BAB 1 Isi Makalah Fix
Transcript of BAB 1 Isi Makalah Fix
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
1/32
1
BAB 1. LATAR BELAKANG
1.1Latar BelakangHIV/AIDS adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh. sistem kekebalan orang yang terserang virus tersebut akan mengalami
penurunan sehingga akan rentan terhadap berbagai penyakit lain. Sebelum
memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif.
Jumlah penderita HIV/AIDS di Jawa Timur mengalami peningkatan dari
tahun 2009-2011. Pada tahun 2011 jumlah penderita HIV/AIDS sebesar 4598
jiwa. Sedangkan pada tahun 2012, Jawa Timur menduduki peringkat ke-2
seIndonesia setelah DKI Jakarta. Faktor penularan utama melalui
heteroseksual dan NAPZA.
Jumlah remaja usia 10-24 tahun di kabupaten Jember sebesar 573.262
jiwa dengan tingkat pengetahuan remaja tentang seksualitas cukup tinggi
yakni 68 % dan tindakan seksualitas yang dilakukan remaja sebesar 76 %
adalah tindakan seksual pasif (berciuman, meraba dan patting) sedangkan
tindakan seksual aktif sebesar 24 %. Masalah kesehatan di kabupaten Jember
yang berkaitan dengan HIV/AIDS berdasarkan data dari KPA tercatat 539
kasus dan 93 orang diantaranya adalah remaja. Penyimpangan yang dilakukan
oleh remaja di kabupaten Jember disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi. Selain itu pengaruh media massa dan internet
dalam menyediakan informasi yang kurang dan salah juga ikut berkontribusi
dalam penyimpangan perilaku seksual.
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
2/32
2
1.2Tujuana. Untuk mengetahui pengkajian penyakit HIV/AIDS di Provinsi Jawa Timur
dan Jember;
b. Untuk mengetahui masalah Program Manajemen Pelayanan Kesehatanterkait penyakit HIV/AIDS di Jember;
c. Untuk mengetahui perencanaan yang akan dibuat terkait penyakitHIV/AIDS di Jember;
d. Untuk mengetahui implementasi yang dilakukan terkait penyakitHIV/AIDS di Jember;
e. Untuk mengetahui evaluasi dari tindakan yang dilakukan terkait penyakitHIV/AIDS di Jember.
1.3Manfaata. Mengetahui pengkajian terkait terkait penyakit HIV/AIDS di Provinsi
Jawa Timur dn Jember;
b. Mengetahui masalah Program Manajemen Pelayanan Kesehatan penyakitHIV/AIDS di Jember;
c. Mengetahui Perencanaan yang akan dibuat terkait penyakit HIV/AIDS diJember;
d. Mengetahui implementasi yang dilakukan terkait penyakit HIV/AIDS diJember;
e. Mengetahui implementasi yang dilakukan terkait penyakit HIV/AIDS diJember.
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
3/32
3
BAB 2. PENGKAJIAN
2.1 Gambaran umum dan perilaku penduduk
1) Keadaan PendudukHasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010) Mei 2010 menunjukkan
penduduk Indonesia berjumlah 237,6 juta orang terdiri dari 119,6 juta orang
laki-laki dan118,0 juta orang perempuan (BPS, 2010). Penyakit-penyakit
kronik menempati urutan teratas di Negara ini, tak terkecuali HIV AIDS.
Dari bulan Januari sampai dengan Maret 2013 jumlah infeksi baru
HIV yang dilaporkan sebanyak 5,369 orang, persentase infeksi HIV tertinggi
dilaporkan pada kelompok umur 25-49 tahun (74,2%), dan kelompok umur
kurang lebih 50 tahun (4,8%), Rasio HIV antara laki-laki dan perempuan
adalah 1:1, persentase faktor risiko HIV tertinggi adalah hubungan seks
berisiko pada penasun (8,4%), dan LSL (Lelaki Seks Lelaki) (7,6%) dan
jawa timur merupakan salah satu tertinggi.(kemenkes 2013).
Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Jawa Timur, Otto Bambang
Wahyudi mengatakan, penularan virus HIV/AIDS ini, rentan terjadi pada
para pelaku seks bebas dan pengguna narkoba melalui jarum suntik
Sementara jumlah penderita HIV di Jawa Timur, dari tahun ke tahun terus
bertambah. Di tahun 2013 ini saja, sudah mencapai 17.775 orang. ( Reporter :
Moch. Andriansyah.2013)
Perkembangan penyakit HIV AIDS di Kabupaten Jember sepertinya sudah
mulai mengkhawatirkan. Tercatat adalam kurun waktu satu tahun terahir
yaitu tahun 2012 ke tahun 2013 ini jumlah penderitanya bertambah hingga
200 orang. Jika di tahun 2012 lalu masih 800 penderita sekarang angkanya
sudah mencapai 1000 penderita. Dan dari 1000 penderita itu ternyata di
dominasi oleh Ibu rumah tangga, Pengusaha dan Pegawai Negeri.(jember
post.2013).
2) Keadaan ekonomiIndonesia merupakan negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi
yang cukup baik yaitu sekitar 6,3 % tiap triwulannya Hal ini tentu berdampak
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
4/32
4
positif bagi berbagai sektor tak terkecuali sektor kesehatan. Namun
kenyataannya masih banyak permasalahan yang terjadi di dalam negeri
terutama sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan yang tidak merata,
penggunaan asuransi kesehatan yang tidak tepat sasaran serta lainnya.
Sebagai salah satu pembangun keuangan negara saat ini yaitu adanya
kebijakan dan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah daerah untuk
memaksimalkan potensi wilayahnya. Jawa timur sebagai salah satu provinsi
di Pulau Jawa yang memiliki perkembangan pesat dalam bidang ekonomi
sebesar 7,11% Namun meski mengalami peningkatan pada pertumbuhan
ekonomi tetap saja jawa timur mengalami inflasi sebesar 0,55% yang
berdampak langsung pada kesehatan, inflasi tertinggi terjadi pada sub
kelompok jasa perawatan (BPS, 2012).
3) Keadaan pendidikanData 2010, rata-rata anak perempuan di Jawa hanya menyelesaikan
pendidikan sampai 6,8 tahun, artinya setengah SMP tetapi belum selesai.
Sementara untuk laki-laki, tingkat pendidikan rata-rata 7,8 tahun, artinya
belum sampai menjangkau tingkat SMA kemudian berhenti. Tingkat
pengetahuan masyarakat tentang infeksi HIV/AIDS dan cara penularannya
menjadi salah satu faktor pendukung sikap masyarakat terhadap penderita
HIV/AIDS. Sebagai langkah awal untuk memperbaiki stigma dan
diskriminasi orang-orang yang hidup dengan HIV dan AIDS (ODHA) dalam
upaya penanggulanggan HIV/AIDS, perlu diketahui sejauh mana
pengetahuan masyarakat mengenai HIV/AIDS dan bagaimana sikap
masyarakat terhadap penderita HIV/AIDS.
4) Keadaan Kesehatan LingkunganDi Kabupaten Jember, angka pencapaian kesehatan lingkungan pada tahun
2011 yakni (Database kesehatan per-kabupaten, Kemenkes RI):
- Rumah tangga dengan PHBS (63,25%)
- Rumah sehat (99,5%)
- RT akses air bersih (67, 19%)
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
5/32
5
- KK dengan jamban sehat (100%)
- KK memiliki tempat sampah (50,93%)- KK dengan air limbah sehat (50,93%)
5) Keadaan Perilaku MasyarakatStigma yang ada dalam masyarakat dapat menimbulkan diskriminasi.
