KTI SUSI BARU 2003.doc

25
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu masih cukup tinggi sampai saat ini. Penyebab kematian tertinggi adalah perdarahan, keracunan kehamilan dan infeksi. Salah satu dari beberapa faktor tidask langsung penyebab kematian ibu adalah anemia. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Soejoenoes, 1983). Soeprono (1988) menyebutkan bahwa dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stres kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, 1

Transcript of KTI SUSI BARU 2003.doc

Page 1: KTI SUSI BARU 2003.doc

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka kematian ibu masih cukup tinggi sampai saat ini. Penyebab kematian

tertinggi adalah perdarahan, keracunan kehamilan dan infeksi. Salah satu dari

beberapa faktor tidask langsung penyebab kematian ibu adalah anemia. Pada wanita

hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan.

Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan

angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan

postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat

fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah

(Soejoenoes, 1983).

Soeprono (1988) menyebutkan bahwa dampak anemia pada kehamilan

bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan

kehamilan abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia,

atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas (subinvolusi

rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stres kurang, produksi ASI rendah), dan

gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian peri natal,

dan lain-lain) (Soeprono, 1988).

Prevalensi anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar 20-80%, tetapi pada

umumnya banyak penelitian yang menunjukkan prevalensi anemia pada wanita

hamil yang lebih besar dari 50%.

Pemerintah telah berusaha melakukan tindakan pencegahan dengan memberikan

tablet tambah darah (tablet Fe) pada ibu hamil yang dibagikan pada waktu mereka

memeriksakan kehamilan, akan tetapi prevalensi anemia pada kehamilan masih juga

tinggi (BPS, 1994). Pemeriksaan kadar hemoglobin yang dianjurkan dilakukan pada

trimester pertama dan ketiga kehamilan sering kali hanya dapat dilaksanakan pada

trimester ketiga saja karena kebanyakan ibu hamil baru memeriksakan kehamilannya

1

Page 2: KTI SUSI BARU 2003.doc

pada trimester kedua kehamilan. Dengan demikian upaya penanganan anemia pada

kehamilan menjadi terlambat dengan akibat berbagai komplikasi yang mungkin

terjadi karena anemia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap terjadinya anemia pada kehamilan dan hubungannya dengan kemungkinan

terjadinya komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas. Penelitian dilaksanakan

secara cross sectional dan longitudinal dengan sampel ibu hamil trimester I. Secara

random didapatkan 255 responden ibu hamil trimester pertama yang kemudian

diikuti sampai dengan masa nifas. Karena adanya responden yang mengalami

abortus atau pindah sehingga tidak dapat ditemui saat pengumpulan data, maka pada

trimester II jumlah responden menjadi 224 orang, pada trimester III dan nifas 219

orang.

Variabel yang diteliti adalah variabel sosial ekonomi, meliputi : umur, paritas,

jarak kehamilan, pendidikan, asupan tablet tambah darah, ANC. Kriteria anemia

yang digunakan sesuai dengan kriteria WHO yaitu 11 g%. Pengumpulan data

menggunakan kuesioner, alat ukur berupa timbang badan, stature meter, alat untuk

mengukur lingkar lengan atas, dan hemometer Sahli.

Faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya anemia kehamilan trimester

pertama adalah interval kehamilan, usia kehamilan dan lama pendidikan. Hal ini

tampaknya berhubungan dengan kondisi ibu sebelum kehamilan yang dengan

demikian memperkuat dugaan bahwa cukup banyak ibu hamil yang memasuki masa

kehamilannya dalam keadaan anemia. Pada trimester kedua dan ketiga, faktor yang

berpengaruh terhadap terjadinya anemia kehamilan adalah konsumsi tablet Fe dan

kadar hemoglobin pada trimester sebelumnya, sedangkan pada masa nifas faktor

yang berpengaruh terhadap terjadinya anemia adalah volume perdarahan pada

persalinan, konsumsi tablet Fe dan kadar hemoglobin sebelum persalinan atau

trimester ketiga. Konsumsi tablet Fe sangat berpengaruh terhadap terhadap terjadinya

anemia, khususnya pada trimester kedua, ketiga dan masa nifas.

