askep Gea

18

Click here to load reader

description

askep

Transcript of askep Gea

Page 1: askep Gea

tBAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR MEDIK

1. Pengertian

a. Gastroenteritis (Diare) menurut Hippocrates adalah buang air besar

dengan frekuensi yang tidak normal (meningkat) dan konsistensi tinja

yang lebih lembek atau cair. (Majalah Kesehatan, 2006)3 (Hal. 15)

b. Gastroenteritis (Diare) menurut WHO (1980) adalah buang air besar encer

atau cair lebih dari tiga kali sehari. (Mansjoer Arief, dkk, 2001)5 (Hal.501)

c. Gastroenteritis (Diare) adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara

berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air

besar dengan bentuk tinja encer dan cair ( Suriadi SKp, 2001 )2 (Hal. 83).

d. Gastroenteritis (Diare) akut adalah kondisi dimana terjadi frekuensi

defekasi yang abnormal (lebih dari 3 kali/hari), serta perubahan dalam isi

(lebih dari 200 g/hari) dan konsistensi (feses cair). (Smeltzer Suzanna. C.

dkk, 2002)6 (Hal. 1093)

e. Gastroenteritis (Diare) adalah defekasi encer lebih dari tigfa kali sehari

dengan/tanpa darah dan/atau lender dalam tinja. (Mansjoer Arief, dkk,

2000).4 (Hal. 470)

Page 2: askep Gea

f. Gastroenteritis (Diare) akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan

berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya

sehat. (Mansjoer Arief, dkk, 2000) 4 (Hal. 470)

g. Gastroenteritis (Diare) adalah meningkatnya frekuensi buang air bersih,

konsistensi faeces menjadi cair, dan perut terus mules ingin buang air

besar.( Suyono Slamet. dkk, 2001)7 (Hal. 91)

h. Gastroenteritis (Diare) akut adalah diare yang awalnya mendadak dan

berlangsung singkat, dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari..

(Mansjoer Arief, dkk, 2001)5 (Hal. 500)

i. Gastroenteritis (Diare) akut adalah inflamasi lambung dan usus yang

disebabkan oleh berbagai bakteri, virus dan patogen parasitik. (Wong

Donna. L, 2004)1 (Hal. 492)

2. Etiologi

Secara klinis diare disebabkan oleh :

a. Infeksi virus meliputi ; Infeksi karena bakteri, virus, parasit (Protozoa)

b. Aabsorbsi

c. Alergi

d. Keracunana

e. Imunodefisiensi

f. Sebab-sebab lain. (Majalah kesehatan, 2006)3 (Hal. 16)

Penyebab Infeksius Gastroenteritis (Diare) akut adalah :

Page 3: askep Gea

a. Agen Viral

1. Rotavirus

2. Organisme Norwlklike

b. Agen bakterial

1. Escherichia coli

2. Kelompok Salmonella

3. S. Typhi

4. Kelompok Shigella

5. Yarsinia enterocolitica

6. Kelompok Vibrio Cholerae (Kolera)

7. Clostridium difficile

c. Keracunan makanan

1. Staphilococcus

2. Clostridium

3. Clostridium botulinum. (Wong Donna. L, 2004)1 (Hal. 492-495)

3. Anatomi fisiologi Sistem Pencernaan

Saluran pencernaan berawal dari rongga mulut berlanjut ke esophagus

dan lambung, makanan sementara disimpang di lambung sampai disaluran

usus halus. Usus halus dibagi 3 bagian yaitu duodenum, jejenum, dan ileum.

Pencernaan dan penyerapan makanan berlangsung terutama di usus halus, dari

Page 4: askep Gea

usus halus makanan disalurkan ke usus besar yang terdiri dari kolon dan

rektum. Organ tambahan ( hati, pankreas, kandung empedu dan apendiks ).

Saluran pencernaan terdiri beberapa lapisan jaringan yaitu lapisan

mukosa untuk sekresi yang paling dalam, lapisan jaringan ikat submukosa,

lapisan otot polos serkural dan longitudinal dan suatu membran serosa yang

terletak paling luar disebut peritenium. Lapisan ini dihilangkan satu sama lain

secara fisik dan melalui hubungan saraf.

