebut

memiliki rerata kenaikan kadar LDL yang

berbeda (5,38/7,4% dan 0,94/4,1%).

Selain itu, antara kelompok simvastatin

0,18 mg dan kelompok daun salam 0,72 gr

juga tidak terdapat perbedaan bermakna

rerata selisih kadar LDL, meskipun kedua

kelompok tersebut memiliki rerata

penurunan kadar LDL yang berbeda

(34,98/50,1% dan 32,00/45%).

Pembahasan

Pemberian simvastatin 0,18

mg/200grBB dan daun salam

0,72gr/200grBB pada tikus putih

hiperlipidemia mampu menurunkan kadar

LDL dengan jumlah yang berbeda.

Perlakuan NSubset for alpha =

0.05

1 2

Kontrol positif 8 -5.3875

Kontrol negatif 8 -.9425

Daun salam 0,72 gr 8 32.0013

Simvastatin 0,18 mg 8 34.9863

Sig. .085 .361

Page 7: Skripsi Galih

Simvastatin 0,18 mg/200grBB

menciptakan rerata penurunan kadar LDL

sebesar 50,1%, sedangkan daun salam

0,72gr/200grBB menurunkan rerata LDL

sebesar 45%. Penurunan LDL oleh

ekstrak daun salam pada penelitian ini

sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Pidrayanti (2008) bahwa

ekstrak daun salam segar mampu

menurunkan kadar LDL tikus putih yang

diinduksi pakan pakan tinggi lemak 10%.

Dari penelitian yang dilakukan Pidrayanti

(2008) tersebut, didapatkan besar rerata

penurunan LDL tikus putih hiperlipidemia

setelah pemberian ekstrak daun salam

adalah 49%. Meskipun simvastatin dan

daun salam menimbulkan besar penurunan

rerata LDL yang berbeda, setelah

dilakukan uji Post Hoc Test Tukey HSD

ternyata penurunan kadar LDL yang

terjadi pada kelompok simvastatin dan

daun salam tidak memiliki perbedaan yang

bermakna (p = 0,361).

Perbedaan yang tidak bermakna

antara kelompok simvastatin dan daun

salam dalam menurunkan kadar LDL,

menunjukkan bahwa efek

antihiperlipidemia ekstrak daun salam

segar 0,72gr/200grBB/hari terbukti

mampu menciptakan perbedaan yang tidak

bermakna dengan efek antihiperlipidemia

yang ditimbulkan oleh simvastatin

0,18mg/200grBB/hari (p>0,05). Hasil

tersebut sesuai dengan hipotesis penelitian

yang diajukan.

Penurunan kadar LDL yang terjadi

pada kelompok yang diberikan perlakuan

Simvastatin 0,18 mg/200grBB sesuai

dengan peran simvastatin sebagai salah

satu lipid lowering drugs. Sebagai obat

antihiperlipidemia golongan HMG-CoA

reduktase inhibitor, simvastatin akan

menghambat kerja enzim HMG-CoA

reduktase dalam mengubah asetil-CoA

menjadi asam mevalonat. Proses

terbentuknya Asam mevalonat adalah awal

dari terbentuknya kolesterol yang akan

disekresikan hati ke sirkulasi melalui

VLDL. Proses penghambatan tersebut

akan menyebabkan jumlah VLDL yang

disekresikan hati akan berkurang. Karena

jumlah VLDL berkurang, maka jumlah

LDL yang terbentuk juga akan berkurang

(Tjay dan Rahardja, 2002). Selain itu,

simvastatin juga menyebabkan suatu

peningkatan reseptor LDL dengan afinitas

tinggi. Karena terjadi peningkatan jumlah

reseptor LDL di hati, maka efek tersebut

meningkatkan kecepatan katabolisme dan

ekstraksi LDL oleh hati, sehingga

mengurangi jumlah LDL plasma. Efek

penurunan kadar LDL akan terlihat sejak

14 hari pemberian simvastatin (Katzung,

2002).

