4 PEMBAHASAN

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang terbentang di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan kebudayaan bahkan bangunan arsitektur dari setiap suku di setiap wilayahnya. Sungguh sangat menakjubakan karena biarpun Indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda suku bangsanya, tetapi kita semua dapat hidup rukun satu sama lainnya. Arsitektural pada suatu masjid menjadi salah satu kajian menarik dalam menelaah suatu budaya lokal Indonesia. Keragaman bentuk bangunan Masjid di Indonesia memperkaya kajian bidang ilmu Arsitektur di Indonesia. Menarik karena setiap identitas budaya suku bangsa di Indonesia menampilkan kekhasannya dalam banyak segi, apakah dalam bentuk konkrit atau abstrak, eksplisit atau implisit, materi maupun immateri bangunan itu sendiri. Seiring arus moderenisasi yang juga menjadi mainstream atas perubahan-perubahan atau pergeseran- pergeseran nilai budaya lokal, pandangan tentang konsep Masjid di Indonesia lebih mengarah pada pendekatan penghawaan, sehingga Jamaah dalam masjid dapat merasa nyaman dalam melakukan ibadah. Mesjid Raya Makassar, merupakan bahan kajian pada pembahasan kali ini. Gaya Arsitektural yang tampak pada bangunan menciririkan gambaran arsitektur Islam yang memanfaatkan pemberian Allah SWT. melalui penghawaan alami pada bangunan tersebut. Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 1

Transcript of 4 PEMBAHASAN

Page 1: 4 PEMBAHASAN

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang terbentang di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan kebudayaan bahkan bangunan arsitektur dari setiap suku di setiap wilayahnya. Sungguh sangat menakjubakan karena biarpun Indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda suku bangsanya, tetapi kita semua dapat hidup rukun satu sama lainnya.

Arsitektural pada suatu masjid menjadi salah satu kajian menarik dalam menelaah suatu budaya lokal Indonesia. Keragaman bentuk bangunan Masjid di Indonesia memperkaya kajian bidang ilmu Arsitektur di Indonesia. Menarik karena setiap identitas budaya suku bangsa di Indonesia menampilkan kekhasannya dalam banyak segi, apakah dalam bentuk konkrit atau abstrak, eksplisit atau implisit, materi maupun immateri bangunan itu sendiri.

Seiring arus moderenisasi yang juga menjadi mainstream atas perubahan-perubahan atau pergeseran-pergeseran nilai budaya lokal, pandangan tentang konsep Masjid di Indonesia lebih mengarah pada pendekatan penghawaan, sehingga Jamaah dalam masjid dapat merasa nyaman dalam melakukan ibadah.

Mesjid Raya Makassar, merupakan bahan kajian pada pembahasan kali ini. Gaya Arsitektural yang tampak pada bangunan menciririkan gambaran arsitektur Islam yang memanfaatkan pemberian Allah SWT. melalui penghawaan alami pada bangunan tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah

Melihat semua hal yang melatarbelakangi Penghawaan Pada Masjid Raya Makassar maka, kami menarik beberapa masalah dengan berdasarkan kepada :

1. Kurangnya perhatian dari masyarakat kebanyakan pada Penghawaan Masjid Raya Makassar.

2. Perlu penambahan ilmu tentang Penghawaan pada bangunan selain dari yang telah diberikan oleh Pengajar (dosen)

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 1

Page 2: 4 PEMBAHASAN

1.3 Pembatasan Masalah

Penghawaan Pada Masjid Raya Makassar digolongkan pada Penghawaan Alami dan Penghawaan Buatan.

1.4 Perumusan Masalah

Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Penghawaan itu?2. Dimana Letak Mesjid Raya Makassar ?3. Bagaimana Penghawaan Pada Mesjid Raya Makassar ?

1.5 Kegunaan PenelitianKegunaan penelitian ini adalah sebagai informasi bagi masyarakat

termasuk didalamnya adalah pengajar dan pelajar agar lebih memahami tentang Penghawaan Masjid Raya Makassar.

1.6 Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang penghawaan bangunan2. Mahasiswa dapat mengetahui Letak Masjid Raya Makassar3. Mahasiswa dapat mengetahui Penghawaan Pada Masjid Raya

Makassar

1.7 Metode Penulisan

Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, tim penulis mempergunakan metode observasi atau teknik pengamatan langsung, teknik wawancara, dan teknik studi kepustakaan atau studi pustaka. Tidak hanya itu, kami juga mencari bahan dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang berjangkauan internasional yaitu, Internet.

