ASUHAN KEPERAWATAN.doc

download ASUHAN KEPERAWATAN.doc

of 20

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN.doc

BAB 1

A.Latar BelakangBowel obstruction atau obstruksi intestinal merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai, merupakan 60-70% dari seluruh kasus akut abdomen yangbukan appendisitis akut. Penyebab yang paling sering dari bowel obstruction adalah adhesi/ streng, sedangkan diketahui bahwa operasi abdominalis dan operasi obstetri-ginekologik makin sering dilaksanakan yang terutama didukung oleh kemajuan di bidang diagnostik kelainan abdominalis. Bowel obstruction adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus (Sabara, 2007). Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus (Davidson, 2006). Di Amerika diperkirakan sekitar 300.000-400.000 menderita ileus setiap tahunnya (Jeekel, 2003). Di Indonesia tercatat ada7.059 kasus ileus paralitik dan obstruktif tanpa hernia yang dirawat inap dan7.024 pasien rawat jalan pada tahun 2004 menurut Bank data Departemen Kesehatan Indonesia. Terapi ileus obstruksi biasnya melibatkan intervensi bedah. Penentuan waktu kritis serta tergantung atas jenis dan lama proses ileus obstruktif. Operasi dilakukan secepat yang layak dilakukan dengan memperhatikan keadaan keseluruhan pasien.B. Tujuan PenulisanBerdasarkan rumusan permasalahan, makalah ini bertujuan untuk;

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan bowel obstruction

2. Memiliki intelektual dan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan bowel obstructionBAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

A.Konsep Medis1. Defenisi

Ileus obstruktif adalah obstruksi usus akibat dari penghambatan motilitas usus yang dapat ditimbulkan oleh banyak penyebab. Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus dapat akut dengankronik, partial atau total. Obstruksi usus biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya lambat. Sebahagaian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus. Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Obstruksi usus adalah sumbatan total atau parsial yang menghalangi aliran normal melalui saluran pencernaan atau parsial yang menghalangi aliran normal melalui saluran pencernaan atau gangguan usus disepanjang usus.2.Etiologi Ileus obstruktif dapat disebabkan oleh antara lain:1.Penyebab intraluminal (relatif jarang), antara lain:a.Benda asing yang tertelan. Meskipun demikian, pada umumnya suatu bendaasing yang telah lolos melewati lubang pylorus (dari lambung ke usus), tidakakan mengalami kesulitan untuk mencapai usus halus, kecuali adanya adesisetelah operasi.b.Bezoars mungkin merupakan faktor.c.Penyakit parasit, sepertiAscariasis mungkin dapat ditemukan.d.Batu empedu mungkin terjadi dengan suatu fistula cholecystenteric.

e.Suatu bolus makanan yang besar dapat menjadi penyebab, dengan materialmakanan yang sulit dicerna akan berdampak pada usus bagian bawah. Pada kasusini kebanyakan pasien pada umumnya sudah mengalami operasi pada daerahlambung.f.Cairan mekonium akan menyebabkan obstruksi pada daerah distal ileum mungkin akibat kista fibrosis yang terjadi pada semua umur.2.Penyebab intramural, (relatif jarang). Obstruksi yang terjadi sebagai akibat dari adanya lesi pada dinding usus halus.

a.Atresia dan striktur mungkin juga merupakan penyebab.b.Penyakit Crohn. Obstruksi yang terjadi mungkin hilang timbul dan obstruksinya sebagian atau parsial.c.Tuberkulosis usus. Pada negara-negara tertentu tidak merupakan hal yang laurbiasa.d.Striktur mungkin akan menyebabkan terjadinya ulserasi yang juga apabila diinduksi oleh pemberian tablet kalium, nonsteroid anti-inflammatory agen, dan terapi iradiasi yang digunakan untuk mengobati kanker kandung kemih atau kanker cerviks.e.Suatu hematoma yang terjadi diantara dinding usus, akibat trauma atau pasienyang mendapat pengobatan dengan anti koagulan yang berlebihan dari dosis yangdibutuhkan.f.Lipomatous, leiomyomatous, dan tumor carcinoid relatif jarang menyebabkanobstruksi, tetapi pernah dilaporkan adanya obstruksi usus halus yang disebabkanoleh lymphoma dan jarang adenocarsinoma.g.Tumor sekunder, khususnya colonic dan karsinoma lambung, kanker ovarium,dan melano maligna, adakalanya akan bersatu pada lumen usus halus.h.Banyak polipoid mukosa atau lesi submukosa mungkin akan membentuk kepaladari suatu intussuscepsi, yang mana pada akhirnya akan menyebabkan ileusobstruktif.i.

