Bab 3 Pembahasan Kel 4 GP

27
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Kegiatan 1. Gambaran Umum Lokasi Tempat Pengambilan Data a. Keadaan Geografis Kecamatan Cempaka mempunyai letak geografis wilayah 23 Lintang Selatan dan 115 Bujur Timur, dengan luas keseluruhan 146,70 k m 2 . Perbatasan wilayah administrasi Kecamatan Cempaka adalah sebelah utara Kecamatan Banjarbaru, sebelah timur Kecamatan Karang Intan (Kabupaten Banjar), sebelah selatan Kabupaten Tanah Laut, dan sebelah barat Kecamatan Landasan Ulin (14). Perbatasan wilayah administratif Kecamatan Cempaka adalah di sebelah utara Sungai Besar, di sebelah selatan dengan Sungai Tiung, di sebelah timur dengan Kiran, serta sebelah barat dengan Kota Banjarbaru. Kecamatan Cempaka terdiri dari dataran tinggi berbukit - bukit serta daerah dataran. Luas areal Kecamatan Cempaka sebesar 80,65 k m 2 dengan areal persawahan yang cukup luas, selain itu juga terdapat banyak pohon karet yang berumur tua dalam keadaan tidak terawat. Adapun penggunaan tanah di Kecamatan Cempaka adalah sebagai (14): 20

description

o;djgsl;dojf/sm;

Transcript of Bab 3 Pembahasan Kel 4 GP

Page 1: Bab 3 Pembahasan Kel 4 GP

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kegiatan

1. Gambaran Umum Lokasi Tempat Pengambilan Data

a. Keadaan Geografis

Kecamatan Cempaka mempunyai letak geografis wilayah 23

Lintang Selatan dan 115 Bujur Timur, dengan luas keseluruhan 146,70

km2. Perbatasan wilayah administrasi Kecamatan Cempaka adalah

sebelah utara Kecamatan Banjarbaru, sebelah timur Kecamatan Karang

Intan (Kabupaten Banjar), sebelah selatan Kabupaten Tanah Laut, dan

sebelah barat Kecamatan Landasan Ulin (14).

Perbatasan wilayah administratif Kecamatan Cempaka adalah di

sebelah utara Sungai Besar, di sebelah selatan dengan Sungai Tiung, di

sebelah timur dengan Kiran, serta sebelah barat dengan Kota

Banjarbaru. Kecamatan Cempaka terdiri dari dataran tinggi berbukit -

bukit serta daerah dataran. Luas areal Kecamatan Cempaka sebesar

80,65 km2 dengan areal persawahan yang cukup luas, selain itu juga

terdapat banyak pohon karet yang berumur tua dalam keadaan tidak

terawat. Adapun penggunaan tanah di Kecamatan Cempaka adalah

sebagai (14):

1) Sawah dan tegalan

2) Pekarangan dari rumah

3) Kebun, tanah kosong, semak, padang

b. Kondisi Iklim

Seperti daerah lain yang termasuk dalam wilayah Indonesia, maka

Kecamatan Cempaka juga hanya mengenal dua musim yaitu musim

kemarau dan penghujan. Keadaan ini berkaitan erat dengan arus angin

yang berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air

sehingga mengakibatkan musim kemarau di Indonesia. Sebaliknya pada

20

Page 2: Bab 3 Pembahasan Kel 4 GP

21

bulan Desember sampai dengan Maret arus angin banyak mengandung

uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik setelah melewati

beberapa lautan, dan pada bulan-bulan tersebut seperti itu berganti

setiap setengah tahun setelah melewati masa pertengahan pada bulan

April - Mei dan Oktober – November (14).

1) Suhu Udara dan Kelembaban

Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi

rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya

dari pantai. Berdasarkan pemantauan Stasiun Meteorologi

Syamsudin Noor pada tahun 2003 suhu udara di Kota Banjarbaru

dan sekitarnya berkisar antara 21,7° C sampai dengan 34,4° C. Selain

itu, sebagai daerah tropis maka kelembaban udara relatif tinggi

dengan rata-rata berkisar antara 71% sampai 91%. Kelembaban

maksimum tertinggi terjadi pada bulan April dan Juni. Sedangkan

kelembaban minimum terendah terjadi pada bulan September.

