Komplikasi Osteomielitis Kronis

32

Click here to load reader

Transcript of Komplikasi Osteomielitis Kronis

Page 1: Komplikasi Osteomielitis Kronis

Referat (Yhoga Timur Laga) 1--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Referat

Komplikasi Osteomielitis Kronis

Disusun oleh

Yhoga Timur Laga

09.20221.233

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

JAKARTA

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Pusat Persahabatan ~ Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan NasionalPeriode 09 Juli 2012 – 14 September 2012

Page 2: Komplikasi Osteomielitis Kronis

Referat (Yhoga Timur Laga) 2--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas ijin-Nya lah penulis dapat

menyelesaikan referat ini. Adapun referat ini penulis susun untuk memenuhi tugas

kepaniteraan klinik Departemen Ilmu Bedah Rumah Sakit Pusat Persahabatan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu

hingga tersusunnya referat ini, karena tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,

referat ini akan menemui berbagai kendala.

Tentu saja referat ini masih membutuhkan penyempurnaan, untuk itu saran dan kritik

sangat penulis butuhkan, guna memperbaiki tugas selanjutnya. Semoga referat ini dapat

bermanfaat bagi yang membacanya.

Jakarta, 30 Juli 2012

Penulis

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Pusat Persahabatan ~ Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan NasionalPeriode 09 Juli 2012 – 14 September 2012

Page 3: Komplikasi Osteomielitis Kronis

Referat (Yhoga Timur Laga) 3--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………….. i

Daftar isi …………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi …….……………………………………………….. 3

2. Patogenesis …………………………………………….. 9

3. Penatalaksanaan ……..……………………………………… 14

BAB III KESIMPULAN ……………………………………………………. 16

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 17

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Pusat Persahabatan ~ Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan NasionalPeriode 09 Juli 2012 – 14 September 2012

Page 4: Komplikasi Osteomielitis Kronis

Referat (Yhoga Timur Laga) 4--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Osteomielitis merupakan inflamasi pada tulang yang disebabkan infeksi piogenik atau

non-piogenik seperti Micobacterium tuberkulosa atau Staphylococcus aureus. Infeksi dapat

terbatas pada sebagian kecil tempat pada tulang atau melibatkan beberapa daerah seperti sum-

sum, perioesteum, dan jaringan lunak disekitar tulang. Awal tahun 1900 sekitar 20% pasien

dengan osteomielitis meninggal dan mereka yang selamat mengalami morbiditas yang

bermakna. Sekarang ini, mortalitas dan morbiditas akibat osteomielitis relatif rendah karena

metode penanganan yang modern, termasuk penggunaan antibiotik dan intervensi invasif.

Kunci keberhasilan penatalaksanaan osteomielitis adalah diagnosis dini dan operasi yang

tepat serta pemilihan jenis antibiotik yang tepat. Secara umum, dibutuhkan pendekatan

multidisipliner yang melibatkan ahli orthopaedi, spesialis penyakit infeksi, dan ahli bedah

plastik pada kasus berat dengan hilangnya jaringan lunak.

Gambar 1. Perbandingan antara tulang sehat dan tulang yang terinfeksi

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Pusat Persahabatan ~ Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan NasionalPeriode 09 Juli 2012 – 14 September 2012

Page 5: Komplikasi Osteomielitis Kronis

Referat (Yhoga Timur Laga) 5--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan referat ini adalah untuk menambah pengetahuan kita mengenai

definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologis, manifestasi klinis, penegakan diagnosis,

tatalaksana, pencegahan, dan prognosis dari osteomielitis dan terutama mengenai komplikasi

dari osteomielitis kronis.

C. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan referat ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai :

1. Mengetahui jenis-jenis osteomielitis.

2. Mengetahui penyebab, tanda dan gejala pada masing-masing jenisosteomielitis.

3. Memahami komplikasi pada osteomielitis kronis.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Pusat Persahabatan ~ Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan NasionalPeriode 09 Juli 2012 – 14 September 2012

Page 6: Komplikasi Osteomielitis Kronis

Referat (Yhoga Timur Laga) 6--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Osteomielitis adalah suatu proses peradangan akut atau kronik dari tulang dan

struktur-strukturnya, sekunder terhadap infeksi dari organisme pyogenik.1 Osteomielitis

merupakan infeksi pada tulang dan sumsum tulang yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus

atau proses spesifik ( m. tuberkulosa, jamur).5

B. Klasifikasi

Osteomielitis dapat diklasifikasikan menurut patogenesisnya direct/eksogen dan

hematogen. Menurut perjalanan penyakitnya sebagai akut, subakut, dan kronis; tiap tipe

didasarkan pada lamanya waktu dari onset timbulnya penyakit (terjadinya infeksi atau luka).

Osteomielitis akut berkembang antara dua minggu setelah onset penyakit, osteomielitis

subakut antara satu sampai beberapa bulan dan osteomielitis kronik setelah beberapa bulan. 1

Osteomielitis hematogen merupakan infeksi yang disebabkan oleh penyebaran bakteri

melalui darah. Osteomielitis direct/ eksogen disebabkan oleh kontak langsung jaringan dan

bakteri selama trauma atau pembedahan.4

Osteomielitis akut, yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi

pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis akut ini biasanya terjadi

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Pusat Persahabatan ~ Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan NasionalPeriode 09 Juli 2012 – 14 September 2012

Page 7: Komplikasi Osteomielitis Kronis

Referat (Yhoga Timur Laga) 7--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

pada anak-anak daripada orang dewasa dan biasanya terjadi sebagai komplikasi dari

infeksi di dalam darah (osteomielitis hematogen)

o Osteomielitis hematogen, merupakan infeksi yang penyebarannya berasal dari

darah. Osteomielitis hematogen akut biasanya disebabkan oleh penyebaran

bakteri darah dari daerah yang jauh. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak-

anak. Lokasi yang sering terinfeksi biasa merupakan daerah yang tumbuh

dengan cepat dan metafisis yang bervaskular banyak. Aliran darah yang

lambat pada daerah distal metafisis menyebabkan thrombosis dan nekrosis

local serta pertumbuhan bakteri pada tulang itu sendiri. Osteomielitis

hematogen akut mempunyai perkembangan klinis dan onset yang lambat.

o Osteomielitis direk, disebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan atau

bakteri akibat trauma atau pembedahan. Osteomielitis direk adalah infeksi

tulang sekunder akibat inokulasi bakteri yang disebabkan oleh trauma, yang

menyebar dari fokus infeksi atau sepsis setelah prosedur pembedahan.

Manifestasi klinis dari osteomielitis direk lebih terlokalisasi dan melibatkan

banyak jenis organisme.

 

Osteomielitis sub-akut, yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi

pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul.

Osteomielitis kronis, yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih sejak

infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul.

C. Etiologi

Agen penginfeksi osteomielitis hematogen meliputi S aureus, organisme

Enterobacteriaceae, group A dan B Streptococcus, dan H influenzae. Agen penginfeksi ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Pusat Persahabatan ~ Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan NasionalPeriode 09 Juli 2012 – 14 September 2012

Page 8: Komplikasi Osteomielitis Kronis

Referat (Yhoga Timur Laga) 8--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

osteomielitis direct/eksogen; meliputi S aureus, coliform bacilli, dan Pseudomonas

aeruginosa.4

Biasanya mikroorganisme dapat menginfeksi tulang melalui tiga cara yaitu melalui

pembuluh darah, langsung melalui area lokal infeksi (seperti selulitis) atau melalui trauma,

termasuk iatrogenik seperti dislokasi sendi atau fiksasi internal.

Pada balita, infeksi dapat menyebar ke sendi dan menyebabkan arthritis. Pada anak-

anak yang biasanya terinfeksi adalah tulang panjang. Abses subperiosteal dapat terbentuk

karena periosteum melekat longgar di permukaan tulang, sedangkan pada orang dewasa

tulang yang paling sering terinfeksi adalah tulang belakang dan tulang panggul.

