BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1 ... · pembayaran bus (Trans Jakarta,...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1 ... · pembayaran bus (Trans Jakarta,...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
1.1.1. Go-Pay
Go-Pay merupakan e-money berbasis aplikasi yang dibentuk oleh
perusahan teknologi Indonesia yaitu Go-Jek sebagai sebuah layanan
transaksi pembayaran secara digital. Go-Pay telah mendapatkan izin
operasional dari Bank Indonesia sebagai penyelenggara uang
elektronik yang mulai efektif sejak 2014 dengan PT Dompet Anak
Bangsa sebagai pemegang lisensi (Bank Indonesia, 2018).
Gambar 1.1 Logo Go-Pay
Sumber : https://twitter.com/gopay_id (2018)
Menurut Nadiem Makarim sebagai CEO Gojek, pada tahun 2017
Go-Pay memiliki 11 juta pengguna yang merupakan 55 persen dari
total pengguna aplikasi Go-Jek (Kumparan.com, 2017). Gopay
menyediakan empat produk dan fitur yaitu Go-Pulsa, Go-Bills,
Transfer Go-Pay, dan Tarik tunai Go-Pay (Gojek Indonesia, 2017).
Sebagai sebuah perusahaan teknologi, Go-Pay memanfaatkan
teknologi dalam kegiatan pemasarannya dengan menggunakan media
sosial. Salah satu media sosial yang digunakan oleh Go-Pay adalah
twitter. Akun twitter yang digunakan Go-Pay adalah @gopay_id dan
@gojekindonesia sebagai sarana berinteraksi dengan pelanggannya
sekaligus untuk mendukung kegiatan pemasaran perusahaan.
2
1.1.2. E-Money Mandiri
E-Money Mandiri merupakan kartu prabayar multifungsi yang
diterbitkan oleh Bank Mandiri sebagai pengganti uang tunai untuk
transaksi pembayaran. Transaksi e-money merupakan salah satu bentuk
dukungan Bank Mandiri dalam mewujudkan cashless society yang
dicanangkan oleh Bank Indonesia (Bank Mandiri, 2017). E-Money
Mandiri dengan pemegang lisensi oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
telah mendapat izin efektif operasional oleh Bank Indonesia sejak 3 Juli
2009 sebagai salah satu penyelenggara uang elektronik di Indonesia.
(Bank Indonesia, 2018)
Gambar 1.1 Logo E-Money Mandiri
Sumber : mandiri.co.id (2018)
E-Money Mandiri merupakan e-money berbentuk kartu yang
memiliki pengguna paling besar pada tahun 2017 yaitu sebanyak 10
juta pengguna (Merdeka.com, 2017). E-Money Mandiri dapat
digunakan untuk pembayaran di jalan tol, pembayaran parkir,
pembayaran kereta (commuterline dan Railink Kualanamu),
pembayaran bus (Trans Jakarta, Trans Jogja, Batik Solo Trans),
Pembayaran di SPBU Pertamina berlogo E-Money, Belanja di Toko
retail (Indomaret, Alfa Group, Pembayaran di toko, wahana hiburan
dan restoran berlogo e-money (Bank Mandiri, 2018).
3
Sebagai sebuah perusahaan yang terus berkembang, E-Money
Mandiri memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk kegiatan
pemasarannya dan juga sarana untuk melakukan komunikasi dengan
para pelanggannya. Salah satu media sosial yang digunakan oleh Bank
Mandiri adalah Twitter. Dalam hal ini E-Money Mandiri sebagai
bagian dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menggunakan akun media
sosial twitter yang sama dengan Bank Mandiri yaitu @bankmandiri
dan @mandiricare.
