18. Bab 4 Hasil Dan Pembahasan

16
32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, Indeks Masa Tubuh (IMT), dan tingkat pendidikan. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 20 orang dengan usia responden antara 30 50 tahun. 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik responden pada penelitian ini berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada table 5. Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%) Wanita 10 50 % Pria 10 50% Total 20 100% Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin antara wanita dan pria masing-masing berjumlah 10 orang. Gambar 7. Prosentase (%) Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan gambar 7. Diperoleh bahwa prosentase karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin antara wanita dan pria memiliki prosentase masing-masing sebesar 50%. Wanita 50% Pria 50% Prosentase (%) Berdasarkan Jenis Kelamin

description

Hasil dan Pembahasan penelitian kolesterolemia

Transcript of 18. Bab 4 Hasil Dan Pembahasan

32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia,

Indeks Masa Tubuh (IMT), dan tingkat pendidikan. Jumlah responden pada

penelitian ini adalah 20 orang dengan usia responden antara 30 – 50 tahun.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden pada penelitian ini berdasarkan jenis kelamin

dapat dilihat pada table 5.

Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)

Wanita 10 50 %

Pria 10 50%

Total 20 100%

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin antara wanita dan

pria masing-masing berjumlah 10 orang.

Gambar 7. Prosentase (%) Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan gambar 7. Diperoleh bahwa prosentase karakteristik

responden berdasarkan jenis kelamin antara wanita dan pria memiliki prosentase

masing-masing sebesar 50%.

Wanita 50%

Pria 50%

Prosentase (%) Berdasarkan Jenis

Kelamin

33

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden pada penelitian ini berdasarkan usia dapat

dilihat pada table 6.

Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Prosentase (%)

30 – 35 tahun 2 10%

36 – 40 tahun 5 25%

41 – 45 tahun 4 20%

46 – 50 tahun 9 45%

Total 20 100%

Berdasarkan karakteristik usia pada penelitian ini diproleh bahwa

sebagian besar responden berusia 46-50 tahun yaitu 9 orang, sedangkan

responden dengan usia 30-35 tahun sebesar 2 orang.

Gambar 8. Prosentase (%) Berdasarkan Usia

Berdasarkan gambar8. Diperoleh bahwa prosentase responden

terbanyak berusia 46-50 tahun dengan prosentase sebesar 45%, sedangkan

dengan usia 41-45 tahun sebesar 20%, responden dengan usia 36-40 tahun

25% dan prosentase paling sedikit pada usia 30-35 tahun dengan

prosentase sebesar 10%.

30-35 tahun 10%

36-40 tahun 25%

41-45 tahun 20%

46-50 tahun 45%

Prosentase (%) Berdasarkan Usia

34

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT)

Karakteristik berdasarkan Indeks Massa Tubuh responden pada

penelitian dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT)

Indeks Masa Tubuh

(IMT)

Frekuensi Prosentase (%)

Normal (18.5-22.9) 0 0%

Overweight (23-24.9) 0 0%

Obesitas I (25-29.9) 14 70%

Obesitas II(>30) 16 30%

Total 20 100%

Dari jumlah total 20 orang respoden, 14 orang memiliki indeks

masa tubuh obesitas I dan 6 orang memiliki indeks masa tubuh obesitas II.

Gambar 9. Prosentase (%) Berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT)

Berdasarkan prosentase gambar 9. Diperoleh bahwa 70%

responden pada penelitian ini memiliki indeks masa tubuh obesitas I, 30%

reponden memiliki indeks masa tubuh obesitas I, dan responden yang

memiliki indeks masa tubuh normal serta overweigh memiliki prosentase

masing-masing 0%.