1.8 Waktu dan Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di Makassar tepatnya di Masjid Raya Makassar

dalam jangka waktu satu hari. Dimulai dari pengumpulan data hingga penulisan hasil akhir penelitian.

1.9 Sistematika Penulisan

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 2

Page 3: 4 PEMBAHASAN

Pada karya ilmiah ini, akan dijelaskan hasil penelitian dimulai dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, kegunaan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, waktu dan lokasi penelitian, sampai terahir kepada sistematika penelitian.

Dilanjutkan dengan bab ke dua yang berisi tentang masalah yang diangkat, yaitu tentang Penghawaan, Letak Mesjid Raya Makassar sampai Penghawaan Pada Mesjid Raya Makassar

Bab ketiga merupakan bab penutup dalam laporan ini. Pada bagian ini, tim penulis menyimpulkan uraian yang sebelumnya sudah disampaikan, dan memberi saran.

BAB IIPEMBAHASAN

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 3

Page 4: 4 PEMBAHASAN

2.1 Apakah Penghawaan Bangunan Itu ?

Penghawaan adalah proses pemanfaatan sirkulasi udara sehingga sirkulasi udara menjadi lancar dan mempercepat pelepasan panas dan pada akhirnya rumah menjadi lebih dingin. Upaya yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan potensi angin di antaranya adalah dengan melakukan penataan ruang luar berupa taman dan penataan ruang dalam berupa susunan ruang termasuk perletakan dinding “bernapas”.

Upaya penataan ini sebenarnya telah dilakukan oleh masyarakat sejak zaman dahulu pada bangunan tradisional mereka namun seiring dengan perubahan gaya hidup yang semakin modern dan penggunaan peralatan mekanis yang serbapraktis, upaya ini sering kali diabaikan. Salah satu contohnya yaitu pada bangunan tradisional Melayu perletakan bukaan terlihat dominan pada dinding rumah seperti penggunaan ventilasi, jalusi, dan penggunaan dinding kayu untuk mengatasi udara panas di dalam bangunan.

Bangunan modern saat ini cenderung menggunakan elemen bukaan seperti kisi-kisi sebagai elemen estetis saja, bukaan yang minimal pada bangunan dan penggunaan AC (air conditioner) sebagai pendingin bangunan. Di sisi lain, teknologi memang diciptakan untuk memudahkan dan memberikan kenyamanan bagi manusia, namun dalam kondisi krisis energi saat ini dengan naiknya harga listrik per kWh dan terjadinya pemadaman listrik secara bergilir penggunaan peralatan mekanis tersebut kurang produktif dan menyebabkan ketidaknyamanan penghuni rumah. Kondisi tersebut dapat diminimalisasi memaksimalkan potensi angin ke dalam bangunan melalui penataan ruang luar dan ruang dalam.

Dalam kehidupan kemudian dikenal dua penghawaan yang ada, yaitu Penghawaan Alami dan Penghawaan Buatan

2.1.1 Penghawaan AlamiLancarnya aliran udara di dalam bangunan merupakan salah

satu faktor penting yang dapat mendukung kenyamanan penggunaan. Oleh karena itulah peralatan listrik untuk mendukung penghawaan buatan diproduksi dan dikembangkan dengan perbaikan teknologi yang mutakhir. Peralatan listrik yang disebut ’air

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 4

Page 5: 4 PEMBAHASAN

conditioner’ atau AC tersebut demikian tinggi fluktuasi inovasi teknologinya mulai dari sistem sampai dengan pengecilan daya yang ditawarkan. Di sisi lain, bangunan ramah lingkungan yang tidak menggunakan penghawaan buatan juga perlu pula untuk dipelajari dan dikembangkan teknologinya. Penggunaan penghawaan alami yang baik menjamin efisiensi biaya operasional bangunan serta mempertinggi naturalitas yang berpengaruh pada kualitas arsitektural.

Pada dasarnya penghawaan alami di dalam bangunan merupakan jaminan akan adanya aliran udara yang baik dan sehat dengan kesejukan yang sewajarnya. Untuk mendapatkan penghawaan yang baik perlu dirancang bentuk, elemen dan detail arsitektur yang bertujuan mengoptimalkan aliran udara sejuk. Pertimbangan utama dalam perancangan optimalisasi penghawaan alami adalah dengan menganalisis datangnya arah angin.

