asuhan meonetus
-
Upload
juliae-angel -
Category
Documents
-
view
15 -
download
6
description
Transcript of asuhan meonetus
Asih (kebutuhan emosional) adalah kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang
erat dan kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik maupun
mental.
1. Ikatan Kasih Sayang
1. a. Pada Neonatus
Cara untuk melakukan Bounding Attachment pada neonates:
1) Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung bayi
akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan
, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
2) Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin
proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal
ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh
ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi.Bayi yang merasa aman dan
terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan
memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya,
dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena
refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan
merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan
keluarga.
3) Kontak mata (Eye to Eye Contact)
1
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat dengan
bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang.
Seringkali dalam posisi bertatapan.Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat
melihat pada orang tuanya. Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian dengan
segera.Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan
dan rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia pada umumnya.
4) Suara (Voice)
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting.orang tua
menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin
bahwa bayinya dalam keadaan sehat.Tangis tersebut membuat mereka melakukan tindakan
menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan
berpaling kearah mereka. Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing-masing. Orang tua
akan menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan itu, ibu menjadi tenang karena merasa
bayinya baik-baik saja (hidup). Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak
mengherankan jika ia dapat mendengarkan suara-suara dan membedakan nada dan kekuatan
sejak lahir, meskipun suara-suara itu terhalang selama beberapa hari oleh sairan amniotik dari
rahim yang melekat dalam telinga.
5) Aroma / Odor (Bau Badan)
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma
susu ibunya. Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan baik dan masih
memainkan peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup. Indera penciuman bayi akan
sangat kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya Asi pada waktu tertentu.
6) Gaya bahasa (Entrainment)
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan
struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala,
2
menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara. Bayi baru lahir
menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang dewasa. Artinya perkembangan bayi
dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia menggunakan bahasa dalam berkomunikasi.
Dengan demikian terdapat salah satu yang akan lebih banyak dibawanya dalam memulai
berbicara (gaya bahasa). Selain itu juga mengisyaratkan umpan balik positif bagi orang tua dan
membentuk komunikasi yang efektif.
7) Bioritme (Biorhythmicity)
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat
membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan
waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Janin dalam rahim dapat dikatakan
menyesuaikan diri dengan irama alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugas
bayi setelah lahir adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat membantu proses
ini dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara konsisten dan dengan
menggunakan tanda keadaan bahaya bayi untuk mengembangkan respon bayi dan interaksi
sosial serta kesempatan untuk belajar.
8) Inisiasi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak dan mencari
puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek sucking dengan segera.
Menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari
kontak dini :
a) Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat.
b) Reflek menghisap dilakukan dini.
c) Pembentukkan kekebalan aktif dimulai.
3
d) Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak (body warmth (kehangatan tubuh);
waktu pemberian kasih sayang; stimulasi hormonal).
b. Pada Bayi
Tahap-tahap bonding attachment adalah sebagai berikut:
1) Perkenalan (acquaintance) dengan melakukan kontak mata, memberikan sentuhan,
mengajak berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya
2) Keterikatan (bonding)
3) Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain
Elemen-elemen bonding attachment dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Sentuhan
Sentuhan atau indera peraba dipakai secara inkstensif oleh orang tua sebagai suatu sarana untuk
mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya. Gerakan
dilakukan untuk menenangkan bayi.
2) Kontak mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua, dan
bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu
mengatakan dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya.
3) Suara
4
Saling mendengar dan merespon suara antara orang tua dengan bayinya juga penting dilakukan.
Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang. Sementara itu, bayi akan menjadi
tenang dan berpaling kearah orang tua mereka saat orang tua mereka berbicara dengan suara
bernada tinggi.
4) Aroma
Perilaku lain yang terjalin antara orang tua dan bayi ialah respon terhadap aroma/bau masing-
masing. Ibu mengetahui bahwasetiap anak memiliki aroma yang unik, sementara itu bayi belajar
dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya.
5) Hiburan
Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka
menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kakinya. Hiburan terjadi
saat anak mulai bicara. Irama ini berfungsi memberi umpan baik positif kepada orang tua dan
menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
6) Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya.
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat
membantu proses ini dengan member kasih saying yang konsisten dan dengan memanfaatkan
waktu saat bayi mengembangkan prilakuk responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial
dan kesempatan bayi untuk belajar.
