Tugas Osteomielitis 2011

38
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN OSTEOMIELITIS MAKALAH disusun guna melaksanakan tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Klinik IV A Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember oleh Kelompok NIM Genap

Transcript of Tugas Osteomielitis 2011

Page 1: Tugas Osteomielitis 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADAPASIEN OSTEOMIELITIS

MAKALAH

disusun guna melaksanakan tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Klinik IV AProgram Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Jember

oleh

Kelompok NIM Genap

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER

2013

Page 2: Tugas Osteomielitis 2011

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien

Osteomielitis” ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun guna

memenuhi tugas pemicu mata kuliah Ilmu Keperwatan Klinik IV A yang

dibimbing oleh Ns. Wantiyah, M.Kep.

Berbagai informasi yang dimuat dalam makalah ini dapat digunakan

sebagai referensi dalam pengajaran maupun pembelajaran. Kami menyadari

bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Karena itu,

kami mengharapkan masukan dan saran yang membangun guna untuk perbaikan

sehingga penyusunan makalah yang akan datang menjadi lebih baik.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jember, 12 Februari 2013

Penulis

Page 3: Tugas Osteomielitis 2011

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

PRAKATA....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 2

1.3 Tujuan......................................................................................... 2

1.4 Manfaat....................................................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 4

2.1 Definisi........................................................................................ 4

2.2 Etiologi......................................................................................... 4

2.3 Patofisiologi................................................................................. 6

2.4 Penatalaksanaan Umum............................................................ 8

2.5 Manifestasi Klinis....................................................................... 8

2.6 Pemeriksaan Penunjang............................................................. 9

2.7 Pencegahan.................................................................................. 10

2.8 Komplikasi dan Prognosis......................................................... 10

BAB 3. PATHWAYS..................................................................................... 12

BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................... 13

4.1 Pengkajian.................................................................................. 13

4.2 Diagnosa Keperawatan.............................................................. 14

4.3 Intervensi.................................................................................... 14

4.4 Implementasi.............................................................................. 17

4.5 Evaluasi....................................................................................... 18

BAB 5. PENUTUP......................................................................................... 20

5.1 Kesimpulan.................................................................................. 20

Page 4: Tugas Osteomielitis 2011

5.2 Saran............................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 21

Page 5: Tugas Osteomielitis 2011

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan

bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama sistem utama sistem

muskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot

rangka, tendo, ligamen, bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan

struktur-struktur ini. Beragamnya jaringan dan organ sistem muskuloskeletal

dapat menimbulkan berbagai macam gangguan. Beberapa gangguan tersebut

timbul primer pada sistem itu sendiri, sedangkan gangguan yang berasal dari

bagian lain tubuh tetapi menimbulkan efek pada sistem muskuloskeletal. Tanda

utama gangguan sistem muskuloskeletal adalah nyeri dan rasa tidak nyaman ,

yang dapat bervariasi dari tingkat yang paling ringan sampai yang sangat berat.

Salah satu gangguan tersebut adalah osteomielitis. Osteomielitis adalah

radang tulang yang disebabkan oleh organisme piogenik, walaupun berbagai agen

infeksi lain juga dapat menyebabkannya, gangguan ini dapat tetap terlokalisasi

atau dapat tersebar melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks, jaringan

kanselosa, dan periosteum (Dorland, 2002).

Osteomyelitis merupakan inflamasi pada tulang yang disebabkan infeksi

piogenik atau non-piogenik seperti Micobacterium tuberkulosa atau

Staphylococcus aureus. Infeksi dapat terbatas pada sebagian kecil tempat pada

tulang atau melibatkan beberapa daerah seperti sumsum, perioesteum, dan

jaringan lunak disekitar tulang. Kunci keberhasilan penatalaksanaan osteomyelitis

adalah diagnosis dini dan operasi yang tepat serta pemilihan jenis antibiotik yang

tepat. Secara umum, dibutuhkan pendekatan multidisipliner yang melibatkan ahli

orthopaedi, spesialis penyakit infeksi, dan ahli bedah plastik pada kasus berat

dengan hilangnya jaringan lunak. Untuk itulah dibutuhkan pengetahuan lebih

mengenai konsep penyakit dari osteomielitis dan asuhan keperawatannya. Hal

itulah yang melatarbelakangi kami untuk menyusun makalah ini.

