BAB II KTI ICHA (2).doc

47
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara 2.1.1 Pengertian Kanker Payudara Kanker adalah penyakit atau kelainan pada tubuh sebagai akibat dari sel-sel tubuh yang tumbuh dan berkembang abnormal, diluar batas kewajaran dan sangat liar (Junaidi Iskandar, 2008). Payudara atau dalam bahasa latin disebut mammae adalah organ tubuh bagian atas dada dari spesies mammalia berjenis kelamin betina, termasuk manusia yang memiliki tiga fungsi yaitu menyusui, peranan seksual dan fungsi lain. (Atmaningtyas Naila, 2009). Payudara wanita/glandula mammaria adalah alat reproduksi tambahan yang terletak pada setiap sisi sternum dan meluas setinggi antara costa kedua dan keenam (Verralls sylvia, 1997).

Transcript of BAB II KTI ICHA (2).doc

BAB I

PAGE 33

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Kanker Payudara

2.1.1Pengertian Kanker Payudara

Kanker adalah penyakit atau kelainan pada tubuh sebagai akibat dari sel-sel tubuh yang tumbuh dan berkembang abnormal, diluar batas kewajaran dan sangat liar (Junaidi Iskandar, 2008).Payudara atau dalam bahasa latin disebut mammae adalah organ tubuh bagian atas dada dari spesies mammalia berjenis kelamin betina, termasuk manusia yang memiliki tiga fungsi yaitu menyusui, peranan seksual dan fungsi lain. (Atmaningtyas Naila, 2009). Payudara wanita/glandula mammaria adalah alat reproduksi tambahan yang terletak pada setiap sisi sternum dan meluas setinggi antara costa kedua dan keenam (Verralls sylvia, 1997).Kanker Payudara (carsinoma Mammae) adalah Pertumbuhan serta perkembangan sel abnormal yang muncul pada jaringan payudara. Satu kelompok sel akan membelah secara cepat dan membentuk masa jaringan ekstrayang disebut tumor. Tumor dapat bersifat ganas (malignant, cancerous) atau jinak (benign, non-cancerous). Tumor ini bersifat ganas akan menyusup dan menghancurkan jaringan tubuh yang sehat serta menyebar ke bagian tubuh lainya (Putri Naura, 2009).

2.1.2 Penyebab Tumor/Kanker Payudara

Penyakit kanker payudara terbilang penyakit kanker yang paling umum menyerang kaum wanita, meski demikian priapun memiliki kemungkin mengalami penyakit ini dengan perbandingan 1 diantara 1.000.Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kanker ini terjadi, namun dapat diketahui beberapa faktor kemungkinanya yaitu Usia, Genetik, pemakaian obat-obatan atau menggunakan therapy obat hormon pengganti, faktor lain yang diduga sebagai penyebab kanker payudara adalah tidak menikah, menikah tetapi tidak memiliki anak, melahirkan anak pertama sesudah usia 35 tahun, wanita yang sering stress dan menstruasi dibawah 11 tahun (Atmaningtyas Naila, 2009).

Menurut Monkey dan Kodim penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, namun banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara adalah :1. Faktor resiko kanker payudara

2. Faktor resiko yang dapat diubah3. Faktor resiko yang tidak dapat diubah2.1.2.1 Faktor Resiko Kanker Payudara

Faktor-faktor Reproduksi, hal-hal yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nulipara, menarche pada umur muda, menopouse pada umur lebih tua, kehamilan pertama pad`a umur tua, bertambahnya umur, sekitar 25 % kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopouse. Pemakaian Hormon, Pemakaian hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard school of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang bermakna pada para pengguna terapi estrogen replacment.Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini dalam waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker ini sebelum menopouse. Kegemukan, faktor ini juga berpengaruh menyebabkan kanker. Hal ini ada sebuah korelasi antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita menopouse. Adanya variasi terhadap kekerapan kanker menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini. Lemak yang berlebihan, konsumsi lemak yang berlebihan merupakan salah satu pemicu kanker. Willet melakukan studi prospektif salama 8 tahun. Mereka menyatakan bahwa konsumsi lemak dan serat ada hubunganya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34-59 tahun.

Radiasi, sangat mempengaruhi kinerja kanker. Radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur. Riwayat keluarga, adanya riwayat keluarga yang terkena kanker merupakan salah satu penyebab adanya kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kankerpayudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen suseptibilitas kanker payudara.

Periode Menstruasi, mempengaruhi kanker payudara. Periode yang menjadi pemicu terjadinya kanker yaitu wanita yang mendapat menstruasi pertama lebih awal (kurang dari 11 tahun), wanita yang terlambat memasuki menopouse (diatas usia 60 tahun).

