Bab III Galih

21
BAB III TINJAUAN KHUSUS ANALISA AIR FORMASI TERHADAP PENURUNAN KADAR LOGAM BERAT DAN KANDUNGAN GAS H 2 S PADA UNIT PENGOLAHAN AIR INJEKSI DI STASIUN PENGUMPUL VI TALANG JIMAR PT PERTAMINA EP REGION SUMATERA 3.1 Stasiun Pengumpul (SP) VI Talang Jimar Stasiun pengumpul VI (SP VI) yang terletak di Talang Jimar merupak salah satu unit Pertamina EP Region Sumatera yang memiliki 2 fu sebagai stasiun pengumpul untuk sumur-sumur minyak di struktur Talang Jim dan juga berfungsi sebagai stasiun pengolah air formasi (water injection unit Pusat Penampung Produksi (PPP). 3.1.1 Sebagai Stasiun Pengumpul untuk Sumur-Sumur Minyak di Struktur Talang Jimar SP VI sebagai stasiun pengumpul berfungsi untuk menampung minyak mentah dari sumur-sumur distruktur Talang Jimar. Minyak (gross) dari sumu sumur masuk melalui flowline (pipa berwarna merah) menuju tangki FWKO 3. Sebelum masuk tangki FWKO 3 minyak (gross) di injeksikan demulsifier pada flowline . Didalam FWKO 3 minyak mentah akan mengalami proses pemisahan antara air dan minyak. Prinsip pemisahan di tangki FWKO 3 ini yaitu gravi dimana minyak yang mempunyai berat jenis lebih rendah akan berada pada ba atas, sedangkan air berada pada bagian bawah. Minyak yang telah terpisah

Transcript of Bab III Galih

BAB III TINJAUAN KHUSUSANALISA AIR FORMASI TERHADAP PENURUNAN KADAR LOGAM BERAT DAN KANDUNGAN GAS H2S PADA UNIT PENGOLAHAN AIR INJEKSI DI STASIUN PENGUMPUL VI TALANG JIMAR

PT PERTAMINA EP REGION SUMATERA

3.1 Stasiun Pengumpul (SP) VI Talang Jimar Stasiun pengumpul VI (SP VI) yang terletak di Talang Jimar merupakan salah satu unit Pertamina EP Region Sumatera yang memiliki 2 fungsi yaitu sebagai stasiun pengumpul untuk sumur-sumur minyak di struktur Talang Jimar dan juga berfungsi sebagai stasiun pengolah air formasi (water injection plant) dari unit Pusat Penampung Produksi (PPP). 3.1.1 Sebagai Stasiun Pengumpul untuk Sumur-Sumur Minyak di Struktur

Talang Jimar SP VI sebagai stasiun pengumpul berfungsi untuk menampung minyak mentah dari sumur-sumur distruktur Talang Jimar. Minyak (gross) dari sumur sumur masuk melalui flowline (pipa berwarna merah) menuju tangki FWKO 3. Sebelum masuk tangki FWKO 3 minyak (gross) di injeksikan demulsifier pada flowline. Didalam FWKO 3 minyak mentah akan mengalami proses pemisahan antara air dan minyak. Prinsip pemisahan di tangki FWKO 3 ini yaitu gravitasi dimana minyak yang mempunyai berat jenis lebih rendah akan berada pada bagian atas, sedangkan air berada pada bagian bawah. Minyak yang telah terpisah dengan

air dimasukkan kedalam oil storage 2, sedangkan air yang telah terpisah masuk kedalam skimmer tank 2 untuk mengalami proses pemisahan kembali antara minyak yang masih terkandung didalam air. Setelah masuk skimmer tank 2, air kemudian dimasukkan kedalam nut shell filter. Didalam nut shell filter ini minyak yang masih terkandung didalam air akan di adsorpsi oleh nut shell sehingga air yang keluar berupa air bersih bebas miinyak yang kemudian akan ditampung dalam water storage tank 1 & 2. Sedangkan minyak yang telah terpisah dengan air akan ditampung sementara didalam oil storage tank. Minyak didalam oil storage tank ini kemudian dikirim ke unit Pusat Penampung Produksi (PPP) menggunakan pompa torak.