Secara umum angin memiliki arah yang dipengaruhi iklim makro. Sebagai contoh di wilayah Indonesia angin dalam iklim makro mengalir dari arah Tenggara ke Barat Daya. Namun demikian iklim mikro yang dipengaruhi cuaca dan bentuk-bentuk di sekitar bangunan akan lebih mempengaruhi aliran angin tersebut. Ada teori penataan masa bangunan yang di buat berselang-seling hingga aliran angin dapat lebih lancar tanpa tertutupi salah satu bangunan. Bentuk lain dari pengelolaan lingkungan sekitar bangunan adalah rancangan tangkapan angin dengan masa bangunan yang menyudut hingga mengarahkan angin lebih keras.

Untuk penataan ruang dalam bangunan juga dapat diatur hingga ada aliran angin dari lokasi ruang yang dingin menuju ke lokasi ruang lain yang panas. Hal ini perlu dipahami dengan ilmu fisika yang menetapkan bahwa udara akan mengalir dari tempat bertekanan rendah pada suhu yang dingin menuju tempat bertekanan tinggi pada suhu yang panas. Jika dalam satu bangunan terdapat ruang panas dibagian atap, sedang ruang dingin di bagian bawah yang terteduhi pohon atau terdinginkan dengan kolam, maka perlu diatur ruang-ruang diantaranya sehingga menjadi penghubung dua lokasi ruang yang berbeda tekanan dan suhu tersebut. Ruang-ruang antara

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 5

Page 6: 4 PEMBAHASAN

ini seayaknya memiliki bukaan atau dibuat dengan partisi yang tidak memenuhi dinding sehingga dapat mengalirkan angin.

Dalam kasus tertentu arah angin dapat sejajar dengan dinding, oleh karenanya perlu rancangan detail arsitektur agar membentuk bukaan yang mampu menangkap arah angin tersebut. Sirip-sirip yang diletakkan vertikal di samping jendela akan dengan mudah menangkap angin dan mengalirkannya ke dalam ruang hingga tercapai kesejukan. Dalam satu ruang minimal perlu diletakkan dua jendela dalam posisi yang berjauhan agar terjadi ventilasi silang (cross ventilation).

Perlu diwaspadai pula bahwa angin ini terkadang membawa debu. Lingkungan luar yang penuh dengan perkerasan atau terbuka dengan penutup tanah/pasir berpotensi menerbangkan debu hingga terbawa angin masuk ke dalam bangunan. Untuk mengantisipasi selayaknya di sekeliling bangunan banyak ditanam pepohonan dan rumput sebagai filter debu sekaligus pendingin suhu. Rumput dan tanaman perdu yang terkena debu akan bersih ketika terjadi penyiraman pada dedaunan dan membawa kotoran jatuh ke dalam tanah.

Sistem sirkulasi udara pada bangunan biasanya didapatkan melalui ventilasi atau lubang angin. Untuk ruangan diwilayah terluar bangunan menggunakan ventilasi untuk mengalirkan udara, sementara untuk ruangan yang posisinya ditengah bangunan bisa menggunakan channel penangkap angin, atau biasa disebut saluran penangkap angin atau menara penangkap angin. Untuk membuat udara bisa mengalir alami biasanya lubang ventilasi dibuat pada dua buah bidang dinding. Perbedaan tekanan didalam dan diluar bangunan akan membantu udara mengalir dari ventilasi pada bidang dinding yang satu menuju vetilasi pada bidang dinding yang lain. Jumlah ventilasi udara pada bangunan (rumah) harus cukup untuk mendukung proses sirkulasi udara , mengalirkan udara segar dari luar kedalam ruangan.

Bentuk ventilasi udara yang biasa digunakan adalah jendela konvensional dengan daun jendela dari kaca atau panel kayu yang

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 6

Page 7: 4 PEMBAHASAN

bisa dibuka lebar pada siang hari. Kemudian ada pula jendela bouvenlicht, yaitu jendela dengan 2 bilah kaca yang memiliki celah diantara keduanya yang memungkinkan terjadinya pertukaran udara. Bouvenlicht biasanya dipasang pada kamar mandi atau toilet. Ada pula jenis jendela kaca nako dengan bilah-bilah kaca yang bisa dibuka tutup. Selain itu, juga bisa dibuat ventilasi udara berbentuk lubang kisi-kisi angin dengan susunan horizontal pada dinding bangunan. Metode untuk membuat lubang ventilasi juga bervariasi mulai dengan membuat lubang dinding, kusen kayu dengan kisi-kisi arah horizontal , ataupun menggunakan rooster dari bahan beton, metal, aluminium atau kayu.