Diskriminasi terjadi ketika pandangan-pandangan negatif mendorong
orang atau lembaga untuk memperlakukan seseorang secara tidak adil
yang didasarkan pada prasangka mereka akan status HIV seseorang.
Contoh-contoh diskriminasi meliputi para staff rumah sakit atau penjara
yang menolak memberikan pelayanan kesehatan kepada ODHA;
keluarga/masyarakat yang menolak mereka yang hidup atau dipercayai
hidup dengan HIV & AIDS. Tindakan diskriminasi semacam itu adalah
sebuah bentuk pelanggaran hak asasi manusia.
Stigma dari lingkungan sosial dapat menghambat proses pencegahan dan
pengobatan. Penderita akan cemas terhadap diskriminasi dan sehingga
tidak mau melakukan tes. ODHA dapat juga menerima perlakuan yang
tidak semestinya, sehingga menolak untuk membuka status mereka
terhadap pasangan atau mengubah perilaku mereka untuk menghindari
reaksi negatif. Mereka jadi tidak mencari pengobatan dan dukungan, juga
tidak berpartisipasi untuk mengurangi penyebaran. Reaksi ini dapat
menghambat usaha untuk mengintervensi HIV & AIDS.
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
6/32
6
2.2 Situasi Derajat Kesehatan
1) MortalitasMenteri Kesehatan Republik Indonesia mengatakan, angka kematian akibat AIDS
di Indonesia menurun dari 3,21 persen pada 2012 menjadi 0,30 persen pada Juni
2013. Hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah orang yang
melakukan tes HIV untuk mengetahui status HIV-nya.(Berita satu 2013)
2) MorbiditasNamun meski angka kematian akibat AIDS menurun, kasus infeksi HIV untuk
kelompok usia produktif mengalami peningkatan. Data temuan Global Report
UNAIDS 2013 memperkirakan, sebanyak 34 juta orang terinfeksi HIV di dunia
dan Indonesia adalah salah satu dari 9 negara yang mengalami peningkatan kasus
infeksi HIV untuk usia produktif (15-49 tahun).Berdasarkan laporan Kementerian
Kesehatan, sejak pertama kali kasus HIV ditemukan pada 1987 hingga Juni 2013,
tercatat sebanyak 108.600 orang telah terinfeksi HIV, di mana 43.667 orang di
antaranya telah pada tahap AIDS. Jumlah AIDS tertinggi tercatat pada wiraswasta
(5.131), ibu rumah tangga (5.006), karyawan (4.521) dan buruh kasar
(1.746).(Berita Satu 2013)
3)Dampak Kesehatan Akibat PenyakitMasalah HIV dan AIDS adalah masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan
perhatian yang sangat serius. Ini terlihat dari apabila dilihat jumlah kasus AIDS
yang dilaporkan setiap tahunnya sangat meningkat secara signifikan. Bagi sector
kesehatan HIV/AIDS akan menambah beban system kesehatan yang selama ini
telah berat. HIV/AIDS menambah penderitanya lebih rentan terhadap infeksi
oportunistik. Perawatan terhadap penderita HIV/AIDS membutuhkan perhatian
dan pelayanan khusus. Hal ini akan meningkatkan kebutuhan pelayanan kesehatan
maupun sistem kesehatan public, terutama dalam memberikan pelayanan terhadap
masyarakat miskin. Selain itu, dampak kesehatan yang terjadi akibat dari penyakit
HIV/AIDS ini adalah akan meningkatkan biaya perawatan dan pengobatan karena
sebagian besar penderita HIV/AIDS berada pada usia produktif sehingga mereka
akan kehilangan pekerjaan dan biaya untuk perawatan dan pengobatan yang
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
7/32
7
cukup besar akan menjadi terbatas untuk pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.
(DepKes RI, 2006).
2.3 Situasi Upaya Kesehatan
1) Pelayanan Kesehatan DasarUpaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang penting dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pelayanan
kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah
kesehatan dapat teratasi.
a) Voluntary Testing and Counseling(VCT) atau Layanan Konseling dan TesSukarela ditujukan untuk siapa saja, khususnya yang merasa
terkontaminasi HIV serta sukarela menyerahkan 5 cc darahnya yang
kemudian dicek secara gratis di klinik VCT. Tidak hanya cek darah gratis,
namun seorang dokter juga akan menjadi konselor. Untuk di daerah
Kabupaten Jember, lokasi klinik VCT terletak di RSUD Dr. Soebandi
Jember.
b) PMTCT (Mencegah Penularan AIDS dari Ibu ke Anak)Saat ini di Indonesia telah tersedia layanan Pencegahan Penularan dari Ibu
ke Anak (PMTCT: Prevention Mother to Child Transmission) dimana
layanan ini terdiri dari 4 Kegiatan PMTCT. Strategi PMTCT harus
diterapkan dalam satu rangkaian dan sangat diperlukan kerjasama antara
masyarakat dengan petugas pelayanan kesehatan agar kegiatan PMTCT
dapat berjalan secara optimal untuk menanggulangi HIV/AIDS. Adapun
keempat tiang strategi PMTCT yaitu:
1. Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usiaproduktif.
2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada Ibu HIV.3. Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil HIV positif ke
bayi yang dikandungnya.
4. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepadaibu HIV positif beserta bayi dan keluarga. Sebagai contoh kegiatan
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
8/32
8
PMTCT adalah menyebarkan pesan-pesan kepada masyarakat
untuk meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat
terhadap masalah AIDS dan mengurangi stigma dan diskriminasi
terhadap penderita AIDS dan meningkatkan partisipasi pihak laki-
laki (suami) untuk mendukung ibu hamil memeriksakan
kehamilannya secara rutin dan bersama-sama meningkatkan
wawasan tentang jalur penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak serta
menjalani VCT.
2. Pelayanan Kesehatan RujukanSebagian besar sarana pelayanan di Puskesmas dipersiapkan untuk
memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi penderita melalui pelayanan
rawat jalan dan rawat inap bagi puskesmas dengan tempat tidur
(Puskesmas perawatan). Sementara rumah sakit yang dilengkapi dengan
berbagai fasilitas. merupakan sarana rujukan bagi Puskesmas terhadap
kasus-kasus yang membutuhkan penanganan lebih lanjut melalui
perawatan rawat inap, disamping tetap menyediakan pelayanan rawat jalan
bagi masyarakat yang langsung datang ke rumah sakit.
Pada tahun 2010, jumlah masyarakat yang telah memanfaatkan
pelayanan rumah sakit sebanyak 6.103.243 orang rawat jalan dan
1.421.364 orang rawat inap. Masyarakat Jawa Timur sebagian besar lebih
memilih memanfaatkan Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan rawat
jalan dan lebih memilih memanfaatkan rumah sakit pada pelayanan rawat
inap, mengingat kelengkapan fasilitas yang ada di sarana tersebut. Kondisi
diatas sebenarnya belum dapat menggambarkan situasi yang sebenarnya di
Jawa Timur karena pelaporan kunjungan pasien dari rumah sakit masih
sangat terbatas terutama dari rumah sakit swasta, sehingga terlihat
kunjungan baik rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit masih sangat
minim.
Untuk meningkatkan pelayanan bagi penderita HIV, dibukanya
klinik VCT mobile yang mendatangi kelompok masyarakat dengan
perilaku berisiko tinggi atau berisiko tertular HIV/AIDS seperti gay, waria,
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
9/32
9
dan PSK dengan tujuan memfasilitasi agar kelompok ini mudah
mengakses pelayanan sehingga dapat memeriksakan diri dan berkonsultasi
seputar HIV/AIDS. Berdasarkan (Kemenkes RI, 2007), Rumah sakit yang
dijadikan rujukan di Jember adalah RS. Soebandi Jember dan wilayah
kabupaten yang terdekat yaitu RS. Blambangan Banyuwangi.