Page 6: Tugas Osteomielitis 2011

2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat disimpulkan beberapa rumusan

masalah yaitu sebagai berikut.

1.2.1 Apa definisi Osteomyelitis?

1.2.2 Apa saja etiologi Osteomyelitis?

1.2.3 Bagaimana patofisiologi dari Osteomyelitis?

1.2.4 Apa saja penatalaksanaan umum dari Osteomyelitis?

1.2.5 Apa saja manifestasi klinis Osteomyelitis?

1.2.6 Apa saja pemeriksaan penunjang pada klien Osteomyelitis?

1.2.7 Apa saja komplikasi dan prognosis dari Osteomyelitis?

1.2.8 Bagaimana pathway dari Osteomyelitis?

1.2.9 Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan Osteomyelitis?

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas dapat disimpulkan beberapa rumusan

masalah yaitu sebagai berikut.

1.3.1 Untuk mengetahui definisi Osteomyelitis

1.3.2 Untuk mengetahui etiologi Osteomyelitis

1.3.3 Untuk mengetahui patofisiologi dari Osteomyelitis

1.3.4 Untuk mengetahui penatalaksanaan umum dari Osteomyelitis

1.3.5 Untuk mengetahui manifestasi klinis Osteomyelitis

1.3.6 Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada klien Osteomyelitis

1.3.7 Untuk mengetahui komplikasi dan prognosis dari Osteomyelitis

1.3.8 Untuk mengetahui pathway dari Osteomyelitis

1.3.9 Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan Osteomyelitis.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.1.1 sebagai tambahan perbendaharaan karya tulis ilmiah yang dapat dijadikan

referensi dalam pembelajaran mahasiswa jurusan keperawatan;

Page 7: Tugas Osteomielitis 2011

3

1.1.2 dengan mengeksplorasi tentang pengkajian tanda-tanda vital akan

membantu penulis maupun pembaca mendapatkan tambahan pengetahuan

mengenai tanda-tanda vital dan juga tata cara pengkajiannya.

Page 8: Tugas Osteomielitis 2011

4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Osteomielitis adalah suatu penyakit infeksi yang terjadi pada tulang.

Infeksi yang mengenai tulang lebih sulit disembuhkan dari pada infeksi yang

terjadi pada jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respon jaringan

terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan tulang baru

disekeliling jaringan tulang mati atau involukrum, (Bunner & Suddart dalam

Suratun, 2008).

Osteomielitis adalah infeksi tulang yang dapat terjadi pada sembarang

tulang dalam tubuh. Lokasi paling sering adalah femur dan tibia. Pada daerah

humerus dan pinggul jarang terkena osteomielitis. Berbagai organisme dapat

menyebabkan osteomielitis baik secara langsung (eksogen) atau melalui darah

dari infeksi ditempat lain (endogen). Sumber eksogen meliputi kontaminasi dari

luka tembus, fraktur terbuka, kontaminasi selama pembedahan, atau perluasan

sekunder melalui abses , luka bakar atau luka biasa, ( Betz, 2009).

Menurut Corwin, 2009 menyatakan bahwa osteomielitis adalah infeksi

akut tulang yang dapat terjadi karena penyebaran infeksi dari darah (osteomielitis

hematogen) atau yeng lebih sering terjadi setelah kontaminasi fraktur terbuka atau

reduksi bedah (osteomielis eksogen). Osteomielitis ini disebabkan oleh bakteri,

namun virus, jamur dan mikroorganisme lain juga ikut berperan. Osteomielitis ini

sulit untuk diobati karena dapat terbentuk abses lokal. Abses tulang biasanya

memiliki suplai darah yang buruk sehingga terjadi pelepasan sel imun dan

antibiotik terbatas. Nyeri hebat dan disabilita permanen dapat terjadi apabila

infeksi tulang tidak diobati dengan segera dan agresif.

Page 9: Tugas Osteomielitis 2011

5

2.2 Etiologi

Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari

fokus infeksi di tempat lain (misalkan tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi,

infeksi saluran napas atas). Osteomielitis terjadi melalui 3 cara, yaitu aliran darah

penyebaran secara langsung dan infeksi dari jaringan lunak di dekatnya.

