BAB II TINJAUAN KONSEP -...
Transcript of BAB II TINJAUAN KONSEP -...
9
BAB II
TINJAUAN KONSEP
A. Pengertian
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien
yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat
diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran
klien yang sudah kehilangan kontrol (Direja, 2011).
Waham curiga adalah keyakinan seseorang atau sekelompok orang
berusaha merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan (Kelliat, 2009).
Gangguan isi pikir adalah ketidakmampuan individu memproses
stimulus internal dan eksternal secara akurat. Gangguannya adalah berupa
waham yaitu keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan
dengan realitas. Keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat
intelektual dan latar belakang budayanya, serta tidak dapat diubah dengan
alasan yang logis. Selain itu keyakinan tersebut diucapkan berulang kali
(Kusumawati, 2010).
Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan menilai dan
berespons pada realitas. Klien tidak dapat membedakan lamunan dan
kenyataan sehingga muncul perilaku yang sukar untuk dimengerti dan
menakutkan. Gangguan ini biasanya ditemukan pada pasien skizofrenia dan
psikotik lain. Waham merupakan bagian dari gangguan orientasi realita pada
10
isi pikir dan pasien skizofrenia menggunakan waham untuk memenuhi
kebutuhan psikologisnya yang tidak terpenuhi oleh kenyataan dalam
hidupnya. Misalnya : harga diri, rasa aman, hukuman yang terkait dengan
perasaan bersalah atau perasaan takut mereka tidak dapat mengoreksi dengan
alasan atau logika (Kusumawati, 2010).
11
B. Klasifikasi Waham
Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut
Direja (2011) yaitu :
Jenis Waham Pengertian Perilaku klien
Waham kebesaran Keyakinan secara
berlebihan bahawa dirinya
memiliki kekuatan khusus
atau kelebihan yang berbeda
dengan orang lain,
diucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan
“Saya ini pejabat di
kementrian semarang!”
“Saya punya perusahaan
paling besar lho “.
Waham agama Keyakinan terhadap suatu
agama secara berlebihan,
diucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
“ Saya adalah tuhan yang
bisa menguasai dan
mengendalikan semua
makhluk”.
Waham curiga Keyakinan seseorang atau
sekelompok orang yang
mau merugikan atau
mencederai dirinya,
diucapkan berulang-ulang
tetapai tidak sesuai dengan
kenyataan.
“ Saya tahu mereka mau
menghancurkan saya,
karena iri dengan
kesuksesan saya”.
Waham somatik Keyakinan seseorang bahwa
tubuh atau sebagian
tubuhnya terserang
penyakit, diucapkan
berulang-ulang tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan.
“ Saya menderita kanker”.
Padahal hasil pemeriksaan
lab tidak ada sel kanker
pada tubuhnya.
Waham nihlistik Keyakinan seseorang bahwa
dirinya sudah meninggal
dunia, diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
“ ini saya berada di alam
kubur ya, semua yang ada
disini adalah roh-roh nya”
12
C. Etiologi
Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama
fungsi otak Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :
1. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan menilai
dan menilik terganggu.
2. Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial mengakibatkan kemampuan
berespons terganggu, tampak dari perilaku nonverbal (ekspresi dan
gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial).
3. Gangguan realitas umumnya ditemukan pada skizofrenia.
4. Gejala primer skizofrenia (bluer) : 4a + 2a yaitu gangguan asosiasi, efek,
ambivalen, autistik, serta gangguan atensi dan aktivitas.
5. Gejala sekunder: halusinasi, waham, dan gangguan daya ingat.
13
D. Rentang Respon Neurobiologi
Adaptif Maladaptif
Pikiran logis
Persepsi akurat
Emosi konsisten
dengan
pengalaman
Perilaku sosial
Hubungan sosial
Pikiran kadang
menyimpang
illusi
Reaksi
emosional
berlebihan dan
kurang
Perilaku tidak
sesuai
Menarik diri
Gangguan proses
pikir: Waham
Halusinasi
Kerusakan emosi
Perilaku tidak
sesuai
Ketidakteraturan
isolasi sosial
Skema. 1 Rentang respons neurobiologis Waham. (sumber : Keliat, 2009).