Pola mekanisme yang mendasari

efek antihiperlipidemia yang ditimbulkan

oleh ekstrak daun salam segar diperankan

Page 8: Skripsi Galih

oleh kandungan berbagai zat yang terdapat

dalam ekstrak etanol daun salam segar.

Dalam esktrak etanol 70% daun salam

segar terkandung beberapa zat yang diduga

berperan dalam menimbulkan efek

antihiperlipidemia, kandungan zat tersebut

diantarnya adalah quercetin, tannin,

saponin, niasin dan vitamin C (Pidrayanti,

2008; Kusuma et al., 2011).

Kandungan quercetin pada daun

salam diduga sebagai salah satu faktor

yang berperan dalam menurunkan kadar

LDL tikus putih hiperlipidemia. Penelitian

Casaschi et al. (2002) menyebutkan bahwa

pemberian quercetin pada kultur sel

intestinal manusia dapat menghambat

sekresi Apo B48 dan Apo B100. Chen et

al. (2007) juga menyebutkan bahwa

quercetin mampu menghambat sekresi

Apo B100. Penghambatan sekresi Apo

B48 dan Apo B100 tersebut akan terjadi

baik pada kondisi normal maupun kondisi

hiperlipidemia (Casaschi et al., 2002).

Apo B48 adalah salah satu

apoprotein pembentuk kilomikron, Apo

B48 akan bergabung dengan trigliserid,

kolesterol, dan apoprotein lainnya untuk

membentuk kilomikron yang akan

membawa kolesterol dan trigliserid

menuju hepar (Murray, 2003). Penurunan

sekresi Apo B48 akan menyebabkan

penurunan pembentukan kilomikron

sehingga kolesterol dan trigliserid yang

dibawa menuju hepar akan berkurang. Hal

tersebut dapat menyebabkan penurunan

kadar kolesterol darah dan juga penurunan

LDL (Adam, 2007). Kemampuan

quercetin dalam menghambat sekresi Apo

B100 akan menyebabkan penurunan

pembentukan VLDL dan LDL karena Apo

B100 adalah apoprotein utama penyusun

VLDL dan LDL. Menurunnya jumlah

apoprotein utama penyusun LDL tersebut

akan menyebabkan pembentukan LDL

dapat direduksi (Pidrayanti, 2008).

Moon et al. (2012) dalam

penelitiannya, memperoleh fakta bahwa

quercetin mampu meningkatkan ekspresi

LDL receptor (LDLR) pada hepatosit

secara in vitro tanpa mempengaruhi

kelangsungan hidup dari sel hepar tersebut.

Kemampuan quercetin dalam

meningkatkan ekspresi LDLR pada

hepatosit dapat meningktakan jumlah LDL

yang diekstraksi oleh hati, sehingga jumlah

LDL dalam sirkulasi akan berkurang

(Moon et al., 2012).

Uji aktivitas biologi dan analisis

fitokima yang dilakukan oleh Kusuma et

al. (2011) menyebutkan bahwa tannin

merupakan salah satu zat kimia yang

terkandung dalam ekstrak daun salam.

Tannin di dalam tubuh bekerja dengan cara

bereaksi dengan protein mukosa dan sel

epitel usus kemudian melapisi dinding

usus dengan pemadatan lapisan lendir,

sehingga penyerapan lemak dihambat

(Afaq et al., 2004). Ravichandiran et al.

Page 9: Skripsi Galih

(2012) menguji efek antihperlipidemia

tannin dengan cara memberikan diet tannin

berbagai dosis pada tikus putih yang

diinduksi pakan tinggi lemak. Hasilnya,

kelompok tikus yang diberikan diet tannin

memiliki kadar LDL yang lebih rendah

dibanding kelompok yang tidak mendapat

diet tannin (Ravichandiran et al., 2012).

Ravichandiran et al. (2012) menduga

bahwa efek antihiperlipidemia tersebut

dapat terjadi selain karena kerja tannin di

usus, juga karena tannin mungkin

mempengaruhi katabolisme asam lemak di

hepar.