Osteomielitis akibat penyebaran hematogen biasanya terjadi di tempat dimana

terdapat trauma atau dimana terdapat resisten rendah, kemungkinan akibat trauma

subklinis (tak jelas). Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh

yang lain ke tulang. Infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan

(pada anak-anak) dan di tulang belakang (pada dewasa). Contohnya: dialisis,

pemakaian obat-obatan.

Osteomielitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan

lunak (misalkan ulkus dekubitus yang terinfeksi atau ulkus vaskuler) atau

kontaminasi langsung tulang (misalkan fraktur terbuka, cedera traumatik seperti

luka tembak, pembedahan tulang). Bakteri yang menyebabkan tuberkulosis juga

bisa menginfeksi tulang belakang (penyakit Pott). Organisme bisa memasuki

tulang secara langsung melalui patah tulang terbuka, selama pembedahan tulang

atau dari benda yang tercemar yang menembus tulang. Infeksi pada sendi buatan,

biasanya didapat selama pembedahan dan bisa menyebar ke tulang di dekatnya.

Pada anak-anak, infeksi tulang yang didapat melalui aliran darah, menyebabkan

demam dan kadang-kadang di kemudian hari, menyebabkan nyeri pada tulang

yang terinfeksi. Daerah diatas tulang bisa mengalami luka dan membengkak, dan

pergerakan akan menimbulkan nyeri.

Pasien yang beresiko tinggi mengalami osteomielitis adalah mereka yang

nutrisinya buruk, lansia, kegemukan, atau penderita diabetes. Selain itu, pasien

yang menderita atritis reumatoid, telah dirawat lama dirumah sakit, mendapat

terapi kortikosteroid jangka panjang, menjalani pembedahan sendi sebelum

operasi sekarang, atau sedang mengalami sepsis rentan, begitu pula yang

menjalani pembedahan ortopedi lama, mengalami infeksi luka mengeluarkan pus,

mengalami nekrosis insisi marginal atau dehisensi luka atau memerlukan evakuasi

hemamtoma (Smeltzer, 2001).

Page 10: Tugas Osteomielitis 2011

6

Menurut Suratun (2008) Faktor resiko osteomielitis adalah sebagai

berikut.

1. Nutrisi buruk

2. Lansia

3. Kegemukan

4. Diabetes militus

5. Arthritis rheumatoid

6. Mendapatkan terapi kortikosteroid jangka panjang pernah menjalani

operasi ortopedi lama

7. Mengalamiinfeksi luka yang mengeluarkan pus

8. Mengalami infeksi insisi marginal/dehisensi luka.

2.3 Patofisiologi

Osteomielitis adalah infeksi tulang yang dapat terjadi pada sembarang

tulang dalam tubuh. Femur dan tibia merupakan lokasi yang paling sering terkena

tengkorak pada bayi. Bagian yang jarang terkena adalah Humerus dan pinggul.

Keadaan predisposisi (gizi dan higiene yang buruk) adalah pencetus terjadinya

osteomielitis. Penyebab osteomielitis dapat berbagai macam, yakni secara

eksogen (langsung), atau secara hematogen (melalui darah dari infeksi di tempat

lain).

Tulang yang terinfeksi menyerang soft tissue dan sumsum tulang hingga

terjadi pembengkakan jaringan tersebut. Oleh karena itu menekan dinding luar

tulang,terjadilah kompresi pada sumsum tulang. Proses ini menyebabkan pasokan

darah ketulang menjadi berkurang atau berhenti. Pasokan darah yang tidak

memadai ini lama-lama membuat jaringanj-jaringan pada tulang menjadi mati.

Pada daerah yang jaringannya sudah mati tidak dapat melakukan perbaikan

jaringan kembali dan mengobati infeksi sel bahkan dengan antibiotik yang

seharusnya dapat mmbantu memerangi infeksi. Sehingga infeksiterus berulang

hingga dapat menyebar keluarjaringan tulang hingga mengenai jaringanlunak

sekitarnya seperti otot yang kemudian terbentuk kumpulan nanah. Osteomyelitis

Page 11: Tugas Osteomielitis 2011

7

dapat menyebar melalui aliran darah, penyebaran langsung (infeksi), infeksi

jaringan lunak sekitarnya.Gambaran patologis bervariasi tergantung umur pasien,

tempat terjadi infeksi,tingkat infeksi mikroorganisme, dan respon host.

