BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00378-MN Bab...
Transcript of BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00378-MN Bab...
38
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum DPLK BNI
DPLK BNI merupakan Lembaga Keuangan yang didirikan oleh BNI
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. Kep-1100/KM.17/1993 tanggal 28
Desember 1993 yang bisnis utamanya adalah Layanan Program Pensiun bagi seluruh
lapisan masyarakat Indonesia dan mulai beroperasi pada tanggal 5 Juli 1994.
DPLK BNI merupakan Badan Hukum sendiri, sehingga Neraca maupun
NPWP-nya terpisah dari BNI. Namun demikian, DPLK BNI bukan merupakan anak
perusahaan BNI dan dalam menjalankan bisnisnya. Seluruh staffnya adalah pegawai
BNI. DPLK BNI dioperasikan dengan tujuan selain untuk dapat memberikan
kontribusi Fee Based Income bagi BNI yang diperoleh dari kegiatan Pengelolaan
Program Pensiun, juga untuk keperluan penghimpunan dana jangka panjang bagi
BNI.
DPLK BNI merupakan nama dari Lembaga Keuangannya, sedangkan nama
dari produknya adalah BNI Simponi (Simpanan Pensiun BNI). Pada prinsipnya, BNI
Simponi merupakan salah satu produk BNI. Kelebihan DPLK BNI dibandingkan
dengan Provider DPLK lainnya adalah mempunyai jaringan layanan yang luas (lebih
dari 900 Cabang BNI di seluruh Indonesia), fasilitas Teknologi informasi yang
canggih dan transparan dalam pengembangan dananya.
Berdasarkan ketentuan yang diberlakukan oleh Pemerintah saat ini, produk
atau jasa yang dapat dikelola oleh DPLK BNI adalah Jasa Layanan Program Pensiun.
38
39
Layanan Program Pensiun BNI Simponi dapat diikuti oleh seluruh lapisan
masyarakat Indonesia baik secara individu/Perorangan maupun Kolektif/Perusahaan.
Mekanisme (delivery mechanism) yang dipergunakan untuk menyampaikan produk
kepada nasabah adalah melalui Kantor-kantor Cabang BNI di seluruh Indonesia
(sebagai cannel distribution).
Salah satu bentuk profesionalisme di unit DPLK BNI adalah transparansi
pengelolaan DPLK BNI kepada nasabah, maka sesuai dengan ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di DPLK BNI dilakukan pemeriksaan
oleh berbagai pihak untuk mewakili publik, yaitu pemeriksaan oleh Departemen
Keuangan, Akuntan Publik yang ditunjuk oleh BNI, Bank Indonesia, Satuan
Pengawasan Intern dan juga dilakukan secara sehari-hari oleh DQA.
DPLK BNI menegaskan diri sebagai institusi keuangan yang melandaskan
operasinya pada prinsip kehati-hatian. Dengan demikian, DPLK BNI memastikan
kepada seluruh pegawai dan pihak-pihak terkait untuk menghindari hal-hal yang
bersifat kurang profesional, untuk memastikan bahwa setiap unit organisasi DPLK
BNI memenuhi etika tersebut, maka terdapat pejabat Quality Assurance yang akan
memeriksa setiap aktivitas dan transaksi yang ada di DPLK BNI. Apabila ditemukan
suatu indikasi penyimpangan dalam laporan Quality Assurance tersebut yang bersifat
pelanggaran etika bisnis DPLK, maka akan ditindaklanjuti oleh Pimpinan DPLK BNI
dan dimungkinkan dilakukan suatu audit khusus dai Satuan Pengawasan Internal.
Komunitas utama bagi DPLK BNI adalah masyarakat Indonesia dari kelas
menengah ke atas. DPLK BNI memberikan perhatian yang cukup besar bagi
pengembangan layanan program pensiun melalui produk Simponi (Simpanan
Pensiun BNI). Selain itu DPLK BNI juga aktif dalam membantu perkembangan produk
40
program pensiun secara nasional dengan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh Asosiasi DPLK maupun Asosiasi Dana Pensiun lainnya.
Tabel 4.1 regulasi unit DPLK BNI
PERATURAN TENTANG
UU No. 7 Tahun 1992 dan UU No. 10 Tahun 1998
Perbankan
UU No. 11 Tahun 1992 Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Keputusan Menteri BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 Tahun 2002
Penerapan GCG di BUMN dan Perbankan
PBI No. 3/10/PBI/2004 Tahun 2004 Prinsip Knowing Your Customer
PP No. 77 Tahun 1992 Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Keputusan MenKeu. No. 228/KMK.017/1993 Tahun 1993
Tata Cara Pembentukan Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Keputusan MenKeu. No. 343/KMK.017/1998 Tahun 1998
Iuran dan Manfaat Pensiun
PP No. 149 Tahun 2000 Pemotongan PPh 21 Atas Uang Pesangon, Pensiun dan Tunjangan Hari Tua.