3.1.2 Sebagai Stasiun Pengolah Air Formasi (Water Injection Plant) dari Unit Pusat Penampung Produksi (PPP) SP VI sebagai unit water treatment di Pertamina EP memiliki peran yang sangat penting, air formasi yang merupakan limbah akan diolah di unit ini agar dapat dihasilkan air yang memenuhi syarat untuk diinjeksikan ke sumur reservoir yang telah mengalami penurunan produksi maupun yang tidak produksi lagi, dengan maksud untuk meningkatkan produksi sumur dan juga menghindari pembuangan limbah produksi ke lingkungan atau sungai. Air formasi yang akan diolah berasal dari outlet PPP dan juga berasal dari sumur-sumur lapangan Talang Jimar. Air formasi yang berasal dari outlet PPP dialirkan melalui flowline ( pipa hijau) menuju tanki FWKO 1 & 2 di unit SP VI, sebelum masuk ke tanki tersebut, air formasi diijeksikan terlebih dahulu dengan bahan kimia yaitu scale inhibitor, corrosion inhibitor, oxygen sclavenger, dan bioxide pada aliran pipa. Didalam tanki FWKO 1 & 2, akan terjadi proses pemisahan minyak dari air, dimana proses ini terjadi karena adanya gaya gravitasi, sehingga dapat mempercepat proses settling (pengendapan). Selanjutnya, air formasi dari tanki FWKO 1 & 2 dialirkan menuju skimmer tank, tanki ini berfungsi memisahkan butiran minyak dari air, sehingga air formasi yang diolah akan bebas kandungan minyak. Sedangkan air formasi yang berasal dari sumur lapangan Talang Jimar dikirim melalui flowline lain tidak diinjeksikan dengan bahan kimia seperti scale inhibitor, corrosion inhibitor, oxygen sclavenger, dan bioxide, melainkan water

clarifier. Pada dasarnya water clarifier memiliki fungsi yang sama dengan demulsifier. Yaitu digunakan untuk memisahkan minyak dan air pada sistem emulsi yang stabil. Demulsifier bersifat oil based yaitu memiliki sifat memisahkan air dari minyak, sedangkan water clarifier bersifat water based yaitu berfungsi memisahkan minyak dari air sehingga air formasi terpisah dengan minyak. Setelah diinjeksikan dengan water clarifier, air formasi tersebut menuju FWKO 1 & 2 dan kemudian menuju skimmer tank 1. Air formasi dari PPP dan sumur kemudian dialirkan secara bersama-sama melalui sebuah pipa menuju tangki nut shell filter. Di dalam pipa tersebut, air formasi yang berasal dari sumber yang berbeda akan bergabung, sehingga senyawa-senyawa dari bahan kimia yang telah diinjeksikan akan bercampur di dalam air formasi tersebut. Pada tanki filtrasi nut shell filter merupakan proses treatment terakhir dimana pada tanki ini terjadi proses pemisahan zat padat yang terdapat di dalam air formasi. Pemisahan antara padatan/koloid dengan air formasi dilakukan dengan bantuan sebuah media penyaring yaitu cangkang buah kemiri yang telah diperkecil. Media yang digunakan ini merupakan medium berpori untuk menghilangkan

sebanyak mungkin zat padat halus yang tersuspensi dan koloid. Selain sebagai media adsorpsi (penyerapan yang terjadi hanya pada permukaan saja), nut shell filter juga berfungsi mengikat minyak yang masih terkandung di dalam air. Setelah melalui proses penyaringan di tanki nut shell filter, air formasi telah dapat digunakan sebagai air injeksi. Air injeksi ini selanjutnya dialirkan menuju