Wanita yang mengalami keadaan tersebut akan mempunyai paparan hormon reproduksi estrogen lebih lama dalam hidupnya sehingga potensi tumbuhnya kanker juga lebih besar.

Umur atau usia, resiko kanker meningkat dengan bertambahnya usia seorang wanita. Menurut The American Cancer Society (ACS) hampir 80% pada diagnosis awal kasus penyebaran sel kanker payudara terjadi pada perempuan diatas usia 50 tahun atau lebih dan pada wanita yang berumur antara 20-29 hanya 0,3 %. Keturunan Yahudi Ashkenazi, sebab keturunan ini memiliki cukup banyak keturunan yang terkena kanker payudara, jadi tidak heran jika keturunan ini banyak yang terkena kanker.

Ras, kanker payudara lebih umum terjadi pada perempuan berkulit putih. Kemungkinan terbesar karena makanan yang mereka makan mengandung banyak lemak, ras seperti asia mempunyai bahan pokok yang tidak banyak mengandung lemak yang berlebihan. Kepadatan Payudara, sebab jika perempuan yang lemaknya sedikit maka payudara padat. Jadi tidak beresiko terkena kanker. Sedangkan wanita yang banyak lemak akan lebih berpeluang terkena kanker payudara. Payudara cenderung lebih padat seiring pertambahan usia.

Riwayat kesehatan Reproduksi, wanita yang melahirkan anak dibawah usia 30 tahun ternyata mempunyai resiko lebih rendah mengalami kanker payudara. Sedangkan perempuam yang melahirkan anak setelah usia 30 tahun atau tidak memiliki resiko yang tinggi mengidap kanker payudara. Terpapar oleh DES (diethylstilbestrol), sejak tahun 1940an hingga awal 1970an estrogen sintesis sudah diberikan untuk perempuan hamil. Penelitian baru menunjukkan bahwa anak perempuan terpapar DES selama dalam kandungan juga berisiko tinggi terkena kanker payudara.

Diet, beberapa penelitian besar telah menunjukkan perempuan yang menjalani diet rendah lemak berisiko rendah mengalami kanker payudara, diet juga dianjurkan pada penderita kanker yang bisa sembuh, sebab perempuan yang hobi mengkonsumsi makanan kaya lemak, sel kankernya bisa tumbuh kembali. Malas bergerak, wanita yang secara fisik tidak aktif mempunyai risiko tinggi terkena kanker payudara.Hal ini didapat terjadi karena gaya hidup tidak aktif bergerak bisa berujung pada obesitas, sedangkan obesitas merupakan faktor risiko terkena kanker payudara.

Konsumsi alkohol dan rokok dari beberapa penelitian telah menyebutkan bahwa semakin banyak alkohol yang dikonsumsi perempuan, resiko terkena kanker payudara lebih besar, dikarenakan alkohol dapat meningkatkan jumlah hormon.2.1.2.2 Faktor resiko yang dapat diubah

Berat badan, hubungan antara berat badan berlebih dengan kanker payudara masih kontroversi. Beberapa penelitian menunjukkan wanita denga kelebihan berat badan yang kemudian menurunkan berat badanya pada saat dewasa mempunyai resiko kanker payudara yang lebih tinggi, namun wanita yang kelebihan berat badan sejak masa kanak-kanak memiliki resiko yang tidak signifikan terhadap terjadinya kanker payudara.

Radiasi berulang, wanita yang menjalani terapi radiasi sejak muda pada daerah payudara atau dada memiliki resiko yang tinggi terjadinya kanker payudara. Semakin muda seorang wanita terpapar radiasi maka resiko terkena kanker payudara semakin besar. Terapi hormon, penggunaan terapi hormon dalam jangka lama dapat meningkatkan resiko kanker payudara, baik yang kombinasi estrogen progesteron maupun estrogen tunggal.

Riwayat memiliki anak yang terlambat, wanita yang mempunyai anak pertama setelah usia 30 Tahun atau tidak memiliki anak maka memiliki resiko yang sedikit lebih tinggi menderita kanker payudara. Alkohol, wanita yang mengkonsumsi alkohol akan meningkatkan resiko bagi dirinya menderita kanker payudara. Penelitian menunjukkan pada wanita yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol faktor resiko 30 % lebih tinggi dibandingkan yang tidak mengkonsumsi. Merokok, merokok dapat meningkatkan kemungkinan seorang wanita menderita berbagai tipe kanker termasuk kanker payudara.

