BAB I OMSK

10
BAB I PENDAHULUAN  Otitis media ialah perada ngan sebag ian atau seluru h muko sa teling a tenga h, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Penyakit ini terbagi menjadi otitis media supuratif dan otitis media non supuratif. Masing-masing golongan mempunyai bentuk akut dan kronis, sehingga secara rinci penyakit ini terbagi menjadi otitis media supuratif akut (OMA, otitis media supuratif kronis (OM!", otitis media serosa akut, dan otitis media serosa kronis. !elain itu, terdapat juga otitis media tuberkulosa, otitis media sifilitika, dan otitis media adhesi#a. $  Pada makalah ini, akan dibahas tentang otitis media supuratif kronik. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Definisi dan Latar Belakang Otitis media supuratif kronis (OM!", dahulu disebut otitis media perforata (OMP atau dalam bah asa a%am disebut sebaga i con gek , ialah infeksi kro nis di tel ing a ten gah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah, baik terus- menerus atau hilang timbul. Penyakit ini muncul sebagai kelanjutan dari OMA yang rekuren, namun dapat pula muncul sebagai kelanjutan dari penyakit lain dan trauma. OMA dengan  perforasi membran timpani akan menjadi OM!" apabila proses nya sudah lebih dari & bulan. 'ila proses infeksi kurang dari & bulan, maka disebut OM! subakut. Perbedaan OM!" dengan otitis media serosa kronis adalah bah%a pada otitis media serosa kronis tidak disertai adanya perforasi membran timpani. $,&, Penyakit ini sudah dikenal sejak jaman dahulu di berbagai belahan dunia. Orang Mesir kuno mengenal OM!" sebagai penyakit telinga dan mengobatinya dengan lemak 

description

jjjjjj

Transcript of BAB I OMSK

Page 1: BAB I OMSK

7/17/2019 BAB I OMSK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-omsk-568f4b639ef48 1/10

BAB I

PENDAHULUAN

  Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba

Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Penyakit ini terbagi menjadi otitis media

supuratif dan otitis media non supuratif. Masing-masing golongan mempunyai bentuk akut

dan kronis, sehingga secara rinci penyakit ini terbagi menjadi otitis media supuratif akut

(OMA, otitis media supuratif kronis (OM!", otitis media serosa akut, dan otitis media

serosa kronis. !elain itu, terdapat juga otitis media tuberkulosa, otitis media sifilitika, dan

otitis media adhesi#a.$ Pada makalah ini, akan dibahas tentang otitis media supuratif kronik.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.  Definisi dan Latar Belakang

Otitis media supuratif kronis (OM!", dahulu disebut otitis media perforata (OMP

atau dalam bahasa a%am disebut sebagai congek, ialah infeksi kronis di telinga tengah

dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah, baik terus-

menerus atau hilang timbul. Penyakit ini muncul sebagai kelanjutan dari OMA yang rekuren,

namun dapat pula muncul sebagai kelanjutan dari penyakit lain dan trauma. OMA dengan

 perforasi membran timpani akan menjadi OM!" apabila prosesnya sudah lebih dari & bulan.

'ila proses infeksi kurang dari & bulan, maka disebut OM! subakut. Perbedaan OM!" 

dengan otitis media serosa kronis adalah bah%a pada otitis media serosa kronis tidak disertai

adanya perforasi membran timpani.$,&,

Penyakit ini sudah dikenal sejak jaman dahulu di berbagai belahan dunia. Orang

Mesir kuno mengenal OM!" sebagai penyakit telinga dan mengobatinya dengan lemak 

Page 2: BAB I OMSK

7/17/2019 BAB I OMSK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-omsk-568f4b639ef48 2/10

 bebek, boraks, dan susu sapi. !ementara ahli pengobatan tradisional )ndia mengobati

 penyakit ini melalui pendekatan medis dan perilaku. Mereka menganggap bah%a

mengkonsumsi mentega, bersikap diam, dan mencegah kelelahan, dapat mengobati OM!".

*ippocrates memahami bah%a OM!" dapat bersifat rekuren dan menempatkan pasien pada

terapi medis dan perilaku yang berbeda tergantung dari supurasi yang terjadi. +ia akan

meresepkan air hangat, air susu ibu, dan minuman anggur manis, serta menyarankan kepada

 pasiennya untuk menghindari sinar matahari, angin kencang, dan ruangan berasap. ntuk 

kasus rekuren, *ippocrates akan menambahkan serbuk topikal berisi timbal oksida dan

timbal karbonat.