3. Pelayanan Jaminan Kesehatan MasyarakatPola pembiayaan kesehatan yang umum dianut masyarakat saat ini masih
mengacu pola reimbursment atau fee for service, dimana masyarakat
yang menggunakan pelayanan kesehatan dengan langsung membayar
kepada penyedia layanan kesehatan begitu selesai mendapatkan pelayanan.
Untuk mengurangi beban biaya pelayanan kesehatan yang tidak diperlukan
tersebut maka sistem reimbursement sebaiknya diganti dengan system
prepayment(prabayar). Bentuk jaminan pemeliharaan kesehatan prabayar
yang sampai saat ini dikenal masyarakat antara lain kartu sehat, dana
sehat, tabulin, jamkesmas, askes, jamsostek sampai asuransi kesehatan
swasta. Namun kesadaran masyarakat untuk mengikuti sistem prabayar ini
masih rendah. Sampai dengan tahun 2010 jumlah peserta jaminan
kesehatan pra bayar di Jawa Timur sebanyak 15.414.714 orang atau
mencapai 40,54% dari jumlah penduduk Jawa Timur. Sebagian besar
peserta jaminan kesehatan pra bayar adalah peserta Jamkesmas (67,73%)
dan Askes (15,52%).
4. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit1. Upaya Pencegahan AIDS Jangka Pendek
Upaya pencegahan AIDS jangka pendek adalah dengan KIE,
memberikan informasi kepada kelompok resiko tinggi bagaimana pola
penyebaran virus AIDS (HIV), sehingga dapat diketahui langkah-
langkah pencegahannya.
a) Pencegahan Infeksi HIV Melaui Hubungan SeksualHIV terdapat pada semua cairan tubuh penderita tetapi yang
terbukti berperan dalam penularan AIDS adalah mani, cairan
vagina dan darah. HIV dapat menyebar melalui hubungan seksual
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
10/32
10
pria ke wanita, dari wanita ke pria dan dari pria ke pria. Setelah
mengetahui cara penyebaran HIV melaui hubungan seksual maka
upaya pencegahan adalah dengan cara:
Tidak melakukan hubungan seksual. Melakukan hubungan seksual hanya dengan seorang mitra
seksual yang setia dan tidak terinfeksi HIV (homogami).
Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin. Hindari hubungan seksual dengan kelompok rediko tinggi
tertular AIDS.
Tidak melakukan hubungan anogenital. Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan
seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS dan
pengidap HIV.
b) Pencegahan Infeksi HIV Melalui DarahPenularan AIDS melalui darah terjadi dengan:
Transfusi darah yang mengandung HIV. Jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tato, tindik)
bekas pakai orang yang mengidap HIV tanpa disterilkan dengan
baik.
Pisau cukur, gunting kuku atau sikat gigi bekas pakai orangyang mengidap virus HIV.
Langkah-langkah untuk mencegah terjadinya penularan melalui
darah adalah:
a. Darah yang digunakan untuk transfusi diusahakan bebas HIVdengan jalan memeriksa darah donor.
b. Menghimbau kelompok resiko tinggi tertular AIDS untuk tidakmenjadi donor darah.
c. Jarum suntik dan alat tusuk yang lain harus disterilisasikansecara baku setiap kali habis dipakai.
d. Semua alat yang tercemar dengan cairan tubuh penderita AIDSharus disterillisasikan secara baku.
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
11/32
11
e. Kelompok penyalahgunaan narkotik harus menghentikankebiasaan penyuntikan obat ke dalam badannya serta
menghentikan kebiasaan mengunakan jarum suntik bersama.
f. Gunakan jarum suntik sekali pakai (disposable).g. Membakar semua alat bekas pakai pengidap HIV.
c)Pencegahan Infeksi HIV Melalui IbuIbu hamil yang mengidap HIV dapat memindahkan virus tersebut
kepada janinnya. Penularan dapat terjadi pada waktu bayi di dalam
kandungan, pada waktu persalinan dan sesudah bayi di lahirkan.
Upaya untuk mencegah agar tidak terjadi penularan hanya dengan
himbauan agar ibu yang terinfeksi HIV tidak hamil.
2.4 Situasi Sumber Daya Kesehatan
1) Sarana KesehatanSarana dan prasarana dalam upaya penanggulangan HIV/aids adalah tempat
layanan, materi untuk upaya pencegahan, materi untuk pelaksanaan surveilans,
materi untuk upaya perawatan, dukungan dan pengobatan, dan materi untuk
komunikasi, informasi dan edukasi, serta materi lainnya yang berfungsi untuk
mendukung upaya penanggulangan tersebut. Sarana untuk program
pencegahan meliputi ketersediaan kondom dan pelicin untuk pencegahan
penularan melalui hubungan seks berisiko, alat suntik untuk pencegahan
penularan melalui alat suntik dan berbagai media KIE untuk informasi, dan
edukasi perubahan perilaku. Sarana dan prasana bagi program
penanggulangan HIV dan AIDS yang disediakan oleh pihak lain seperti mitra
internasional, lembaga swadaya masyarakat dan pihak-pihak lainnya
diinformasikan kepada kementerian teknis dan Komisi Penanggulangan AIDS
untuk keperluan pendataan, perencanaan serta monitoring dan evaluasi
(Komisi Penanggulangan HIV/AIDS, 2010).
2) Tenaga Kesehatan Kebutuhan Tenaga untuk Layanan Kesehatan
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
12/32
12
Berdasarkan ketersediaan tenaga, jumlah jam kerja dan efektifitas
layanan yang akan dilakukan, maka diasumsikan setiap unit
layanan kesehatan memiliki keterbatasan jumlah sasaran setiap
tahunnya yaitu:
a. Setiap layanan VCT memiliki kemampuan kapasitasmelayani 720 orang per tahun;
b. Setiap layanan IMS memiliki kemampuan kapasitasmelayani 720 orang per tahun;
c. Setiap layanan CST memiliki kemampuan kapasitasmelayani 720 orang per tahun;
d. Setiap layanan PMTCT memiliki kemampuan kapasitasmelayani 360 orang per tahun;
e. Setiap layanan PMTCT memiliki kemampuan kapasitasmelayani 360 orang per tahun;
3) Pembiayaan KesehatanKebutuhan dana untuk program penanggulangan HIV dan AIDS setiap
tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena,
meningkatnya jumlah populasi sasaran yang harus dijangkau program
serta perubahan perilaku yang diinginkan. Ketersediaan dana
penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia selama ini bersumber dari
domestik dan donor, baik yang bersifat bilateral maupun multilateral.
Pendanaan yang bersumber dari lokal yaitu pemerintah pusat, provinsi
maupun kabupaten dan kota cendrung meningkat dalam beberapa tahun
terakhir ( Komisi Penanggulangan HIV/AIDS, 2010).
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
13/32
13
2.5 Perbandingan Indonesia dengan Negara anggota ASEAN dan SEARO
1) Kependudukanpada pertengahan tahun 2012, Indonesia adalah negara dengan penduduk
terbanyak di antara Negara anggota ASEAN lainnya dengan jumlah
penduduk 238,2 juta jiwa. Dengan wilayah negara terluas, Indonesia selalu
menempati peringkat satu negara dengan jumlah penduduk tertinggi di
ASEAN. Sedangkan dikawasan SEARO, Indonesia menempati peringkat
kedua setelah India, (dengan jumlah penduduk 1.241,3 juta jiwa).