2) Curah Hujan dan Tipe Iklim

Berdasarkan data dari Kanwil Departemen Pertanian, rata-rata

curah hujan di Kecamatan Cempaka dan sekitarnya pada tahun 2003

tercatat 230,8 mm dengan jumlah terendah terjadi pada bulan

Agustus (41,6 mm) dan tertinggi terjadi pada bulan Desember (680,0

mm). Rata-rata jumlah hari hujan sebanyak 12, dengan jumlah hari

hujan terbanyak pada bulan Desember (26 hari). Sebaliknya jumlah

hari hujan terendah pada bulan Juli dan Agustus (4 hari).

3) Kondisi Alam

Rata-rata tekanan udara di Kecamatan Cempaka tahun 2003

berkisar antara 1008,2 milibar sampai dengan 1012,1 milibar,

sedangkan rata-rata kecepatan angin sekitar 14,7 knots dengan

kecepatan angin maksimum tertinggi pada bulan Pebruari, April dan

Nopember (20,0 knots).

Wilayah Kecamatan Cempaka berada pada ketinggian 0-500 m

dari permukaan laut, dengan ketinggian 0-7 m (33,49%), 7-25 m

Page 3: Bab 3 Pembahasan Kel 4 GP

22

(48,46%), 25-100 m (15,15%), 100-250 m (2,55%) dan 250-500 m

(0,35 m). Jenis tanah terbentuk dari faktor-faktor pembentuk tanah

seperti batuan induk, iklim, topografi, vegetasi dan waktu. Tiap jenis

tanah mempunyai karakteristik tertentu yang membedakan antara

satu dengan yang lainnya. Karakteristik tanah tersebut misalnya

berkaitan tingkat kepekaannya terhadap erosi, kesuburan tanah,

tekstur tanah dan konsistensi tanah. Wilayah Cempaka terdapat tiga

kelompok jenis tanah yaitu podsolik (63,82%), Lathosol (6,36%),

dan Organosol (29,82%).

c. Kondisi Demografi

1) Kependudukan

Jumlah penduduk Kecamatan Cempaka adalah 23.627 jiwa,

terdiri dari 11.981 laki-laki dan 11.646 perempuan, dengan jumlah

rumah tangga 5.468 KK. Mata pencaharian masyarakat Cempaka

pada umumnya bercocok tanam, tetapi dengan perkembangan yang

ada banyak bergeser pada sektor lainnya, misalnya pendulang intan

(14).

2) Kehidupan Ekonomi

Di Kecamatan Cempaka tidak terdapat sistem irigasi, sungai

yang ada di kelurahan ini lebarnya hanya antara 3 sampai 5 m saja

dan airnya dangkal. Bagi masyarakat di sana, sungai memiliki

peranan yang sangat vital didalam kehidupan sehari-hari. Sungai

dipergunakan sebagai jamban, keperluan MCK, walaupun dalam hal

ini kebanyakan masyarakat menggunakan air dari sumur untuk

mencuci (14).

Sejak dahulu sampai sekarang mendulang intan merupakan

pekerjaan utama penduduk di Kecamatan Cempaka meskipun

hasilnya tidak dapat diandalkan lagi sebagai penunjang hidup dengan

layak. Selain itu diantara mereka juga ada yang bekerja sebagai

petani, berkebun dan berdagang (14).

Page 4: Bab 3 Pembahasan Kel 4 GP

23

Berdasarkan pengamatan, di Kecamatan Cempaka ada kira-

kira 5.029 orang pendulang intan yang terdiri dari laki-laki,

perempuan, dan anak-anak yang membantu orang tuanya. Pendulang

intan tersebut berasal dari warga Kecamatan Cempaka yang sudah

merupakan kegiatan turun-temurun dan menjadi mata pencaharian

yang diandalkan sebagian masyarakat. Ironisnya pertanian dan

perkebunan yang masih produktif dijadikan masyarakat sebagai

tempat pendulangan intan (14).

