Askep Osteomielitis

14
Askep Osteomielitis Diposkan oleh _Ly_`s pageS di Sabtu, Februari 13, 2010 BAB I Konsep Dasar A. Definisi Osteomielitis adalah infeksi tulang yang biasanya disebabkan oleh bakteri, tetapi kadang-kadang disebabkan oleh jamur. Jika tulang terinfeksi, bagian dalam tulang yang lunak (sumsum tulang) sering membengkak. Karena pembengkakan jaringan ini menekan dinding sebelah luar tulang yang kaku, maka pembuluh darah di dalam sumsum bisa tertekan, menyebabkan berkurangnya aliran darah ke tulang. Tanpa pasokan darah yang memadai, bagian dari tulang bisa mati. Infeksi juga bisa menyebar keluar dari tulang dan membentuk abses (pengumpulan nanah) di jaringan lunak di sekitarnya, misalnya di otot. Infeksi jaringan tulang disebut sebagai osteomielitis, dan dapat timbul akut atau kronik. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun manifestasi local yang berjalan dengan cepat. Osteomielitis kronik adalah akibat dari osteomielitis akut yang tidak ditangani dengan baik Osteomeilitis dapat diklasifikasikan menjadi 2 mCm Ykni : 1. Osteomielitis Primer Penyebarannya secara hematogen dimana mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi darah. 2. Osteomielitis Sekunder (Osteomielitis Perkontinuitatum) Terjadi akibat penyebaran kuman dari sekitarnya akibat dari bisul, luka fraktur dan sebagainya.

description

OSTEOMOLIETIS

Transcript of Askep Osteomielitis

Page 1: Askep Osteomielitis

Askep Osteomielitis

Diposkan oleh _Ly_`s pageS di Sabtu, Februari 13, 2010 BAB I

Konsep Dasar

A. Definisi

Osteomielitis adalah infeksi tulang yang biasanya disebabkan oleh bakteri, tetapi

kadang-kadang disebabkan oleh jamur.

Jika tulang terinfeksi, bagian dalam tulang yang lunak (sumsum tulang) sering

membengkak. Karena pembengkakan jaringan ini menekan dinding sebelah luar tulang

yang kaku, maka pembuluh darah di dalam sumsum bisa tertekan, menyebabkan

berkurangnya aliran darah ke tulang. Tanpa pasokan darah yang memadai, bagian dari

tulang bisa mati.

Infeksi juga bisa menyebar keluar dari tulang dan membentuk abses (pengumpulan

nanah) di jaringan lunak di sekitarnya, misalnya di otot.

Infeksi jaringan tulang disebut sebagai osteomielitis, dan dapat timbul akut atau

kronik. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun manifestasi

local yang berjalan dengan cepat. Osteomielitis kronik adalah akibat dari osteomielitis akut

yang tidak ditangani dengan baik

Osteomeilitis dapat diklasifikasikan menjadi 2 mCm Ykni :

1. Osteomielitis Primer

Penyebarannya secara hematogen dimana mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain

dan beredar melalui sirkulasi darah.

2. Osteomielitis Sekunder (Osteomielitis Perkontinuitatum)

Terjadi akibat penyebaran kuman dari sekitarnya akibat dari bisul, luka fraktur dan

sebagainya.

B. Etiuologi

1.     Staphylococcus aureus hemolitukus (koagulasi positif) sebanyak 90% dan jarang oleh

streptococcus hemolitikus.

2.     Haemophylus influenzae (50%) pada anak-anak dibawah umur 4 tahun. Organisme yang lain

seperti : Bakteri colli, Salmonella thyposa dan sebagainya

Page 2: Askep Osteomielitis

Tulang, yang biasanya terlindung dengan baik dari infeksi, bisa mengalami infeksi melalui 3

cara:

1.     Aliran darah

Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ke tulang. Infeksi

biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan (pada anak-anak) dan di tulang

belakang (pada dewasa).

Orang yang menjalani dialisa ginjal dan penyalahguna obat suntik ilegal, rentan terhadap

infeksi tulang belakang (osteomielitis vertebral). Infeksi juga bisa terjadi jika sepotong logam

telah ditempelkan pada tulang, seperti yang terjadi pada perbaikan panggul atau patah

tulang lainnya.