Bagaimana pun berdasarkan variasinya ditemukan ciri khas dengan adanya tanda

radang, supurasi, nekrosis,pembentukan tulagbaru dan terjadi resolusi dan

penyembuhan. Pasien dengan osteomielitis akut tampak tungkainya sangat sakit,

bengkak dan merah di tempat infeksi.

Gambar 2.1 Patofisiologi Osteomielitis

Page 12: Tugas Osteomielitis 2011

8

2.4 Penatalaksanaan Umum

Adapun penataksanaan umum menurut Suratun (2008) adalah sebagai

berikut:

1. Daerah yang terkena diimobilisasi untuk mnegurangi ketidaknyamanan

dan mencegah terjadinya fraktur;

2. Lakukan redaman salin hangat selama 20 menit beberapa kali sehari untuk

mnegingkatkan aliran darah;

3. Sasaran awal terapi adalah mengontrol dan mneghentikan proses infeksi;

4. Berdasarkan hasil kutur, dimulai pemberian antibiotic intravena. Jika

infeksi tampak terkontrol dapat diberikan peroral dan dilanjutkan sampai 3

bulan;

5. Pembedahan dilakukan jika tidak menunjukkan respon terhadap antibiotic;

6. Lakukan irigasi dengan larutan salin fisiologis steril 7-8 hari pada jaringan

purulen dan jaringan nekrotik diangkat. Tetapi antibiotic dilanjutkan.

2.5 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis menurut Suratun (2008) adalah sebagai berikut:

1. jika infeksi hematogen pasien mengalami demam tinggi, pasien menggigil,

denyut nadi cepat dan malaise umum;

2. setelah infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang, akan

mengenai periosteum dan jaringan lunak. Bagian yang terinfeksi menjadi

nyeri, bengkan, dan sangat nyeri tekan;

3. jika infeksi terjadi akibat penyebaran infeksi disekitarnya atau kontaminasi

langsung, tidak ada gejala septikemia. Gejalanya yaitu daerah infeksi

membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.

Sedangkan manifestasi klinis menurut Betz (2009) adalah sebagai

berikut:

1. nyeri tiba-tiba;

2. nyeri tekan diatas tulang dan pembengkakan dan rasa hangat diatas tulang;

Page 13: Tugas Osteomielitis 2011

9

3. demam;

4. kemungkinan dehidrasi;

5. keengganan menggerakkan tungkai atau menahan beban;

6. menahan ekstremitas dalam posisi semifleksi (spasme otot);

7. iritabilitas;

8. nafsu makan buruk;

9. tanda-tanda inflamasi dan infeksi lokal (hangat, eritema, drainase,

penurunan rentang pergerakan);

10. Letargi.

2.6 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan

osteomielitis meliputi:

1. Pemeriksaan sinar-X yang menunjukkan pembengkakan jaringan lunak.

2. Hitung darah lengkap apabila leukositosis nyata dan Laju endap darah

apabila meningkat mengindikasikan adanya infeksi

3. Pemindaian adalah tes yang digunakan u ntuk mengidentifikasi area

infeksi.

4. MRI atau CT scan adalah tes yang digunakan untuk membantu diagnostik

definitif awal, menunjukkan keterlibatan tulang

5. Pemeriksaan darah adalah tes yang digunakan untuk memperlihatkan

peningkatkan leokosit dan meningkatkan laju endap darah.

6. Kultur darah dan obses diperlukan untuk menentukan jenis antibiotik yang

sesuai.

7. Studi Radiografis-X- Negatif untuk 10 sampai 12 hari pertama, smapai

terjadi perusakan tulang (pembengkakan jaringan lunak muncul sebagai

awal tanda)

8. Aspirasi jarum langsung untuk memastikan diagnosis dan mendapatkan

bahan kultur setempat (metode yang terbaik untuk diagnosis).

