Fix Makalah

24
TUGAS KELOMPOK BLOK 11 “DENTAL KERAMIK” OLEH : KELOMPOK 6A FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Transcript of Fix Makalah

Page 1: Fix Makalah

TUGAS KELOMPOK

BLOK 11

“DENTAL KERAMIK”

OLEH :

KELOMPOK 6A

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012

Page 2: Fix Makalah

Anggota-Anggota Kelompok 6A :

1. JEFFERSON DANIEL B                 (110600067 )

2. YUKI INDAH SWANA SIRAIT   (110600068 )

3. NOVITA ZEIN HARAHAP            (110600069 )

4. AUGINA ERA PANGESTIKA       (110600070 )

5. YESSY PEBRINA PAKPAHAN   (110600071 )

6. NADYA LOVIANDA                     (110600072 )

7. HAFIZAH                                         (110600073 )

8. ULFA FITRIA A                               (110600074 )

9. MONICA NINDIA P                       (110600075)

10. RAHMY FITRIANA                        (110600076 )

11. AGNES TRESNAWATI                    (110600077)

12. ELFIZA FETRIANIS                        (110600078 )

Page 3: Fix Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Penggunaan keramik pada masa lampau sering digunakan untuk peralatan sehari-hari

ataupun alat-alat tertentu lainnya. Seiring perkembangan zaman, keramik mulai digunakan

untuk bidang lainnya yang salah satunya adalah bidand kedokteran gigi. Keramik digunakan

untuk memenuhi kebutuhan restorasi.

Bahan-bahan yang terdapat dalam dental keramik antara lain alumina yang merupakan

suatu oksida keras yang sangat kuat dan merupakan konstitusi utama dental keramik. Selain

itu terdapat boric oksida yang merupakan suatu flux keramik, dan juga digunakan feldsafar,

kaolin, silica, oksida serta bahan pewarna.

Restorasi yang terbuat dari dental keramik memiliki beberapa kelebihan yang meliputi

sifat translusen, warnanya sesuai dengan warnanya sesuai dengan warna gigi asli, dapat

dibentuk sesuai dengan bentuk anatomis gigi, bikompatibilitas terhadap jaringan mulut baik

serta memiliki nilai koefisien termal ekspansi yang hampir sama dengan gigi. Kerusakan

keramik yang sama dengan email sangat diharapkan untuk meminimalkan keausan pada

restorasi keramik dan mengurangi kerusakan akibat keausan yang dapat terjadi pada email

karena adanya restorasi keramik. Tetapi restorasi yang terbuat dari dental keramik memiki

tensile streght yang rendah, brittle, mudah fraktur dan memiliki keakuratan margin restorasi

yang kurang baik.

1.2. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah menjelaskan tentang dental keramik yang

mencakup beberapa hal:

a. Pengertian dental keramik

b. Klasifikasi dental keramik

c. Pengertian dental porselen

d. Pemanipulasian dental porselen

Page 4: Fix Makalah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dental keramik

Kata keramik berasal dari bahasa Yunani, “keramikos” yang berarti bahan terbakar.

Keramik digunakan sejak sekitar tahun 1700an. Teknologi keamik gigi adalah salah satu

bidang yang paling cepat berkembang.

Dental keramik adalah bahan kedokteran gigi , terbuat dari material non logam yang

dibakar pada temperature tinggi. Dental keramik disebut juga porselain yang mempunyai

estetik tinggi, namun brittle (rapuh). Biasanya digunakan sebagai gigi tiruan tetap, seperti

jembatan, crown, atau sebagai anasir gigi tiruan lepasan. Bahan-bahan yang terdapat dalam

keramik gigi antara lain alumina oksida yang merupakan suatu oksida yang sangat kuat, boric

oksida yang merupakan suatu flux keramik, dan juga digunakan feldsfar, kaolin, silika,

oksidalain, serta bahan pewarna. Komposisi utama dari dental keramik yaitu feldspar (K2O-

Al2O3-6SiO2), silika (SiO2), alumina (Al2O3).Dental keramik memiliki compressive

strength yang tinggi, tensile strength yang rendah, hardness yang tinggi serta mempunyai

biokompatibilitas yang baik.