Sistem yang paling baik digunakan untuk merancang sistem sirkulasi udara (penghawaan) yang alami adalah dengan sistem ventilasi silang (cross ventilation), pada sistem ventilasi silang sirkulasi udara diatur sedemikian rupa agar bisa mengalir dari satu titik ventilasi udara menuju titik ventilasi udara lain, dan begitu sebaliknya. Dengan adanya perbedaan tekanan didalam dan diluar bangunan, maka aliran udara tidak akan ‘terjebak’ di dalam rumah, yang menyebabkan rumah terasa pengap dan panas. Cara yang lain juga bisa dilakukan dengan membuat taman yang disertai void di dalam rumah, taman dan void didalam rumah akan membantu proses sirkulasi udara ditengah-tengah ruangan didalam rumah yang berjarak lumayan jauh dari bidang dinding.

Pada kenyataannya, saat ini sulit didapatkan ruang terbuka yang cukup, terutama di kota besar atau daerah industri, untuk mendapatkan tangkapan udara segar agar dapat masuk ke dalam ruangan, karena semua lahan telah yang ada dimanfaatkan untuk bangunan, atau ruang tertutup. Apalagi adanya polusi udara pada daerah tempat bangunan itu berada. Untuk itu pemanfaatan lahan yang sempit untuk penghawaan alami sangat penting untuk dipikirkan dan diteliti agar dapat membantu kita dalam membuat desain bangunan arsitektur yang bagus dengan kenyamanan yang terjamin. Atau bagaimana memanfaatkan atau mengolah udara yang telah kotor dan berdebu sehingga masih dapat dimanfaatkan untuk penghawaan alami. Karena bagaimanapun juga dalam suatu ruangan

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 7

Page 8: 4 PEMBAHASAN

yang misalnya telah menggunakan penghawaan buatan, masih tetap memerlukan pergantian udara.

Pemberian Bukaan pada Atap

Salah satu cara untuk mendapatkan penghawaan alami adalah dengan membuat bukaan pada atap yang kita buat. Untuk membuat bukaan pada atap ada banyak cara yang dapat kita gunakan.

Pemberian Bukaan di Tengah Bangunan

Dalam suatu bangunan di lingkungan yang produktif dimana lahan menjadi sangat mahal, sering semua tempat yang ada dipenuhi untuk bangunan demi efisiensi, demikian juga biaya untuk bangunan bertingkat sangat tinggi. Untuk dapat memanfaatkan sedikit lahan terbuka yang dapat digunakan pada seluruh ruangan yang ada, kita dapat membuat lahan terbuka di tengah-tengah bangunan. Dengan bukaan yang ada di tengah, maka dapat dimanfaatkan pada semua ruangan yang berada di kanan dan di kiri lahan terbuka tersebut.

Dinding Bernafas dan Pengarahan Aliran Udara

Yang dimaksud dinding bernafas adalah dinding pembatas yang mempunyai lubang-lubang sehingga memungkinkan adanya aliran udara. Dinding bernafas sangat penting sebagai salah satu cara untuk mendapatkan adanya pergantian udara demi kenyamanan pada ruangan. Untuk mengarahkan aliran udara atau membelokkan arah angin, perlu memanfaatkan adanya perbedaan tekanan udara, yaitu dengan pemberian vegetasi atau dinding.

Pada daerah ini cenderung gelap dan pengap, maka untuk menyelesaikannya perlu dibuat dinding bernafas (dinding yang mempunyai banyak lubang-lubang), dan pembelokan aliran angin.

Lubang Angin

Lubang angin sudah sangat umum dipakai pada bangunan sebagai sarana untuk pergantian udara. Bahkan lubang ini juga sering dimanfaatkan untuk estetika, mendampingi pintu dan jendela.

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 8

Page 9: 4 PEMBAHASAN

Salah satu bentuk lubang angin adalah lostos atau lupangan, yang biasanya diletakkan di atas pintu atau jendela. Selain untuk keindahan, lubang ini dapat memasukkan atau mengeluarkan udara alami, sehingga ruangan yang ada di dalamnya menjadi segar dan sehat.

Mengatur Arah Angin

Salah satu cara yang paling mudah untuk mendapatkan aliran udara di dalam bangunan kita adalah dengan membuka dinding ke arah angin datang. Dalam keadaan demikian maka kita tinggal mengatur besar kecilnya pembukaan untuk mengalirkan udara ke dalam bangunan sehingga kita bisa mendapatkan tingkat kenyamanan yang sesuai dengan keinginan kita.