Tibia bagian distal, femur bagian distal, humerus, radius dan ulna bagian proksimal

dan distal, vertebra, maksila, dan mandibula merupakan tulang yang paling beresiko untuk

terkena osteomielitis karena merupakan tulang yang banyak vaskularisasinya. Bagaimanapun,

abses pada tulang dapat dipicu oleh trauma di daerah infeksi. Infeksi dapat disebabkan oleh

Staphylococcus aureus, yang merupakan flora normal yang dapat ditemukan di kulit dan

mukosa membran.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Pusat Persahabatan ~ Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan NasionalPeriode 09 Juli 2012 – 14 September 2012

Page 9: Komplikasi Osteomielitis Kronis

Referat (Yhoga Timur Laga) 9--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Selain bakteri, jamur dan virus juga dapat menginfeksi langsung melalui fraktur

terbuka, operasi tulang atau terkena benda yang terkontaminasi. Osteomielitis kadang dapat

merupakan komplikasi sekunder dari tuberkulosis paru. Pada keadaan ini, bakteri biasa

menyebar ke tulang melalui sistem sirkulasi, pertama yang terinfeksi adalah sinovium (karena

kadar oksigen yang tinggi) sebelum menginfeksi tulang. Pada osteomielitis tuberkulosis,

tulang panjang dan tulang belakang merupakan satu-satunya tulang yang terinfeksi.

Osteomielitis dapat juga disebabkan potongan besi yang mengenai tulang pada saat

pembedahan untuk memperbaiki fraktur. Spora bakteri dan jamur dapat juga mengenai sendi

tulang yang terlibat. Osteomielitis juga dapat terjadi akibat penyebaran infeksi jaringan lunak.

Infeksi tersebut meyebar ke tulang dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Tipe

penyebaran ini biasa terjadi pada orang yang lebih tua. Infeksi dapat dimulai dari kerusakan

akibat trauma, terapi radiasi, kanker, atau pada kulit yang luka yang disebabkan sedikitnya

sedikit sirkulasi darah pada tulang atau pada penyakit diabetes. Infeksi sinus, gusi atau gigi

dapat meyebar ke tulang-tulang kepala.

D. Faktor Predisposisi

Status penyakit diketahui sebagai faktor predisposisi pasien terhadap osteomielitis

meliputi diabetes mellitus, penyakit sickle cell, AIDS, penyalahgunaan obat-obatan secara

i.v., alkoholik, penggunaan steroid jangka panjang, penurunan kekebalan tubuh, dan penyakit

sendi kronik. Sebagai tambahan, implant prosthetik dalam ortopedik dapat merupakan faktor

resiko terjadinya osteomielitis pada pembedahan ortopedik atau fraktur terbuka.4

E. Manifestasi Klinis

Perjalanan klinis osteomielitis biasanya dimulai dengan nyeri lokal serta timbul

dengan cepat, malaese generalisata, demam dan kedinginan. Riwayat infeksi sebelumnya di

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Pusat Persahabatan ~ Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan NasionalPeriode 09 Juli 2012 – 14 September 2012

Page 10: Komplikasi Osteomielitis Kronis

Referat (Yhoga Timur Laga) 10--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

dapat dalam sekitar 50% pasien. Pembengkakan generalisata dal;am daerah infeksi biasanya

disertai dengan eritema. Pembesaran kelenjar limfe proksimal bisa ada. Pemeriksaan

laboratorium menunjukkan lekositosis, anemia ringan sampai sedang dan peningkatan laju

endap darah. Karena tanda-tanda radiografi osteomielitis tidak terbukti sekitar 10 hari, maka

diagnosis dibuat atas dasar klinis saja dalam kasus akut.2

Pada awal penyakit, gejala sistemik seperti febris, anoreksia, dan malaise menonjol,

sedangkan gejala lokal seperti pembengkakan atau selulitis belum tampak. Pada masa ini

dapat terjadi salah diagnosis sebagai demam tifoid. Nyeri spontan lokal yang mungkin

disertai nyeri tekan dan sedikit pembengkakan serta kesukaran gerak dari ektremitas yang

terkena, merupakan gejala osteomielitis hematogen akut. Pada saat ini diagnosis harus

ditentukan berdasarkan gejala klinis, untuk memberikan pengobatan yang adekuat. Diagnosis

menjadi lebih jelas bila didapatkan sellulitis subkutis.7

Biakan darah harus didapatkan dan akan positif dalam sekitar 50% pasien.