7) Kontak dini
Keuntungan fisiologis yang diperoleh dari kontak dini yaitu:
1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat
5
2. Refleks mengisap dilakukan sedini mungkin
3. Pembentukan kekebalan aktif dimulai
4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak melalui kehangatan tubuh, waktu
pemberian kasih sayang dan memberikan stimulasi hormonal
Prinsip-prinsip dan upaya bonding attachment :
1) Bonding attachment dilakukan dimenit pertama dan jam pertama
2) Orang tua merupakan orang yang menyentuh bayi pertama kali
3) Adanya ikatan yang baik dan sistematis
4) Orang tua ikut terlibat dalam proses persalinan
5) Persiapan (perinatal care)
6) Cepat melakukan proses adaptasi
7) Kontak sedini mungkin sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi
kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta member rasa nyaman.
8) Tersedianya fasilitas untuk kontak lebih lama
9) Penekanan pada hal-hal positif
10) Adanya perawat maternitas khusus (bidan)
11) Libatkan anggota keluarga lainnya
12) Pemberian informasi bertahap mengenai bonding attachment
6
Dampak positif bonding attachment adalah bayi merasa dicintai, diperhatikan, merasa aman,
serta berani mengadakan eksplorasi. Hambatan yang biasa ditemui adalah kurangnya system
dukungan, ibu dan bayi yang beresiko, kehadiran bayi yang tidak diinginkan.
Gambar 1. Ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi
c. Pada Balita
Untuk dapat menjalin ikatan emosi yang erat dengan anak kita, berikut ini ada beberapa hal yang
dapat dijadikan pedoman bagi orangtua atau orang yang dekat dengan anak dalam melakukan
interaksi dengan balita :
1) Berikan rangsangan positif kepada balita. Misalnya dengan belaian/ sentuhan /pijatan–
pijatan lembut, ucapan-ucapan lembut/bisikan-bisikan mesra, kecupan, dan suara-suara yang
menenangkan bayi.
2) Tanggap terhadap kebutuhan balita.
3) Ajak anak bermain yang dapat membuatnya gembira atau tertawa. Misalnya dengan main
“ciluk ba”, menggelitikinya sesekali, memainkan boneka dengan suara-suara lucu atau
menunjukkan wajah-wajah ganjil (memasang ekspresi lucu), membadut (bicara dengan cara
yang dilebih-lebihkan), kemudian tertawalah bersama anak. Pada umumnya, kita akan merasa
lebih dekat dengan seseorang yang tertawa bersama kita, demikian pula halnya dengan anak.
4) Sengaja meluangkan waktu bersama anak untuk dapat memberikan kualitas pengasuhan
yang baik. Jangan menghadapi anak dengan terpaksa atau hanya hadir secara fisik saja.
Usahakan menghadapi anak dengan menghadirkan “hati” juga.
7
5) Terima anak apa adanya dengan tulus dan ikhlas, sekalipun ia cacat atau tidak sesuai
dengan harapan kita. Sebab penolakan terhadap anak, menyebabkan hubungan orangtua-anak
menjadi tegang dan menghalangi orangtua untuk memberikan kasih sayangnya.
6) Jangan bersikap kasar, kesal dan menunjukkan kemarahan terhadap balita karena balita
juga bisa merasakan ketidaknyamanan ini dan merekamnya dalam ingatannya sehingga membuat
orangtua menjadi “jauh” terhadap anak.
Peran bidan dalam hal ini adalah :
1) Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca
kelahiran.
2) Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang
bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.
3) Sewaktu pemeriksaan ANC, Bidan selalu mengingatkan ibu untuk menyentuh dan meraba
perutnya yang semakin membesar
4) Bidan mendorong ibu untuk selalu mengajak janin berkomunikasi
5) Bidan juga mensupport ibu agar dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilannya
dalam merawat anak, agar saat sesudah kelahiran nanti ibu tidak merasa kecil hati karena tidak
dapat merawat bayinya sendiri dan tidak memiliki waktu yang seperti ibu inginkan
6) Ketika dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan salah satu cara
bonding attachment dalam beberapa saat setelah kelahiran, hendaknya Bidan tidak benar-benar
memisahkan ibu dan bayi melainkan Bidan mampu untuk mengundang rasa penasaran ibu untuk
mengetahui keadaan bayinya dan ingin segera memeluk bayinya. Pada kasus bayi atau ibu
dengan risiko, ibu dapat tetap melakukan bonding attachment ketika ibu member ASI bayinya
atau ketika mengunjungi bayi di ruang perinatal.