2.    Penyebaran langsung

Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui patah tulang terbuka, selama

pembedahan tulang atau dari benda yang tercemar yang menembus tulang.

Infeksi ada sendi buatan, biasanya didapat selama pembedahan dan bisa menyebar ke

tulang di dekatnya.

3.     Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya.

Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke tulang setelah beberapa

hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa timbul di daerah yang mengalami kerusakan

karena cedera, terapi penyinaran atau kanker, atau ulkus di kulit yang disebabkan oleh

jeleknya pasokan darah atau diabetes (kencing manis). Suatu infeksi pada sinus, rahang

atau gigi, bisa menyebar ke tulang tengkorak.

C. Patofisiologi

     Respon inisial infeksi à odem dan peningkatan vaskulerisasi

     Setelah 2-3 hari terjadi trombosis pada pembuluh darah à ISKEMIA dan NEKROSIS

     Infeksi berkembang kw kavitasi medularis dan kebawah periosteum à menyebar ke

jaringan lunak lainnya dan sendi

     Bila infeksi di kontrol lebih awal à abses tulang akan mengakibatkan squestrum tidak

dapat mencair à terjadi involukrum dan mengelilingi squestrum à osteomilitis kronis

D. Tanda dan Gejala

Gambaran klinis osteomielitis tergantung dari stadium patogenesis dari penyakit,

dapat berkembang secara progresif atau cepat.

Pada anak-anak, infeksi tulang yang didapat melalui aliran darah, menyebabkan

demam dan kadang-kadang di kemudian hari, menyebabkan nyeri pada tulang yang

Page 3: Askep Osteomielitis

terinfeksi. Daerah diatas tulang bisa mengalami luka dan membengkak, dan pergerakan

akan menimbulkan nyeri.

Infeksi tulang belakang biasanya timbul secara bertahap, menyebabkan nyeri

punggung dan nyeri tumpul jika disentuh. Nyeri akan memburuk bila penderita bergerak

dan tidak berkurang dengan istirahat, pemanasan atau minum obat pereda nyeri. Demam,

yang merupakan tanda suatu infeksi, sering tidak terjadi.

Infeksi tulang yang disebabkan oleh infeksi jaringan lunak di dekatnya atau yang

berasal dari penyebaran langsung, menyebabkan nyeri dan pembengkakan di daerah diatas

tulang, dan abses bisa terbentuk di jaringan sekitarnya.

Infeksi ini tidak menyebabkan demam, dan pemeriksaan darah menunjukkan hasil yang

normal.

Penderita yang mengalami infeksi pada sendi buatan atau anggota gerak, biasanya

memiliki nyeri yang menetap di daerah tersebut.

Jika suatu infeksi tulang tidak berhasil diobati, bisa terjadi osteomielitis menahun

(osteomielitis kronis).Kadang-kadang infeksi ini tidak terdeteksi selama bertahun-tahun dan

tidak menimbulkan gejala selama beberapa bulan atau beberapa tahun.

Osteomielitis menahun sering menyebabkan nyeri tulang, infeksi jaringan lunak

diatas tulang yang berulang dan pengeluaran nanah yang menetap atau hilang timbul dari

kulit. Pengeluaran nanah terjadi jika nanah dari tulang yang terinfeksi menembus

permukaan kulit dan suatu saluran (saluran sinus) terbentuk dari tulang menuju kulit.

E. Pemeriksaan penunjang

1.     Pemeriksaan darah

Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju endapan darah.

2.     Pemeriksaan titer antibodi – anti staphylococcus

Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan diikuti dengan uji

sensitivitas.

3.     Pemeriksaan feses

Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi oleh bakteri

Salmonella.

4.     Pemeriksaan Biopsi tulang.

5.     Pemeriksaan ultra sound

Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan adanya efusi pada sendi.

6.     Pemeriksaan radiologis

Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan radiologik,

setelah dua minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat difus.