Diet, pada daerah yang dietnya banyak mengandung lemak (contohnya Amerika Serikat) maka insiden terjadinya kanker payudara lebih tinggi dibandingkan daerah dengan konsumsi dietnya lebih rendah lemak (contohnya jepang). Namun hubungan antara diet dengan kejadian kanker payudara rumit untuk dijelaskan dan dipengaruhi oleh tipe lemak yang dikonsumsi. Lemak monounsaturated seperti minyak canola atau minyak zaitun lebih rendah menimbulkan kanker dibandingkan lemak poliunsaturated seperti minyak jagung, margarine, dan lemak tersaturasi dalam daging berhubungan dengan resiko tinggi kanker payudara.

Penggunaan KB pil, penelitian menunjukkan menyusui bayi mempunyai resiko yang sedikit lebih rendah dibandingkan yang tidak menggunakan, penelitian menunjukkan menyusui bayi mempunyai resiko yang sedikit lebih rendah dibandingkan yang tidak menyusui, terutama apabila menyusui sampai 1 - 2 tahun. Hal ini mungkin karena menyusui bayi dapat menurunkan jumlah frekuensi menstruasi. Jarang berolahraga, penelitian menunjukkan olahraga dapat menurunkan resiko kanker payudara. Olahraga 10 jam dalam 1 minggu maka resiko kanker payudara lebih menurun lagi. Dianjurkan olahraga 45 sampai 60 menit 5 hari seminggu. Pakaian dalam dan Deodorant, beberapa rumor mengatakan deodorant dan pakaian dalam dapat menyebabkan kanker payudara, hal ini belum terbukti dengan kuat (Irawan, 1995).2.1.2.3 Faktor resiko yang tidak dapat diubah

Riwayat penyakit dahulu, wanita yang pernah menderita kanker payudara pada salah satu payudaranya akan mempunyai resiko 75 % mengalami kanker pada payudara yang lain. Riwayat penyakit keluarga, apabila seorang wanita memiliki keluarga sedarah dari orangtuanya yang memiliki kanker payudara maka resiko terjadinya kanker payudara pada dirinya akan meningkat dan menjadi dua kali lipat apabila terjadi pada saudara atau ibu kandung. Risiko keluarga yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara antara lain: dua atau lebih saudara yang menderita kanker payudara yaitu ibu, saudara sekandung, nenek dan bibi yang memiliki kanker payudara sebelum berusia 50 tahun, keluarga dengan kanker payudara.2.1.3 Sifat Serangan Dan Tingkat Prevalensi Kanker Payudara

Kanker payudara berdasarkan sifat serangan dan tingkat prevalensi masing-masing dapat dibedakan menjadi (Atmaningtyas Naila, 2009).2.1.3.1 Kanker payudara berdasarkan sifat seranganKanker payudara invasif, sel kanker merusak saluran dan dinding kelenjar susu serta menyerang lemak dan jaringan konektif payudara disekitarnya. Kanker dapat bersifat invasif (menyerang) tanpa selalu menyebar (metastatic) ke simpul limfe atau organ lain dalam tubuh.

Kanker Payudara Non-invasif, sel kanker terkunci dalam saluran susu dan tidak menyerang lemak dan jaringan konektif payudara disekitarnya.Ductal carsinoma in situ (DCIS), Merupakan bentuk kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi (90 %) Lobular carcinoma in situ (LCIS) meski lebih jarang, justru perlu lebih diwaspadai karena merupakan tanda meningkatnya risiko kanker payudara.

