BAB 1 Depresi

38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari berbagai permasalahan,baik yang tergolong sederhana sampai yang kompleks.semua itu membutuhkan kesiapan mental untuk menghadapinya.Pada kenyataan nya terdapat gangguan mental yang sangat mengganggu dalam hidup manusia,yang salah satunya depresi.Gangguan mental emosional ini bisa terjadi pada siapa saja,kapan saja,dari kelompok mana saja,dan pada segala rentang usia.Bagi penderita depresi ini selalu di bayangi ketakutan,kengerian,ketidakbahagiaan serta kebencian pada mereka sendiri Seseorang yang telah mengalami suatu kekecewaan hebat atau kehilangan pribadi seperti kematian kekasih dapat menjadi depresif.Jiwanya tertekan dengan adanya gejala gejala sebagai rasa sangat sedih dan hilang nya kegembiraan,rasa lelah dan letih,tanpa nafsu makan dan sukar tidur.Juga terganggu mentalnya;sering termenung 1

description

depresi

Transcript of BAB 1 Depresi

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakangManusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari berbagai permasalahan,baik yang tergolong sederhana sampai yang kompleks.semua itu membutuhkan kesiapan mental untuk menghadapinya.Pada kenyataan nya terdapat gangguan mental yang sangat mengganggu dalam hidup manusia,yang salah satunya depresi.Gangguan mental emosional ini bisa terjadi pada siapa saja,kapan saja,dari kelompok mana saja,dan pada segala rentang usia.Bagi penderita depresi ini selalu di bayangi ketakutan,kengerian,ketidakbahagiaan serta kebencian pada mereka sendiriSeseorang yang telah mengalami suatu kekecewaan hebat atau kehilangan pribadi seperti kematian kekasih dapat menjadi depresif.Jiwanya tertekan dengan adanya gejala gejala sebagai rasa sangat sedih dan hilang nya kegembiraan,rasa lelah dan letih,tanpa nafsu makan dan sukar tidur.Juga terganggu mentalnya;sering termenung dengan pikiran pikiran khayal ,konsentrasinya berkurang,bimbang dan sukar mengambil keputusan.Pada umumnya orang murung demikian lambat laun dapat mengatasi kesediahan dan keadaan sendunya tanpa obat atau mungkin hanya dengan tranquillizer,dan gejala-gejala hilang dengan sendirinya sesudah dua atau tiga minggu.B. Rumusan Masalah1. Apa itu definisi depresi2. bagaimana gejala dan akibat dari depresi3. Bagaimana terapi pengobatan terhadap penderita depresi 4. Bagaimanakah peran Apoteker terhadap penderita depresi C. Tujuan1. Mengetahui definisi depresi2. Mengetahui gejala dan akibat depresi3. Mengetahui cara terapi pengobatan terhadap penderita depresi 4. Mengetahui peran Apoteker terhadap penderita depresi