Kelebihan dental keramik :

Biokompatibilitas baik

Translusen

Estetis baik

Tidak toksik

Tidak larut dalam cairan mulut

Daya tahan tinggi terhadap pemaikaian dan distorsi

Sebagai isolator panas dan listrik yang baik

Tahan terhadap serangan kimia

Mempunyai daya kompresif strength yang lebih tinggi

Kekurangan dental keramik

Rapuh

Mengeluarkan suara klicking saat gigi berontak

Tidak dapat dihaluskan dengan cepat setelah digrinding

Terlalu lemah untuk pembuatan mahkota penuh tanpa inti

Page 5: Fix Makalah

Tidak ada pengikat untuk dasar akrilik denture dan memerlukan alat tambahan

Koefisien termal ekspansion tidak sebanding

Kekuatan tarik rendah

2.2 Klasifikasi dental keramik1

2.2.1 Berdasarkan penggunaan atau indikasi

( crown , anterior, posterior, veneer, fixed partial dentures ,post dan cores , glaze

ceramic, satin ceramic )

2.2.2 Berdasarkan komposisi

( aluminium murni, zircon murni, silica kaca ,leucite based glass ceramic, lithia

based glass ceramic)

2.2.3 Berdasarkan metode prosesing

( sintering, sintering sebagian dan infiltrasi, glass CAD-CAM, copy milling )

2.2.4 Klasifikasi Dental Keramik Berdasarkan Temperature Firing2,3,4,

Dental Keramik Berdasarkan temperature firing atau temperature pembakaran dipengaruhi

oleh tiga komposisi keramik yaitu quartz, Feldspar, Clay/Kaolin. Klasifikasi tersebut dibagi

menjadi empat yaitu:

a. Low Fusing Porcelain

Pada temperature 8710C- 10660C. Digunakan untuk pembuatan mahkota dan jembatan.

Memiliki homogenitas bubuk yang lebih besar sehingga menguntungkan pada saat fusing.

b. Medium Fusing Porcelain

Pada Temperatur 10930C-12600C. Digunakan untuk elemen gigi tiruan dan sama dengan low

fusing porcelain memiliki homogenitas bubik lebih besar.

c. High Fusing Porcelain

Page 6: Fix Makalah

Pada Temperatur 12880C-13710C. Digunakan untuk eleman gigi tiruan. High Fusing

memiliki strength terkuat, Tidak dapat larut, translusens dan dapat menjaga keakuratan

bentuk dalam proses firing yang berulang.

d. Ultra Low Fusing Porcelain

Pada temperature kurang dari 8500C. Digunakan untuk logam campur titanium serta untuk

pembuatan mahkota dan jembatan.

2.2.5 Klasifikasi Dental Keramik Berdasarkan Mikrostruktur3

Klasifikasi Dental Keramik berdasarkan mikrostrukturnya dibagi menjadi tiga yaitu:

a. Kaca

b. Kristalin

c. Kristal yang mengandung kaca

2.2.6 Klasifikasi dental keramik berdasarkan translusensinya3

Klasifikasi dental keramik berdasarkan translusensinya dibagi menjadi tiga yaitu:

a. opaque atau tidak dapat ditembus cahaya.

b. translusen (sebagian tembus cahaya, sebagian tidak)

c. transparan (tembus cahaya)

2.2.7 Klasifikasi dental keramik berdasarkan resistensi fraktur/abrasiveness3

Klasifikasi abrasiveness didasarkan pada ketahanan terhadap abrasi yang tinggi meliputi

kekuatan dan fraktur toughnes dari komponen keramik, dimensi konektor, bentuk konektor,

dan kekuatan pemakai.