Tetapi adakalanya kita terpaksa menutup dinding ke arah datangnya angin. Dalam hal demikian maka kita bisa mengupayakan agar angin tersebut berbelok dari samping bangunan dan barulah kemudian kita masukkan ke dalam ruang-ruang dalam bangunan itu.

Memperlambat Kecepatan Angin

Angin yang terlalu kencang masuk ke dalam bangunan kita tentu saja akan terasa kurang nyaman bagi kita. Untuk itu kita dapat memperlambat kecepatan angin yang dimaksud dengan cara memasang tabir-perlambatan.

Ventilasi Silang

Oleh Texas Engineering Experiment Station, telah dilakukan penelitian tentang ventilasi silang dengan hasil sebagai gambar-gambar di bawah ini:

a. Tak ada arus, karena tak ada jalan keluar.

b. Lubang keluar sama luas dengan lubang masuk. Arus ventilasi yang terjadi baik untuk daerah kedudukan tubuh manusia. Lebih baik bila lubang keluar diperluas lagi.

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 9

Page 10: 4 PEMBAHASAN

c. Lubang masuk tinggi lubang keluar rendah, tidak baik, karena menimbulkan daerah udara-mati di bawah lubang masuk, yang justru merupakan tempat yang balk dan dibutuhkan oleh tubuh manusia.

d. Lubang-lubang luas, ventilasi baik sekali. Penambahan lubang keluar, memperbaiki situasi pada daerah tubuh manusia.

e. Pada lubang masuk diberikan semacam overstek dan angin langsung keluar lewat lubang sisi keluar.

f. Pada sisi keluar ditambahkan satu lubang di bagian bawah, dan terjadilah perbaikan aliran udara pada daerah tubuh manusia.

g. Dengan melepas sedikit overstek, aliran udara menjadi lebih baik lagi.

h. Dengan kasa-kasa ventilasi dapat lebih diperbaiki lagi.

Secara umum dapatlah disebutkan bahwa kecepatan aliran udara di dalam bangunan ditentukan antara lain oleh perbandingan besarnya lubang keluar terhadap lubang masuk. Makin besar angka perbandingan ini, semakin cepat aliran udara terjadi di dalam bangunan. Tentu saja juga harus dihindarkan adanya aliran yang terlalu keras karena hal demikian akan merupakan gangguan terhadap fungsi dan kenyamanan tubuh kita.

2.1.2 Penghawaan Buatan

Manusia membutuhkan lingkungan udara ruang yang nyaman (thermal comfort) untuk melakukan aktivitas secara optimal. Dengan adanya lingkungan udara yang nyaman ini manusia akan dapat beraktifitas dengan tenang dan sehat. Keadaan udara pada suatu ruang aktifitas sangat berpengaruh pada kondisi dan keadaan aktifitas itu. Bila dalam suatu ruangan yang panas dan pengap, manusia yang melakukan aktivitas di dalamnya tentu juga akan sangat terganggu dan tidak dapat melakukan aktifitasnya secara baik, dan ia merasa tidak kerasan. Maka kenyamanan dalam ruangan yang menyangkut udara harus terpenuhi yaitu meliputi: temperatur udara, kelembaban udara, pergerakan udara, dan tingkat kebersihan udara.

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 10

Page 11: 4 PEMBAHASAN

Untuk mendapatkan kondisi ruangan yang memenuhi thermal comfort atau kondisi yang harus memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan yang kita inginkan, tanpa adanya ketergantungan dengan lingkungan luar, maka digunakan penghawaan buatan (air conditioning). Penghawaan buatan di sini memiliki pengertian bahwa udara dalam ruang dikondisikan berdasarkan beban kalor yang terjadi pada ruangan tersebut.

Agar didapatkan suatu sistim serta kapasitas pendingin yang tepat, maka perlu diketahui besarnya beban kalor pada ruang/bangunan (karena fungsi AC adalah untuk menghapus beban kalor tersebut) sehingga suhu dan kelembaban udara tetap nyaman. Besar beban kalor yang terjadi ditentukan oleh: hantaran panas radiasi matahari, hantaran panas secara transmisi, hantaran panas ventilasi atau infiltrasi, beban panas intern (manusia dan peralatan elektronik atau mesin).

Dengan memperhatikan hal di atas, maka didalam desain ruang atau bangunan yang menggunakan penghawaan buatan, harus menyertakan pertimbangan-pertimbangan berikut:

Bentuk cenderung beraturan agar memudahkan dalam perencanaan sistem penghawaannya.