2.1.3.2 Kanker payudara berdasarkan tingkat prevalesinya.

Kanker payudara yang umum terjadi, dibagi menjadi Lobular carcinoma in situ (LCIS, lobular neoplasia) yaitu kanker yang tidak menyebar dari area dimana kanker mulai muncul dan pertumbuhan jumlah sel jelas terlihat, berada di dalam kelenjar susu (lobules). Ductal carcinoma in situ (DCIS) yaitu tipe kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi, yang dapat dicegah dengan deteksi dini yang mempunyai tingkat bertahan hidup hampir mencapai 100 %. Infiltrating lobular carcinoma (ILC) terjadi di dalam kelenjar susu (lobulus) payudara, tetapi sering menyebar (metastatizes) ke bagian tubuh yang lain, terjadi 10 % sampai 15 % dari seluruh kejadian. Infiltrating ductal Carcinoma (IDC) tejadi di dalam saluran susu payudara dan menjebol dinding saluran, menyerang jaringan lemak payudara dan kemungkinan terjadi di bagian tubuh yang lain, sekitar 80 % dari seluruh diagnosis kanker payudara.Kanker payudara yang jarang terjadi, dibagi menjadi Medullary carcinoma merupakan satu jenis kanker payudara invasive yang membentuk satu batas yang tidak lazim antara jaringan tumor dan jaringan normal, terjadi hanya sekitar 5 % dari seluruh kejadian kanker payudara. Mucinous carcinoma merupakan satu jenis kanker payudara yang jarang terjadi, terbentuk oleh sel kanker yang memproduksi mucus (lendir). Tubular carcinoma merupakan satu tipe khusus dari kanker payudara invasive, wanita dengan penderita ini memiliki harapan kesembuhan yang cukup baik. Jenis kanker ini terjadi sekitar 2 % dari keseluruhan diagnosis kanker payudara.Inflammatory Breast cancer merupakan kondisi dimana payudara terlihat meradang (merah dan hangat) dengan cekungan dan atau pinggiran yang tebal yang disebabkan oleh sel kanker yang menyumbat pembuluh limfe kulit pembungkus payudara, meski jenis ini jarang terjadi (sekitar 1 %) namun jika terjadi, perkembanganya sangat cepat. Pagets disease of the nipple satu jenis kanker payudara yang berawal disaluran susu, kemudian menyebar ke kulit areola dan puting, terjadi hanya sekitar 1 % kulit payudara akan pecah-pecah, memerah, mengoreng (borok) dan mengeluarkan cairan. Wanita dengan kanker jenis ini memiliki tingkat kesembuhan lebih baik, jika tidak disertai munculnya benjolan. Phylloides tumor merupakan kanker payudara yang dapat bersifat jinak maupun ganas, tumor ini berkembang di dalam jaringan konektif payudara, terjadi kurang dari 10 wanita meninggal karena kanker payudara jenis ini setiap tahun di Amerika.

2.1.4 Histologi Kanker Payudara

Carsinoma in situ merupakan kondisi prainvasif kanker, umumnya bisa diobati meskipun pada 16 % pasien dapat terjadi kekambuhan setelah eksisi lokal dari ductal carcinoma insitu. Sekitar 18 % pasien mengalami kekambuhan setelah local dari lobular carcinoma in situ. Well-Differentiated Invasive Carcinoma mempunyai prognosis yang baik apabila jenisnya adalah tubular, mucinous, cribriformis atau secretory. Medullary Carcinoma mempunyai prognosis inteermediet. Invasive Ductal dan invasive lobular carcinoma mempunyai prognosis lebih buruk tapi juga diperberat dengan faktor-faktor yang lain.2.1.5 Staging/Stadium Kanker Payudara

Bagi para klinis system staging ini sangat berguna, karena dengan adanya sistem staging dapat diperkirakan prognosisnya. Ada hubungan antara stadium kanker dengan angka harapan hidup 10 tahun pada pasien kanker payudara. Terdapat perbedaan yang signifikan diantara stadium kanker payudara. Sebanyak 5-12 % dari pasien stadium I/II meninggal dalam 10 tahun pertama setelah diagnosis ditegakkan, ini dibandingkan pada pasien stadium III yang lebih dari 60 % dan lebih dari 90 % pada pasien stadium IV. Sistem staging kanker payudara juga memberikan informasi tentang pilihan terapi yang sesuai berdasarkan stadium (Rasjidi Imam, 2009).Americant Joint Committee On Cancer (AJCC) menggunakan kategori berdasarkan system klasifikasi TNM, yang terdiri dari ukuran tumor (Tumor Size), nodul yang teraba (Palpable Nodes), dan penyebaran kanker (Metastasis), untuk menentukan stadium kanker. Stadium klinis berdasarkan klasifikasi TNM kanker payudara berdasarkan AJCC dibedakan menjadi stadium 0, I, II A, IIB, IIIA, IIIB, IIIC, dan stadium IV dengan klasifikasi masimg-masing :1. Stadium 0. stadium 0 terdiri dari Tis N0 M0, tahap sel kanker payudara tetap didalam kelenjar payudara, tanpa invasi ke dalam jaringan payudara normal yang berdekatan.

2. Stadium I. stadium I terdiri dari TI N0 M0 dengan ukuran tumor kurang dari 2 cm dan batas yang jelas (kelenjar getah bening yang normal).

3. Stadium IIA. stadium IIA terdiri dari T0 NI M0/ TI NI M0/T2 N0 M0, tumor tidak ditemukan pada payudara tapi sel-sel kanker ditemukan di kelenjar getah bening ketiak, atau tumor dengan ukuran 2 cm atau kurang dan telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak/aksiller.4. Stadium IIB. stadium IIB terdiri dari T2 N0 M0/ T3 N0 M0, tumor ukuran yang lebih besar dari 2 cm, tetapi tidak ada yang lebih besar dari 5 cm. Telah menyebar ke kelenjar getah bening yang berhubungan dengan ketiak, atau tumor yang lebih besar dari 5 cm tapi belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.