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

A. Depresi1. Pengertian DepresiDepresi adalah gangguan mental umum yang menyajikan dengan mood depresi, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah atau rendah diri, tidur terganggu atau nafsu makan, energi rendah, dan hilang konsentrasi. Masalah ini dapat menjadi kronis atau berulang dan menyebabkan gangguan besar dalam kemampuan individu untuk mengurus tanggung jawab sehari-harinya (WHO, 2011). Episode depresi biasanya berlangsung selama 6 hingga 9 bulan, tetapi pada 15-20% penderita bisa berlangsung selama 2 tahun atau lebih.2. Penyebab DepresiDasar penyebab depresi yang pasti tidak diketahui, banyak usaha untuk mengetahui penyebab dari gangguan ini. Menurut Kaplan, faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab depresi dapat dibagi atas: faktor biologi, faktor genetik dan faktor psikososial. Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya (Sadock & Sadock, 2010).Gangguan depresi ternyata tak hanya meninggalkan dampak kesakitan pada penderitanya.Namun juga membuat dampak lain di sekitar lingkungan nya.Penurunan minat seseorang saat mengalami gangguan depresi menyebabkan seseorang menjadi tidak produktif.Gangguan depresi yang serius bisa merusak hubungan antar seseorang.Menurut National Institute of mental Health (NIMH),di Amerika kehilangan 44 juta dolar setahun karena gangguan depresif.Sayangnya banyak sekali penderita gangguan depresif yang tidak tertangani dengan baik dikarenakan gejalanya yang tidak terlihat jelas karena penderitanya hanya di anggap orang yang malas,lemah dan manja saja.Namun,untungnya penderita gangguan depresif yang diobati 80% nya mengalami kemajuan yang berarti.Faktor faktor penyebab depresi: a. Faktor BiologiFaktor neurotransmiter: Dari biogenik amin, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmiter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Norepinefrin hubungan yang dinyatakan oleh penelitian ilmiah dasar antara turunnya. regulasi reseptor B-adrenergik dan respon antidepresan secara klinis memungkinkan indikasi peran sistem noradrenergik dalam depresi.Bukti-bukti lainnya yang juga melibatkan presinaptik reseptor adrenergik dalam depresi, sejak reseptor reseptor tersebut diaktifkan mengakibatkan penurunan jumlah norepinefrin yang dilepaskan. Presipnatik reseptor adrenergik juga berlokasi di neuron serotonergik dan mengatur jumlah serotonin yang dilepaskan. Dopamin juga sering berhubungan dengan patofisiologi depresi. Faktor neurokimia lainnya seperti gamma aminobutyric acid (GABA) dan neuroaktif peptida (vasopressin dan opiate endogen) telah dilibatkan dalam patofisiologi gangguan mood (Rush et al., 1998).b. Faktor GenetikData genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguan mood adalah genetik. Pada penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat pada anak, pada anak kembar monozigot adalah 50%, sedangkan dizigot 10-25% (Sadock & Sadock, 2010).Menurut penelitian Hickie et al., menunjukkan penderita late onset depresi terjadi karena mutasi pada gene methylene tetrahydrofolate reductase yang merupakan kofaktor yang terpenting dalam biosintesis monoamin. Mutasi ini tidak bisa diketemukan pada penderita early onset depresi (Hickie et al, 2001).c. Faktor PsikososialPeristiwa kehidupan dan stres lingkungan dimana suatu pengamatan klinik menyatakan bahwa peristiwa atau kejadian dalam kehidupan yang penuh ketegangan sering mendahului episode gangguan mood. Suatu teori menjelaskan bahwa stres yang menyertai episode pertama akan menyebabkan perubahan fungsional neurotransmitter dan sistem pemberi tanda intra neuronal yang akhirnya perubahan tersebut menyebabkan seseorang mempunyai resiko yang tinggi untuk menderita gangguan mood selanjutnya (Sadock & Sadock, 2010).Faktor kepribadian premorbid menunjukkan tidak ada satu kepribadian atau bentuk kepribadian yang khusus sebagai predisposisi terhadap depresi. Semua orang dengan ciri kepribadian manapun dapat mengalami depresi, walaupun tipe kepribadian seperti dependen, obsesi kompulsif, histironik mempunyai risiko yang besar mengalami depresi dibandingkan dengan lainnya (Sadock & Sadock, 2010).Faktor Psikoanalitik dan Psikodinamik : Freud (1917) menyatakan suatu hubungan antara kehilangan objek dan melankoli. Ia menyatakan bahwa kemarahan pasien depresi diarahkan kepada diri sendiri karena mengidentifikasikan terhadap objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi merupakan suatu cara ego untuk melepaskan diri terhadap objek yang hilang (Sadock & Sadock, 2010).Menurut penelitian Bibring mengatakan depresi sebagai suatu efek yang