2.3 Metode processing keramik2.3.1Klasifikasi dental keramik menurut metode processing4

Application Fabrication Crystalline phase

Products Manufacturers

ALL-CERAMIC Machined Zirconia Cercon DentsplyAlumina Lava 3M ESPEFeldspar Procera Nobel BiocareMica Vita Mark II VidentLeucite Dicor MGC Dentsply

Procad IvoclarVivadent

Slip-cast Alumina In-Ceram alumina VidentSpinel In-Ceram spinell VidentZirconia In-ceram zirconia Vident

Heat-pressed Leucite IPS Empress OPC IvoclarVivadent Pentron

Page 7: Fix Makalah

LaboratoryTechnologies

Lithium disilicate

IPS Empress 2 OPC 3G

Ivoclar

VivadentPentronLaboratoryTchnologies

Lithium phosphate

IPS Empress Cosmo

Ivoclar

VivadentSintered Leucite IPS Empress

layering ceramicIvoclar

VivadentAlumina Procera Allceram Nobel BiocareFluorapatite IPS Empress 2

layering ceramicIvoclar

VivadentCERAMIC-METAL Sintered Leucite VMK-95 Vident

Ceramco DentsplyDENTURE TEETH Manufactured Feldspar Trubyte Dentsply

2.4 Dental porselen5

Dental porselen terdiri dari powder keramik yang diwarnai dan air yang dicampurkan membentuk pasta yang adapat dibentuk yang diinginkan kemudian dibakar pada temperatur tinggi.Macam-macam dental porselen:

1. Dibuat untuk membuat gigi tiruan2. Untuk pembuatan crown atau inlay

Kedua macam dental porselen ini sama dalam komposisi, kimiawi, dan teknik manipulasinya.2.4.1 Jenis Dental Porselen6

Terdapat dua jenis dental porselen, yaitu dental porselen yang dibuat di pabrik untuk

membuat gigi tiruan dan dental porselen yang digunakan untuk membuat crown atau inlay.

2.4.2 Komposisi Dental Porselen7

Dental porselen memiliki beberapa komposisi,diantaranya Kaolin atau Clay, Silika (SiO2),

Feldspar Potas (K2O.Al2O3.6SiO2), Feldspar Soda (N2O.Al2O3.6SiO2), dan Pigmen. Silika

merupakan bahan utama pembuatan dental porselen, memiliki titik leleh yang tinggi, untuk

menurunkan titik leleh dan juga untuk mencegah proses deformasi pada proses sintering,

ditambahkan fluks pada bahan ini. Proses sintering merupakan proses pemanasan dari

partikel untuk mendapatkan ikatan partikel dan menaikkan kepadatan struktur. Bahan

Page 8: Fix Makalah

feldspar yang digunakan merupakan bahan yang murni, untuk menghasilkan warna serupa

dengan gigi asli.

2.4.3 Sifat Umum Dental Porselen8

Dental porselen merupakan bahan restorative yang cukup marak di bidang kedokteran gigi

sekarang. Dengan teknologi CAD-CAM, dental porselen memiliki compressive strength yang

tinggi tetapi memiliki tensile strength yang rendah serta dapat terjadi fraktur dengan mudah

jika ada tekanan yang terlalu rendah pada strain. Dari sifat itu maka dental porselen disebut

termasuk ke dalam bahan yang bersifat brittle atau rapuh.

Dental porselen juga marak digunakan karena memiliki warna yang sama persis seperti gigi

asli, walaupun dari segi biaya dental porselen termasuk mahal. Tetapi bahan ini jika digabung

dengan semua jenis dental material seperti metal, akan memiliki fracture toughness yang

rendah.

Walaupun dental porselen sudah dapat digunakan untuk restorasi gigi posterior, pada awalnya

dental porselen sendiri sangat sulit diaplikasikan untuk area gigi premolar dan molar. Ini

disebabkan karena adanya perkembangan teknologi yang termasuk pesat pada dental

keramik.