Staphylococcus aureus merupakan organisme penyerang paling sering. Dalam bayi dan

neonatus, streptococcus bisa menghasilkan gambaran klinis yang sama. Organisme gram

negatif juga bisa bersifat etiologi, walaupun umumnya menimbulkan perjalanan yang kurang

fulminan dibandingkan yang diuraikan. Secara khusus, osteomielitis salmonella yang

melibatkan diafisis tulang panjang, bisa merupakan komplikasi anemia sel sabit.2

Osteomielitis eksogen sering mengikuti fraktur terbuka terkontaminasi. Organisme

manapun bisa terlibat.Biasanya infeksi terbatas pada tempat cidera dan biasanya karena

periosteum telah putus, Maka elevasi periosteum dan perluasan infeksi tidak terlihat. Jika lika

telah tertutup, maka multiplikasi bakteri tetap bisa menyebabkan dehisasi spontan dengan

drainase purulenta.2

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Pusat Persahabatan ~ Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan NasionalPeriode 09 Juli 2012 – 14 September 2012

Page 11: Komplikasi Osteomielitis Kronis

Referat (Yhoga Timur Laga) 11--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

F. Osteomielitis Kronis

Osteomielitis akut yang tidak diterapi secara adekuat, akan berkembang menjadi

osteomielitis kronik.7 Osteomielitis subakut dan kronik biasanya terjadi pada dewasa.

Umumnya, infeksi tulang ini merupakan sekunder dari luka terbuka, sangat sering berupa

luka terbuka pada tulang dan sekitar jaringan lunak.1

Diagnosa

Nyeri tulang yang terlokalisir, eritem dan drainase sekitar daerah luka sering tampak.

Tanda-tanda utama (kardinal) dari osteomielitis subakut dan kronik meliputi timbulnya

saluran sinus, deformitas, instabilitas dan tanda lokal dari vaskularisasi yang rusak,

keterbatasan gerak dan gangguan neurologis. Insidensi infeksi dalam muskuloskletal dari

fraktur terbuka dilaporkan lebih dari 23 persen. Faktor pasien, seperti altered neutrophil

defense, imunitas humoral dan sel penyedia imunitas, dapat meningkatkan resiko

osteomielitis.1

Pada foto didapat gambaran sekuester dan pembentukan tulang baru.7 Foto radiologi

memperlihatkan gambaran osteolisis, reaksi periosteum dan sekuester (bagian tulang yang

nekrosis yang terpisah dari tulang yang masih hidup oleh jaringan granulasi).1

Perubahan arsitektur tulang tergantung pada stadium, luasnya dan kecepatan kemajuan

penyakit. Kerusakan tulang dapat menciptakan daerah radiolusen yang difus. Nekrosis tulang

yang terlihat sebagai daerah dengan peningkatan densitas, sebagian disebabkan oleh

meningkatnya absorbsi kalsium dari tulang yang mempunyai vaskularisasi didekatnya.

Involukrum dan pembentukan tulang yang mempunyai respon penyembuhan dapat dikenali

dibawah periosteum atau di dalam tulang tersebut. Tulang baru subperiosteal dapat terlihat

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Pusat Persahabatan ~ Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan NasionalPeriode 09 Juli 2012 – 14 September 2012

Page 12: Komplikasi Osteomielitis Kronis

Referat (Yhoga Timur Laga) 12--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

sebagai suatu pola lamellar. Resobsi progresif dari tulang sklerotik dan penyembuhan

kembali pola trabekular yang normal juga memberikan kesan adanya penyembuhan.3

Diagnosis Banding

Osteomielitis kronik harus dibedakan dari tumor benigna dan maligna, dari displasia

bentuk-bentuk tulang, dari fatigue fraktur dan dari infeksi spesifik.3

Komplikasi

Komplikasi tersering adalah terus berlangsungnya infeksi dengan eksaserbasi akut.

Infeksi yang terus-menerus akan menyebabkan anemia, penurunan berat badan, kelemahan

dan amiloidosis. Osteomielitis kronik dapat menyebar ke organ-organ lain. Eksaserbasi akut

dapat dipersulit oleh efusi hebat ke dalam sendi di dekatnya atau oleh arhtritis purulenta.