dapat melakukan sesuatu terhadap agresi yang diarahkankedalam dirinya. Apabila pasiendepresi menyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan yang dicita-citakannya,akan mengakibatkan mereka putus asa (Tasman, 2008).Faktor ketidakberdayaan yang dipelajari dimana ditunjukkan dalam hewan percobaan, dimana binatang secara berulang-ulang dihadapkan dengan kejutan listrik yang tidak dapat dihindarinya, binatang tersebut akhirnya menyerah dan tidak mencoba sama sekali untuk menghindari kejutan selanjutnya. Mereka belajar bahwa mereka tidak berdaya. Pada penderita depresi, dapat menemukan hal yang sama dari keadaan ketidak berdayaan tersebut (Sadock & Sadock, 2010).Pada teori kognitif, Beck menunjukkan perhatian gangguan kognitif pada depresi. Dia mengidentifikasikan 3 pola kognitif utama pada depresi yang disebut sebagai triad kognitif, yaitu pandangan negatif terhadap masa depan, pandangan negatif terhadap diri sendiri, individu menganggap dirinya tak mampu, bodoh, pemalas, tidak berharga, dan pandangan negatif terhadap pengalaman hidup (Sadock & Sadock, 2010).3. Gambaran KlinisPada penderita depresi dapat ditemukan berapa tanda dan gejala umum menurut Diagnostic Manual Statistic IV (DSM-IV): (American Psychiatric Association, 2000)a. Perubahan fisik1) Penurunan nafsu makan2) Gangguan tidur3) Kelelahan atau kurang energy4) Agitasi5) Nyeri, sakit kepala, otot kram dan nyeri tanpa penyebab fisikb. Perubahan Pikiran1) Merasa bingung, lambat berpikir2) Sulit membuat keputusan3) Kurang percaya diri4) Merasa bersalah dan tidak mau dikritikc. Perubahan Perasaan1) Penurunan ketertarikan dengan lawan jenis dan melakukan hubungan suami istri.2) Merasa sedih3) Sering menangis tanpa alasan yang jelas.4) Irritabilitas, mudah marah dan terkadang agresif.d. Perubahan pada Kebiasaan Sehari-hari1) Penurunan aktivitas fisik dan latihan.2) Menunda pekerjaan rumah3) Adanya pikiran untuk membunuh diriB. Terapi Terhadap Penderita Depresi1. Tujuan Terapi Tujuan terapi episode depresi akut adalah untuk mengeliminasi atau mengurangi gejala depresi,meminimalkan efek samping,memastikan kepatuhan terhadap pengobatan,membantu pengembalian ketingkat fungsi sebelum sakit dan mencegah episode depresi lebih lanjut2. Pendekatan Umuna. Terapi Non Farmakologi 1) Efikasi psikoterapi dan obat antidepresan dapat di katakan saling menambahkan.Psikoterapi saja tidak disarankan untuk terapi akut pada pasien dengan kelainan depresi mayor dan atau psikosis.Untuk kelainan depresi mayor non kronis tanpa komplikasi,terapi kombinasi tidak akan memberikan manfaat khusus.Terapi kognitif,terapi tingkah laku dan psikoterapi interpersonal diduga memiliki efikasi yang setara.2) Terapi elektrokonvulsif(Electroconvulsive therapy-ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif untuk semua sub-tipe gangguan depresi mayor.Terapi ini diberikan jika diharapkan respons yang cepat,terapi lain memberikan risiko yang lebih besar dibandingkan manfaatnya,pemberian obat tidak memberikan respons yang baik,atau preferensi pasien terhadap ECT.ECT dilaporkan mrmberikan respons terapetik yang cepat (10-14 hari).Kontraindikasi ECT meliputi peningkatan tekanan intrakranial,lesi serebral.b. Terapi FarmakologiPenggolongan obat-obat antidepresi1) Antidepresan Trisiklik (Tricyclic Antidepressants; TCA)Antidepresan trisiklik disebut demikian karena memiliki karakteristik nukleus dengan tiga-cincin. Yang termasuk golongan ini antara lain amitriptyline, imipramine, clomipramine, tianeptine, opipramol. a) Tetrasiklik; obat-obat generasi kedua dan ketigaYang termasuk golongan ini antara lain maprotiline, mianserin, amoxapineb) Inhibitor ambilan kembali serotonin selektif (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor, SSRI):Yang termasuk golongan ini antara lain sertraline, paroxetine, fluvoxamine, fluoxetine, citalopram.c) Inhibitor oksidase monoamine (Monoamine Oxydase [MAO] Inhibitor)Yang termasuk golongan ini antara lain maclobemide, tranylcypromine.c. Kerja farmakologis1) Farmakokinetika) Trisiklik dan Tetrasiklik Absorpsi dari pemberian sebagian besar obat trisiklik dan tetrasiklik adalah tidak lengkap, dan terdapat metabolisme bermakna dari efek lintas pertama. Trisiklik dimetabolisme melalui dua jalur utama: transformasi nukleus trisiklik dan perubahan rantai cabang alifatik. Jalur pertama melibatkan hidroksilasi dan konjugasi cincin untuk membentuk glucuronide; jalur kedua, terutama dimetilasi nitrogen. Imipramine pamoate adalah suatu obat dalam bentuk depot yang digunakan untuk pemberian intramuskular (IM); indikasi untuk pemakaian preparat tersebut adalah terbatas. Ikatan