Intussuscepsi pada anak-anak yang berumur kurang dari 2 tahun pada umumnyaadalah idiopatik dan merupakan keadaan kedaruratan abdomen, walaupundiverticulum Meckel, polip, dan kista dupleks dapat menjadi penyebab ileusobstruktif.3.Penyebab ekstramural. Penyebab ini mungkin merupakan penyebab yang palingumum atau sering:a.

Adesi yang berhubungan dengan pembedahan abdomen atau peritonitis seringmeningkatkan frekuensi ileus obstruktif. Adesi mudah lengket pada lumen ususdan menyebabkan luka yang berlokasi dimana-mana. Adesi ini dapatmenghalangi peristaltik usus halus dan menyebabkan angulasi secara akut dankekusutan pada usus, sering terjadi beberapa tahun setelah prosedur awal dilakukan.

b.Kelainan intraperitoneal kongenital mungkin dapat mengakibatkan obstruksi.

c.Malrotasi kongenital mengakibatkan pendeknya mesenterik, dan keseluruhanusus dapat mengalami torsi atau volvulus, keadaan ini tidak hanya dapatmenyebabkan obstruksi, tetapi mempercepat timbulnya iskemia dan kematian.

d.Hernia dapat menyebabkan obstruksi

3.Tanda dan gejala

a.Pasien dengan suatu obstruksi mekanik pada umumnya datang dengan keluhansakit/nyeri abdomen, muntah, konstipasi absolut, dan distensi abdomen dalamberbagai tingkatan. Tanda-tanda peritonitis yang mengarah kepada perforasi usussebagai akibat iskemia dan tidak dapat dibedakan dengan peritonitis olehpenyebab lain misalnya perforasi intra abdominal

b.Pada pasien dengan suatu obstruksi sederhana yang tidak melibatkan pembuluh darah, sakit cenderung menjadi kolik yang pada awalnya ringan, tetapi semakinlama semakin meningkat, baik dalam frekuensi atau derajat kesakitannya. Sakitmungkin akan berlanjut atau hilang timbul. Pasien sering berposisi knee-chest,atau berguling-guling. Pasien dengan peritonitis cenderung kesakitan apabilabergerak.