Mc"enie dan 'roth%ell ($/0 menyatakan tentang dokumentasi OM!" pada

 jaman prasejarah dan penemuan kolesteatoma pada tulang tengkorak di 1orfolk, )nggris,

yang diduga berasal dari periode Anglo-!a2on. Perubahan radiologi pada mastoid akibat

infeksi ditemukan pada 3$0 tulang temporal dari pemakaman orang )ndian +akota !elatan

(4regg, $/ dan pada $ tulang temporal orang )ran jaman prasejarah (5athbun, $00.6

2.2.  Epidemiologi

)nsidensi OM!" tampaknya tergantung pada ras dan faktor sosioekonomi. OM!" 

lebih sering ditemukan pada orang Eskimo, )ndian Amerika (7airbanks, $8$, Alaska

(9schopp, $00, anak-anak Aborigin Australia (Mc:afferty, $00, dan kulit hitam Afrika

!elatan (Meyrick, $$.6

&.&.$.  7rekuensi

+i Amerika !erikat, terdapat lebih dari satu juta pemasangan saluran #entilasi pada

membran timpani sebagai penatalaksanaan terhadap otitis media dan otitis media serosa, dan

dilaporkan bah%a pada $ ; 6 < yang mendapatkan pemasangan saluran #entilasi tersebut,

akan mengalami OM!". !elain itu, beberapa penelitian menunjukkan bah%a insidensi

OM!" mencapai 6 kasus per $==.=== anak-anak dan remaja berusia $ tahun ke ba%ah. +i

)nggris, =, < anak-anak dan =, < orang de%asa menderita OM!". !ementara di )srael,

hanya =,=6 < anak-anak yang terkena penyakit ini.

&.&.&.  5as

'eberapa populasi ras tertentu memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita OM!".

Orang )ndian Amerika dan Eskimo menunjukkan kecenderungan peningkatan risiko untuk 

terkena infeksi ini. !ekira 8 < orang )ndian Amerika dan hingga $& < orang Eskimo

Page 3: BAB I OMSK

7/17/2019 BAB I OMSK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-omsk-568f4b639ef48 3/10

menderita OM!". Anatomi dan fisiologi tuba Eustachius memiliki peran penting pada

 peningkatan risiko ini. 9uba Eustachius pada kedua populasi tersebut lebih lebar dan lebih

terbuka dibandingkan dengan populasi lainnya, sehingga mereka lebih berisiko untuk 

mengalami refluks bakteri melalui nasal yang biasa terjadi pada OMA yang dapat

 berkembang lebih lanjut menjadi OM!". !elain kedua populasi tersebut, populasi lainnya

yang memiliki peningkatan risiko terkena OM!" adalah anak-anak dari 4uam, *ong "ong,

Afrika !elatan, dan "epulauan !olomon.

&.&.6.  >enis "elamin

Pre#alensi OM!" tampaknya terbagi rata antara pria dan %anita, sehingga diduga

 penyakit ini tidak memiliki kecenderungan untuk diderita oleh jenis kelamin tertentu.

&.&.3.  sia

Pre#alensi yang tepat dari OM!" terhadap berbagai kelompok usia belum diketahui

secara pasti. 1amun beberapa penelitian menunjukan insidensi tahunan OM!" mencapai 6

kasus per $==.=== anak-anak dan remaja berusia $ tahun ke ba%ah.

2..  Etiologi

Mekanisme infeksi saluran telinga tengah terjadi akibat translokasi bakteri dari

saluran telinga luar melalui perforasi memban timpani kemudian masuk ke telinga tengah.

'eberapa ahli menduga bah%a organisme patogen masuk melalui refluks tuba Eustachius,

namun data-data yang mendukung teori ini kurang memuaskan. !ebagian besar bakteri

 patogen yang masuk adalah bakteri yang terdapat pada saluran telinga luar.

'eberapa penelitian yang berupaya menunjukkan hubungan antara frekuensi penyakit

dengan pendidikan orang tua, perokok pasif, pola menyusui, status sosioekonomi, dan jumlah

infeksi saluran pernafasan atas dalam setahun, tidak memberikan hasil yang memuaskan.