Page 14: Tugas Osteomielitis 2011

10

2.7 Pencegahan

Adapun menurut Suratun (2008) adalah sebagai berikut:

1. Pencegahan infeksi local dapat menurunkan angka penyebaran hematogen;

2. Penangan infeksi jaringan lunak dapat mengontrol erosi tulang;

3. Lingkungan operasi dan teknik operasi dapat menurunkan isdensi;

4. Pemberian antibiotic profikasis pada pasien pembedahan;

5. Teknik perawatan luka pasca operasi.

2.8 Komplikasi dan Prognosis

2.8.1 Komplikasi

Komplikasi osteomyelitis dapat terjadi akibat perkembangan infeksi yang

tidak terkendali dan pemberian antibiotik yang tidak dapat mengeradikasi bakteri

penyebab. Komplikasi osteomyelitis dapat mencakup infeksi yang semakin

memberat pada daerah tulang yang terkena infeksi atau meluasnya infeksi dari

fokus infeksi ke jaringan sekitar bahkan ke aliran darah sistemik. Secara umum

komplikasi osteomyelitis adalah sebagai berikut:

a. Abses Tulang

b. Bakteremia

c. Fraktur Patologis

d. Meregangnya implan prosthetik (jika terdapat implan prosthetic)

e. Sellulitis pada jaringan lunak sekitar yang terjadi osteomyelitis.

f. Abses otak pada osteomyelitis di daerah kranium.

2.8.2 Prognosis

Prognosis dari osteomyelitis sangat banyak macamnya tergantung dari

berbagai macam faktor seperti virulensi bakteri, imunitas, host, dan

penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien. Diagnosis yang dini dan

penatalaksanaan yang agressif akan dapat memberikan prognosis yang

memuaskan dan sesuai dengan apa yang diharapkan meskipun pada infeksi yang

berat sekalipun. Sebaliknya, osteomyelitis yang ringan pun dapat berkembang

menjadi infeksi yang berat dan meluas jika terlambat dideteksi dan antibiotik yang

Page 15: Tugas Osteomielitis 2011

11

diberikan tidak dapat membunuh bakteri dan menjaga imunitas host. Pada

keadaan tersebut maka prognosis osteomyelitis menjadi buruk.

Page 16: Tugas Osteomielitis 2011

12

BAB 3. PATHWAYS

Penyebab infeksi

Respon inflamasi

Vaskularisasi

Edema

Nyeri

Hipertermi

Trombosis pada pembuluh darah

Gangguan perfusi jaringan jarrjajaringan

Peningkatan tekanan jaringan medula

Iskemi

Nekrosis

Infeksi ke kavitas medularis dan ke bawah periostenum

Abses tulang

Penurunan kekuatan tulang

Gangguan mobilitas

Page 17: Tugas Osteomielitis 2011

13

BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 Pengkajian

a. Riwayat keperawatan

Dalam hal ini perawat menanyakan faktor-faktor resiko sehubungan

dengan osteomielitis. Hal-hal yang dikaji meliputi umur, pendidikan dan

pekerjaan pasien.

1. Identifikasi gejala akut : nyeri akut, pembangkakan, eritma, demam atau

keluarnya pus dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan demam. atau

kambuhan keluarnya pus dari sinus disetai nyeri, pembengkakan dan

demam sedang. Pada pasien osteomyelitis akut akan mengalami kelemahan

umum akibat reaksi sistemik infeksi, dan pada pasien osteomyelitis kronik

akan mengalami peningkatan suhu yang terjadi pada sore dan malam hari.

2. Kaji faktor resiko : Lansia, DM, terapi kortikosteroid jangka panjang,

cedera, infeksi dan riwayat bedah ortopedi sebelumnya.