Hal ini disebabkan kebutuhan zat besi pada masa ini lebih besar dibanding pada

trimester pertama dan menunjukkan pentingnya pemberian tablet Fe untuk mencegah

terjadinya anemia pada kehamilan dan nifas. Komplikasi yang dominan disebabkan

2

Page 3: KTI SUSI BARU 2003.doc

oleh anemia adalah terjadinya penyakit infeksi pada masa nifas, diikuti dengan partus

lama dan perdarahan pada persalinan. Dengan memperhatikan hasil penelitian

tersebut di atas disarankan untuk meningkatkan cakupan K1 ibu hamil agar dapat

diberikan tablet Fe sebagai upaya pencegahan anemia atau sebagai terapi apabila

sudah terjadi anemia. Mengingat pengaruh anemia terhadap terjadinya komplikasi

kehamilan, persalinan dan nifas yang mulai tampak pada trimester pertama dan

besarnya pengaruh tablet tambah darah (Tablet Fe) dalam pencegahan anemia, perlu

diberikan tablet tambah darah bukan hanya pada ibu hamil, melainkan juga pada ibu.

Di Indonesia prevalensi anemia di kalangan pekerja memang masih tinggi. Studi

mengenai anemia pada pekerja wanita yang dilakukan di Jakarta, Tangerang, Jambi,

dan Kudus – Jawa Tengah membuktikan hal itu. Dilaporkan, anemia menurunkan

produktivitas 5 – 10% dan kapasitas kerjanya 6,5 jam per minggu. Anemia yang

menyebabkan turunnya daya tahan juga membuat penderita rentan terhadap penyakit,

sehingga frekuensi tidak masuk kerja meningkat. Maka benarlah bila disimpulkan,

anemia defisiensi zat besi sangat mempengaruhi produktivitas kerja seseorang.

Namun, menurut penelitian lain, produktivitas dapat ditingkatkan sampai 10 – 20%

setelah pekerja mendapat suplemen zat besi.

Bawasannya Anemia pada oramg biasa adalah kondisi ibu dengan kadar

Haemoglobin (HB) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wlknjosastro, 2002).

Sedangkan Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin

(HB) di bawah 11gr% pada trimester I dan III (Saifudding, 2002). Darah akan

bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim di sebut Hidremia atau

Hipervolemia. Akan tetapi bertambahnya sel darah kurang di bandingkan dengan

bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah.

Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut : plasma 30%, sel darah 18%, dan

Haemoglobin 19% bertambahnya darah dalam kehamilan sudah di mulai sejak

kehamilan 10 mgg dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 mgg

(Wiknjosastro, 2002).

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis merasa terdorong untuk

membahas lebih lanjut, sehingga akhirnya di jadikan bahan kajian yang di tuangkan

3

Page 4: KTI SUSI BARU 2003.doc

dalam makalah ini, untuk mengetahui gambaran pengethuan ibu tentang anemia pada

ibu hamil di Puskesmas Jagakarsa, Jakarta Selatan

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai

berikut : ” Ada Hubungan Karakteristik Ibu hamil dengan Kejadian Anemia di

Puskesmas Jagakarsa, Jakarta Selatan. Periode Juni-Desember 2010.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian

Anemia di Puskesmas Jagakarsa, Jakarta Selatan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi frekuensi umur ibu hamil, pendidikan, paritas, jarak

kehamilan,dan asupan tablet tambah darah di Puskesmas Jagakarsa, Jakarta

Selatan.

2. Mengetahui hubungan umur ibu dengan kejadian anemia ibu hamil di

Puskesmas Jagakarsa, Jakarta Selatan.

3. Mengetahui hubungan paritas ibu dengan kejadian anemia ibu hamil di

Puskesmas Jagakarsa, Jakarta Selatan.

4. .Mengetahui hubungan jarak kehamilan ibu dengan kejadian anemia ibu

hamil di Puskesmas Jagakarsa, Jakarta Selatan.

5. Mengetahui hubungan pendidikan ibu dengan kejadian anemia ibu hamil di

Puskesmas Jagakarsa, Jakarta Selatan.

4

Page 5: KTI SUSI BARU 2003.doc

6. Mengetahui hubungan asupan Tablet Tambah Darah ( TTD ) dengan

kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Jagakarsa, Jakarta Selatan.

