ASKEP KLIEN PERIOPERATIF

16
ASKEP KLIEN PERIOPERATIF 1. Pengertian Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien. Pengertian Kata perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencangkup 3 fase pengalaman pembedahan yaitu : Praoperatif Intraoperatif Pascaoperatif Fase Praoperatif Dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi. Fase Intra Operatif Dimulai ketika pasien masuk ke bagian atau departemen bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Fase Pascaoperatif Dimulai pada saat pasien masuk ke ruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah.

Transcript of ASKEP KLIEN PERIOPERATIF

Page 1: ASKEP KLIEN PERIOPERATIF

ASKEP KLIEN PERIOPERATIF

1. Pengertian

Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan

pengalaman pembedahan pasien.

Pengertian Kata perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang

mencangkup 3 fase pengalaman pembedahan yaitu :

Praoperatif

Intraoperatif

Pascaoperatif

Fase Praoperatif

Dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika

pasien dikirim ke meja operasi.

Fase Intra Operatif

Dimulai ketika pasien masuk ke bagian atau departemen bedah dan berakhir

saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.

Fase Pascaoperatif

Dimulai pada saat pasien masuk ke ruang pemulihan dan berakhir dengan

evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah.

2. Etiologi

Pembedahan mungkin dilakukan untuk berbagai alasan (Buku ajar

Keperawatn medikal bedah Brunner dan Suddarth ). seperti :

A. Diagnostik, Seperti dilakukan biopsi atau laparatomi eksplorasi

B. Kuratif, seperti ketika mengeksisi masa tumor atau mengangkat apendiks

yang inflamasi

C. Reparatif, Seperti memperbaiki luka yang multipek

D. Rekonstruktif atau Kosmetik, Seperti melakukam mammoplasti atau

perbaikan wajah Paliatif, seperti ketika harus menghilangkan nyeri atau

Page 2: ASKEP KLIEN PERIOPERATIF

memperbaiki masalah, contoh ketika selang gastrostomi dipasang untuk

mengkompensasi terhadap kemampuan untuk menelan makanan

3. Pemeriksaan penunjang:

1. Radiologi

2. Laboratorium : hemoglobin, angka leukosit, limfosit, LED, jumlah

trombosit, protein total (albumin dan globulin), elektrolit (kalium, natrium,

dan chlorida), CT/BT, ureum kretinin, BUN, dll

3. Pemeriksaan guladarah

4. Biopsi

4. Komplikasi :

* Perdarahan

* Syok hipovolemik

*  Trombosis Vena Profunda (TVP)

* Retensi urin

*  Infeksi luka operasi (dehiscensi, eviserasi,fistula, nekrose, abses )

*  Sepsis

*  Komplikasi multi organ

A. FASE PRAOPERATIF

Fase praoperatif dari peran keperawatan perioperatif dimulai ketika

keputusan untuk intervensi dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja

operasi.prioritas pada prosedur pembedahan yang utama adalah inform consent

yaitu pernyataan persetujuan klien dan keluarga tentang tindakan yang akan

dilakukan yang berguna untuk mencegah ketidaktahuan klien tentang prosedur

yang akan dilaksanakan dean juga menjaga rumah sakit dan petugas kesehatan

dari klien dan keluarganya mengenai tindakan tersebut.

Infom consent dilakukan apabila sudah termasuk:

Informasi pembedahan yang akan dilakukan

Memberitahukan nama dan kualifikasi orang atau petugas yang akan

melakukan pembedahan

Page 3: ASKEP KLIEN PERIOPERATIF

Menjelaskan resiko termasuk kerusakan jaringan, kemungkinankomplikasi

dan kemungkinan kematian

Rasio kesuksesan pembedahan

Alternatif lain yang dapat ditempuh

Hak – hak klien terhadap consent yang akan dilakukan bila terjadi

pembatalan kemudian

Manajemen Keperawatan :

1. Pengkajian

Pengkajian pasien bedah meliputi mengevaluasi faktor – faktor fisik dan

psikologis secara luas. Pada pengkajian preoperatif termasuk mengkaji

kebutuhan sebelum dan sesudah operasi juga diperlukan screening test

untuk mengetahui kondisi dan kesiapan klien secara fisik.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa keperawatan pasien

perioperatif dapat mencangkup :

1) Ansietas yang berhubungan dengan pengalaman bedah dan hasil

pembedahan.

2) Defisit pengetahuan mengenai prosedur dan protokol praoperatif dan

harapan pascaoperatif.

3. Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama pasien bedah dapat meliputi menghilangkan ansietas

praoperatif dan peningkatan pengetahuan tentang persiapan praoperatif dan

harapan pascaoperatif.