c.Muntah adalah suatu tanda awal pada obstruksi letak tinggi atau proksimal.Bagaimanapun, jika obstruksi berada di distal usus halus, muntah mungkin akantertunda. Pada awalnya muntah berisi semua yang berasal dari lambung, yangmana segera diikuti oleh cairan empedu, dan akhirnya muntah akan berisi semuaisi usus halus yang sudah basi.d.Hipovolemia dan kekurangan elektrolit dapat terjadi dengan cepat kecuali jikapasien mendapat cairan pengganti melalui pembuluh darah (intravena). Derajattingkat dan distribusi distensi abdominal dapat mencerminkan tingkatanobstruksi. Pada obstruksi letak tinggi, distensi mungkin minimal. Sebaliknya,distensi pusat abdominal cenderung merupakan tanda untuk obstruksi letakrendah.e.Pada anak-anak dengan intussuscepsi, nyeri kolik adalah temuan klasik. Sakityang muncul secara tiba-tiba, berlangsung beberapa menit kemudian memudar,dan normal kembali. Muntah merupakan hal yang luar biasa. Konstipasi adalah suatu temuan khas, walaupun terkadang ditemukan campuran darah dan lendir seperti selai merah, yang mana merupakan pathognomonis untuk suatu intussuscepsi.4.KlasifikasiMekanikal obstruksi (Dynamic ileus, Organic ileus, Spastic ileus) obstruksi/sumbatan yang terjadi diintra luminal atau intramural akibat tekanan pada dindin usus.5.PatofisiologiPeristiwa patofisiologi yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama,tanpa memandang apakah obstruksi usus tersebut diakibatkan oleh penyebabmekanik atau fungsional. Perbedaan utamanya adalah obstruksi paralitik,paralitik dihambat dari permulaan, sedangkan pada obstruksi mekanis peristaltikmula-mula diperkuat kemudian intermiten akhirnya hilang.Limen usus yang tersumbat profesif akan terenggang oleh cairan dan gas.Akumulasi gas dan cairan didalam lumen usus sebelah proksimal dari letakobstruksi mengakibatkan distensi dan kehilangan H2O dan elektrolit denganpeningkatan distensi maka tekanan intralumen meningkat, menyebabkanpenurunan tekanan vena dan kapiler arteri sehingga terjadi iskemia dinding ususdan kehilangan cairan menuju ruang peritonium akibatnya terjadi pelepasanbakteri dan toksin dari usus, bakteri yang berlangsung cepat menimbulkanperitonitis septik ketika terjadi kehilangan cairan yang akut maka kemungkinanterjadi syok hipovolemik. Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jikaterjadi stranggulasi akan menyebabkan kematian.6.Pemeriksaan penunjang1.Pemeriksaan Radiologia.Foto polos abdomen dengan posisi terlentang dan tegak (lateral dekubitus)memperlihatkan dilatasi lengkung usus halus disertai adanya batas antara air danudara atau gas

(air-fluid level)

yang membentuk pola bagaikan tangga.b.Pemeriksaan radiologi dengan Barium Enema mempunyai suatu peran terbataspada pasien dengan obstruksi usus halus. Pengujian Enema Barium terutamasekali bermanfaat jika suatu obstruksi letak rendah yang tidak dapat padapemeriksaan foto polos abdomen. Pada anak-anak dengan intussuscepsi,pemeriksaan enema barium tidaklah haany sebagai diagnostik tetapi jugamungkin sebagai terapi

c.CT Scan. Pemeriksaan ini dikerjakan jika secara klinis dan foto polos abdomendicurigai adanya starngulasi. CScan akan mempertunjukkan secara lebih telitiadanya kelainan-kelainan dinding usus, mesenterikus, dan peritoneum

d.CT Scan harus dilakukan dengan memasukkan zat kontras kedalam pembuluhdarah. Pada pemeriksaan ini dapat diketahui derajat dan lokasi dari obstruksi.

e.USG. Pemeriksaan ini akan mempertunjukkan gambaran dan penyebab dariobstruksi.

f.MRI. Walaupun pemeriksaan ini dapat digunakan. Tetapi tehnik dan kontrasyang ada sekarang ini belum secara penuh mapan. Tehnik ini digunakan untukmengevaluasi iskemia mesenterik kronis.

g.Angiografi. Angiografi mesenterik superior telah digunakan untuk mendiagnosisadanya herniasi internal, intussuscepsi, volvulus, malrotation, dan adhesi.

2.Pemeriksaan Laboratorium.

Leukositosis mungkin menunjukkan adanya strangulasi, pada urinalisa mungkinmenunjukkan dehidrasi.

7.Komplikasi

1.Peritonitis karena absorbsi toksin dalam rongga peritonium sehinnga terjadiperadangan atau infeksi yang hebat pada intra abdomen.

2.Perforasi dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi selalu lama pada organ intraabdomen.

3.Sepsis, infeksi akibat dari peritonitis, yang tidak tertangani dengan baik dancepat.

4.Syok hipovolemik terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma.

8.Penatalaksanaan

1.Obstruksi usus halus (letak tinggi)Selain beberapa perkecualian, obstruksi usus harus ditangani dengan operasi,karena adanya risiko strangulasi. Selama masih ada obstruksi, strangulasi tidakdapat dicegah secara meyakinkan.