protein biasanya lebih dari 75 persen, kelarutan dalam lemak adalah tinggi, dan volume distribusi terentang dari 10 sampai 30 L per kg untuk amin tersier sampai 20 sampai 60 L per kg untuk amin sekunder yang bersangkutan. Waktu paruh obat trisiklik dan tetrasiklik adalah bervariasi dari 10 sampai 70 jam, tetapi nortriptyline, maprotiline, dan terutama protriptyline dapat memiliki waktu paruh yang lebih panjang. Waktu paruh yang panjang memungkinkan semua senyawa diberikan sekali sehari; diperlukan waktu lima sampai tujuh hari untuk mencapai kadar plasma yang stabil. b) SSRIPerbedaan utama antara SSRI yang tersedia terletak terutama pada sifat farmakokinetiknya, terutama waktu paruhnya. Fluoxetine memiliki waktu paruh yang terpanjang, dua sampai tiga hari; metabolit aktifnya memiliki waktu paruh tujuh sampai sembilan hari. Waktu paruh SSRI lain adalah jauh lebih pendek, kira-kira 20 jam, dan SSRI tersebut tidak memiliki metabolit aktif yang penting. Semua SSRI diabsorpsi baik setelah pemberian oral dan memiliki efek puncaknya dalam rentang empat sampai delapan jam. Semua SSRI dimetabolisme oleh hati. Paroxetine dan fluoxetine dimetabolisme di hati oleh P450IID6, suatu subtipe enzim yang spesifik, yang menyatakan bahwa klinisi harus berhati-hati dalam pemberian bersama obat lain yang juga dimetabolisme oleh P450IID6. Pada umumnya, makanan tidak memiliki efek yang besar pada absorpsi SSRI; pada kenyataannya, pemberian SSRI dengan makanan sering menurunkan insidensi gejala mual dan diare yang sering berhubungan dengan pemakaian SSRI.c) MAOIMAOI yang sekarang tersedia diabsorpsi cepat jika diberikan peroral. Tranylcypromine mencapai konsentrasi plasma puncak dalam kira-kira dua jam dan memiliki waktu paruh dua sampai tiga jam. Tidak seperti MAOI hydrazine, konsentrasi plasma tranylcypromine adalah disertai dengan efek hipotensinya. Dengan demikian, klinisi dapat memberikan tranylcypromine dalam sejumlah dosis kecil harian untuk menurunkan efek hipotensif. Pendekatan pemberian tersebut tidak menurunkan efek hipotensif dari MAOI hydrazine.2) Farmakodinamik a) Trisiklik dan tetrasiklikEfek jangka pendek obat trisiklik dan tetrasiklik adalah untuk menurunkan ambilan kembali norepinefrin dan serotonin dan menghambat reseptor asetilkolin muskarinik dan histamin. Trisiklik dan tetrasiklik adalah bervariasi dalam hal efek farmakodinamiknya. Amoxapine, nortriptyline, desipramine, dan maprotiline memiliki aktivitas antikolinergik yang paling kecil; doxepine memiliki aktivitas antihistaminergik yang paling besar; clomipramine adalah trisiklik dan tetrasiklik yang paling selektif serotonin dan seringkali dimasukkan dengan inhibitor ambilan kembali spesifik serotonin (SSRI) seperti fluoxetine (Prozac).Pemberian jangka panjang obat risiklik dan tetrasiklik menyebabkan penurunan jumlah reseptor adrenergik- dan, kemungkinan, penurunan yang serupaa dalam jumlah reseptor serotonin tipe 2 (5-HT2).b) SSRISSRI memiliki dua ciri yang sama: Pertama, mereka memiliki aktivitas spesifik dalam hal inhibisi ambilan kembali serotonin tanpa efek pada ambilan kembali norepinefrin dan dopamin. Kedua, SSRI pada intinya tidak memiliki sama sekali aktivitas agonis dan antagonis pada tiap reseptor neurotransmiter. Tidak adanya aktivitas pada reseptor antikolinergik, antihistaminergik, dan anti-adrenergik-1 adalah dasar farmakologis untuk rendahnya insidensi efek samping yang terlihat pada pemberian SSRI. c) MAOIMonoamin oksidase (MAO) adalah enzim yang terdistribusi luas dalam tubuh dan berlokasi terutama intraselular, dimana enzim biasanya berikatan dengan sisi luar membran mitokondrium. Konsentrasi MAO paling tinggi adalah di hati, saluran gastrointestinal, sistem saraf pusat, dan sistem saraf simpatik. MAOA dalam saluran gastrointestinal adalah bertanggung jawab untuk metabolisme tyramine diet; jika MAOA diinhibisi oleh MAOI, tyramine makanan dapat memasuki sirkulasi secara langsung dalam bentuk tidak termetabolisme dan selanjutnya dapat bertindak sebagai presor, yang menyebabkan suatu krisis hipertensif. MAO memiliki dua jenis. MAOA relatif lebih spesifik untuk metabolisme norepinefrin dan serotonin; MAOB relatif spesifik untuk metabolisme phenylethylamine; baik MAOA maupun MAOB terlibat dalam metabolisme dopamin. Jika digunakan MAOI ireversibel untuk mengobati pasien, diperlukan waktu sekurangnya dua minggu setelah dosis obat terakhir sebelum pasien dapat dengan aman memakan makanan yang mengandung tyramine, karena tubuh memerlukan kira-kira dua minggu untuk mensintesis ulang MAO yang telah diinhibisi secara ireversibel dan dihancurkan oleh MAOI yang ireversibel.