3) Pendidikan

Penyebaran Penduduk Kecamatan Cempaka berdasarkan

tingkat pendidikan adalah sebagai berikut (14):

Tabel 2. Penyebaran Jumlah Penduduk Kecamatan Cempaka Berdasarkan Tingkat Pendidikan

KategoriDaerah

JumlahCempaka

Sungai Tiung

Bangkai Palam

Belum Usia Sekolah

259 187 98 67 611 2,59%

Tidak Tamat SD

4117 3214 1892 971 10194 43,15%

Tamat SD/Sederajat

3587 3093 1006 546 8232 34,84%

Tamat SMP/Sederajat

1296 407 223 724 2650 11,22%

Tamat SMA/Sederajat

1040 197 227 336 1800 7,62%

Sarjana Muda/D3

30 21 37 3 91 0,39%

Sarjana//S1 21 4 16 8 49 0,21%Jumlah 10350 7123 3499 2655 23627 100%

Jenis dan fasilitas sekolah yang ada di Kecamatan Cempaka

adalah berupa dua buah taman kanak-kanak, delapan buah SD

Negeri, sebuah SMP Swasta dan dua buah SMU. Anak-anak yang

duduk di bangku Sekolah Dasar pada umunya belajar pula di

Madrasah Ibtidaiyah. Namun, anak-anak yang duduk di bangku

Madrasah Ibtidaiyah hanya sebagian kecil saja yang belajar di

Sekolah Dasar (14).

Page 5: Bab 3 Pembahasan Kel 4 GP

24

4) Mata Pencaharian

Penyebaran penduduk kecamatan cempaka berdasarkan pekerjaan

adalah sebagai berikut (14):

Tabel 3. Penyebaran Jumlah Penduduk Kecamatan Cempaka Berdasarkan Pekerjaan

KategoriDaerah

JumlahCempaka

Sungai Tiung

BangkaiPalam

Jasa 1 3 1 - 5 5%Tani 5 2 12 9 28 28%Pendulang Intan

9 10 4 10 33 33%

Pegawai negeri

1 3 2 3 9 9%

Pegawai Swasta/Guru

3 1 1 1 6 6%

Wiraswasta 6 6 5 2 19 19%Jumlah 25 25 25 25 100 100%

5) Kehidupan beragama

Mayoritas Penduduk Kecamatan Cempaka menganut agama

Islam. Di kecamatan ini terdapat sebuah mesjid dan sembilan buah

langgar. Kegiatan keagamaan yang menonjol adalah pengajian Al-

Qur’an di mesjid yang waktunya setelah selesai shalat maghrib

sampai isya. Selain itu, ada juga pengajian agama yang

diselenggarakan pada setiap hari jum’at yang jumlah jamaahnya

rata-rata sebanyak 100 orang. Pengajian lebih banyak berisikan

tauhid atau fiqih (14).

2. Data Kesehatan

Kota Banjarbaru secara administratif berada di bawah wilayah

Propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarbaru memiliki tujuh puskesmas

yaitu Puskesmas Liang Anggang, Puskesmas Landasan Ulin, Puskesmas

Guntung Payung, Puskesmas Banjarbaru, Puskesmas Banjarbaru Utara,

Puskesmas Sei Besar dan Puskesmas Rawat Inap Cempaka. Adapun

Page 6: Bab 3 Pembahasan Kel 4 GP

25

kondisi geografis wilayah Puskesmas Rawat Inap Cempaka adalah terletak

pada dataran tinggi dengan curah hujan rata-rata 1.598 – 2.579 per tahun

dengan jumlah hari hujan 56 – 158 hari dan suhu udara yang rata-rata

antara 26oC – 35oC. Adapun jarak dari pusat pemerintahan desa /

kelurahan adalah (15):

a. Jarak dari pusat pemerintah kecamatan ± 200 m.

b. Jarak dari ibukota kabupaten / kota ± 10 km.

Luas wilayah Puskesmas Rawat Inap Cempaka 146,70 km2 dengan

batas wilayah  sebagai berikut (15):

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Banjarbaru Selatan.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Karang Intan Kabupaten

Banjar.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bati-Bati Kabupaten

Tanah Laut.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Liang Anggang.