2.4.4 Pemanipulasian Dental Porselen

2.4.4.4 Pembakaran Dental Porselen8

Setelah melalui proses kondensasi campuran porselen pada die ditempatkan kedalam

moffel. Lalu alat pembakaran elektrik porselen dihidupkan. Pada awal pembakaran, tutup

moffel harus dibuka sedikit-sedikit. Selama proses pembakaran terjadi penyatuan dari

partikel-partikel powder sehingga porselen menjadi padat.

Dalam pembakaran dental porselen terdapat 3 (tiga) stage, yaitu:

1. Stage low bisgue

Pada stage ini digunakan temperature yang rendah dimana flux mulai mengaliur

diantara partikel.Partikel yang dibakar akan memadat sehingga poreus yang terdapat

pada porselen akan berkurang. Pada stage ini terjadi shrinkage.

2. Stage medium bisque

Pada stage ini terjadi pada temperature yang lebih tinggi dibandingkan stage low

bisgue, flux mengalir ketempat yang lebih luas. Pada stage ini masih terdapat poreus

pada partikel porselen dan shrinkage akan terlihat lebih jelas.

3. Stage high bisgue

Page 9: Fix Makalah

Pada stage ini terjadi pada akhir pembakaran porselen dimana temeperatur yang

digunakan semakin tinggi. Shrinkage nya semakin sempurna dan permukaan porselen

menjadi halus. Setelah mencapai stage ini porselen dapat dikeluarkan dari alat

pembakaran dan didinginkan.

2.4.4.5 Pendinginan Dental Porselen

Setelah proses pembakaran porselen selesai, porselen lalu dikeluarkan dari alat

pembakaran dan dibiarkan diudara terbuka sampai porselen tersebut menjadi dingin. Proses

pendinginan yang baik akan menambah kekuatan (strength) porselen tersebut, namun

pendinginan yang tiba-tiba akan menambah stress dan mengurangi kekuatan porselen.

2.4.4.6 Glazing Dental Porselen

Glazing dental porselen ada 3 (tiga) macam, yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Sedang

yang paling sering digunakan. Kegunaan Glazing dental porselen itu adalah untuk

mengkilapkan, memperkuat porselen, mengurangi retak-retak, dan memberi pewarnaan.

2.4.4.7 Shrinkage Dental Porselen

Penyebab shrinkage selama pemabakaran adalah hambatan terjadinya kondensasi.

Makin sedikit air yang tinggal sewaktu pembakaran dimulai maka makin sedikit penyusutan.

2.4.4.8 Bubble pada Dental Porselen

Ruang kosong yang disebabkan oelh masuknya udara selama pencampuran atau pada

beberapa high fusing porcelain dapat terjadi sebagai by product (hasil sampingan) dan

vitrivication (menjadi bentuk kaca) dari feldspar.

2.5 Gigi Tiruan dari keramik

Gigi palsu yang pada dunia kedokteran gigi lebih dikenal sebagai gigi tiruan

dibedakan menjadi dua yaitu gigi tiruan lepasan (GTL) dan gigi tiruan cekat (GTC). Gigi

tiruan lepasan adalah gigi tiruan yang dapat dilepas dan dipasang oleh pengguna. Sedangkan

gigi tiruan cekat adalah gigi tiruan yang tidak dapat dilepas atau dipasang sendiri oleh

pengguna. Bahan yang biasa digunakan untuk membuat gigi tiruan adalah logam, akrilik dan

porselen. Bahan porselen sulit dibedakan dengan gigi yang asli. Kekuatannya lebih besar

daripada akrilik tetapi tidak sekuat logam. Kekurangan dari bahan porselen ini bersifat rapuh

dan sehingga tidak dapat diasah dan tidak dapat diletakkan pada permukaan kunyah gigi

belakang. Biasaya juga digunakan untuk gigi yang memerlukan estetik tinggi. Bahan porselen

ini tidak cocok digunakan pada pasien dengan kebiasaan buruk bruxism karena gesekan yang

terus menerus dengan gigi antagonisnya akan menyebabkan porcelain cepat pecah. Sering

Page 10: Fix Makalah

digunakan sebagai gigi tiruan tetap seperti jembatan, crown, atau sebagai anasir gigi tiruan

lepasan. Sifat keramik tidak bisa bereaksi dengan akrilik.