d. Efek samping obat antidepresiEfek samping obat antidepresi dapat berupa:Trisiklik

Sedasi Rasa mengantuk, efek aditif dengan sedatif lain

SimpatomimetikGemetar, insomnia

AntimuskarinikPenglihatan kabur, konstipasi, susah buang air kecil, kebingungan

Kardiovaskular Hipotensi ortostatik, defek konduksi, aritmia

Psikiatris Psikosis semakin memburuk, sindroma menarik diri

Neurologis Seizure

Metabolik-endokrinBerat badan meningkat, gangguan seksual

MAOIGangguan tidur, berat badan meningkat, hipotensi postural, gangguan seksual (pheneizine)

Amoxapine Sama seperti efek pada trisiklik dengan tambahan dari efek yang dihubungkan dengan antipsikosis

Maprotiline Sama seperti pada trisiklik, seizure tergantung dosis

Mirtazapine Somnolen, selera makan meningkat, berat badan bertambah, pusing

Trazadone, nefazodoneMengantuk, pusing, insomnia, mual, agitasi

Venlafaxine Mual, somnolen, berkeringat, pusing, gangguan seksual, hipertensi, kecemasan

Bupropion Pusing, mulut kering, berkeringat, tremor, psikosis semakin memburuk, berpotensi terjadi seizure pada dosis tinggi

Fluoxetine dan SRI yang lainInsomnia, tremor, gejala gastrointestinal, ruam, penurunan libido, disfungsi seksual, kecemasan (secara akut)