8
d. Pada Anak Prasekolah
Ikatan emosi dan kaish sayang yang erat antara ibu/orangtua sangatlah penting, karena berguna
untuk menentukan prilaku anak di kemudian hari, merangsang perkembangan otak anak, serta
merangsang perhatian anak terhadap dunia luar.Oleh karena itu, kebutuhan asih ini meliputi :
1) Kasih sayang orangtua
Orangtua yang harmonis akan mendidik dan membimbing anak dengan penuh kasih sayang.
Kasih sayang tidak berarti memanjakan atau tidak pernah memarahi, tetapi bagaimana
menciptakan hubungan yang hangat dengan anak, sehingga anak merasa aman dan senang.
2) Rasa aman
Adanya interaksi yang harmonis antara orangtua dan anak akan memberikan rasa aman bagi
anak untuk melakukan aktivitas sehari-harinya.
3) Harga Diri
Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya. Apabila anak diacuhkan, maka hal ini
akan menyebabkan frustasi
4) Dukungan/dorongan
Dalam melakukan aktivitas, anak perlu memperoleh dukungan dari lingkungannya. Apabila
orangtua sering melarang aktivitas yang akan dilakukan, maka hal tersebut dapat menyebabkan
anak ragu-ragu dalam melakukan setiap aktivitasnya. Selain itu, orangtua perlu memberikan
dukungan agar anak dapat mengatasi stressor atau masalah yang dihadapi.
5) Mandiri
9
Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal anak harus dilatih untuk tidak selalu
tergantung pada lingkungannya. Dalam melatih anak untuk mandiri tentunya harus
menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan.
6) Rasa memiliki
Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap barang-barang yang dimilikinya,
sehingga anak tersebut akan mempunyai rasa tanggung jawab untuk memelihara barangnya.
7) Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan, dan pengalaman
Anak perlu mendapatkan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan sifat-
sifat bawaannya. Tidak pada tempatnya jika orangtua memaksakan keinginannya untuk
dilakukan oleh anak tanpa memperhatikan kemauan anak.
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ikatan kasih sayang :
1) Berikan rangsangan positif. Misalnya dengan belaian/ sentuhan / pijatan – pijatan lembut,
ucapan-ucapan lembut, kecupan, dan suara-suara yang menenangkan.
2) Tanggap terhadap kebutuhan anak. Misalnya bila anak menangis, segera cari tahu apa
yang menyebabkannya untuk kemudian segera mengatasinya.
3) Ajak anak bermain yang dapat membuatnya gembira atau tertawa. Misalnya dengan main
“ciluk ba”, menggelitikinya sesekali, memainkan boneka dengan suara-suara lucu atau
menunjukkan wajah-wajah ganjil (memasang ekspresi lucu), membadut (bicara dengan cara
yang di lebih-lebihkan), kemudian tertawalah bersama anak. Pada umumnya, kita akan merasa
lebih dekat dengan seseorang yang tertawa bersama kita, demikian pula halnya dengan anak.
10
4) Sengaja meluangkan waktu bersama anak untuk dapat memberikan kualitas pengasuhan
yang baik. Jangan menghadapi anak dengan terpaksa atau hanya hadir secara fisik saja.
Usahakan menghadapi anak dengan menghadirkan “hati” juga.
5) Terima anak apa adanya dengan tulus dan ikhlas, sekalipun ia cacat atau tidak sesuai
dengan harapan kita. Sebab penolakan terhadap anak, menyebabkan hubungan orangtua-anak
menjadi tegang dan menghalangi orangtua untuk memberikan kasih sayangnya.
6) Jangan bersikap kasar, kesal dan menunjukkan kemarahan terhadap anak karena anak bisa
merasakan ketidaknyamanan ini dan merekamnya dalam ingatannya sehingga membuat orangtua
menjadi “jauh” terhadap anak.
2. Sibling Rivalry
1. a. Pengertian
Sibling rivarly adalah bentuk perilaku anak yang memiliki adik baru. Anak cenderung bersikap
lebih nakal karena merasa cemburu dan tersaingi atas kehadiran adiknya, terlebih lagi ketika ia
melihat ibunya sedang bersama adiknya. Perilaku ini biasanya ditunjukan untuk menarik
perhatian ibu dan biasanya muncul pada anak-anak usia 12-18 bulan.