Keputusan Dirjen. Pajak No. KEP-545-PJ./2000 Tahun 2000
Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan, Pemyetoran & Pelaporan Pph 21 & 26
Keputusan MenKeu. No. 231/KMK.06/2002
Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan No. 343/KMK.017/1998 tentang Iuran dan Manfaat Pensiun
Keputusan Menkeu. No 509/KMK.06/2002
Laporan Keuangan Dana Pensiun
Keputusan Menkeu. No 511/KMK.06/2002
Investasi Dana Pensiun
Keputusan Menkeu. No 512/KMK.06/2002
Pemeriksaan Langsung Dana Pensiun
Keputusan Menkeu. No 513/KMK.06/2002
Persyaratan Pelaksana Tugas Pengurus Dana Pensiun Lembaga Pensiun
UU No. 13 Tahun 2003 Keselamatan Kerja
UU No. 23 Tahun 1992 Kesehatan Kerja
41
4.1.2 Visi Misi DPLK BNI
DPLK BNI memiliki Visi, Misi dan Values tersendiri yang tentunya
diselaraskan dengan Visi, Misi dan Values BNI. Di bawah ini ditampilkan Visi, Misi dan
Values BNI Unit DPLK sebagai perbandingan keselarasan diantara keduanya.
Visi :
1. Menjadi Bank yang unggul, terkemuka dan terdepan dalam layanan dan
kinerja.
2. Menjadi Dana Pensiun Lembaga Keuangan terbaik di Indonesia.
Misi :
1. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh
Nasabah dan selaku mitra pilihan utama (The Bank of Choice).
2. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.
3. Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya &
berprestasi.
4. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial.
5. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan & tata kelola perusahaan yang baik.
6. Meningkatkan kesejahteraan di hari tua.
7. Menyediakan solusi Program Pensiun.
8. Memberikan layanan prima bagi Stakeholders.
Values :
1. Kenyamanan dan kepuasan
2. Aman, pengembangan dana optimal dan transparan.
42
4.1.3 Struktur organisasi
Organisasi adalah suatu alat yang dapat dipergunakan oleh manajemen
untuk melaksanakan tugasnya dalam mencapai tujuan perusahaan. Bahwa dalam
rangka restrukturisasi organisasi di lingkungan DPLK BNI untuk mengantisipasi
perkembangan dan kebutuhan perusahaan menghadapi perubahan lingkungan bisnis
yang menuntut profesionalisme kerja, maka perlu ditetapkan struktur orgasnisasi
sebagai wadah pengelolaannya.
Di dalam Dana Pensiun Lembaga Keuangan BNI, terdapat struktur organisasi
yang menunjang untuk kemajuan DPLK itu sendiri. Berikut bagan dari struktur
organisasi DPLK tersebut.
Berikut struktur bagan dari organisasi Unit DPLK BNI :
Tabel 4.2 Struktur Organisasi
Dir. Private Banking
Komisaris
Divisi PBP UNIT DPLK Divisi PBK
Pengelola Pengelola Pengelola
Sistem+Adm Pemasaran Investasi Sumber DPLK BNI
4.1.4 Tata Hubungan Organisasi
Dalam melaksanakan kegiatan usahanya sehari-hari, DPLK BNI didukung
oleh 25 pegawai tetap dan 3 pegawai outsourcing dengan perincian profil dan
komposisi sebagai berikut:
43
TABEL 4.3 Profil dan Komposisi Pegawai Unit DPLK
KRITERIA JUMLAH %
POSISI
PEMIMPIN UNIT 1 3,45
PEMIMPIN KELOMPOK 1 3,45
MANAGER 7 24,14
ANALISIS 1 6,9
ASISTEN OPERASIONAL 9 31,03
ASISTEN 6 20,69
PEGAWAI DASAR 3 10,34
TOTAL 28 100
PENDIDIKAN
SMA 3 10,34
DIPLOMA (D3) 3 10,34
SARJANA (S1) 16 58,63
MASTER (S2) 6 20,69
TOTAL 28 100
STATUS
PEGAWAI TETAP 25 89,66
PEGAWAI OUTSOURCING 3 10,34
TOTAL 28 100
JENIS KELAMIN
LAKI-LAKI 23 79,31
PEREMPUAN 5 20,69
44
TOTAL 28 100
USIA
25-30 3 10,34
31-35 7 24,14
36-40 9 31,04
41-45 3 13,80
46-50 3 10,34
>50 3 10,34
TOTAL 28 100
Sumber DPLK BNI
Tata Kelola Unit DPLK
Pemimpin unit DPLK sebagai Senior Leader bertanggung jawab kepada
Direksi BNI dan sepenuhnya berada dalam pengawasan Dewan Komisaris BNI.