E. Tanda dan Gejala
Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :
1. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
Cara berfikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan
pengorganisasian bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial).
2. Fungsi persepsi
Depersonalisasi dan halusinasi.
14
3. Fungsi emosi
Afek tumpul kurang respons emosional, afek datar, afek tidak sesuai,
reaksi berlebihan, ambivalen.
4. Fungsi motorik.
Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotipik
gerakan yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus
yang jelas, katatonia.
5. Fungsi sosial kesepian.
Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.
6. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering
muncul adalah gangguan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi.
Tanda dan Gejala Menurut Direja, (2011) yaitu :
Tanda dan gejala pada klien dengan Waham Adalah : Terbiasa menolak
makan, tidak ada perhatian pada perawatan diri, Ekspresi wajah sedih dan
ketakutan, gerakan tidak terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan
tidak sesuai dengan kenyataan dan bukan kenyataan, menghindar dari
orang lain, mendominasi pembicaraan, berbicara kasar, menjalankan
kegiatan keagamaan secara berlebihan.
15
F. Pengkajian
1) Faktor predisposisi
a. Biologi
Waham dari bagian dari manifestasi psikologi dimana abnormalitas
otak yang menyebabkan respon neurologis yang maladaptif yang baru
mulai dipahami, ini termasuk hal-hal berikut :
1) Penelitian pencitraan otak sudah mulai menunjukkan keterlibatan
otak yang luas dan dalam perkermbangan skizofrenia. Lesi pada
area frontal, temporal dan limbik paling berhubungan dengan
perilaku psikotik.
2) Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizofrenia. Hasil
penelitian sangat menunjukkan hal-hal berikut ini :
a) Dopamin neurotransmitter yang berlebihan
b) Ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotransmitter lain
c) Masalah-masalah pada sistem respon dopamin
Penelitian pada keluarga yang melibatkan anak kembar dan anak
yang diadopsi telah diupayakan untuk mengidentifikasikan penyebab
genetik pada skizofrenia.
Sudah ditemukan bahwa kembar identik yang dibesarkan secara
terpisah mempunyai angka kejadian yang tinggi pada skizofrenia dari
pada pasangan saudara kandung yang tidak identik penelitian genetik
terakhir memfokuskan pada pemotongan gen dalam keluarga dimana
terdapat angka kejadian skizofrenia yang tinggi.
16
b. Psikologi
Teori psikodinamika untuk terjadinya respon neurobiologik yang
maladaptif belum didukung oleh penelitian. Sayangnya teori
psikologik terdahulu menyalahkan keluarga sebagai penyebab
gangguan ini sehingga menimbulkan kurangnya rasa percaya
(keluarga terhadap tenaga kesehatan jiwa profesional).
c. Sosial budaya
Stress yang menumpuk dapat menunjang terhadap awitan
skizofrenia dan gangguan psikotik tetapi tidak diyakini sebagai
penyebab utama gangguan.Seseorang yang merasa diasingkan dan
kesepian dapat menyebabkan timbulnya waham (Direja, 2011).
2) Faktor Presipitasi
a. Biologi
Stress biologi yang berhubungan dengan respon neurologik yang
maladaptif termasuk:
1) Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses
informasi
2) Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi rangsangan.
17
b. Stres lingkungan
Stres biologi menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan perilaku.
c. Pemicu gejala
Pemicu merupakan prekursor dan stimulus yang yang sering
menunjukkan episode baru suatu penyakit. Pemicu yang biasa terdapat
pada respon neurobiologik yang maladaptif berhubungan dengan
kesehatan. Lingkungan, sikap dan perilaku individu (Direja, 2011).
G. Manifestasi klinik
Perilaku yang dapat ditemukan pada klien dengan Waham antara lain
melakukan percobaan bunuh diri, melakukan tindakan, agresif, destruktif,
gelisah, tidak biasa diam, tidak ada perhatian terhadap kebersihan diri, ada
gangguan eliminasi, merasa cemas, takut. Kadang-kadang panik perasaan
bahwa lingkungan sudah berubah pada klien depersonalisasi (Stuart,2007).