Pasien dengan anomali kraniofasial merupakan populasi khusus yang berisiko untuk 

menderita OM!". :elah palatum, sindrom +o%n, sindrom :ri du :hat, atresia khoana, celah

 bibir, dan mikrosefal adalah berbagai kelainan yang dapat meningkatkan risiko OM!". *al

ini diduga karena adanya perubahan anatomi dan fungsi tuba Eustachius pada berbagai

kelainan tersebut.

>enis bakteri penyebab OM!" berbeda dengan jenis bakteri penyebab OMA.

Organisme yang biasa ditemukan pada OM!" meliputi  Pseudomonas aeruginosa, spesies

 Proteus, Staphylococcus aureus,  Klebsiella pneumoniae, difteroid, dan infeki anaerobik 

Page 4: BAB I OMSK

7/17/2019 BAB I OMSK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-omsk-568f4b639ef48 4/10

campuran. 'akteri anaerob dan jamur dapat pula berkembang bersama dengan bakteri aerob

secara simbiotik.&,

 Pseudomonas aeruginosa  merupakan penyebab tersering yang ditemukan pada

OM!". 'erbagai ahli selama beberapa dekade terakhir menemukan bakteri ini pada 38 ; 8

< pasien dengan OM!". Stafilokokus aureus merupakan organisme tersering kedua? data

menunjukkan bah%a bakteri ini ditemukan pada $ ; 6= < pasien dengan OM!". OM!" 

 juga disebabkan oleh berbagai jenis bakteri gram negatif. 'akteri spesies  Klebsiella ($= ; &$

< dan  Proteus  ($= ; $ < sedikit lebih sering ditemukan pada OM!" dibandingkan

dengan bakteri gram negatif lainnya.

!elain faktor bakteri, status sosioekonomi yang rendah, kepadatan penduduk yang

tinggi, gii buruk, dan penyakit infeksi (seperti campak, turut berperan dalam perkembangan

OM!". OM!" dapat pula merupakan hasil dari predisposisi genetik, terutama berkaitan

dengan disfungsi tuba Eustachius. +isfungsi ini dapat dilihat pada berbagai populasi, seperti

 pada orang Eskimo dan )ndian Amerika, dan juga pada orang dengan celah palatum.

*ipertrofi adenoid dan sinustis kronis juga berperan pada perkembangan OM!".6

2.!.  Patofisiologi

OM!" timbul sebagai kelanjutan dari infeksi akut yang berulang. Patofisiologi

OM!" dia%ali dengan iritasi dan inflamasi subsekuen pada mukosa telinga tengah. 5espon

inflamasi menyebabkan edema mukosa. Proses peradangan yang berlangsung pada akhirnya

menyebabkan ulserasi mukosa dan kerusakan epitel. paya tubuh untuk menanggulangi

infeksi atau peradangan menghasilkan jaringan granulasi yang dapat berkembang menjadi

 polip dalam rongga telinga tengah. !iklus inflamasi, ulserasi, infeksi, dan pembentukan

 jaringan granulasi dapat terus berlanjut, sehingga menyebabkan kerusakan tulang di

sekitarnya dan akhirnya menyebabkan berbagai komplikasi dari OM!".

@alaupun belum terbukti, kepentingan hubungan antara bakteri anaerob dengan

 bakteri aerob pada OM!" diduga meningkatkan #irulensi infeksi ketika kedua jenis bakteri

tersebut berkembang di telinga tengah. +engan memahami mikrobiologi penyakit ini, ahli

kesehatan dapat mengembangkan suatu rencana penatalaksanaan dengan efikasi terbaik dan

morbiditas terendah.&,

2.".  #enis

OM!" dapat dibagi menjadi & jenis, yaitu OM!" tipe benigna (tipe mukosa tipe

aman dan OM!" tipe BmalignaB (tipe tulang tipe bahaya. 'erdasarkan aktifitas sekret

Page 5: BAB I OMSK

7/17/2019 BAB I OMSK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-omsk-568f4b639ef48 5/10

yang keluar, dikenal juga OM!" aktif dan OM!" tenang. OM!" aktif ialah OM!" dengan

sekret yang keluar dari ka#um timpani secara aktif, sedangkan OM!" tenang ialah yang

keadaan ka#um timpaninya terlihat basah atau kering.$

Proses peradangan pada OM!" tipe benigna terbatas pada mukosa saja, dan biasanya

tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. mumnya OM!" tipe benigna jarang

menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OM!" tipe benigna tidak terdapat

kolesteatoma.$

Cang dimaksud dengan OM!" tipe maligna ialah OM!" yang disertai dengan

kolesteatoma. OM!" ini dikenal juga dengan OM!" tipe bahaya atau OM!" tipe tulang.

