BAB II Status Gizi Dan Karies

4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi 2.1.1 Pengertian Status gizi adalah keadaan tubuh seseorang atau sekelompok orang sebagai akibat dari konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat - zat gizi dari makanan dalam jangka waktu yang lama. Makanan yang memenuhi kebutuhan zat gizi tubuh umumnya membawa ke arah status gizi yang baik (Suhardjo, 1985). Menurut Supariasa (2001), status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, merupakan indeks yang statis dan agregatif sifatnya kurang peka untuk melihat terjadinya perubahan dalam waktu pendek misalnya bulanan.Sedangkan menurut Almatsier (2002), status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi seseorang dipengaruhi oleh tingkat konsumsi atau asupan makanan dan status kesehatan.Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memproleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin

Transcript of BAB II Status Gizi Dan Karies

Page 1: BAB II Status Gizi Dan Karies

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Status Gizi

2.1.1 Pengertian

Status gizi adalah keadaan tubuh seseorang atau sekelompok orang

sebagai akibat dari konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat - zat gizi dari

makanan dalam jangka waktu yang lama. Makanan yang memenuhi

kebutuhan zat gizi tubuh umumnya membawa ke arah status gizi yang baik

(Suhardjo, 1985).

Menurut Supariasa (2001), status gizi adalah ekspresi dari keadaan

keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, merupakan indeks yang statis

dan agregatif sifatnya kurang peka untuk melihat terjadinya perubahan dalam

waktu pendek misalnya bulanan.Sedangkan menurut Almatsier (2002), status

gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan

zat-zat gizi. Status gizi seseorang dipengaruhi oleh tingkat konsumsi atau

asupan makanan dan status kesehatan.Status gizi baik atau status gizi optimal

terjadi bila tubuh memproleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara

efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak,

kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin

(Almatsier, 2002).

Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor internal

berupa struktur fisik, tingkat pertumbuhan sel otak semasa dalam kandungan.

Sedangkan, faktor eksternal antara lain kualitas gizi yang diterima anak,

status kesehatan yaitu ada tidaknya penyakit yang diderita anak seperti karies

gigi, pola asuh, sistem budaya yang digunakan dalam proses merawat serta

tingkat ekonomi dan sosial (Junaidi, 2004).

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi

A. Konsumsi Makanan

Page 2: BAB II Status Gizi Dan Karies

Kebutuhan untuk makan bukanlah satu-satunya dorongan untuk

mengatasi rasa lapar, akan tetapi ada kebutuhan fisiologis dan psikologis

yang ikut mempengaruhi. Konsumsi makanan adalah jenis dan banyaknya

makanan yang dapat diukur dengan jumlah bahan makanan atau jumlah

kalori dan zat gizi. Konsumsi makanan merupakan faktor yang secara

langsung berpengaruh terhadap status gizi (Suhardjo, 1989).

Semua manusia di negara manapun memerlukan makanan untuk

dikonsumsi. Tubuh manusia harus memperoleh cukup makanan untuk

kebutuhan gizi sehari hari termasuk energi, protein, lemak, karbohidrat,

vitamin, mineral, dan air guna mempertahankan kelangsungan hidup. Selain

itu, khusus mengenai protein harus memiliki kualitas yang baik yaitu

mengandung asam-asam amino yang sangat diperlukan tubuh (Suhardjo,

1989). Penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2000) menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi zat gizi dengan status gizi.

Namun demikian, ada kecenderungan semakin baik konsumsi zat gizi maka

status gizinya pun semakin baik.

Berdasarkan buku pedoman petugas puskesmas, Depkes RI (1990),

klasifikasi tingkat konsumsi zat gizi dibagi menjadi empat dengan cut of

point masing-masing sebagaimana tercantum dalam tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1

Klasifikasi Tingkat Konsumsi Zat Gizi

Prosentase Pencapaian Konsumsi

Zat Gizi Kategori

100 % AKG Baik

80-90 % AKG Sedang

70-80 % AKG Kurang

< 70 % AKG Defisit

Sumber : Buku Pedoman Petugas Puskesmas, Depkes 1990Dalam I Dewa Nyoman S (2001)

Page 3: BAB II Status Gizi Dan Karies