7. Mengetahui hubungan AntenataPl Care (ANC) dengan kejadian anemia ibu

hamil di Puskesmas Jagakarsa, Jakarta Selatan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi tempat penelitian

Sebagai pengetahuan dan masukan tentang beberapa faktor yang

berhubunagan dengan perilaku ibu hamil yang anemia.

1.4.2 Bagi institusi pendidikan

Di harapkan dapat di jadikan dokumentasi agar dapat di manfaatkan

sebagai bahan perbandingan untuk angkatan berikutnya

1.4.3 Bagi Penulis

Sebagai proses pembelajaran dari aplikasi yang di dapat di bangku

kuliah sebelumnya, hususnya tentang metode penelitian .

5

Page 6: KTI SUSI BARU 2003.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin

(protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal.

Ukuran hemoglobin normal

- Laki-laki sehat mempunyai Hb: 14 gram – 18 gram

- Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram – 16 gram

Tingkat pada anemia

- Kadar Hb 10 gram – 11 gram disebut anemia ringan.

- Kadar Hb 9 gram – 10 gram disebut anemia sedang.

- Kadar Hb kurang dari 8 gram disebut anemia berat. Sel darah merah

mengandung hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen

dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah

hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut

oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh.

B. PENYEBAB

Penyebab umum dari anemia:

Perdarahan hebat

* Akut (mendadak)

- Kecelakaan

- Pembedahan

- Persalinan

- Pecah pembuluh darah

* Kronik (menahun)

- Perdarahan hidung

6

Page 7: KTI SUSI BARU 2003.doc

- Wasir (hemoroid)

- Ulkus peptikum

- Kanker atau polip di saluran pencernaan

- Tumor ginjal atau kandung kemih

- Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

Berkurangnya pembentukan sel darah merah

- Kekurangan zat besi

- Kekurangan vitamin B12

- Kekurangan asam folat

- Kekurangan vitamin C

- Penyakit kronik

Meningkatnya penghancuran sel darah merah

- Pembesaran limpa

- Kerusakan mekanik pada sel darah merah

- Reaksi autoimun terhadap sel darah merah

- Hemoglobinuria nokturnal paroksismal

- Sferositosis herediter

- Elliptositosis herediter

- Kekurangan G6PD

- Penyakit sel sabit

- Penyakit hemoglobin C

- Penyakit hemoglobin S-C

- Penyakit hemoglobin E

- Thalasemia

C. GEJALA

Gejala-gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi

kebutuhan ini, bervariasi.

Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala

terasa melayang.

Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.

7

Page 8: KTI SUSI BARU 2003.doc

D. DIAGNOSA

Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia.

Persentase rel darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah

hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan.

Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit (CBC).

Menurut Ida Bagus Manuaba (1998 : 31) pengaruh anemia terhadap hasil

konsepsi, kehamilan, persalinan, nifas dan janin, diantaranya adalah sebagai

berikut:

Pengaruh Anemia Terhadap Hasil Konsepsi

Hasil konsepsi (janin, plasenta, darah) membutuhkan zat besi dalam jumlah besar

untuk pembuatan butir-butir darah merah dan pertumbuhannya, yaitu sebanyak

berat besi. Jumlah ini merupakan 1/10 dari seluruh besi dalam tubuh. Terjadinya

anemia dalam kehamilan bergantung dari jumlah persediaan besi dalam hati,

limpa dan sumsum tulang.

Selama masih mempunyai cukup persedian, Hb tidak akan turun dan bila

persediaan ini habis, Hemoglobin (Hb) akan turun. Ini terjadi pada bulan ke-5 – 6

kehamilan pada waktu janin membutuhkan zat besi. Bila terjadi anemia,

pengaruhnya terhadap hasil konsepsi adalah: kematian mudigah (keguguran),

kematian janin dalam kadungan. kematian janin waktu lahir (still birth), kematian

perinatal tinggi, prematurus, dapat terjadi cacat bawaan, cadangan besi kurang.

Pengaruh anemia selama kehamilan.

Pengaruh anemia selama kehamilan, diantaranya adalah: Dapat terjadi abortus

(keguguran), persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam

rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb).