Sebaliknya Direksi bertugas untuk memberi kebijakan dan arahan bisnis kepada Unit
DPLK. Pertanggung jawabab Kinerja Unit DPLK kepada Direksi dilakukan melalui
laporan rutin setiap bulan dan kaji ulang setiap 6 bulan (semester).
Selain itu, pemimpin unit DPLK bertanggung jawab kepada Departemen
keuangan sebagai Regulator dan pihak yang berwenang memberikan ijin pendirian
Dana Pensiun Lembaga Keuangan di Indonesia.
Tanggung jawab pada pihak regulator diwujudkan mengacu pada peraturan
/ ketentuan yang berlaku serta memberikan laporan keuangan, laporan investasi
serta laporan lainnya secara berkala kepada Departemen Keuangan dan Kantor
Pelayanan pajak.
45
División Quality Assurance (DQA) merupakan kepanjangan tangan Divisi
Kepatuhan yang mempunyai fungsi sebagai control ínteren bagi proses bisnis yang
berlangsung sehari-hari di Unit DPLK guna melihat kepada peraturan/ketentuan yang
berlaku juga agar dapat memberikan input/masukan bagi perbaikan kinerja Unit
maupun dalam rangka inovasi.
Marketing Team merupakan ujung tombak Unit DPLK dalam rangka
pencapaian target perolehan peserta dan dana. Pengelolaan investasi bertanggung
jawab pada pengelolaan dana yang dipercayakan peserta kepada DPLK BNI.
Kelompok penunjang mendukung kelancaran bisnis unit termasuk penanganan
masalah teknologi sebagai faktor penunjang utama produk BNI Simponi.
Berikut Skema Tata Kelola Unit DPLK
BOD+BOC
Penanggung jawab &
pengawasan PEMIMPIN UNIT DQA Kontrol Intern KELOMPOK PENUNJANG
PENGELOLA INVESTASI
PENGELOLA AKUNTANSI
PENGELOLA KLAIM
BAGIAN SETTLEMENT
ANALIS + ASST.OPERASIONAL + ASST.ADM + PEG. DASAR Sumber DPLK BNI
MARKETING TEAM
46
4.1.5 Kegiatan Usaha
Kegiatan usaha pada DPLK BNI adalah tujuan-tujuan utama di dalam DPLK
BNI itu sendiri. Kegiatan usaha tersebut adalah sebagai berikut :
• Menghimpun iuran peserta dan pengalihan dana dari dana pensiun lain
• Mengelola kekayaan dana pensiun dengan melaksanakan kegiatan
investasi dalam jenis – jenis investasi yang dipilih oleh peserta.
• Melaksanakan proses pencairan dan pengalihan dana untuk pembelian
anuitas ke perusahaan asuransi jiwa yang dipilih peserta.
• Menyelenggarakan administrasi kepesertaan.
4.1.6 Kekayaan
Kekayaan Dana pensiun dihumpun dari :
a. Iuran peserta
b. Hasil investasi
c. Pengalihan Dana dari dana pensiun lain
Kekayaan Dana Pensiun merupakan kekayaan yang terpisah dari kekayaan PT. Bank
Negara Indonesia (persero) Tbk. Kekayaan Dana Pensiun dikecualikan dari setiap
tuntutan hukum atas kekayaan PT. Bank Negara Indonesia.
4.1.7 Pendiri
Pendiri Dana Pensiun BNI ini adalah PT. Bank Negara Indonesia itu sendiri. Karena
DPLK BNI ini adalah unit kerja dalam PT BNI. Pendiri menetapkan Garis-garis Besar
Kebijakan Umum Pengelolaan Dana Pensiun.
47
Dewan Pengurus
Komisaris PT. BNI Tbk. Bertindak sebagai Dewan Pengawas Dana Pensiun. Komisaris
PT BNI Tbk. Mempunyai tugas :
a. Melakukan pengawasan atas pengelolaan Dana Pensiun.
b. Menyampaikan laporan secara tertulis atas hasil pengawasannya kepada
pemegang saham Pendiri dan salinannya diumumkan kepada peserta.
Anggota komisaris PT BNI Tbk. Masing-masing atau bersama-sama berhak
memasuki gedung-gedung, kantor-kantor dan halaman yang dipergunakan oleh
Dana Pensiun dan berhak untuk memeriksa buku-buku dan dokumen-dokumen serta
kekayaan Dana Pensiun dan berhak pula meminta keterangan yang diperlukan
berkenaan dengan Dana Pensiun.
Komisaris PT. BNI Tbk. Mempunyai wewenang menunjuk Akuntan Publik
untuk mengaudit Laporan Keuangan dan laporan portofolio investasi Dana Pensiun.
PT BNI Tbk. Bertindak sebagai pengurus Dana Pensiun dan bertanggung
jawab atas pengelolaan dan investasi kekayaan Dana Pensiun.