Page 4: Askep Osteomielitis

F. Prinsip penatalaksanaan

1.     Istirahat dan pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri

2.     Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah

3.     Istirahat local dengan bidai atau traksi

4.     Pemberian antibiotika secepatnya sesuai penyebab

5.     Drainase bedah

BAB II

Asuhan Keperawatan

1.   Pengkajian

a)     Riwayat keperawatan

Dalam hal ini perawat menanyakan faktor-faktor resiko sehubungan dengan

osteomielitisHal-hal yang dikaji meliputi umur, pernah tidaknya trauma, luka terbuka,

tindakan operasi khususnya operasi tulang, dan terapi radiasi.Faktor-faktor tersebut adalah

sumber potensial terjadinya infeksi.

b)    Pemeriksaan fisik

Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila dipalpasi. Bisa

juga terdapat eritema atau kemerahan dan panas. Efek sistemik menunjukkan adanya

demam biasanya diatas 380, takhikardi, irritable, lemah bengkak, nyeri, maupun eritema.

c)    Riwayat psikososial

Pasien seringkali merasa ketakutan, khawatir infeksinya tidak dapat sembuh, takut

diamputasi. Biasanya pasien dirawat lama di rumah sakit sehingga perawat perlu mengfkaji

perubahan-perubahan kehidupan khususnya hubungannya dengan keluarga, pekerjaan atau

sekolah.

d)    Pemeriksaan diagnostik

Hasil laboratorium menunjukan adanya leukositosis dan laju endap darah meningkat. 50%

pasien yang mengalami infeksi hematogen secara dini adanya osteomielitis maka dilakukan

scanning tulang. Selain itu dapat pula dengan biopsi tulang atau MRI

2. Duiagnosa Keperawatan

1.     Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan

Page 5: Askep Osteomielitis

2.     Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi dan keterbatasan

menahan beban berat badan.

3.     Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi

4.     Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit dan

pengobatan.

5.     Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa nyaman

6.     Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri dan ketakuatn dalam bergerak

7.     Resiko terhadap perluasan infeksi berhubungan dengan pembentukan abses tulang

3. Perencanaan Keperawatan

DP.1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan

Tujuan / Hasil Pasien :

Mendemonstrasikan bebas dari nyeri dan Peningkatan rasa kenyamanan

Kriteria Evaluasi :

Tidak terjadi nyeri,Napsu makan menjadi normal,ekspresi wajah rileks dan suhu tubuh

normal

Intervensi dan Rasionalisasi :

No Intervensi Rasionalisasi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Mandiri :

Mengkaji karakteris- tik nyeri : lokasi, durasi, intensitas nyeri dengan meng- gunakan skala nyeri (0-10)

Mempertahankan im- mobilisasi (back slab)

Berikan sokongan (support) pada ektremitas yang luka

Amati perubahan suhu setiap 4 jam

Kompres air hangat

Kolaborasi :

Pemberian obat-obatan analgesik

Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga dapat me- nentukan jenis tindak annya

Mencegah pergeseran tulang dan penekanan pada jaring- an yang luka.Peningkatan vena return, menurunkan edem, dan me- ngurangi nyeriUntuk mengetahui penyimpangan – penyimpangan yang terjadiMengurangi rasa nyeri dan memberikan rasa nyaman

Mengurangi rasa nyeri

Page 6: Askep Osteomielitis

DP. 2. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi dan keterbatasan

menahan beban berat badan.

Tujuan / Hasil Pasien :

Gangguan mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan

Kriteria Hasil :

Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin

Mempertahankan posisi fungsional

Meningkatkan / fungsi yang sakit

Menunjukkna teknik mampu melakukan aktivitas

Intervensi dan Rasionalisasi :€€

No. Intervensi Rasionalisasi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Mandiri :

Pertahankan tirah baring dalam posisi yang di programkan

Tinggikan ekstremitas yang sakit, instruksikan klien / bantu dalam latihan rentang gerak pada ekstremitas yang sakit dan tak sakit

Beri penyanggah pada ekstremitas yang sakit pada saat bergerak

Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitasBerikan dorongan pada klien untuk melakukan AKS dalam lingkup keterbatasan dan beri bantuan sesuai kebutuhan

Ubah posisi secara periodik

Kolabortasi :

Fisioterapi / aoakulasi terapi

Agar gangguan mobilitas fisik dapat berkurang

Dapat meringankan masalah gangguan mobilitas fisik yang dialami klien

Dapat meringankan masalah gangguan mobilitas yang dialami klien

Agar klien tidak banyak melakukan gerakan yang dapat membahayakan Mengurangi terjadinya penyimpangan – penyimpangan yang dapat terjadi

Mengurangi gangguan mobilitas fisik

Mengurangi gangguan mobilitas fisik

DP. 3. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi

Tujuan / Hasil Pasien :

Mendemonstrasikan bebas dari hipertermia

Kriteria Evaluasi :

Page 7: Askep Osteomielitis

Pasien tidak mengalami dehidrasi lebih lanjut, suhu tubuh normal, tidak mual, suhu tubuh

normal

Intervensi dan Rasionalisasi

No Intervensi Rasionalisasi

1.