water storage tank. Tanki ini berfungsi sebagai tanki penyimpanan air injeksi sebelum dipompakan ke sumur reservoir. Di Stasiun Pengumpul VI dalam mengolah air formasi memiliki beberapa jenis pengolahan, yakni : 1. Pengolahan Secara kimia, dengan penambahan Chemical (bahan kimia) 2. Pengolahan Secara Fisik, dengan menggunakan Separator (Tangki Pemisah) dan juga menggunakan Filter. 3.1.2.1 Pengolahan Secara Kimia Pengolahan Secara kimia, yakni dengan menambahkan chemical (bahan kimia) pada aliran air formasi dalam pipa. Chemical yang digunakan antara lain : 1. Scale inhibitor Digunakan untuk mencegah terjadinya scale atau kerak dan juga berfungsi untuk menghambat berkembangnya kerak yang sudah terbentuk. Scale dapat terbentuk di sepanjang pipa dan peralatan dimana terjadinya penurunan tekanan (pressure) yang besar. Terjadinya jika kondisi lingkungannya mendukung, oleh karena itu, injeksi scale inhibitor tidak boleh terputus dan dosis yang optimum. 2. Biocide Digunakan untuk membunuh bakteri yang berasal dari sumur. Bakteri di dalam industri minyak dikenal ada 2 macam, yaitu : aerob & anaerob. Bakteri aerob dapat menyebabkan penyumbatan sedangkan bakteri anaerob dapat menyebabkan korosi / karat. Untuk membunuh bakteri secara efektif dosis biocide harus cukup, tidak boleh kurang & terputus karena dapat menyebabkan bakteri menjadi imun (kebal).

3.

Oxygen Scavenger Digunakan untuk mengikat oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) dalam air

yang akan diinjeksi. Karena oksigen terlarut dapat mempercepat terjadinya korosi. 4. Corrosion Inhibitor Digunakan untuk mencegah terjadinya korosi (karat) di semua peralatan Water Injection dan di sumur injeksi, korosi harus dicegah karena dapat mengurangi usia peralatan, khususnya yang terbuat dari logam dan juga mengakibatkan biaya atau pengeluaran menjadi tinggi.

3.1.2.2 Pengolahan Secara Fisik Pengolahan secara Fisik, dilakukan dengan menggunakan tangki tangki pemisah dan juga filter. Pada Stasiun Pengumpul VI terdapat beberapa tangki pemisah, yakni : 1. Free Water Knock Out (FWKO) FWKO merupakan tanki yang berguna untuk memisahkan air yang bercampur dengan minyak, proses pemisahan air dan minyak ini dilakukan dengan cara gravitasi dan settling. 2. Water Skimmer Tank Merupakan tanki sederhana untuk memisahkan butiran minyak dari air, alat ini dibuat agar waku residensi lama sehingga coalescense dan separasi gravity dapat terjadi. Tanki skimmer bisa vertikal atau horizontal. Untuk skimmer vertical air akan turun ke bawah dengan atau tanpa inlet spreader (sudu pemisah) atau

oulet collector (pengumpul minyak di lubang keluar). Penggunaan skimmer vertical bisa digunakan dengan pertimbangan endapan pasir lebih mudah dibersihkan. 3. Nut Shell Filter Nut Shell Filter merupakan suatu teknologi baru yang telah diterapkan di SP VI, sebagai pengganti media filtrasi sebelumnya yaitu Sand Filter yang merupakan pasir kuarsa. Filtrasi adalah suatu proses pemisahan zat padat dari fluida (cair maupun gas)/ pemisahan antara padatan/koloid dengan cairan yang membawanya menggunakan suatu medium berpori atau bahan berpori lain untuk menghilangkan sebanyak mungkin zat padat halus yang tersuspensi dan koloid. Nut shell filter adalah media penyaring yang berasal dari biji buah kemiri, dengan ukuran yang seragam atau bertingkat mulai dari ukuran kasar ke halus agar kapasitas padatan lebih besar. Arah aliran filtrasi bisa dari atas ke bawah atau sebaliknya untuk backwash (proses pencucian dengan cara membalik arah aliran). Nut Sand Filter digunakan Untuk menhilangkan padatan-padatan tersuspensi dan tidak larut yang terdapat pada air injeksi. Kelebihan nut shell filter dibandingkan sand filter adalah : Biji buah kemiri lebih ringan daripada pasir kuarsa, jadi lebih cepat mengapung sehingga akan lebih mudah terjadi proses pemisahan. Bersifat water based, artinya berperan sebagai media yang memisahkan partikel-partikel minyak dari air. Lebih mudah dibersihkan dengan air.