Hak, kewajiban dan Tanggung Jawab Pengurus
Hak PT.Bank Negara Indonesia Tbk adalah :
a. Meminta segala keterangan yang berhubungan dengan kepesertaan
b. Menerima imbalan atas jasa kepengurusan
c. Menetapkan paket-paket investasi
d. Menetapkan organisasi dan personil Dana Pensiun
Kewajiban PT. Bank Negara Indonesia adalah :
a. Menetapkan rencana kerja yang berkaitan dengan pengelolaan kekayaan Dana
Pensiun
48
b. Mengelola Dana Pensiun dengan mengutamakan kepentingan peserta dan pihak
lain yang berhak.
c. Melaksanakan investasi kekayaan Dana Pensiun sesuai dengan pilihan peserta.
d. Memelihara buku, catatan dan dokumen yang diperlukan dalam rangka kegiatan
Dana Pensiun.
e. Bertindak teliti, terampil, bijaksana dan cermat dalam melaksanakan tanggung
jawabnya mengelola Dana Pensiun.
f. Merahasiakan keterangan pribadi yang menyangkut masing-masing peserta.
g. Menyampaikan laporan berkala kepada Menteri, yang terdiri dari :
a. Laporan Teknis
b. Laporan Keuangan dan laporan portofolio investasi yang telah diaudit.
h. Memberikan informasi mengenai kemungkinan timbulnya risiko kerugian atas
pilihan investasi yang dilakukan oleh peserta melalui Dana Pensiun.
i. Menyampaikan keterangan kepada peserta mengenai :
a. Neraca dan perhitungan hasil usaha menurut bentuk, susunan dan
waktu yang diterapkan Menteri.
b. Tanda bukti penarikan Dana oleh peserta yang bersangkutan beserta
pajak yang telah dipungut dari penarikan Dana dimaksud dalam 1 tahun.
j. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya tahun takwim
menyerahkan kepada peserta.
a. Posisi dana pada akhir tahun takwim yang bersangkutan
b. Tanda bukti penarikan dana oleh peserta yang bersangkutan beserta
pajak yang telah dipungut dari penarikan dana dimaksud dalam 1 tahun
takwim.
49
k. Menyampaikan kepada Menteri u.p Direktur Dana Pensiun formulir-formulir yang
digunakan dalam kegiatan Dana Pensiun serta setiap terjadi perubahan
selambat-lambatnya 14 hari kerja sebelum digunakan.
Tangung jawab PT. Bank Negara Indonesia Tbk. Bertanggung jawab atas kerugian
yang timbul pada kekayaan Dana Pensiun akibat tindakan PT. Bank Negara
Indonesia Tbk yang melanggar atau melalaikan tugas dan/atau kewajibannya
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun dan peraturan perundang-
undangan tentang Dana Pensiun, serta wajib mengembalikan kepada Dana Pensiun
segala kenikmatan yang diperoleh atas atau dari kekayaan Dana Pensiun secara
melawan hukum.
4.2 Analisis Data
Penulis melakukan penelitian dengan mendapatkan data dari perusahaan
yang bersangkutan. Berikut beberapa data yang di maksud :
50
Tabel 4.4
Dana Pensiun Lembaga Keuangan
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Neraca
Keterangan 2006 2007 2008 Aktiva Investasi (biaya perolehan) Deposito berjangka 1,953,250,000,000 2,304,500,000,000 2,527,750,000,000 Obligasi 491,896,505,752 613,865,341,424 993,123,451,982 Jumlah investasi 2,445,146,505,752 2,918,365,341,424 3,520,873,451,982Selisih penilaian investasi 21,163,390,748 20,518,539,093 0 2,466,309,896,500 2,938,883,880,517 3,520,873,451,982Aktiva lancer Diluar investasi Kas di bank 312,426,317 4,037,302,419 10,268,117,098 Piutang hasil investasi 21,978,234,370 21,654,300,609 34,414,550,325 Jumlah aktiva lancer Di luar investasi 22,290,660,687 25,691,603,028 44,682,667,423Jumlah aktiva 2,488,600,557,187 2,964,575,483,545 3,565,556,119,405Kewajiban Kewajiban manfaat pensiun 2,467,436,896,643 2,944,056,658,096 3,565,555,798,812 Kewajiban di luar Kewajiban manfaat pensiun Biaya yang masih harus dibayar 269,796 286,356 320,593 Pendapatan yang belum Direalisasi 21,163,390,748 20,518,539,093 0Jumlah kewajiban 2,488,600,557,187 2,964,575,483,545 3,565,556,119,405
Hasil Olahan
51
Tabel 4.5 Dana Pensiun Lembaga Keuangan
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Laporan Arus Kas