1.1.3. Tcash
Tcash merupakan e-money berbasis server dengan pemegang lisensi
oleh PT Telekomunikasi Selular. Tcash telah terdaftar dan diawasi
oleh Bank Indonesia sejak 3 Juli 2009 (Bank Indonesia, 2018). Sebagai
uang elektronik, Tcash memiliki fungsi yang sama dengan uang tunai
sebagai alat pembayaran yang sah, di mana nilainya setara dengan nilai
uang tunai yang disetorkan terlebih dahulu ke rekening Tcash dan uang
yang disetorkan bukanlah bersifat simpanan sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan perbankan dan oleh karenanya Tcash
tidak memberikan bunga serta tidak dijamin oleh Lembaga Penjamin
Simpanan (Telkomsel.com, 2017).
Gambar 1.2 Logo Tcash
Sumber : tcash.id (2017)
Tcash merupakan e-money berbasis server yang memiliki
pengguna sebanyak 10 juta pengguna pada tahun 2017 (Kompas.com,
2017). Tcash biasa digunakan dengan cara tap yang akan
mempermudah pembayaran dalam aktivitas transaksi yang dilakukan
oleh para pelanggannya.
4
Dengan kehadiran media sosial saat ini dimanfaatkan oleh
TCASH untuk melakukan komunikasi dengan pelanggan dan kegiatan
pemasarannya. Salah satu media sosial yang digunakan oleh TCASH
yaitu akun @TCASH_ID pada Twitter.
1.1.4. Flazz BCA
Flazz BCA merupakan alat pembayaran yang berbentuk kartu yang
dapat digunakan untuk transaksi pembayaran barang dan/ jasa dengan
mendebit dana yang tersimpan pada kartu Flazz (BCA, 2017). PT Bank
Central Asia sebagai pemegang lisensi Flazz BCA telah mengantongi
izin sebagai salah satu perusahaan penyedia jasa uang elektronik sejak
2009 (Bank Indonesia, 2018). Flazz BCA sebagai uang elektronik
memiliki keuntungan dalam mempercepat layanan karena tidak perlu
mengecek keaslian uang dan menghitung uang saat bertransaksi serta
membantu cash handling dan pelaporan transaksi.
Gambar 1.3 Logo Flazz BCA
Sumber : bca.co.id (2018)
Berdasarkan siaran pers BCA pada websitenya di bca.co.id, pada
tahun 2017 terdapat 13,5 juta jumlah kartu Flazz yang beredar di
Indonesia. Kartu Flazz memiliki banyak kegunaan untuk pembayaran
di Tol, food and beverage, minimarket, supermarket, hipermarket,
SPBU, parkir, toko buku, tempat rekreasi, transportasi umum (Trans
Jakarta Commuter Line Jabodetabek dan Trans Joga) serta banyak lagi
sebanyak 57 ribu outlet merchant.
5
Sebagai sebuah perusahaan masa kini yang berkembang secara terus
menerus, Flazz BCA memanfaatkan media sosial sebagai salah satu
teknologi yang mempermudah komunikasi dengan pelanggan. Salah
satu media sosial yang digunakan BCA dalam proses tersebut adalah
Twitter dengan akun @BankBCA dan @Hallo BCA.
1.2. Latar Belakang Penelitian
Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi berkembang
pesat di seluruh penjuru dunia. Salah satu perkembangan teknologi tersebut
adalah teknologi Internet. Berdasarkan data dari Internet World Stats (IWS)
pada tahun 2017, menunjukan bahwa negara-negara di Asia merupakan
pengguna internet terbesar sebanyak 48,7% dari total keseluruhan pengguna
internet di dunia.
Indonesia merupakan Negara dengan pertumbuhan Internet yang sangat
pesat yang menduduki peringkat ketiga pengguna internet terbesar di Asia
setelah China dan India pada tahun 2017 (Internet World Stats, 2018).
Peningkatan tersebut cukup signifikan dilihat dari jumlah pengguna internet
yang terus tumbuh dari tahun ke tahun. Menurut data dari Asosiasi Pengguna
Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna Internet di Indonesia pada tahun
2017 mencapai 143,26 juta jiwa atau setara dengan 54,68 persen dari total
jumlah penduduk Indonesia.