1.Persiapan-persiapan sebelum operasi:

a.Pemasangan pipa nasogastrik. Tujuannya adalah untuk mencegah muntah,mengurangi aspirasi dan jangan sampai usus terus menerus meregang akibattertelannya udara (mencegah distensi abdomen)

b.Resusitasi cairan dan elektrolit. Bertujuan untuk mengganti cairan dan elektrolityang hilang dan memperbaiki keadaan umum pasien.c.Pemberian antibiotik, terutama jika terdapat strangulasi.2.Operasi:Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ vitalberfungsi secara memuaskan. Kalau obstruksi disebabkan karena hernia skrotalis,maka daerah tersebut harus disayat. Kalau tidak terpaksa harus dilakukanpenyayatan abdomen secara luas. Perincian operatif tergantung dari penyebabobstruksi tersebut. Perlengketan dilepaskan atau bagian yang mengalamiobstruksi dibuang. Usus yang mengalami strangulasi dipotong.3.Pasca Bedah:Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan elektrolit.Harus dicegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan kalori yang cukup.Perlu diingat bahwa pasca bedah, usus pasien masih dalam keadaan paralitik.2.Obstruksi usus besar (letak rendah)Tujuan pengobatan yang paling utama adalah dekompresi kolon yangmengalami obstruksi sehingga kolon tidak perforasi, tujuan kedua adalahpemotongan bagian yang mengalami obstruksi. Persiapan sebelum operasi samaseperti persiapan pada obstruksi usus halus, operasi terdiri atas proses sesostomidekompresi atau hanya kolostomi transversal pada pasien yang sudah lanjut usia.Perawatan sesudah operasi ditujukan untuk mempersiapkan pasien untukmenjalani reseksi elektif kalau lesi obstruksi pada awalnya memang tidakdibuang.

9.PrognosisObstruksi usus halus yang tidak mengakibatkan strangulasi mempunyaiangka kematian 5 %. Kebanyakan pasien yang meninggal adalah pasien yangsudah lanjut usia. Obstruksi usus halus yang mengalami strangulasi mempunyaiangka kematian sekitar 8 % jika operasi dilakukan dalam jangka waktu 36 jamsesudah timbulnya gejala-gejala, dan 25 % jika operasi diundurkan lebih dari 36jam

Pada obstruksi usus besar, biasanya angka kematian berkisar antara 1530 %.Perforasi sekum merupakan penyebab utama kematian yang masih dapat edihindarkan.E. Penyimpangan KDM

Infeksi

Kuman masuk dan berkembang dalm usus

Toksik dalam usus halus

Hipersekresi air dan elektrolit

Peningkatan defekasi

Iritasi pada daerah anal/bokong

Mal absorpsi

Tekanan osmotik meningkat

Pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus

Diare

Pengeluaran cairan dan elktrolit meningkat

Dehidrasi

Makanan

Toksik tidak mampu disborpsi

Hiperperistaltik

Kemampuan absorpsi menurun

Distersi gaster

Anoreksia

Kekhawatiran keluarga

Psikologis

Peningkatan hormon

Perubahan status kesehatan

Hospitalisasi

Stres psikologis keluarga

B.Konsep keperawatan

1.Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakanupaya untuk pengumpulan data secara lengkap dan sistematis mulai daripengumpulan data, identitas dan evaluasi status kesehatan klien.

1.Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku dangaya hidup.2.Riwayat kesehatana.Keluhan utamaKeluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji. Padaumumnya akan ditemukan klien merasakan nyeri pada abdomennya biasanyaterus menerus, demam, nyeri tekan lepas, abdomen tegang dan kaku.b.Riwayat kesehatan sekarangMengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan,dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST :P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan.Q :Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang, timbul atau terus-menerus (menetap).R : Di daerah mana gejala dirasakanS : Seberapa keparahan yang dirasakan klien dengan memakai skala numeric 1s/d 10.T :Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang memperberat dan memperingankeluhan.c.Riwayat kesehatan masa laluPerlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayatketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan obat-obatan.d.Riwayat kesehatan keluargaApakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama denganklien.