Normal (18.5-

22.9)

0%

Overweight

(23-24.9)

0%

Obesitas I (25-

29.9)

70%

Obesitas

II(>30)

30%

Prosentase (%) Berdasarkan Indeks Masa Tubuh

(IMT)

35

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan responden pada

penelitian ini dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)

SD 0 0%

SMP 5 25%

SMA 7 35%

PTN 8 40%

Total 20 100%

Dari tabel diatas diperoleh bahwa responden terbanyak pada

penelitian ini dengan tingkat pendidikan PTN sebanyak 8 orang, 7 orang

dengan tingkat pendidikan SMA, dan 5 orang dengan tingkat pendidikan

SMP, sedangkan tidak ada responden yang memiliki tingkat pendidika SD

pada penelitian ini.

Gambar 10. Prosentase (%) Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan prosentase Tingkat Pendidikan pada gambar 10.

Diperoleh 40% responden dengan pendidikan PTN, 35% responden

dengan pendidikan SMA, 25% responden dengan tingkat pendidikan

SMA, dan 0% responden dengan tingkat pendidikan SD.

SD

0%

SMP

25%

SMA

35%

PTN

40%

Prosentase (%) Berdasarkan Tingkat Pendidikan

36

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Rata-Rata Kolesterol Total

Karakteristik responden berdasarkan rata-rata kadar kolesterol total

sebelum dan setelah intervensi antara kelompok sari kedelai hitam dan kelompok

obat dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Rata – Rata Kadar Kolesterol Total

Karakteristik Rata – Rata Kadar Kolesterol Total (mg/dL)

Sari Kedelai Hitam Kelompok Obat

Sebelum Setelah Sebelum Setelah

Jenis Kelamin

- Wanita

- Pria

241,6

246,4

213,2

216,4

249,6

243,2

221,6

220

Usia

- 30 – 35 th

- 36 – 40 th

- 41 – 45 th

- 46 – 50 th

239

244

245

248,6

198

196

220

227,3

-

246,6

240

248,8

-

198,6

214

236,8

IMT

- Normal (18.5-22.9)

- Overweight(23-24.9)

- Obesitas I (25-29.9)

- Obesitas II(>30)

-

-

244,5

242,6

-

-

210

226

-

-

243,4

253,3

-

-

214

236,6

Tingkat Pendidikan

- SD

- SMP

- SMA

- PTN

-

244

240

244,5

-

229

220

210

-

254

243,6

238

-

226

221,6

200

Rata-rata kadar kolesterol total responden berdasarkan jenis kelamin pada

penelitian ini diketahui bahwa nilai kadar kolesterol total kelompok sari kedelai

hitam sebelum intervensi pria sebesar 246,4 mg/dl sedangkan wanita 241,6 mg/dl.

Setelah intervensi rata-rata kadar kolesterol total pada pria turun menjadi 216,4

mg/dl dan wanita 213,2 mg/dl. Nilai rata-rata kadar kolesterol total pada

kelompok obat sebelum intervensi pada pria sebesar 243,2 mg/dl sedangkan pada

wanita 249,6 mg/dl. Nilai rata-rata kadar kolesterol total setelah intervensi pada

kelompok obat pada pria turun menjadi 220 mg/dl dan wanita 221,6 mg/dl.

37

Nilai kadar kolesterol total tertinggi berdasarkan usia sebelum intervensi

yaitu pada usia 46-50 tahun dengan rata-rata kadar kolesterol sebelum intervensi

pada kelompok sari kedelai hitam 246,8 mg/dl dan 248,8 mg/dl untuk kelompok

obat. Kadar kolesterol total setelah intervensi pada kelompok sari kedelai hitam

adalah 227,3 mg/dl dan kelompok obat sebesar 236,8 mg/dl. Penurunan yang

terjadi masih belum optimal hingga kadar kolesterol total mencapai < 200 mg/dl,

hal ini sesuai dengan pendapat Stanley dan Beare (2007) yang menyatakan bahwa

kadar kolesterol akan mengalami peningkatan secara bertahap seiring

bertambahnya usia (Hartini,2009).