Saponin adalah salah satu zat yang

terkandung dalam ekstrak daun salam.

Afrose et al. (2009) menguji efek saponin

yang didapat dari tanaman karaya terhadap

profil lipid tikus putih yang diinduksi

pakan tinggi lemak. Pemberian saponin

75mg/200grBB perhari selama 4 minggu

mampu menciptakan penurunan LDL

hingga 75% dibanding kadar LDL awal

tikus hiperlipidemia (Afrose et al., 2009).

Wang et al. (2012) menyebutkan bahwa

pemberian trillin, yang merupakan salah

satu jenis saponin, selama 14 hari, mampu

meningkatkan rasio HDL/LDL pada tikus

putih hiperlipidemia. Efek hipolipidemik

yang ditimbulkan oleh saponin diduga

berkaitan dengan kemampuan saponin

dalam berikatan dengan kolesterol dan

asam empedu di lumen usus sehingga

kolesterol dan asam empedu sulit diserap.

Aktifitas tersebut dapat meningkatkan

ekskresi kolesterol dan asam empedu

melalui feses (Afrose et al., 2009).

Niasin yang terkandung dalam

daun salam diduga dapat mrnurunkan

produksi VLDL dan LDL. Niasin akan

menghambat enzim hormone sensitive

lipase di jaringan adiposa, dengan

demikian akan mengurangi jumlah asam

lemak bebas. Telah diketahui bahwa

sebagian asam lemak bebas yang ada

didalam darah akan ditangkap oleh hati

dan akan digunakan untuk membentuk

VLDL, karena jumlah asam lemak bebas

yang ditangkap oleh hati menurun maka

sintesis VLDL akan menurun dan

kemudian akan menyebabkan penurunan

kadar LDL serum (Paolini et al., 2008;

Tjay dan Rahardja, 2002).

Vitamin C yang terkandung dalam

daun salam diduga merupakan salah satu

faktor yang juga menyebabkan penurunan

kadar LDL tikus putih hiperlipidemia.

Vitamin C mengambil peran pada

biosintesis asam empedu yang merupakan

konversi dari kolesterol yang ada di hati.

Proses tersebut dilakukan dengan cara

membantu enzim 7α-Hidroksilase yang

mengkatalis reaksi kolesterol menjadi 7α-

Hidroksikolesterol (Murray, 2003).

Dengan meningkatnya konversi kolesterol

menjadi asam empedu, maka akan terjadi

peningkatan eksresi asam empedu ke

dalam usus dan penurunan sekresi

Page 10: Skripsi Galih

kolesterol kedalam sirkulasi melalui

VLDL. Menurunnya kadar VLDL akan

menyebabkan penurunan kadar LDL

(Murray, 2003; Riansari, 2008).

Penelitian meta-analisis yang

dilakukan McRae (2008) memperoleh

hasil bahwa pemberian vitamin C

500mg/hari dalam waktu minimal 4

minggu, mampu menurunkan kadar LDL

serum dan trigliserid secara signifikan.

Mekanisme yang diduga mendasari

penurunan LDL tersebut adalah karena

kemampuan vitamin C dalam menurunkan

plasma lipid perokside level sehingga

menghambat modifikasi oksidatif LDL.

Proses penghambatan tersebut akan

melindungi LDL dari proses oksidasi

sehingga LDL tetap dapat dikenali oleh

reseptor LDL yang terdapat pada hepar.

Oleh karena itu, proses pengurangan

jumlah LDL dalam sirkulasi akan tetap

berjalan dengan baik (McRae, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian ini,

baik simvastatin maupun daun salam

sama-sama mampu menurunkan kadar

LDL serum tikus putih hiperlipidemia.