5. Stadium IIIA, stadium IIIA terdiri dari T0 N2 M0/ T1 N2 M0/ T2 N2 M0/ T3 NI,N2 M0, tidak ditemukan tumor di payudara. Kanker ditemukan di kelenjar getah bening ketiak yang melekat bersama atau dengan struktur lainnya, atau kanker ditemukan di kelenjar getah bening di dekat tulang dada, atau tumor dengan ukuran berapapun dimana kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak, terjadi pelekatan dengan struktur lainnya, atau kanker ditemukan di kelenjar getah bening di dekat tulang dada.

6. Stadium IIIB, stadium IIIB terdiri dari T4 N apapun M0/ T apapun N3 M0, tumor dengan ukuran tertentu dan telah menyebar ke dinding dada dan atau kulit payudara dan mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak yang berlengketan dengan struktur lainnya, atau kanker mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening di dekat tulang dada. Kanker payudara inflamatori (berinflamasi) dipertimbangkan paling tidak pada tahap IIIB.

7. Stadium IIIC, ada atau tidak tanda kanker di payudara atau mungkin telah menyebar ke dinding dada dan atau kulit payudara dan kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening baik diatas atau dibawah tulang belakang dan kanker mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau ke kelenjar getah bening di dekat tulang dada.

8. Stadium IV, stadium IV terdiri dari T apapun N apapun M1, kanker telah menyebar atau metastase ke bagian lain dari tubuh.Berdasarkan data PERABOI (Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia) didapatkan data rata-rata prognosis harapan hidup penderita kanker payudara (survival rate) per stadium yaitu:

Stadium 098%

Stadium I85%

Stadium II60-70%

Stadium III30-50%

Stadium IV15%

Sumber: PERABOI (2009)

2.1.6 Gejala-gejala kanker payudara

Gejala-gejala umum yang dapat dirasakan para penderita kanker adalah sebagai berikut (Koni Suryaningsih Endang & Eka Sukaca Bertiani, 2009):1. Timbul benjolan, benjolan pada payudara dapat diraba dengan tangan. Semakin lama benjolan ini semakin mengeras dan bentuknya tidak beraturan. Gejala awalnya dapat dirasakan berbeda dari payudara sekitarnya serta terkadang menimbulkan pinggiran yang tidak teratur.2. Bentuk dan ukuran, pada salah satu payudara mengalami berat yang berubah dari keadaan sebelumnya.3. Tahap benjolan per stadium, pada awal stadium benjolan jika didorong dengan menggunakan jari maka benjolan bisa digerakkan dengan mudah oleh kulit. Pada stadium lanjut benjolan biasanya melekat pada dinding dada dan kulit sekitarnya. 4. Timbul benjolan kecil di bawah ketiak

5. Keluar darah, nanah atau cairan encer dari putting susu, biasanya keluar cairan yang tidak normal dari putting susu berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah, perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, putting susu atau aerola (daerah berwarna coklat tua disekeliling putting susu), payudara tampak kemerahan, kulit disekitar putting susu bersisik, putting susu tertarik kedalam atau terasa gatal, nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara. Bentuk dan arah putting juga berubah misalnya putting susu tertekan kedalam.6. Nyeri, pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tekan, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.7. Perubahan Kulit, kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk.2.1.7 Anatomi dan fisiologi payudaraPayudara wanita atau Glandula mammaria terletak pada setiap sisi sternum dan meluas setinggi antara costa kedua dan keenam. Payudara terletak pada fascia superficialis dinding rongga dada diatas musculus pectoralis major dan dibuat stabil oleh ligamentum suspensorium. payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunyai ekor (cauda) dari jaringan yang meluas ke ketiak atau axilla. Ukuran payudara berbeda untuk setiap individu, juga bergantung pada stadium perkembangan dan umur. Tidak jarang salah satu payudara ukuranya agak lebih besar dari pada payudara yang lain (Sylvia Verralls, 1997).Kegunaan payudara adalah untuk menyusui, namun saat payudara tidak digunakan untuk menyusui maka payudara dapat ditumbuhi kanker yang ganas. Sebab ASI yang seharusnya keluar namun dipaksa untuk tidak keluar, Biasanya bagian payudara yang biasa diserang oleh kanker adalah di sepanjang saluran susu dan kelenjar susu. Pada payudara terdapat bagian-bagian yang disebut lobus, lobulus, dan getah bening. Di dalam payudara terdapat kantung penghasil susu atau biasa disebut dengan lobus, setiap payudara terdapat kurang lebih 15-20 kantung penghasil susu, tiap kantung lobus terdiri atas beberapa kelenjar susu atau disebut dengan kelenjar susu atau lobulus, seringkali awal kanker payudara tumbuh pada kelenjar susu atau lobulus. Ketika sel kanker payudara mulai menyebar atau mengalami metastatis maka lokasi penyebaran pertama yang paling umum adalah pada kelenjar getah bening yang letaknya di bawah lengan, jika sel kanker telah menyebar ke bagian kelenjar getah bening maka akan terjadi benjolan, namun jika benjolan tersebut tidak terdeteksi akan kemungkinan besar telah menyebar ke bagian tubuh lain.