Efisiensi penyaringan lebih tinggi, yaitu dapat menyaring 95-98% padatan dengan ukuran > 2 mikron. 4. Water storage tank Water storage tank adalah tanki penampungan terakhir air yang telah diproses. Air yang ditampung di tanki ini adalah air yang telah siap untuk diinjeksikan ke sumur sumur injeksi.

3.2 Air Formasi Air formasi adalah air yang berasal dari tanki tanki pengumpul yang telah mengalami pengolahan dan penambahan bahan kimia (demulsifier) untuk memisahkannya dari minyak, air formasi yang telah mengalami pengolahan ini yang disebut sebagai air injeksi yang selanjutnya akan diinjeksikan ke sumur sumur baik yang produktif maupun sumur sumur yang non produktif..Setelah mengalami pengolahan air injeksi terbagi menjadi dua,yaitu : 1. Water Disposal Water Disposal yaitu air terproduksi yang diinjeksikan ke dalam sumur sumur yang non produktif tanpa mengharapkan produksi di sumur sumur tersebut meningkat,dengan pengertian lain untuk menghindari pembuangan limbah produksi ke sungai. 2. Water injection Water injection yaitu air terproduksi yang telah diolah sehingga memenuhi syarat sebagai water injection yang kemudian diinjeksikan ke sumur sumur yang mengalami penurunan produksi minyak.

3.2.1 Sifat-sifat air formasi Sifat-sifat air formasi adalah sebagai berikut : a.DerajatKeasaman(pH) Derajat keasaman merupakan salah satu sifat air yang penting jika dikaitkan dengan terbentuknya scale. Besarnya pH air berpengaruh terhadap kadar kelarutan beberapa jenis scale. Semakin tinggi pH air, semakin besar pula kecenderungan terbentuknya scale. Jika harga pH semakin kecil (lebih asam) kecenderungan terbentuknya scale akan menurun, sebaliknya kecenderungan terjadinya korosi (corossivity) akan meningkat. Air formasi biasanya mempunyai pH pada kisaran 4 sampai 8. Selain itu pH larutan juga dipengruhi oleh gas terlarut, dimana kandungan H2S dan CO2 yang terlarut dalam larutan akan menurunkan pH larutan.

b. Kandungan Hidrogen Sulfida (H2S) Kandungan H2S akan berpengaruh secara langsung terhadap kecenderungan terjadinya korosi. Hidrogen sulfida dapat terbentuk secara alami ataupun secara biologis dihasilkan dari kegiatan bakteri penghasil sulfat. c. Kandungan Logam Air mempunyai batas kemampuan dalam menjaga senyawa ion-ion tetap dalam larutan, sehingga pada kondisi tekanan dan temperatur tertentu, dimana harga kelarutan terlampaui, maka senyawa tersebut tidak akan terlarut lagi, melainkan terpisah dari pelarutnya dalam bentuk padatan. Dalam proses produksi, perubahan kelarutan terjadi seiring dengan penurunan tekanan dan perubahan temperatur selama produksi. Perubahan angka kelarutan pada tiap zat terlarut dalam air formasi akan menyebabkan terganggunya keseimbangan dalam air formasi, sehingga akan terjadi reaksi kimia antara logam logam yang dapat berbentuk ion positif (kation) dan ion negatif (anion) dengan membentuk senyawa endapan yang berupa kristal.