Perforasi pada OM!" tipe maligna letaknya marginal atau di atik, terkadang terdapat juga

kolesteatoma pada OM!" dengan perforasi subtotal. !ebagian besar komplikasi yang

 berbahaya timbul pada OM!" tipe maligna.$

2.$.  Diagnosis

+iagnosis OM!" ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Apabila

diperlukan, maka pemeriksaan penunjang dapat dilakukan.

&./.$.  Anamnesis

ntuk menegakkan diagnosis OM!" melalui anamnesis, maka pemeriksa perlu

menanyakan D mengetahui hal-hal sebagai berikut$,

$. !ekret keluar dari telinga tengah, baik terus-menerus atau hilang timbul. !ekret

mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah.

&. 4angguan pendengaran pada telinga yang terkena.

6. 5i%ayat OMA rekuren, perforasi karena trauma, atau pemasangan saluran #entilasi.

3. Adanya demam, #ertigo, atau nyeri dapat menunjukkan adanya komplikasi

intratemporal atau intrakranial.

. 5i%ayat OM!" persisten harus dicurigai sebagai adanya kolesteatoma.

&./.&.  Pemeriksaan 7isik 

Pada pemeriksaan fisik, akan ditemukan hal-hal sebagai berikut$,

Page 6: BAB I OMSK

7/17/2019 BAB I OMSK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-omsk-568f4b639ef48 6/10

$. "analis akustikus eksterna dapat terlihat edema dan biasanya tampak keras.

&. !ekret dapat berupa encer atau kental, bening atau berupa nanah.

6. Perforasi membran timpani.

3. Adanya jaringan granulasi yang terlihat pada kanalis media atau rongga telinga

tengah.

. Mukosa telinga tengah yang terlihat melalui perforasi membran timpani, dapat terlihat

edema atau polipoid, pucat atau edema.

&./.6.  Pemeriksaan PenunjangF  Gaboratorium

-  Penatalaksanaan OM!" dapat dilakukan tanpa pemeriksaan laboratorium.

-  !ebelum terapi sistemik dilakukan, pemeriksaan kultur harus dilakukan untuk mengetahui

sensitifitas.

F  Pencitraan

-  :9 !can

$.  >ika OM!" tidak responsif terhadap terapi medikamentosa, maka :9 scan terhadap tulang

temporal dapat memberikan penjelasan. Alasan yang mungkin terjadi pada kegagalan terapi

termasuk kolesteatoma atau adanya benda asing.

&.  :9 scan perlu dilakukan apabila pemeriksa curiga adanya proses neoplastik pada telinga

tengah atau untuk mengantisipasi komplikasi intratemporal atau intrakranial.

6.  :9 scan dapat menunjukkan adanya erosi tulang akibat kolesteatoma, erosi osikular,

keterlibatan apeks petrosus, mastoiditis koalesen, erosi saluran 7allopi, dan abses

subperiosteal.

-  M5)

$.  Gakukan pemeriksaan M5) pada tulang temporal dan otak jika diduga adanya komplikasi

intratemporal atau intrakranial.

&.  M5) pun dapat menunjukkan adanya peradangan dura, trombosis sinus sigmoid,

labirintitis, serta abses bakteri, ekstradural, dan intrakranial.

F  Gain-lain

Page 7: BAB I OMSK

7/17/2019 BAB I OMSK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-omsk-568f4b639ef48 7/10

-  Audiogram sebaiknya juga dilakukan. Pada pasien dengan OM!", pasien diduga akan

menderita tuli konduktif. 1amun jika pasien menderita tuli campuran, maka hal ini

menunjukkan penyakit tersebut berada dalam keadaan lebih ekstensif, sehingga pemeriksa

harus sadar terhadap komplikasi yang mungkin terjadi.

2.%.  Penatalaksanaan

9erapi OM!" tidak jarang memerlukan %aktu lama, serta harus berulang-ulang.