Responden pada penelitian ini sebagian besar memiliki indeks masa tubuh

obesitas I dan obesitas II. Rata-rata kadar kolesterol total tertinggi sebelum

intervensi terdapat pada kelompok obat dengan kadar kolesterol total sebesar

253,3 mg/dl. Kadar kolesterol total setelah intervesi pada kelompok obat ini turun

menjadi 236,6 mg/dl. Nilai rata-rata kadar kolesterol total setelah intervensi masih

> 200 mg/dl, hal ini disebabkan karena kelebihan berat badan (obesitas)

merupakan faktor yang independen penyebab penyakit kardiovaskuler, karena

dengan berat badan berlebih cenderung mempunyai kadar kolesterol dan lemak

yang lebih tinggi dalam darah serta jumlah kolesterol HDL yang rendah.

(Hartini,2009).

Berdasarkan tingkat pendidikan terendah pada responden penelitian ini

adalah tingkat pendidikan SMP. Tingkat pendidikan SMP pada kelompok obat

sebelum intervensi memiliki rata-rata kadar kolesterol total tertinggi yaitu 254

mg/dl. Setelah intervensi kadar kolesterol total menjadi 226 mg/dl.

38

B. Tingkat Asupan Kolesterol Responden

Tabel 10. Tingkat Asupan Kolesterol Responden Selama Penelitian

Rata-Rata Tingkat Asupan

Kolesterol (mg)

Frekuensi Prosentase (%)

- < 200 mg

- 200 – 300 mg

- > 300 mg

1

5

14

5%

25%

70%

Total 20 100% Federal Dietary Guidelines *Cholesterol < 300 mg/ day for normal, Hipercholesterol <200 mg

Gambar 11. Prosentase (%) Tingkat Asupan Kolesterol Responden

Berdasarkan tingkat asupan kolesterol responden pada gambar 11.

Diperoleh bahwa 70% responden mengkonsumsi kolesterol > 300 mg. Tingkat

asupan ini cukup tinggi karena menurut Kurniawan (2002) tingkat asupan

kolesterol bagi individu normal adalah < 300 mg/hari, sedangkan pada individu

dengan kadar kolesterol tinggi dianjurkan tingkat asupan kolesterol sebesar < 200

mg/hari. Tingkat asupan kolesterol yang berlebihan dan sering dapat

menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dalam darah semakin memburuk.

Mekanisme terjadinya peningkatan kadar kolesterol dalam darah yaitu

berawal dari makanan yang mengandung lemak akan dicerna oleh usus menjadi

asam lemak bebas, trigliserid, fosfolipid dan kolesterol. Kemudian diserap ke

< 200 mg

5%

200 – 300 mg

25% > 300 mg

70%

Tingkat Asupan Kolesterol Responden Selama

Penelitian

39

dalam bentuk kilomikron. Sisa pemecahan kilomikron beredar menuju hati dan

pecah menjadi kolesterol. Sebagian kolesterol ini dibuang ke empedu sebagai

asam empedu dan sebagian lagi bersama-sama dengan trigliserida akan bersekutu

dengan protein tertentu (apoprotein) dan membentuk Very Low Density

Lipoprotein (VLDL), yang selanjutnya dipecah oleh enzin lipoprotein menjadi

Intermediet Density Lipoprotein (IDL) yang tidak bisa bertahan 2-6 jam karena

langsung akan diubah menjadi Low Density Lipoprotein (LDL). Pembentukan

LDL oleh reseptor ini penting dalam pengontrolan kolesterol darah. Disamping itu

dalam pembuluh darah terdapat sel-sel perusak yang dapat merusak LDL. Melalui

jalur sel-sel perusak ini molekul LDL dioksidasi, sehingga tidak dapat masuk

kembali ke dalam aliran darah. Namun jika jumlah kolesterol yang dibawa oleh

LDL berlebihan maka sel-sel perusak tidak mampu mengoksidasi LDL. Hal ini

yang menyebabkan terjadinya penumpukan pada pembuluh darah. Bila

penumpukan kolesterol dalam pembuluh darah terjadi selama bertahun-tahun akan

menyebabkan faktor resiko penyakit kardiovaskuler yang lebih buruk.