Sedangkan 9 negara lainnya berpenduduk kurang dari 150 juta jiwa,
bahkan terdapat dua negara dengan jumlah penduduk 1 juta atau kurang,
yaitu Bhutan (0,7 juta) dan Maladewa (0,3 juta) ( DepKes, 2011). Laju
pertumbuhan penduduk Indonesia adalah 1,4. Jika dilihat dari kawasan
ASEAN, Indonesia menduduki peringkat ke 3 terendah untuk laju
pertumbuhan penduduk. Sedangkan jika dilihat dari kawasan SEARO,
Indonesia menduduki peringkat ke 6 dengan laju pertumbuhan penduduk
dari 11 negara (Depkes, 2008).
Untuk angka kelahiran kasar di Indonesia terdapat 21 kelahiran per 1000
penduduk pada tahun 2007. Pada kawasan ASEAN Indonesia menempati
peringkat ke 4 tertinggi, sedangkan di kawasan SEARO menempati
peringkat ke 6 tertinggi untuk angka kelahiran kasar.
Di Provinsi Jawa Timur, jumlah kasus AIDS kumulatif berdasarkan
laporan Kabupaten/Kota tahun 2010 sebanyak 4.069 orang, menunjukan
peningkatan dibandingkan tahun 2009 sebanyak 3.554 orang. Upaya
pencegahan dan penanggulangan dilakukan melalui penyuluhan
masyarakat, pendampingan kelompok resiko tinggi dan intervensi
perubahan perilaku, layanan konseling dan testing HIV, layanan Harm
Reduction, pengobatan dan pemeriksaan berkala penyakit menular seksual
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
14/32
14
(IMS), pengamanan darah donor dan kegiatan lain yang menunjang
pemberantasan HIV/AIDS (Depkes, 2008).
2) Derajat Kesehatana)Mortalitas
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat
tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu. Angka mortalitas dapat
dilihat dari Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Kasar, dan Usia
Harapan Hidup.
a. Angka Kematian Bayi (AKB)AKB merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat
kesehatan masyarakat. Berdasarkan perbandingan angka kematian bayi
dengan ASEAN dan SEARO pada tahun 2007, Indonesia termasuk dalam
kelompok sedang. Indonesia memiliki angka kematian bayi 34 per 1000
kelahiran hidup dan berada di peringkat 10 diantara 18 negara tersebut.
b. Angka Kematian BalitaAngka kematian balita pada tahun 2007 di kawasan ASEAN, Indonesia
menempati peringkat ke 4 tertinggi kematian balitanya, sedangkan di kawasan
SEARO, Indonesia menempati peringkat ke 4 terendah kematian balita per
1000 kelahiran hidup.
c. Angka Kematian MaternalDiantara kawasan SEARO dan ASEAN, Indonesia berada di peringkat ke 12
(dari 18 negara di ASEAN dan SEARO) untuk kematian maternal 200-499 per
1000 kelahiran hidup.
d. Angka Kematian KasarDiaantara Negara-negara anggota ASEAN, pada tahun 2007, Laos dan
Myanmar merupakan Negara dengan angka Kematian Kasar tertinggi yaitu
sebesar 10 per 1000 penduduk. Sedangkan untuk Negara-negara di kawasan
SEARO, Timor Leste merupakan Negara dengan kematian kasar tertinggi
yaitu 11 per 1000 penduduk dan terendah adalah Maladewa yaitu 4 kematian
per 1000 penduduk. Sementara di Indonesia terdapat 6 kematian per 1000
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
15/32
15
penduduk. Di kawasan ASEAN, Indonesia menduduki peringkat ke 5
tertinggi, sedangkan di kawasan SEARO, Indonesia menempati peringkat ke 2
terendah.
e. Usia Harapan HidupPada tahun 2007 diantara sepuluh negara anggota ASEAN, Singapura
merupakan negara dengan usia harapan hidup waktu lahir paling tinggi yaitu
81 tahun dan yang memiliki usia harapan hidup terendah adalah Laos yaitu 61
tahun. Untuk Indonesia usia harapan hidup waktu lahir yaitu 70 tahun
menempati peringkat ke 6 tertinggi, sedangkan di kawasan SEARO
menempati peringkat ke 5 tertinggi.
Kematian yang terjadi pada penyakit AIDS pada dewasa dan anak-anak yaitu
8.300 dengan angka estimasi rendah sampai tinggi antara 3.800-15.000.
(Global Report 2010, UNAIDS Report on the Global AIDS Epidemic dalam
Depkes, 2011).
b)MorbiditasSejak tahun 2003 Provinsi Jawa Timur telah ditetapkan sebagai daerah
epidemi HIV/AIDS yang terkonsentrasi dan menduduki peringkat ke-3 di
Indonesia diantara 6 Provinsi di Indonesia yang menjadi prioritas
penanggulangan HIV/AIDS yaitu bersama DKI Jakarta, Papua, Jawa Barat,
Riau dan Bali. Sampai dengan tahun 2009 jumlah penderita di Provinsi Jawa
Timur untuk AIDS sebanyak 3.234 (15,54%) dan HIV (+) sebanyak 8.373
(40,24%) dengan estimasi ODHA di Jawa Timur sebanyak 20.810, sehingga
ini bisa merupakan fenomena gunung es karena masih ada 12.437 (59,8%)
penderita yang belum ditemukan (Dinkes Provinsi Jatim, 2009).
Faktor penularan utama yaitu melalui seksual (56%) dan NAPZA (34%)
dengan angka kematian sebesar 20,7% (670 kasus). Dan diantara penderita
tersebut terdapat penderita anak usia
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
16/32
16
tahun 2009 sebanyak 23.362 kasus, menurun dibandingkan tahun 2008
(24.973 kasus). Salah satu penyebab menurunnya penyakit IMS ini diharapkan
karena meningkatnya kesadaran masyarakat akan bahaya perilaku seksual
yang tidak aman (Dinkes Provinsi Jatim, 2009).
Angka estimasi untuk penderita HIV/AIDS pada dewasa dan anak-anak yaitu
310.000, pada wanita 15 tahun keatas yaitu 88.000, pada dewasa 15 tahun
keatas yaitu 300.000, pada dewasa umur 15-49 tahun yaitu rata-rata 0,2 %
(Global Report 2010, UNAIDS Report on the Global AIDS Epidemic dalam
Depkes 2011).
3) Upaya KesehatanUpaya kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV/AIDS, selain
ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada
upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan
dengan kegiatan konseling. Upaya penemuan penderita dilakukan melalui
skrining HIV/AIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok
beresiko penderita Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti Wanita Penjaja
Seks (WPS), penyalahgunaan obat dengan suntikan, penghuni LAPAS
(Lembaga Pemasyarakatan) dan dapat dilakukan penelitian terhadap kelompok
berssiko rendah seperti ibu rumah tangga atau sebagainya.
Adapun jumlah kumulatif kasus AIDS di Indonesia berdasarkan data
Depkes tahun 2010 sebanyak 24.131 kasus dengan proporsi laki-laki 73%,
perempuan 26,6% dan tidak diketahui 0,4%. Resiko penularan virus
HIV/AIDS Kabupaten Jember, dikatakan bahwa daerah berisiko penularan
virus HIV/AIDS di Kabupaten Jember meliputi Kecamatan Kencong,
Kecamatan Gumukmas dan Kecamatan Tanggul. Di mana jumlah orang
dengan resikso HIV/AIDS (ODHA) yang berhasil didata antara lain :
Polri/TNI 40 penderita, Nelayan 48 penderita, Heteroseks 660 penderita.
Waria 1 penderita, Ibu Rumah Tangga (RT) 121 penderita, Penjaja Sek
Komersial (PSK) 112 penderita, swasta 123 penderita, sopir 16 penderita, dan
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
17/32
17
PNS 1 penderita, sedangkan tidak diketahui ada 69 penderita (Polres Jember,
2012).
