Askep-Retardasi-Mental.doc

31
1 BAB I PENDAHULUAN Asuhan Keperawatan Bells’s Palsy

Transcript of Askep-Retardasi-Mental.doc

R.Tropik Lk

1PAGE 14

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Retardasi mental merupakan keadaan anak dimana anak tersebut mengalami hambatan sehingga tidak dapat melalui perkembangan yang optimal (Somantri, 2006). Retardasi mental bukan merupakan suatu penyakit, melainkan hasil patologik di dalam otak yang menggambarkan keterbatasan intelektualitas dan fungsi adaptif. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya (Salmiah, 2010).

Data Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2006, menyatakan dari 0,7% atau 2,8 juta jiwa adalah peyandang cacat. Populasi anak retardasi mental menempati angka paling besar dibandingkan dengan jumlah anak dengan keterbatasan lainnya. Prevalensi retardasi mental di Indonesia saat ini diperkirakan 1-3% dari penduduk Indonesia atau sekitar 6,6 juta jiwa. Angka ini mungkin kecil, akan tetapi anak dengan retardasi mental membutuhkan perhatian khusus untuk tetap mendapatkan hak-hak mereka seperti pendidikan yang sama seperti anak-anak normal lainnya.

Menurut Noor & Megah anak retardasi mental memperoleh pendidikan formal di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri dan SLB swasta (dalam Chandra, 2013). Berdasarkan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) kesejahteraan Sosial Departemen Sosial RI Tahun 2007, jumlah penyandang cacat adalah 2.364.000 jiwa termasuk penyandang cacat mental. Sedangkan data di Kabupaten Banyumas jumlah anak dengan retardasi mental menurut hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti di Dinas Pendidikan Purwokerto mendapatkan jumlah anak penyandang cacat tahun 2012 tercatat 3019 jiwa dengan perbandingan jumlah laki-laki 1656 jiwa dan perempuan 1453 jiwa.

Pada anak dengan retardasi mental umumnya akan mengalami keterlambatan dalam fungsi kognitifnya yaitu IQ (Intelligence Quotient) (Hua et al., 2012). Anak dengan retardasi mental mengalami perkembangan kognitif layaknya anak normal, hanya saja pada anak dengan retardasi mental mengalami keterlambatan. Pada anak dengan retardasi mental harus diperhatikan usia mentalnya. Pada anak dengan retardasi mental usia mental biasanya tidak sesuai dengan usia mental anak normal.

B. Rumusan MasalahDari pembuatan makalah ini, dapat dirumuskan masalah yang ada. Diantaranya :

1. Apa definisi dari Retardasi Mental ?

2. Bagaimana etiologi dari Retardasi Mental ?

3. Apa saja manifestasi klinis yang muncul dari Retardasi Mental ?

4. Bagaimana patofisiologi Retardasi Mental ?

5. Bagaimana komplikasi yang dapat dari pasien Retardasi Mental ?

6. Bagaimana prognosis dari Retardasi Mental ?

7. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien Retardasi Mental ?

8. Bagaimana penatalaksanaan media Retardasi Mental ?

9. Bagaimana asuhan keperawatan Retardasi Mental ?

C. Tujuan 1. Tujuan umum

Untuk memberi gambaran dan ilmu pengetahuan tentang konsep dasar penyakit Retardasi Mental. Dan agar mahasiswa dapat menyusun asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit Retardasi Mental.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui konsep teoritis penyakit Retardasi Mental.b. Untuk mendapat informasi tentang pengertian, etiologi, gejala klinis, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik untuk pasien dengan Retardasi Mental.c. Mengetahui asuhan keperawatan pada penyakit Retardasi Mental, yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, dan intervensi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Retardasi mental merupakan keadaan anak dimana anak tersebut mengalami hambatan sehingga tidak melalui perkembangan yang optimal (Somantri, 2006). Retardasi mental atau yang lebih dikenal dengan Retardasi Mental (mental retardation) bukan merupakan suatu penyakit, melainkan hasil patologik didalam otak yang menggambarkan keterbatasan intelektualitas dan fungsi adaptif (Armatas, 2009). Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya (Salmiah, 2010). Sedangkan menurut Japan League for Mentally Retarded anak dengan retardasi mental IQ rata-rata 70 kebawah berdasarkan tes intelegensi baku (Gabe, 2008).

Retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh terhadap kecerdasan secara meneyluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial (Maslim, 2001). Retardasi mental adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami gangguan dalam perkembangan, bisa seluruh aspek atau beberapa aspek, seperti motorik, kognitif, sosial, dan fungsi bahasa (WHO, 2008).Retardasi mental adalah suatu gangguan yang heterogen yang terdiri dari fungsi intelektual yang dibawah rata-rata dan gangguan dalam keterampilan adaptif yang ditemukan sebelum orang berusia 18 tahun (Kaplan & Sadock, 2010). Menurut King seperti dikutip dalam Videbeck (2008) gambaran penting retardasi mental adalah fungsi intelektualdi bawah rata-rata (IQ di bawah 70) yang disertai keterbatasan yang penting dalam area fungsi adaptif, seperti ketrampilan, komunikasi, perawatan diri, tinggal di rumah, ketrampilan interpersonal atau sosial, penggunaan sumber masyarakat, penunjukan diri, ketrampilan akademik, pekerjaan, waktu senggang, dan kesehatan serta keamanan.

American Asociation on Mental Deficiency (AAMD) mendefinisikan retardasi mental sebagai kelainan yang meliputi fungsi umum di bawah rata-rata, yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes. Sedangkan menurut Japan League for Mentally Retarded yang meliputi fungsi intelektual lamban, yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan inteligensi baku. Para ahli Indonesia menggunakan klasifikasi yaitu retardasi mental ringan memiliki IQ 50-70, retardasi mental sedang memiliki IQ 55-40 dan retardasi mental berat dan sangat berat memiliki IQ