Asuhan Keperawatan CA Serviks

17
Asuhan keperawatan CA serviks Oleh : Kelompok III.B

Transcript of Asuhan Keperawatan CA Serviks

Asuhan keperawatan CA serviks

Asuhan keperawatan CA serviksOleh :Kelompok III.BKasus pemicuSeorang ibu muda, Ny. Ashanti (22 tahun), datang ke poliklinik RSAM dengan keluhan adanya keputihan (flour albus) yang berkepanjangan dan berbau, selain itu Ny. Ashanti juga sering mengalami perdarahan di luar siklus haid. Riwaayat siklus haid yang tidak teratur, kadang amenorhea, hipermenorhea, serta adanya nyeri yang dirasakan menjalar ke ekstermitas bagian bawah. Ny. Ashanti juga menceritakan bahwa ia telah menikah di usianya yang ke 17 tahun, dan pernah mengalami abortus pada usia 18 tahun di kehamilan anak pertamanya. Ny. Ashanti mengatakan bahwa keluarganya pernah mengalami riwayat yang sama dengan dirinya dan pernah menjalani terapi radiasi untuk mengatasi penyakitnya tersebut. Nah bagaimanakah penanganan dan asuhan keperawatan terbaik yang harus diberikan kepada Ny. Ashanti untuk masalah penyakitnya ?1. Pengkajian a. Identitas pasienb. Riwayat kesehatan/keperawatana) Keluhan utamaPada kasus Ny. A masuk Rumah Sakit dengan keluhan adanya keputihan (flour albus) yang berkepanjangan dan berbau, selain itu Ny. A juga mengatakan sering mengalami perdarahan diluar siklus haid.

Keluhan utama pada pasien dengan Ca Serviks biasanya klien akan mengeluh adanya perdarahan dan keputihan yang berair dan berbau busuk.b) Riwayat kesehatan sekarangMerupakan riwayat kesehatan klien saat termasuk keluhan klien. Pada kasus Ny. A mengeluh adanya keputihan yang berkepanjangan dan berbau, selain itu Ny. A juga mengeluh sering mengalami perdarahan di luar siklus haid, Ny. A juga mengeluh haidnya tidak teratur, kadang amenorhea, hipermenorhea, serta adanya nyeri yang dirasakan menjalar ke ekstermitas bagian bawah.Secara umum riwayat kesehatan klien saat ini klien akan mengeluh :c) Riwayat kesehatan dahuluPada kasus Ny. A mengatakan belum pernah mengalami sakit yang dirasakan seperti saat ini, tapi Ny. A mengatakan kalau Ny. A pernah mengalami abortus pada usia 18 tahun di kehamilan yang anak pertamanyad) Riwayat kesehatan keluargaPada kasus Ny. A mengatakan bahwa keluarganya pernah memiliki riwayat penyakit yang sama dengan dirinya seperti yang dialaminya sekarang dan pernah menjalani terapi radiasi untuk mengatasi penyakitnya tersebute) Riwayat menstruasiPada kasus riwayat menstruasi Ny. A tidak teridentifikasi namun biasanya riwayat menarche terjadi pada usia 12 tahun, lama siklusnya 7 8 hari, dengan volume darah haid itu 50 cc.Tapi Ny. A mengatakan dia mempunyai riwayat siklus haid yang tidak teratur, kadang amenorhea, hipemenorhea.

f) Riwayat perkawinanPada kasus Ny. A mengatakan ia telah menikah di usia yang ke 17 tahun. Dan hanya memiliki suami yang dicintainyac. Pemeriksaan fisik1) Gambaran umumKeadaan umum klien klien tampak letih, dan tampak kesakitanTanda tanda vital (biasanya pada normal, namun pada keadaan tertentu bisa meningkat)TD: Normal (120/80 MmHg), bisa menurun pada kasus anemia karena perdarahan keletihanNadi: Normal (60x/i)meningkat saat nyeriSuhu: Normal (370Celcius)RR: Normal 16 20x/i)

d. Pemeriksaan penunjangPap smear Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Hasil pemeriksaan Pap smear menunjukkan stadium dari kanker serviks: Normal Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas) Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar) Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam atau ke organ tubuh lainnya).b. Biopsi Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika Pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker.Hasil biopsi akan memperjelas apakah yang terjadi itu kanker invasif atau hanya tumor saja (Prayetni, 1997).c. Tes IVAIVA adalah singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat, merupakan metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat. Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks (Bryant, 2012)d. Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar)Kolposkopi dilakukan untuk melihat daerah yang terkena proses metaplasia.e. Tes Schiller Serviks diolesi dengan lauran yodium, sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning.f. KonisasiDengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelasg. Pemeriksaan laboratoriumPemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi tingkat komplikasi pendarahan yang terjadi pada penderita kanker serviks dengan mengukur kadar hemoglobin (biasanya menurun >12g/dl),leukosit (meningkat