Puskesmas Rawat Inap Cempaka secara administrasi terbagi dalam

empat kelurahan yaitu Kelurahan Cempaka, Kelurahan Sei Tiung,

Kelurahan Bangkal dan Kelurahan Palam. Hampir semua wilayah

Puskesmas Rawat Inap Cempaka dapat dihubungi dengan transportasi

darat (15). Masyarakat di Kecamatan Cempaka sering memeriksakan

kesehatannya di Puskesmas Rawat Inap Cempaka. Adapun penyakit-

penyakit yang sering di keluhkan oleh masyarakat dapat dilihat pada:

Tabel 4. Daftar 10 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Poli Umum Puskesmas Rawat Inap Cempaka Tahun 2011

No. Nama Penyakit Jumlah (orang)1. Hipertensi Primer 29942. Dyspepsia 23803. Infeksi akut lain pada saluran pernapasan

bagian atas2239

4. Rheumatoid arthritis lain 10155. Penyakit lain pada sisi otot dan jaringan

pengikat735

6. Asma 6947. Arthiritis non spesifik 4788. Penyakit lain saluran pernapasan bawah 406

Page 7: Bab 3 Pembahasan Kel 4 GP

26

9. Penyakit lain saluran pernapasan atas 37010. Tonsilitis 204

Berdasarkan tabel di atas, hipertensi primer merupakan kejadian

yang paling sering terjadi. Faktor risiko terjadinya hipertensi primer antara

lain stress, obesitas, kurang berolahraga, merokok, alkohol, dan makan

makanan yang tinggi kadar lemaknya.

Sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Cempaka,

terdapat 4 puskesmas pembantu (pustu) terdiri dari Pustu Cempaka, Pustu

Batu Ampar, Pustu Bangkal dan Pustu Palam serta jumlah Posyandu

sebanyak 29 buah (15). Sarana unit pelayanan puskesmas ada 16 ruangan

yang terdiri dari (15):

a. Loket

b. Tata Usaha

c. Apotik dan Gudang Obat

d. Poliklinik Umum

e. Poliklinik Gigi

f. Ruang Gizi

g. Klinik Sanitasi

h. KIA & KB

i. Ruang MTBS / MTBM

j. Laboratorium

k. Ruang Imunisasi

l. UGD

m. PONED / Ruang Bersalin

n. Rawat Inap Zaal laki-laki

o. Rawat Inap Zaal perempuan

p. Aula

q. Sarana transportasi Puskesmas : Ambulance umum sebanyak 2 buah,

Ambulan Jenazah sebanyak 1 buah dan sepeda motor sebanyak 12

buah.

Page 8: Bab 3 Pembahasan Kel 4 GP

27

2. Karakteristik Terkait Data Penelitian

Berdasarkan wawancara terhadap petugas kesehatan di ruang

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Cempaka, ibu hamil yang

berada di wilayah Kecamatan Cempaka rata-rata berusia 19-24 tahun. Hal

ini dapat dilihat pada grafik 1 dibawah ini.

Grafik 1. Usia Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Cempaka Banjarbaru Tahun 2011 (grafik buat)

Selain itu, rata-rata mereka memiliki jumlah anak yang banyak

(lebih dari 2) dengan jarak kelahiran yang dekat. Hal ini dapat dilihat pada

tabel 5 dan grafik 2 di bawah ini.

Tabel 5. Jumlah Anak pada Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Cempaka Banjarbaru Tahun 2011

No. Hamil Anak ke- Jumlah ibu (orang)1. 1 392. 2 463. 3 1894. 4 785. 5 48

Jumlah 400

18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 310

10

20

30

40

50

60

Usia Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Cempaka Banjarbaru Tahun 2011

Usia (tahun)

Orang

Page 9: Bab 3 Pembahasan Kel 4 GP

28

Grafik 2. Jarak Kelahiran Anak pada Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Cempaka Banjarbaru Tahun 2011 (buat ke ppt)