Gambar dibawah ini memberikan penjelasan tentang proses

pencernaan pada manusia

4. Patofisiologi

a. Meningkatnya motalitas dapat cepatnya pengosongan pada intestinal

merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan

elektrolit yang berlebihan.

b. Cairan, sodium, potasium dan bukarbonat berpindah dari rongga

ekstraseluler ke dalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi

kekurangan elektrolit, dan dapat terjadi asidosis metabolik

c. Diare terjadi merupakan proses dari ;

1. Transport aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke

dalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan

meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang

masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area

Page 5: askep Gea

permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi

gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.

2. Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk

mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini

terjadi pada sindrom malabsorbsi.

3. Meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan

absorbsi intestinal.2 (Hal. 83-84)

5. Klasifikasi Diare

No Klasifikasi Diare Penjelasan

a) Diare Ringan Frekuensi buang air besar 2-3 x/hari, faeces encer, demam,

tidur terganggu, rewel, kehilangan cairan sampai 5% dari

berat badan, dehidrasi ringan.

b) Diare Sedang Kejadian secara perlahan-lahan dengan ciri-ciri seperti

dehidrasi ringan, kehilangan cairan 5-10% dari berat

badan.

c) Diare Berat Kejadian secara tiba-tiba, resiko kematian pada bayi dan

anak sangat tinggi, frekuensi buang air besar 2-12 x/hari,

warna faeces kehijauan dan encer, terdapat mukus dan

darah, demam tinggi, vomiting, anorexia, kram abdomen,

stupor, intable konvulsi, dehidrasi berat, kehilangan cairan

10-15% dari berat badan perawatan anak)

6. Manifestasi klinis

a. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer

b. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi ; turgor kulit jelek (elastisitas kulit

menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering.

Page 6: askep Gea

c. Keram abdominal

d. Demam

e. Mual dan muntah

f. Anorexia

g. Lemah

h. Pucat

i. Perubahan tanda-tanda vita ; nadi dan pernafasan cepat

j. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine.2 (Hal. 86)

7. Komplikasi

a. Dehidrasi

b. Hipokalemia

c. Hipokalsemia

d. Cardaic dysrhythmias akibat Hipokalemia dan Hipokalsemia

e. Hiponatremi

f. Syok hipovolemik

g. Asidosis.2 (Hal. 86)

8. Pemeriksaan Diagnostik

a. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan

b. Kultur tinja

c. Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinine, dan glukosa

d. Pemeriksaan tinja ; pH, lekosit, glukosa, dan adanya darah.2 (Hal. 86)

Page 7: askep Gea

9. Penatalaksanan Terapeutik

a. Penangan fokus pada penyebab

b. Pemberi cairan dan elektrolit ; oral (seperti ; Pedyalit atau oralit), atau

terapi parenteral.

c. Pada bayi, pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari ASI.2 (Hal.

86).

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu,

keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan/ proses kehidupan yang aktual

atau potensial.

Diagnosa yang timbul pada pasien dengan diare :

a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare

b. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

intake yang tidak adekuat

c. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan frekuensi defekasi

yang berlebihan (diare)

d. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang informasi

e. Kecemasan orang tua berhubungan dengan penurunan status kesehatan.

1 Perencanaan

Tujuan tahap perencanaan yakni memberikan kesempatan pada

perawat, klien, keluarga dan orang terdekat

Page 8: askep Gea

Adapun rencana keperawatan pada diare adalah sebagai berikut :

a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d diare

Tujuan : Klien dapat menunjukkan masukan dan keluaran yang

seimbang.

Intervensi :

1) Pantau gejala dan tanda dehidrasi

R/ Proporsi faeces yang cepat melalui usus mengurangi absobsi air.

Volume sirkulasi yang rendah menyebabkan kekeringan membran

mukosa dan rasa haus

2) Pantau masukan dan keluaran dengan cermat

R/ Catat masukan dan keluaran membantu mendeteksi tanda dini

ketidakseimbangan cairan.

3) Pantau ketidakseimbangan elektrolit

R/ Proporsi faeces yang cepat melalui usus mengurangi absorbsi

elektrolit

4) Anjurkan orang tua untuk memberi cairan sering dan dalam jumlah

kecil

R/ Mengganti kehilangan cairan pada diare

5) Kolaborasi pada dokter untuk terapi

b. Anti diare

R/ Menurunkan kehilangan cairan dari usus

c. Beri cairan / iv

Page 9: askep Gea

R/ Adanya penurunan masukan/ banyak kehilangan, penggunaan

parerenteral dapat meperbaiki kebutuhan cairan

b. Gangguan Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

intake yang tidak adekuat.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi cukup, dengan kriteria berat badan naik,

anak mau makan

Intervensi :

1) Kaji pola makan dan frekuensi makan anak untuk mengetahui tingkat

selera makan

R/ Mengetahui tingkat selera makan anak

2) Timbang berat badan tiap hari

R/ Gizi yang baik pada anak ditunjukkan naiknya berat badan

3) Beri He tentang manfaat gizi seimbang

R/ Gizi seimbang dapat mempercepat penyembuhan dan sangat

dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan.

4) Kolaborasi pemberian obat nafsu makan

R/ Meningkatkan asupan nutrisi yang adekuat.

c. Resiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan diare

Tujuan : Integritas kulit tidak terjadi/ dapat dipulihkan kembali dengan

kriteria warna kulit perineal sama dengan sekitarnya dan tidak

terjadi lecet serta kemerahan

Page 10: askep Gea

Intervensi :

1) Instruksikan keluarga klien untuk membersihkan area perineal dengan

air hangat setiap defekasi.

R/ Membersihkan dapat mengontrol bau dan menghilangkan

substansi pengiritasi, sabun dengan parfum cenderung

mengeringkan kulit

2) Keringkan area perineal kemudian usap dengan tissu, berikan

pelindung kulit (salep, cream detisin) pada daerah perineal.

R/ Kertas tissu mengandung minyak yang mepunyai efek

menyejukkan, pelindung kulit, mengurangi kontak kulit perineal

dengan asam dan cairan faeces.

3) Hindari pemberian bedak pada area peineal

R/ Bedak dapat menyebabkan iritasi.

d. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang informasi

Tujuan : Orang tua menunjukkan pemahamannya tentang perawatan yang

baik.

Intervensi :

1) Berikan larutan elektrolit peroral pada anak

R/ Untuk memenuhi cairan tubuh.

2) Ajarkan teknik cuci tangan sebelum dan sesudah ganti popok

R/ Untuk mencegah terjadinya gejala ulang (diare) di rumah

3) Ajarkan pada keluarga untuk melaporkan gejala-gejala diare.

Page 11: askep Gea

R/ Deteksi dini dan pelaporan tanda dehidrasi memungkinkan

intervensi segera untuk mencegah ketidakseimbangan cairan

4) Jelaskan pembatasan diet

R/ Mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih lanjut.

e. Kecemasan orang tua b/d perubahan status kesehatan anak.

Tujuan : Kecemasan perorang hilang dengan kriteria keluarga memahami

penyakit klien, wajah tampak tenang.

Intervensi :

1) Beri kesempatan keluarga untuk mengemukakan perasaannya.

R/ Dengan mengungkapkan perasaaan mempemudah penyelesaian

masalah dan juga memungkinkan perawat mengidentifikasi

kecemasannnya.

2) Gunakan pendekatan tenang, menenangkan bila memberi informasi,

beri dorongan untuk bertanya.

R/ Pemecahan masalah untuk orang yang cemas, karena cemas

merusak kelenjar dan persepsi, penjelasan yang jelas, sederhana

paling baik dipahami.

3) Jelaskan semua tindakan yang diprogramkan dan pemeriksaan

diagnosis

R/ Pengetahuan tentang apa yang diharapkan membantu mengurangi

kecemasan

2 Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan adalah perwujudan dari rencana keperawatan yang

meliputi tindakan-tindakan yang direncanakan oleh perawat. Dalam

Page 12: askep Gea

melaksanakan proses keperawatan harus kerjasama dengan tim kesehatan

yang lain, keluarga klien dan dengan klien sendiri.

Dalam proses keperawatan mencakup 3 hal :

a. Melaksanakan rencana keperawatan.

Segala informasi yang tercakup dalam rencana keperawatan

merupakan dasar atau pedoman dalam intervensi keperawatan

b. Mengidentifikasi reaksi/ tanggapan pasien

Dalam mengidentifikasi reaksi/ tanggapan klien menuntut upaya

yang tidak tergesah-gesah, cermat dan teliti agar menemukan reaksi klien

sebagai akibat tindakan keperawatan dalam mengidentifikasi reaksi yang

mungkin menunjukkan adanya penyimpangan-penyimpangan.

c. Mengevaluasi tanggapan/ reaksi klien

Dengan cara membandingkan syarat-syarat dengan hasil yang

diharapkan. Langkah ini merupakan syarat yang pertama yang dipenuhi

bila perawat telah mencapai tujuan. Syarat yang kedua adalah intervensi

perawatan dapat diterima oleh klien.