H. Mekanisme Koping
Menurut Direja (2011), Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi
diri sendiri dari pengalaman berhubungan dengan respon neurobioligi :
1. Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
menanggulangi ansietas, hanya mempunyai sedikit energi yang tertinggal
untuk aktivitas hidup sehari-hari
2. Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi.
3. Menarik diri
18
I. Pohon Masalah
Perilaku kekerasan
Menarik diri
Harga diri rendah
Skema. 2 pohon masalah, (Fitria, 2009, dikutip Direja, 2011).
J. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku kekerasan
2. Waham
3. Menarik Diri
4. Harga Diri Rendah
Waham
19
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Waham Curiga
merupakan core problem dari pohon masalah.
No. DiagnosaKeperawatan
Perencanaan Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi
1. Waham Curiga Tujuan Umum :Klien dapatberkomunikasi denganbaik dan terarah.TUK 1 :Klien dapat membinahubungan salingpercaya.
Kriteria Evaluasi :1. Ekspresi wajah
bersahabat.2. Ada kontak mata.3. Mau berjabat tangan.4. Mau menjawab salam.5. Klien mau duduk
berdampingan.6. Klien mau
mengutarakan isiperasaannya.
1.1 Bina hubungan saling percayadengan menggunakan prinsipkomunikasi teraupetik.- Sapa klien dengan ramah baik
verbal maupun non verbal- Perkenalkan diri dengan sopan- Tanyakan nama lengkap dan
nama yang disukai klien.- Jelaskan tujuan pertemuan- Jujur dan menepati janji- Tunjukkan rasa empati dan
menerima klien dengan apaadanya.
Hubungan saling percaya menjadidasar interaksi selanjutnya dalammembina klien dalam berinteraksidengan baik dan benar, sehinggaklien mau mengutarakan isiperasaannya.
20
1.2 Jangan membantah dan mendukungwaham klien.- Katakan perawat menerima
keyakinan klien.- Katakan perawat tidak
mendukung keyakinan klien.1.3 Yakinkan klien dalam keadaan
aman dan terlindung- “Anda berada ditempat aman
dan terlindung”.- Gunakan keterbukaan dan
kejujuran, jangan tinggalkanklien dalam keadaan sendiri.
1.4 Observasi apakah wahamnyamengganggu aktivitas sehari-haridan perawatan diri klien.
Meningkatkan orientasi klien padarealita dan meningkatkan rasapercaya klien pada perawat.
Suasana lingkungan persahabatanyang mendukung dalamkomunikasi teraupetik.
Mengetahui penyebab wahamcuriga dan intervensi selanjutnyayang akan dilakukan oleh klien.
TUK 2 :Klien dapatmengidentifikasikankemampuan yangdimiliki.
Kriteria Evaluasi :1. Klien dapat
mempertahankanaktivitas sehari-hari
2. Klien dapat mengontrolwahamnya.
2.1 Beri pujian pada penampilandan kemampuan klien yangrealistis
2.2 Diskusikan dengan klienkemampuan yang dimiliki padawaktu lalu dan saat ini.
2.3 Tanyakan apa yang bisadilakukan (kaitkan denganaktivitas sehari-hari danperawatan diri) kemudiananjurkan untuk melakukan saatini.
2.4 Jika klien selalu bicara tentangwahamnya dengarkan sampaikebutuhan waham tidak ada.Perawat perlu memperhatikanbahwa klien sangat penting.
Reinforcement positif dapatmeningkatkan kemampuan yangdimiliki oleh klien dan harga diriklien.
Klien terdorong untuk memilihaktivitas seperti sebelumnyatentang aktivitas yang pernahdimiliki oleh klien.
Dengan mendengarkan klien akanmerasa lebih diperhatikansehingga klien akanmengungkapkan perasaannya.
21
TUK 3 :Klien dapatmengidentifikasikebutuhan yang tidakdimiliki.
Kriteria Evaluasi :1. Kebutuhan klien
terpenuhi2. Klien dapat melakukan
aktivitas secara terarah.3. Klien tidak
menggunakan/membicarakan wahamnya.