2006 2007 2008 Arus kas dar kegiatan Investasi Penerimaan bunga 269,042,963,413 254,595,819,169 290,736,455,205Obligasi jatuh tempo 16,370,000,000 75,900,000,000 57,000,000,000Penempatan investasi -434,051,541,978 -549,118,835,672 -659,508,110,558Pembayaran beban Investasi -1,436,733,760 -1,741,505,867 -2,059,541,807Arus kas bersih yang digunakan utk kegiatan investasi
-150,075,312,325
-220,364,522,370
-313,831,197,160
Arus kas dari kegiatan operasi Pembayaran beban operasional -20,048,173,131 -23,749,718,640 -28,590,391,350Pendapatan di luar investasi 112,150,468 96,790,665 94,675,602Arus kas bersih dari aktivitas Operasional -19,936,022,663 -23,652,927,975 -28,495,715,748 Arus kas dari kegiatan pendanaan Penerimaan iuran 405,248,541,154 454,505,201,053 559,063,161,847Penerimaan pengalihan dana dari dana pensiun lain 797,190,501 525,510,082 38,557,680,225Pembayaran pengalihan dana ke dana pensiun lain -7,662,808,134 -11,382,186,033 -6,412,880,977Pembayaran manfaat pensiun -159,007,886,322 -132,872,137,247 -161,139,386,221Penarikan iuran -70,241,725,888 -63,034,061,408 -81,510,847,287Arus kas bersih yang diperoleh dari kegiatan pendanaan 169,133,311,311 247,742,326,447 348,557,727,587Kenaikan (penurunan) kas bersih ‐878,023,677 3,724,876,102 6,230,814,679Kas pada awal periode 1,190,449,994 312,426,317 4,037,302,419Kas pada akhir periode 312,426,317 4,037,302,419 10,268,117,098Hasil Olahan
52
Tabel 4.6 Dana Pensiun Lembaga Keuangan
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Laporan Hasil Usaha
2006 2007 2008Pendapatan investasi Bunga deposito berjangka 270,520,681,537 254,271,868,848 303,496,670,684Total pendapatan investasi 270,520,681,537 254,271,868,848 303,496,670,684 Pendapatan investasi beban investasi -1,436,733,760 -1,741,505,867 -2,059,541,807Hasil usaha investasi 269,083,947,777 252,530,362,981 301,437,128,877 Beban operasional Beban jasa kepada pendiri -20,048,173,131 -23,749,718,640 -28,590,391,350Pendapatan dan beban lain-lain pendapatan di luar investasi : Bunga jasa giro 112,150,468 96,790,665 94,675,602Hasil usaha sebelum pajak penghasilan 249,147,925,114 228,877,435,006 272,941,413,129pajak penghasilan 0 0 0hasil usaha bersih 249,147,925,114 228,877,435,006 272,941,413,129
Hasil Olahan
53
Tabel 4.7 Analisis Rasio
Analisis rasio 2006 2007 2008 Rasio lancer 1.05 1.25 0 Rasio cepat 1.04 1.06 0 Profitabilitas operasi Tingkat pengembalian operasi atas investasi 0.80% 0.79% 0.79%
Hasil Olahan
54
Tabel 4.8
TABEL SUMBER & PENGGUNAAN DANA
Perubahan 2006 & 2007 Perubahan 2007 & 2008 sumber penggunaan Sumber penggunaan Kas di bank 3,724,876,102 6,230,814,679Piutang hasil investasi 323,933,761 12,760,249,716Deposito berjangka 351,250,000,000 223,250,000,000Obligasi 121,969,164,328 379,258,110,558Selisih penilaian investasi 644,851,655 20,518,539,093 Jumlah aktiva
Kewajiban manfaat pensiun 476,619,761,453 621,499,140,716 Biaya yang masih harus dibayar 16,560 34,237 Pendapatan yang belum direalisasi 644,851,655 20,518,539,093Jumlah kewajiban 477,588,563,429 477,588,892,085 642,017,714,046 642,071,714,046
Hasil Olahan
55
Tabel 4.9
Hasil olahan dari tabel arus kas diatas :
Kas masuk : 2006 2007 2008 Penerimaan bunga 269,042,963,413 254,595,819,169 290,736,455,205Obligasi jatuh tempo 16,370,000,000 75,900,000,000 57,000,000,000Pendapatan di luar investasi 112,150,468 96,790,665 94,675,602Penerimaan iuran 405,248,541,154 454,505,201,053 559,063,161,847Penerimaan pengalihan dana dari dana pensiun lain 797,190,501 525,510,082 38,557,680,225Total kas masuk 691,570,845,536 785,623,320,969 945,451,972,879
Kas keluar : 2006 2007 2008
Penempatan investasi -434,051,541,978 -549,118,835,672 -659,508,110,558Pembayaran beban Investasi -1,436,733,760 -1,741,505,867 -2,059,541,807Pembayaran beban operasional -20,048,173,131 -23,749,718,640 -28,590,391,350Pembayaran pengalihan dana ke