E. PENGARUH ANEMIA TERHADAP HASIL KONSEPSI

Bila terjadi anemia, pengaruhnya terhadap hasil konsepsi adalah :

1. Kematian mudigah (Keguguran).

2. Kematian janin dalam kandungan.

3. Kematian janin waktu lahir (stillbirth).

4. Kematian perinatal tinggi.

8

Page 9: KTI SUSI BARU 2003.doc

5. Prematuritas.

6. Dapat terjadi cacat-bawaan.

7. Cadangan besi kurang.

Pembentuk sel darah merah

Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah

(hemoglobin atau Hb) di bawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena kurangnya

zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi, asam folat, dan vitamin B12.

Tetapi yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi.

Proses kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap.

Awalnya, terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi. Bila belum juga

dipenuhi dengan masukan zat besi, lama-kelamaan timbul gejala anemia disertai

penurunan Hb.

Gejala awal anemia zat besi berupa badan lemah, lelah, kurang energi, kurang

nafsu makan, daya konsentrasi menurun, sakit kepala, mudah terinfeksi penyakit,

stamina tubuh menurun, dan pandangan berkunang-kunang – terutama bila

bangkit dari duduk. Selain itu, wajah, selaput lendir kelopak mata, bibir, dan kuku

penderita tampak pucat. Kalau anemia sangat berat, dapat berakibat penderita

sesak napas, bahkan lemah jantung.

Zat besi yang terdapat dalam semua sel tubuh ini berperan penting dalam berbagai

reaksi biokimia, di antaranya memproduksi sel darah merah. Sel itu sangat

diperlukan untuk mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Sedangkan

oksigen penting dalam proses pembentukan energi agar produktivitas kerja

meningkat dan tubuh tidak cepat lelah.

Zat besi juga unsur penting dalam mempertahankan daya tahan tubuh, agar kita

tidak mudah terserang penyakit. Menurut penelitian, orang dengan kadar Hb

kurang dari 10 g/dl memiliki kadar sel darah putih (untuk melawan bakteri) yang

rendah pula.

Jumlah zat besi di dalam tubuh bervariasi menurut umur, jenis kelamin, dan

kondisi fisiologis tubuh. Pada orang dewasa sehat, jumlah zat besi diperkirakan

lebih dari 4.000 mg, dengan sekitar 2.500 mg ada dalam hemoglobin. Di dalam

tubuh sebagian zat besi (sekitar 1.000 mg) disimpan di hati berbentuk ferritin.

9

Page 10: KTI SUSI BARU 2003.doc

Saat konsumsi zat besi dari makanan tidak cukup, zat besi dari ferritin dikerahkan

untuk memproduksi Hb.

10

Page 11: KTI SUSI BARU 2003.doc

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1. Dasar Pemikiran variabel yang diteliti

Sampai saat ini tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih

merupakan masalah yang menjadi prioritas di bidang kesehatan. Di samping

menunjukkan derajat kesehatan masyarakat, juga dapat menggambarkan tingkat

kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan. Penyebab langsung

kematian ibu adalah trias perdarahan, infeksi, dan keracunan kehamilan.

Penyebab kematian langsung tersebut tidak dapat sepenuhnya dimengerti tanpa

memperhatikan latar belakang (underlying factor), yang mana bersifat medik

maupun non medik. Di antara faktor non medik dapat disebut keadaan

kesejahteraan ekonomi keluarga, pendidikan ibu, lingkungan hidup, perilaku, dan

lain-lain.

Dari hasil penelusuran tinjauan kepustakaan dan maksud serta tujuan

penelitian maka dapat ditemukan beberapa hal yang berkaitan dengan anemia

pada kehamilan seperti umur, paritas, status gizi, jarak kehamilan, pendidikan,

asupan tambah tablet darah, penggunaan obat antasida, perokok, dan penyakit lain

dengan kejadian anemia pada kehamilan.

Untuk mengetahui bagaimana karakteristik ibu hamil dengan kejadian

anemia pada ibu hamil maka dibuatlah kerangka berpikir seperti yang disajikan

dalam skema pola pikir variabel penelitian.