3.1 Observasi kebutuhan kliensehari-hari
3.2 Diskusikan kebutuhan klienyang tidak terpenuhi selamadirumah maupun di RS.
3.3 Hubungkan kebutuhan yangtidak terpenuhi dengantimbulnya waham
3.4 Tingkatkan aktivitas yang dapatmemenuhi kebutuhan klien danmemerlukan waktu dan tenaga.
3.5 Atur situasi agar klien tidakmempunyai waktu untukmenggunakan wahamnya.
Observasi dapat mengetahuikebutuhan klien.
Dengan mengetahui kebutuhanyang tidak terpenuhi maka dapatdiketahui kebutuhan yang akandiperlukan.
Dengan melakukan aktivitas klientidak akan lagi menggunakan isiwahamnya.
Dengan situasi tertentu klien akandapat mengontrol wahamnya.
TUK 4 :Klien dapatberhubungan denganrealitas.
Kriteria Evaluasi :1. Klien dapat berbicara
dengan realitas.2. Klien mengikuti Terapi
Aktivitas Kelompok.
4.1 Berbicara dengan klien dalamkonteks realitas (realitas diri,realitas orang lain, waktu dantempat).
4.2 Sertakan klien dalam terapiaktivitas kelompok: orientasirealitas.
4.3 Berikan pujian tiap kegiatanpositif yang dilakukan olehklien.
Reinforcement adalah pentinguntuk meningkatkan kesadaranklien akan realitas.
Pujian dapat memotivasi klienuntuk meningkatkan kegiatanpositifnya.
22
TUK 5 :Klien dapat dukungandari keluarga.
Kriteria Evaluasi :1. Keluarga dapat
membina hubungansaling percaya denganperawat.
2. Keluarga dapatmenyebutkanpengertian, tanda dantindakan untuk merawatklien dengan waham.
5.1 Diskusikan dengan keluargatentang :
- Gejala waham- Cara merawat- Lingkungan keluarga- Follow up dan obat.5.2 Anjurkan keluarga
melaksanakan dengan bantuanperawat.
Perhatian keluarga dan pengertiankeluarga akan dapat membantuklien dalam mengendalikanwahamnya.
TUK 6 :Klien dapatmenggunakan obatdengan benar.
Kriteria Evaluasi:1. Klien dapat
menyebutkan manfaat,efek samping dan dosisobat.
2. Klien dapatmendemonstrasikanpenggunaan obat denganbenar.
3. Klien dapat memahamiakibat berhentinyamengkonsumsi obattanpa konsultasi.
4. Klien dapatmenyebutkan prinsiplima benar dalampenggunaan obat.
6.1 Diskusikan dengan klien dankeluarga tentang obat, dosis,dan efek samping obat danakibat penghentian.
6.2 Diskusikan perasaan kliensetelah minum obat.
6.3 Berikan obat dengan prinsiplima benar dan observasisetelah minum obat.
Obat dapat mengontrol wahamyang dialami oleh klien dan dapatmembantu penyembuhan klien.
23
2. Menarik diri.
Menarik diri merupakan salah satu pohon masalah dari Waham : Curiga, yaitu akibat dari Waham curiga. Dimana seseorang
yang sudah mengalami Waham Curiga, kemungkinan besar bisa terjadi Menarik diri. Berikut rencana asuhan keperawatan menarik
diri :
Tgl Dx.keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
2. Menarik diri TUM :Pasien dapatberinteraksidengan oranglainTUK :1.Pasien dapatmembinahubungan salingpercaya.
2.Pasien mampumenyebutkanpenyebabmenarik diri
Setelah 1 x interaksi pasien menunjukkantanda-tanda percaya kepada / terhadapperawat :
1. Wajahcerah, tersenyum2. Mau berkenalan3. Adakontakmata4. Bersediamenceritakanperasaan5. Bersediamengungkapkanmasalah
Setelah 2 x interaksi pasien dapatmenyebutkan minimal satu penyebab menarikdiri :
a. Diri sendirib. Orang lain
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan :a. Beri salam setiap berinteraksib. Perkenalkan nama, nama
panggilan perawat dan tujuanperawat berkenalan
c. Tanyakan dan panggil namakesukaan pasien
d. Tunjukkan sikap jujur danmenepati janji setiap kaliberinteraksi
e. Tanyakan perasaan pasien danmasalah yang dihadapi pasien
f. Buat kontak interaksi yang jelasg. Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaanpasien
2.1 Tanyakan pada pasien tentang :a. Orang yang tinggal serumah atau
sekamar pasienb. Orang yang paling dekat dengan
pasien dirumah atau ruang
1.1 Membina hubungansaling percaya.Kontak yang jujur,singkat, konsistendengan perawatdapat membantuklien membinakembali interaksipenuh percayadengan orang lain.
