Bab 16 Rekonsiliasi Fiskal Dan Spt Kel 13

15
REKONSILIASI FISKAL DAN SPT TAHUNAN MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Perpajakan Disusun Oleh : Kelompok 13 Nama Kelompok : 1. Dian Damayanti (103341013) 2. Fuji Kurniawan (103341018) Semester IV Akuntansi Reguler Pagi

description

rekonsiliasi fiskal

Transcript of Bab 16 Rekonsiliasi Fiskal Dan Spt Kel 13

Page 1: Bab 16 Rekonsiliasi Fiskal Dan Spt Kel 13

REKONSILIASI FISKAL DAN SPT TAHUNAN

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Perpajakan

Disusun Oleh : Kelompok 13

Nama Kelompok :

1. Dian Damayanti (103341013)

2. Fuji Kurniawan (103341018)

Semester IV Akuntansi Reguler Pagi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

LA TANSA MASHIRO

2012

Page 2: Bab 16 Rekonsiliasi Fiskal Dan Spt Kel 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1. A

1.1. Latar Belakang Masalah

Pajak sebagai sumber penerimaan negara yang sangat penting bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan nasional. Undang-undang dasar 1945 telah menempatkan kewajiban perpajakan sebagai salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan dan sebagai sarana peran serta dalam pembiayaan negara dan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Pasal 33 uud 1945 menyatakan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

1.2. Tujuan

1.2.1. Mengetahui pengertian Rekonsiliasi Fiskal

1.2.2. Mengetahui bentuk SPT Tahunan

1.2.3. Mengetahui Fungsi SPT

2

Page 3: Bab 16 Rekonsiliasi Fiskal Dan Spt Kel 13

BAB 2

PEMBAHASAN

1. A

1.1. Pengertian Akuntansi Pajak Untuk Rekonsiliasi Fiskal Dan Pengisian

Spt Pph Badan

Penyesuaian laporan keuangan komersial untuk kepentingan

perpajakan pada akhir tahun sudah menjadi kewajiban bagi setiap

perusahaan. Penyesuaian ini muncul karena terjadinya perbedaan

pengakuan atas penghasilan dan biaya pada satu periode tertentu (tahun

buku) antara pengakuan penghasilan berdasarkan PSAK dan pengakuan

penghasilan berdasarkan peraturan perundangan perpajakan. PSAK hanya

memberikan pedoman dalam menyusun laporan keuangan komersial dan

tidak secara spesifik mengatur perlakuan akuntansi yang berkaitan dengan

peraturan perundangan perpajakan. Sehingga muncullah rekonsiliasi

fiskal atas laporan keuangan komersial untuk kepentingan perpajakan.

Training ini didisain untuk memberikan pemahaman yang

komprehensif mengenai proses rekonsiliasi Laporan Keuangan Komersial

dan Laporan Keuangan Fiskal.

1.2.  Objective

1.2.1. Memahami perbedaan antara PSAK dan peraturan perpajakan dan

pengaruhnya terhadap laporan keuangan

1.2.2. Memahami tata cara penghitungan dan pelaporan PPh badan yang

disesuaikan dengan ketentuan terbaru yaitu UU PPh terbaru.

1.2.3. Memahami teknik melakukan rekonsiliasi Laporan Keuangan

Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal

3

Page 4: Bab 16 Rekonsiliasi Fiskal Dan Spt Kel 13

1.3. Training Method

Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah lektur, workshop,

studi kasus dan konsultasi interaktif.