Mengingat tingkat asupan kolesterol responden pada ini sangat tinggi,

sehingga dapat mempengaruhi penurunan kadar kolesterol responden. Hal ini

dapat dibuktikan dengan hasil penelitian pada responden selama 3 minggu.

Responden yang memiliki tingkat asupan kolesterol tinggi memiliki penurunan

kadar kolesterol sedikit sedangkan pada responden yang memiliki tingkat asupan

kolesterol rendah memiliki tingkat penurunan kadar kolesterol cukup banyak

selama 3 minggu (data dapat dilihat pada lampiran 9).

40

C. Perbedaan Kadar Kolesterol Total Responden

Tabel 11. Kadar Kolesterol Total Kelompok Intervensi dan Kontrol

Kelompok Sebelum Sesudah Kadar Kolesterol Total

Minimal Maksimal

Kelompok

Intervensi 244 (+5.249) 214.80 (+18.042)

190 mg/dl 242 mg/dl

Kelompok

Kontrol

246.40 ( +6.720) 220.80 (+19.211) 198 mg/dl 240 mg/dl

Kadar kolesterol total responden dalam penelitian ini pada kelompok sari

kedelai hitam (intervensi) kadar kolesterol total terendah sebelum perlakuan yaitu

238 mg/dl, kadar kolesterol total tertinggi sebelum perlakuan yaitu 252 mg/dl

sedangkan kadar kolesterol total terendah setelah perlakuan yaitu 190 mg/dl dan

kadar kolesterol total tertinggi setelah perlakuan yaitu 242 mg/dl.

Kadar kolesterol total terendah pada kelompok kontrol saat pemeriksaan

awal yaitu 238 mg/dl, kadar kolesterol total tertinggi saat pemeriksaan awal yaitu

258 mg/dl sedangkan kadar kolesterol total terendah saat pemeriksaan akhir

yaitu 198 mg/dl dan kadar kolesterol total tertinggi saat pemeriksaan akhir yaitu

240 mg/dl.

1. Perbedaan Kadar Kolesterol Total Sebelum dan Sesudah Intervensi

Kelompok Sari Kedelai Hitam

Tabel 12. Uji Paired T-Test Kadar Kolesterol Total Sebelum dan Setelah

Intervensi Kelompok yang Mengkonsumsi Sari Kedelai Hitam

Kelompok sari

kedelai hitam

Sebelum Sesudah P-value

Mean Mean

244 (+5.249) 214.8(+ 18.042) 0.001

Berdasarkan hasil uji paired t- test diatas diperoleh nilai p = 0,000 < α

(0,05), artinya ada pebedaan yang signifikan antara kadar kolesterol total

41

sebelum dan setelah pemberian sari kedelai hitam selama 3 minggu. Hal ini

menunjukkan bahwa pemberian sari kedelai hitam terbukti mampu menurunkan

kadar kolesterol total pada penderita hiperkolesterolemia. Penurunan kadar

kolesterol total tersebut terjadi karena senyawa bioaktif kedelai seperti isoflavon,

antosianin, dan protein mampu menghambat HMG CoA di dalam hati.

Isoflavon pada sari kedelai hitam mampu menurunkan kolesterol total

dan LDL dalam serum, namun tidak berpengaruh pada kadar HDL (Taku et al,

2007 didalam Muchtadi, 2012). Isoflavon menghambat enzim HMG CoA

reduktase di dalam hati, sehingga kadar kolesterol dalam darah dapat menurun.