2.6 Analisis Situasi
Perencanaan
Saat ini pemerintah telah berusaha mengurangi menurunkan angka
kejadian HIV namun masih banyak kendala yang harus diperhatikan seperti
kemiskinan, sehingga program yang dijalankan pemerintah belum berjalan dengan
baik. Millenium Development Goals(MDGs) saat ini berusaha untuk menurunkan
angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi penyebaran
HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, kelestarian lingkungan hidup,
serta membangun kemitraan global dalam pembangunan.
Rencana strategi yang telah diterapkan pemerintah nasional untuk
penanggulangan HIV AIDS di Indonesia pada periode 2007-2010 disusun guna
mencegah dan mengurangi penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA
dan OHIDA serta mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat HIV dan AIDS
pada individu, keluarga dan masyarakat. Strategi nasional tersebut berisi antara
lain:
1. Meningkatkan dan memperluas upaya pencegahan yang nyata efektif danmenguji coba cara-cara baru misalnya dengan melakukan pendidikan kesehatan
mengenai cara mencegah terjadinya HIV seperti tidak melakukan sex bebas;
2. Meningkatkan dan memperkuat sistem pelayanan kesehatan dasar dan rujukanpada OHIDA untuk mengantisipasi peningkatan jumlah ODHA yang
memerlukan akses perawatan dan pengobatan misalnya menggnakan jarum
sekali pakai;
3. Meningkatkan kemampuan dan memberdayakan OHIDA yang terlibat dalamupaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di pusat dan di daerah
melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan misalnya melakukan
pelatihan atau pendidikan kesehataan kepada kader mengenai pencegahan HIV
sehingga kader dapat menyebarkan informasi ke warganya;
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
18/32
18
4. Meningkatkan survei dan penelitian untuk memperoleh data bagipengembangan program penanggulangan HIV dan AIDS;
5. Meningkatkan kapasitas nasional untuk menyelenggarakan monitoring danevaluasi penanggulangan HIV dan AIDS;
6. Memobilisasi sumberdaya dan mengharmonisasikan pemamfaatannya di semuatingkat.
Rencana pemerintah dalam kerjasama internasional yakni pemerintah
bekerjasama dengan UNICEF Belanda dalam upaya penanggulangan dan
pencegahan HIV. UNICEF Belanda menyumbangkan dana sebesar USD 4,6 juta
bagi program kerjasama Pemerintah Indonesia dan UNICEF. Dana tersebut
diberikan dalam rangka mendukung upaya meningkatkan pencegahan HIV dan
AIDS melalui pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan sebaya diantara remaja
di propinsi Papua dan Papua Barat. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
memastikan bahwa pendidikan pencegahan HIV dan AIDS adalah bagian dari
tanggapan sektor pendidikan untuk membuat anak dan remaja di sekolah dan luar
sekolah memiliki akses pada pendidikan pencegahan HIV yang berbasis
kecakapan hidup.
Di daerah Jember sendiri, angka kejadian HIV masih dapat dikatakan
cukup tinggi dan terus meningkat dimana kasus HIV dijember merupak peringkat
3 se jawa timur setelah Surabaya dan malang. Berdasarkan data di RSUD dr
Soebandi Jember tercatat jumlah penderita HIV/AIDS sejak Januari hingga
November 2012 sebanyak 190 orang, dengan sembilan ODHA di antaranya
meninggal dunia dan peningkatan resiko pada OHIDA . sebagian besar penderita
adalah usia produktif dengan usia 20-45 tahun, kemudian peringkat kedua adalah
kalangan pelajar dengan usia 15-19 tahun, dengan penularan terbanyak akibat
bergonta-ganti pasangan (heteroseksual). Dari gambaran tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kesadaran masyarakat akan bahaya HIV masih rendah. Hal ini
diakibatkan kurangnya sosialisasi yang dilakukan pada masyarakat dalam
berbagai jenjang. Program yang selama ini disusun oleh pemerintah daerah masih
belum dapat menuntaskan masalah HIV, dan belum dapat memberdayakan
masyarakat dalam penanggulangan pada HIV.
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
19/32
19
Pengorganisasian
Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan program kesehatan, termasuk perencanaan, pembiayaan dan
pemantauan pelayanannya. Pelayanan di tingkat kabupaten/kota memiliki peranan
yang sangat penting dalam upaya penanggulangan HIV/ AIDS. Di Kota Jember
sendiri, pelayanan pada ODHA dan OHIDA sudah ada di RSD Balung,
Puskesmas Puger dan juga RSUD Soebandi.
Di Kabupaten Jember, program yang dibangun masih kurang
memberdayakan peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV . Pelayanan kesehatan terkait HIV dan AIDS juga masih
belum dapat terjangkau oleh masyarakat dengan mudah. Pandangan masyarakat
yang negatif terhadap ODHA, dapat semakin memperparah keadaannya dan juga
mengurangi motivasi unutk mengakses pelayanan kesehatan. Oleh sebab itulah
diperlukan peran dan kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga
untuk menuntaskan masalah HIV.
Pengarahan
Di wilayah kecamatan dan kelurahan/desa yang berpotensi adanya
penularan HIV, dapat dibentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanggulangan
HIV dan AIDS yang masing-masing dipimpin oleh Camat dan Lurah/Kepala
Desa. Tugas utama adalah menggerakkan masyarakat untuk ikut serta dalam
upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS yang dirancang oleh KPA
Kabupaten/Kota. Pelatihan dan pengarahan perlu diberikan baik pada tenaga
lapangan maupun tenaga pelayanan kesehatan penanggulangan HIV.
Upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS memerlukan
dukungan masyarakat luas dan juga dari OHIDA itu sendiri. Keluarga sebagai unit
terkecil masyarakat mempunyai tugas penting dan sangat mulia sebagai benteng
pertama dalam pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS. Ketahanan
keluarga dalam arti yang sesungguhnya perlu tetap diupayakan dan ditingkatkan.
Selain itu keluarga mampu memberikan lingkungan yang kondusif bagi ODHA
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
20/32
20
dan OHIDA dengan berempati dan menjauhkan sikap diskriminatif terhadap
mereka.
Masyarakat umum berperan membantu upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV dan AIDS di lingkungan masing-masing dengan
memberikan kemudahan dan meciptakan lingkungan yang kondusif. Untuk
menjalankan fungsi tersebut, masyarakat berhak menerima informasi yang benar
tentang masalah HIV dan AIDS.
Pengawasan
Pengawasan perlu dilakukan untuk mengevaluasi hasil dari program-
program yang sudah dilaksanakan. Hal ini bertujuan agar pencapaian yang
diperoleh dapat lebih optimal dengan pemanfaatan sumber daya yang lebih
efisien, serta kinerja tenaga kesehatan yang lebih efektif. Adanya pengawasan
dalam kegiatan menajemen keperawatan akan membantu teridentifikasi efisiensi
kegiatan program, adanya penyimpangan-penyimpangan selama proses kegiatan
dan penyebabnya sehingga dapat disusun rencana tindak lanjut untuk
memeprbaiki dan keberlanjutan program (Gillies, 2000; Swansburg, 1999;
Marquis & Huston, 2000 dalam Susanto, 2013).
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk (i) menjamin bahwa program
pencegahan HIV/AIDS mencapai tingkat efisiensi dan akuntabilitas yang tinggi,
(ii) membantu mengintensifkan dan meningkatkan pelaksanaan program, (iii)
memungkinkan tindakan korektif untuk mengarahkan program, dan (iv)
menghasilkan informasi yang berguna bagi pelaksanaan program serta sebagai
masukan untuk penyusunan program lanjutan. Hasil monitoring dan evaluasi
dilaporkan secara berjenjang sesuai dengan Perpres No. 75 Tahun 2006.