Aktifitas keperawatan pada klien preoperatif adalah pendidikan

kesehatan, yang merupakan aktifitas vital pada fase ini. Adalah 4 dimensi

pada penkes ini yaitu :

§ Informasi termasuk hal yang akan terjadi pada klien, kapan dan apa yang

akan dialami klien, bagaimana sensasi dan ketidaknyamanan yang diduga

oleh klien

§ Psikososial suport untuk menghilanhkan kecemasan

§ Aturan yang dianut klien suport orang sekitarnya

Page 4: ASKEP KLIEN PERIOPERATIF

§ Latihan keterampilan termasuk pergerakan, nafas dalam, batuk efektif,

menahan insisidengan tangan atau bantal dan menggunakan spinometer

4. Evaluasi

Hasil yang diharapkan :

1) Ansietas dikurangi

§ Mendiskusikan kekhawatiran yang berkaitan dengan tipe ansietas dan

induksi dengan ahli anastesi

§ Mengungkapkan suatu pemahaman tentang medikasi praanastesi dan

anastesi umum

§ Mendiskusikan kekhawatiran saat – saat terakhiran dengan perawat

atau dokter

§ Mendiskusikan masalah – masalah finansial dengan pekerja sosial,

bila diperlukan

§ Meminta kunjungan pendeta bila diperlukan

§ Benar – benar relaks setelah dikunjungi oleh anggota tim kesehatan

2) Menyiapkan terhadap intervensi pembedahan

§ Ikut serta dalam persiapan praoperatif

§ Menunjukan dan menggambarkan latihan yang diperkirakan akan

dilakukan pasien setelah operasi

§ Menelaah informasi tentang perawatan pascaoperaf

§ Menerima medikasi paranastesi

§ Tetap berada ditempat tidur

§ Relax selama trasformasi ke unit operasi

§ Menyebutkan rasiional penggunaan pagar tempat tidur

B. FASE INTRAOPERATIF

Fase intraoperatif dari perawatan perioperatif dimulai ketika pasien

masuk atau pindah kebagian atau departemen bedah dan berakhir pada saat

pasien dipindahkan keruang pemulihan. Pada fase ini lingkup aktifitas dapat

meliputi : memasang infus (IV), memberikan medikasi intravena, melakukan

pemantauan fisiologismenyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan

menjaga keselamatan pasien.

Page 5: ASKEP KLIEN PERIOPERATIF

Type Anastesi :

a. General Anastesy yaitu hilangnya seluruh sensasi dan kesadaran termasuk

reflek batuk dan reflek muntah sehingga harus dijaga dari adanya aspirasi.

Biasanya diberikan secara intra vena atau inhalasi.

b. Regional Anastesi yaitu menghambat jalannya impuls saraf ke dan darin

area atau bagian tubuh. Klien kehilangan sensasi pada sebagian tubuhnya

tetapi tetap sadar.

Tekhnik Anastesi Regional :

1. Topikal (Surface) yaitu anastesi langsung pada kulit dan membran mukosa

untuk menbuka bagian kulit, luka dan luka bakar. Misalnya lidocaine dan

benzocaine, jenis ini biasanya cepat diserap dan bereaksi cepat.

2. Local Aqnastesi (Infiltrasi), yaitu anestesi yang disuntikan pada area

tertentu dan digunakan untuk pembedahan minor, misalnya lidocaine atau

tetracaine 0,1%

3. Blick Nerve (Bier Block), obat anastesi disuntikan didaerah syaraf atau

kumpulan syaraf kecil untuk menghasilkan sesasi pada daerah kecil pada

tubuh.

4. Anastesi Spinal, termasuk blik pada subbarracnoid. Yaitu obat anastesi

disuntikan kedaerah ke daerah surrachnoid sampai ke spinal cord.

5. Epidural Anastesi, injeksi pada daerah dalam spinal tetapi diluar duramater.

Manajemen Keperawatan :

1. Pengkajian

Pengkajian menggunakan data dan catatan dari pasien untuk

mengidentifikasi variabel yang dapat mempengaruhi perawatan dan yang

berguna sebagai pedoman untuk mengenbangkan rencana paerawat pasien

individual, yaitu :

§ Identifikasi pasien

§ Validasi data yang dibutuhkan dengan pasien perkebijakan bagian

§ Telaah catatan pasien terhadap adanya:

a) Informed yang benar dengan tanda tangan pasien

b) Kelengkapan catatan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik

c) Hasil pemeriksaan diagnostic

Page 6: ASKEP KLIEN PERIOPERATIF

d) Kelengkapan riwayat dan pengkajian kesehatan

e) Ceklis praoperatif

§ Lengkapi pengkajian keperawatan praoperatif segera

a) Status fisiologis, misalnya tingkat sehat – sakit, tingkat kesadaran

b) Status Psikosial, misalnya ekspresi kekhawatiran , tingkat ansietas,

masalah komunikasi verbal, mekanisme koping

c) Status fisik, misalnya tempat operasi, kondisi kulit dan efektivitas

persiapan, pencukuran, atau obat penghilangh rambut, sendi tidak

beergerak

2. Perencanaan

a. Menginterpretasi variabel – variabel umum dan menggabungkan variabel

tersebut kedalam rencana asuhan :

§ Usia, ukuran, jenis kelamin, prosedur bedah, tipe anestesia yang

direncanakan, ahli anestesi dan anggota tim

§ Ketersedian peralatan s[pesifik yang dibutuhkan untuk prosedur dan

ahli bedah

§ Kebutuhan medikasi non rution, komponen darah, instrument

§ Kesiapan ruangan untuk pasien, kelengkapan pengaturan fisik,

kelengkapan instrumen, pealatan jahit dan pengadaan balutan

b. Mengidentifikasi aspek –aspek lingkungan ruang operasio yang dapat

secara negatif mempengaruhipasien :

1) Fisik

a) Suhu dan kelembaban ruangan

b) Bahaya peralatan listrik

c) Kontaminasi potensial

d) Hilir mudik yang tidak peerlu

2) Psikososial

a) Kebisingan

b) Kurang mengenal sebagai individu

c) Rasa diabaikan tanpa pengantar di tempat tunggu

d) Percakapan yang tidak perlu

Page 7: ASKEP KLIEN PERIOPERATIF

3. Intervensi

a. Berikan asuhan keperawatan berdasarkan pada prioritas kebutuhan

pasien :

1). Atur dan jaga agar peralatan syaktion berguna dengan baik.

2). Atur peralatan pemantauan invasif.

3). Bantu saat pemasangan jalur (arteri /CVP ).

4). Lakukan tindakan kenyamanan fisik yang sesuai bagi pasien.

5).Posisikan pasien dengan tepat untuk prosedur anastesi dan

pembedahan, pertahankan kelurusan tubuh sesuai fungsi.

6).Ikuti tahapan sesuai dengan prosedur bedah :

a. Lakukan scrab/bersihan dengan terampil

b. Berespon terhadap kebutuhan pasien dengan antisipasi peralatan

dan bahan apa yang dibutuhkan sebelu diminta.

7).Ikuti prosedur yang telah ditetapkan sebagai contoh :

a. Perawatan dan pemakaian darah dan komponen darah

b. Perawatan dan penanganan spesimen, jaringan dan kultur.

c. Persiapan kulit antiseptic

d. Membuka dan menutup sarung tangan.

e. Menghitung kasa, instrumen, jarum.

f. Tekhnik septic

g. Penatalaksanaan kateter urine.

h. Penatalaksanaan drainase

8).Komunikasikan situasi yang merugikan pada ahli bedah, ahli anastesi/

perawat yang bertanggung jawab/ bertindak yang tepat untuk

mengontrol atau menangani situasi.

9). Gunakan peralatan secara bijaksana untuk menghemat biaya.

10). Bantu ahli bedah dan anastesi untuk menerapkan rencana penerapan

mereka.

b. Bertindak sebagai advotkat pasien

1) Berikan privasi fisik

2) Jaga kerahasiaan

3) Berikan keselamatan dan kenyamanan fisik

Page 8: ASKEP KLIEN PERIOPERATIF

c. Informasikan pasien dengan pengalaman intraoperatif

1) Jelaskan segala stimulasi sensori yang akan dialami.

2) Gunakan keterampilan komunikasi umum

d. Koordinasi aktivitas bagi personil lain yang terlibat dalamperawatan

pasien. Seperti X – ray, laboratorium, ICU.

e. Operasikan dan atasi semua masalah peralatan yang umumnya digunakan

diruang operai dan tugaskan dilayanan khusus.

f. Ikutserta dalam konferensi perawatan pasien.

g. Dokumentasikan semua observasi dan tindakan.

h. Komunikasikan baik verbal dan tulisan mengenai status kesehatan pasien

saat pemindahan dari ruang operasi.

4. Evaluasi

a. Mengevaluasi kondisi pasien dengan cepat sebelum dikeluarkan dari

ruang operasi yaitu cara bernafas, warna kulit, selang invasif ( IV), drain

kateter berfungsi secara normal, balutan adekuat tidak terlalu ketat.

b. Ikut serta dalam mrngidentifikasi praktek keperawatan pasien yang tidak

aman dan menanganinya dengan baik.

c. Ikut serta dalam mengevaluasi keamanan lingkungan.

d. Melaporkan dan mendokumentasikan

e. Menunjukkan pemahaman tentang prinsip aseptik dan praktek

keperawatan teknis.

f. Mengenali tanggung gugat legal dari keperrawatan preoperatif.

C. FASE POSTOPERATIF

Fase postoperatif dimulai dengan masuknya pasien keruang pemulihan

dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau dirumah.

Pada fase postoperatif langsung, fokus termasuk mengkaji efek dari agen

anastesi dan memantau fungsi vital serta mencegah komplikasi. Aktivitas

keperawatan berfokus pada tingkat penyembuhan pasien dan melakukan

penyuluhan, dan tindak lanjut serta rujukan penting untuk penyembuhan yang

berhasil dan rehabilitasi diikuti oleh pemulangan.

Page 9: ASKEP KLIEN PERIOPERATIF

Manajemen Keperawatan :

1. Pengkajian

Pengkajian segera setelah bedah saat kembali ke unit klinik terdiri atas :

§ Respirasi: kepatenan jalan napas, frekuensi, karakter, sifat dan bunyi

napas.

§ Sirkulasi: tanda – tanda vital termasuk tekanan darah, kondisi kulit

§ Neurologi: tingkat respon

§ Drainase: adanya drainase

§ Kenyamanan: tipe nyeri dan lokal, mual, muntahdan perubahan posisi

yang dibutuhkan

§ Psikologi: sifat dan dari pertanyaan pasien

§ Keselamatan: kebutuhan akan pagar tempat tidur, selang infus tidak

tersumbat

§ Peralatan: diperiksa untuk fungsi yang baik

2. Diagnosa

Berdasarkan pada pengkajian, diagnosa keperawatan sebagai berikut:

§ Bersihan jalan napas tidak efektif yang berhubungan dengan efek

depresan dan anastesi

§ Nyeri dan ketidaknya nyamanan postoperative

§ Resiko terhadap cedera

§ Hipotermi

§ Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan

§ Perubahan eliminasi urinarius

§ Konstipasi yang berhubungan dengan motilitas lambung dan usus

§ Kerusakan mobilitas fisik

§ Ansietas tentang diagnosis postoperative

3. Intervensi dan Evaluasi

1) Memastikan fungsi pernapasan yang optimal dan meninngkatkan

ekspansi paru, dengan evaluasi: pasien mempertahankan fungsi

pernapasan yang optimal

a. Melakukan pelatihan napas dalam

b. Menunjukan bunyi napas bersih

Page 10: ASKEP KLIEN PERIOPERATIF

c. Menggunakan spirometer insentif sesuai dengan yang diresepkan.

d. Menunjukkan suhu tubuh yang normal

e. Menunjukkan hasil rontgen yang normal.

f. Berbalik dari satu posisi ke posisi lainnya sesuai dengan yang

diintruksikan

2).Meredakan nyeri dan mual muntah, peredaan nyeri tergantung pada letak

lokasi pembedahan, perubahan posisi pasien, distraksi, dan pemijatan

punggung dengan lotion yang menyegarkan dapat sangat membantu

dalam ketidak nyamanan. Dengan evaluasi :

a. Nyeri berkurang atau hilang

b. Tidak ada tanda – tanda infeksi.

c. Mual dan muntah tidak terjadi

3).Mempertahankan suhu tubuh, suhu ruangan dipertahankan dengan

nyaman dan selimut disediakan mencegah menggigil,dengan evaluasi :

a. Menunjukkan suhu normal

b. Bebas dari menggigil

c. Tidak meninjukkan tanda – tanda kedinginan

d. Tidak mengalami disritmia jantung

4).Menghindari cedera, melalui pemantauan yang cermat ketika pasien

sadar dari pengaruh anastesi, dengan evaluasi hasil :

a. Terhindar dari cedera

b. Menerima untuk menaikkan pagar tempat tidur ketika dibutuhkan

5).Mempertahankan status nutrisi, memberikan diet yang adekuat, nutrisi

parenteral, dengan evaluasi hasil :

a. Menunjukkan motilitas gastrointestinal meningkat

b. Bising usus normal

c. Kembali pada diet normal

d. Berat badan norma sesuai dengan tinggi badan

6).Meningkatkan Fungsi urinarius normal, dicoba semua metode yang

diketahui dapat membantu pasien dalam berkemih, pemasangan kateter,

dengan evaluasi :

a. Berkemih adekuat

Page 11: ASKEP KLIEN PERIOPERATIF

b. Menunjukkan retensi

7).Konstipasi, jika cairan atau serat dan laksatif tidak efektif, enema dapat

digunakan, dengan evaluasi :

a. Bising usus normal

b. Bebas dari distres abdomen

c. Pola eliminasi adekuat

8).Mengurangnya ansietas dan mencapai kesejahteraan psikososial, dibuat

tentang perawatan dirumah yang diperlukan setelah pemulangan,

kunjungan perawatan dirumah diatur jika diperlukan, dengan evaluasi :

a. Ikut serta dalam perawatan diri

b. Mengekspresikan antisipasi tentang mengunjungi teman dan keluarga

berbicara secara positif tentang rencana mendatang