1) Trisiklik dan tetrasiklika) Efek psikiatrik suatu efek merugikan yang utama dari obat trisiklik dan tetrasiklik dan antidepresan lainnya adalah kemungkinan menginduksi episode manik pada pasien gangguan bipolar I dan pada pasien tanpa riwayat gangguan bipolar I. Adalah penting untuk menggunakan dosis rendah obat risiklik dan tetrasiklk pada pasien tersebut atau menggunakan obat seperti fluoxetine (Prozac) atau berupa bupropion (Willbutrin), yang lebih kecil kemungkinannya menyebabkan episode manik.b) Efek Neurologis dua trisiklik, desipramine dan protriptyline, dikaitkan dengan stimulasi psikomotor. Kedutan mioklonik dan tremor lidah dan anggota gerak atas adalah sering terjadi. Amoxapine adalah unik dalam hal menyebabkan gejala parkinsonisme, akathisia, dan malahan diskinesia karena aktivitas penghambatan dopaminergik yang dimiliki oleh salah satu metabolitnya. Amoxapine juga dapat menyebabkan sindroma neuroleptik malignan pada kasus yang jarang. Maprotiline dapat menyebabkan kejang jika dosis ditingkatkan terlalu cepat atau dipertahankan pada kadar yang tinggi untuk jangka waktu yang lama. Clomipramine dan amoxapine dapat menurunkan ambang kejang lebih dari obat lain dalam kelasnya. Tetapi, sebagai satu kelas, obat trisiklik dan tetrasiklik memiliki risiko relatif rendah untuk menimbulkan kejang, kecuali pada pasien yang memiliki risiko untuk kejang (sebagai contohnya, pasien epileptik dan pasien dengan lesi otak). Dosis awal harus lebih rendah dari biasanya, dan peningkatan dosis selanjutnya harus bertahap. c) Efek antikolinergikdapat berupa mulut kering, konstipasi, pandangan kabur, dan retensi urin. Glaukoma sudut sempit juga dapat diperberat oleh obat antikolinergik, dan pencetusan glaukoma memerlukan terapi gawat darurat dengan obat miotik. Obat trisiklik dan tetrasiklik dapat digunakan pada pasien dengan glaukoma, asalkan tetes mata pilocarpine diberikan bersama-sama. Efek antikolinergik yang berat dapat menyebabkan sindroma antikolinergik sistem saraf pusat dengan konfusi dan delirium, khususnya jika obat trisiklik dan tetrasiklik diberikan dengan obat antipsikotik atau antikolinergik. d) Sedasimerupakan efek yang paling sering ditemukan pada obat trisiklik dan tetrasiklik dan dapat diperkirakan jika mengantuk telah menjadi masalah. Efek sedatif dari obat trisiklik dan tetrasiklik adalah akibat dari aktivitas serotonergik, kolinergik dan histaminergik (H1). e) Efek autonomikdiakibatkan penghambatan adrenergik-1, adalah hipotensi ortostatik, yang dapat menyebabkan terjatuh dan cedera pada pasien yang terkena. Nortriptyline mungkin merupakan obat yang paling kecil kemungkinannya menyebabkan masalah tersebut, dan beberapa pasien berespon terhadap fluorocotisone (Florinef), 0,02 sampai 0,05 mg dua kali sehari. Efek autonomik lain yang mungkin terjadi adalah keringat berlebihan, palpitasi, dan peningkatan tekanan darah.f) Efek jantungjika diberikan dalam dosis terapetik yang lazimnya, obat trisiklik dan tetrasiklik dapat menyebabkan takikardia, pendataran gelombang T, perpanjangan interval QT, dan depresi segmen ST dalam pencatatan elektrokardiografik (EKG). Imipramine memiliki efek mirip quinidine pada kadar terapetik plasma dan dapat menurunkan jumlah kontraksi prematur ventrikular. Pada pasien dengan riwayat penyakit jantung, obat trisiklik dan tetrasiklik harus dimulai dengan dosis kecil, dengan peningkatan dosis secara bertahap dan memantau fungsi jantung.g) Efek merugikan lain penambahan berat badan terutama suatu efek penghambatan reseptor histamin tipe 2 (H2), sering terjadi. Impotensi suatu masalah yang kadang-kadang ditemukan kemungkinan lebih sering berhubungan dengan amoxapine karena penghambatan reseptor dopamin yang disebabkan oleh obat dalam traktus tuberoinfundibular. 2) SSRI a) Fluoxetineefek merugikan yang paling sering dari fluoxetine melibatkan sistem saraf pusat dan sistem gastrointestinal. Efek sistem saraf pusta yang paling sering adalah nyeri kepala, ketegangan, insomnia, mengantuk, dan kecemasan. Keluhan gastrointestinal yang paling sering adalah mual, diare, anoreksia, dan dispepsia. Data menyatakan bahwa mual adalah berhubungan dengan dosis dan merupakan suatu efek merugikan di mana pasien tampaknya mengembangkan toleransi. Efek yang lainnya melibatkan fungsi seksual dan kulit. Fluoxetine dieksresi dalam air susu; dengan demikian, ibu menyusui tidak boleh menggunakan fluoxetine. Fluoxetine juga harus digunakan dengan berhati-hati oleh pasien dengan penyakit hati.b) SSRI lainefek merugikan yang ditemukan pada SSRI lainnya serupa dengan yang ditemukan pada fluoxetine. 