3. Hal-hal yang dikaji meliputi umur, pernah tidaknya trauma, luka terbuka,

tindakan operasi khususnya operasi tulang, dan terapi radiasi. Faktor-faktor

tersebut adalah sumber potensial terjadinya infeksi.

b. Pemeriksaan fisik

Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lunak bila

dipalpasi. Bisa juga terdapat eritema atau kemerahan dan panas. Efek sistemik

menunjukkan adanya demam biasanya diatas 380, takhikardi, irritable, lemah

bengkak, nyeri, maupun eritema.

c. Riwayat psikososial

Pasien seringkali merasa ketakutan, khawatir infeksinya tidak dapat

sembuh, takut diamputasi. Biasanya pasien dirawat lama di rumah sakit sehingga

perawat perlu mengfkaji perubahan-perubahan kehidupan khususnya

hubungannya dengan keluarga, pekerjaan atau sekolah.

d. Pemeriksaan diagnostik

Page 18: Tugas Osteomielitis 2011

14

Hasil laboratorium menunjukan adanya leukositosis dan laju endap darah

meningkat. 50% pasien yang mengalami infeksi hematogen secara dini adanya

osteomielitis maka dilakukan scanning tulang. Selain itu dapat pula dengan biopsi

tulang atau MRI.

4.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat yaitu sebagai berikut.

1. Nyeri berhubungan dengan edema jaringan

2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi

3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan trombosis pembuluh

darah

4. Gangguan mobilitas berhubungan dengan penurunan kekuatan tulang

4.3 Intervensi

1. Nyeri b/d inflamasi dan pembengkakan

INTERVENSI RASIONAL1. Observasi dan catat lokasi, beratnya

(skala 0-10) dan karakter nyeri

(menetap, hilang timbul).

1.  Membantu membedakan

penyebab nyeri dan

memberikan informasi tentang

kemajuan/perbaikan penyakit,

terjadinya komplikasi, dan

keefektifan intervensi.

2.catat terhadap respon obat, dan

laporkan pada dokter bila nyeri hilang.

2.  Nyeri berat yang tidak

hilang dengan tindakan rutin

dapat menunjukkan terjadinya

komplikasi/kebutuhan

terhadap intervensi lebih

lanjut.

3. pantau tanda vital, catat peninggian

suhu.

3.  peninggian frekuensi

jantung dapat menunjukkan

Page 19: Tugas Osteomielitis 2011

15

peningkatan

nyeri/ketidaknyamanan atau

terjadi respons trhadap demam

dan proses inflamasi.

4. Kalaborasi. Berikan obat antipiretik,

contoh asetaminofen.

4.Menurunkan demam dan

inflamasi.

2. Kerusakan mobilitas fisik b/d nyeri/ketidaknyamanan

INTERVENSI RASIONAL1.   Instruksian pasien untuk/bantu

dalam rentang gerak pasien/aktif

pada ekstremitas yang sakit dan

yang tak sakit

1. Meningkatkan aliran darah ke

otot dan tulang untuk

meningkatkan tonus otot,

mempertahankan gerak sendi;

kontrakturatrofi, dan resorpsi

kalsium karena tidak digunakan.

2.   Bantu/dorong perawatan

diri/kebersihan (contoh mandi)

2.Meningkatkan kekuatan otot dan

sirkulasi, meningkatkan kontrol

pasien dalam situasi, dan

meningkatkan kesehetan diri

langsung.

3.   Awasi TD dengan melakukan

aktivitas. Perhatikan keluhan

pusing.

3. Hipotensi postural adalah

masalah umum menyertai tirah

baring lama dan dapat

memerlukan intervensi khusus

(contoh kemiringan meja dengan

peninggian secara bertahap sampai

posisi tegak).

4.   Ubah posisi secara periodik

dan dorong untuk latihan

4. Menjega/menurunkan insiden

komplikasi kulit/pernapasan

Page 20: Tugas Osteomielitis 2011

16

batuk/napas dalam. (contoh dekubitus, atelektasis

pneumonia).

3. Resiko terhadap penyebaran infeksi b/d fungsi proteksi kulit hilang

INTERVENSI RASIONAL1.    Observasi tanda-tanda infeksi

peradangan, seperti demam.

Kemerahan, adanya pus pada luka,

sputum purulen.

1.   Pasien mungkin masuk

dengan infeksi yang biasanya

telah mencentuskan keadaan

ketoasidosis atau dapat

mengalami infeksi nosokomial.

2.    Tingkatkan upaya pencegahan

dengan melakukan cuci tangan yang

baik pada semua orang yang

berhubungan dengan pasien

termasuk pasiennya sendiri.

2.   Mencegah timbulnya infeksi

silang (infeksi nosokomial).

3.    dorong  keseimbangan antara

aktivitas dan istirahat .