Dari penjelasan diatas, kondisi-kondisi yang mendukung pembentukan scale dan korosi antara lain adalah sebagai berikut : Air formasi yang mengandung logam logam berupa ion - ion memiliki

kecenderungan untuk membentuk senyawa-senyawa karena mempunyai angka kelarutan rendah.

Air formasi yang mempunyai konsentrasi gas H2S yang tinggi akan

menyebabkan korosi terjadi dengan cepat.

Air formasi yang mempunyai derajat keasaman (pH) besar akan mempercepat terbentuknya endapan scale.

3.2.2 Water injection Water injection merupakan salah satu metode EOR (Enhanced Oil Recovery) yang diharapkan dapat meningkatkan produksi crude oil.Setelah diproses dan dilakukan penambahan chemical yang tepat,maka water injection ini siap untuk diinjeksikan ke sumur sumur injeksi yang akan memperbaiki kondisi reservoir pada sumur produksi sehingga menambah recovery dari minyak.Water injection merupakan proses menginjeksikan air kedalam reservoir minyak sehingga minyak terdorong kedalam sumur produksi.Pada kondisi yang baik water injection sebagai water flooding merupakan metode yang paling efektif untuk memperoleh tambahan minyak dari reservoir. Faktor yang menguntungkan dalam perolehan yang tinggi meliputi viskositas minyak yang rendah,penyebaran permeabilitas dan reservoir yang saling berhubungan. Alasan digunakan water injection sebagai water flooding adalah :

Kemudahan dalam mendapatkan water injection untuk water flooding Menurunkan secara relative tekanan hydraulic dari sumber injeksi Kemampuan air untuk menyebar melalui oil bearing formation Keefektifan air untuk menggantikan posisi minyak dalam reservoir.

Tujuan water injection : Pressure maintenance dalam suatu reservoir dikarenakan adanya penurunan tekanan sewaktu reservoir tersebut mulai terproduksi terlebih lagi apabila reservoir tersebut juga atau hanya mempunyai tenaga dorong depletion gas drive maka tekanan dalam reservoir akan turun secara drastis Sebagai tenaga pendorong tambahan dari natural drive yang sudah ada sehingga minyak didalam reservoir tersebut dapat terangkat naik ke permukaan Pada dasarnya air yang berada dalam reservoir akan menggantikan posisi minyak yang telah diproduksikan,maka volume air didalamnya berkurang sehingga water flooding berfungsi untuk menambahkan volume air tersebut

Umumnya air yang digunakan untuk water injection sebagai water flooding berasal dari air yang ikut terproduksi.Tetapi untuk reservoir yang tidak mempunyai

aquifer aktif atau air yang ikut terproduksi masih belum mencukupi untuk water flooding maka digunakan beberapa sumber air lain untuk menambahkan volume water flooding.

3.3 Logam Berat Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7 (Miettinen, 1977). Sebagian logam berat seperti,Fe,Mn,Cu dan Cr merupakan zat pencemar yang berbahaya. Afinitas yang tinggi terhadap unsur S menyebabkan logam ini menyerang ikatan belerang dalam enzim, sehingga enzim bersangkutan menjadi tak aktif. Gugus karboksilat (-COOH) dan amina (-NH2) juga bereaksi dengan logam berat.Cu terikat pada sel-sel membran yang menghambat proses transpormasi melalui dinding sel. Logam berat juga mengendapkan senyawa fosfat biologis atau mengkatalis penguraiannya (Manahan, 1977). 3.3.1 Logam Besi (Fe) Besarnya konsentrasi Besi didalam air melalui suatu sistem

mengindikasikan adanya korosi.Berkurangnya kandungan Besi dalam air mengindikasikan adanya pengendapan komponen Besi.