Erosi terus-menerus dan kerusakan tulang yang progresif menyebabkan struktur tulang yang

kadang-kadang menyebabkan fraktur patologis. Sebelum penutupan epifiseal, osteomielitis

dapat menimbulkan pertumbuhan berlebihan dari tulang panjang akibat hiperemia kronis

pada lempeng pertumbuhan. Destruksi fokal dari suatu lempeng epifiseal dapat menimbulkan

pertumbuhan yang asimetrik. Jarang-jarang setelah terjadi drainase selama bertahun-tahun

pada jaringan yang terus-menerus terinfeksi timbul karsinoma sel skuamosa atau

fibrosarkoma.3

G. Patogenesis

Infeksi dalam sistem muskuloskletal bisa berkembang dalam satu dari dua cara.

Bakteri ditularkan melalui darah dari fokus infeksi yang telah ada sebelumnya (infeksi

saluran pernafasan atas, infeksi genitourinarius, furunkel) bisa tersangkut di dalam tulang,

sinovium atau jaringan lunak ekstremitas serta membentuk abses. Bakteri bisa juga mencapai ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Pusat Persahabatan ~ Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan NasionalPeriode 09 Juli 2012 – 14 September 2012

Page 13: Komplikasi Osteomielitis Kronis

Referat (Yhoga Timur Laga) 13--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

sistem muskuloskletal dari lingkungan luar (luka penetrasi, insisi bedah, fraktur terbuka).

Infeksi hematogen lebih lazim ditemukan dalam masa kanak-kanak, sedangkan infeksi

eksogen lebih sering ditemukan pada dewasa yang terpapar trauma.2 Osteomielitis akut lebih

sering terjadi anak-anak dan sering disebarkan secara hematogen. Pada dewasa, osteomielitis

umumnya berupa infeksi subakut atau kronik yang merupakan infeksi sekunder dari luka

terbuka pada tulang dan sekitar jaringan lunak.1

Pada osteomielitis hematogen akut tulang yang sering terkena adalah tulang panjang

dan tersering femur, diikuti oleh tibia, humerus radius, ulna, dan fibula bagian tulang yang

terkena adalah bagian metafisis dan penyebab tersering adalah staphylococcus aureus.7

Predisposisi untuk infeksi pada metafisis dianggap berhubungan dengan pola aliran darah

setinggi sambungan lempeng fiseal metafisis. Aliran darah yang lamban melalui vena eferen

pada tingkat ini memberikan tempat untuk penyebaran bakteri. Epifisis tulang panjang

mempunyai suplai aliran darah terpisah dan jarang terlibat osteomielitis akut. Dengan

maturasi, ada osifikasi total lempeng fiseal dan ciri aliran darah yang lamban dihilangkan.

Sehingga osteomielitis hematogen pada orang dewasa merupakan suatu kejadian yang tak

lazim.2

Pada osteomielitis, bakteri mencapai daerah metafisis tulang melalui darah dan tempat

infeksi di bagian tubuh yang lain seperti pioderma atau infeksi saluran nafas atas. Trauma

ringan yang menyebabkan terbentuknya hematoma diduga berperan dalam menentukan

timbulnya infeksi didaerah metafisis yang kaya akan pembuluh darah. Hematoma tersebut

merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri yang mencapai tulang melalui aliran

darah. Di daerah hematoma tersebut terbentuk suatu fokus kecil infeksi bakteri sehingga

terjadi hyperemia dan edema. Tulang merupakan jaringan yang kaku dan tertutup sehingga

tidak dapat menyesuaikan diri dengan pembengkakan yang terjadi akibat edema dan oleh

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Pusat Persahabatan ~ Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan NasionalPeriode 09 Juli 2012 – 14 September 2012

Page 14: Komplikasi Osteomielitis Kronis

Referat (Yhoga Timur Laga) 14--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

karena itu, edema akibat peradangan tersebut menyebabkan kenaikan tekanan intraseus

secara nyata dan menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan menetap, kemudian terbentuk pus,

yang semakin meningkatkan tekanan intraseus didaerah infeksi dengan akibat timbulnya

gangguan aliran darah. Gangguan aliran darah ini dapat mengakibatkan terjadinya trombosis

vaskuler dan kematian jaringan tulang.3 Mula-mula terdapat fokus infeksi di daerah metafisis,

lalu terjadi hiperemia dan udem. Karena tulang bukan jaringan yang bisa berekspansi maka

tekanan dalam tulang yang hebat ini menyebabkan nyeri lokal yang hebat. Biasanya

osteomielitis akut disertai dengan gejala septikemia seperti febris, malaise, dan anoreksia.