2.6. MAHKOTA PORSELEN ALUMINA

Saat ini, dokter gigi menggunakan berbagai pilihan perawatan konservatif untuk

restorasi gigi. Tiga pilihan utama bahan restoratif untuk mahkota cakupan penuh-porselen,

emas dan keramik. Diantara ketiga, porselen memberikan tampilan paling alami. Di bawah

kategori porselen, yang paling dominan adalah baik bahan alumina atau zirkonium. Ini

memberikan pilihan bebas logam estetik. Ini memiliki banyak manfaat juga. Sebuah mahkota

porselen estetik dapat dibuat dengan ketebalan material berkurang, dengan menghilangkan

kebutuhan untuk inti logam mendukung. Oleh karena itu, ini menjadi pengobatan yang paling

menguntungkan untuk dipilih oleh dokter gigi modern. Selain itu, penghapusan hasil logam

inti dalam transmisi cahaya lebih melalui porselen. Akibatnya, kehidupan yang lebih baik

seperti sifat dan tingkat yang lebih tinggi dari estetika dapat dicapai. Bahan keramik juga

lebih tahan lama dan memiliki kekuatan yang lebih besar. 9

2.6.1. Mahkota Porselen-Alumina

Berdasarkan pada hasil survei tahun 1994, mahkota logam keramik dan jembatan

digunakan hampir pada 90% dari seluruh restorasi cekat. Meskipun demikian, perkembangan

mutakhir dalam produk keramik disertai mambaiknya ketahanan terhadap fraktur dan

kemampuan estesika yang sangat baik telah membawa pada sedikit peningkatan dalam

penggunaan produk-produk keramik penuh. Mahkota jaket porselen telah digunakan secara

luas sejak awal abad keduapuluh. Keramik yang digunakan pada mahkota jaket porselen

konvensional adalah porselen feldspathic high-fusing. Kekuatan jenis porselen ini yang relatif

rendah telah mendorong MccLean dan Hughes (1965) untuk mengembangkan bahan inti

porselen yang diperkuat alumina untuk pembuatan ahkota jaket porselen.

Mahkota jaket porselen yang diperkuat alumina secara umum dianggap memberikan

estetika yang sedikit lebih baik untuk gigi-gigi anterior dibandingkan dengan mahkota logam-

keramik yang menggunakan koping logam. Meskipun demikian, kekuatan inti porselen yang

digunakam untuk mahkota jaket porselen ini kurang memadai sehingga restorasi ini tidak

dapat digunakan untuk gigi-gigi posterior. Jadi, keramik yang lebih baru dengan kekuatan

yang lebih baik lebih disukai untuk membuat CTC.10

Page 11: Fix Makalah

2.6.2. Castable dan Machinable Glass-Ceramic

Castable kaca keramik yang dimasukkan ke dalam investasi cetakan menggunakan

proses kehilangan wax. Adhesive oksida antara keramik kaca dan cetakan ketika dimasukkan

ke dalam cetakan investasi fosfat-bonded mempengaruhi morfologi antarmuka, sehingga

antarmuka sandblasted mekanis untuk menghapus oksida perekat. Setelah casting atau

mengkristal, sandblasted sampel dengan aluminium oksida partikel sering diterapkan untuk

pengukuran perubahan dimensi. Nilai yang sesuai dari kekuatan mekanik sebagai gips

mahkota gigi dikendalikan oleh jenis kristal setelah termal pengobatan sampel, karena seperti

kristal sebagai hidroksiapatit, diopside (CaO-MgO ' 2SiOz) dan beta-trikalsium fosfat (beta-