dana pensiun lain -7,662,808,134 -11,382,186,033 -6,412,880,977Pembayaran manfaat pensiun ‐159,007,886,322 ‐132,872,137,247 ‐161,139,386,221Penarikan iuran ‐70,241,725,888 ‐63,034,061,408 ‐81,510,847,287
Total kas keluar -692,448,869,213 -781,898,444,867 -939,221,158,200
2006
2007
2008
Kenaikan(penurunan) Kas bersih -878,023,677 3,724,876,102 6,230,814,679
56
Tabel 4.10
ANALISIS RASIO HORIZONTAL DARI NERACA
Keterangan 2007/2006 2008/2007 Aktiva Investasi (biaya perolehan) Deposito berjangka 1.18 1.1 Obligasi 1.25 1.62 Jumlah investasi 2.43 2.72 Selisih penilaian investasi 0.99 0 3.42 2.72 Aktiva lancer Diluar investasi Kas di bank 12.92 2.54 Piutang hasil investasi 0.99 1.59 Jumlah aktiva lancer Di luar investasi 13.91 4.13 Kewajiban Kewajiban manfaat pensiun 1.19 1.21 Kewajiban di luar Kewajiban manfaat pensiun Biaya yang masih harus dibayar 1.06 1.12 Pendapatan yang belum Direalisasi 0.99 0 Jumlah kewajiban 3.24 2.33
Hasil Olahan
57
Tabel 4.11
ANALISIS RASIO HORIZONTAL DARI LAPORAN HASIL USAHA
2007/2006 2008/2007Pendapatan investasi Bunga deposito berjangka 0.94 1.19Total pendapatan investasi 0.94 1.19 Beban investasi beban investasi 1.21 1.18Hasil usaha investasi 0.27 0.01 Beban operasional Beban jasa kepada pendiri 1.18 1.2Pendapatan dan beban lain‐lain pendapatan di luar investasi : Bunga jasa giro 0.86 0.98Hasil usaha sebelum pajak penghasilan 1.77 2.17pajak penghasilan 0 0hasil usaha bersih 1.77 2.17
Hasil Olahan
4.3 Analisis kas Optimal Berdasarkan Model Miller Orr
Dalam penerapannya akan dilakukan perhitungan selama 3 tahun. Periode
penelitiannya untuk mengetahui saldo optimal bagi DPLK BNI yaitu selama tahun
2006, 2007 dan 2008. Dalam melakukan perhitungan diperlukan data-data yang
relevan sesuai dengan model Miller Orr tersebut. Biaya transaksi yang dikeluarkan
untuk setiap transaksi jual atau beli surat berharga, dalam hal ini adalah dalam
bentuk deposito, yaitu sebesar Rp 6000 per transaksi biaya materai.
Hasil pengembalian investasi dalam bentuk deposito untuk tahun 2006
adalah sebesar 11.84%. niali ini didapat dari 142% / 12 bulan. Sesuai dengan rata-
58
rata tingkat pengembalian suku bunga deposito Bank Indonesia selama tahun 2006
yaitu diperoleh :
Suku Bunga Bank Indonesia
Tahun 2006
Tabel 4.12
Bulan persentase (%)
Jan 12.75Feb 12.75Mar 12.75Apr 12.75Mei 12.5Jun 12.5Jul 12.25Aug 11.75Sep 11.25Okt 10.75Nov 10.25Des 9.75Total 142Rata‐rata 11.84
Sumber Bank Indonesia
Sedangkan pada tahun 2007 adalah sebesar 9.29 %. Nilai ini didapat dari
111.5 % / 12 bulan. Sesuai dengan rata-rata tingkat pengembalian suku bunga
deposito Bank Indonesia selama tahun 2007 yaitu diperoleh :
59
Suku Bunga Bank Indonesia
Tahun 2007
Tabel 4.13
Bulan persentase (%)
Jan 9.5Feb 9.25Mar 9Apr 9Mei 8.75Jun 8.5Jul 8.25Aug 8.25Sep 8.25Okt 8.25Nov 8.25Des 8Total 111.5Rata‐rata 9.29
Sumber Bank Indonesia
Dan pada tahun 2008 hasil pengembalian investasi dalam bentuk deposito
adalah sebesar 8.67%. Nilai ini didapat dari 104% / 12 bulan. Sesuai rata-rata
tingkat pengembalian suku bunga deposito Bank Indonesia selama tahun 2008 yaitu
diperoleh :
60
Suku Bunga Bank Indonesia
Tahun 2008
Tabel 4.14
Bulan persentase (%)
Jan 8Feb 8Mar 8Apr 8Mei 8.25Jun 8.5Jul 8.75Aug 9Sep 9.25Okt 9.5Nov 9.5Des 9.25Total 104Rata‐rata 8.67
Sumber Bank Indonesia
Dalam mengelola kasnya, DPLK BNI tidak mempunyai kebijakan mengenai
berapa besarnya jumlah persediaan kas mínimum. DPLK BNI menyediakan kasnya
untuk membeyar iuran para nasabahnya yang sudah jatuh tempo dan atau untuk
membayar iuran nasabahnya berhak untuk menginvestasikan dana pensiunnya di
DPLK BNI apabila dananya sudah jatuh tempo tetapi tidak diambil. Bentuk dari
investasinya berupa deposito. Dari data arus kas masuk dan arus kas keluar dapat
diketahui varians arus kas DPLK BNI yang berguna sebagai salah satu variabel dalam
penerapan model Miller Orr. Perhitungan dilakukan per semester selama 3 tahun
periode penelitian.