2.1 Keterlibatan orangterdekat dapat membantumembangun dan ataukembali membentuksistem pendukung dan
24
3.Pasien mampumenyebutkankeuntunganberhubungansosial dankerugian menarikdiri
Lingkungan
Setelah 3 x interaksi dengan pasien dapatmenyebutkan keuntungan berhubungansosial, misalnya :
a. Banyak temanb. Tidak kesepianc. Bisa diskusid. Saling menolonge. Dan kerugian menarik diri
misalnya :1. Sendiri1. Kesepian2. Tidak bisa diskusi
perawatanc. Apa yang membuat pasien dekat
dengan orang tersebutd. Orang yang tidak dekat dengan
pasien dirumah atau diruangperawatan
e. Apa yang membuat pasien tidakdekat orang dengan tersebut
f. Upayakan yang sudah dilakukanagar dekat dengan orang lain
g. Diskusikan dengan pasienpenyebab menarik diri atau tidakmau bergaul dengan orang lain
h. Beri pujian terhadapkemampuanpasienmengungkapkan perasaan
3.1 Tanyakan pada pasien tentang :a. Manfaat hubungan sosialb. Kerugian menarik diric. Diskusikan bersama pasien
tentang manfaat berhubungansosial dan kerugian menarik diri
d. Beri pujian terhadapkemampuan pasienmengungkapkan perasaannya.
mengintegrasikan klienkembali kedalam jaringansosial
3.1 Solitude dan kesepiandapat diterima ataudengan pilihan, danperbedaan ini membantuklien mengidentifikasiapa yang terjadi padadirinya sehingga dapatdiambil langkah untukmengatasi masalah ini.
25
4.pasien dapatmelaksanakanhubungan sosialsecara bertahap.
5.pasien mampumenjelaskanperasaannyasetelahberhubungansosial.
6.pasienmendapatdukungankeluarga dalam
Setelah 4 x interaksi pasien dapatmelaksanakan hubungan social secarabertahap dengan :
a. Perawatb. Perawat lainc. Pasien laind. Kelompok.
Setelah 5 x interaksi pasien dapatmenjelaskan perasaannya setelahberhubungan sosial dengan :
1. Orang lain2. Kelompok
Setelah6 xpertemuankeluargadapatmenjelaskantentang :
a. Pengertian menarik dirib. Tanda dan gejala menarik diri
4.1 Observasi perilaku pasien saatberhubungan sosial
4.2.Beri motivasi dan bantu pasien untukberkenalan atau berkomunikasi dengan:a. Perawat lainb. Pasien lainc. Kelompok
4.3 Libatkan pasien dalam terapi aktivitaskelompok sosialisasi
4.4 Diskusikan jadwal harian yang dapatdilakukan untuk meningkatkankemampuan pasien bersosialisasi
4.5 Berimotivasipasienuntukmelakukankegiatansesuaidenganjadwal yang telahdibuat
4.6 Beripujianterhadapkemampuanpasienmemperluaspergaulannyamelaluiaktivitas yang dilaksanakan
5.1 Diskusikan dengan pasien tentangperasaannya setelah berhubungansosial dengan :a. Orang lainb. Kelompok
5.2 Beri pujian terhadap kemampuanpasien mengungkapkan perasaannya.
6.1Diskusikanpentingnyaperansertakeluargasebagaipendukunguntukmengatasiprilakumenarikdiri.6.2 Diskusikan potensi keluarga untuk
membantu pasien mengatasi perilaku
4.1 Kehadiran orang yangdapat dipercaya memberiklien rasa terlindungi.Setelah dapat berinteraksidengan orang lain danmemberi kesempatanklien dalam mengikutiaktivitas kelompok, klienmerasa lebih berguna danrasa percaya diri dapattumbuh kembali.