Infeksi dapat pecah ke periost, kemudian menembus subkutis dan menyebar menjadi selulitis,

atau menjalar melelui rongga subperiost ke diafisis. Infeksi juga dapat pecah ke bagian tulang

diafisis melalui kanalis medularis. Penjalaran subperiostal ke arah diafisis, sehingga

menyebabkan nekrosis tulang yang disebut sekuester. Periost akan membentuk tulang baru

yang menyelubungi tulang mati tersebut. Tulang baru yang menyelubungi tulang mati disebut

involukrum.7

Osteomielitis selalu dimulai dari daerah metafisis karena pada daerah tersebut

peredaran darahnya lambat dan banyak mengandung sinusoid. Penyebaran osteomielitis dapat

terjadi;

penyebaran ke arah kortek, membentuk abses subperiosteal dan sellulitis pada

jaringan sekitarnya;

penyebaran menembus periosteum membentuk abses jaringan lunak. Abses dapat

menembus kulit melalui suatu sinus dan menimbulkan fistel. Abses dapat

menyumbat atau menekan aliran darah ke tulang dan mengakibatkan kematian

jaringan tulangg (sekuester);

penyebaran ke arah medula; dan

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Pusat Persahabatan ~ Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan NasionalPeriode 09 Juli 2012 – 14 September 2012

Page 15: Komplikasi Osteomielitis Kronis

Referat (Yhoga Timur Laga) 15--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

penyebaran ke persendian, terutama bila lempeng pertumbuhannya intraartikuler

misalnya sendi panggul pada anak-anak. Penetrasi ke epifisis jarang terjadi.5

Tanpa pengobatan, infeksi selanjutnya dapat menyebar ketempat lain. Penyebaran

lokal terjadi melalui struktur trabekula yang porus ke kortek metafisis yang tipis, sehingga

melalui tulang kompakta. Infeksi meluas melalui periosteum melalui kanal atau saluran haver

dan menyebabkan periosteum, yang tidak melekat erat ke tulang pada anak-anak, mudah

terangkat sehingga terbentuk abses subperiosteum, terangkatnya periosteum akan

menyebabkan terputusnnya aliran darah kekortek dibawah periosteum tersebut dan hal ini

semakin memperluas daerah tulang yang mengalami nekrosis.

Penyebaran infeksi kearah kavum medular juga akan menggangu aliran darah

kebagian dalam kortek tulang. Gangguan aliran darah dari 2 arah ini yaitu dari kavum

medulare dan periosteum mengakibatkan bagian kortek tulang menjadi mati serta terpisah

dari jaringan tulang yang hidup, dan dikenal sebagai sekuestrum. Sekuestrum adalah awal

dari stadium kronik. Infeksi didaerah subperiosteum kemudian dapat menjalar kejaringan

lunak menyebabkan sellulitis dan kemudian abses pada jaringan lemak. Pus akhirnya akan

keluar menuju ke permukaan kulit melalui suatu fistel.3

Pada tempat-tempat tertentu, infeksi didaerah metafisis juga dapat meluas ke rongga

sendi dan mengakibatkan timbulnya arthritis septik, keadaan semacam ini dapat terjadi pada

sendi-sendi dengan tempat metafisis tulang yang terdapat di dalam rongga sendi, seperti pada

ujung atas femur dan ujung atas radius, sehingga penyebaran melalui periosteum

mengakibatkan infeksi tulang kedalam sendi tesebut. Jika bagian metafisis tidak terdapat di

dalam sendi, namun sangat dekat dengan sendi maka biasanya tidak terjadi arthritis septic.2