61
Dari perhitungan atas arus kas masuk dan keluar selama 2006, 2007 dan
2008 dapat diperoleh varians arus kas masuk dan kas keluar DPLK BNI yaitu :
Tabel 4.15
Semester Arus masuk kas
Arus keluar kas
Kenaikan (penurunan) kas Varians kas
1 / 2006 1,191 2,280 1,089 42,693,1562 / 2006 2,280 313 (1967) 139,287,204
Hasil Olahan
Tabel 4.16
Semester Arus masuk kas
Arus keluar kas
Kenaikan (penurunan) kas Varians kas
1 / 2007 313 2,363 2,050 151,290,000
2 / 2007 2,363 4,037 1,674
100,881,936Hasil Olahan
Tabel 4.17
Semester Arus masuk kas
Arus keluar kas
Kenaikan (penurunan) kas Varians kas
1 / 2008 4,037 6,268 2,231 179,184,9962 / 2008 6,268 10,268 4,000 576,000,000
Hasil Olahan
Pada saat varians kas sudah ditentukan, maka akan dapat menghitung
jumlah Z atau jumlah saldo kas minimal yang dapat dihitung menggunakan rumus
Miller Orr tersebut. Dan dari hasil Z tersebut juga akan mendapatkan jumlah atau
hasil batas atas kas seharusnya. Yaitu dengan rumus h = 3Z. Hasil dari Z dan h
dapat dilihat sebagai berikut :
62
Tabel 4.18
Tahun 2006 (dalam jutaan Rupiah)
Semester Arus kas Z (saldo kas minimal) h (batas atas)
1 / 2006 1,089 398.2966545 1,194.8899632 / 2006 (1,967) 590.7326548 1,772.197964
Hasil Olahan
Tabel 4.19
Tahun 2007 (dalam jutaan Rupiah)
Semester Arus kas Z (saldo kas minimal) h (batas atas)
1 / 2007 2,050 560.0738768 1,680.2216312 / 2007 1,674 489.3050654 1,467.915196
Hasil Olahan
Tabel 4.20
Tahun 2008 (dalam jutaan Rupiah)
Semester Arus kas Z (saldo kas minimal) h (batas atas)
1 2,231 579.0866912 1,737.2600742 4,000 854.6512776 2,563.923833
Hasil Olahan
Gambar 4.1
1089398,2966545
1194,889963‐1967
590,73265481772,197964
2050560,07387681680,2216311674489,3050654
1467,915196
2231579,08669121737,260074
4000854,65127762563,923833
R p0,00 R p1.000,00R p2.000,00R p3.000,00R p4.000,00
Th 2006 I
Th 2006 II
Th 2007 I
Th 2007 II
Th 2008 I
Th 2008 II
h (Batas Atas )
Z (saldo KasMinimal)
Arus Kas
63
Hasil analisa :
Di sini terlihat bahwa arus kas pada semester pertama di tahun 2006 berada
diantara saldo kas minimal dan batas atas. Arus kasnya yaitu Rp 1,089 juta,
sedangkan saldo kas minimal dan batas atas masing-masing adalah Rp 398.2966545
juta dan Rp 1,194.889963 juta. Hasil ini menandakan bahwa pada semester pertama
di tahun 2006 sudah cukup optimal.
Kondisi ini dikarenakan kas yang ada pada DPLK BNI tidak melebihi batas
atas yang di tentukan. Maka DPLK BNI harus membeli surat berharga berupa obligasi
agar kas berada di posisi saldo kas minimal. DPLK BNI harus membeli surat berharga
sebesar Rp 690.7033455 juta untuk lebih dapat mengoptimalkan kas tersebut.
Pada semester kedua, terlihat bahwa arus kas berada jauh dibawah saldo
kas minimal dan batas atas yang ditentukan. Arus kasnya yaitu Rp (1,967) juta.
Sedangkan saldo kas minimal dan batas atas kas masing-masing yang ditentukan
adalah Rp 590.7326548 juta dan Rp 1,772.197964 juta. Hasil ini menandakan bahwa
semester kedua di tahun 2006 ini tidak optimal. Karena kas yang ada pada DPLK BNI
jauh di bawah saldo kas minimal yang ditentukan.