Gambar 2. Sibling rivalry, bentuk perilaku anak yang memiliki adik baru
b. Faktor-Faktof yang Dapat Menimbulkan Sibling Rivalry dan Hal-Hal yang Perlu
Diperhatikan
Menurut Boyle, pencetus timbulnya sibling rivalry ada dua yaitu:
1) Usia
Jarak antara kakak beradik yang dekat cenderung menimbulkan adanya sibling rivalry.
Perbedaan usia antara 2 sampai 4 tahun merupakan usia yang paling mengancam terutama bila
11
kakak masih sangat muda dan belum memahami situasi. Sibling rivalry muncul umumnya pada
anak usia prasekolah yaitu pada usia 1 tahun sampai 6 tahun.
2) Jenis kelamin
Jenis kelamin yang berbeda antara kakak adik cenderung jarang menimbulkan persaingan
dibanding anak yang memiliki jenis kelamin yang sama. Jenis kelamin yang berbeda antara
kakak adik lebih menunjukan hubungan yang positif dibanding kakak adik yang memiliki jenis
kelamin sama.
Faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap munculnya sibling rivalrydiantaranya:
1) Peran orang tua
2) Besarnya keluarga
Besarnya keluarga mempengaruhi sering dan kuatnya rasa cemburu dan iri hati. Cemburu lebih
umum pada keluarga kecil dengan 2-3 anak dari pada dalam keluarga besar dimana tidak ada
anak yang menerima perhatian lebih besar dari orang tua.
3) Umur
Jarak kelahiran anak dan usia anak berpengaruh terhadap munculnya sibling rivalry.
4) Jenis kelamin
Jenis kelamin yang berbeda dari anak dapat meningkatkan timbulnya sibling rivalry dibanding
yang berjenis kelamin sama
5) Posisi anak
12
Sibling rivalry cenderung terjadi antara anak pertama dengan anak kedua dibanding dengan anak
terakhir.
Hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry, sehingga anak dapat
bergaul dengan baik, antara lain:
1) Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.
2) Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
3) Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda.
4) Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain.
5) Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.
6) Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu
sama lain.
7) Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga adil
bagi anak satu dengan yang lain berbeda.
8) Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.
9) Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri.
10) Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan
fisik.
11) Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk anak-
anak.
13
12) Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain.
13) Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
14) Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari
adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry yang paling bagus.
c. Tanda-Tanda Sibling Rivalry
Anda dapat mengeksploitasikan perasaan cemburu dengan berbagai cara yang kreatif, yaitu :
1) Melakukan kekerasan baik secara fisik maupun psikis seperti memukul adik atau kakaknya,
mendorong anak lain dari pangkuan ibunya, memahami secara verbal atau melakukan
penghinaan.
2) Regresi pada anak yang lebih tua seperti menunjukan perilaku perkembangan sebelumnya
misal, kembali mengompol atau meminta botol susu
3) Displacement, anak mengalami perubahan penampilan disekolah misalnya menunjukan
perilaku yang buruk disekolah.
4) Anak mengalami gangguan dalam tidur dan terjadi perubahan dalam pola tidurnya
5) Anak mengalami depresi atau menderita kegelisahan akan perpisahan.
d. Dampak Sibling Rivalry
Pengaruh dari sibling rivalry dapat berdampak pada anak, orangtua dan masyarakat secara tidak
langsung. Efek dari perilaku ini merupakan dampak jangka lama pada anak maupun masyarakat
saat anak menjadi bagian dalam masyarakat antara lain :
14
1) Anak
Dampak pada anak ada dua hal yang utama. Pertama, anak dapat tumbuh sangat agresif, karena
perilaku persaingan yang agresif yang berlangsung lama pada awal masa kanak-kanak dimana
pada tahap ini konsep diri mulai terbentuk. Dampak kedua adanya sibling rivalry yaitu anak
menjadi rendah diri, karena anak yang merasa gagal dalam merebut cinta kasih dari orangtua dan
bila hal ini terjadi secara berulang-ulang anak dapat merasa kecewa dan hilang kepercayaan diri.
Anak tumbuh menjadi individu yang sulit beradaptasi terhadap krisis yang ditemui pada tahap
perkembangan selanjutnya, terutama pada masa penuh krisis seperti pada masa adolence
2) Orangtua
Orangtua dapat menjadi stres dengan tingkah laku yang ditunjukan anak-anak dengan sibling
rivalry
3) Masyarakat
Anak yang tumbuh menjadi dewasa dengan kepribadian yang terbentuk dari dampak negatif
sibling rivalry yaitu, perilaku psikologis yang merusak yang dapat berupa perilaku agresif atau
perilaku kriminal tertentu yang mengganggu masyarakat.
15