Sari kedelai hitam mempunyai kandungan antosianin yang lebih tinggi,

yaitu 29 + 0,56 mg/g dibandingkan dengan kedelai kuning 0,45 + 0,02 mg/g (

Takashi et al, 2005). Pada penelitian yang dilakukan oleh ( Nielsen et al., 2005;

Frank et al., 2002 dalam Novianti et al, 2009) membuktikan antosianin

memberikan efek yang nyata terhadap penurunan kolesterol total. Antosianin

pada kedelai hitam mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi (Astadi et.al.,

2009 dalam Hapsari, 2009), yang memiliki kemampuan menangkal radikal bebas

menyebabkan peroksidase lemak (Stipanuk, 2000; Takahashi et al., 2005 dalam

Hapsari, 2009).

Protein pada sari kedelai hitam juga membantu dalam menurunkan

kadar kolesterol total. Wang et al (2004) menemukan bahwa protein kedelai

dapat mengurangi kadar kolesterol dan trigliserida yang bersikulasi dalam darah

pada penderita hiperkolesterolemia. Moriyama et al (2004) memperlihatkan

bahwa β-konglisinin pada kedelai dapat menghambat aterosklerosis pada mencit.

42

Protein kedelai juga dapat mengubah partikel LDL menjadi komponen yang

kurang aterogenik tanpa mengikut sertakan isoflavon. Selain itu, fungsi protein

yaitu mengikat asam empedu dan kolesterol dalam lumen usus sehingga

memberikan efek penurunan kolesterol total didalam tubuh. (Novianti et al 2009)

Ketiga komponen alami yang ada didalam kedelai hitam itulah yang

saling bekerja sama dalam menurunkan kadar kolesterol total didalam tubuh.

2. Perbedaan Kadar Kolesterol Total Sebelum dan Sesudah Intervensi

Kelompok Kontrol (Obat Antihiperkolesterol)

Tabel 13. Uji Paired T-Test Kadar Kolesterol Total Sebelum dan Setelah

Intervensi Kelompok Kontrol

Kelompok

Kontrol

Sebelum Sesudah P-value

Mean Mean

246.40 ( +6.720) 220.80 (+19.211) 0.002

Dari hasil uji paired t- test diperoleh nilai p = 0,002 < α (0,05), artinya ada

perbedaan yang signifikan antara kadar kolesterol total sebelum dan setelah

mengkonsumsi obat antihiperkolesterol (simvastatin). Sehingga pemberian obat

antihiperkolesterol efektif menurunkan kadar koleterol total. Penurunan kadar

kolesterol total terjadi karena pada obat mampu menghambat HMG CoA

reduktase di dalam hati. HMG CoA merupakan enzim dalam sintesis kolesterol

dan asil-CoA intestinal. (Sundari, 2012)

Mekanisme simvastatin dalam menurunkan kadar kolesterol dengan cara

menghambat 3-hydroxy-3-methylglutaryl koenzim A (HMG-CoA) reduktase.

HMG-CoA reduktase melepaskan precursor kolesterol asam mevalonik dari

43

koenzim A. Kompetitif inhibisi oleh simvastatin menimbulkan respon

kompensasi selular seperti peningkatan enzim HMG-CoA reduktase dan reseptor

Low Density Lipoprotein (LDL). Dikarenakan peningkatan HMG-CoA

reduktase, sintesis kolesterol seluler hanya menurun sedikit, tetapi klirens

kolesterol melalui mekanisme reseptor LDL meningkat secara signifikan.

(Adesta, 2010)

3. Perbedaan Kadar Kolesterol Total pada penderita hiperkolesterolemia

kelompok sari kedelai hitam dan Kelompok Obat

Perbedaan kadar koelsterol total kelompok intervensi dengan kelompok

kontrol pada pasien hiperkolesterolemia di unit rawat jalan Rumash Sakit Umum

Kaliwates Jember hasil analisis yang didapat dengan uji Independent t-test yaitu

rata-rata kadar kolesterol total pasien pada kelompok intervensi yaitu 214.80 dan

rata-rata kadar koelsterol total pasien pada kelompok kontrol yaitu 220.80. Hasil

analisis menunjukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Kadar

Kolesterol total pada penderita Hiperkolesterolemia kelompok intervensi dan

kelompok kontrol (p = 0,481). Data hasil analisis dengan Independent t-test dapat

dilihat pada tabel 14.