Sebagian besar, ibu hamil bekerja sebagai pendulang intan untuk

membantu suaminya. Mereka yang bekerja sebagai pendulang intan,

memiliki tingkat pendidikan rendah. Pendidikan mereka rata-rata Sekolah

Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Grafik 3. Tingkat Pendidikan Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Cempaka Banjarbaru Tahun 2011 (buatke ppt)

1 2 3 4 50

20406080

100120140160

Jarak Kelahiran Anak pada Ibu Hamil dengan Anemiadi Puskesmas Cempaka Banjarbaru Tahun 2011

Jarak (tahun)

Anak(orang)

Tidak Tamat SD

SD SMP SMA0

50

100

150

200

250

Tingkat Pendidikan Ibu Hamil dengan Anemiadi Puskesmas Cempaka Banjarbaru Tahun 2011

Tingkat Pendidikan

Ibu(orang)

Page 10: Bab 3 Pembahasan Kel 4 GP

29

Berdasarkan data tentang anemia pada ibu hamil di puskesmas

Cempaka Banjarbaru tahun 2011, jumlah ibu hamil adalah 400 orang

dengan anemia. Hal ini dapat dilihat pada tabel 6 dan grafik 4 dibawah ini.

Tabel 6. Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Cempaka Banjarbaru Tahun 2011

No. Bulan Jumlah (orang)1. Januari 402. Februari 293. Maret 214. April 285. Mei 506. Juni 367. Juli 288. Agustus 259. September 3510. Oktober 4711. November 32

12. Desember 29

Jumlah 400

Grafik 4. Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Cempaka BanjarbaruTahun 2011

Jan FebMarApr Mei Jun Jul AgsSeptOktNov Des0

10

20

30

40

50

60

Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Cempaka Banjarbaru Tahun 2011

Bulan

Orang

Page 11: Bab 3 Pembahasan Kel 4 GP

30

B. Pembahasan

Berdasarkan tabel tentang anemia pada ibu hamil di puskesmas

Cempaka Banjarbaru tahun 2011, jumlah ibu hamil dengan anemia adalah 400

orang. Walaupun jumlah ibu hamil dengan anemia tidak terlihat peningkatan

maupun penurunan secara signifikan, jumlah tersebut mengkhawatirkan

karena dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak. hasil wawancara

dengan petugas kesehatan di ruang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di

Puskesmas Cempaka mengenai ibu hamil di wilayah Kecamatan Cempaka,

diperoleh hasil bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian

anemia pada ibu hamil di Kecamatan Cempaka. Beberapa faktor tersebut,

antara lain usia ibu hamil, jumlah anak, jarak kelahiran, tingkat pendidikan,

dan pekerjaan.

Usia ibu pada saat hamil relatif muda (kurang dari 20 tahun) akan

berisiko anemia. Ibu hamil pada usia terlalu muda (kurang dari 20 tahun) tidak

atau belum siap untuk memperhatikan lingkungan yang diperlukan untuk

pertumbuhan janin. Pada umur tersebut masih terjadi pertumbuhan yang

membutuhkan zat gizi lebih banyak dibandingkan dengan umur di atasnya.

Bila zat gizi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, akan terjadi kompetisi zat gizi

antara ibu dengan bayinya dan adanya pertumbuhan hormonal yang terjadi

selama kehamilan.

Jumlah anak (paritas) juga mempengaruhi kejadian anemia pada ibu

hamil, terutama ≥ 3 anak. Hal ini disebabkan karena terlalu sering hamil dapat

menguras cadangan zat gizi tubuh ibu. Semakin sering seorang wanita

melahirkan maka semakin besar risiko kehilangan darah dan berdampak pada

penurunan kadar Hb. Setiap kali wanita melahirkan, jumlah zat besi yang

hilang diperkirakan sebesar 250 mg. Hal tersebut akan lebih berat lagi apabila

jarak melahirkan relatif pendek.

Page 12: Bab 3 Pembahasan Kel 4 GP

31

Jarak kelahiran yang dekat atau pendek ( kurang dari 2 tahun) dapat

mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil karena adanya kekurangan

nutrisi yang merupakan mekanisme biologis dari pemulihan faktor hormonal.