3.Pemeriksan fisika.Aktivitas/istirahatGejala : Kelelahan dan ngantuk.Tanda : Kesulitan ambulasib.SirkulasiGejala : Takikardia, pucat, hipotensi ( tanda syok)c.EliminasiGejala : Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasi dan FlatusTanda : Perubahan warna urine dan fecesd.Makanan/cairanGejala : anoreksia,mual/muntah dan haus terus menerus.Tanda : muntah berwarna hitam dan fekal. Membran mukosa pecah-pecah. Kulitburuk.e.Nyeri/KenyamananGejala : Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat kolik.Tanda : Distensi abdomen dan nyeri tekanf.PernapasanGejala :Peningkatan frekuensi pernafasan,Tanda : Napas pendek dan dangkalg.Diagnostik Test

1)Pemeriksaan sinar X: akan menunjukkan kuantitas abnormal dari gas dan cairandalam usus.

2)Pemeriksaan simtologi

3)Hb dan PCV: meningkat akibat dehidrasi

4)Leukosit: normal atau sedikit meningkat

5)Ureum dan eletrolit: ureum meningkat, Na+dan Cl Rendah

6)Rontgen toraks: diafragma meninggi akibat distensi abdomen

7)Rontgen abdomen dalam posisi telentang: mencari penyebab (batu empedu,volvulus, hernia)

8)Sigmoidoskopi: menunjukkan tempat obstruktif

2.Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan responmanusia (status kesehatan, resiko perubahan pola hidup) dari individu ataukelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi danmemberi intervensi pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan,membatasi, mencegah dan merubah.

Diagnosa keperawatan merupakan respon klien terhadap adanya masalahkesehatan. Oleh karena itu diagnosa keperawatan berorientasi pada kebutuhandasar manusia berdasarkan teori kebutuhan dasar Abraham Maslow.Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dengan ileusobstruksi adalah sebagai berikut :

1.Nyeri b/d distensi abdomen dan adanya selang Nasogastrik tube/ usus.2.Kekurangan volume cairan b/d output berlebihan, mual dan muntah.3.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrisi.4.Kurang pengetahuan tentang kondisi/situasi, prognosis dan kebutuhanpengobatan b/d kurangnya pemanjanan/mengingat, kesalahan interpretasiinformasi, tidak mengenal sumber informasi, keterbatasan kognitif.3.Intervensi keperawatanPerencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah,mengurangi atau mengoreksi. Beberapa komponen yang perlu diperhatikan untukmengevaluasi tindakan keperawatan meliputi menentukan prioritas, menentukankriteria hasil, menentukan rencana tindakan dan dokumentasi. Adapun renanatindakan dari diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan obstruksiusus antara lain:1.Nyeri b/d distensi abdomen dan adanya selang Nasogastrik tube/ usus.Tujuan: Nyeri hilang/terkontrol, menunjukkan rileks.Kriteria hasil :a.Nyeri berkurang sampai hilang.b.Ekspresi wajah rileks.c.TTV dalam batas normal.d.Skala nyeri 3-0.Intervensi:

a.Selidiki keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0-10) dan faktorpemberat/penghilang.

Rasional:

Nyeri distensi abdomen, dan mual. Membiarkan pasien rentangketidaknyamanannya sendiri membantu mengidentifikasi intervensi yang tepatdan mengevaluasi keefektifan analgesia.

b.Pantau tanda-tanda vital.

Rasional:

Respon autonomik meliputi perubahan pada TD, nadi dan pernafasan,yang berhubungan dengan keluhan/penghilangan energi. Abnormalitas tandavitalterus menerus memerlukan evaluasi lanjut.

c.Memberikan tindakan kenyamanan. Mis: gosokan punggung, pembebatan insisiselama perubahan posisi dan latihan batuk/bernafas; lingkungan tenang. Anjurkanpenggunaan bimbingan imajinasi, tehnik relaksasi. Berikan aktivitas hiburan.