5.1 Ketika klien merasadirinya lebih baih danmempunyai makna,interaksi sosial denganorang lain dapatditingkatkan
6.1Dukungan darikeluarga merupakanbagian penting darirehabilitasi klien.
26
memperluashubungan sosial.
7.pasien dapatmemanfaatkanobat dengan baik
c. Penyebab dan akibat menarik dirid. Cara merawat pasien menarik diri
Setelah 7 x interaksi pasienmenyebutkan :
a. manfaat minum obatb. kerugian tidakminum obatc. nama, warna, dosis, efek terapi dan
efek samping obatd. akibat berhenti minum obat tanpa
konsultasi dokter.
menarik diri6.3 Jelaskanpadakeluargatentang :
a. Pengertianmenarikdirib. Tandadangejalamenarikdiric. Penyebabdanakibatmenarikdirid. Cara merawat pasien menarik
dirie. Latihkeluarga cara
merawatpasien menarikdiri.f. Tanyakanperasaankeluargasetela
hmencoba cara yang dilatihkang. Beri motivasi keluarga agar
membantu pasien untukbersosialisasi
h. Beri pujian kepada keluarga atasketerlibatannya merawat pasiendirumah sakit.
7.1 Diskusikan dengan pasien tentangmanfaat dan kerugian tidak minum obat,nama, warna, dosis, cara, efek terapi danefek samping penggunaan obat7.2 Pantaupasien saatpenggunaanobat7.3 Beri pujian jika pasien menggunakan
obat dengan benar7.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat
tanpa konsultasi dokter7.4 Anjurkan pasien untuk konsultasikepada dokter atau perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
7.1. Membantu dalammeningkatkan perasaankendali dan keterlibatandalam perawatankesehatan klien.
27
5 Harga Diri Rendah
Harga Diri Rendah merupakan penyebab terjadinya Waham Curiga. Berikut intervensi dari harga diri rendah .
No Diagnosa
keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
3. Harga diri rendah TUM :Klien dapat melakukanhubungan sosial secarabertahap.TUK :1.Klien dapat membinahubungan salingpercaya.2.Klien dapatmengidentifikasikemampuan dan aspekpositif yang dimiliki.3.Klien dapat menilaikemampuan yang dapatdigunakan. 4.Kliendapat menetapkan danmerencanakan kegiatansesuai dengankemampuan yangdimiliki.5.Klien dapatmelakukan kegiatansesuai kondisi sakit dankemampuannya.
1.1 Klien dapatmengungkapkanperasaanya
1.2 Ekspresi wajahbersahabat
1.3 Ada kontak mata1.4 Menunjukkan rasa
senang1.5 Mau berjabat tangan1.6 Klien mau
mengutarakan masalahyang dihadapi
1.1 Bina hubungan saling percaya :a. Sapa klien dengan ramah, baik
verbal maupun nonverbalb. Perkenalkan diri dengan sopanc. Tanya nama lengkap klien dan nama
panggilan yang disukai kliend. Jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan
menepati janjie. Tunjukkan sikap empati dan
menerima klien apa adanya1.2 Beri kesempatan untuk
mengungkapkan perasaanyatentang penyakit yang dideritanya
1.3 Sediakan waktu untukmendengarkan klien
1.4 Katakan pada klien bahwa ia adalahseorang yang berharga danbertanggungjawab serta mampumenolong dirinya sendiri.
1.1 Hubungan saling percayaakan menimbulkankepercayaan klien padaperawat sehingga akanmemudahkan dalampelaksanaan tindakanselanjutnya.