Bentuknya diusahakan disejajarkan dengan arah aliran angin

Langit-langit/plafon dibuat relatif rendah untuk memperkecil volume ruang.

Agar memberi kondisi yang nyaman secara terus-menerus dalam suatu bangunan, sistem-sistem penghawaan harus mempertahankan keseimbangan antara kondisi-kondisi termal dan atmosfer dalam dan kondisi-kondisi iklim yang terus-menerus berubah di luar ruangan dan di dalam ruangan itu sendiri. Jika suasana panas, sistem harus memberi cukup udara sejuk untuk mengatasi panas yang diperoleh dari luar. Dalam keadaan dingin, ia harus memberi cukup panas untuk menggantikan panas yang hilang.Kenyamanan termal langsung berhubungan dengan tubuh manusia yang selalu membuang panas yang berlebihan. Dalam keadaan normal pemindahan panas ini terjadi antara tubuh dan udara disekitarnya. Namun demikian tubuh manusia memiliki pertahanan mekanisme alami yang terus-menerus bekerja untuk mempertahankan keseimbangan yang diperlukan antara timbulnya

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 11

Page 12: 4 PEMBAHASAN

panas dan pembuangan panas yang dihasilkan. Mekanisme-mekanisme ini bekerja untuk mempertahankan suhu tubuh yang normal, dengan mengendalikan jumlah pembuangan panas tersebut. Bila laju kehilangan panas terlalu lambat, kita berkeringat. Keringat tersebut menambah laju kehilangan panas karena penguapan. Jika laju kehilangan panas terlalu cepat, kita mulai menggigil. Hal ini menyebabkan meningkatnya pembangkitan panas guna mengimbangi kehilangan panas.

Salah satu jaringan distribusi penting dalam sebuah bangunan ialah sistem pengadaan udara yaitu sistem pemanasan/pendinginan, ventilasi, dan air conditioning (AC). Tujuan dari sistem pengendalian penghawaan ini adalah memberikan kondisi-kondisi suhu dan suasana yang nyaman, yang dicapai dengan mengolah dan mendistribusikan udara yang disejukkan ke seluruh bangunan. Sebenarnya, pengolahan suhu hanya merupakan salah satu dari pengolahan pada udara sebelum disampaikan kepada para penghuni. Penyesuaian termal mengatur suhu, kelembaban, dan distribusi udara. Penyesuaian atmosfir mengatur kebersihan dan mengendalikan bau-bau.

Berbeda dengan jaringan-jaringan distribusi yang berlangsung di seluruh bangunan, sistem AC dan bagian-bagian komponennya menghendaki jumlah ruang yang cukup. Meskipun demikian pemahaman dan pengetahuan tentang implikasi-implikasi sistem AC untuk arsitektur sangat penting artinya untuk diperhatikan. Selain itu sistem ini pada dewasa ini mendapat perhatian khusus dalam penggunaannya dipandang dari sisi penghematan energi.

Bila suatu bangunan berada didaerah perkotaan dan kondisi bangunan memang benar-benar tidak memungkinkan untuk menggunakan penghawaan alami (faktur polusi, kepadatan atau tingkat kerapatan bangunan yang tinggi), kita dapat menggunakan sistem penghawaan buatan seperti Air Conditioner (AC). Tentu harus direncankan dengan jelas berapa kapasitas dan jumlah Air Conditioner yang akan dipergunakan.

Penghawaan buatan dapat dibagi menjadi :

1. Mekanik2. Non Mekanik

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 12

Page 13: 4 PEMBAHASAN

Mekanik biasanya menggunakan kipas angina, exhaust fan, inhaust fan, dan Non Mekanik biasanya menggunakan AC (Air Conditioner atau pengkondisian udara).

Beberapa alasan menggunakan AC antara lain :a. SuhuApabila tubuh manusia sudah tidak bias menyesuaikan

dengan kondisib. Polusic. Desain Ruangd. Sirkulasi Buruk

2.2 Letak Masjid Raya Makassar

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 13

Page 14: 4 PEMBAHASAN

Gambar 1 (Masjid Raya Makassar)

Di Metropolitan Makassar ini berdiri Masjid megah yang juga menyimpan sejarah bagi Masyarakat Makassar dan bagi negeri ini, yakni Masjid Raya Makassar yang akan kita ulas dalam pembahasan kali ini, satu dari dua masjid penting di kota Makassar. Membaca sejarah pembangunan masjid ini mungkin akan membuat tercengang sebagian orang ketika tahu biaya yang dulu dikeluarkan untuk membangunnya. Hanya 1,2 juta rupiah saja untuk sebuah masjid besar nan megah itu. Murah bukan ?. Tunggu dulu. Sepertinya anda membutuhkan kalkulator untuk mengkonversi angka tersebut ke nilai rupiah saat ini, agar dapat memahami betapa besarnya biaya 1.2 juta rupiah di masa tersebut.