!ekret yang keluar tidak cepat mengering atau selalu kambuh lagi. "eadaan ini antara lain

disebabkan oleh beberapa keadaan, yaitu$

$.  Adanya perforasi membran timpani yang permanen, sehingga telinga tengah berhubungan

dengan dunia luar.

&.  9erdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung, dan sinus paranasal.

6.  !udah terbentuk jaringan patologis yang ire#ersibel dalam rongga mastoid.

3.  4ii dan higienis yang kurang.

&.0.$.  Medikamentosa

  Prinsip terapi OM!" tipe benigna ialah konser#atif atau dengan medikamentosa. 'ila

sekret yang keluar terus-menerus, maka diberikan obat pencuci telinga berupa larutan *&O& 6

< selama 6 ; hari. !etelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memberikan

obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid. 'anyak ahli berpendapat

 bah%a semua obat tetes yang dijual di pasaran saat ini mengandung antibiotika yang bersifat

ototoksik. Oleh sebab itu, +jaafar (&==3 menganjurkan agar obat tetes telinga tidak 

diberikan terus-menerus lebih dari $ atau & minggu, atau pada OM!" yang sudah tenang.

!ecara oral diberikan antibiotika dari golongan ampisilin, atau eritromisin (bila pasien alergi

terhadap penisilin, sebelum tes hasil resistensi diterima. Pada infeksi yang dicurigai karena

 penyebabnya telah resisten terhadap ampisilin, dapat diberikan ampisilin asam kla#ulanat.$

&.0.&.  Pembedahan

)ndikasi pembedahan pada OM!" adalah sebagai berikut6

F  Perforasi yang bertahan lebih dari / minggu.

F  Otore yang berlangsung lebih dari / minggu setelah menggunakan antibiotik.

F  Pembentukan kolesteatoma.

F  'ukti radiografi adanya mastoiditis kronis.

Page 8: BAB I OMSK

7/17/2019 BAB I OMSK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-omsk-568f4b639ef48 8/10

>enis operasi mastoid yang dilakukan tergantung pada luasnya infeksi atau

kolesteatoma, sarana yang tersedia, serta pengalaman operator. 'eberapa jenis pembedahan

atau teknik operasi yang dapat dilakukan pada OM!" dengan mastoiditis kronis, baik tipe

 benigna atau maligna, antara lain$

$.  Mastoidektomi sederhana ( simple mastoidectomy.

  Operasi ini dilakukan pada OM!" tipe benigna yang dengan pengobatan konser#atif 

tidak sembuh. +engan tindakan operasi ini, dilakukan pembersihan ruang mastoid dari

 jaringan patologis. 9ujuannya ialah agar infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi. Pada

operasi ini, fungsi pendengaran tidak diperbaiki.

&.  Mastoidektomi radikal.

Operasi ini dilakukan pada OM!" maligna dengan infeksi atau kolesteatoma yang

sudah meluas, Pada operasi ini, rongga mastoid dan ka#um timpani dibersihkan dari semua

 jaringan patologis. +inding batas antara lubang telinga luar dan telinga tengah dengan rongga

mastoid diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan. 9ujuan

operasi ini ialah untuk membuang semua jaringan patologis dan mencegah komplikasi ke

intrakranial. 7ungsi pendengaran tidak diperbaiki.

"erugian operasi ini ialah pasien tidak diperbolehkan berenang seumur hidupnya.

Pasien harus datang dengan teratur untuk kontrol agar tidak terjadi infeksi kembali.

Pendengaran berkurang sekali sehingga dapat menghambat pendidikan atau karir pasien.

Modifikasi operasi ini ialah dengan memasang tandur ( graft  pada rongga operasi

serta membuat meatal plasty yang lebar, sehingga rongga operasi kering permanen, tetapi

terdapat cacat anatomi, yaitu meatus luar lubang telinga menjadi lebar.

6.  Mastoidektomi radikal dengan modifikasi. (Operasi 'ondy.

Opeasi ini dilakukan pada OM!" dengan kolesteatoma di daerah atik, tetapi belum

merusak ka#um timpani. !eluruh rongga mastoid dibersihkan dan dinding posterior lubang

telinga direndahkan. 9ujuan operasi ialah untuk membuang semua jaringan patologis dari

rongga mastoid, dan mempertahankan pendengaran yang masih ada.