3CaO. P205) terjadi pada suhu ceramming dari 890-980 ° C [9, 10]. Oleh karena itu kondisi

ceramming setelah pengecoran penting sehubungan dengan penghapusan bubuk investasi,

nilai mekanik kekuatan dan pembentukan kristal. Penelitian ini memiliki memeriksa vektor

perubahan warna dan keringanan keramik kaca setelah casting dan ceramming untuk aplikasi

gigi untuk membuat mahkota. 11

Metode machinable keramik yaitu CAD CAM system dirancang untuk menghasilkan

keindahan. Sistem ini menggunakan scan 3D untuk informasi digital mengenai bentuk

preparasi giginya. Metode ini diperkenalkan didunia kedokteran gigi tepatnya pada Februari

tahun 2000 sebagai versi yang lebih canggih dan lebih baru. Perangkat lunak (software) yang

digunakan dalam CEREC adalah berformat windows NT dan dijalankan dari Personal

Computer atau PC (Bindl dkk, 2002). Komposisi utama bahan CAD-CAM untuk pembuatan

veneer keramik adalah Silica (SiO2), Alumina (Al2O3), selain itu ada beberapa komposisi

kimia lain yang terdapat dalam material blocks CAD-CAM meskipun dalam jumlah yang

relatif kecil, yaitu: Na2O (6 - 9%), K2O (6 - 8%), CaO (0,3 - 0,6%), TiO2 (0,0 - 0,1%). 11

2.6.3. Pressable Glass-Ceramics

IPS Empress merupakan metode Pressable Ceramic. Teknologi yang digunakan

adalah Heat Pressed dengan Lost – wax Technique (Van Nort, 2002). Restorasi yang

dihasilkan memiliki estetik yang baik sehingga gigi terlihat natural. Komposisi utama bahan

IPS Empress adalah silicate glass matrix (SiO2) dengan susunan fase kristalnya berupa kristal

leucite dengan konsentrasi tinggi. Bahan lain yang digunakan meskipun dalam persentase

kecil adalah K2O, Al2O3, Na2O, B2O3, CaO, TiO2, CeO2 (IPS Empress Ivoclar Vivadent AG).

Page 12: Fix Makalah

Metode pressable merupakan salah satu restorasi keramik dengan sebuah metode yang

disebut dengan press. IPS Empress juga sebagai alternatif dalam pembuatan restorasi all

keramik yang dapat diandalkan fungsi dan kekuatannya. Metode ini digunakan pada pasien

untuk memberikan suatu kepuasan estetik dari restorasi yang terlihat natural karena berbahan

utama keramik. Pemakaian bahan restorasi yang dilekatkan dengan keramik diharapkan dapat

mengembalikan fungsi, bentuk, kontur, warna (hue, value, dan chroma), pencahayaan /

penyebaran cahaya yang natural dan memiliki kekuatan seperti gigi natural. Metode ini dapat

memberi suatu estetik yang memuaskan disebabkan karena memang bahan – bahan yang

digunakan dibuat terlihat sangat natural.11

2. 6. 4 In-Ceram Alumina, In-Ceram Spinell, dan In-Ceram Zirconia12

Pertama kali inti semua porselen dibuat pada tahun 1965 dengan bahan alumina. Dan

alumina ini dijadikan crown untuk gigi anterior sampai awal 1990-an. Core (inti) alumina

yang dibuat pada die refraktori oleh teknisi laboratorium gigi menggunakan teknik

kondensasi bubuk. Kelenturan dari porselen feldspathic adalah sekitar 50-60MPa, yang

kelenturan inti aluminanya adalah antara 120-130MPa. Meskipun adanya peningkatan

kekuatan, core alumina masih tidak cukup kuat untuk dijadikan crown untuk molar dan

sebagai pendukung multi unit bridges. In-ceram alumina yang diproduksi oleh Vita memiliki

kekuatan yang tinggi mencapai 85% volume alumina yang terdapat pada intinya. Jenis inti ini

dikenal sebagai glass infused ceramic core. Kekuatan lentur In-Ceram alumina inti adalah

sekitar 500 MPa.