Alamat dan Lokasi Masjid Raya Makassar terletak di Jalan Masjid Raya, Bontoala, Andalas Makassar, Sulawesi Selatan.

2.2.1 Sejarah Masjid Raya Makassar

Masjid Raya Makassar, dibangun di atas lahan lapangan sepakbola Exelsior Makassar seluas 13.912 meter persegi yang dihibahkan untuk pembangunan masjid tersebut. Bangunan awal Masjid Raya Makassar dirancang oleh M Soebardjo dan dibangun pada tanggal 25 Mei 1949.

Masjid raya kebanggaan muslim Makassar ini menjadi tempat dilaksanakannya untuk pertama kali perhelatan Musabaqah Tilawatil

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 14

Page 15: 4 PEMBAHASAN

Quran (MTQ) pada tahun pada 1955 silam. Presiden pertama RI, Ir. Soekarno pernah singgah dan melaksanakan sholat Jumat di masjid ini di tahun 1957. Sedangkan mantan Presiden Soeharto juga berkunjung dan sholat Jumat di masjid perjuangan ini pada tahun 1967.

Dana awal pembangunan masjid hanya Rp. 60.000 (enam puluh ribu rupiah) yang diprakarsai K H Ahmad Bone, seorang ulama asal Kabupaten Bone tahun 1947 dengan menunjuk ketua panitia KH Muchtar Lutfi, dua tahun kemudian diresmikan dengan menghabiskan biaya Rp1,2 juta rupiah.

Bangunan induk masjid ini memuat 10 ribu jemaah, jika digabung dengan halaman masjid dapat menampung hingga 50 ribu jemaah. Ketika pertama kalinya ditempati salat Jumat pada Agustus 1949, sekalipun bangunannya belum rampung namun seluruh ruangan penuh sesak hingga melimpah ke jalan umum.

Pada masa itu, pemerintah menganjurkan semua masjid di kota ini ditutup dan bersatu di Masjid Raya guna melaksanakan salat Jumat berjemaah. Kegiatan tersebut membuat tentara KNIL yang masih berkuasa di Makassar, merasa gusar dan menyesali pemberian izin membangun masjid. Sebab, Masjid Raya tidak hanya sebagai tempat ibadah saja tapi juga digunakan sebagai markas pertemuan dan kegiatan pejuang kemerdekaan.

2.2.2 Renovasi Total Masjid Raya Makassar

Seiring perjalanan waktu, Masjid Raya Makassar dirombak total dari bentuk aslinya pada Februari 1999. Saat itu, Ketika Jusuf Kalla melontarkan ide perombakan besar-besaran masjid tersebut, muncul reaksi dengan tudingan sebagai kapitalis murni, dengan tuduhan akan mendirikan plaza di atas lokasi bekas bangunan masjid itu. Namun, seiring dengan perkembangan dan kemajuan pembangunan masjid sejak peletakan batu pertama oleh Gubernur HZB Palaguna 9 Oktober 1999, maka Jusuf Kalla sebagai pebisnis

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 15

Page 16: 4 PEMBAHASAN

membuktikan tekadnya untuk memperbarui bangunan dan model masjid tersebut.

Di balik kontroversi pembangunan kembali masjid kebanggaan masyarakat Makassar itu, masjid itu menjelma menjadi rumah ibadah yang berdiri megah mirip dengan masjid di Timur Tengah dengan sentuhan arsitektural meditaria.

Menurut Yusuf Kalla, renovasi pertama Masjid Raya Makassar sejak dibangun tahun 1949, dilakukan pada tahun 1978 oleh Gubernur Ahmad Lamo. Namun, 29 tahun kemudian atap masjid bocor-bocor sehingga sangat sulit dipertahankan. Karena itu, masjid ini dibangun kembali dengan struktur dan arsitektur baru mengadopsi Masjid Cordoba Spanyol, sementara bangunan lama hanya menyisahkan menara disamping kiri masjid.