Gambar 1.5 Pengguna Internet di Indonesia
Sumber : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2017
6
Perkembangan pengguna internet dari tahun ke tahun di Indonesia
ternyata memberikan dampak terhadap aspek bisnis, salah satunya dampak
terhadap layanan transaksi pembayaran. Metode pembayaran yang
sebelumnya dilakukan dengan pembayaran tunai, sekarang berubah menjadi
pembayaran non-tunai yang memanfaatkan internet dalam pelaksaannya. Hal
ini sejalan dengan salah satu program Bank Indonesia mengenai Gerakan
Nasional Non Tunai yang telah ada sejak tahun 2014. Berdasarkan Gerai Info
Bank Indonesia, edisi 50, tahun 2014, alasan efisiensi menjadi pendukung
mengapa transaksi non-tunai harus dilakukan yaitu karena transaksi non-tunai
dapat mengurangi kebutuhan terhadap uang tunai yang membutuhkan biaya
dan energi yang besar untuk mengelolanya. Selain itu transaksi non-tunai juga
lebih transparan karena semua tercatat secara otomatis. Pengurangan risiko
seperti risiko uang hilang, kerampokan dan uang palsu juga merupakan
manfaat dari transaksi nontunai. Transaksi non-tunai juga dapat dibayar
dengan tepat hingga nominal terkecil sehingga dapat terhindar dari potongan
uang kembalian yang terkadang terjadi akibat tidak adanya uang tunai dalam
pecahan kecil.
Salah satu bentuk transaksi pembayaran non-tunai adalah transaksi
pembayaran menggunakan uang elektronik (e-money). Menurut Bank
Indonesia (2018) uang elektronik atau yang biasa dikenal dengan e-money
merupakan produk stored-value atau prepaid dimana sejumlah nilai uang
(monetary value) tersimpan dalam peralatan elektronis. Bank Indonesia
membagi uang elektronik menjadi dua jenis yaitu produk uang elektronik
dalam bentuk server-based dan chip based. Saat ini total daftar penyelenggara
uang elektronik yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia per 28
Agustus 2018 yaitu sebanyak 31 perusahaan dengan 40 produk uang elektronik
baik jenis produk server-based maupun chip-based. Menurut data dari Bank
Indonesia pada tahun 2017, e-money di Indonesia terus berkembang dari tahun
ke tahun dilihat dari jumlah transaksinya.
7
Gambar 1.6 Jumlah Transaksi e-money di Indonesia Sumber : Bank Indonesia, 2018
Berdasarkan Gambar 1.6 dapat diketahui bahwa jumlah transaksi e-
money di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah transaksi
yang terus meningkat juga berdampak pada kebutuhan akan uang elektronik
yang juga meningkat. Sehingga perusahaan penyelenggara e-money ini juga
harus meningkatkan komunikasi dengan pelanggannya. Karena komunikasi
dengan pelanggan merupakan salah satu hal yang penting untuk menjaga
kestabilan perusahaan dimana pelanggan merupakan salah satu pihak yang
berpengaruh dalam keberlangsungan suatu perusahaan. Perusahaan yang ingin
mengkomunikasikan pesan secara efektif dengan pelanggan harus memahami
beberapa faktor yang mempengaruhinya salah satunya adalah faktor persepsi
pelanggan. Menurut (Hawkins & Mothersbaugh, 2016) persepsi merupakan
suatu proses yang dimulai melalui paparan konsumen dan perhatian terhadap
rangsangan pemasaran serta diakhiri dengan interpretasi konsumen.
Berdasarkan pengertian tersebut, untuk dapat melakukan komunikasi dengan
konsumen, perusahaan harus mengetahui bagaimana interpretasi konsumen
mengenai produk atau layanan yang dimilikinya. Karena interpretasi
konsumen merupakan tahap akhir dari proses persepsi.
Dalam bukunya Consumer Behaviour, (Hawkins & Mothersbaugh,
2016) juga menjelaskan bahwa interpretasi konsumen merupakan penugasan
makna terhadap sensasi yang terkait dengan bagaimana konsumen memahami
informasi yang diterima. Aspek interpretasi cenderung subjektif dan
berhubungan dengan psikologi seseorang yang meliputi pengalaman, harapan
dan konteks lainnya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui makna
psikologis tersebut untuk dapat mengetahui perilaku konsumen.