2.1.8. Diagnosis

Diagnosis tumor atau kanker payudara dapat diperoleh dengan :2.1.8.1 Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dapat dilakukan mulai usia berapapun tapi sangat dianjurkan bila usia sudah lebih dari 20 tahun, minimal satu kali dalam sebulan, dilakukan pada hari ke 7 sampai ke 10 dari awal mula haid, atau 3 hari setelah haid berhenti. Tujuan dari pemeriksaan payudara sendiri secara rutin adalah untuk merasakan dan mengenal lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan dapat segera diketahui.

Keuntungan SADARI adalah murah dan tidak perlu biaya, bisa dilakukan oleh wanita itu sendiri dan mendorong para wanita untuk segera memeriksakan diri bila menemukan benjolan pada payudara.

Langkah-langkah dalam melakukan SADARI adalah:

1. Melihat perubahan di hadapan cermin lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak). Cara melakukan:a. Tahap pertama, melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan pada puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan.

b. Tahap kedua, periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala, dengan maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia di bawahnya.c. Tahap ketiga, berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.d. Tahap keempat, menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.

2. Melihat perubahan bentuk payudara dengan berbaring.a. Tahap pertama, persiapan dimulai dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua lutut. Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikkan bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan dibawah kepala. Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan.

Gunakan telapak jari-jari untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan. Periksa payudara dengan menggunakan Vertical Strip Dan Circular.b. Tahap kedua, dengan memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakan tangan perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat disetiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm ke kiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.c. Tahap ketiga, dengan cara memutar dan berawal dari bagian atas payudara, buat putaran yang besar. Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali, sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat, jangan lupa periksa bagian bawah aerola mammae.d. Tahap keempat, pemeriksaan cairan di puting payudara dengan menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.e. Tahap kelima, memeriksa ketiak teraba benjolan abnormal atau tidak.2.1.8.2 Pemeriksaan oleh tenaga kesehatan

Pada perempuan berumur 20-40 tahun dianjurkan untuk dilakukan setiap 3 tahun sekali. Untuk perempuan yang mendapatkan kelainan pada saat SADARI dianjurkan dilaksanakan pemeriksaan segera oleh tenaga kesehatan sehingga dapat lebih dipastikan apakah ada kemungkinan keganasan. Pada perempuan berusia diatas 40 tahun dilakukan pemeriksaan payudara di klinik setiap tahun.

2.1.8.3 Pemeriksaan dengan alat penunjang

Pemeriksaan payudara dengan alat-alat penunjang seperti mamografi, USG (Ultrasono-graphy) dan Biopsi. Mamografi adalah pemeriksaan payudara dengan suatu alat dan merupakan suatu cara pemeriksaan yang sederhana, tidak sakit dan hanya memakan waktu 5-10 menit saja. Saat terbaik untuk menjalani pemeriksaan mamografi adalah seminggu setelah selesai menstruasi. Caranya adalah meletakkan payudara secara bergantian antara 2 lembar alas, kemudian dibuat foto rontgen dari atas kebawah, kemudian dari kiri ke kanan. Hasil foto ini akan diperiksa oleh dokter ahli radiologi. Sebuah benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat pada mamogram.Wanita usia 40-49 tahun sebaiknya diperiksa setiap 2 tahun sekali, sedangkan usia > 50 tahun, sebaiknya diperiksa secara berkala tiap tahun. USG adalah pemeriksaan pada payudara bukan untuk tujuan skrining, melainkan untuk lebih meyakinkan, alat USGnya pun harus khusus. Biopsi adalah operasi kecil untuk mengambil contoh jaringan dari benjolan, kemudian diperiksa di bawah mikroskop laboratorium patologi anatomi.2.2 Perilaku

2.2.1 Konsep Perilaku

Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri . Oleh sebab itu perilaku mempunyai batasan yang luas meliputi: Berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian dan lain lain. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berfikir, persepsi, dan emosi juga merupakan perilaku (Notoadmojo, 2003).Perilaku dan gejala perilaku yang nampak pada kegiatan organisme dipengaruhi oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan faktor lingkungan ini merupakan pemicu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia. Faktor keturunan adalah merupakan konsepsi dasar atau model untuk pengembangan perilaku. Suatu mekanisme pertemuan antara kedua faktor tersebut dalam rangka terbentuknya perilaku disebut proses belajar (Notoatmodjo, 2003)2.2.2 Determinan Perilaku

Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti: pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya. Namun demikian pada realitinya sulit dibedakan atau dideteksi gejala kejiwaan yang menentukan perilaku seseorang. Gejala perilaku dapat ditentukan atau dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor pengalaman, keyakinan, sarana, fisik, sosial budaya masyarakat dan sebagainya (Notoadmojo, 2003).