3) MAOIEfek merugikan yang paling sering dari MAOI adalah hipotensi ortostatik, penambahan berat badan, edema, disfungsi seksual, dan insomnia. Jika hipotensi ortostatik berhubungan dengan pemakaian phenelzine atau isocarboxazid adalah parah, keadaan ini mungkin berespon terhadap terapi dengan fludrocortisone (florinef), suatu mineralokortikosteroid 0,1 sampai 0,2 mg sehari; kaus kaki elastik (support stocking); hidrasi; dan peningkatan asupan garam. Hipotensi ortostatik yang berhubungan dengan pemakaian tranylcypromine, adalah suatu krisis hipertensif spontan yang terjadi setelah pemaparan pertama dengan obat dan tidak berhubungan dengan ingesti tyramine. Penambahan berat badan, edema, dan disfungsi seksual seringkali tidak responsif terhadap terapi apapun dan mungkin mengharuskan mengganti dari hydralazine menjadi MAOI nonhydralazine atau sebaliknya. Mioklonus, nyeri otot, dan parathesia kadang-kadang ditemukan pada pasien yang diobati dengan MAOI. Parathesia mungkin sekunder karena defisiensi pyrodoxine akibat MAOI, yang berespon dengan suplementasi pyrodoxine, 50 sampai 150 mg peroral setiap hari. Kadang-kadang, pasien mengeluh merasa mabuk atau kebingungan, kemungkinan menyatakan bahwa dosis harus diturunkan dan selanjutnya ditingkatkan perlahan-lahan. Efek hepatotoksik jarang dilaporkan. MAOI kurang kardiotoksik dan kurang epileptogenik jika dibandingkan obat trisiklik yang digunakan untuk mengobati depresi. MAOI harus digunakan dengan berhati-hati oleh pasien dengan penyakit ginjal, gangguan kejang, penyakit kardiovaskular, atau hipertiroidisme. MAOI dikontraindikasikan selama kehamilan, walaupun data tentang risiko teratogeniknya adalah minimal. MAOI tidak boleh digunakan oleh wanita menyusui karena obat dapat keluar melalui air susu.Krisis Hipertensif akibat Tyramine. jika pasien yang menggunakan MAOI nonselektif mengingesti makanan yang kaya akan tyramine, mereka kemungkinan mengalami reaksi hipertensif yang dapat membahayakn (sebagai contohnya, suatu penyakit serebrovaskular). Pasien juga harus diperingatkan bahwa gigitan lebah dapat menyebabkan krisis hipertensifC. Peran ApotekerSebagai tenaga profesional, Apoteker hendaknya berperan dalam membantu upaya pemerintah dalam menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat dan mandiri. Gangguan depresif termasuk gangguan yang cukup banyak diderita masyarakat Indonesia, jenisnya beragam dan membutuhkan penanganan yang berbeda. Peran serta Apoteker didasari dengan pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki Apoteker terutama terkait dengan obat-obatan yang digunakan dan hal-hal yang harus dihindari oleh penderita gangguan depresif.a. Edukasi Pada Penderita Tujuh hal yang perlu diketahui berkaitan dengan gangguan depresif 1) Gangguan depresif bukan cacat kepribadian atau kelemahan karakter Gangguan depresif dikaitkan dengan suatu ketidakseimbangan kimiawi dalam sistem saraf yang dengan mudah diobati dengan antidepresan dan pemberian konseling. Penderita dan keluarga perlu diberi edukasi untuk mengenali tandatanda dini gangguan depresif.2) Semua antidepresan efektivitasnya sama Kurang lebih 65% penderita menerima terapi antidepresan memberikan respon yang bermanfaat. Efek perbaikan akan tampak biasanya 2-3 minggu.Target pengobatan adalah menjadi sehat kembali (100%) dan mempertahankan tetap sehat. Angka kekambuhan sangat tinggi 50% dari orang yang mengalami satu episode depresif. 3) Sebagian besar penderita yang menerima antidepresan akan mengalami efek samping pada permulaan terapi. Umumnya efek samping yang timbul itu tidak berbahaya dan biasanya akan menghilang dalam waktu 7-10 hari. 4) Antidepresan sebaiknya diminum pada waktu yang sama setiap hari Hal ini mempermudah untuk mengingat kapan harus minum obat dan juga meminimalkan efek samping. 5) Respon terhadap antidepresan tertundaUmumnya baru muncul 2 6 minggu kemudian. Sedangkan ROTD kemungkinannya muncul lebih awal. Hal ini perlu ditekankan pada setiap kali konseling 6) Antidepresan harus diminum sekurang-kurangnya 6 - 9 bulan Studi menunjukkan bahwa penderita yang menghentikan terapi selama 6 bulan pertama lebih mungkin terjadi depresi lagi walapun semula tampak keadaannya lebih baik. Pada 3 bulan pertama bisa muncul episode keinginan bunuh diri 7) Antidepresan bukan senyawa adiktif Antidepresan dapat memperbaiki mood penderita tetapi tidak bertindak sebagai stimulan dan tidak terkait dengan cravingatau penyalahgunaan obat. Namun bila antidepresan dihentikan dengan tiba-tiba akan terjadi reaksi withdrawl.MATERI KONSELING PASIEN DEPRESI OLEH APOTEKER