8
Selain meningkatkan komunikasi dengan mengetahui persepsi
pelanggan, perusahaan penyedia layanan uang elektronik juga harus
meningkatkan kualitas layanan kepada konsumennya. (Parasuraman,
Zeithaml, & Berry, Problems and Strategies in Services Marketing, 1985)
mendefiniskan kualitas pelayanan sebagai derajat ketidakcocokan antara
harapan normatif pelanggan pada jasa pelayanan dan persepsi pelanggan yang
diterima. Berdasarkan definisi tersebut, setiap pelanggan pasti berharap
mendapatkan pelayanan terbaik dari sebuah perusahaan. Akan tetapi,
terkadang persepsi yang diterima oleh pelanggan tersebut tidak selamanya
sejalan dengan harapan mereka. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan
penggunaan e-money ini terdapat beberapa ketidaksesuaian yang terjadi. Selain
itu, dalam beberapa hal persepsi yang diterima oleh pelanggan tersebut juga
sejalan dengan harapan mereka yang dapat menciptakan sebuah kepuasan
pelayanan yang baik. Kesesuaian dan ketidaksesuaian mengenai harapan dan
persepsi ini biasanya akan diungkapkan pelanggan pada perusahaan.
Menurut (Zehir & Narcikara, 2016) E-SERVQUAL atau Electronic
Service Quality dapat digunakan dalam menentukan persepsi pelanggan.
Persepsi pelanggan dapat juga diketahui berdasarkan pengungkapan mereka
terhadap produk perusahaan. Pengungkapan dalam hal ini dapat diukur dengan
menggunakan skala E-SERVQUAL guna mengetahui kualitas layanan
perusahaan terhadap pelangganya. Skala pengukuran E-SERVQUAL dalam
penelitian ini terdiri dari dimensi kualitas layanan yang meliputi efficiency,
fulfillment, availability, dan privacy (Parasuraman, Zeithaml, & Malhotra,
2005).
Hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengetahui bagaimana
konsumen menilai produk atau layanan yang mereka tawarkan sehingga
menciptakan sebuah persepsi sekaligus mengetahui bagaimana kualitas
layanan perusahaan adalah media sosial. Media sosial merupakan salah satu
sarana untuk konsumen mengungkapkan komentar mereka terhadap suatu hal
salah satunya adalah mengenai komentar mereka terhadap suatu produk.
9
Berdasarkan data dari we are social pada tahun 2018, pengguna media
sosial di Indonesia meningkat dari 106 juta menjadi 130 juta. Media sosial
sebagai sarana untuk berkomunikasi dan pertukaran informasi dapat
menciptakan suatu pengetahuan yang dapat bermanfaat bagi dunia bisnis.
Informasi yang diciptakan oleh para pengguna media sosial biasa dikenal
dengan User Generated Content (UGC). Berdasarkan buku (Moens, Li, &
Chua, 2014) yang berjudul Mining User Generating Content, UGC adalah data
yang ditinggalkan user yang dapat diakses oleh Publik. Salah satu media sosial
yang menyimpan UGC adalah Twitter. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh We Are Social pada tahun 2018 twitter merupakan jejaring sosial dengan
peringkat keempat dengan tingkat penetrasi sebesar 27% dan data dari twitter
bersifat terbuka (open source).