Adanya ion ion Besi dalam air mungkin juga ada secara alami atau sebagai hasil dari korosi.Air formasi biasanya mengandung sedikit mg/L Besi alam dan jarang memiliki nilai diatas 100 mg/L.Kandungan Besi yang semakin tinggi akan menghasilkan korosi bervariasi.Pengendapan senyawa Besi umumnya menjadi penyebab terbentuknya deposit dan plugging pada sumur injeksi yang menjadi indikasi suatu masalah korosi yang serius. Korosi biasanya disebabkan oleh CO2,H2S atau O2 yang terlarut dalam air.Scale kebanyakan mengandung Besi yang berasal dari produk

korosi.Bagaimanapun,senyawa Besi bisa membentuk endapan yang berasal dari formasi Besi alam meskipun korosinya relative kecil.Sehingga kecenderungan korosif pasti disertai dengan pembentukan produk korosi (akibat dari reaksi korosi) yang merupakan salah satu penyebab scale. Senyawa Besi juga dapat dihasilkan dari kerja bakteri (Gallionel Ferruginea) yang tinggal di air yang terbuka dengan udara.Bakteri ini mengambil ion Fe2+ dari air dan deposit ferric hydroxide. Kadar besi sering digunakan untuk mendeteksi dan memonitor korosi dalam sistem air. Adanya komponen Besi yang mengendap ini dapat menyebabkan terbentuknya plugging.

3.3.2 Logam Mangan (Mn) Mangan memilki warna pinkinsh abu-abu, unsur kimia aktif. Ini adalah logam keras dan sangat rapuh. Sulit mencair, tetapi dengan mudah teroksidasi.

Mangan adalah salah satu logam yang paling berlimpah dalam tanah, di mana terjadi akibat oksida dan hidroksida Mangan terbentuk terutama sebagai pyrolusite (MnO2) dan pada tingkat lebih rendah sebagai rhodochrosite (MnCO3). Senyawa mangan ada secara alami di lingkungan sebagai padatan dalam tanah dan partikel kecil di dalam air.Partikel Mangan di udara ada dalam partikel debu.Mangan bersifat reaktif ketika murni, dan jika dalam bentuk bubuk akan terbakar dengan oksigen, mangan larut dalam asam encer dan dapat bereaksi dengan air (dapat berkarat seperti besi) sehingga dapat mengakibatkan endapan korosi / karat mangan dalam pipa yang dapat mempengaruhi kualitas crude oil yang di produksikan.

3.3.3 Logam Tembaga (Cu) Tembaga merupakan logam yang ditemukan dialam dalam bentuk senyawa dengan sulfida (CuS). Tembaga masuk keperairan merupakan faktor alamiah seperti terjadinya pengikisan dari batuan mineral sehingga terdapat debu, partikelpartikel tembaga yang terdapat dalam lapisan udara akan terbawa oleh hujan.

3.3.4 Logam Kromium (Cr) Kromium adalah logam yang berkilau dan termasuk logam keras. Warnanya abu-abu perak dan bisa sangat halus. Tidak bereaksi di udara,namun ketika dipanaskan membentuk oksida kromat (hijau). Kromium stabil terhadap

oksigen, akan dengan cepat membentuk lapisan oksida tipis yang tahan oksigen dan melindungi logamnya. Sebagian besar kromium di udara akhirnya akan mengendap dan masuk di perairan maupun tanah. Kromium dalam tanah sangat melekat pada partikel tanah dan akan sulit terdegraderasi dari tanah. Kromium akan menyerap air pada sedimen dan menjadi stabil.Jika Kromium yang terkandung pada air injeksi tinggi akan mengakibatkan endapan pada flow line,hal ini disebabkan hanya sebagian kecil dari Kromium dapat larut dalam air.

3.4 Gas H2S Gas H2S adalah rumus kimia dari gas Hidrogen Sulfida yang terbentuk dari 2 unsur Hidrogen dan 1 unsur Sulfur. Satuan ukur gas H2S adalah ppm (part per milion). Gas H2S disebut juga gas telur busuk, gas asam, asam belerang atau uap bau. Gas H2S terbentuk akibat adanya penguraian zat-zat organik oleh bakteri.Oleh karena itu gas ini dapat ditemukan di dalam operasi pengeboran minyak / gas dan panas bumi, lokasi pembuangan limbah industri, peternakan atau pada lokasi pembuangan sampah.

