ASKEP Hemofilia

13
HEMOFILIA A. Definisi / Pengertian Hemofilia adalah penyakit koagulasi darah kongenital karena anak kekurangan faktor pembekuan VIII (Hemofilia A) atau faktor IX (Hemofilia B). B. Etiologi Penyebab Hemofilia adalah karena anak kekurangan faktor pembekuan VIII (Hemofilia A) atau faktor IX (Hemofilia B). C. Pathofisiologi Hemofilia merupakan penyakit kongenital yang diturunkan oleh gen resesif x-linked dari pihak ibu. Faktor VIII dan faktor IX adalah protein plasma yang merupakan komponen yang diperlukan untuk pembekuan darah, faktor-faktor tersebut diperlukan untuk pembentukan bekuan fibrin pada tempat pembuluh cidera. Hemofilia berat terjadi apabila konsentrasi faktor VIII dan faktor IX plasma kurang dari 1 %. Hemofilia sedang jika konsentrasi plasma 1 % - 5 %. Hemofilia ringan apabila konsentrasi plasma 5 % - 25 % dari kadar normal.

description

lp hemofilia

Transcript of ASKEP Hemofilia

Page 1: ASKEP Hemofilia

HEMOFILIA

A. Definisi / Pengertian

Hemofilia adalah penyakit koagulasi darah kongenital karena anak

kekurangan faktor pembekuan VIII (Hemofilia A) atau faktor IX (Hemofilia

B).

B. Etiologi

Penyebab Hemofilia adalah karena anak kekurangan faktor pembekuan VIII

(Hemofilia A) atau faktor IX (Hemofilia B).

C. Pathofisiologi

Hemofilia merupakan penyakit kongenital yang diturunkan oleh gen resesif x-

linked dari pihak ibu.

Faktor VIII dan faktor IX adalah protein plasma yang merupakan komponen

yang diperlukan untuk pembekuan darah, faktor-faktor tersebut diperlukan

untuk pembentukan bekuan fibrin pada tempat pembuluh cidera.

Hemofilia berat terjadi apabila konsentrasi faktor VIII dan faktor IX plasma

kurang dari 1 %.

Hemofilia sedang jika konsentrasi plasma 1 % - 5 %.

Hemofilia ringan apabila konsentrasi plasma 5 % - 25 % dari kadar normal.

Manifestasi klinis yang muncul tergantung pada umur anak dan deficiensi

faktor VIII dan IX.

Hemofilia berat ditandai dengan perdarahan kambuhan, timbul spontan atau

setelah trauma yang relatif ringan.

Tempat perdarahan yang paling umum di dalam persendian lutut, siku,

pergelangan kaki, bahu dan pangkal paha.

Otot yang tersering terkena adalah flexar lengan bawah, gastrak nemius, &

iliopsoas.

Page 2: ASKEP Hemofilia

D. Manifestasi Klinis / Tanda dan gejala

1. Masa Bayi (untuk diagnosis)

a. Perdarahan berkepanjangan setelah sirkumsisi

b. Ekimosis subkutan di atas tonjolan-tonjolan tulang (saat berumur 3-4

bulan)

c. Hematoma besar setelah infeksi

d. Perdarahan dari mukosa oral.

e. Perdarahan Jaringan Lunak

2. Episode Perdarahan (selama rentang hidup)

a. Gejala awal : nyeri

b. Setelah nyeri : bengkak, hangat dan penurunan mobilitas)

3. Sekuela Jangka Panjang

Perdarahan berkepanjangan dalam otot menyebabkan kompresi saraf dan

fibrosis otot.

E. Komplikasi

1. Artropati progresif, melumpuhkan

2. Kontrakfur otot

3. Paralisis

4. Perdarahan intra kranial

5. Hipertensi

6. Kerusakan ginjal

7. Splenomegali

8. Hepatitis

9. AIDS (HIV) karena terpajan produk darah yang terkontaminasi.

10. Antibodi terbentuk sebagai antagonis terhadap faktor VIII dan IX

11. Reaksi transfusi alergi terhadap produk darah

12. Anemia hemolitik

13. Trombosis atau tromboembolisme

Page 3: ASKEP Hemofilia

F. Uji Laboratorium dan Diagnostik

1. Uji Laboratorium (uji skrining untuk koagulasi darah)

a. Jumlah trombosit (normal)

b. Masa protrombin (normal)

c. Masa trompoplastin parsial (meningkat, mengukur keadekuatan faktor

koagulasi intrinsik)

d. Masa perdarahan (normal, mengkaji pembentukan sumbatan trombosit

dalam kapiler)

e. Assays fungsional terhadap faktor VIII dan IX (memastikan

diagnostik)

f. Masa pembekuan trompin

2. Biapsi hati (kadang-kadang) digunakan untuk memperoleh jaringan untuk

pemeriksaan patologi dan kultur.