Rasional:

Memberikan dukungan (fisik, emosional), menurunkan tegangan otot,meningkatkan relaksasi, mengfokuskan ulang perhatian, meningkatkan rasakontrol dan kemampuan koping.

d.Palpasi kandung kemih terhadap distensi bila berkemih ditunda. Tingkatkanprivasi dan gunakan tindakan keperawatan untuk meningkatkan relaksasi bila bilapasien berupaya untuk berkemih. Tempatkan pada posisi semi-fowler atau berdirisesuai kebutuhan.

Rasional:

Faktor psikologis dan nyeri dapat meningkatkan tegangan otot. Posisitegak meningkatkan tekanan intra-abdomen, yang dapat membantu dalamberkemih.Kolaborasie.Berikan analgesik, narkotik, sesuai indikasi.

Rasional:

Mengontrol/mengurangi nyeri untuk meningkatkan istirahat danmeningkatkan kerjasama dengan aturan terapeutik.

f.Kateterisasi sesuai kebutuhan.

Rasional:

Kateterisasi tunggal/multifel dapat digunakan untuk mengosongkankandung kemih sampai fungsinya kembali.

2.Kekurangan volume cairan b/d output berlebihan, mual dan muntah.Tujuan: Volume cairan seimbang.Kriteria hasil:

a.Klien mendapat cairan yang cukup untuk mengganti cairan yang hilang.

b.Klien menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat.

Intervensi:

a.Pantau tanda-tanda vital dengan sering, perhatikan peningkatan nadi, perubahanTD, takipnea, dan ketakutan. Periksa balutan dan luka dengan sering selama 24jam pertama terhadap tanda-tanda darah merah terang atau bengkak insisiberlebihan.

Rasional:

Tanda-tanda awal hemoragi usus atau pembentukan hematoma, yangdapat menyebabkan syok hipovolemik.

b.Palpasi nadi perifer, evaluasi pengisian kapiler, turgor kulit dan status membranmukosa.

Rasional:

Memberi informasi tentang volume sirkulasi umum dan tingkat hidrasi.c.Perhatikan adanya edema.

Rasional:

Edema dapat terjadi kerena perpindahan cairan berkenaan denganpenurunan kadar albumin serum/protein.d.Pantau masukan dan haluaran, perhatikan haluaran urine, berat jenis,. Kalkulasikeeimbangan 24 jam, dan timbang berat badan setiap hari.

Rasional:

Indikator langsung dari hidrasi/perfusi organ dan fungsi. Memberikanpedoman untuk penggantian cairan.e.Perhatikan adanya/ukur distensi abdomen.

Rasional:

Perpindahan cairan dari ruang vaskuler menurunkan volume sirkulasidan merusak perfusi ginjal.f.Observasi/catat kuantitas, jumlah dan karakter drainase NGT. tes pH sesuaiindikasi. Anjurkan dan bantu dengan perubahan posisi sering.

Rasional:

Haluaran cairan berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbanganeletrolit dan alkalosis metabolik dengan kehilangan lanjut kalium oleh ginjalyang berupaya untuk mengkompensasi. Hiperasiditas, ditunjukkan oleh pHkurang dari 5, menunjukkan pasien beresiko ulkus stres. Pengubahan posisimencegah pembentukan magenstrase di lambung, yang dapat menyalurkancairan gastrik dan udara melalui selang NGT kedalam duodenum.Kolaborasi:

g.Pertahankan potensi penghisap NGT/usus.

Rasional:

Meningkatkan dekompresi usus untuk menurunkan distensi/tekanan digaris jahitan dan menurunkan mual/muntah, yang dapat menyertaianastesia,manipulasi usus atau kondisi yang sebelumnya ada, mis: kanker

3.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrisi.Tujuan: Berat badan stabil dan nutrisi teratasi.Kriteria hasil :

a.Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi.

b.Berat badan stabil.

c.Pasien tidak mengalami mual muntah.

Intervensi:

a.Tinjau faktor-faktor individual yang mempengaruhi kemampuan untuk mencernamakanan, mis: status puasa, mual, ileus paralitik setelah selang dilepas.

Rasional:

Mempengaruhi pilihan intervensi.

b.Auskultasi bising usus; palpasi abdomen; catat pasase flatus.