Selain itu, tingkat pendidikan ibu juga mempengaruhi kejadian anemia

pada ibu hamil. Rendahnya tingkat pendidikan ibu hamil dapat menyebabkan

keterbatasan dalam upaya menangani masalah gizi dan kesehatan keluarga.

Mereka cenderung kurang mempunyai akses terhadap informasi dan

kemampuan dalam memperoleh pelayanan kesehatan Namun, ibu yang

berpendidikan tinggi juga memungkinkan terkena anemia pada saat hamil. Hal

ini dikarenakan ibu hamil yang berpendidikan tinggi lebih sibuk bekerja

sehingga tidak sempat atau memiliki waktu yang lebih sedikit untuk mengikuti

penyuluhan tentang anemia pada ibu hamil maupun mencari informasi seputar

anemia pada ibu hamil sehingga kurang bisa menyeimbangkan pola

konsumsinya. Tingkat pendidikan yang dicapai seseorang mempunyai

hubungan nyata dengan pengetahuan gizi dari makanan yang dikonsumsinya.

Pengetahuan gizi dan kesehatan merupakan salah satu jenis

pengetahuan yang dapat diperoleh melalui pendidikan. Pengetahuan gizi dan

kesehatan akan berpengaruh terhadap pola konsumsi pangan. Ibu hamil

dengan pengetahuan tentang zat besi (Fe) yang rendah akan berperilaku

kurang patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) serta dalam pemilihan

makanan sumber zat besi (Fe) juga rendah. Sebaliknya ibu hamil yang

memiliki pengetahuan tentang zat besi (Fe) yang baik, maka cenderung lebih

banyak menggunakan pertimbangan rasional dan semakin patuh dalam

mengkonsumsi tablet zat besi (Fe). Semakin banyak pengetahuan tentang gizi

dan kesehatan, maka semakin beragam pula jenis makanan yang dikonsumsi

sehingga dapat memenuhi kecukupan gizi dan mempertahankan kesehatan

individu.

Pekerjaan ibu juga mempunyai peran besar dalam peningkatan

kejadian anemia pada ibu hamil. Berat ringannya pekerjaan ibu juga akan

mempengaruhi kondisi tubuh dan pada akhirnya akan berpengaruh pada status

kesehatannya. Ibu yang bekerja terutama sebagai pendulang intan mempunyai

Page 13: Bab 3 Pembahasan Kel 4 GP

32

kecenderungan kurang istirahat, konsumsi makan yang tidak seimbang

sehingga mempunyai risiko lebih besar untuk menderita anemia dibandingkan

ibu yang tidak bekerja.

Selain itu status pekerjaan biasanya erat hubungannya dengan

pendapatan seseorang atau keluarga. Hal ini dapat disebabkan oleh keadaan

ibu hamil yang memiliki pendapatan yang cukup lebih memprioritaskan

pengeluarannya untuk hal lain dibandingkan dengan konsumsi makanan yang

bergizi. Dengan pendapatan yang lebih, mereka cenderung tertarik kepada

kebutuhan pakaian yang lebih bagus, perabot rumah tangga yang lebih baik,

dan lain sebagainya.

Pekerjaan sebagai pendulang intan, tidak dapat memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari. Ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-

hari dapat dikategorikan dalam tingkat ekonomi rendah (miskin).

Tingkat ekonomi yang rendah juga berarti kurangnya pendapatan yang

didapat warga per bulannya karena hasil pekerjaan yang tidak menentu.

Mayoritas masyarakat bekerja sebagai pendulang intan yang kurang bisa

diandalkan sebagai penunjang perekonomian karena hasilnya tergantung dari

ada tidaknya intan yang didapatkan. Hal ini mengakibatkan seseorang tidak

mampu memberikan yang terbaik bagi anggota keluarganya, baik dari nilai

gizi dan kelayakan makanan. Secara garis besar ada hubungan kemiskinan dan

kesehatan, masyarakat yang hidup dalam garis kemiskinan pada umumnya

memiliki kelayakan hidup yang lebih rendah.