Sifat dan Karakteristik Gas H2S

Gas H2S mempunyai sifat dan karakteristik antara lain : Tidak berwarna tetapi mempunyai bau khas seperti telur busuk pada konsentrasi rendah sehingga sering disebut sebagai gas telur busuk. Merupakan jenis gas beracun. Dapat terbakar dan meledak pada konsentrasi LEL (Lower Explosive Limit) 4.3% ( 43000 PPM ) sampai UEL ( Upper Explosive Limite ) 46% ( 460000 PPM ) dengan nyala api berwarna biru pada temperature 500 0F ( 260 0C ) Berat jenis gas H2S lebih berat dari udara sehingga gas H2S akan cenderung terkumpul di tempat / daerah yang rendah. Berat jenis gas H2S sekitar 20 % lebih berat dari udara dengan perbandingan berat jenis H2S : 1.2 atm dan berat jenis udara : 1 atm. H2S dapat larut (bercampur) dengan air ( daya larut dalam air 437 ml/100 ml air pada 0 0C; 186 ml/100 ml air pada 40 0C ). H2S bersifat korosif sehingga dapat mengakibatkan karat pada peralatan logam.

Adanya H2S dalam air akan meningkatkan korosifitas.Dapat ada langsung pada air atau dapat terbentuk melalui bakteri sulfate reducing.Jika air bebas dari H2S mulai menunjukkan adanya H2S,hal ini mengindikasikan Sulfate Reducing

Bacteria mungkin bekerja disuatu tempat dalam sistem dan bekerja mengkorosi sistem. Hidrogen Sulfida sangat mudah larut dalam air dan pada saat bereaksi dengan Besi akan membentuk reaksi korosi,yaitu : Fe + H2S + H2O FeS + H2 + H2O Produksi korosi Besi Sulfida ini sukar larut dalam air dan biasanya berbentuk tipis, melekat pada permukaan logam sebagai adherent scale. Besi Sulfida yang tersuspensi menyebabkan air berwarna hitam. Jika air mulai menunjukkan keberadaan H2S dapat menjadi indikasi adanya bakteri pengurai sulfida yang dapat menyebabkan sistem menjadi korosi. Sebagai efek sampingnya adalah terbentuknya ion sulfida yang sangat efektif sebagai penyebab plugging.

3.5 Derajat Keasaman (pH) Jika pH lebih rendah (bersifat asam),kemungkinan terbentuknya scale menurun tetapi korosivitasnya tinggi atau lebih mudah untuk membentuk korosi.Sebaliknya,semakin tinggi pH (bersifat basa) semakin besar kemungkinan terbentuknya scale tetapi korosivitasnya rendah.

pH merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui.Kelarutan CaCO3 dan komponen Besi sangat tergantung dari pH.Semakin tinggi pH,semakin besar kecenderungan untuk terjadinya pengendapan. H2S dan CO2 merupakan gas asam dimana keduanya dapat menyebabkan penurunan pH bila terlarut dalam air. Akan terionisasi pada derajat tertentu ketika larut dan pH dapat digunakan untuk menentukan derajat ionisasinya.Hal ini penting untuk memperkirakan efek korosi dan suspended solid (zat padat tersuspensi). Nilai pH biasanya dapat berubah dengan cepat.Untuk itulah setelah pengambilan sampel,nilai pH harus dihitung dengan segera.pH cepat berubah dikarenakan gas yang terlarut di dalamnya melepas/menguap dari sampel oleh karena penurunan tekanan dari tekanan yang tinggi ke tekanan atmosfer. pH yang bertambah bersamaan dengan kenaikan temperature dapat menghasilkan pembentukan scale CaCO3.Konsentrasi oksigen akan berubah.Bakteri yang di dalam sampel mulai bertambah dalam beberapa jam berikutnya atau dapat mati pada kondisi tertentu.