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
21/32
21
Masalah Manajemen:
1. Belum adanya pemerataan systempenanganan HIV beserta vasilitas saranapelayanan khusus HIV di setiapdaerah
2. Kurang sosialisasi kepada OHIDAmasyarakat tentang bahaya HIV/ AIDS
3. Banyaknya pasien dan OHIDA denganHIV yang malu dengan keadaannyaakibat stigma masyarakat yang buruk
mengenai HIV sehingga penderita HIV
enggan untuk memeriksakan dirinya
yang menyebabkan kasus penemuan
HIV masih rendah4. Cakupan penemuan kasus HIV/AIDS
baru relative masih rendah akibat data
yang diperoleh hanya berasal dari pasien
yang memeriksaan diri
5. Pengobatan yang masih belum bisaditemukan sampai saat ini membuatODHA semakin terdiskriminasi
6. Kurangnya perhatian pemerintahmengenai penanggulangan HIV jugaOHIDA
7. Perlunya peningkatan pengawasan daripemerintah pusat terkait kegiatan yang
dilakukan dalam penemuan kasus HIV,
penanggulangan HIV, beserta
pembiayaan upaya yang telahdilakukan.
Belum adanya kerjasama
antar instansi terkait
pencegahan dan
penanggulangan HIV
Belum ditemukannya
obat yang dapat
menyembuhkan HIV
Mahalnya biaya
pengobatan untuk pasien
HIV
data pasien HIV dan
OHIDA yang masuk hanya
berasal dari pendataan
pasien yang
memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
Kurangnya kerja sama
dengan pihak swasta dan
lintas sektor
Sarana untuk pelayanan
pada OHIDA dan ODHA
masih kurang
Sulitnya mengubah
stigma masyarakat
terhadap HIV
Kurangnya kegiatan
supervise dari pemerintah
terhadap laju epidemic
HIV
Penyusunan program
belum berdasarkan
kebutuhan masyarakat
Planning
ActuatingControlling
Organizing
Program pemerintah yang
sudah ada masih belum
dapat dijalankan secara
optimal
belum terbangun sistem
penanggulangan HIV/AIDS
dan pencghan OHIDA
Belum adanya peraturan
daerah terkait
pencegahan HIV/ AIDS
Rendahnya cakupan
angka penemuan kasus
HIV di lapangan
kurang koordinasi pelayan
terhadap pihak-pihak
penanggulangan HIV/AIDS
Rendahnya peran serta
masyarakat dalam upaya
pencegahan dan
penanggulangan HIV
Belum adanya kader
khusus untuk
penanggulangan HIV
Kurangnya realisasi
program penanggulangan
HIV berbasis masyarat
Kesadaran masyarakat
akan resiko penularan
HIV masih rendah
Tingkat pengetahuan
masyarakat tentang HIV
yang masih kurang
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
22/32
22
BAB 3. MASALAH PROGRAM MANAJEMEN PELAYANAN
KESEHATAN
3.1 Daftar Masalah Manajemen Pelayanan Kesehatan
Rumusan masalah manajemen pelayanan kesehatan antara lain:
1. Belum optimalnya pelaksanaan program pemerintah berbasis masyarakatdalam pencegahan OHIDA pada HIV/AIDS berhubungan dengan kurangnya
peran serta masyarakat terhadap upaya penanggulangan dan pencegahan
HIV/AIDS; kurangnya kesadaran masyarakat akan resiko penularan
HIV/AIDS.
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
23/32
23
BAB 4. PERENCANAAN
4.1PerencanaanNo Diagnosa Tujuan Rencana Kegiatan Aktivitas Evaluasi
Indikator Evaluator
1. Belum optimalnya
pelaksanaan
program pemerintah
berbasis masyarakat
dalam pencegahan
OHIDA pada
HIV/AIDS
berhubungan
dengan kurangnya
peran serta
masyarakat
terhadap upaya
TUM:
pelaksanaan
program
pemerintah
berbasis
masyarakat
dalam
pencegahan
OHIDA
HIV/AIDSdapat optimal
setelah
dilakukan
pembinaan
selama 1
1. Memberdayakanmasyarakat
dengan OHIDA
khususnya di
tingkat keluarga
untuk
melakukan
pencegahan
HIV/AIDS
melalui
pembinaan
keluarga
Hari ke 1:
1.1 MelakukanBHSP dengan
keluarga OHIDA
1.2 Mengkaji kopingkeluarga terkait
adanya anggota
OHIDA
1.3 Melakukanpengarahan pada
keluarga dengan
OHIDA
mengenai
1.1.1TerbinanyaBHSP antara
mahasiswa dan
petugas kesehatan
dengan OHIDA
1.1.2Mahasiswamaupun petugas
kesehatanmengetahui
tingkat koping
keluarga
1.1.3 terlaksananya
Mahasiswa
Masyarakat/
tokoh
masyarakat
Kader
Petugas
kesehatan
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
24/32
24
penanggulangan
dan pencegahan
HIV/AIDS;
kurangnya
kesadaran
masyarakat akan
resiko penularan
HIV/AIDS.
minggu
TUK:
terbentuknya
keluarga peduli
HIV dan
program Bina
Keluarga
OHIDA dengan
ODHA serta
adanya
perubahan
pemahaman
masyarakat
terhadap HIV
sebanyak 10
keluarga di
kelurahan x
penanggulangan
dan pencegahan
penularan
HIV/AIDS
hari ke 2:1.4 mengajarkan
pada keluarga
OHIDA
mengenai konsep
APD yang harus
dilakukan baik
oleh keluarga
maupun oleh
ODHA
hari ke 3:
1.5 mengevaluasikegiatan
sebelumnya,
yakni
kemampuan
OHIDA dan
pengarahan pada
keluarga tentang
penanggulangan
dan pencegahan
penularan HIV
1.1.4keluarga OHIDAmampu
melakukan APD
serta melakukan
pencegahan
penularan HIV
pada orang lain
1.1.5OHIDA maupunODHA dapat
melakukan cara-
cara APD seperti
yang telah
diajarkan
sebelumnya
1.1.6OHIDA maupunODHA mampu
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
25/32
25
ODHA dalam
melakukan
perlindungan diri
dari penularan
HIV/AIDS dan
pencegahanpenularan HIV
pada orang lain
1.6 memberikankonseling dan
penguatan koping
pada OHIDA
maupun ODHA
itu sendiri
hari ke 4:
1.7 mengevaluasipeningkatan
koping keluarga
1.8pembentukankelompok
keluarga peduli
mengungkapkan
masalah-masalah
yang selama ini
dialami serta
adanya solusi
mengenaimasalah tersebut
1.1.7adanyapeningkatan
koping OHIDA
maupun ODHA
1.1.8 terbentuknyakelompok/
perkumpulan
keluarga OHIDA
peduli HIV/AIDS
1.1.9adanya peranserta masyarakat
dalam
pembentukan
keluarga OHIDA
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
26/32
26
HIV/AIDS
dengan
mengumpulkan
keluarga-OHIDA
hari ke 51.9 sosialisasi
program ODIHA
dengan cakupan
masyarakat yang
lebih luas dibantu
oleh toga dan
toma setempat
hari ke 6:
1.10membuatstruktur
organisasi
kelompok
OHIDA peduli
HIV/AIDS
bersama toma,
toga dan petugas
puskesmas
peduli HIV/AIDS
1.1.10 terbentuknyastruktur
organisasi yang
jelas dalamkelompok
Keluarga OHIDA
Peduli HIV/AIDS
1.1.11 tersusunnyarencana kegiatan
yang akan
dilakukan oleh
kelompok
keluarga OHIDA
peduli HIV/AIDS
1.1.12 terlaksana-nyapenggalangan
dana, dan rencana
anggaran dana
sudah terbuat
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
27/32
27
1.11Membuatrencana kegiatan
yang akan
dilakukan
kelompokOHIDA peduli
HIV/AIDS,
misal:
-Melakukanpertemuan rutin
setiap minggu
-Sosialisasi HIVpada
masyarakat
-Sosialisasipenggunaan
kondom yang
baik dengan
sasaran yang
tepat
-Sosialisasiperlunya
membina
1.1.13 dilaksanakannya evaluasi
kegiatan sesuai
dengan criteria
evaluasi yang
telah disusun
1.1.14 terjalinnyakoordinasi dan
kerjasama dengan
pihak puskesmas
terkait kontroling
pelaksanaan
kegiatan Bina
Keluarga ODHA
dan Kelompok
OHIDA Peduli
HIV/AIDS
kedepannya.