2.

3.

4.

5.

Mandiri :

Pantau :Suhu tubuh setiap 2 jamWarna kulit

        TD, nadi dan pernapasan        Hidrasi (turgor dan kelembapan

kulit

Lepaskan pakaian yang berlebihan

Lakukan kompres dingin atau kantong es untuk menurunkan kenaikan suhu tubuh.Motivasi asupan cairan

Kolaborasi :

Beriakn obat antipiretik sesuai dengan anjuran

Memberikan dasar untuk deteksi hati

Pakaian yang tidak berlebihan dapat mengurahi peningkatan suhu tubuh dan dapat memberikan rasa nyaman pada pasienMenurunkan panas melalui proses konduksi serta evaporasi, dan meningkatkan kenyaman pasien.Memperbaiki kehilangan cairan akibat perspirasi serta febris dan meningkatkan tingkat kenyamanan pasien.

Antipiretik membantu mengontrol peningkatan suhu tubuh

DP, 4. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit dan

pengobatan.

Tujuan / Hasil Pasien :

Mendemonstrasikan hilangnya ansietas dan memberikan informasi tentang proses penyakit,

program pengobatan

Kriteria Evaluasi :

Ekspresi wajah relaks

Cemas dan rasa takut hilang atau berkurang

Intervensi dan Rasionalisasi :

No

Intervensi Rasionalisasi

1.

Mandiri :

Jelaskan tujuan pengobatan pada Mengorientasi program pengobatan.

Page 8: Askep Osteomielitis

2.

3.

4.

5.

pasien

Kaji patologi masalah individu.

Kaji ulang tanda / gejala yang memerlukan evaluasi medik cepat,contoh nyeri dada tiba-tiba, dispnea, distres pernapasan lanjut.

Kaji ulang praktik kesehatan yang baik, istirahat.

Kolaborasi :

Gunakan obat sedatif sesuai dengan anjuran

Membantu menyadarkan klien untuk memperoleh kontrol

Informasi menurunkan takut karena ketidaktahuan. Memberika pengetahuan dasar untuk pemahaman kondisi dinamik

Berulangnya pneumotorak/hemotorak memerlukan intervensi medik untuk mencegah / menurunkan potensial komplikasi.

Mempertahanan kesehatan umum meningkatkan penyembuhan dan dapat mencegah kekambuhan.rapeutik.

Banyak pasien yang membutuhkan obat penenang untuk mengontrol ansietasnya

DP. 5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa nyaman

Tujuan / Hasil Pasien :

Pola tidur kembali normal

Kriteria Evaluasi :

Jumlah jam tidur tidak terganggu, insomnia berkurang, adanya kepuasan tidur, pasien

menunjukkan kesejahteraan fisik dan psikologi

Intervensi dan Rasionalisasi :

No Intervensi Rasionalisasi

1.

2.

Mandiri :

Tentukan kebiasaan tidur yang biasanya dan perubahan yang terjadi

Berikan tempat tidur yang nyaman dan beberapa milik pribadi, misalnya ; bantal dan guling

Mengkaji perlunya dan mengidentifikasi intervensi yang tepat

Meningkatkan kenyamanan tidur serta dukungan fisiologis/ psikologis

Page 9: Askep Osteomielitis

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Buat rutinitas tidur baru yang dimasukkan dalam pola lama dan lingkungan baru

Cocokkan dengan teman sekamar yang mempunyai pola tidur serupa dan kebutuhan malam hari

Dorong beberapa aktifitas fisik pada siang hari, jamin pasien berhenti beraktifitas beberapa jam sebelum tidur

Instruksikan tindakan relaksasi

Kurangi kebisingan dan lampu

Gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi, rendhkan tempat tidur bila mungkinKolaborasi :

Berikan sedatif, hipnotik sesuai indikasi

Bila rutinitas baru mengandung aspek sebanyak kebiasaan lama, stres dan ansietas dapat berkurang