Sebagian dari pengguna twitter, menggunakan media sosial ini untuk
berinteraksi maupun berkomentar mengenai produk atau jasa dari suatu
perusahaan. Sebagian perusahaan juga saat ini menggunakan Twitter sebagai
salah satu media untuk mendukung aktivitas perusahaannya terutama dalam
hal pemasaran. Tak terkecuali perusahaan penyedia jasa layananan uang
elektronik juga menggunakan Twitter untuk melakukan aktivitas
pemasarannya baik dalam hal promosi atau penyebaran informasi maupun
untuk berinteraksi langsung dengan pelanggan mengenai feedback yang
pelanggan berikan kepada perusahaan. Oleh karena itu, Twitter dapat menjadi
sumber data yang bermanfaat jika dapat diolah dengan baik oleh perusahaan,
salah satunya untuk mengetahui persepsi kualitas layanan untuk meningkatkan
komunikasi antara perusahaan dan konsumen serta untuk mengetahui tentang
bagaimana konsumen menilai kualitas dari produk atau layanan yang
ditawakan oleh perusahaan.
Sebagai salah satu media sosial yang memiliki banyak pengguna,
Twitter memiliki data yang berukuran sangat besar dan terus bertambah setiap
harinya. Data tersebut dikenal dengan big data dimana data tersebut tidak
terstruktur dan tidak bisa diolah dengan metode manual. Sehingga untuk
mengolah data ini diperlukan sebuah metoda yang tepat seperti Text Network
Analysis (TNA).
10
Data dari interaksi pengguna Twitter dapat digunakan untuk
mengetahui komentar yang dituliskan pengguna e-money dengan cara
pemisahan tiap komentarnya yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk
mengetahui persepsi pelanggan mengenai perusahaan e-money menggunakan
metode Text Network Analysis (TNA). Text Network Analysis (TNA)
merupakan analisis kata dalam suatu jaringan yang dapat digunakan untuk
mengelompokan kalimat menjadi kelompok antar kata. Text Network adalah
hubungan yang terkandung dalam tiap kata tersebut untuk menghasilkan
sebuah pola dan persepsi yang dapat dianalisis (Hunter, 2014). Sehingga dalam
penelitian ini metode Text Network Analysis digunakan untuk mengetahui
bagaimana komentar pelanggan e-money yang ditulis di media sosial sehingga
dapat dimanfaatkan untuk mengalisis persepsi pelanggan dan mengetahui
kualitas layanan terhadap produk e-money yang dapat digunakan sebagai
bahan evaluasi dari pelanggan guna meningkatkan komunikasi antara
perusahaan dengan pelanggannya dan pelayanan kepada konsumen.
Adapun e-money yang menjadi penelitian ini adalah Go-Pay, E-Money
Mandiri, Tcash dan Flazz BCA. Hal ini ditentukan berdasarkan survei pada
tahun 2017 yang dilakukan oleh Jajak Pendapat (JakPat) mengenai pengguna
e-money di Indonesia dengan total responden sebanyak 2.766 orang yang
tersebar di seluruh Indonesia dimana terdiri dari 20% daerah Sumatera, 67%
daerah jawa, 6% daerah Kalimantan, 5% daerah Sulawesi dan 3% pada daerah
Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Survei tersebut menunjukan bahwa
keempat e-money tersebut merupakan e-money dengan persentase pengguna
paling banyak yaitu Go-Pay sebesar 37,82%, E-Money Mandiri sebesar
21,51%, Flazz BCA 20,86% dan Tcash sebesar 19,52%. Berdasarkan survei
tersebut juga dapat diketahui bahwa pemilihan keempat objek tersebut dilihat
berdasarkan jenis e-money yang terdiri dari chip-based dan server-based.
Dimana Gopay dan Tcash merupakan produk e-money dengan jenis server-
based dalam bentuk aplikasi dengan jumlah pengguna tertinggi berdasarkan
survei. Sedangkan E-Money Mandiri dan Flazz BCA merupakan produk e-
money dengan jenis chip-based dalam bentuk kartu dengan jumlah pengguna
tertinggi berdasarkan survei.
11
Gambar 1.7 Survei Pengguna E-Money di Indonesia
Sumber : Jajak Pendapat (JakPat), 2017
Berdasarkan survei diatas, maka keempat perusahaan penyelenggara e-
money harus meningkatkan pelayananannya agar tetap bertahan pada peringkat
teratas di waktu yang akan datang. Salah satunya yaitu dengan mengetahui
bagaimana feedback yang diberikan pelanggan melalui persepsi dalam bentuk
komentar yang ditulis dalam media sosial mengenai e-money Go-Pay, E-
Money Mandiri, Tcash dan Flazz BCA. Salah satu media sosial yang
digunakan untuk menangani hal tersebut adalah Twitter.