Berdasarkan permasalahan tersebut, salah satu intervensi kesehatan

yang paling efektif untuk pencegahan kematian dan kesakitan ibu adalah

pelayanan prenatal, khususnya ditempat yang status kesehatan umum

wanitanya buruk. Pelayanan kesehatan prenatal mempunyai beberapa fungsi

utama yaitu :

1. Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas

pendidikan.

2. Melakukan skrinning, identifikasi wanita dengan kehamilan risiko

tinggi dan merujuknya jika perlu.

Page 14: Bab 3 Pembahasan Kel 4 GP

33

3. Memantau kesehatan selama kehamilan dalam usaha mendeteksi dan

mencegah masalah yang terjadi.

Selain itu, dilakukan pemberdayaan kader posyandu. Tujuan

pemberdayaan kader posyandu adalah meningkatkan kemampuan dan

kinerja kader posyandu sehingga mampu mempertahankan dan

meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak. Revitalisasi

posyandu diutamakan pada posyandu yang sudah tidak aktif atau rendah

stratanya dan posyandu yang berada di daerah yang sebagian besar

penduduknya tergolong miskin. Dukungan materi dan non materi dari

tokoh masyarakat setempat baik pimpinan formal maupun informal sangat

diperlukan dalam menunjang pelaksanaan kegiatan posyandu.

Pendidikan kesehatan selama pelayanan prenatal juga dapat

diberikan secara individu dan informal atau sistematis dalam kelompok.

Materi pendidikan mencakup topik umum seperti gizi dan perawatan selama

kehamilan. Kesempatan itu harus digunakan untuk memberikan informasi

pada wanita mengenai tanda yang berbahaya dalam kehamilan. Termasuk

langkah yang harus diambil pada keadaan tersebut. Pemantauan pelayanan

prenatal yang penting adalah pencegahan, deteksi dan pengobatan anemia

yang berperan penting dalam kesakitan dan kematian ibu. Distribusi tablet

zat besi dan penyuluhan manfaat zat besi untuk ibu hamil juga terus

ditingkatkan.

Seorang ibu hamil memiliki kebutuhan gizi khusus untuk mengatasi

kejadian anemia pada kehamilan. Beberapa kebutuhan gizi ibu hamil dapat

ditutupi dengan makanan sehat yang seimbang. Selain makanan sehat, pada

saat kehamilan dibutuhkan vitamin. Idealnya adalah tiga bulan sebelum

kehamilan. Hal ini dapat membantu mendapatkan gizi yang dibutuhkan.

Namun, terkadang dibutuhkan tambahan makanan bahkan suplemen sesuai

dengan kebutuhan.

Page 15: Bab 3 Pembahasan Kel 4 GP

34

Secara rinci kecukupan gizi yang dianjurkan bagi wanita hamil dapat

dilihat pada tabel berikut (16):

Tabel 7. Kecukupan gizi yang Dianjurkan bagi Wanita Hamil

Zat gizi Tidak hamil HamilEnergi ( kal ) 1900 ± 285Protein ( g ) 44 ± 12Vitamin A ( RE) 500 ± 200Vitamin C ( Mg ) 30 ± 10Asam folat ( Mcg ) 150 ± 50Niasin ( Mg ) 8,4 ± 1,3Riboflavin ( Mg ) 1,0 ± 0,2Tiamin ( Mg ) 0,9 ± 0,2Vitamin B12 ( Mcg ) 1,0 ± 0,3Kalsium 600 ± 400Fosfor 450 ± 200Iodium 150 ± 25Besi 25 ± 20Zinc 15 ± 5

Makanan sehat bagi ibu hamil harus memenuhi syarat, antara lain (16):

1. Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh

anda dan pertumbuhan bayi.

2. Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi

3. Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi bayi.

4. Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan sehat,

kadar gula darah, dan tekanan darah.

5. Asam folat dan B12 seperti serelia, nuts, sayuran hijau, jamur, yolk, jeruk,

pisang, dan lain-lain. 400-600 mcg/hr Asam folat penting untuk mencegah

tridnya gangguan pada syaraf.