Vita telah menciptakan sistem glass infused ceramic core lain dengan mengganti

alumina sinter dengan oksida lainnya dan campuran oksida. In-Ceram-Spinel (ICS)

menggunakan spinel (MgAl2O4) dalam bentuk sinter untuk menghasilkan versi yang

translusen dan memiliki nilai estetika yang mirip dengan In-Ceram asli dengan berkurangnya

sedikit kelenturan sekitar 350MPa. ICS diindikasikan untuk crown pada gigi anterior.

In-Seram-Zirkonia (ICZ) menggunakan campuran kristal oksida alumina dan

zirkonium untuk menghasilkan glass infused ceramic core yang lebih kuat daripada In-Ceram

yang asli sekitar 700MPa. ICZ digunakan untuk crown pada gigi posterior dan bridges, tetapi

tidak diindikasikan untuk restorasi anterior karena opacity-nya.

2. 6. 5 Procera All Ceram12

Procera (Noble Biocare) All Ceram cores adalah CAD-CAM (Computer Assisted

Design-Computer Assisted Manufactured) alat pembuat substruktur gigi yang pertama. Die

standar dibuat dari impresi seorang dokter gigi secara digital yang diperoleh dari alat scann

Page 13: Fix Makalah

yang terhubung dengan komputer. Data tersebut kemudian digunakan untuk membuat suatu

pembesaran die alumina murni 99,9% kering. Pembesaran pada bagian bewarna hijau

kemudian dikeluarkan dari die dan disinter, sehingga menyusut ke ukuran yang benar dan

menciptakan core keras yang veneer porselen feldspathic dapat diterapkan. Core seperti ini

hampir sekuat In-Ceram-Zirkonia sekitar 700MPa, untuk mengatasi translusensi dan

memberikan estetika yang lebih baik, sehingga die yang dihasilkan dapat digunakan untuk

crown gigi posterior, tetapi untuk posterior bridges tidak disarankan.

2. 6. 6 Cercon dan Lava Zirconio Core Ceramics13

Lava (3M ESPE) dan Cercon (Dentsply) terbuat dari blok parsial pra-sinter Itrium

stabil zirkonium dioksida. Mereka dapat digunakan untuk membuat inti keramik yang sangat

keras (diatas 1200MPa). Bahan ini cukup kuat untuk digunakan sebagai kerangka kerja untuk

multi unit posterior bridges. Bahan ini juga memiliki titik leleh sekitar 2700 ° C, sehingga

tidak pernah digunakan sebagai fused ceramic yang utuh.

Page 14: Fix Makalah

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dental keramik pada kedokteran gigi adalah bahan kedokteran gigi yang terbentuk

dari bahan non metalik yang memiliki estetik yang tinggi dan bersifat brittle (rapuh). Bahan

dental keramik dapat digunakan sebagai bahan restorasi gigi seperti crown,inlay,bridges atau

veneer dan sebagai anasir gigi tiruan lepasan. Sifat-sifat dental keramik antara lain memiliki

biokompatibilitas tinggi,terlihat natural(baik dari segi estetika),memiliki daya tahan tinggi

terhadap pemakaian dan distorsi,cenderung tahan terhadap bahan kimia,memiliki daya

kompresif strength yang tinggi. Beberapa kekurangan dental keramik antara lain cenderung

rapuh,mrngeluarkan suara klicking saat berkontak dengan gigi antagonisnya,tidak mudah

dihaluskan,cenderung lemah digunakan untuk pembuatan mahkota penuh tanpa inti,koefisien

ekspansion termal yang tidak sebanding dan memiliki kekuatan tarik rendah.

Dental keramik diklasifikasikan menurut penggunaannya atau indikasi,komposisi,

metode prosessing,temperatur firing,mikrostruktur,translusent,resistensi fraktur dan abrasif.

Menurut penggunaan atau indikasinya,dental keramik dibagi menjadi nutuk

anterior,posterior,crown,veneer post dari core dan keramik kaca. Menurut

komposisinya,dental keramik dibagi atas aluminium murni,zircon murni,dan silico kaca.