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Pusat Persahabatan ~ Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan NasionalPeriode 09 Juli 2012 – 14 September 2012

Page 16: Komplikasi Osteomielitis Kronis

Referat (Yhoga Timur Laga) 16--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Penyebaran infeksi melalui pembuluh darah yang rusak akan menyebabkan

septikemia dengan manifestasi berupa malaise, penurunan nafsu makan dan

demam.septicemia merupakan ancaman bagi nyawa penderita dan dimasa lalu merupakan

penyebab kematian yang lazim.3

Pada infeksi yang berlangsung kronik terangkatnya periosteum menyebabkan

timbulnya reaksi pembentukan tulang baru yang di dalamnya terdapat sekuestrum dan disebut

involukrum. Reaksi ini terutama terjadi pada anak-anak, sehingga disepanjang daerah diafisis

dapat terbentuk tulang baru dari lapisan terdalam periosteum.

Tulang yang baru terbentuk ini dapat menpertahankan kontinuitas tulang, meskipun

sebagian besar bagian tulang yang terinfeksi telah mati dan menjadi sekuestrum.3

Pada bayi, dapat mengenai seluruh tulang dan sendi di dekatnya. Karena masih adanya

hubungan aliran darah antara metefisis dan epifisis melintasi gwoth plate, sehingga infeksi

dapat meluas dari metafisis ke epifisis serta kemudian kedalam sendi.

Pada anak-anak biasanya infeksi tidak meluas ke daerah epifisis karena growth plate

dapat bertindak sebagai barier yang elektif, disamping sudah tidak terdapat hubungan aliran

darah langsung antara metafisis dan epifisis. Sementara pada orang dewasa growth plate yang

menjadi penghalang perluasan infeksi telah menghilang sehingga epifisis dapat terserang,

namun jarang terjadi abses subperiosteum, karena periosteum pada orang dewasa telah

merekat erat dengan kortek tulang. Infeksi yang luas menyebabkan kerusakan growth plate

akan menyebabkan gangguan pertumbuhan yang serius di kemudian hari.3

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Pusat Persahabatan ~ Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan NasionalPeriode 09 Juli 2012 – 14 September 2012

Page 17: Komplikasi Osteomielitis Kronis

Referat (Yhoga Timur Laga) 17--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Gambar 2. Perubahan patofisiologis pada osteomielitis yang disebabkan oleh infeksi daerah

sekitar

H. Penatalaksanaan

Osteomielitis kronik lebih sukar diterapi, terapi umum meliputi pemberian antibiotik

dan debridemen. Tergantung tipe osteomielitis kronik, pasien mungkin diterapi dengan

antibiotik parenteral selama 2 sampai 6 minggu. Meskipun, tanpa debridemen yang adekuat,

osteomielitis kronik tidak berespon terhadap kebanyakan regimen antibiotik, berapa lama pun

terapidilakukan.1

Pada osteomielitis kronik dilakukan sekuestrasi dan debridemen serta pemberian

antibiotik yang sesuai dengan hasil kultur dan tes resistensi. Debridemen berupa pengeluaran

jaringan nekrotik di dinding ruang sekuester dan penyaliran.7 Debridemen pada pasien

dengan osteomielitis kronik membutuhkan teknik. Kualitas debridemen merupakan faktor

penting dalam kesuksesan penanganan. Sesudah debridemen dengan eksisi tulang, perlu

menutup dead-space yang dibentuk oleh jaringan yang diangkat. Managemen dead-space

meliputi mioplasti lokal, transfer jaringan bebas dan penggunaan antibiotik yang dapat

meresap.1

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Pusat Persahabatan ~ Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan NasionalPeriode 09 Juli 2012 – 14 September 2012

Page 18: Komplikasi Osteomielitis Kronis

Referat (Yhoga Timur Laga) 18--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pada fase pascaakut, subakut, atau kronik dini biasanya involukrum belum cukup kuat

untuk menggantikan tulang asli yang menjadi sekuester. Karena itu ekstremitas yang terkena

harus dilindungi dengan gips untuk mencegah patah tulang patologik, dan debridemen serta

sekuestrektomi ditunda sampai involukrum menjadi kuat. Selama menunggu pembedahan

dilakukan penyaliran nanah dan pembilasan.7

I. Pencegahan

Osteomielitis hematogen akut dapat dihindari dengan pencegahan dari kontaminasi

bakteri pada tulang dari tempat yang jauh. Ini meliputi diagnosis yang sesuai dan terapi

primer infeksi bakteri.