6. Mineral (Kalsium dan Magnesium) dibutuhkan untuk pembentukan tulang

dan gigi. Kurangnya intake kalsium menyebabkan pengambilan kalsium

pada tulang ibu oleh tubuh. Pada minggu akhir kehamilan kalsium sebesar

300 mg/hr ditransfer ke bayi. Susu dan produk susu, ikan yag bisa

dimakan tulangnya, biji-bijian, produk kedelai, sayuran hijau dan buah

Page 16: Bab 3 Pembahasan Kel 4 GP

35

kering. Zat besi seperti hati, daging merah, yolk, sayuran hijau,dan lain-

lain.

Dalam menyusun menu untuk ibu hamil dengan anemia maka harus

mengikuti pedoman menu bagi ibu hamil, antara lain (17):

1. Makan dua kali lebih dari biasanya. Tidak hanya dari jumlah porsi, tetapi

lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan

yang dikonsumsi.

2. Makanan dapat diberikan 4 - 6 kali waktu makan sesuai dengan

kemampuan ibu, tidak memaksa untuk menghabiskan makanan yang

tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin muntah.

3. Membatasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang

seperti cabe, makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang

beralkohol semacam tape.

4. Mengusahakan mengonsumsi makanan dalam komposisi seimbang,

dengan susunan yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau

ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi

buah-buahan @ 100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai

ganti serta 1 sdm minyak atau lemak.

5. Memberikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih,

sari buah seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau

sebagai pengganti cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak

berkeringat dan sering buang air kecil karena kandung kemih yang

terdesak oleh pertumbuhan janin. Selain itu, menghindari minuman

berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink (minuman ringan) pemicu

hipertensi.

6. Menghindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi

pengawet dan pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena

dapat membahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering

dihubungkan dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Selain

itu, mewaspadai tulisan pada kemasan seperti amaranth, potassium nitrit,

Page 17: Bab 3 Pembahasan Kel 4 GP

36

sodium nitrit, sodium nitrat, formalin, boraks, sianida, rodhamin B, dan

sebagainya.

7. Menghindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta

lemak namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan

kecil, coklat, karena akan mengakibatkan mual dan muntah.

8. Bagi ibu yang hamil muda, mengonsumsi makanan dalam bentuk kering,

porsi kecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis

biskuit yang lain, karena biasanya mereka tidak berselera makan.

9. Menghindari mengonsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya

tidak sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang

membahayakan. Caranya dengan memasak makanan sampai matang benar

dan mencuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dan

sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi.

10. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.

Susunan menu seimbang untuk ibu hamil dengan anemia, dapat dilihat

pada tabel berikut (17):

Tabel 8. Susunan Menu Seimbang untuk Ibu Hamil dengan Anemia

Bahan makanan

sehariPorsi E. Kal Karbohidrat

Lemak (gr)

Protein (gr)

Makanan pokok

5 875 200 - 20

Sayuran 3 75 15 - 3Protein hewani

3 150 - 6 21

Protein nabati 2 150 14 6 10Buah 2 100 24 - -Susu 1 125 10 6 14Minyak 6 300 - 30 -gula 2 100 24 - -Jumlah 1875 287 48 68Kebutuhan 1790 268,5 49,72 67,125Persentasi (%) 104,7 106,9 96,5 101

Page 18: Bab 3 Pembahasan Kel 4 GP

37

Adapun contoh menu makanan untuk ibu hamil dengan anemia, dapat

dilihat pada tabel berikut (17):

Tabel 9. Contoh Menu Makanan untuk Ibu Hamil dengan Anemia

Waktu Menu PorsiPagi Biskuit

Susu sapi1 porsi

Selingan I Mie ayam dengan bayam dan ayam tanpa kuli+minyak kelapa

1 porsi

Siang Nasi PutihKol tumis+minyak sananBabat+minyak sananJus AlpukatGula

1 porsi1 porsi1 porsi

Malam Nasi putihTempe goreng+minyak kelapaBuncis+minyak kelapaIkan+minyak kelapaPisangTablet Fe (60 mg elementasi besi, 0,25 mg asam folat)

1 porsi1 porsi1 porsi1 porsi

Selingan II KrakersSusu kedelai bubuk+gulaMelon

1 porsi