Meskipun besar rerata penurunan LDL

kelompok simvastatin dan kelompok daun

salam berbeda, namun perbedaan tersebut

tidak bermakna, sehingga daun salam

dapat dipertimbangkan sebagai alternatif

pengobatan maupun sebagai terapi

tambahan dalam penatalaksanaan

hiperlipidemia.

Keterbatasan penelitian ini terdapat

pada dua hal. Hal pertama adalah

penelitian ini dilakukan menggunakan

bahan yang dibuat dengan ekstraksi

maserasi etanol 70%. Ekstraksi yang

dilakukan dengan menggunakan pelarut

universal seperti etanol, mampu

melarutkan sebagian besar zat aktif yang

terdapat dalam bahan ekstraksi namun

tidak mampu mereduksi jumlah zat aktif

yang ingin diteliti agar lebih spesifik.

Selain itu, kadar masing-masing zat aktif

yang terkandung dalam ekstrak daun salam

tidak dapat ditentukan dengan pasti (Fauzi,

2011). Hal tersebut menyulitkan jika kita

ingin memastikan zat aktif dalam daun

salam yang paling berpengaruh terhadap

penurunan kadar LDL.

Hal kedua yang menjadi

keterbatasan adalah penelitian ini hanya

mengukur kadar LDL serum tikus putih

hiperlipidemia. Kadar LDL serum yang

tinggi memang merupakan salah satu

faktor penting dalam menciptakan

kemungkinan terjadinya penyakit jantung

dan pembuluh darah. Selain itu, rasio

LDL/HDL dapat menentukan Cardio Risk

Indeks (CRI) untuk menilai besar risiko

seseorang terkena penyakit jantung

koroner. Namun, terbentuknya LDL yang

teroksidasi (oxidized LDL) merupakan

faktor yang sangat berperan dalam

pembentukan plak atherosklerosis yang

dapat berkembang menjadi penyakit

Page 11: Skripsi Galih

jantung dan pembuluh darah. Pengukuran

oxidized LDL dan plak atherosklerosis

dapat dilakukan oleh peneliti selanjutnya

untuk memperbaiki penelitian ini.

Kesimpulan

Ekstrak daun salam dosis 0,72

gr/200grBB/hari mempunyai efek

antihiperlipidemia yang tidak berbeda

dengan simvastatin 0,18 mg/200grBB/hari

dalam menurunkan kadar LDL serum tikus

putih model hiperlipidemia.

Daftar Pustaka

Adam, J.M.F. 2007. Dislipidemia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. FKUI, Jakarta. 1926-1931 hal.

Afaq, F., M. Saleem, C.G. Krueger, J.D. Reed, H. Mukhtar. 2004. Anthocyanin-and Hydrolyzable Tannin-Rich Pomegranate Fruit Extract Modulates MAPK and NF-B Pathways and Inhibits Skin Tumorigenesis in CD-1 Mice. International Journal Cancer. 113: 423-433.

Afrose, S. Md.S. Hossain, T. Maki, H. Tsuji. 2009. Karaya Root Saponin Exerts a Hupocholesterolemic Respons in Rats Fed a High-Cholesterol Diet. Nutrition Research Journal. 29: 350-354.

Bruckert, E. 2006. Epidemiology of Low HDL-Cholesterol : Results of Studies and Surveys. European Health Journal Supplements. 8 : 17-22

Casaschi, A., Q. Wang, K. Dang, A. Richards, A. Theriault. 2002. Intestinal Apolipoprotein B Secretion is Inhibited by the Flavonoid Quercetin: Potential Role of Microsomal Triglyceride Transfer Protein and Diacylglycerol Acyltransferase.

AOCS Press Lipids. 37(7): 647-652.

Chen, C.Y., P.E. Milbury, S.K. Chung, J. Blumberg. 2007. Effect of Almond Skin Polyphenolics and Quercetin on Human LDL and Apolipoprotein B-100 Oxidation and Conformation. Journal of Nutritional Biochemistry. 18: 785-794.

Dwiyanto. 2009. Ramuan Tradisional. Mitra Sejati, Yogyakarta. 78-81 hal.