Laporan Keuangan Konsep Dasar Dan Pelaporan

1.3.1. Tujuan laporan keuangan

1.3.2. Komponen laporan keuangan

1.3.2.1. Laporan posisi keuangan

1.3.2.2. Laporan kinerja

1.3.2.3. Laporan perubahan posisi keuangan

1.3.3. Asumsi dasar penyusunan laporan keuangan : Accrual Base &

Cash Base

1.3.4. Pengukuran komponen laporan keuangan

1.4. Penjurnalan Kewajiban Perpajakan Atas Transaksi Bisnis

1.4.1. Penjurnalan atas kewajiban perpajakan

1.4.1.1. Terkait dengan kewajiban pemotongan & pemungutan

1.4.1.2. Terkait dengan pemotongan & pemungutan oleh pihak lain

1.4.1.3. Terkait dengan kewajiban pembayaran pajak yang bersifat

sebagai pelunasan pajak pada tahun berjalan

1.4.2. Penjurnalan PPN dan PPh Potput

1.4.2.1. Mekanisme pengkreditan PM vs PK

1.4.2.2. Penyetoran PPN

1.4.2.3. Mekanisme pemungutan PPN Indonesia

1.4.2.4. Mekanisme pemungutan pajak oleh pemungut PPN ditinjau

dari pihak PKP rekanan

1.4.2.5. Mekanisme pemungutan pajak oleh bendaharawan selaku

pemungut PPN

1.4.2.6. Pos yang relevan dengan PPN

1.4.3. Penjurnalan PPh Pasal 21

1.4.3.1. PPh Pasal 21 dipotong dari pegawai

1.4.3.2. PPh Pasal 21 tunjangan PPh 21

4

Page 5: Bab 16 Rekonsiliasi Fiskal Dan Spt Kel 13

1.4.3.3. PPh Pasal 21 ditanggung perusahaan

1.4.3.4. ‘Penyetoran PPh Pasal 21

Penjurnalan PPh Pasal 22 Impor

o Pembelian oleh pemungut PPh Pasal 22

o Pembelian dari pemungut PPh Pasal 22

o Penjualan ke pemungut PPh Pasal 22

Penjurnalan PPh Pasal 23

o PPh Pasal 23

o Pembayaran beban objek PPh Pasal 23

Akun terkait PPh dalam laporang keuangan

o Penyajian PPh Cfm PSAK 46 vs Pajak

o Aspek pajak royalty

4. Kewajiban Melakukan Rekonsiliasi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Bagi

Wajib Pajak Badan

Beda Tetap (Permanent Difference)

o Beda tetap penghasilan

o Beda tetap biaya

o Beda tetap murni

o Beda tetap karena syarat-syarat yang diatur dalam UU PPh tidak

terpenuhi

o Beda tetap karena praktek akuntansi yang tidak sehat

Beda waktu (Timing Difference)

Koreksi fiskal Positif Vs Negatif

Penyusutan fiskal dan Amortisasi Fiskal

Kompensasi kerugian

Cadangan piutang

5

Page 6: Bab 16 Rekonsiliasi Fiskal Dan Spt Kel 13

2.2 Hal Penting Sehubungan dengan SPT Tahunan PPh Badan 2010

Beberapa hal penting sehubungan dengan pelaporan SPT Tahunan PPh Badan

tahun pajak 2010 yang berhasil saya rangkum adalah sebagai berikut :

1. Form Utama SPT Tahunan terdiri :

Form Induk ==> Harus ada

Form lampiran Utama ==> Harus ada

Form Lampiran Khusus ==> Terdiri dari form 1A s.d 7A. Yang harus ada

adalah form penyusutan, sedangkan untuk lampiran khusus yang lain, isi

form yang relevan saja

Transkrip Laporan Keuangan ==> Terdiri dari form 8A-1 s.d 8A-2. Harus

ada dan isi salah satu form yang sesuai dengan jenis usaha Anda.

1. Untuk yang menggunakan E-SPT, E-SPT Badan yang digunakan adalah

adalah E-SPT yang lama sesuai PER-13/PJ/2011

2. Atas kekurangan bayar, paling lambat harus di setor ke bank persepsi/

kantor pos sebelum SPT disampaiakan (batas akhir penyampaian SPT

adalah 30 April 2011)

Sedangkan hal penting lainnya sesuai dengan Lampiran VIII PER-34/PJ/2010

adalah sebagai berikut :

1. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi dan menyampaikan SPT Tahunan

dengan benar, lengkap dan jelas, serta menandatanganinya

2. SPT Tahunan ditandatangani oleh pengurus, direksi, atau orang yang

diberi kuasa untuk menandatangani sepanjang dilampiri dengan surat

kuasa khusus

3. SPT Tahunan dianggap tidak disampaikan apabila tidak ditandatangani

atau tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau dokumen

6

Page 7: Bab 16 Rekonsiliasi Fiskal Dan Spt Kel 13

sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor

181/PMK.03/2007 tentang Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan, serta Tata

Cara Pengambilan, Pengisian dan Penandatanganan dan Penyampaian

Surat Pemberitahuan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 152/PMK.03/2009 dan Keputusan Direktur Jenderal

Pajak Nomor KEP-214/PJ./2001 tentang Keterangan dan/atau Dokumen

Yang harus Dilampirkan dalam Surat Pemberitahuan

4. Wajib Pajak harus mengambil sendiri formulir SPT Tahunan ke Kantor

Pelayanan pajak (KPP)/Kantor Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

(KP2KP) atau dengan cara mengunduh (download) melalui website

www.pajak.go.id dan menyampaikannya paling lambat 4 (empat) bulan

setelah Tahun Pajak berakhir.