11

Page 12: KTI SUSI BARU 2003.doc

III.2 Bagan Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

3.3. Defenisi Operasional

1. Anemia pada kehamilan

Status sakit yang ditulis pada rekam medik, yang diartikan sebagai

kondisi ibu ibu yang hamil dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr% pada

trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

12

Umur

Paritas

Status Gizi

Jarak Kehamilan

Pendidikan

Asupan Tablet Tambah Darah

Penggunaan Obat antasida

Perokok

Penyakit Lain

Pola Hidup

Perilaku Kesehatan

ANEMIA PADA

KEHAMILAN

ANC

Page 13: KTI SUSI BARU 2003.doc

2. Umur

Yang dimaksud dengan umur adalah kelompok umur pasien yang

hamil yang mendapat perawatan anemia pada BPS Gita Widia Pasha , Bogor

Utara. Umur seorang ibu berkaitan dengan alat – alat reproduksi wanita.

Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun.

Kehamilan diusia < 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan anemia

karena pada kehamilan diusia  < 20 tahun secara biologis belum optimal

emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah

mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap

pemenuhan kebutuhan  zat – zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada

usia > 35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh

serta berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini.

3. Paritas (Para)

Parietas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik

lahir hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan

mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila

tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat – zat gizi

akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang dikandungnya.

4. Jarak Kehamilan

Jarak kelahiran adalah waktu sejak ibu hamil sampai terjadinya

kelahiran berikutnya. Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan

terjadinya anemia. Hal ini dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan

13

Page 14: KTI SUSI BARU 2003.doc

pemenuhan kebutuhan zat – zat gizi belum optimal, sudah harus memenuhi

kebutuhan nutrisi janin yang dikandung.

5. Pendidikan

Proses penggubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang

dalam usaha mendewasakan manusia melalui penerapan ilmu yang diperoleh

dalam pengetahuannya tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilannya.

Pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan

kemampuan berfikir, dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih

tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya

terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan

individu yang berpendidikan lebih rendah (2)

6. Asupan Tablet tambah Darah

Suatu keadaan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah

kesehatan ibu hamil dan janinnya (zat besi) atu mengkonsumsi tablet tambah

darah (zat besi) dalam masa kehamilannya. (2,11)

7. ANC

Upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk

optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan

pemantauan rutin selama kehamilan. Antenatal Care (ANC) ini merupakan

upaya pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan janinnya oleh tenaga

profesional meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar pelayanan

yaitu minimal dilakukan sebanyak 4 kali, yang diberi kode K1,K2,K3, dan

14

Page 15: KTI SUSI BARU 2003.doc

K4. Bila kehamilan termasuk resiko tinggi perhatian dan jadwal kunjungan

harus lebih ketat. (2,11)

15

Page 16: KTI SUSI BARU 2003.doc

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian deskriptif yang

dimaksudkan untuk mendeskripsikan penderita anemia pada kehamilan berdasarkan

fakta-fakta yang telah terjadi dan tercatat di rekam medik pada pasien rawat inap

dan rawat jalan di Puskesmas Jagakarsa, Jakarta Selatan. Periode Juni-Desember

2010.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian

Waktu Penelitian

:

:

Puskesmas Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Juni - Desember 2010

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi

Sampel

:

:

Ibu hamil yang dirawat inap dan rawat jalan yang

menderita anemia dalam kehamilan di Puskesmas

Jagakarsa, Jakarta Selatan.Periode Juni - Desember

2010.

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode

“total sampling”, yaitu semua pasien yang termasuk

dalam populasi.

4.4. Kriteria Seleksi

16

Page 17: KTI SUSI BARU 2003.doc

4.4.1 Kriteria Inklusi

Data rekam medik penderita dengan diagnosis anemia dalam kehamilan di

Puskesmas Jagakarsa, Jakarta Selatan. Periode Juni – Desember 2010.

4.4.2 Kriteria Eksklusi

Data rekam medik pasien yang tidak lengkap.

4.5. Cara pengumpulan dan pengolahan data

Data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari pencatatan

pada rekam medik pasien di Puskesmas Jagakarsa, Jakarta Selatan.

4.6. Etika Penelitian

1. Setiap subjek akan dijamin kerahasiaannya atas data yang diperoleh dari

rekam medik dengan tidak menuliskan nama pasien tapi hanya berupa

inisial.

2. Sebelum melakukan penelitian maka peneliti akan meminta izin pada

pemilik dan karyawan Puskesmas Jagakarsa, Jakarta Selatan.

17