Menurut WHO yang dikutip Notoadmojo (2003), tim kerja menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku atau tidak berperilaku tertentu karena ada 4 alasan, yaitu:

1. Pemikiran dan perasaan yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang objek.

a. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri dan orang lain

b. Kepercayaan, sering diturunkan atau diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek, seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan.

c. Sikap, menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek, sikap ini sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang untuk dekat atau menjauhi objek. Sikap positif tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini selalu disebabkan oleh beberapa alasan antara lain:

1. Sikap terwujud dalam suatu tindakan tergantung situasi pada saat ini.

2. Sikap diikuti atau tidak diikuti dengan tindakan mengacu pada pengalaman orang lain.

3. Sikap diikuti atau tidak diikuti dengan tindakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalamn seseorang.2. Orang penting sebagai referensiPerilaku seseorang banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting untuknya, maka apa yang dikatakan atau diperbuat orang yang akan dianggap penting, akan cenderung dianggap sebagai contoh. 3. Sumber daya Sumber daya mencakup: Fasilitas-fasilitas, uang, waktu, tenaga dan sebagainya. Hal ini semua berpengaruh terhadap perilaku, daya positif atau negatif.

4. Kebudayaan

Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat dari kehidupan suatu masyarakat. Kebudayaan selalu berubah, baik lambat atau cepat sesuai dengan peradaban manusia. Perilaku normal adalah salah satu aspek dari kebudayaan, selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh kuat terhadap perilaku.

2.2.3 Bentuk Perubahan Perilaku Bentuk perubahan perilaku sangat bervariasi, sesuai dengan konsep yang digunakan oleh para ahli dalam pemahamanya terhadap perilaku. Bentuk perubahan perilaku menurut WHO yang dikutip Notoatmodjo (2003) dikelompokkan menjadi 3 yaitu:1. Perubahan Alamiah

Perubahan manusia selalu berubah, dimana sebagian perubahan itu disebabkan oleh karena kejadian alamiah

2. Perubahan terencana

Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.

3. Kesediaan untuk berubah

Setiap orang mempunyai kesediaan berubah yang berbeda-beda meskipun kondisi yang dihadapinya sama.

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Perilaku

Menurut Notoadmojo (2003) perilaku dilakukan atau dibentuk oleh tiga faktor, yaitu:1. Faktor predisposisi (predisposing factor)2. Faktor pemungkin (enabling factor)3. Faktor penguat (reinforcing factor) Faktor predisposisi (predisposing factor)1. Faktor predisposisi (predisposing factor)

Adalah faktor pencetus timbulnya perilaku seperti pikiran dan motivasi atau perilaku yang meliputi: pengetahuan, sikap, keyakinan, persepsi yang berhubungan dengan motivasi individu untuk berperilaku. Faktor yang lain adalah variabel demografi seperti status sosial, ekonomi, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga.

2. Faktor pemungkin (enabling factor)

Adalah faktor yang mendukung timbulnya perilaku sehingga motivasi dan pikiran menjadi kenyataan. Wujud dari faktor pendukung ini adalah seperti lingkungan dan sumber-sumber yang ada di masyarakat, seperti: ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan.

3.Faktor penguat (reinforcing facto)Adalah faktor yang mendukung timbulnya perilaku yang berasal dari orang lain, seperti keluarga, teman sebaya, guru dan petugas kesehatan.2.3Pengetahuan

2.3.1 Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: Penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh dari mata dan telinga. Pengetahuan kongnitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoadmojo, 2003).Penelitian Rogers (1974) seperti yang dikutif oleh Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:

1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (objek).

2. Interest (merasa tertarik), terhadap stimulus atau objek tersebut, disini sikap objek sudah mulai timbul.

3. Evaluation (menimbang-nimbang), terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki stimulus.5. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.Namun demikian dari penelitian-penelitian slanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melalui tahap-tahap tersebut (Notoatmodjo, 2003).2.3.2Tingkat Pengetahuan Di Dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan: (Notoatmodjo, 2003)1. Tahu (know)Tahu diartikan sebagai mengikat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengikat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menyatakan dan sebagainya.2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan.3. Aplikasi (Application)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsif, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat mempraktekkan cara perawatan payudara.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, mengelompokkan dan sebagainya.5. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.6. Evaluasi (Evaluation)Ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PengetahuanMenurut Notoadmojo (2003), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :1. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. Pengalaman adalah hasil persentuhan alam dengan panca indra.

2. Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikanya lebih rendah3. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif.4. Fasilitas

Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku.5. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.

6. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.2.3.4 Pengetahuan SADARI

SADARI (Periksa Payudara sendiri) merupakan salah satu perilaku kesehatan dan satu dari tiga prosedur penyaringan untuk mendeteksi kanker payudara secara dini (Nurcahyo, 2007).2.3.5 Cara Mengukur Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Di Indonesia penyakit kanker payudara belum secara luas dimengerti oleh masyarakat termasuk cara pencegahan melalui deteksi dini yang bisa dilakukan sendiri. Publikasi dan kampanye mengenai pencegahan dini terhadap serangan kanker payudara juga sangat minim apabila dikalangan masyarakat menengah kebawah yang banyak terpapar berbagai bahan yang memungkinkan sebagai pemicu kanker payudara (Kanker payudara, 2008).2.3.6 PendidikanPendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan: proses, cara, perbuatan mendidik. Pendidikan ibu adalah pendidikan ibu yang terakhir yang ditamatkan dan mempunyai izazah dan dengan klasifikasi tidak tamat, SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi dan diukur dengan cara dikelompokkan dan dipresentasikan dalam masing-masing klasifikasi (Alwi dkk, 2005).Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh perilaku pendidikan. Sedangkan dilihat dari definisi pendidikan bertujuan untuk peningkatan pengetahuan sikap dan praktek kesehatan tetapi juga dapat meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (baik fisik maupun non fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Notoadmojo, 2003).Pendidikan berkaitan dengan tingkat pemahaman seseorang akan sakit. Seseorang yang berpendidikan tinggi, akan lebih memahami akan sakit dan dengan segera untuk mencari tempat pelayanan kesehatan yang modern berbeda dengan yang berpendidikan lebih rendah dan tinggal di pedesaan pengobatan tradisional ini masih menduduki tempat teratas dibanding dengan pengobatan-pengobatan yang lain ( Notoadmojo, 1993).Pendidikan adalah salah satu faktor penentu pada gaya hidup dan status kehidupan seseorang dalam masyarakat. Penelitian menunjukan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki mempunyai pengaruh yang kuat pada perilaku reproduksi. 2.3.7 Informasi Informasi merupakan suatu upaya untuk menyampaikan suatu peristiwa atau berita kepada khalayak ramai dengan informasi yang diberikan maka target dapat menjadi aware atau sadar pada komunikasi dan ingat pada isi dari pesan yang disampaikan. (Notoadmojo, 2007)2.3.8 Dukungan KeluargaOrang tua sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan anak-anaknya. Sikap orang tua akan dijadikan role model bagi anak-anaknya. Contoh peristiwa yang dapat digunakan untuk menjelaskan hal ini adalah orang tua pemusik, akan cenderung melahirkan anak-anak yang juga senang musik (Walgito, 2001)2.4 Hasil Penelitian Terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Friska 2009 terhadap 43 wanita usia subur yang berada diwilayah Posyadu Seruni Wilayah Kerja Puskesmas Sumur Batu Bandar Lampung di dapatkan hasil bahwa hal yang sangat berpengaruh terhadap pengetahuan responden akan kanker payudara dan SADARI adalah tingkat pendidikan responden, dalam penelitian ini 29 responden (67,4%) memiliki pendidikan akhir SMA, dalam jenjang pendidikan tersebut, seseorang memungkinkan untuk mendapatkan pengetahuan mengenai kanker payudara melalui pelajaran kesehatan reproduksi, hal lain yang berpengaruh adalah informasi, dalam penelitian ini responden adalah ibu-ibu yang membawa anaknya ke posyandu sehingga informasi mengenai kanker payudara dan SADARI dapat ibu dapatkan melalui penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh kader kesehatan.

2.5 Kerangka Teori

Berdasarkan telaah pustaka diatas, maka dapat dibuat suatu kerangka teori seperti dibawah ini.

Sumber : L. Green dalam Notoatmodjo (2005)Gambar 2.5 Kerangka Teori

Faktor pemungkin (enabing factor)

Ketersediaan sarana dan prasarana

Keterjangkauan sarana dan prasarana

Faktor predisposisi (predisposing faktor)

Pengetahuan

Sikap

Keyakinan

Persepsi

Variabel demografi seperti status social, ekonomi, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga

Faktor penguat (reinforcing factor)

Keluarga

Teman sebaya

Guru

Petugas kesehatan

Perilaku

6