3. Uji fungsi hati (SGPT, SGOT, Fosfatase alkali, bilirubin)

Page 4: ASKEP Hemofilia

Lampiran 1

Mekanisme Pembekuan Darah Intrinsik

XII XII teraktivasi

(HMW kinogen, prekalikren) XI XI teraktivasi Ca++

IX IX teraktivasi

VIII Ca++

Thrombin

X X Teraktivasi

Fasfolipid Trombosit Trombin

AktivatorProtrombin

Protrombin Trombin

Ca++

Lampiran 2

Kerusakan darah atau Berkontak dengan kologen

Page 5: ASKEP Hemofilia

Pathway Hemofilia

Kerusakan darah atau Berkontrak dengan kolagen

XII XII teraktivasi

(HMW kinogen, prekalikren)

XI XI teraktivasiCa++

Hemofilia Tanpa IX IX tidak teraktivasiTanpa VIII

Fasfolipid Trombosit

Trombin tidak terbentuk

Perdarahan

Jaringan & sendi Sintesa energi terganggu

Nyeri Mobilitas terganggu

Syok Risiko injuri

Inefektif Koping Keluarga

G. Pengkajian Keperawatan

Page 6: ASKEP Hemofilia

1. Pengkajian sistem neurologik

a. Pemeriksaan kepala

b. Reaksi pupil

c. Tingkat kesadaran

d. Reflek tendo

e. Fungsi sensoris

2. Hematologi

a. Tampilan umum

b. Kulit : (warna pucat, petekie, memar, perdarahan membran mukosa

atau dari luka suntikan atau pungsi vena)

c. Abdomen (pembesaran hati, limpa)

3. Kaji anak terhadap perilaku verbal dan nonverbal yang mengindikasikan

nyeri

4. Kaji tempat terkait untuk menilai luasnya tempat perdarahan dan

meluasnya kerusakan sensoris, saraf dan motoris.

5. Kaji kemampuan anak untuk melakukan aktivitas perawatan diri (misal :

menyikat gigi)

6. Kaji tingkat perkembangan anak

7. Kaji Kesiapan anak dan keluarga untuk pemulangan dan kemampuan

menatalaksanakan program pengobatan di rumah.

8. Kaji tanda-tanda vital (TD, N, S, Rr).

H. Diagnosa Keperawatan

1. Risiko injuri b.d perdarahan

2. Nyeri b.d perdarahan dalam jaringan dan sendi

3. Risiko kerusakan mobilitas fisik b.d efek perdarahan pada sendi dan

jaringan lain.

4. Perubahan proses keluarga b.d anak menderita penyakit serius

I. Intervensi Keperawatan

Page 7: ASKEP Hemofilia

DP I

Tujuan : Menurunkan risiko injuri

Intervensi :

1. Ciptakan lingkungan yang aman dan memungkinkan proses pengawasan

2. Beri dorongan intelektual / aktivitas kreatif

3. Dorong OR yang tidak kontak (renang) dan gunakan alat pelindung : helm

4. Dorong orang tua anak untuk memilih aktivitas yang dapat diterima dan

aman

5. Ajarkan metode perawatan / kebersihan gigi.

6. Dorong remaja untuk menggunakan shaver hindari ROM pasif setelah

episode perdarahan akut.

7. Beri nasehat pasien untuk mengenakan identitas medis.

8. Beri nasehat pasien untuk tidak mengkonsumsi aspirin, bisa disarankan

menggunakan Asetaminofen.

DP I

Tujuan : Sedikit atau tidak terjadi perdarahan

Intervensi :

1. Sediakan dan atur konsentrat faktor VIII + DDAVP sesuai kebutuhan.

2. Berikan pendidikan kesehatan untuk pengurusan penggantian faktor darah

di rumah.

3. Lakukan tindakan suportif untuk menghentikan perdarahan

Beri tindakan pada area perdarahan 10 – 15 menit.

Mobilisasi dan elevasi area hingga diatas ketinggian jantung.

Gunakan kompres dingin untuk vasokonstriksi.

DP II

Tujuan : Pasien tidak menderita nyeri atau menurunkan intensitas atau

skala nyeri yang dapat diterima anak.

Intervensi :

Page 8: ASKEP Hemofilia

1. Tanyakan pada klien tengtang nyeri yang diderita.

2. Kaji skala nyeri.

3. Evaluasi perubahan perilaku dan psikologi anak.

4. Rencanakan dan awasi penggunaan analgetik.

5. Jika injeksi akan dilakukan, hindari pernyataan “saya akan memberi kamu

injeksi untuk nyeri”.

6. Hindari pernyataan seperti “obat ini cukup untuk orang nyeri”.

7. “Sekarang kamu tidak membutuhkan lebih banyak obat nyeri lagi”.

8. Hindari penggunaan placebo saat pengkajian/ penatalaksanaan nyeri.

DP III

Tujuan : Menurunkan resiko kerusakan mobilitas fisik.

Intervensi :

1. Elevasi dan immobilisasikan sendi selama episode perdarahan.

2. Latihan pasif sendi dan otot.

3. Konsultasikan dengan ahli terapi fisik untuk program latihan.

4. Konsultasikandengan perawat kesehatan masyarakat dan terapi fisik untuk

supervisi ke rumah.

5. Kaji kebutuhan untuk manajemen nyeri.

6. Diskusikan diet yang sesuai.

7. Support untuk ke ortopedik dalm rehabilitasi sendi.

DP IV

Tujuan : Klien dapat menerima support adekuat.

Intervensi :

1. Rujuk pada konseling genetik untuk identifikasi kerier hemofilia dan

beberapa kemungkinan yang lain.

2. Rujuk kepada agen atau organisasi bagi penderita hemofilia.

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: ASKEP Hemofilia

1. Cecily. L Betz, 2002, Buku Saku Keperawatan Pediatri, Alih bahasa Jan

Tambayong, EGC, Jakarta.

2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 1985, Buku Kuliah Ilmu

Kesehatan Anak 1, Infomedika, Jakarta.

3. Sodeman, 1995, Patofisiologi Sodeman : Mekanisme Penyakit, Editor, Joko

Suyono, Hipocrates, Jakarta.

4. Arif M, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Jilid 2, Media

Aesculapius, FKUI, Jakarta.