NoAntidepresanKonseling

1Selektif Serotonin Reuptake Inhibitor(SRSI) - Citalopram, Fluoksetin, flufoxamin, Paroxetin, Sertralin dapat digunakan dengan atau tanpa makanan

- Beritahu dokter bila timbul gatal-gatal

Contoh : Citalopram, Fluoksetin, flufoxamin, Paroxetin, Sertralin - Penderita harus menyadari efek sedatif SSRI sebelum melakukan hal-hal berbahaya

- Untuk sediaan lepas lambat jangan dikunyah, digerus atau dibagi

- Penderita wanita harus menginformasikan ke dokter bila sedang hamil dan menyusui

- Efek obat kelihatan 1-4 minggu

2Serotonin Norepinefrin Reuptake Inhibitor - Diminum dengan makanan

- Untuk sediaan lepas lambat jangan dikunyah, digerus atau dibagi

Contoh : Venlafaxin - Bila menghentikan Venlafaxin setelah pemakaian lebih 1 minggu, dosis harus diturunkan perlahan. Bila telah dipakai sampai 6 minggu dosis diturunkan perlahan sampai lebih dari 2 minggu

- Penderita wanita harus menginformasikan ke dokter bila sedang hamil dan menyusui

- Informasikan ke dokter kalau ada pemakaian obat lain

- Obat bersifat sedatif

- Hindari penggunaan alkohol

3TRISIKLIK & TETRASIKLIK - Penderita wanita harus menginformasikan ke dokter bila sedang hamil dan menyusui

- Efek obat baru kelihatan setelah 4-6 minggu

Contoh : Amitriptilin, Imipramin, nortriptilin, Clomipramin, Amoxapin, Doxepin - Untuk penderita pria: waspadai kemungkinan terjadinya disfungsi seksual

- Hindari minumal beralkohol

- Hindari penghentian yang tiba-tiba yang dapat mengakibatkan mual, sakit kepala, malaise

- Amoxapin tidak dianjurkan untuk anak dibawah 16 tahun

- Peringatan akan adanya resiko kejang

- Hindari paparan matahari karena ada kemungkinan fotosensitifitas

4MONOAMIN OKSIDASE INHIBITOR - Jangan menghentikan obat atau menyesuaikan dosis kecuali disarankan dokter

- Hindari makanan mengandung Tiramin

Contoh : Phenelzin, tranylcypromin - Dapat menyebabkan pandangan buram, hati-hati melakukan pekerjaan yang membutuhkan kesiagaan

- Saat bangun dari duduk dapat merasa pusing, lemas atau pingsan

- Efek akan baru terasa setelah beberapa minggu

- Beritahu dokter jika sedang mengkonsumsi MAOI

BAB IIIPENUTUP

Gangguan depresif merupakan gangguan serius dari kemampuan seseorang untuk berfungsi sebagai manusia dalam situasi kehidupan sehari-hari. Gangguan depresif bukan suatu kemalasan. Gangguan depresif dapat diobat. Dengan mengenal penggolongan obat depresi diharapkan kita semakin memahami peran serta dalam usaha membantu penderita depresi dalam menjalani kehidupannya. Apoteker mempunyai peran yang sangat penting dalam keberhasilan penatalaksanaan gangguan depresif.Salah satu nya dengan memberikan pelayanan kefarmasian melalui kegiatan konseling terhadap penderita depresif.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pharmaceutical Care, Untuk Penderita Gangguan Depresi, Direktorat Bina Farmasi, Komunikasi dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 20072. SKYDRUGZ: Refarat Efek Samping Obat Antidepresi http://skydrugz.blogspot.com/2012/01/refarat-efek-samping-obat-antidepresi.html#ixzz3X3Loy5Sz diakses pada tanggal 11 April 2015 jam 08.303. ISO Indonesia Volume 49, hal 570 s.d 5744. ISO Farmakoterapi Terapan

1