Menurunkan kemungkinan bahwa teman sekamar yang “burung hantu” dapat menunda pasien untuk terlelap atau menyebabkan terbangun

Aktivitas siang hari dapat membantu pasien menggunakan energi dan siap untuk tidur malam hari

Membantu menginduksi tidur

Memberikan situasi kondusif untuk tidur

Pagar tempat tidur memberikan keamanan dan dapat digunakan untuk membantu merubah posisi

Mungkin diberikan untuk membantu pasien tidur atau istirahat selama periode transisi dari rumah ke lingkungan baru

DP. 6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri dan ketakuatn dalam bergerak

Tujuan / Hasil Pasien (kolaboratif) :

Pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktifitas.

Kriteria Evaluasi :

Menurunnya keluhan terhadap kelemahan, dan kelelahan dalam melakukan aktifitas,

berkurangnya nyeri.

Intervensi dan Rasionalisasi :

No Intervensi Rasionalisasi

1.

Mandiri :

Jelaskan aktivitas dan faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigen

Merokok, suhu ekstrim dan stre menyebabkan vasokonstruksi pembuluh garah dan peningkatan beban jantung

Page 10: Askep Osteomielitis

2.

3.

4.

5.

6.

Anjurkan program hemat energi

Buat jadwal aktifitas harian, tingkatkan secara bertahap

Kaji respon abdomen setelah beraktivitas

Berikan kompres air hangat

Beri waktu istirahat yang cukup

Mencegah penggunaan energi berlebihsn

Mempertahankan pernapasan lambat dengan tetap mempertahankan latihan fiisk yang memungkinkan peningkatan kemampuan otot bantu pernapasan

Respon abdomen melipuit nadi, tekanan darah, dan pernapasan yang meningkat

Kompres air hangat dapat mengurangi rasa nyeri

Meningkatkan daya tahan pasien, mencegah keletihan

DP 7. Resiko terhadap perluasan infeksi berhubungan dengan pembentukan abses tulang

Tujuan / Hasil Pasien :

Tidak terjadi pesiko perluasan infeksi yang dialami

Kriteria Hasil:

Mencapai waktu penyembuhan

Intervensi dan rasionalisasi:

No.

Intervensi Rasionalisasi

1.

Mandiri:

Pertahankan system kateter steril; berikan perawatan kateter regular dengan sabun dan air, berikan salep antibiotic disekitar sisi kateter.

Mencegah pemasukan bakteri dari infeksi/ sepsis lanjut.

2. Ambulasi dengan kantung drainase dependen.

Menghindari refleks balik urine, yang dapat memasukkan bakteri kedalam kandung kemih.

3

.

Awasi tanda vital, perhatikan demam ringan, menggigil, nadi dan pernapasan cepat, gelisah, peka, disorientasi.

Pasien yang mengalami sistoskopi/ TUR prostate beresiko untuk syok bedah/ septic sehubungan dengan manipulasi/ instrumentasi

4. Observasi drainase dari luka, sekitar kateter suprapubik.

Adanya drain, insisi suprapubikmeningkatkan resiko untuk infeksi, yang diindikasikan dengan eritema, drainase purulen.

Page 11: Askep Osteomielitis

5. Ganti balutan dengan sering (insisi supra/ retropublik dan perineal), pembersihan dan pengeringan kulit sepanjang waktu

Balutan basah menyebabkan kulit iritasi dan memberikan media untuk pertumbuhan bakteri, peningkatan resiko infeksi luka.

6. Gunakan pelindung kulit tipe ostomi Memberikan perlindungan untuk kulit sekitar, mencegah ekskoriasi dan menurunkan resiko infeksi.

7.

Kolaborasi:

Berikan antibiotic sesuai indikasi Mungkin diberikan secara profilaktik sehubungan dengan peningkatan resiko infeksi pada prostatektomi.

Daftar Pustaka

☼    Purnawan Junadi, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ke 2. Media Aeskulapius, FKUI 1982.

Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI 1990.

☼    Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta

☼    Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

☼    Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI, Jakarta.

☼    Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4,

EGC, Jakarta.

Internet :

☼    www.google.com

☼    stikep.blogspot.com

☼    www.scribd.com

☼    media.asuhan keperawatan.blogspot.

Read more: http://sely-biru.blogspot.com/2010/02/askep-osteomielitis.html#ixzz0kYXCpsYb