Osteomielitis direct/ eksogen dapat dicegah dengan manajemen luka yang baik dan

pemberian antibiotik profilaksi pada saat terjadinya luka.4

Prognosis

Prognosisnya bermacam-macam tetapi secara nyata diperbaiki dengan diagnosis dini

dan terapi yang agresif.4

Pada osteomielitis kronis kemungkinan kekambuhan infeksi masih besar. Ini biasanya

disebabkan oleh tidak komplitnya pengeluaran semua daerah parut jaringan lunak yang

terinfeksi atau tulang nekrotik yang tidak terpisah.3

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Pusat Persahabatan ~ Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan NasionalPeriode 09 Juli 2012 – 14 September 2012

Page 19: Komplikasi Osteomielitis Kronis

Referat (Yhoga Timur Laga) 19--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB III

KESIMPULAN

Ada beberapa poin yang menjadi bahasan

1. Osteomielitis adalah suatu proses peradangan akut atau kronik dari tulang dan

struktur-strukturnya, sekunder terhadap infeksi dari organisme pyogenik.1

2. Osteomielitis akut yang tidak diterapi secara adekuat, akan berkembang menjadi

osteomielitis kronik.7 Osteomielitis subakut dan kronik biasanya terjadi pada dewasa.

Umumnya, infeksi tulang ini merupakan sekunder dari luka terbuka, sangat sering

berupa luka terbuka pada tulang dan sekitar jaringan lunak.1

3. Osteomielitis kronik dapat menyebar ke organ-organ lain. Eksaserbasi akut dapat

dipersulit oleh efusi hebat ke dalam sendi di dekatnya atau oleh arhtritis purulenta.

Erosi terus-menerus dan kerusakan tulang yang progresif menyebabkan struktur

tulang yang kadang-kadang menyebabkan fraktur patologis. Sebelum penutupan

epifiseal, osteomielitis dapat menimbulkan pertumbuhan berlebihan dari tulang

panjang akibat hiperemia kronis pada lempeng pertumbuhan.

a. Destruksi fokal dari suatu lempeng epifiseal dapat menimbulkan pertumbuhan

yang asimetrik. Jarang-jarang setelah terjadi drainase selama bertahun-tahun

pada jaringan yang terus-menerus terinfeksi timbul karsinoma sel skuamosa

atau fibrosarkoma.3

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Pusat Persahabatan ~ Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan NasionalPeriode 09 Juli 2012 – 14 September 2012

Page 20: Komplikasi Osteomielitis Kronis

Referat (Yhoga Timur Laga) 20--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA

1. Carek P.J., Dickerson L.M., dan Sack J.L., 2001, Diagnosis and Management of

Osteomyelitis, American Academy of Family Physicians.

2. Sabiston D.C., 1994, Buku Ajar Bedah ,Bagian 2, Penerbit EGC, Jakarta.

3. Samiaji E., 2003, Osteomyelitis, Bagian Ilmu Bedah BRSD Wonosobo, Fakultas

Kedokteran UMY.

4. King R., 2004, Osteomyelitis, eMedicine.com, Inc.

5. Mansjoer S., 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Penerbit Media Aesculapius, Jakarta.

6. Sjamsuhidajat R., Jong W.D., 1998, Buku-Ajar Ilmu Bedah, edisi revisi, EGC,

Jakarta.

7. Kisworo B., 1995, Majalah Kedokteran Indonesia, Vol. 45, No. 5.

8. http://sanirachman.blogspot.com/2009/11/to-z-about-

osteomielitis.html#ixzz3q9lmxo00 

Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial Diakses tanggal 22

Juli 2012

9. http://sanirachman.blogspot.com/2009/11/to-z-about-osteomielitis.html Diakses tanggal 22

Juli 2012.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Pusat Persahabatan ~ Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan NasionalPeriode 09 Juli 2012 – 14 September 2012