Kondisi ini terjadi karena bahwa kas yang terdapat pada DPLK BNI di
semester kedua ini telah dicairkan / dibayarkan ke peserta yang ada pada DPLK BNI
tersebut. Oleh karena itu, DPLK BNI harus menjual sebagian surat berharganya
sebesar Rp 1,376.267345 juta untuk dapat mengoptimalkan kas di dalam DPLK BNI
tersebut.
Sedangkan pada semester pertama pada tahun 2007, terlihat bahwa arus
kas berada pada titik di atas saldo kas minimal ataupun batas atas kas yang
ditentukan. Arus kasnya yaitu Rp 2,050 juta. Sedangkan saldo kas minimal dan batas
atas kas masing-masing yang ditentukan adalah Rp 560.0738768 juta dan Rp
64
1,680.221631 juta. Hasil ini menandakan bahwa pada semester pertama di tahun
2007 ini tidak optimal.
Kondisi ini terjadi karena bahwa kas yang terdapat pada DPLK BNI di
semester pertama di tahun 2007 belum dicairkan oleh DPLK BNI itu sendiri dan
terdapat pengalihan dana dari peserta dari DPLK lain ke DPLK BNI. Maka dalam hal
ini DPLK BNI harus membeli surat berharga untuk dapat mengurangi kas yang ada
dalam DPLK BNi tersebut sebesar Rp 1,489.926123 juta untuk dapat
mengoptimalkan kas di dalam DPLK BNI tersebut.
Pada semester kedua pada tahun 2007, terlihat bahwa arus kas juga berada
pada titik di atas saldo kas minimal ataupun batas atas kas yang ditentukan. Arus
kasnya yaitu Rp 1,674 juta. Sedangkan saldo kas minimal dan batas atas kas yang
ditentukan masing-masing adalah Rp 489.3050654 juta dan 1,467.915196 juta.
Tetapi hasil arus kas di semester kedua ini lebih rendah di bandingkan semester
pertama. Hasil ini menandakan bahwa pada semester kedua di tahun 2007 juga
tidak optimal.
Kondisi ini terjadi karena bahwa kas DPLK BNI di semester kedua di tahun
2007 belum dicairkan. Sebab peserta itu sendiri belum mencairkan dana yang di
iurkan ke DPLK BNI. Disampinga itu terjadi pengalihan dana dari peserta dari DPLK
lain walaupun jumlah arus kas yang ada lebih rendah dari arus kas pada semester
pertama. Maka DPLK BNI harus membeli surat berharga untuk dapat mengurangi
kas yang ada dalam DPLK BNI tersebut sebesar Rp 1,184.694935 juta untuk
mengoptimalkan kas yang ada dalam DPLK BNI tersebut.
Dan pada semester pertama pada tahun 2008, terlihat bahwa arus kas
berada pada titik di atas saldo kas minimal ataupun batas atas kas yang ditentukan.
Arus kasnya yaitu Rp 2,231 juta. Sedangkan saldo kas minimal dan batas atas kas
65
masing-masing yang ditentukan adalah Rp 579.0866912 juta dan Rp 1,737.260074
juta. Hasil ini menandakan bahwa pada semester pertama di tahun 2008 ini tidak
optimal.
Kondisi ini terjadi karena bahwa kas yang terdapat pada DPLK BNI di
semester pertama di tahun 2008 belum dicairkan oleh DPLK BNI itu sendiri. Dan juga
karena terjadi pengalihan dana dari peserta dari DPLK lain ke DPLK BNI. Maka dalam
hal ini DPLK BNI harus membeli surat berharga untuk dapat mengurangi kas yang
ada dalam DPLK BNi tersebut sebesar Rp 1,651.913309 juta untuk dapat
mengoptimalkan kas DPLK BNI tersebut.
Pada semester kedua pada tahun 2008, terlihat bahwa arus kas juga jauh
berada pada titik di atas saldo kas minimal ataupun batas atas kas yang ditentukan.
Arus kasnya yaitu Rp 4,000 juta. Sedangkan saldo kas minimal dan batas atas kas
yang ditentukan masing-masing adalah Rp 854.6512776 juta dan Rp 2,563.923833
juta. Tetapi hasil arus kas di semester kedua ini lebih tinggi di bandingkan semester
pertama. Hasil ini menandakan bahwa pada semester kedua di tahun 2008 juga
tidak optimal.
Kondisi ini terjadi karena kas yang terdapat pada DPLK BNI di semester
kedua di tahun 2008 juga belum dicairkan karena peserta itu sendiri belum
mencairkan dana yang di iurkan ke DPLK BNI. Selain itu terjadi pengalihan dana dari
peserta dari DPLK lain yang lebih banyak dari semester pertama. Karena terlihat dari
lebih besarnya kas pada semester kedua. Maka DPLK BNI harus membeli surat
berharga untuk dapat mengurangi kas yang ada dalam DPLK BNI tersebut sebesar
Rp 3,145.348722 juta untuk mengoptimalkan kas yang ada.