Dalam hal ini, perusahaan penyelenggara e-money merupakan salah
satu bagian dari sebuah perusahaan lainnya karena e-money ini merupakan
salah satu produk dari perusahaan tersebut. Seperti Go-Pay yang merupakan
produk dari perusahaan teknologi Go-Jek, E-Money Mandiri yang merupakan
produk dari perusahaan perbankan Bank Mandiri, TCash yang merupakan
produk dari perusahaan telekomunikasi Telkomsel dan Flazz BCA yang
merupakan produk dari perusahaan perbankan Bank BCA. Oleh karena itu,
setiap perusahaan penyelengara e-money memiliki lebih dari satu akun Twitter.
Dimana akun tersebut bisa digunakan untuk penyebaran informasi, promosi
maupun sarana berinteraksi dengan pelanggan. Adapun jumlah followers dan
tweet dari keempat e-money tersebut adalah sebagai berikut.
12
Gambar 1.8 Jumlah Followers dan Tweet E-Money di Indonesia
Sumber : Olahan Penulis
Gambar diatas merupakan hasil akumulasi dari jumlah followers dan
jumlah tweet yang dimiliki oleh setiap akun perusahaan penyelenggara e-
money. Adapun akun Twitter yang termasuk dalam akumulasi pada grafik
diatas adalah @gopay_id dan @gojekindonesia untuk Go-Pay. Sedangkan
untuk akun E-Money Mandiri yang termasuk dalam akumulasi adalah
@bankmandiri dan @mandiricare. Untuk akun Tcash yang termasuk dalam
akumulasi adalah @TCASH_ID. Terakhir untuk Flazz BCA akun yang
termasuk dalam akumulasi adalah @HaloBCA dan @BankBCA. Dari data
yang telah tersaji diatas, dapat dilihat bahwa keempat e-money tersebut cukup
aktif di media sosial Twitter. Namun terlihat bahwa akun twitter e-money yang
memiliki followers tertinggi bukan merupakan akun twitter yang memiliki
tweets tertinggi. Begitu pula sebaliknya, akun twitter e-money yang memiliki
tweets tertinggi bukan merupakan akun twitter e-money yang memiliki
followers tertinggi pula. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilakukan
pengukuran menggunakan Text Network Analysis (TNA) untuk mengetahui
persepsi dan kualitas layanan perusahaan penyedia layanan uang elektronik.
Sehingga perusahaan penyedia layanan uang elektronik dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai evaluasi perusahaan tersebut agar menjadi lebih baik di
waktu yang akan datang untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan
dengan mengetahui bagaimana persepsi pelanggan terhadap perusahaan.
765.2
205.755.3
247.1395.5
597.5
29.5
1023.1
0
200
400
600
800
1000
1200
Go-Pay E-Money Mandiri Tcash Flazz BCA
Jumlah Followers dan Tweet E-Money di Indonesia per September 2018
Jumlah Followers Akumulatif Jumlah Tweet Akumulatif
13
Gambar 1.9 Metode Pembayaran berdasarkan Aktivitas
Sumber : Jajak Pendapat, 2017
Berdasarkan data diatas yang telah dilakukan oleh JakPat (Jajak
Pandapat) pada tahun 2017 dengan total responden sebesar 2.766 orang,
diketahui bahwa metode pembayaran menggunakan e-money di beberapa
aktivitas masih belum banyak digunakan walaupun pengguna e-money terus
meningkat dari tahun ke tahun. Sehingga perlu dilakukan penelitian tentang
feedback pengguna e-money agar di segala aktivitas e-money juga bisa
ditingkatkan dengan mengetahui komentar pelanggan yang ditulis di sosial
media Twitter mengenai kepuasan terhadap layanan pembayaran secara
elektronik pada masing-masing perusahaan e-money untuk mengetahui
persepsi dan kualitas layanan perusahaan.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis ingin meneliti mengenai
bagaimana persepsi pengguna dan kualitas layanan perusahaan e-money pada
platform media sosial twitter melalui ulasan yang mereka tulis menggunakan
metode analisis jaringan teks dengan judul “Analisis Jaringan Teks ada
Interaksi Pengguna Twitter untuk Mengetahui Persepsi Kualitas Layanan
Mengenai E-Money Di Indonesia (Studi Kasus : Go-Pay, E-Money Mandiri,
Tcash dan Flazz BCA)”.