Menurut metode prosessingnya,dental keramik dibagi atas sintering,sintering sebagian atau

infiltrasi,dan glass CAD-CAM. Sedangkan berdasarkan temperatur firingnya,dental keramik

dibagi atas low fusing,medium fusing,dan high fusing. Berdasarkan mikrostrukturnya,dental

keramik dibagi atas kaca,kristalin,dan kristal yang mengandung kaca. Menurut

translusentnya dibagi atas opaque,translusent,dan transparan.

Dental porselen terdiri dari powder keramik yang diwarnai dan air yang

dicampurkanmembentuk pasta yang dapat dibentuk kemudian dibakar pada temperatur tinggi.

Dental porselen diklasifikasikan berdasarkan temperatur fusionnya atau temperaturny untuk

menyelesaikan reaksi selama pembakaran,dibagi menjadi high fusing,medium fusing,dan low

fusing. Dental porselen umumnya memiliki kompisi yang terdiri dari

kaolin(clay),silica,feldspar,dan borax. Proses pembuatan dental porselen terdiri atas proses

pencampuran,proses kondensasi (pemadatan),proses pembakaran,proses pendinginan,dan

proses penghalusan permukaan porselen.dental porselen banyak digunakan untuk pembuatan

gigi tiruan dan untuk pembuatan crown atau inlay.

Page 15: Fix Makalah

3.2 Saran

Penggunaan dental keramik dan dental porselen baik dalam restorasi maupun untuk

gigi tiruan sebaiknya benar-benar memperhatikan sifat-sifat dari masing-masing komposisi

yang terkandung serta cara pemanipulasiannya agar memperoleh hasil yang baik.

Page 16: Fix Makalah

DAFTAR PUSTAKA

1. Anusavice KJ. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.Edisi 10. Jakarta : EGC, 2003.

2. Atin. Dental Keramik. Mei 2012. http://atin-

kuliahku.blogspot.com/2012/05/dental-ceramic.html. 1 Januari 2013

3. De Haantjes van Het Oosteen. Keramik Kedokteran Gigi. 7 Mei 2012.http://potooloodental.blog.com/?p=157.1 Januari

4. Staff UI. Material Preparasi Keramik.2 April 2010. staff.ui.ac.id/internal/130536743/material/6-ceramic-preparasi.pdf. 3 Januari 2013.

5. Syafiar L, Rusfian, Sumadhi S, Yudhit A, Harahap KI, Adiana ID. Bahan Ajar Ilmu

Material dan Teknologi Kedokteran gigi. 1sted, Medan. USU Press, 2012: 182

6. Sapphire Dental Aesthetic. Jenis-jenis tambalan gigi. 2009. http://www.sapphiredentalaesthetic.com/content/jenis-jenis-tambalan-gigi. 2 Januari 2013.

7. Shenoy A, Shenoy N. Dental ceramics: an update. J Conserv Dent. 2010 Oct-Dec; 13(4):

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3010023/. 2 Januari 2013.

8. Syafiar L, Rusfian, Sumadhi S, Yudhit A, Harahap KI, Adiana ID. Ilmu material dan

teknologi kedoktern gigi: USU Press. 2012.

9. PRmob. Perbaikan Melihat Alam Dengan Crowns Gigi. http://id.prmob.net/gigi/gigi-

restorasi/dokter-gigi-2328748.html. 28 Desember 2012

10. J. Kenneth . 2003. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Ed.10. Jakarta. EGC.

11. Zahnarzte U. Restorasi Veneer All Ceramic Anterior Menggunakan Metode Pressable

(IPS EMPRESS)dan Metode CAD-CAM. 27 Februari 2011.

http://gigantea24.blogspot.com/2011/02/restorasi-veneer-all-ceramic-anterior.html. 28

Desember 2012

12. Spiller M. 2000. Dental Ceramics. <

http://doctorspiller.com/Dental_Ceramics/ceramics_5.htm>. (1 Januari 2013)

13. Kelly J.R. Dental Ceramics : What Is This Stuff Anyway. JADA. 2008; (suppl 4): 4S-

7S