28
6.Klien dapatmemanfaatkan sistempendukung yang ada
2.1 Klien mampumempertahankan aspekyang positif.
3.1 Kebutuhan klienterpenuhi
3.2 Klien dapat melakukanaktivitas terarah.
4.1 Klien mampuberaktivitas sesuaikemampuan
4.2 Klien mengikuti terapiaktivitas kelompok.
5.1 Klien mampu
2.1 Diskusikan kemampuan dan aspekpositif yang dimiliki kllien danberi pujian / reinforcement ataskemampuan mengungkapkanperasaannya
2.2 Saat bertemu klien, hindarkanmemberi penilaian negatif.Utamakan memberi pujian yangrealistis.
3.1 Diskusikan kemampuan klien yangmasih dapat digunakan selamasakit
3.2 Diskusikan juga kemampuan yangdapat dilanjutkan penggunaan dirumah sakit dan di rumah nanti.
4.1 Rencanakan bersama klienaktivitas yang dapat dilakukansetiap hari sesuai kemampuan
4.2 Tingkatkan kegiatan sesuaidengan toleransi kondisi klien
4.3 Beri contoh cara pelaksanaankegiatan yang boleh klienlakukan.
5.1 Beri kesempatan klien untuk
2.1 Pujian akanmeningkatkan harga diriklien.
3.1 Peningkatan kemampuanmendorong klien untukmandiri.
4.1 Pelaksanaan kegiatansecara mandiri modal awaluntuk meningkatkan hargadiri.
5.3 Dengan aktivitas
29
beraktivitas sesuaikemampuan
6.1 Klien mampumelakukan apa yangdiajarkan6.2 Klien mampu
memberikandukungan
mencoba kegiatan yangdirencanakan
5.2 Beri pujian atas keberhasilan kllien5.3 Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan di rumah.
6.1 Beri pendidikan kesehatan padakeluarga tentang cara merawatklien harga diri rendah
6.2 Bantu keluarga memberi dukunganselama klien dirawat
6.3 Bantu keluarga menyiapkanlingkungan di rumah
klien akanmengetahuikemampuannya
6.1 Perhatian keluargadan pengertian keluargaakan dapat membantumeningkatkan harga diriklien
30
A. STRATEGI PELAKSANAAN
Dx.1: Waham Curiga
SP 1p:
1. Membina hubungan saling percaya
2. Jangan membantah atau mendukung waham klien
3. Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung
4. Observasi apakah waham klien mengganggu aktivitas sehari-harinya.
SP 2p :
1.Mengidentifikasi kemampuan positif pasien
2.Beri pujian pada penampilan klien yang dimiliki pada masa lalu dan saat
ini.
3.Tanyakan apa yang bisa dilakukan
4.Jika klien selalu bicara tentang wahamnya dengarkan sampai wahamnya
tidak ada
SP 3p:
1. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi.
2. Observasi kebutuhan klien sehari-hari
3. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi
4. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan timbulnya waham.
5. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dalam
memerlukan waktu dan tenaga.
6. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan
wahamnya.
31
SP 4 K:
1.Klien dapat berhubungan dengan realitas
2.Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri, orang lain,
waktu, dan tempat)
3.Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok: orientasi realitas.
4.Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan oleh klien.
Sp 5 k:
1. Klien dapat dukungan dari keluarga
2. Diskusikan dengan keluarga tentang
- Gejala waham
- Cara merawatnya
- Lingkungan keluarga
- Follow up dan obat
3.Anjurkan keluarga melaksanakannya dengan bantuan perawat.
Sp 6 k:
1. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
2. Diskusikan denga klien dan keluarga tentang obat, dosis, efek samping dan
akibat penghentian
3. Diskusikan perasaan klien setelah minum obat
4. Berikan obat dengan prinsip 5 benar dan observasi setelah minum obat.
32
Dx 2 : Menarik Diri
Pasien :
Sp 1p :
1 Mengidentifikai penyebab isolasi sosial pasien
2. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain
3. Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Melatih pasien berkenalan dengan satu orang
5. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 2p :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 3p :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
Sp 1k :
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara – cara merawat pasien isolasi sosial
33
Sp 2k :
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah
isolasi sosial langsung dihadapan pasien.
Sp 3k :
1. Menjelaskan perawatan lanjutan.
Dx 3 :Harga Diri Rendah
Pasien
Sp 1p :
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan
3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien
4. Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan
5. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 2p :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai kemampuan
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
Sp 1k :
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
34
3. Menjelaskan cara – cara merawat pasien harga diri rendah
Sp 2k :
1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi
sosial
Sp 3k :
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum
obat (discharge planing)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang