Askep hipertensi
-
Upload
joko-purnomo -
Category
Documents
-
view
222 -
download
5
Transcript of Askep hipertensi
HIPERTENSI
I. KONSEP DASAR MEDIS
A. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan dara antara resistant sistoliknya diatas
140mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi manula,
hipertensi didefenisikan sebagai tekana sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 93 mmHg (Brunner and Suddrat).
B. Etiologi
Menurut penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua yaitu :
1. hipertensi primer/ hipertensi esensial / hipertensi idiopati.
a. Kira-kira 70 – 90 % hipertensi yang ada dimasyarakat.
b. Diduga ada kaitannya dengan faktor :
psikis/stress
Genetik
Obesitas
Stress lingkungan
Menurunnya elasitas pembuluh daah
Merokok
Peminum alkohol.
c.
2. Hipertensi Sekunder
a. penyebabnya diketahui
b. menunjukkan keluhan dan gejala yang jelas
c. penyakit yang merupakan penyebab antara lain :
penyakit jantung
penyakit endokrin
penyakit ginjal, contoh : glomerulonefritis
kehamilan contoh : tuksemia gravidarium
otak contoh : trauma dan peningkatan TIK
pengaruh sekunder obat-obatan seperti kontrasepsi oral.
Dsb.
C. Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO
1. tekanan darah normal, yaitu bila sistolik ≤140 mmHg dan diastolik
≤90 mmHg
2. tekanan darah berbatasan (border, line) yaitu bila tekanan darah
sistolik 141-149 mmHg dan diastolik 91- 94 mmHg.
3. tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik ≥ 160 mmHg
dan diastolik ≥ 93 mmHg.
D. Faktor Resiko
1. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dan hipertensi
2. Pria 35 – 55 tahun dan wanita >50 tahun atau sesudah menopause
3. Kebanyakan mengkonsumsi garam/ natrium/ sodium
4. Sumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis) disebabkan oleh
berbagai hal, seperti merokok, kadar lipid dan kolestrol serum
meningkat, capein, DM dan seabagainya
5. Faktor emosional
6. Gaya hidup yang monoton
7. Kegemukan
8. Pemakaian kontrasepsi oral, dan estrogen
E. Patofisiologi
Hipertensi Primer Penyebab multifaktorial natrium, aldosteron,
norephineprin, lingkungan genetik.
Meningkatnya resistensi pembuluh perifer sebagai akibat stimulasi
simpatis dan sekreni renin.
GFR Renin Angiotensinogen
Stimulasi
Simpatis Angiotensin I
Angiotensin II
Vasokonstriksi Sekresi Aldosteron
Resistensi perifer Retensi Na & Air
Edema
Tekanan Darah
F. Tanda dan Gejala
1. Awal : Hipertensi tidak memberikan manifestasi klinik
pada tahap awal.
2. Lebih lanjut Keluhan nyeri kepala terutama bagian
psipital yang sering terjadi pada pagi hari.
3. Nyeri kepala Spasme/oklusi pembuluh darah serebral.
4. Fatigue
5. Pusing
6. Palpitasi
7. Mata berkunang-kunang
8. Epistaksis
9. Gangguan retina
10. Pembesaran jantung
11. Perubahan neurologis gg. Pembuluh darah serebral.
12. Peningkatan berat badan.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Urinasis terutama untuk deteksi
adanya darah, protein dan gula.
2. Kimia darah untuk K,
Kreatinin, gula darah puasa, total kolesterol
3. EKG
4. Radiologi ; foto dada
5. Kolesterol : HDL, LDL,
trigleserida atau asam urat
6. USG pembuluh darah besar
7. USG ginjal bila diduga
kelainan pada ginjal
8. Plasma renin Activity (PRA)
clolosteron, katekolamin, urine.
H. Komplikasi
Sebagai akibat yang berkepanjangan adalah
1. Insufisiensi koroner dan pengambatan
2. Kegagalan jantung
3. Kegagalan ginjal
4. Gangguan pernafasan
I. Pelaksanaan
1. Non-farmakologis
Pembatasan natrium, penurunan BB/latihan, pembatasan
alcohol, penghentian merokok, menghilangkan stress
2. Farmakologik\
Sesuai dengan rekomendasi WHO/ISH dengan mengingat
kondisi pasien, sasarkan pertimbangan dan prisif sebagai berikut:
a. Mulai dosis rendah yang tersedia, naikkan bila respon belum
belum optimal, contoh agen beta bloker ACE.
b. Kombinasi dua obat, dosis rendah lebih baik dari pada satu
obat dosis tinggi. Contoh: diuretic dengan beta bloker.
c. Bila tidak ada respon satu obat, respon minim atau ada efek
samping ganti DHA yang lain
d. Pili yang kerja 24 jam, sehingga hanya sehari sekali yang akan
meningkatkan kepatuhan.
e. Pasien dengan DM dan insufistensi ginjal terapi mula lebih dini
yaitu pada tekanan darah normal tinggi.
II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Riwayat Keperawatan
1. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup otonom
Tanda : Frekuensi jantung monoton
Perubahan irama jantung
Takipnea
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi ,aterosklerosis, penyakit jantung
koroner/katup dan penyakit serebrovaskuler.
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postulih
Nadi, denyut jelas dari karotis, jugularis, radialis,
perbedaan
denyut seperti, denyut femoral melambat sebagai
konfensasi
denyutan radialis.
Denyut apika : PMI kemungkinan bergeser dan /menguat
Frekuensi/irama : takikardia, berganti distrimia
Bunyi jantung : Terdengar S2 pada dasar, S3 (CHF), S4
(pergeseran vemtrikel kiri)
Ekstensitas : Perubahan warna kulit, suhu dingin, pengisian
kapiler mungkin lambat, kulit pucat sianosis dan
diaforesisi, kerusakan.
3. Integritas ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, factor
stress/multiple
Tanda : Letupan suasana hati, otot muka tegang, gerakan fisik
cepat,
peningkatan pola bicara, gelisa, tengisan yang meledak.
4. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini/yang lalu
5. Makanan/cairan
Gejala : makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan
tinggi
garam tinggi lemak, tinggi kolesterol, gula “yang
berwarna
hitam : kandungan tinggi kalori mual dan muntah.
Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat/turun)
Riwayat penggunaan diuretic
Tanda : BB normal atau obesitas
6. Neurosensori
Gejala : Keluhan pening/pusing
Berdenyut, sakit kepala sub obsipital
Episode kebas dan / atau kelemahan pada satu sisi tubuh
Gangguan penglihatan
Episode Epiteksisi
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina (penyakit arteri koroner / keterlibatab jantung)
Nyeri hilang timbul pada tungkai
Sakit kepala oksipital nyeri abdomen/massa
8. Pernafasan
Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja
Takipnea, ortopnea, dispnea proksimal
Batuk dengan/tenpa pembentukan sputum
Riwayat merokok
Tanda : Distres respirasi/penggunaan otot aksesoris pernafasan
Benyi nafas tambahan
9. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan
Hipotensi postural
10. Pembelajaran/penyuluhan
Gejala : Faktor-faktor resiko keluarga : hipertensi, Aterosklerosis,
penyakit jantung, DM, Penyakit cerebrovaskuler/ginjal
Faktor-faktor resiko Pil KB/ hormon lain, obat –obatan dan
alkohol
11. Pemeriksaan
a. Hb/Ht (Mengkaji hubungan dari peningkatan dan penurunan)
b. Bun/Kreatinin (Tentang fungsi ginjal)
c. Glukosa (Hipoglikemia dapat mengidentifikasi adanya aldosteron
utama sebagai penyebab)
d. Kolesterol dan trigkeserida (Resiko pembentukan ateromotor
serum)
e. Pemeriksaan tiroid hipertiroidisme (vasokontriksi intervensi)
f. Asam urat (Hiksurisemia telah menjadi implikasi sebagai fakta
resiko hipertensi)
g. IVP (mengidentifikasi penyebab hipertensi)
h. Foto dada (dapat menunjukkan obstruksi klasifikasi pada area
katub pembesaran jantung)
i. CT scan 9Mengkaji tumor cerebral, ensepalopati)
j. EKG (Mengidentifikasi pembesaran jantung pola tegangan,
gangguan konduksi)
B. Diagnosa Keperawatan
Pendiagnosaan keperawatan berdasarkan NANDA (Nursing
Diagnosis)
1. Penurunan curah jantung b/d gangguan irama jantung,
stroke volume, pre load dan afterload, kontraktilitas jantung.
2. Nyeri akut berhubungan dengan Agen injuri (biologi,
kimia, fisik, psikologis), kerusakan jaringan
3. Intoleransi aktivitas Berhubungan dengan Tirah Baring
atau imobilisasi, Kelemahan menyeluruh, Ketidakseimbangan
antara suplay oksigen dengan kebutuhan. Gaya hidup yang
dipertahankan.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Psikologis
( usia tua, kecemasan, agen biokimia, suhu tubuh, pola aktivitas,
depresi, kelelahan, takut, kesendirian), Lingkungan ( kelembaban,
kurangnya privacy/kontrol tidur, pencahayaan, medikasi (depresan,
stimulan),kebisingan). Fisiologis : (Demam, mual, posisi, urgensi
urin)
C. Rencana Tidakan Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b/d gangguan irama jantung,
stroke volume, pre load dan afterload, kontraktilitas jantung.
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Penurunan curah jantung b/d gangguan irama jantung, stroke volume, pre load dan afterload, kontraktilitas jantung.
NOC : Cardiac Pump
effectiveness Circulation Status Vital Sign Status Tissue perfusion:
NIC :Evaluasi adanya
nyeri dada Catat adanya
disritmia jantungCatat adanya tanda
DO/DS:- Aritmia, takikardia,
bradikardia- Palpitasi, oedem- Kelelahan- Peningkatan/
penurunan JVP- Distensi vena
jugularis- Kulit dingin dan
lembab- Penurunan denyut
nadi perifer- Oliguria, kaplari
refill lambat- Nafas pendek/ sesak
nafas- Perubahan warna
kulit- Batuk, bunyi
jantung S3/S4- Kecemasan
periferSetelah dilakukan asuhan selama………penurunan kardiak output klien teratasi dengan kriteria hasil: Tanda Vital dalam
rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi)
Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
Tidak ada penurunan kesadaran
AGD dalam batas normal
Tidak ada distensi vena leher
Warna kulit normal
dan gejala penurunan cardiac putput
Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
Monitor balance cairan
Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
Monitor toleransi aktivitas pasien
Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu
Anjurkan untuk menurunkan stress
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung
Monitor frekuensi dan irama pernapasan
Monitor pola pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
Jelaskan pada pasien tujuan dari pemberian oksigen
Sediakan informasi untuk mengurangi stress
Kelola pemberian obat anti aritmia, inotropik, nitrogliserin dan vasodilator untuk mempertahankan kontraktilitas jantung
Kelola pemberian antikoagulan untuk mencegah trombus perifer
Minimalkan stress lingkungan
2. Nyeri akut berhubungan dengan Agen injuri (biologi,
kimia, fisik, psikologis), kerusakan jaringan
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Nyeri akut berhubungan dengan: Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis), kerusakan jaringan
DS:- Laporan secara
verbal DO:- Posisi untuk
menahan nyeri - Tingkah laku
NOC : Pain Level, pain control, comfort levelSetelah dilakukan tinfakan keperawatan selama …. Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk
NIC : Lakukan pengkajian
nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
berhati-hati- Gangguan tidur
(mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)
- Terfokus pada diri sendiri
- Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang)
- Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)
- Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)
- Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu makan dan minum
mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
Tidak mengalami gangguan tidur
dukungan Kontrol lingkungan
yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……...
Tingkatkan istirahat Berikan informasi
tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
3. Intoleransi aktivitas Berhubungan dengan Tirah Baring
atau imobilisasi, Kelemahan menyeluruh, Ketidakseimbangan
antara suplay oksigen dengan kebutuhan. Gaya hidup yang
dipertahankan.
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Intoleransi aktivitas Berhubungan dengan Tirah Baring atau imobilisasi, Kelemahan menyeluruh, Ketidakseimbangan antara suplei oksigen dengan kebutuhan, Gaya hidup yang dipertahankan.DS: Melaporkan
secara verbal adanya kelelahan atau kelemahan.
Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat beraktivitas.
DO :
Respon abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap aktifitas
Perubahan ECG : aritmia, iskemia
NOC : Self Care : ADLs Toleransi aktivitas Konservasi eneergiSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. Pasien bertoleransi terhadap aktivitas dengan Kriteria Hasil : Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
Keseimbangan aktivitas dan istirahat
NIC : Observasi adanya
pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan progran terapi yang
tepat. Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial
Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Psikologis
( usia tua, kecemasan, agen biokimia, suhu tubuh, pola aktivitas,
depresi, kelelahan, takut, kesendirian), Lingkungan ( kelembaban,
kurangnya privacy/kontrol tidur, pencahayaan, medikasi (depresan,
stimulan),kebisingan). Fisiologis : (Demam, mual, posisi, urgensi
urin)
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Gangguan pola tidur berhubungan dengan:- Psikologis : usia tua,
kecemasan, agen biokimia, suhu tubuh, pola aktivitas, depresi, kelelahan, takut, kesendirian.
- Lingkungan : kelembaban, kurangnya privacy/kontrol tidur, pencahayaan, medikasi (depresan, stimulan),kebisingan.
Fisiologis : Demam, mual, posisi, urgensi urin. DS:- Bangun lebih
awal/lebih lambat- Secara verbal
menyatakan tidak fresh sesudah tidur
DO :
NOC: Anxiety Control Comfort Level Pain Level Rest : Extent and
Pattern Sleep : Extent ang
PatternSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. gangguan pola tidur pasien teratasi dengan kriteria hasil: Jumlah jam tidur
dalam batas normalPola tidur,kualitas
dalam batas normalPerasaan fresh
sesudah tidur/istirahatMampu
mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan tidur
NIC :Sleep Enhancement- Determinasi efek-
efek medikasi terhadap pola tidur
- Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
- Fasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur (membaca)
- Ciptakan lingkungan yang nyaman
- Kolaburasi pemberian obat tidur
- Penurunan kemempuan fungsi
- Penurunan proporsi tidur REM
- Penurunan proporsi pada tahap 3 dan 4 tidur.
- Peningkatan proporsi pada tahap 1 tidur
- Jumlah tidur kurang dari normal sesuai usia
DAFTAR PUSTAKA
Corwin Elisabeth J., 2000, Pathofisiologi, EGC, Jakarta.
Doenges, Moorhouse & Geisser, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan,
EGC, Jakarta.
Kapita selecta kedokteran /editor, Mansjoer arief....(et al) edisi.3, Jakarta :
Media Aeskulapius,2000
Ahern Nancy R & Wilkinson Judith. M. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan. Edisi Revisi. EGC. Jakarta, 2002
W Sudoyo Aru, dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam, Jilid 2 Edisi 4.
Jakarta: FKUI 2007.