Rasional:

Menentukan kembalinya peristaltik (biasanya dalam 2-4 hari).

c.Identifikasi kesukaan/ketidaksukaan diet dari pasien. Anjurkan pilihan makanantinggi protein dan vitamin C.

Rasional:

Meningkatkan kerjasama pasien dengan aturan diet. Protein/vitamin Cadalah kontributor utuma untuk pemeliharaan jaringan dan perbaikan. Malnutrisiadalah fator dalam menurunkan pertahanan terhadap infeksi.

d.Observasi terhadap terjadinya diare; makanan bau busuk dan berminyak.

Rasional:

Sindrom malabsorbsi dapat terjadi setelah pembedahan usus halus,memerlukan evaluasi lanjut dan perubahan diet, mis: diet rendah serat.Kolaborasie.Berikan obat-obatan sesuai indikasi: Antimetik, mis: proklorperazin(Compazine). Antasida dan inhibitor histamin, mis: simetidin (tagamet).

Rasional:

Mencegah muntah. Menetralkan atau menurunkan pembentukan asamuntuk mencegah erosi mukosa dan kemungkinan ulserasi.4.Kurang pengetahuan tentang kondisi/situasi, prognosi dan kebutuhan pengobatanb/d kurangnya pemanjanan/mengingat, kesalahan interpretasi informasi, tidakmengenal sumber informasi, keterbatasan kognitif.Tujuan: Menyatakan paham terhadap proses penyakitnya.

Kriteria hasil :

a.Klien dan keluarga mengetahui penyakit yang diderita

b.Klien dan keluarga berpartisipasi dalam proses belajar.

c.Klien dan keluarga berpartisipasi dalam proses pengobatan.

Intervensi:

a.Diskusikan pentingnya masukan cairan adekuat dan kebutuhan diet.

Rasional:

Meningkatkan penyembuhan dan normalisasi fungsi usus.

b.Tinjau ulang perawatan selang gastrostomi bila pasien dipulangkan dengan alatini.

Rasional:

Meningkatkan kemandirian dan meningkatkan kemampuan perawatandiri.

c.Tinjau perawatan kulit disekitar selang.

Rasional:

Membantu mencegah kerusakan kulit dan menurunkan resiko infeksi.

d.Identifikasi tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi medis, mis demammenetap, bengkak, eritema, atau terbukanya tepi luka, perubahan karakteristikdrainase.

Rasional:

Pengenalan dini dari komplikasi dan intervensi segera dapat mencegahprogresi situasi serius dan mengancam hidup.

e.Tinjau ulang keterbatasan/pembatasan aktivitas, mis: tidak mengangkat bendaberat selama 6-8 minggu dan menghindari latihan dan olahraga keras.

Rasional:

Menurunkan resiko pembentukan hernia.

BAB IIIPENUTUP

1.Kesimpulan :

a.Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya)aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus dapat akut dengankronik, partial atau total. Obstruksi usus biasanya mengenai kolon sebagai akibatkarsinoma dan perkembangannya lambat. Sebahagaian dasar dari obstruksi justrumengenai usus halus. Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat yangmemerlukan diagnosis dini dan tindakan pembedahan darurat bila penderita ingintetap hidup.

b.Adapun penyebab dari obstruksi usus dibagi menjadi dua bagian menurut jenisobstruksi usus, yaitu:1.Mekanis : Terjadi obstruksi intramunal atau obstruksi munal dari tekanan padausus, contohnya adalah intrasusepsi, tumor dan neoplasma, stenosis, striktur,perlekatan, hernia dan abses.2.Fungsional : Muskulator usus tidak mampu mendorong isi sepanjang usus.2.Sarana.

Untuk mahasiswa-mahasiswiSemoga dengan adanya tugas ini mahasiswa lebih giat lagi belajar.b.Untuk dosenSemoga dosen tidak pernah bosan mengajari kami terutama pembuatampenyimpangan KDM.