14
1.3. Perumusan Masalah
Go-Pay, E-Money Mandiri, T-Cash dan Flazz BCA telah sukses dalam
meraih pasar e-money di Indonesia. Kesuksesan ini tidak akan terus bertahan
jika Go-Pay, E-Money Mandiri, T-Cash dan Flazz BCA tidak terus menjaga
konsistensi perusahaan dalam kegiatan bisnisnya. Sebagai sebuah perusahaan
yang besar, tidak menutup kemungkinan akan ada pesaing baru yang akan
masuk dalam pangsa pasar e-money di Indonesia. Sehingga Go-Pay, E-Money
Mandiri, T-Cash dan Flazz BCA harus terus meningkatkan kualitas layanan
perusahaan. Salah satunya adalah dengan cara meningkatkan pelayan
komunikasi kepada konsumen dalam kegiatan perusahaannya agar dapat
bertahan dalam industri jasa penyelenggara uang elektronik ketika di waktu
yang akan datang akan ada pesaing baru yang akan memasuki industri ini.
Karena komunikasi yang baik dengan pelanggan mengenai produk atau jasa
yang ditawarkan merupakan hal yang penting bagi perusahaan.
Komunikasi antara perusahaan dan pelanggan juga dapat bermanfaat
karena dengan adanya hal tersebut perusahaan juga dapat mengetahui
bagaimana respon pelanggan terhadap produk atau layanan yang dimiliki
perusahaan. Respon dari pelanggan e-money tersebut menjadi pertimbangan
Go-Pay, E-Money Mandiri, T-Cash dan Flazz BCA untuk terus meningkatan
performa yang disediakan tersebut sehingga hal ini dapat membantu
memberikan dampak positif bagi perusahaan khususnya berkaitan dengan
strategi pemasaran perusahaan tersebut yang berfokus pada persepsi pelanggan
guna dapat meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada konsumen.
Text Network Analysis (TNA) dapat digunakan untuk menganalisis
komentar pengguna e-money berdasarkan kata dominan sehingga berguna
dalam mengetahui persepsi pelanggan pada komentar pengguna media sosial
twitter terhadap e-money Go-Pay, E-Money Mandiri, T-Cash dan Flazz BCA.
Selain itu, TNA juga dapat digunakan untuk mengetahui asosiasi kata yang
dapat digunakan untuk mengetahui kualitas layanan perusahaan e-money Go-
Pay, E-Money Mandiri, T-Cash dan Flazz BCA.
15
1.4. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan dengan hasil beberapa literature review yang telah penulis
lakukan mengenai persepsi kualitas layanan dan text network analysis maka
pertanyaan penelitian tentang respon pengguna e-money Go-Pay, E-Money
Mandiri, T-Cash dan Flazz BCA pada platform media sosial twitter adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi pelanggan mengenai Go-Pay, E-Money Mandiri,
TCash dan Flazz BCA yang terbentuk dari interaksi media sosial Twitter?
2. Bagaimana asosiasi kata yang terbentuk mengenai kualitas layanan
berdasarkan persepsi e-money Go-Pay, E-Money Mandiri, Tcash dan
Flazz BCA pada media sosial twitter?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
dijelaskan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui persepsi pelanggan mengenai Go-Pay, E-Money
Mandiri, TCash dan Flazz BCA yang terbentuk dari interaksi media
sosial Twitter.