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
28/32
28
keluarga yang
baik dan setia
pada pasangan
untuk
mengurangi
resiko HIV
1.12Membuatanggaran dana
yang diperlukan
untuk
melaksanakan
kegiatan, serta
melakukan
penggalangan
dana yang
bersumber dari
iuran, sumbangan
masyarakat,
maupun bantuan
pemerintah/
puskesmas
Hari ke 7:
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
29/32
29
1.13Melakukanevaluasi terkait
kegiatan yang
telah
dilaksanakan
1.14Berkoordinasidengan pihak
puskesmas untuk
senantiasa
melakukan
controlling dalam
kegiatan Bina
OHIDA
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
30/32
30
BAB 5. PENUTUP
5.1KesimpulanHIV/AIDS adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus
Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.sistem
kekebalan orang yang terserang virus tersebut akan mengalami penurunan
sehingga akan rentan terhadap berbagai penyakit lain. Sebelum memasuki fase
AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif.Jumlah penderita
HIV/AIDS di Jawa Timur mengalami peningkatan dari tahun 2009-2011.Padatahun 2011 jumlah penderita HIV/AIDS sebesar 4598 jiwa.Sedangkan pada tahun
2012, Jawa Timur menduduki peringkat ke-2 se-Indonesia setelah DKI
Jakarta.Faktor penularan utama melalui heteroseksual dan NAPZA. Jumlah
remaja usia 10-24 tahun di kabupaten Jember sebesar 573.262 jiwa dengan tingkat
pengetahuan remaja tentang seksualitas cukup tinggi yakni 68 % dan tindakan
seksualitas yang dilakukan remaja sebesar 76% adalah tindakan seksual pasif
(berciuman, meraba dan patting) sedangkan tindakan seksual aktif sebesar 24 %.
Masalah kesehatan di kabupaten Jember yang berkaitan dengan HIV/AIDS
berdasarkan data dari KPA tercatat 539 kasus dan 93 orang diantaranya adalah
remaja.
5.2Saran5.2.1 Untuk Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan hendaknya mengontrol jalannya program Pembentukan
Keluarga Peduli HIV dan Program Bina Keluarga dengan ODHA,
sehingga ada koordinasi dari tenaga kesehatan dan dapat dicatat
perkembangannya.
5.2.2 Untuk Keluarga dengan HIVKeluarga hendaknya mau bekerja sama dengan tenaga kesehatan dalam
menjalankan program yang telah direncanakan demi terlaksananya
program Pembentukan Keluarga Peduli HIV dan Program Keluarga
dengan ODHA dengan baik
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
31/32
31
5.2.3 Untuk Pemerintah dan Mahasiswa KeperawatanPemerintah dan Mahasiswa dapat membantu jalannya program dan
memperbaiki kekurangan yang ada dari program yang sudah dilaksanakan.
-
5/23/2018 BAB 1 Isi Makalah Fix
32/32
32
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2013. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi. Edisi 36.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011.Profil data kesehatan Indonesia
Tahun 2011. Jakarta: Kemenkes RI.
Dinas Kesehatan Jawa Timur. (Tanpa Tahun). Layanan Kesehatan: Senjata
Mencegah AIDS.
[=http%3A%2F%2Fdinkes.jatimprov.go.id%2Fuserimage%2Fdokumen%2
FARTIKEL_Layanan%2520Kesehatan%2520Senjata%2520Mencegah%25
20AIDS.pdf] [tgl 01 Maret 2013].
Depkes RI. 2006. Situasi HI/AIDS Di Indonesia Tahun 1987-2006. Pusat Data danInformasi:
[http%3A%2F%2Fwww.depkes.go.id%2Fdownloads%2Fpublikasi%2FSitu
asi%2520HIV-AIDS%25202006.pdf]. diakses pada 3 Maret 2013
Riskesdas. 2013.Badan Penelitian dan Pengenbangan Dasar RI. Bakti Husada
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0
CDAQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.aidsindonesia.or.id%2Fck_uploa
ds%2Ffiles%2FLaporan%2520HIV%2520AIDS%2520TW%25201%25202
013%2520FINAL.pdf&ei=k1chU6u8BMKkrQfbqYHIDw&usg=AFQjCNH
6_JxnCQxwIMQZZz6MgpDS1IBH9w&bvm=bv.62922401,d.bmk
http://m.merdeka.com/peristiwa/penderita-hivaids-di-jatim-terus-bertambah-90-
persen-parah.html
http://www.jemberpost.com/jember-10-besar-penderita-hivaids/
http://ebookbrowsee.net/gdoc.php?id=381256667&url=e3f97a7fb8be14313d6ab5
8a59afc658
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0
CCkQFjAB&url=http%3A%2F%2Fdepkes.go.id%2Fdownloads%2Friske
sdas2013%2FHasil%2520Riskesdas%25202013.pdf&ei=_WQhU9bsDYi
VrAeHgoHADw&usg=AFQjCNHZkrFtuE_QMeTt3I27mFejAnomsw&b
vm=bv.62922401,d.bmk
www.beritasatu.com/kesehatan/152939-angka-kematian-akibat-aids-di-indonesia-
menurun.html
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CDAQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.aidsindonesia.or.id%2Fck_uploads%2Ffiles%2FLaporan%2520HIV%2520AIDS%2520TW%25201%25202013%2520FINAL.pdf&ei=k1chU6u8BMKkrQfbqYHIDw&usg=AFQjCNH6_JxnCQxwIMQZZz6MgpDS1IBH9w&bvm=bv.62922401,d.bmkhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CDAQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.aidsindonesia.or.id%2Fck_uploads%2Ffiles%2FLaporan%2520HIV%2520AIDS%2520TW%25201%25202013%2520FINAL.pdf&ei=k1chU6u8BMKkrQfbqYHIDw&usg=AFQjCNH6_JxnCQxwIMQZZz6MgpDS1IBH9w&bvm=bv.62922401,d.bmkhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CDAQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.aidsindonesia.or.id%2Fck_uploads%2Ffiles%2FLaporan%2520HIV%2520AIDS%2520TW%25201%25202013%2520FINAL.pdf&ei=k1chU6u8BMKkrQfbqYHIDw&usg=AFQjCNH6_JxnCQxwIMQZZz6MgpDS1IBH9w&bvm=bv.62922401,d.bmkhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CDAQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.aidsindonesia.or.id%2Fck_uploads%2Ffiles%2FLaporan%2520HIV%2520AIDS%2520TW%25201%25202013%2520FINAL.pdf&ei=k1chU6u8BMKkrQfbqYHIDw&usg=AFQjCNH6_JxnCQxwIMQZZz6MgpDS1IBH9w&bvm=bv.62922401,d.bmkhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CDAQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.aidsindonesia.or.id%2Fck_uploads%2Ffiles%2FLaporan%2520HIV%2520AIDS%2520TW%25201%25202013%2520FINAL.pdf&ei=k1chU6u8BMKkrQfbqYHIDw&usg=AFQjCNH6_JxnCQxwIMQZZz6MgpDS1IBH9w&bvm=bv.62922401,d.bmkhttp://m.merdeka.com/peristiwa/penderita-hivaids-di-jatim-terus-bertambah-90-persen-parah.htmlhttp://m.merdeka.com/peristiwa/penderita-hivaids-di-jatim-terus-bertambah-90-persen-parah.htmlhttp://www.jemberpost.com/jember-10-besar-penderita-hivaids/http://ebookbrowsee.net/gdoc.php?id=381256667&url=e3f97a7fb8be14313d6ab58a59afc658http://ebookbrowsee.net/gdoc.php?id=381256667&url=e3f97a7fb8be14313d6ab58a59afc658http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CCkQFjAB&url=http%3A%2F%2Fdepkes.go.id%2Fdownloads%2Friskesdas2013%2FHasil%2520Riskesdas%25202013.pdf&ei=_WQhU9bsDYiVrAeHgoHADw&usg=AFQjCNHZkrFtuE_QMeTt3I27mFejAnomsw&bvm=bv.62922401,d.bmkhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CCkQFjAB&url=http%3A%2F%2Fdepkes.go.id%2Fdownloads%2Friskesdas2013%2FHasil%2520Riskesdas%25202013.pdf&ei=_WQhU9bsDYiVrAeHgoHADw&usg=AFQjCNHZkrFtuE_QMeTt3I27mFejAnomsw&bvm=bv.62922401,d.bmkhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CCkQFjAB&url=http%3A%2F%2Fdepkes.go.id%2Fdownloads%2Friskesdas2013%2FHasil%2520Riskesdas%25202013.pdf&ei=_WQhU9bsDYiVrAeHgoHADw&usg=AFQjCNHZkrFtuE_QMeTt3I27mFejAnomsw&bvm=bv.62922401,d.bmkhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CCkQFjAB&url=http%3A%2F%2Fdepkes.go.id%2Fdownloads%2Friskesdas2013%2FHasil%2520Riskesdas%25202013.pdf&ei=_WQhU9bsDYiVrAeHgoHADw&usg=AFQjCNHZkrFtuE_QMeTt3I27mFejAnomsw&bvm=bv.62922401,d.bmkhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CCkQFjAB&url=http%3A%2F%2Fdepkes.go.id%2Fdownloads%2Friskesdas2013%2FHasil%2520Riskesdas%25202013.pdf&ei=_WQhU9bsDYiVrAeHgoHADw&usg=AFQjCNHZkrFtuE_QMeTt3I27mFejAnomsw&bvm=bv.62922401,d.bmkhttp://www.beritasatu.com/kesehatan/152939-angka-kematian-akibat-aids-di-indonesia-menurun.htmlhttp://www.beritasatu.com/kesehatan/152939-angka-kematian-akibat-aids-di-indonesia-menurun.htmlhttp://www.beritasatu.com/kesehatan/152939-angka-kematian-akibat-aids-di-indonesia-menurun.htmlhttp://www.beritasatu.com/kesehatan/152939-angka-kematian-akibat-aids-di-indonesia-menurun.htmlhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CCkQFjAB&url=http%3A%2F%2Fdepkes.go.id%2Fdownloads%2Friskesdas2013%2FHasil%2520Riskesdas%25202013.pdf&ei=_WQhU9bsDYiVrAeHgoHADw&usg=AFQjCNHZkrFtuE_QMeTt3I27mFejAnomsw&bvm=bv.62922401,d.bmkhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CCkQFjAB&url=http%3A%2F%2Fdepkes.go.id%2Fdownloads%2Friskesdas2013%2FHasil%2520Riskesdas%25202013.pdf&ei=_WQhU9bsDYiVrAeHgoHADw&usg=AFQjCNHZkrFtuE_QMeTt3I27mFejAnomsw&bvm=bv.62922401,d.bmkhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CCkQFjAB&url=http%3A%2F%2Fdepkes.go.id%2Fdownloads%2Friskesdas2013%2FHasil%2520Riskesdas%25202013.pdf&ei=_WQhU9bsDYiVrAeHgoHADw&usg=AFQjCNHZkrFtuE_QMeTt3I27mFejAnomsw&bvm=bv.62922401,d.bmkhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CCkQFjAB&url=http%3A%2F%2Fdepkes.go.id%2Fdownloads%2Friskesdas2013%2FHasil%2520Riskesdas%25202013.pdf&ei=_WQhU9bsDYiVrAeHgoHADw&usg=AFQjCNHZkrFtuE_QMeTt3I27mFejAnomsw&bvm=bv.62922401,d.bmkhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CCkQFjAB&url=http%3A%2F%2Fdepkes.go.id%2Fdownloads%2Friskesdas2013%2FHasil%2520Riskesdas%25202013.pdf&ei=_WQhU9bsDYiVrAeHgoHADw&usg=AFQjCNHZkrFtuE_QMeTt3I27mFejAnomsw&bvm=bv.62922401,d.bmkhttp://ebookbrowsee.net/gdoc.php?id=381256667&url=e3f97a7fb8be14313d6ab58a59afc658http://ebookbrowsee.net/gdoc.php?id=381256667&url=e3f97a7fb8be14313d6ab58a59afc658http://www.jemberpost.com/jember-10-besar-penderita-hivaids/http://m.merdeka.com/peristiwa/penderita-hivaids-di-jatim-terus-bertambah-90-persen-parah.htmlhttp://m.merdeka.com/peristiwa/penderita-hivaids-di-jatim-terus-bertambah-90-persen-parah.htmlhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CDAQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.aidsindonesia.or.id%2Fck_uploads%2Ffiles%2FLaporan%2520HIV%2520AIDS%2520TW%25201%25202013%2520FINAL.pdf&ei=k1chU6u8BMKkrQfbqYHIDw&usg=AFQjCNH6_JxnCQxwIMQZZz6MgpDS1IBH9w&bvm=bv.62922401,d.bmkhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CDAQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.aidsindonesia.or.id%2Fck_uploads%2Ffiles%2FLaporan%2520HIV%2520AIDS%2520TW%25201%25202013%2520FINAL.pdf&ei=k1chU6u8BMKkrQfbqYHIDw&usg=AFQjCNH6_JxnCQxwIMQZZz6MgpDS1IBH9w&bvm=bv.62922401,d.bmkhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CDAQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.aidsindonesia.or.id%2Fck_uploads%2Ffiles%2FLaporan%2520HIV%2520AIDS%2520TW%25201%25202013%2520FINAL.pdf&ei=k1chU6u8BMKkrQfbqYHIDw&usg=AFQjCNH6_JxnCQxwIMQZZz6MgpDS1IBH9w&bvm=bv.62922401,d.bmkhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CDAQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.aidsindonesia.or.id%2Fck_uploads%2Ffiles%2FLaporan%2520HIV%2520AIDS%2520TW%25201%25202013%2520FINAL.pdf&ei=k1chU6u8BMKkrQfbqYHIDw&usg=AFQjCNH6_JxnCQxwIMQZZz6MgpDS1IBH9w&bvm=bv.62922401,d.bmkhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CDAQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.aidsindonesia.or.id%2Fck_uploads%2Ffiles%2FLaporan%2520HIV%2520AIDS%2520TW%25201%25202013%2520FINAL.pdf&ei=k1chU6u8BMKkrQfbqYHIDw&usg=AFQjCNH6_JxnCQxwIMQZZz6MgpDS1IBH9w&bvm=bv.62922401,d.bmk