ASKEP KardiovaskulerQ'03
-
Upload
angela-elsynot-icu -
Category
Documents
-
view
222 -
download
1
description
Transcript of ASKEP KardiovaskulerQ'03
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. ODENGAN ATRIAL FIBRILASI
DI PAV V R S K ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA
I. Pengkajian
Dilakukan pada tanggal 07 – 06 – 2011 Jam 08.00 WIB
Tanggal MRS : 06 – 06 – 2011 Jam 22.57 WIB
A. Pengumpulan Data
1. Biodata
Nama : Ny. O
Umur : 81 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Alamat : Surabaya
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Diagnosa Medis : AF + Effusi Pleura Sinistra
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh sesak.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengungkapkan batuk disertai dahak ± 2 minggu yang lalu dan
sesak nafas mulai 1 minggu yang lalu, oleh keluarga pasien dibawa ke dokter
X untuk berobat tapi tidak kunjung sembuh. Tanggal 06-06-2011 malam
pasien diperiksakan oleh keluarganya ke laboratorium Biotest untuk
diperiksakan darah, hasil thorax foto dan EKG, dengan hasil Lab yang
abnormal: Segmen 33%, Limfosit 51%, LED 45 mm/jam, Faal Hati:Globulin
33 g/dl, Faal ginjal:Kreatinin 0,94 mg/dl, Asam urat 6,65 mg/dl, Gula darah
puasa 116 mg/dl, Kolesterol total 231 mg/dl, Kolesterol LDL 141,7 mg/dl.
Hasil foto thorax kesimpulan:Left Ventricle Hypertrophy (LVH) dan Pleural
Effusion Sinistra. Hasil EKG:Atrial fibrillation with moderate rapid VR dan
Non specific ST-T changes at inferior lateral-wall. Lalu pasien dibawa ke
dokter X dan dokter menyarankan untuk MRS. Jam 22.00 WIB pasien
dibawa keluarganya ke UGD RSK, di UGD pasien mengeluh sesak sejak 1
minggu yang lalu dan batuk mulai 2 minggu yang lalu. TTV di UGD : Nadi
91x/mnt ireguler, Suhu 36,6°C, Tensi 152/91 mmHg, RR 25x/mnt, GCS 4-5-
6, lalu pasien diperiksa EKG lagi dengan hasil AF, VR 88-150 x/menit, non
specific ST-T changes. Pasien mendapat terapi O2 nasal 2 lpm, infus 1 flesh
RL/24 jam dan injeksi Lasix 1 amp IV. Setelah itu pasien dibawa ke paviliun
5.
Di paviliun 5 pasien mengeluh mual dan masih batuk, sesak
berkurang. Pasien datang dengan keadaan agak lemah. TTV di paviliun 5 :
Nadi 120x/menit ireguler; Suhu 36˚C; Tensi mmHg; RR 25x/menit, SpO2
99%, mendapatkan terapi Lasix 3x1 IV, Tricefin 1 gr 3x1 IV, Acetensa 50 1x
tablet, Pladogel 1x1 tablet, Digoxin 0,25 2x1 tablet.
Jam 05.00 WIB KU pasien agak lemah, akral hangat, keluhan sesak sudah
berkurang, TTV : Nadi 96x/menit; Suhu 36,1˚C; Tensi mmHg; RR
23x/menit; SpO2 99%.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengungkapkan tidak pernah mengalami stroke, pasien pernah
MRS di RSK selama 1 minggu dengan penyakit Pneumonia ± 1 tahun yang
lalu.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengungkapkan orang tuanya tidak ada yang menderita
penyakit jantung, hipertensi ataupun DM.
6. Data Psikososial dan Spiritual
Pasien mengungkapkan merasa cemas dengan penyakit pada paru-
parunya dan jantungnya. Pasien mengungkapkan dokter sudah menjelaskan
tentang cairan yang ada di paru – parunya dan ada kelainan dengan
jantungnya. Di rumah pasien tinggal dengan anaknya, hubungan dengan
keluarganya baik, terbukti pada waktu sakit, anaknya sering datang
mengunjungi pasien. Di RS pasien mengungkapkan bahwa sebelum sakit ia
sering pergi ke gereja untuk beribadah setiap hari minggu. Tetapi di RS
pasien hanya bisa berdoa di tempat tidur saja.
7. Pemenuhan Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi, Cairan dan Elektrolit
Di rumah pasien makan 3x sehari porsi sedang. Dengan komposisi nasi,
sayur dan lauk pauk. Pasien mengungkapkan suka dengan semua
makanan, kecuali cumi-cumi, kepiting, dan udang karena alergi dan
reaksinya adalah gatal dan bentol-bentol. Pasien mengungkapkan suka
minum susu 1 gelas pada pagi hari dan air putih ± 1000 cc/hari.
Di RS pola makan 3x/hari dengan diet TKTP nasi lunak, lauk dan sayuran
dengan selingan buah pisang ukuran sedang. Saat dilakukan pengkajian
pasien hanya menghabiskan ½ porsi dari porsi makan yang dihidangkan
RS karena pasien mengungkapkan mual. Di RS minum pasien dibatasi 1
liter dalam 24 jam. Pasien minum teh 1 gelas (200 cc).
b. Hygene perseorangan
Di rumah pasien mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, cuci rambut
3x/minggu, semuanya dibantu dengan anaknya tapi gosok gigi pasien
dapat melakukannya secara mandiri.
Di RS pasien mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari dibantu petugas, selama 2
hari di RS pasien belum cuci rambut, kuku nampak pendek dan bersih.
c. Eliminasi
Di rumah pasien mengungkapkan buang air kecil (b.a.k) lancar 4-5x/hari
dan kencing pada malam hari 1x/hari, warna kuning jernih. Pasien buang
air besar (b.a.b) 1-2x/hari, konsistensi lembek, warna kuning kecokelatan.
Saat dilakukan pengkajian pasien belum b.a.k, jumlah urine sampai jam
05.00=1850 cc dan pasien belum b.a.b.
d. Aktifitas dan Istirahat Tidur
Di rumah pasien mengungkapkan tidur siang selama 1 jam, mulai pukul
14.00 – 15.00. Malam pasien tidur selama 8 jam, mulai pukul 22.00 –
06.00. Sebagai penghantar tidur pasien menonton TV, pasien tidur
menggunakan 1 bantal. Aktifitas sehari-hari pasien adalah membaca
koran dan menonton TV. Pasien mengungkapkan sesak saat berjalan
beberapa meter saja.
Di RS pasien mengungkapkan tidur siang hanya 30 menit dan tidur
malam mulai pukul 22.00 – 04.00. Pasien mengungkapkan masih sesak
saat istirahat.
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
KU pasien agak lemah, pasien bedrest, pasien tampak sesak dan batuk,
ekspresi wajah terlihat mual, pasien tampak letih saat merubah posisi,
pasien menggunakan O2 nasal 2 lpm, dipasang infus RL 1 flash/24 jam
jalan 7 tetes/menit di tangan kanan.
b. Sistem Pernafasan
Retraksi dada ringan, tidak ada pernafasan cuping hidung dan tidak
menggunakan otot bantu nafas, saat inspirasi dan ekspirasi gerakan dada
simetris, pada saat palpasi fremitus vocal pada lobus inferior sinistra lebih
terasa getarannya dibanding sebelah dextra, pada saat perkusi terdengar
redup pada lobus inferior sinistra, saat auskultasi tidak terdengar suara
nafas tambahan seperti wheezing/ronki, RR 25x/menit, SpO2 98%, pasien
menggunakan O2 nasal 2 lpm.
c. Sistem Kardiovaskuler
Tidak ada pembesaran vena jugularis, bunyi jantung terdengar jelas lup-
dug di ICS 4 – 5 mid clavicula sinistra, irama jantung irregular,
konjungtiva merah muda, mukosa bibir warna merah muda dan lembab.
Akral teraba hangat, kering dan kemerahan, capillary refill time kembali
dalam 1 detik, nadi 98 x/menit, teraba kuat, ireguler, Tensi 120/80 mmHg,
suhu 36 °C, pasien dipasang infus RL 1 flash/24 jam jalan 7 tetes/menit.
d. Sistem Persyarafan
Kesadaran composmentis. GCS 4-5-6, pasien dapat membedakan sensasi
tajam dan tumpul, refleks Babinski -/- (kaki jari tidak mengalami abduksi
dan dorsofleksi), refleks cahaya +/+, diameter pupil isokor 3/3.
e. Sistem Perkemihan
Saat dipalpasi kendung kemih teraba lunak, pasien belum b.a.k. jumlah
urine sampai jam 05.00=1850 cc.
f. Sistem Pencernaan
Saat diinspeksi abdomen tidak tampak asites, bising usus 13 x/menit, saat
dipalpasi tidak ada nyeri tekan dan tidak ada hepatomegali, saat diperkusi
terdengar tympani.
g. Sistem Muskuloskeletal
Pasien mampu mengangkat kedua tangan dan kaki. Pasien mampu duduk
di atas tempat tidur dengan bantuan. Skala kekuatan otot
h. Sistem Integumen
5 5
5 4
Kulit pasien keriput, akral teraba hangat, kering dan kemerahan, pada
tangan kanan dipasang infus, keadaan lokasi pemasangan infus tidak
nampak kemerahan, di kaki kanan ada bekas luka operasi, tidak ada
oedema pada ekstremitas.
i. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid.
j. Sistem Reproduksi
Genetalia bersih, pasien sudah menopause sejak umur 50 tahun.
9. Pemeriksaan Penunjang Medis
Tanggal 07 – 06 -2011Parameter Harga Normal Hasil
Test Faal TiroidT3FT4TS H-S
0,79-1,49 ng/ml0,71-1,85 µg/dl
0,47-4,64 µIU/ml
0,841,103,31
10. Penatalaksanaan / Terapi
Infus RL 1 flesh/24 jam jalan 7 tetes/menit.
Tricefin 1 gr 3x1 IV
Lasix 3x1 ampul IV
Magalat 3x1 C(15 ml)
Acetensa 50 1x ½ tablet
Pladogel 1x1 tablet
Digoxin 0,25 2x1 tablet
Simvastatin 10 1x1 tablet (0-0-0-1)
11. Kesimpulan
Ny. O umur 81 tahun dengan AF+Efusi pleura mengungkapkan sesak.
Pasien mengungkapkan masih sesak saat digunakan istirahat. Pasien tampak
sesak, retraksi dada ringan, tidak ada pernafasan cuping hidung, pada saat
palpasi fremitus vocal pada lobus inferior sinistra lebih terasa getarannya
dibanding sebelah dextra, pada saat perkusi terdengar redup pada lobus
inferior sinistra, suara nafas vesikuler tidak ada suara nafas tambahan seperti
wheezing/ronki, pada saat inspirasi dan ekspirasi gerakan dada simetris,
pasien menggunakan O2 nasal 2 lpm.
TTV : Tensi mmHg; Nadi 98 x/menit ireguler; Suhu 36 ˚C; RR 25 x/menit,
SpO2 98%. Hasil foto thorax tanggal 6-6-2011 kesimpulan:Left Ventricle
Hypertrophy (LVH) dan Pleural Effusion Sinistra. Hasil EKG : AF, VR 88-
150 x/menit, Non specific ST-T changes.
B. Analisa Data
DATA MASALAH KEMUNGKINAN PENYEBAB
S : Pasien mengungkapkan sesak nafas
O : - Pasien tampak sesak saat istirahat.
- RR 25x/menit- Nadi 98x/menit- Hasil foto thorax :
Pleural Effusion Sinistra
Perubahan pola pernafasan
Efusi Pleura
Peningkatan cairan pada cavum pleura
Peningkatan tekanan pada cavum pleura
Ekspansi paru tidak maksimal
Usaha meningkatkan masukan O2
S : Pasien mengungkapkan masih sesak saat digunakan istirahat.
O : - Pasien bedrest- Pasien tampak letih saat
merubah posisi.- RR 25x/menit- Nadi 98x/menit
Intoleran aktivitas Cardiac output menurun
Penurunan suplai O2 ke jaringan
Kelemahan dan kelelahan
Intoleran aktivitas
S : Pasien mengungkapkan mual.
O : - Ekspresi wajah terlihat mual
- Pasien menghabiskan ½ porsi makan yang disediakan RS.
Resiko Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
Tubuh
Intake nutrisi tidak adekuat
Sekresi asam lambung meningkat
Mengiritasi dinding lambung
Mual
Resiko Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
C. Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan1.
2.
3.
Perubahan pola pernafasan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen yang ditandai dengan pasien mengungkapkan sesak nafas, pasien tampak sesak saat istirahat, RR 25x/menit, Nadi 98x/menit.
Intoleran aktivitas berhubungan dengan gangguan system transport oksigen sekunder akibat penyakit jantung yang ditandai dengan pasien mengungkapkan masih sesak saat digunakan istirahat, pasien tampak letih saat merubah posisi, RR 25x/menit, Nadi 98x/menit.
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan asupan oral akibat mual.
II. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi
No. Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Implementasi Evaluasi (Sumatif)Tujuan Intervensi Rasional
1. Perubahan pola pernafasan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen yang ditandai dengan pasien mengungkapkan sesak nafas, pasien tampak sesak saat istirahat, RR 25x/menit, Nadi 98x/menit.
Pola nafas menjadi efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam dengan kriteria :1. Pasien
mengungkapkan tidak sesak.
2. Ekspresi wajah terlihat rileks saat mengubah posisi.
3. TTV dalam batas normal:
RR 12-20x/mntNadi 60-100x/mnt
1. Jelaskan pada pasien tentang penyebab perubahan pola nafas.
2. Berikan pasien dalam posisi yang nyaman, dalam posisi duduk, dengan kepala tempat tidur ditinggikan 60 – 90 derajat (semifowler sampai fowler).
1. Penjelasan yang diberikan dapat menigkatkan pengetahuan pasien dan pasien dapat lebih kooperatif dalam tindakan keperawatan.
2. Penurunan diafragma memperluas daerah dada sehingga ekspansi paru bisa maksimal.
Jam 07.30Menjelaskan pada pasien tentang penyebab perubahan pola nafas yaitu dikarenakan peningkatan denyut jantung sehingga darah yang mengalir ke seluruh tubuh berkurang termasuk ke paru-paru yang menyebabkan paru-paru bekerja lebih cepat untuk mendapatkan oksigen sehingga menyebabkan nafas menjadi cepat/sesak. Dan dapat dikarenakan adanya penumpukan cairan pada paru-paru.
Jam 08.00Memberikan pasien posisi semifowler ± 60 derajat.
Tanggal 9-6-2011Masalah teratasi- Pasien
mengungkapkan sesak sudah berkurang
- Pasien terlihat rileks saat mengubah posisi dari duduk ke posisi tidur.
- Nadi 88 x/mnt ireguler
- RR 22 x/mnt.
No. Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Implementasi Evaluasi (Sumatif)Tujuan Intervensi Rasional
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan gangguan system transport oksigen sekunder akibat penyakit jantung yang ditandai dengan
Toleransi aktivitas terjadi peningkatan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam dengan kriteria :
3. Ajarkan pasien untuk latihan nafas yang efektif.
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian O2.
5. Observasi TTV ( nadi, RR) dan keluhan pasien tiap 3 jam.
1. Jelaskan pada pasien tentang penyebab intoleran aktivitas.
3. Memaksimalkan pemasukan oksigen ke dalam paru-paru dan meningkatkan ekspansi paru.
4. Pemberian oksigen dapat menurunkan beban pernafasan dan mencegah terjadinya sianosis akibat hipoksia.
5. Peningkatan RR dan takikardi merupakan indikasi adanya penurunan fungsi paru.
1. Pengetahuan yang memadai meningkatkan sikap kooperatif pasien terhadap tindakan yang dilakukan.
Jam 08.10Mengajarkan pada pasien nafas secara dalam 3x melalui hidung & dihembuskan melalui mulut.
Jam 10.00Memberikan O2 nasal 2 lpm
Jam 11.00 dan 13.00Mengobservasi TTV (nadi, RR) dan keluhan pasien.
Jam 07.30Menjelaskan pada pasien tentang penyebab intoleran aktivitas yaitu dikarenakan darah yang mengalir ke seluruh tubuh berkurang yang menyebabkan kelemahan dan kelelahan
Tanggal 9-6-2011Masalah teratasi sebagian- Pasien
mengungkapkan tidak sesak saat tidur dan duduk
- Pasien masih
No. Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Implementasi Evaluasi (Sumatif)Tujuan Intervensi Rasional
pasien mengungkapkan masih sesak saat digunakan istirahat, pasien bedrest, pasien tampak letih saat merubah posisi, RR 25x/menit, Nadi 98x/menit.
1. Pasien mengungkapkan tidak sesak dan tidak letih saat melakukan aktivitas.
2. Pasien dapat melakukan aktivitas dengan bantuan minimal.
3. TTV dalam batas normal:
RR 12-20x/mntNadi 60-100x/mntTD 120/80-
130/90 mmHg
2. Bantu aktifitas klien, seperti Personal hygiene.
3. Anjurkan pasien aktifitas secara bertahap.
4. Anjurkan pasien untuk berhenti beraktivitas jika pasien merasa kelelahan.
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian O2 2 lpm
2. Penghematan energi mencegah kebutuhan oksigen melebihi tingkat yang dapat dipenuhi jantung.
3. Aktivitas yang maju memberikan control jantung, meningkatkan regangan dan mencegah aktivitas berlebihan.
4. Periode istirahat memberikan tubuh interval untuk menggunakan energi yang rendah.
5. Peningkatan ketersediaan oksigen untuk mengimbangi peningkatan konsumsi
saat beraktivitas.
Jam 09.00Membantu pasien buang air kecil dengan memasang pot di atas tempat tidur.
Jam 09.15Menganjurkan pasien untuk beraktivitas secara bertahap yaitu posisi duduk.
Jam 09.30Menganjurkan pasien untuk kembali tidur jika merasa lelah.
Jam 10.00Memberikan O2 nasal 2 lpm
bedrest- Pasien dapat
merubah posisi miring dan tidak terlihat sesak.
- Nadi 88 x/mnt ireguler
- RR 22 x/mnt- TD 120/80 mmHg
No. Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Implementasi Evaluasi (Sumatif)Tujuan Intervensi Rasional
3. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan asupan oral akibat mual.
Kebutuhan nutrisi untuk tubuh dapat terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam dengan kriteria :
6. Observasi TTV (nadi, RR, TD) dan keluhan pasien.
1. Jelaskan pada pasien tentang penyebab mual dan tindakan yang akan dilakukan.
oksigen yang terjadi dengan aktivitas.
6. Kecenderungan menentukan respon pasien terhadap aktivitas dan dapat mengindikasikan penurunan oksigen miokardia yang memerlukan penurunan tingkat aktivitas tirah baring, perubahan program obat, penggunaan oksigen tambahan.
1. Penjelasan yang diberikan dapat meningkatkan pemahaman pasien dan meningkatkan sikap kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan.
Jam 11.00 dan 13.00Mengobservasi TTV (nadi, RR, TD) dan keluhan pasien.
Jam 07.30Menjelaskan pada pasien tentang penyebab mual yaitu dikarenakan peningkatan asam lambung yang dapat menyebabkan mual
Tanggal 9-6-2011Masalah sudah diantisipasi- Pasien
mengungkapkan masih mual
- Ekspresi wajah tampak mual
No. Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Implementasi Evaluasi (Sumatif)Tujuan Intervensi Rasional
1. Pasien mengungkapkan tidak mual.
2. Ekspresi wajah pasien rileks.
3. Pasien menghabiskan ¾ sampai 1 porsi yang disediakan RS.
4. TTV dalam batas normal:
Nadi 60-100x/mnt
2. Ajarkan teknik relaksasi yaitu nafas dalam.
3. Hidangkan makanan dalam kondisi hangat.
4. Anjurkan pasien makan sedikit-sedikit tapi sering.
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antasida : Magalat Syr 3x1 C
6. Observasi TTV (nadi) dan
2. Relaksasi dapat menurunkan persepsi mual.
3. Makanan yang hangat dapat mengurangi rasa mual.
4. Memberikan kesempatan untuk meningkatkan masukan kalori oral.
5. Antasida berguna untuk mengurangi sekresi asam lambung dan dapat mengurangi mual.
6. Peningkatan nadi
Jam 08.00Mengajarkan teknik relaksasi saat mual yaitu nafas dalam sebanyak 3x dan dihembuskan secara perlahan.
Jam 08.00Menghidangkan makan pagi dalam kondisi hangat.
Jam 08.30Menganjuran pasien makan sedikit-sedikit tapi sering seperti makan pudding, roti atau buah yang disediakan RS.
Jam 11.30Memberikan obat Magalat Syr 1 sendok makan.
Jam 11.00 dan 13.00
- Pasien menghabiskan ¼ porsi makan yang disediakan RS
- Pasien makan pudding dan buah yang disediakan RS
- Nadi 88 x/mnt
No. Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Implementasi Evaluasi (Sumatif)Tujuan Intervensi Rasional
keluhan pasien tiap 8 jam. dapat mengidentifikasi pasien mengalami mual.
Mengobservasi TTV dan menanyakan keluhan pasien.
III. Evaluasi KeperawatanTanggal No. DP S.O.A.P.I.E
8 – 6 – 2011 1 S : Pasien mengungkapkan sesak berkurangO : - Pasien terlihat sesak saat merubah posisi dari
tidur ke posisi duduk.- Nadi 94 x/mnt ireguler- RR 22 x/mnt
A : Masalah belum teratasiP : Intervensi no. 2-5 dilanjutkan, kecuali no. 1I : - Jam 08.00
Memberikan pasien posisi semifowler.- Jam 08.10
Memotivasi pasien nafas secara dalam 3x dari hidung dan dihembuskan melalui mulut
- Jam 09.00Memberikan O2 nasal 3 lpm
- Jam 11.00 dan 13.00Mengobservasi TTV (nadi, RR) dan keluhan pasien.
E : - Pasien mengungkapkan sesak sudah berkurang- Pasien terlihat sesak saat merubah posisi miring.- Nadi 80 x/mnt- RR 18 x/mnt.
8 – 6 – 2011 2 S : Pasien mengungkapkan sudah tidak sesak saat tidur
O : - Pasien bedrest- Pasien dapat menggosok gigi sendiri- Nadi 94 x/mnt ireguler- RR 22 x/mnt- TD 130/70 mmHg
A : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi no. 2-6, kecuali no. 1I : - Jam 07.00
Membantu pasien buang air kecil dengan memasang pot di atas tempat tidur.
- Jam 08.00Menganjurkan pasien untuk beraktivitas secara bertahap yaitu posisi duduk.
- Jam 08.30Menganjurkan pasien untuk kembali tidur jika merasa lelah.
- Jam 09.00Memberikan O2 nasal 3 lpm
- Jam 11.00 dan 13.00Mengobservasi TTV (nadi, RR, TD) dan keluhan pasien.
E : - Pasien mengungkapkan sesak sudah berkurang- Pasien bedrest- Pasien dapat mengenakan celana dalam dan
mengangkat bokongnya sendiri dan terlihat masih sesak.
- Nadi 80 x/mnt ireguler- RR 18 x/mnt- TD 120/80 mmHg
8 – 6 – 2011 3 S : Pasien mengungkapkan mual sudah berkurang
Tanggal No. DP S.O.A.P.I.EO : - Ekspresi wajah rileks
- Pasien menghabiskan ½ porsi makanan yang disediakan RS
- Nadi 94 x/mntA : Masalah belum terjadiP : Intervensi no. 2-6 dilanjutkan, kecuali no. 1I : - Jam 08.00
Mengajarkan teknik relaksasi saat mual yaitu nafas dalam sebanyak 3x dan dihembuskan secara perlahan.
- Jam 08.00 dan 12.00Menghidangkan makan pagi dan makan siang dalam kondisi hangat.
- Jam 09.00Menganjurkan pasien makan sedikit-sedikit tapi sering seperti makan pudding, roti atau buah yang disediakan RS.
- Jam 07.30 dan 11.30Memberikan obat Magalat Syr 1 sendok makan sebelum makan.
- Jam 11.00 dan 13.00Mengobservasi TTV dan menanyakan keluhan pasien.
E : - Pasien mengungkapkan masih mual- Ekspresi wajah rileks- Pasien menghabiskan ½ porsi makan yang
disediakan RS- Pasien makan pudding yang disediakan RS- Nadi 80 x/mnt
Tanggal No. DP S.O.A.P.I.E9 – 6 – 2011 1 S : Pasien mengungkapkan sesak sudah berkurang
O : - Pasien tampak berhati-hati saat merubah posisi dari tidur ke posisi duduk.
- Nadi 91 x/mnt ireguler- RR 18 x/mnt
A : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi no. 2-5 dilanjutkan, kecuali no. 1I : - Jam 07.30
Memberikan pasien posisi semifowler.- Jam 08.10
Memotivasi pasien nafas dalam- Jam 09.00
Memberikan O2 nasal 3 lpm- Jam 11.00 dan 13.00
Mengobservasi TTV (nadi, RR) dan keluhan pasien.
E : - Pasien mengungkapkan sesak sudah berkurang- Pasien terlihat rileks saat mengubah posisi dari
duduk ke posisi tidur.- Nadi 88 x/mnt ireguler- RR 22 x/mnt.
9 – 6 – 2011 2 S : Pasien mengungkapkan sudah tidak sesak saat tidur dan duduk
O : - Pasien bedrest- Pasien dapat duduk dengan bantuan minimal
dan menggosok gigi sendiri- Nadi 91 x/mnt ireguler- RR 18 x/mnt- TD 120/90 mmHg
A : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi no. 2-6, kecuali no. 1I : - Jam 07.30
Membantu pasien menyisir rambut dan menolong b.a.k
- Jam 08.00Memotivasi pasien untuk beraktivitas secara bertahap dalam posisi duduk.
- Jam 08.30Menganjurkan pasien untuk kembali tidur.
- Jam 09.00Memberikan O2 nasal 3 lpm
- Jam 11.00 dan 13.00Mengobservasi TTV (nadi, RR, TD) dan keluhan pasien.
E : - Pasien mengungkapkan tidak sesak saat tidur dan duduk
- Pasien bedrest- Pasien dapat merubah posisi miring dan tidak
terlihat sesak.- Nadi 88 x/mnt ireguler- RR 22 x/mnt- TD 120/80 mmHg
9 – 6 – 2011 3 S : Pasien mengungkapkan masih mualO : - Ekspresi wajah rileks
Tanggal No. DP S.O.A.P.I.E- Pasien menghabiskan ½ porsi makanan yang
disediakan RS- Nadi 94 x/mnt
A : Masalah belum terjadiP : Intervensi no. 2-6 dilanjutkan, kecuali no. 1I : - Jam 08.00
Mengajarkan teknik relaksasi saat mual yaitu nafas dalam sebanyak 3x dan dihembuskan secara perlahan.
- Jam 08.00 dan jam 12.00Menghidangkan makan pagi dan makan siang dalam kondisi hangat.
- Jam 10.00Menganjurkan pasien makan sedikit-sedikit tapi sering seperti makan pudding, roti atau buah yang disediakan RS.
- Jam 07.30 dan 11.30Memberikan obat Magalat Syr 1 sendok makan sebelum makan.
- Jam 11.00 dan 13.00Mengobservasi TTV dan menanyakan keluhan pasien.
E : - Pasien mengungkapkan masih mual- Ekspresi wajah tampak mual- Pasien menghabiskan ¼ porsi makan yang
disediakan RS- Pasien makan pudding dan buah yang
disediakan RS- Nadi 88 x/mnt