2. Untuk mengetahui asosiasi kata yang terbentuk mengenai kualitas
layanan berdasarkan persepsi e-money Go-Pay, E-Money Mandiri,
Tcash dan Flazz BCA pada media sosial twitter.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah manfaat teoritis
yaitu penelitian ini bermanfaat untuk akademisi yang ingin mendalami ilmu
persepsi konsumen dan kualitas layanan perusahaan yang terus berkembang
seiring berjalannya waktu. Penulis juga berharap bahwa penelitian ini dapat
menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya mengenai big data pada text
network analysis untuk keputusan bisnis. Selanjutnya adalah manfaat praktis
yaitu dapat menjadi bahan pertimbangan dan perbaikan perusahaan untuk
mengetahui perilaku konsumen dilihat dari persepsi pengguna e-money dan
untuk dapat meningkatkan komunikasi antara konsumen dan perusahaan, yang
diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan perusahaan.
16
1.7. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini adalah mengenai interaksi tentang respon pengguna
mengenai e-money Go-Pay, E-Money Mandiri, T-Cash dan Flazz BCA
menggunakan text network analysis untuk mengetahui persepsi pelanggan
terhadap produk dan layanan yang ditawarkan oleh masing-masing perusahaan
dan juga mengetahui kualitas layanan perusahaan. Dalam hal ini, penulis
mengambil data dari tweet yang ditulis oleh pengguna twitter dengan kata
kunci yang telah ditentukan. Selain itu, penulis juga membatasi bahwa dalam
penelitian ini tidak meneliti keseluruhan tweet mengenai perusahaan utama
tetapi hanya meneliti pada data mengenai perusahaan penerbit e-money.
1.7.1. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan data percakapan pengguna yang
terdapat pada media sosial Twitter dengan menggunakan kata kunci
dalam pencarian datanya adalah “Go-Pay”, “E-Money Mandiri”,
“TCash” dan “Flazz BCA”. Gopay, E-Money Mandiri, Tcash dan Flazz
BCA menjadi objek yang dipilih dalam penelitian ini mengingat Go-Pay,
E-Money Mandiri, Tcash dan Flazz BCA merupakan salah satu
perusahaan uang elektronik dengan pengguna terbesar di Indonesia.
Adapun pemilihan batasan lokasi observasi adalah Indonesia.
Alasan pemilihan lokasi tersebut adalah melihat dari fenomena yang
telah dijelaskan dalam latar belakang terjadi di Indonesia sehingga harus
mengumpulkan data pengguna Twitter di Indonesia. Semakin banyak
data yang terkumpul, maka semakin besar dan kompleks network yang
terbentuk. Sehingga output yang dihasilkan dari hasil tersebut akan
mendekati akurat.
1.7.2. Waktu dan Periode Penelitian
Observasi dan pengumpulan data percakapan terkait e-money
mengingat Go-Pay, E-Money Mandiri, Tcash dan Flazz BCA pada media
sosial Twitter dilakukan selama tiga bulan dimulai pada 1 September
2018 sampai dengan 30 November 2018 mulai pukul 00.00 hingga 23.59.
17
1.8. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika penulisan dibuat untuk memberikan gambaran umum tentang
penelitian yang dilakukan dan untuk kejelasan penulisan hasil penelitian. Adapun
sistematika penulisan sebagai berikut:
- BAB I PENDAHULUAN
- BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan teori - teori yang berkaitan dengan
penelitian dan menggambarkan kerangka pemikiran.
- BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan karakteristik penelitian, alat
pengumpulan data, tahapan penelitian, pengumpulan data dan sumber data,
dan teknik analisis data.
- BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan analisis data - data yang telah penulis
dapatkan dan diolah menggunakan metode yang telah ditetapkan
sebelumnya.
- BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan kesimpulan dari penelitian yang sudah
dilakukan serta saran yang dapat diberikan kepada pihak yang terkait dalam
penelitian.