3.  Miringoplasti.

Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga dengan

nama timpanoplasti tipe ). 5ekonstruksi hanya dilakukan pada membrana timpani. 9ujuan

operasi ialah untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada OM!" tipe benigna

dengan perforasi yang menetap. Opearasi ini dilakukan pada OM!" tipe benigna yang sudah

tenang dengan ketulian ringan yang hanya disebabkan oleh perforasi membran timpani.

Page 9: BAB I OMSK

7/17/2019 BAB I OMSK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-omsk-568f4b639ef48 9/10

.  9impanoplasti.

Operasi ini dikerjakan pada OM!" tipe benigna dengan kerusakan yang lebih berat

atau OM!" tipe benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan medikamentosa.

9ujuan operasi ialah untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran.

Pada operasi ini, dilakukan rekonstruksi membran timpani dan rekonstruksi tulang

 pendengaran. 'erdasarkan bentuk rekonstruksi tulang pendengaran yang dilakukan, maka

dikenal istilah timpanoplasti tipe )), ))), )H, dan H. !ebelum rekonstruksi dikerjakan,

dilakukan terlebih dahulu eksplorasi ka#um timpani dengan atau tanpa mastoidektomi untuk 

membersihkan jaringan patologis. 9idak jarang operasi ini terpaksa dilakukan dua tahap

dengan jarak %aktu / ; $& bulan.

/.  Pendekatan kombinasi timpanoplasti (Combined approach tympanoplasty.

Operasi ini merupakan teknik operasi timpanoplasti yang dikerjakan pada kasus

OM!" tipe maligna atau OM!" tipe benigna dengan jaringan granulasi yang luas. 9ujuan

operasi ini ialah untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran tanpa

melakukan teknik mastoidektomi radikal (tanpa meruntuhkan dinding posterior lubang

telinga.

Pembersihan kolesteatoma dan jaringan granulasi di ka#um timpani, dikerjakan

melalui dua jalan (combined approach, yaitu melalui lubang telinga dan rongga mastoid

dengan melakukan timpanotomi posterior. 9eknik operasi ini pada OM!" tipe maligna belum

disepakati oleh para ahli, karena sering terjadi kolesteatoma kambuh kembali.

2.&.  'omplikasi

"omplikasi yang mungkin terjadi pada OM!" adalah sebagai berikut&,

$. Mastoiditis.

&. Apisitis petrosus.

6. Osteomielitis basis kranii otogenik.

3. Paralisis %ajah.

. Gabirintitis.

/. 9rombosis sinus sigmoid.

Page 10: BAB I OMSK

7/17/2019 BAB I OMSK

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-omsk-568f4b639ef48 10/10

0. )nfeksi sistem saraf pusat.

BAB III

PENU(UP

  +engan memperhatikan pembahasan pada bab sebelumnya, kita menjadi sadar bah%a

OM!" merupakan salah satu penyakit pada telinga yang dapat menyebabkan kerusakan lebih

lanjut pada berbagai organ lain apabila tidak ditangani sejak dini secara tepat. Oleh karena

itu, setelah memperhatikan pembahasan pada makalah ini, kita diharapkan mampu untuk 

mengenali penyakit tersebut agar dapat melakukan pencegahan serta melakukan

 penatalaksaan sedini dan seoptimal mungkin.

DA)(A* PUS(A'A

$.  +jaafar, I.A. &==3. Kelainan Telinga Tengah. +alam E.A. !oepardi dan 1. )skandar, B+k+

A,ar Ilm+ 'ese-atan (elinga Hid+ng (enggorok / 'epala Le-er. Edisi H :etakan

)H. >akarta 'alai Penerbit 7").

&.  >ackler, 5.".? "aplan, M.>. &==&. Ear, Nose, & Throat . +alam G.M. 9ierney, >r., !.>.McPhee, dan M.A. Papadakis? 0+rrent Medial Diagnosis (reatment 2332. !an

7ransisco Gange Medical 'ooks D Mc4ra%-*ill.

6.  >ain, A.? "night, >.5. &==6. Middle Ear4 0-roni S+pp+rati5e 6titis4 S+rgial (reatment.

%%%.emedicine.com situs internet.

3.  >ones, M.? @ilson, G. &==3. 6titis Media. %%%.emedicine.com situs internet.

.  Parry, +.? 5oland, P.!. &==. Middle Ear4 0-roni S+pp+rati5e 6titis4 Medial

(reatment. %%%.emedicine.com situs internet.