DAFTAR PUSTAKA1.Sjamsuhidajat r, De Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta :EGC,2003.2.Anonymous. Ileus. [Online].2007 September 13 [cited 2008 May 19];[6screens]. Availablefrom:URL:http://medlinux.blogspot.com/2007/09/ileus.html.3.Wilson LM, Lester LB. Usus kecil dan usus besar. Dalam : Price SA,Wilson LM,editor. Patofisiologi konsep klinis proses- proses penyakit.Alih bahasa: dr.Peter Anugerah. Jakarta: EGC;1995. Hal.389-412.4.Markogiannakis H, Messaris E, Dardamanis D, Pararas N, TzertzemelisD, Giannopoulos P,et al.

Acute mechanical bowel obstruction:clinicalpresentation, etiology, management and outcome.

World Journal ofgastroenterology. 2007 January 21;13(3):432-437. Availablefrom:URL:http://www.wjgnet.com5.Evers BM. Small intestine. In: Townsend CM, Beauchamp RD, EversBM, Mttox KL,editors. Sabiston textbook of surgery. The biological basis

of modern surgical practice. 17

th

ed. Philadelphia: ElsevierSaunders;2004. p.1323

1342.6.

Simeone DM. Anatomy and physiology of the small intestine. In :Greenfield LJ, Mulholland MW, Oldham KT, Zelenock GB, LillimoeKD, editors. Essentials of surgery : scientific principles and practice.[Book on CD-ROM]. 2

nd

ed. New York: Lippincott Williams & Wilkinpublishers;1997.7.

Suyono YJ,editor. Disunting oleh R.Putz & R. Pabst. Atlas Anatomimanusia Sobotta. Ed.21. Jakarta: EGC,2003.8.

Siregar H, Yusuf I, Sinrang AW, Gani AA. Fisiologi Gastrp-intestinal.Ed.1. Ujung Pandang: Fak. Kedokteran Unhas;1995.9.

Yates K. Bowel obstruction. In: Cameron P, Jelinek G, Kelly AM,Murray L, Brown AFT, Heyworth T, editors. Textbook of adultemergency medicine. 2

nd

ed. New York: Churchill Livingstone;2004.p.306-9.10.

Naude GP. Gastrointestinal failure in the ICU. In: Bongard FS, Sue DY,editors. A lange medical book Current critical care diagnosis andtreatment. 2

nd

ed. New York : McGraw-Hill;2003. p. 383-88.11.

Ansari P. Intestinal obstruction. [Online]. 2007 September [cited 2008May 21];[4 screens]. Available from:URL:http://www.merck.com/mmpe/sec02/choll/chollh.html

HYPERLINK "http://www.merck.com/mmpe/sec02/choll/chollh.html" \t "_blank".12.

Mukherjee S. Ileus. [Online]. 2008 January 29 [cited 2008 May 21];[7screens]. Available from:URL:http://www.emedicine.com/med/topic1154.htm

HYPERLINK "http://www.emedicine.com/med/topic1154.htm" \t "_blank".13.

Nobie BA. Obstruction, small bowel. [Online] 2007 Sept 17 [cited 2008June 2];[6 screens]. Available from:

HYPERLINK "http://www.emedicine.com/" \t "_blank"URL:http://www.emedicine.com

HYPERLINK "http://www.emedicine.com/" \t "_blank" 14.

Souba, Wiley W.; Fink, Mitchell P.; Jurkovich, Gregory J.; Kaiser, LarryR.; Pearce, William H.; Pemberton, John H.; Soper, Nathaniel J, editors.Sigmoid volvulus successfully decompressed by sigmoidoscopy. In : ACSSurgery: Principles & Practice, 2007 Edition. [Book on CD-ROM]

15.

Manif Niko, Kartadinata. Obstruksi Ileus. Cermin Dunia KedokteranNo.29 [Online]. 1983 [cited 2008 May 16];[3 screens]. Available from:URL:http://www.portalkalbe.com/files/obstruksiileus.pdf

HYPERLINK "http://www.portalkalbe.com/files/obstruksiileus.pdf" \t "_blank".Gangguan integritas kulit

Resiko kurang volume cairan

Kurang nutrisi nutri

Kecemasan keluarga