Fauzi, F. 2011. Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Darah Tikus Jantan Galur Wistar yang Diberi Diet Kolesterol Tinggi. Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

Herwiyarirasanta, I. 2010. Efek Pemberian Sari Kedelai Hitam Terhadap Kadar LDL (Low Density Lipoprotein) Tikus Putih (Rattus norvegicus) dengan Diet Tinggi Lemak. Artikel Ilmiah. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga, Surabaya.

Katzung, B.G. 2002. Obat yang Digunakan pada Hiperlipidemia. Farmakologi Dasar dan Klinik edisi VII. Salemba Medika, Jakarta. 543-556 hal.

Kemas A.H. 2003. Rancangan Percobaan : Teori dan Aplikasi. Edisi 3. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kusuma, I.W., H. Kuspradini, E.T. Arung, F. Aryani, Y.H. Min, J.S. Kim, Y.U. Kim. 2011. Biological Activity and Phytochemical Analysis of Three Indonesian Medicinal Plants, Murraya koenigii, Syzygium polianthum and Zingiber purpurea. Journal Accupuncture Meridian Study. 4(1): 75-79.

Page 12: Skripsi Galih

McRae, M.P. 2008. Vitamin C Supplementation Lowers Serum Low-Density Lipoprotein Cholesterol and Triglycerides: a Meta-Analysis of 13 Randomized Controlled Trials. Journal of Chiropractic Medicine. 7: 48-58.

Moon, J. S.M. Lee, H.J. Do, J.H. Chung, M.J Shin. 2012. Quercetin Up-Regulated LDL Receptor Expressiion in HepG2 Cells. Phytotherapy Research John Wiley and Sons Ltd.

Murray, R.K., D.K. Granner, P.A. Mayes, V.W. Rodwell. 2003. Pengangkutan dan Penyimpanan Lipid. Biokimia Harper Edisi 25. EGC, Jakarta. 254-262 hal.

Paolini, J.F., Y.B. Mitchel, R. Reyes, U. Kher, E. Lai, D.J. Watson, J.M Norquist, A.G. Meehan, H.E. Bays, M. Davidson, C.M. Ballantyne. 2008. Efect of Laropiprant on Nicotinic Acid-Induced Flushing in Patients with Dyslipidemia. American Journal Cardiology. 101: 625-630.

Pidrayanti, L.T.M.U. 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Salam (Eugenia polyantha) Terhadap Kadar LDL Kolesterol Serum Tikus Jantan Galur Wistar Hiperlipidemia. Artikel Penelitian. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro, Semarang.

Ravichandiran, V. S. Nirmala, K.F.H.N. Ahamed. 2012. Protective Effect of Tannins from Ficus racemosa in Hypercholesterolemia and Diabetes Induced Vascular Tissue Damage in Rats. Asian Pasific Journal of Tropical Medicine. (2012): 367-373.

Riansari, A. 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Salam (Eugenia polyantha) Terhadap Kadar Kolesterol Total Serum Tikus Jantan Galur Wistar Hiperlipidemia. Artikel Penelitian.

Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro, Semarang.

SEARCH. 2010. Intensive Lowering of LDL Cholesterol with 80 mg Versus 20 mg Simvastatin Daily in 12064 Survivors of Myocardial Infarction: a Double-Blind Randomised Trial. The Lancet. 376: 1658-1669.

Tjay, T.H., K. Rahardja. 2002. Antilipemika. Obat-Obat Penting. Elex Media Komputindo, Jakarta. 541-547 hal.

Wang, T. R.C.Y. Choi, J. Li, C.W.C. Bi, W. Ran, X. Chen, T.X.T. Dong, K. Bi, K.W.K. Tsim. 2012. Trillin, a Steroidal Saponin Isolated from the Rhizomes of Dioscorea nipponica Exerts Protective Effect Againts Hyperlipidemia and Oxidative Stress. Journal of Ethnopharmacology. 139: 214-220.