44

Tabel 14. Uji Independent T-Test Perbedaan Kadar Kolesterol Total Pada

Penderita Hiperkolesterolemia Kelompok Sari Kedelai Hitam Dan Kelompok

Obat

Kadar

Kolesterol

Total

Intervensi Kontrol P- value

Mean Mean

214.80 (+18.042) 220.80 (+19.211) 0.481

Hasil analisa data terhadap kadar kolesterol total seperti yang tertera pada

table 14. Menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata (p = 0,481 > α 0,05)

pada kadar kolesterol total kelompok sari kedelai hitam dan kelompok obat

antihiperkolesterolemia (simvastatin).

Hal ini membuktikan bahwa penggunaan sari kedelai hitam dan obat

antihiperkolesterol (simvastatin) keduanya memberikan efek penurunan yang

efektif selama 3 minggu walaupun penurunan rata-rata kadar kolesterol total pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol tidak mencapai nilai normal (< 200

mg/dl).

Efektivitas penggunaan sari kedelai hitam dan obat dalam menurunkan

kadar kolesterol sama, yaitu dengan menghambat HMG CoA reduktase di dalam

hati, sedangkan HMG CoA merupakan enzim utama yang berperan dalam

esterifikasi kolesterol sebelum kolesterol di serap dan diubah menjadi kilomikron

di dalam usus (Sundari, 2012).

Isoflavon pada sari kedelai hitam mampu menurunkan kolesterol total

dengan cara menghambat enzim HMG CoA reduktase di dalam hati, sehingga

kadar kolesterol dalam darah dapat menurun.

Sari kedelai hitam mempunyai kandungan anthosianin yang tinggi, yaitu

29 + 0,56 mg/g ( Takashi et al, 2005 didalam Novianti et al 2009). Anthosianin

45

yang merupakan salah satu senyawa flavonoid. Anthosianin pada sari kedelai

hitam diteliti memiliki berbagai aktivitas dalam menghambat terjadinya plak

aterosklerosis pada pembuluh darah melalui berbagai mekanisme. Anthosianin

membantu pengeluaran kolesterol dari jaringan perifer menuju hepar (Sundari,

2012).

Sari kedelai hitam juga mengandung protein. Protein pada sari kedelai

hitam juga membantu dalam menurunkan kadar kolesterol total. Wang et al

(2004) menemukan bahwa protein kedelai dapat mengurangi kadar kolesterol dan

trigliserida yang bersikulasi dalam darah pada penderita hiperkolesterolemia..

Protein pada sari kedelai dapat mengubah partikel LDL menjadi komponen yang

kurang aterogenik tanpa mengikut sertakan isoflavon. Selain itu, Fungsi protein

yaitu mengikat asam empedu dan kolesterol dalam lumen usus sehingga

memberikan efek penurunan kolesterol total didalam tubuh. (Novianti et al, 2009)

Ketiga komponen alami yang ada didalam kedelai hitam itulah yang saling

bekerja sama dalam menurunkan kadar kolesterol total didalam tubuh. Sedangkan

kerja obat antihiperkolesterolemia (simvastatin) dalam menurunkan kadar

kolesterol total dengan cara menghambat HMG CoA reduktase secara kompetitif

pada proses sintesis kolesterol di hati. Mekanisme simvastatin dalam menurunkan

kadar kolesterol dengan cara menghambat 3–hydroxy–3-methylglutaryl koenzimA

(HMG-CoA) reduktase. HMG CoA reduktase melepaskan precursor kolesterol

asam mevalonik dari koenzim A. Kompetitif inhibisi oleh simvastatin

menimbulkan respon kompensasi selular seperti peningkatan enzim HMG-CoA

reduktase dan reseptor Low Density Lipoprotein (LDL). Dikarenakan

46

peningkatan HMG-CoA reduktase, sintesis kolesterol seluler hanya menurun

sedikit, tetapi klirens kolesterol melalui mekanisme reseptor LDL meningkat

secara signifikan (Adesta, 2010)