Bangunan Masjid Raya Makassar yang baru ini dibangun menggunakan bahan bangunan dari bahan baku lokal sekitar 80 persen, memiliki dua menara setinggi 66,66 meter, berdaya tampung 10.000 jamaah dan fasilitas berupa perpustakaan, kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel.

2.3 Penghawaan Pada Masjid Raya Makassar

Pengembangan karakteristik Masjid Raya Makassar, tidak terlepas dari segi pemanfaatan penghawaan yang ada didalamnya. Namun jika dilihat dari sisi arsitektural, Masjid Raya Makassar sudah dapat digolongkan atau masuk dalam kategori bangunan yang menggunakan system penghawaan alami dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan pemanfaatan lubang angin serta bukaan – bukaan pada Masjid Raya Makassar.

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 16

Page 17: 4 PEMBAHASAN

Gambar 2 (Lubang Angin Pada Exterior Masjid Raya Makassar)

Gambar 3 (Lantai Dua Masjid Raya Makassar, Kiri : Lubang Angin Dilihat Terlihat Dari Luar, Kanan : Lubang Angin Terlihat Dari Dalam)

Pemanfaatan akan penghawaan alami Masjid Raya Makassar dapat kita lihat dari besar serta banyaknya bukaan – bukaan yang ada disekitar Masjid.

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 17

Page 18: 4 PEMBAHASAN

Gambar 4 (Ukuran Bukaan Serta Kolom Penopang yang Cukup Besar Dilihat Dari Sebelah Utara Masjid Raya Makassar)

Gambar 4 (Sebelah Timur Masjid Raya Makassar)

Dari lantai dua masjid menuju ke lantai satu masjid, kita juga dapat menemukan lubang angin sebagai pemanfaatan sirkulasi udara.

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 18

Page 19: 4 PEMBAHASAN

Gambar 5 ( Arah Tangga Masjid Dari Lantai Dua Menuju Lantai Satu )

Pada Lantai satu masjid, kita juga masih menjumpai lubang angin serta bukaan-bukaan pada Masjid Raya Makassar

Gambar 6 ( Lubang Asngin Pada Lantai Satu Masjid )

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 19

Page 20: 4 PEMBAHASAN

Gambar 7 ( Suasana Pada Lantai Satu Masjid )

Gambar 8 ( Spasi Antara Ruang Masjid Dengan Tempat Wudhu )

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 20

Page 21: 4 PEMBAHASAN

Gambar 9 (Penggunaan Lubang Angin Pada Ruang Wudhu Masjid )

Selain pemanfaatan penghawaan alami, Masjid Raya Makassar juga menggunakan sumber penghawaan buatan, hal ini sering terjadi apabila jamaah masjid melebihi kapasitas normal.

Gambar 10 ( Penggunaan Penghawaan Buatan Pada Lantai Dua Masjid )

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 21

Page 22: 4 PEMBAHASAN

Gambar 11 ( Penghawaan Buatan/Kipas Angin Sebanyak 27 Buah Pada Lantai Dua Masjid )

Gambar 12 ( Penghawaan Buatan Pada Lantai Satu Masjid Sebanyak 26 Buah)Selain pemanfaatan bukaan dan lubang angin serta kipas angin yang

ada disekitar bangunan, vegetasi juga ikut mempengaruhi system penghawaan dalam bangunan itu sendiri.

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 22

Page 23: 4 PEMBAHASAN

Gambar 13 ( Pemanfaatan Vegetasi Disekitar Masjid Raya Makassar)

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penghawaan adalah proses pemanfaatan sirkulasi udara sehingga

sirkulasi udara menjadi lancar dan mempercepat pelepasan panas

dan pada akhirnya bangunan menjadi lebih dingin

Penghawaan yang ada pada Masjid Raya Makassar terbagi atas dua

yaitu penghawaan alami dan penghawaan buatan

Selain vaktor bukaan pada bangunan dan pemanfaatan kipas angin,

vaktor lain yang ikut berpengaruh yaitu vegetasi yang ada disekitar

bangunan.

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 23

Page 24: 4 PEMBAHASAN

3.2 Saran

Sedapat mungkin penghawaan pada Masjid Raya Makassar tetap menjadi focus acuan pada desain arsitektur masjid-masjid lainnya.

Penghijauan yang ada dikwasan Masjid Raya Makassar sebaiknya tetap dijaga kelestariannya.

Pengkondisian Ruang, Jurusan Arsitektur, Fak.Teknik, UMI Makassar 24