5. Penyampaian SPT Tahunan dapat dilakukan secara langsung di Kantor

Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau

tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak meliputi Pojok

Pajak, Mobil Pajak dan Tempat Khusus Penerimaan Surat Pemberitahuan

(Drop Box) atau dapat dikirimkan melalui pos dengan tanda bukti

penerimaan surat atau dengan cara lain sebagaimana diatur dalam

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.03/2007 tentang Bentuk

dan Isi Surat Pemberitahuan, serta Tata Cara Pengambilan, Pengisian dan

Penandatanganan dan Penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

152/PMK.03/2009.

6. Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan

harus dibayar lunas sebelum Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan

disampaikan. Apabila pembayaran dilakukan setelah tanggal jatuh tempo

pembayaran atau penyetoran pajak, dikenai sanksi administrasi berupa

bunga sebesar 2% (dua persen) perbulan yang dihitung dari tanggal jatuh

tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran dan bagian dari

bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

7

Page 8: Bab 16 Rekonsiliasi Fiskal Dan Spt Kel 13

7. Wajib Pajak wajib membayar atau menyetor pajak yang terutang ke Kas

Negara melalui Kantor Pos atau bank yang ditunjuk oleh Menteri

Keuangan untuk menerima pembayaran pajak (Bank Persepsi).

8. Direktur Jenderal Pajak atas permohonan Wajib Pajak dapat memberikan

persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak termasuk

kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan

(PPh Pasal 29) paling lama 12 (dua belas) bulan. Berdasarkan Peraturan

Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2008 tentang Tata Cara

Pemberian Angsuran atau Penundaan Pembayaran pajak, permohonan

harus diajukan secara tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak

tempat Wajib Pajak terdaftar paling lama 9 (sembilan) hari kerja sebelum

jatuh tempo pembayaran, dengan menggunakan formulir tertentu

sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal

Pajak tersebut.

9. Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT

Tahunan paling lama 2 (dua) bulan. Pemberitahuan harus disertai

penghitungan sementara pajak terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak dan

Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran

pajak yang terutang.

10. Apabila SPT Tahunan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang

ditetapkan atau dalam batas waktu perpanjangan penyampaian SPT

Tahunan, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp

1.000.000,00 (satu juta rupiah).

11. Pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan mata uang Dollar

Amerika Serikat dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat

izin Menteri Keuangan. Wajib Pajak yang diizinkan untuk

menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan

mata uang Dollar Amerika Serikat wajib menyampaikan SPT Tahunan

PPh Badan beserta lampirannya dalam bahasa Indonesia (kecuali lampiran

berupa laporan keuangan) dan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat.

8

Page 9: Bab 16 Rekonsiliasi Fiskal Dan Spt Kel 13

Persetujuan ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor

196/PMK.03/2007.

12. Setiap orang yang karena kealpaannya atau dengan sengaja tidak

menyampaikan SPT Tahunan atau menyampaikan SPT Tahunan tetapi

isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang

isinya tidak benar, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan

negara, dapat dikenai sanksi administrasi dan/atau sanksi pidana sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

9

Page 10: Bab 16 Rekonsiliasi Fiskal Dan Spt Kel 13

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta di Indonesia yang diterima

atau diperoleh Wajib Pajak Luar Negeri dipotong Pajak Penghasilan Pasal 26

oleh pembeli yang ditunjuk sebagai pemotong pajak dan kepada Wajib Pajak

Luar Negeri selaku penjual diberikan bukti pemotongan Pajak Penghasilan

Pasal 26.

10

Page 11: Bab 16 Rekonsiliasi Fiskal Dan Spt Kel 13

DAFTAR PUSTAKA

Tjahjono, A., & Husein, M. F. (2009). Perpajakan. Jakarta: UPP-STIM YKPN.

Waluyo, & Ilyas, W. B. (2000). Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

11