Sari kedelai hitam dan obat antihiperkolesterol (simvastatin) dalam

penelitian ini sama-sama mampu menurunkan kadar kolesterol total responden,

tetapi berdasarkan hasil rata-rata (mean) kadar kolesterol total diperoleh kadar

kolesterol total >200 mg/dl (diatas normal). Hal ini dapat terjadi karena beberapa

faktor, diantaranya: Faktor usia, tingkat asupan kolesterol, dan lama waktu

intervensi.

Berdasarkan data karakteristik responden yang terdapat pada tabel 6.

diketahui bahwa penderita hiperkolesterolemia yang menjadi responden pada

penelitian ini terbanyak dengan usia 46-50 tahun dengan rata-rata kadar

kolesterol sebelum intervensi 248,6 mg/dl pada kelompok sari kedelai hiam dan

248,8 mg/dl pada kelompok obat. Nilai rata-rata kadar kolesterol total setelah

intervensi diperoleh penurunan kadar kolesterol total menjadi 227,3 mg/dl pada

kelompok sari kedelai hitam dan 236,8 mg/dl pada kelompok obat. Hasil

penurunan rata-rata kadar kolesterol pada kedua kelompok masih belum

mencapai kadar kolesterol normal hal ini sesuai dengan pendapat Nilawati (2008)

bahwa usia merupakan salah satu faktor risiko alami yang mempengaruhi

kesehatan. Hal ini terjadi karena seiring bertambahnya usia mekanisme kerja

bagian-bagian tubuh seseorang akan semakin menurun dan menyebabkan

terjadinya perubahan di dalam jantung dan pembuluh darah. Pendapat tersebut

juga didukung oleh Stanley dan Beare (2007) yang menyatakan bahwa kadar

47

kolesterol akan mengalami peningkatan secara bertahap seiring bertambahnya

usia.

Tingkat asupan kolesterol responden juga menjadi salah satu faktor dalam

penurunan kadar kolesterol total. Pada table 10. bahwa 70% responden

mengkonsumsi kolesterol > 300 mg. Tingkat asupan ini cukup tinggi karena

menurut Kurniawan (2002) tingkat asupan kolesterol bagi individu normal adalah

< 300 mg/hari, sedangkan pada individu dengan kadar kolesterol tinggi

dianjurkan tingkat asupan kolesterol sebesar < 200 mg/hari, nilai rata-rata asupan

tertinggi pada responden penelitian ini sebesar 604 mg sedangkan responden

dengan asupan kolesterol terendah yaitu 156 mg. Mengingat tingkat asupan

kolesterol dapat mempengaruhi penurunan kadar kolesterol, selisih penurunan

kadar kolesterol awal dan akhir pada responden dengan asupan tertinggi lebih

sedikit yaitu 14 mg/dl selama 3 minggu, sedangkan selisih kolesterol awal dan

akhir pada responden dengan asupan kolesterol terendah yaitu 54 mg/dl (data ini

dapat dilihat pada lampiran 9).

Pemberian sari kedelai hitam selama 3 minggu mampu menurunkan kadar

koleserol total, tetapi penurunan kadar kolesterol total responden belum mancapai

nilai normal yang diinginkan, hal ini dapat terjadi terkait dengan lama intervensi,

mengingat usia responden yang berpartisipasi pada penelitian ini lebih banyak

yang berusia > 46-50 tahun sehingga membutuhakan waktu yang sedikit lama.