3.   menurunkan komsumsi/

kebutuhan keseimbangan

oksigen dan memperbaiki

pertahanan pasien terhadap

infeksi, meningkatkan

penyembuhan.

4.    diskusikan kebutuhan masukan

nutrisi adekuat.

4.   malnutrisi dapat

mempengaruhi kesehatan umum

dan menurunkan tahanan

terhadap infeksi.

5.    berikan antibiotik sesuai

indikasi

5.   Dapat diberikan secara

profilaksis bila dicurigai

terjadinya infeksi atau

kontaminasi

4.4 Implementasi

Page 21: Tugas Osteomielitis 2011

17

a. Telah dilakukan pengkajian karakteristik nyeri yang dirasakan klien: lokasi,

durasi, dan intensitas nyeri dengan menggunakan skala nyeri (0-10)

b. Telah dilakukan pengaturan posisi imobilisasi pada daerah nyeri sendi atau

nyeri di tulang yang mengalami infeksi

c. Telah diajarkan teknik relaksasi pada klien (guide immagery, distraksi,

massage)

d. Telah diamati perubahan suhu setiap 15 menit sampai suhu stabil, lalu

dilakukan pengamatan perubahan suhu setiap 4 jam

e. Telah dilakukan kompres air hangat pada area yang bengkak

f. Telah berkolaborasi dalam pemberian obat-obatan analgetik:

i. Penicillin cair 500.000 milion unit IV setiap 4 jam

ii. Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam

iii. Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam

iv. Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 bulan.

g. Telah dipertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkan

h. Ekstremitas yang sakit telah diletakkan dalam posisi yang lebih tinggi dan

diberi sokongan

i. Telah diajarkan latihan rentang gerak pada ekstremitas yang sakit dan tak

sakit pada klien (teknik ROM pasif/aktif) sesuai kemampuan klien

j. Telah diberikan penyanggah pada ekstremitas yang sakit pada saat bergerak

k. Telah dijelaskan pada klien tentang pembatasan aktivitas (istirahat lokal

pada daerah yang dibidai atau ditraksi)

l. Telah diberikan dorongan/motivasi pada klien untuk melakukan ADL

dalam lingkup keterbatasan dan beri bantuan sesuai kebutuhan

m. Telah dipantau kardiopulmonal sebelum dan sesudah aktivitas ringan yang

diawasi

n. Telah dipantau TTV (TD, nadi, pernapasan), tingkat kesadaran, warna

kemerahan kulit, dan tingkat hidrasi (turgor dan kelembaban kulit)

o. Telah dilakukan pengubahan posisi pasien secara periodik

p. Telah dilakukan kolaborasi tentang pemberian fisioterapi

Page 22: Tugas Osteomielitis 2011

18

q. Telah diberikan pada klien nutrisi yang adekuat (tinggi protein, vit. A, B,

dan C)

r. Telah dipantau intake cairan atau makanan untuk memastikan kecukupan

energi klien

s. Telah diberikan cairan intravena dan transfusi darah (k/p)

t. Telah dilakukan drainase bedah

u. Telah dilakukan pengkajian tingkat kecemasan dan reaksi fisik (TTV)

v. Telah dijelaskan prosedur setiap tindakan dan kemungkinan yang akan

muncul

w. Telah diberikan support/dukungan pada klien agar meningkatkan

kepercayaan diri dalam menghadapi penyakit

x. Telah dilakukan kolaborasi penggunaan obat sedatif sesuai anjuran

y. Telah diberikan tempat tidur yang nyaman dengan menempatkan beberapa

milik pribadi klien, misalnya bantal dan guling, serta mengurangi

kebisingan dan pencahayaan lampu

z. Telah diberikan pagar tempat tidur (sesuai indikasi)

4.5 Evaluasi

Hasil yang diharapkan:

1. Peredaan nyeri

a. Klien melaporkan berkurangnya nyeri

b. Klien tidak mengalami nyeri tekan di tempat terjadinya infeksi

c. Klien tidak mengalami ketidaknyamanan saat bergerak

2. Peningkatan mobilitas fisik

a. Klien mampu berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri

b. Klien mampu mempertahankan fungsi penuh pada ektremitas yang

sehat

c. Klien mampu memperlihatkan penggunaan alat imobilisasi dan alat

bantu dengan aman

3. Gangguan mobilitas fisik berkurang

Page 23: Tugas Osteomielitis 2011

19

a. Klien mampu meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang

mungkin

b. Klien mampu mempertahankan posisi fungsional

c. Klien mampu meningkatkan fungsi area yang sakit

d. Klien menunjukkan teknik mampu melakukan aktivitas

4. Penurunan suhu tubuh

a. Klien tidak mengalami dehidrasi lebih lanjut

b. Suhu tubuh klien mendekati normal

5. Ansietas klien berkurang

a. Ekspresi wajah klien rileks

b. Cemas dan rasa takut klien hilang atau berkurang

6. Pola tidur kembali normal

a. Jumlah jam tidur klien tidak terganggu

b. Insomnia berkurang

c. Adanya kepuasan tidur

d. Klien menunjukkan kesejahteraan fisik dan psikologis

Page 24: Tugas Osteomielitis 2011

20

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Beragamnya jaringan dan organ sistem muskuloskeletal dapat

menimbulkan berbagai macam gangguan. Beberapa gangguan tersebut timbul

primer pada sistem itu sendiri, sedangkan gangguan yang berasal dari bagian lain

tubuh tetapi menimbulkan efek pada sistem muskuloskeletal. Tanda utama

gangguan sistem muskuloskeletal adalah nyeri dan rasa tidak nyaman , yang dapat

bervariasi dari tingkat yang paling ringan sampai yang sangat berat.

Salah satu gangguan tersebut adalah osteomielitis. Osteomielitis adalah

radang tulang yang disebabkan oleh organisme piogenik, walaupun berbagai agen

infeksi lain juga dapat menyebabkannya, gangguan ini dapat tetap terlokalisasi

atau dapat tersebar melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks, jaringan

kanselosa, dan periosteum (Dorland, 2002). Penyebabnya adalah fraktur terbuka

yang tidak mendapat perawatan dengan baik.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan  yaitu ketika seseorang mendapat

fraktur tulang, apalagi fraktur terbuka, segera dibawa ke rumah sakit untuk

ditangani sebelum melewati 6 jam setelah cedera untuk mencegah terjadinya

osteomyelitis serta makalah tentang penyakit osteomeilitis ini dapat digunakan

mahasiswa dalam proses belajar.

Page 25: Tugas Osteomielitis 2011

21

DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cecily Lynn., & Sowden, Linda A. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri.

Ed.5. jakarta: EGC

Betz,Cecily Lynn.2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri.Jakarta: EGC

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8

Volume 3. Jakarta: EGC

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Ed revisi 3. Jakarta: EGC

dazspecta. 2011. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Osteomielitis.

http://thefuturisticlovers.wordpress.com/2011/04/26/asuhan-keperawatan-

pada-pasien-osteomielitis/ [diakses 12 Februari 2013]

Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

Dorland, W. A. Newman, 2002. Kamus Kedokteran Edisi 29. Alih bahasa : Andy

Setiawan, et al. Jakarta : EGC.

Hatono, Rudhy. 2012. Kunpulan Asuhan Keperawatan ( ASKEP ).

http://scatiez.blogspot.com/2012/11/asuhan-keperawatan-pada-klien-

dengan.html [12 Februari 2013]

Junadi, Purnawan. 1982. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 2. Jakarta: Media

Aesculapius FKUI.

Kalim, Handono. 1996. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

FKUI.

Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal.

Jakarta: EGC.

Prince, Sylvia Anderson. 1999. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit, Ed 4. Jakarta: EGC.

Rasjad, Chairuddin. 2003. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta: Yarsif

Watampone.. Halaman 132-141. Serial online melalui:

Page 26: Tugas Osteomielitis 2011

22

https://www.google.com/search?

q=Komplikasi+dan+prognosis+osteomilithtml.

Soeparman. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI .

Suartun, S.H. 2008. Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal: Seri Asuhan

keperawatan. Jakarta: EGC.

Suratun. 2008. Klien Gangguang Sistem Muskuloskeletal: Seri Asuhan

Keperawatan. Jakarta: EGC

Suratun. et al. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal.

Jakarta: EGC

Tambayaong, Jan. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC