Askep hipertensi

26
HIPERTENSI I. KONSEP DASAR MEDIS A. Pengertian Hipertensi adalah tekanan dara antara resistant sistoliknya diatas 140mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefenisikan sebagai tekana sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 93 mmHg (Brunner and Suddrat). B. Etiologi Menurut penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua yaitu : 1. hipertensi primer/ hipertensi esensial / hipertensi idiopati. a. Kira-kira 70 – 90 % hipertensi yang ada dimasyarakat. b. Diduga ada kaitannya dengan faktor : psikis/stress Genetik Obesitas Stress lingkungan Menurunnya elasitas pembuluh daah Merokok

Transcript of Askep hipertensi

Page 1: Askep hipertensi

HIPERTENSI

I. KONSEP DASAR MEDIS

A. Pengertian

Hipertensi adalah tekanan dara antara resistant sistoliknya diatas

140mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi manula,

hipertensi didefenisikan sebagai tekana sistolik 160 mmHg dan tekanan

diastolik 93 mmHg (Brunner and Suddrat).

B. Etiologi

Menurut penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua yaitu :

1. hipertensi primer/ hipertensi esensial / hipertensi idiopati.

a. Kira-kira 70 – 90 % hipertensi yang ada dimasyarakat.

b. Diduga ada kaitannya dengan faktor :

psikis/stress

Genetik

Obesitas

Stress lingkungan

Menurunnya elasitas pembuluh daah

Merokok

Peminum alkohol.

c.

2. Hipertensi Sekunder

a. penyebabnya diketahui

b. menunjukkan keluhan dan gejala yang jelas

c. penyakit yang merupakan penyebab antara lain :

penyakit jantung

penyakit endokrin

penyakit ginjal, contoh : glomerulonefritis

kehamilan contoh : tuksemia gravidarium

Page 2: Askep hipertensi

otak contoh : trauma dan peningkatan TIK

pengaruh sekunder obat-obatan seperti kontrasepsi oral.

Dsb.

C. Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO

1. tekanan darah normal, yaitu bila sistolik ≤140 mmHg dan diastolik

≤90 mmHg

2. tekanan darah berbatasan (border, line) yaitu bila tekanan darah

sistolik 141-149 mmHg dan diastolik 91- 94 mmHg.

3. tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik ≥ 160 mmHg

dan diastolik ≥ 93 mmHg.

D. Faktor Resiko

1. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dan hipertensi

2. Pria 35 – 55 tahun dan wanita >50 tahun atau sesudah menopause

3. Kebanyakan mengkonsumsi garam/ natrium/ sodium

4. Sumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis) disebabkan oleh

berbagai hal, seperti merokok, kadar lipid dan kolestrol serum

meningkat, capein, DM dan seabagainya

5. Faktor emosional

6. Gaya hidup yang monoton

7. Kegemukan

8. Pemakaian kontrasepsi oral, dan estrogen

E. Patofisiologi

Hipertensi Primer Penyebab multifaktorial natrium, aldosteron,

norephineprin, lingkungan genetik.

Meningkatnya resistensi pembuluh perifer sebagai akibat stimulasi

simpatis dan sekreni renin.

Page 3: Askep hipertensi

GFR Renin Angiotensinogen

Stimulasi

Simpatis Angiotensin I

Angiotensin II

Vasokonstriksi Sekresi Aldosteron

Resistensi perifer Retensi Na & Air

Edema

Tekanan Darah

F. Tanda dan Gejala

1. Awal : Hipertensi tidak memberikan manifestasi klinik

pada tahap awal.

2. Lebih lanjut Keluhan nyeri kepala terutama bagian

psipital yang sering terjadi pada pagi hari.

3. Nyeri kepala Spasme/oklusi pembuluh darah serebral.

4. Fatigue

5. Pusing

6. Palpitasi

7. Mata berkunang-kunang

8. Epistaksis

9. Gangguan retina

10. Pembesaran jantung

11. Perubahan neurologis gg. Pembuluh darah serebral.

12. Peningkatan berat badan.

Page 4: Askep hipertensi

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Urinasis terutama untuk deteksi

adanya darah, protein dan gula.

2. Kimia darah untuk K,

Kreatinin, gula darah puasa, total kolesterol

3. EKG

4. Radiologi ; foto dada

5. Kolesterol : HDL, LDL,

trigleserida atau asam urat

6. USG pembuluh darah besar

7. USG ginjal bila diduga

kelainan pada ginjal

8. Plasma renin Activity (PRA)

clolosteron, katekolamin, urine.

H. Komplikasi

Sebagai akibat yang berkepanjangan adalah

1. Insufisiensi koroner dan pengambatan

2. Kegagalan jantung

3. Kegagalan ginjal

4. Gangguan pernafasan

I. Pelaksanaan

1. Non-farmakologis

Pembatasan natrium, penurunan BB/latihan, pembatasan

alcohol, penghentian merokok, menghilangkan stress

2. Farmakologik\

Sesuai dengan rekomendasi WHO/ISH dengan mengingat

kondisi pasien, sasarkan pertimbangan dan prisif sebagai berikut:

a. Mulai dosis rendah yang tersedia, naikkan bila respon belum

belum optimal, contoh agen beta bloker ACE.

Page 5: Askep hipertensi

b. Kombinasi dua obat, dosis rendah lebih baik dari pada satu

obat dosis tinggi. Contoh: diuretic dengan beta bloker.

c. Bila tidak ada respon satu obat, respon minim atau ada efek

samping ganti DHA yang lain

d. Pili yang kerja 24 jam, sehingga hanya sehari sekali yang akan

meningkatkan kepatuhan.

e. Pasien dengan DM dan insufistensi ginjal terapi mula lebih dini

yaitu pada tekanan darah normal tinggi.

Page 6: Askep hipertensi

II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Riwayat Keperawatan

1. Aktivitas/Istirahat

Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup otonom

Tanda : Frekuensi jantung monoton

Perubahan irama jantung

Takipnea

2. Sirkulasi

Gejala : Riwayat hipertensi ,aterosklerosis, penyakit jantung

koroner/katup dan penyakit serebrovaskuler.

Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postulih

Nadi, denyut jelas dari karotis, jugularis, radialis,

perbedaan

denyut seperti, denyut femoral melambat sebagai

konfensasi

denyutan radialis.

Denyut apika : PMI kemungkinan bergeser dan /menguat

Frekuensi/irama : takikardia, berganti distrimia

Bunyi jantung : Terdengar S2 pada dasar, S3 (CHF), S4

(pergeseran vemtrikel kiri)

Ekstensitas : Perubahan warna kulit, suhu dingin, pengisian

kapiler mungkin lambat, kulit pucat sianosis dan

diaforesisi, kerusakan.

3. Integritas ego

Page 7: Askep hipertensi

Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, factor

stress/multiple

Tanda : Letupan suasana hati, otot muka tegang, gerakan fisik

cepat,

peningkatan pola bicara, gelisa, tengisan yang meledak.

4. Eliminasi

Gejala : gangguan ginjal saat ini/yang lalu

5. Makanan/cairan

Gejala : makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan

tinggi

garam tinggi lemak, tinggi kolesterol, gula “yang

berwarna

hitam : kandungan tinggi kalori mual dan muntah.

Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat/turun)

Riwayat penggunaan diuretic

Tanda : BB normal atau obesitas

6. Neurosensori

Gejala : Keluhan pening/pusing

Berdenyut, sakit kepala sub obsipital

Episode kebas dan / atau kelemahan pada satu sisi tubuh

Gangguan penglihatan

Episode Epiteksisi

7. Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala : Angina (penyakit arteri koroner / keterlibatab jantung)

Nyeri hilang timbul pada tungkai

Sakit kepala oksipital nyeri abdomen/massa

8. Pernafasan

Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja

Takipnea, ortopnea, dispnea proksimal

Batuk dengan/tenpa pembentukan sputum

Riwayat merokok

Tanda : Distres respirasi/penggunaan otot aksesoris pernafasan

Page 8: Askep hipertensi

Benyi nafas tambahan

9. Keamanan

Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan

Hipotensi postural

10. Pembelajaran/penyuluhan

Gejala : Faktor-faktor resiko keluarga : hipertensi, Aterosklerosis,

penyakit jantung, DM, Penyakit cerebrovaskuler/ginjal

Faktor-faktor resiko Pil KB/ hormon lain, obat –obatan dan

alkohol

11. Pemeriksaan

a. Hb/Ht (Mengkaji hubungan dari peningkatan dan penurunan)

b. Bun/Kreatinin (Tentang fungsi ginjal)

c. Glukosa (Hipoglikemia dapat mengidentifikasi adanya aldosteron

utama sebagai penyebab)

d. Kolesterol dan trigkeserida (Resiko pembentukan ateromotor

serum)

e. Pemeriksaan tiroid hipertiroidisme (vasokontriksi intervensi)

f. Asam urat (Hiksurisemia telah menjadi implikasi sebagai fakta

resiko hipertensi)

g. IVP (mengidentifikasi penyebab hipertensi)

h. Foto dada (dapat menunjukkan obstruksi klasifikasi pada area

katub pembesaran jantung)

i. CT scan 9Mengkaji tumor cerebral, ensepalopati)

j. EKG (Mengidentifikasi pembesaran jantung pola tegangan,

gangguan konduksi)

Page 9: Askep hipertensi

B. Diagnosa Keperawatan

Pendiagnosaan keperawatan berdasarkan NANDA (Nursing

Diagnosis)

1. Penurunan curah jantung b/d gangguan irama jantung,

stroke volume, pre load dan afterload, kontraktilitas jantung.

2. Nyeri akut berhubungan dengan Agen injuri (biologi,

kimia, fisik, psikologis), kerusakan jaringan

3. Intoleransi aktivitas Berhubungan dengan Tirah Baring

atau imobilisasi, Kelemahan menyeluruh, Ketidakseimbangan

antara suplay oksigen dengan kebutuhan. Gaya hidup yang

dipertahankan.

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Psikologis

( usia tua, kecemasan, agen biokimia, suhu tubuh, pola aktivitas,

depresi, kelelahan, takut, kesendirian), Lingkungan ( kelembaban,

kurangnya privacy/kontrol tidur, pencahayaan, medikasi (depresan,

stimulan),kebisingan). Fisiologis : (Demam, mual, posisi, urgensi

urin)

C. Rencana Tidakan Keperawatan

1. Penurunan curah jantung b/d gangguan irama jantung,

stroke volume, pre load dan afterload, kontraktilitas jantung.

Diagnosa Keperawatan/

Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

Penurunan curah jantung b/d gangguan irama jantung, stroke volume, pre load dan afterload, kontraktilitas jantung.

NOC : Cardiac Pump

effectiveness Circulation Status Vital Sign Status Tissue perfusion:

NIC :Evaluasi adanya

nyeri dada Catat adanya

disritmia jantungCatat adanya tanda

Page 10: Askep hipertensi

DO/DS:- Aritmia, takikardia,

bradikardia- Palpitasi, oedem- Kelelahan- Peningkatan/

penurunan JVP- Distensi vena

jugularis- Kulit dingin dan

lembab- Penurunan denyut

nadi perifer- Oliguria, kaplari

refill lambat- Nafas pendek/ sesak

nafas- Perubahan warna

kulit- Batuk, bunyi

jantung S3/S4- Kecemasan

periferSetelah dilakukan asuhan selama………penurunan kardiak output klien teratasi dengan kriteria hasil: Tanda Vital dalam

rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi)

Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan

Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites

Tidak ada penurunan kesadaran

AGD dalam batas normal

Tidak ada distensi vena leher

Warna kulit normal

dan gejala penurunan cardiac putput

Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung

Monitor balance cairan

Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia

Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan

Monitor toleransi aktivitas pasien

Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu

Anjurkan untuk menurunkan stress

Monitor TD, nadi, suhu, dan RR

Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri

Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan

Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas

Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung

Monitor frekuensi dan irama pernapasan

Monitor pola pernapasan abnormal

Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit

Monitor sianosis perifer

Monitor adanya cushing triad

Page 11: Askep hipertensi

(tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)

Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

Jelaskan pada pasien tujuan dari pemberian oksigen

Sediakan informasi untuk mengurangi stress

Kelola pemberian obat anti aritmia, inotropik, nitrogliserin dan vasodilator untuk mempertahankan kontraktilitas jantung

Kelola pemberian antikoagulan untuk mencegah trombus perifer

Minimalkan stress lingkungan

2. Nyeri akut berhubungan dengan Agen injuri (biologi,

kimia, fisik, psikologis), kerusakan jaringan

Diagnosa Keperawatan/

Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

Nyeri akut berhubungan dengan: Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis), kerusakan jaringan

DS:- Laporan secara

verbal DO:- Posisi untuk

menahan nyeri - Tingkah laku

NOC : Pain Level, pain control, comfort levelSetelah dilakukan tinfakan keperawatan selama …. Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk

NIC : Lakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan

Page 12: Askep hipertensi

berhati-hati- Gangguan tidur

(mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)

- Terfokus pada diri sendiri

- Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)

- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang)

- Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)

- Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)

- Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)

- Perubahan dalam nafsu makan dan minum

mengurangi nyeri, mencari bantuan)

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Tanda vital dalam rentang normal

Tidak mengalami gangguan tidur

dukungan Kontrol lingkungan

yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi nyeri

Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin

Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……...

Tingkatkan istirahat Berikan informasi

tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur

Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali

Page 13: Askep hipertensi

3. Intoleransi aktivitas Berhubungan dengan Tirah Baring

atau imobilisasi, Kelemahan menyeluruh, Ketidakseimbangan

antara suplay oksigen dengan kebutuhan. Gaya hidup yang

dipertahankan.

Diagnosa Keperawatan/

Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

Intoleransi aktivitas Berhubungan dengan Tirah Baring atau imobilisasi, Kelemahan menyeluruh, Ketidakseimbangan antara suplei oksigen dengan kebutuhan, Gaya hidup yang dipertahankan.DS: Melaporkan

secara verbal adanya kelelahan atau kelemahan.

Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat beraktivitas.

DO :

Respon abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap aktifitas

Perubahan ECG : aritmia, iskemia

NOC : Self Care : ADLs Toleransi aktivitas Konservasi eneergiSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. Pasien bertoleransi terhadap aktivitas dengan Kriteria Hasil : Berpartisipasi dalam

aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR

Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri

Keseimbangan aktivitas dan istirahat

NIC : Observasi adanya

pembatasan klien dalam melakukan aktivitas

Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan

Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat

Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan

Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)

Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien

Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan progran terapi yang

Page 14: Askep hipertensi

tepat. Bantu klien untuk

mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial

Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan

Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek

Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai

Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang

Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas

Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas

Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan

Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual

Page 15: Askep hipertensi

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Psikologis

( usia tua, kecemasan, agen biokimia, suhu tubuh, pola aktivitas,

depresi, kelelahan, takut, kesendirian), Lingkungan ( kelembaban,

kurangnya privacy/kontrol tidur, pencahayaan, medikasi (depresan,

stimulan),kebisingan). Fisiologis : (Demam, mual, posisi, urgensi

urin)

Diagnosa Keperawatan/

Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan:- Psikologis : usia tua,

kecemasan, agen biokimia, suhu tubuh, pola aktivitas, depresi, kelelahan, takut, kesendirian.

- Lingkungan : kelembaban, kurangnya privacy/kontrol tidur, pencahayaan, medikasi (depresan, stimulan),kebisingan.

Fisiologis : Demam, mual, posisi, urgensi urin. DS:- Bangun lebih

awal/lebih lambat- Secara verbal

menyatakan tidak fresh sesudah tidur

DO :

NOC: Anxiety Control Comfort Level Pain Level Rest : Extent and

Pattern Sleep : Extent ang

PatternSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. gangguan pola tidur pasien teratasi dengan kriteria hasil: Jumlah jam tidur

dalam batas normalPola tidur,kualitas

dalam batas normalPerasaan fresh

sesudah tidur/istirahatMampu

mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan tidur

NIC :Sleep Enhancement- Determinasi efek-

efek medikasi terhadap pola tidur

- Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat

- Fasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur (membaca)

- Ciptakan lingkungan yang nyaman

- Kolaburasi pemberian obat tidur

Page 16: Askep hipertensi

- Penurunan kemempuan fungsi

- Penurunan proporsi tidur REM

- Penurunan proporsi pada tahap 3 dan 4 tidur.

- Peningkatan proporsi pada tahap 1 tidur

- Jumlah tidur kurang dari normal sesuai usia

Page 17: Askep hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

Corwin Elisabeth J., 2000, Pathofisiologi, EGC, Jakarta.

Doenges, Moorhouse & Geisser, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan,

EGC, Jakarta.

Kapita selecta kedokteran /editor, Mansjoer arief....(et al) edisi.3, Jakarta :

Media Aeskulapius,2000

Ahern Nancy R & Wilkinson Judith. M. Buku Saku Diagnosis

Keperawatan. Edisi Revisi. EGC. Jakarta, 2002

W Sudoyo Aru, dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam, Jilid 2 Edisi 4.

Jakarta: FKUI 2007.