askeep DM

44
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme pengaturan gula normal. Pada kondisi normal, kadar gula tubuh akan selalu terkendali, berkisar 70-110 mg/dL, oleh pengaruh kerja hormon insulin yang diproduksi oleh kalenjar pankreas. Setiap sehabis makan, terjadi penyerapan makanan seperti tepung-tepungan (karbohidrat) di usus dan akan kadar gula darah meningkat. Peningkatan kadar gula darah ini akan memicu produksi hormon insulin oleh kalenjar pankreas. Berkat pengaruh hormon insulin ini, gula dalam darah sebagian besar akan masuk ke dalam berbagai macam sel tubuh (terbanyak sel otot) dan akan digunakan sebagai bahan energi dalam sel tersebut. Sel otot kemudian menggunakan gula untuk beberapa keperluan yakni sebagai energi, sebagian disimpan sebagai glikogen dan jika masih ada sisa, sisa sebagian tersebut diubah menjadi lemak dan protein. Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes 1 | Page

description

aaaa

Transcript of askeep DM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes melitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme pengaturan gula

normal. Pada kondisi normal, kadar gula tubuh akan selalu terkendali, berkisar 70-

110 mg/dL, oleh pengaruh kerja hormon insulin yang diproduksi oleh kalenjar

pankreas.

Setiap sehabis makan, terjadi penyerapan makanan seperti tepung-tepungan

(karbohidrat) di usus dan akan kadar gula darah meningkat. Peningkatan kadar gula

darah ini akan memicu produksi hormon insulin oleh kalenjar pankreas.

Berkat pengaruh hormon insulin ini, gula dalam darah sebagian besar akan

masuk ke dalam berbagai macam sel tubuh (terbanyak sel otot) dan akan digunakan

sebagai bahan energi dalam sel tersebut.

Sel otot kemudian menggunakan gula untuk beberapa keperluan yakni sebagai

energi, sebagian disimpan sebagai glikogen dan jika masih ada sisa, sisa sebagian

tersebut diubah menjadi lemak dan protein.

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh

kekurangan hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes

Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-

pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak

dan remaja.

Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan

pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan.

Riwayat keluarga, diet dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan

penderita diabetes tipe 1. Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan

pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test

gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah

mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit.

B. Tujuan Penulisan

1 | P a g e

Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penulisan ini

adalah : “Untuk memperoleh informasi (data) tentang hubungan pola makan dengan

diabetes mellitus”.

C. Manfaat Penulisan

Hasil penulisan ini diharapkan dapat digunakan :

1. Sebagai masukan informasi dan data bagi para mahasiswa keperawatan untuk

meningkatkan penanganan penyakit diabetes mellitus.

2. Menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat serta melatih

kemampuan penulis dalam melakukan penelitian.

2 | P a g e

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh

kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth,

2002).

Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang

disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat

kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau

penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan

peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem

metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi

hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.

B. Etiologi

Penyebab terbanyak dari DM tipe 1 yaitu kehilangan sel beta. Pada diabetes tipe 1

ada kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi

autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh atau malfungsi

kalenjar pankreas, Terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses penyerapan

makanan. Dan juga adanya faktor -faktor yang mempengaruhi, yaitu ; Diabetes tipe I:

a. Faktor genetic

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu

predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan

genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.

b. Faktor-faktor imunologi

Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah

pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang

3 | P a g e

dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel

pulau Langerhans dan insulin endogen.

c. Faktor lingkungan

Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi

sel beta.

C. Klasifikasi

Ada 3 tipe Diabetes Mellitus yang sering ditemukan, yaitu :

1. Diabetes Mellitus tipe 1 (diabetes yang tergantung kepada insulin)

2. Diabettes Mellitus tipe 2 (diabetes yang tidak tergantung kepada insulin, NIDDM)

3. Diabetes mellitus gestasional (GDM)

4. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya

D. Patofisiologi

Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa Inggris: childhood-onset

diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah

diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat

hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM

dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa. Sampai saat ini IDDM tidak

dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan, bahkan dengan diet maupun olah raga.

Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik

saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh

terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada

tahap awal. Fungsi utama hormon insulin dalam menurunkan kadar gula darah secara

alami dengan cara :

- Meningkatkan jumlah kadar gula yang disimpan di dalam hati.

- Merangsang sel – sel tubuh agar menyerap gula

- Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula

Jika insulin berkurang, kadar gula di dalam darah akan meningkat. Gula dalam darah

berasal dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh hati. Sebagian gula

disimpan dan sebagian lagi digunakan untuk tenaga. Disinilah fungsi hormon insulin

sebagai “stabilizer” alami terhadap kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi gangguan

sekresi (produksi) hormon insulin ataupun terjadi gangguan pada proses penyerapan

4 | P a g e

hormon insulin pada sel-sel darah, maka potensi terjadinya diabetes melitus sangat

besar sekali.

E. Manifestasi Klinis

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis

yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan

kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita

kencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau

dikerubuti semut. Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala

dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :

1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia).

3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)

5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki

7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya

10.Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak

sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat

berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan,

terutama pada seorang anak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1.

F. Komplikasi

- Katarak - Ulkus Neurotropik

- Glaukoma - Penyakit Ginjal

- Retinopati - Penyakit pembuluh darah perifer

- Gatal seluruh badan - Penyakit Koroner

- Pruritus Vulvae - Penyakit pembuluh darah otak

- Infeksi bakteri kulit - Hipertensi

5 | P a g e

- Infeksi jamur di kulit - Amiotropi

- Dermatopati - Neuropati perifer

- Neuropati visceral

Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang

tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan

inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan,

akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak

terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.

G. Pemeriksaan Diagnostik

1. Glukosa darah sewaktu

2. Kadar glukosa darah puasa

3. Tes toleransi glukosa

Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)

Bukan DM Belum pasti DM DM

Kadar glukosa darah

sewaktu

- Plasma vena

- Darah kapiler

Kadar glukosa darah

puasa

- Plasma vena

- Darah kapiler

<>

<80

<110

<90

100-200

80-200

110-120

90-110

>200

>200

>126

>110

Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :

1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)

2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)

6 | P a g e

3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75

gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

H. Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin

dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta

neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa

darah normal.

Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :

1. Diet

2. Latihan

3. Pemantauan

4. Terapi (jika diperlukan)

5. Pendidikan

7 | P a g e

BAB III

ASKEP TEORI

Askep Teori

Data dasar pengkajian pasien :

A. Aktivitas/ Istirahat :

Gejala : letih, lemah, sulit bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.

Gangguan tidur/istirahat.

Tanda: takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat/aktivitas.Letargi/disorientasi,

koma, penurunan kekuatan otot

B. Sirkulasi :

Gejala : adanya riwayat hipertensi; IM akut. Klaudikasi, kebas, kesemutan pada

ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama.

Tanda : takikardi, perubahan tekanan darah postural; hipertensi. Nadi yang

menurun/tidak ada, disritmia, krekels, kulit panas, kering, dan kemerahan; bola mata

cekung

C. Integritas Ego :

Gejala : Stres tergantung pada orang lain

Tanda : ansietas, peka rangsang

D. Eliminasi :

Gejala : perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ) diare. Rasa

nyeri/terbakar, kesulitan berkemih, ISK baru/berulang, nyeri abdomen

Tanda : urine encer, pucat, kuning; poliuri urine berkabut, bau busuk (infeksi)

8 | P a g e

abdomen keras, adanya asites, bising usus lemah dan menurun

E. Makanan / Cairan :

Gejala : hilang nafsu makan, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat

Badan, haus, penggunaan dieretic.

Tanda : kulit kering, turgor jelek, kekakuan/distensi abdomen, muntah

pembesaran tiroid, bau halitosis/manis

F. Neurosensori :

Gejala : pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,

parestesia,gangguan penglihatan.

Tanda : disorientasi;mengantuk, letargi, stupor/koma, aktivitas kejang

G. Nyeri / Kenyamanan :

Gejala : Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)

Tanda : wajah meringis dengan palpitas; tampak sangat berhati-hati

H. Pernapasan :

Gejala : merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen

(tergantung adanya infeksi / tidak)

Tanda : lapar udara, frekuensi pernapasan, batuk dengan/tanpa sputum purulen.

I. Keamanan :

Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

Tanda : demam, diaphoresis, kulit rusak, lesi/ulserasi

9 | P a g e

menurunnnya kekuatan umum, parestesia/paralisis otot

J. Seksualitas :

Gejala : rabah vagina (cenderung infeksi) masalah impoten pada pria; kesulitan orgasme

pada wanita

K. Penyuluhan/Pembelajaran :

Gejala : faktor risiko keluarga; DM, stroke, penyakit jantung, hipertensi

Penyembuhan yang lambat

Penggunaanobat seperti steroid, diuretic (tiazid) dilantin dan fenobarbital (dapat

meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetic

Pertimbangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 5,9 hari.

Rencana Pemulangan

Mungkin memerlukan bantuan dalam pengaturan diet, pengobatan, perawatan diri,

pemantauan glukosa darah.

1. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan teori, maka

diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien diabetes mellitus yaitu :

1.Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.

2.Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.

3.Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.

4.Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori berhubungan dengan

ketidakseimbangan glukosa/insulin dan atau elektrolit.

5.Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.

10 | P a g e

2. Rencana Keperawatan

No

Dx

Tujuan Intervensi Rasional

1. Mendemonstrasi

kan hidrasi

adekuat

dibuktikan oleh

tanda vital stabil,

nadi perifer

dapat diraba,

turgor kulit dan

pengisian kapiler

baik, haluaran

urine tepat secara

individu, dan

kadar elektrolit

dalam batas

normal.

1. Pantau tanda – tanda vital

2. Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa.

3. Pantau masukan dan keluaran, catat berat jenis urine.

4. Timbang berat badan setiap hari.

5. Berikan terapi cairan sesuai indikasi.

1. Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia.

2. Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi, atau volume sirkulasi yang adekuat.

3. Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan dari terapi yang diberikan.

4. Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti.

5. Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respons pasien secara

11 | P a g e

2. Mencerna jumlah

kalori/nutrien yang

tepat

Menunjukkan tingkat

energi biasanya

Berat badan stabil atau

bertambah

1. Tentukan program

diet dan pola makan

pasien dan

bandingkan dengan

makanan yang

dapat dihabiskan

oleh pasien.

2. Timbang berat

badan setiap hari

atau sesuai

indikasi

3. Identifikasi

makanan yang

disukai/dikehenda

ki termasuk

kebutuhan

etnik/kultural.

4. Libatkan keluarga

pasien pada

perencanaan

makan sesuai

indikasi.

5. Berikan

pengobatan

insulin secara

teratur sesuai

indikasi.

individual.

1. Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik.

2. Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorbsi dan utilisasinya).

3. Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam perencanaan makan, kerjasama ini dapat diupayakan setelah pulang.

4. Meningkatkan rasa keterlibatannya; memberikan informasi pada keluarga untuk memahami nutrisi pasien.

5. Insulin reguler memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat membantu memindahkan glukosa ke dalam sel.

12 | P a g e

3.

Mengidentifikasi

intervensi untuk

mencegah/menurunka

n resiko infeksi.

Mendemonstrasikan

teknik, perubahan

gaya hidup untuk

mencegah terjadinya

infeksi.

1. Observasi tanda-

tanda infeksi dan

peradangan.

2. Tingkatkan upaya

untuk pencegahan

dengan

melakukan cuci

tangan yang baik

pada semua orang

yang berhubungan

dengan pasien

termasuk

pasiennya sendiri.

3. Pertahankan

teknik aseptik

pada prosedur

invasif.

4. Berikan

perawatan kulit

dengan teratur dan

sungguh-sungguh.

5. Lakukan

perubahan posisi,

anjurkan batuk

efektif dan nafas

dalam.

1. Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan ketoasidosis atau dapat mengalami infeksi nosokomial.

2. Mencegah timbulnya infeksi silang.

3. Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan kuman.

4. Sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan pasien pada peningkatan resiko terjadinya kerusakan pada kulit/iritasi kulit dan infeksi.5.Membantu

dalam

memventilasi

semua daerah

paru dan

memobilisasi

sekret.

13 | P a g e

4.

5.

Mempertahankan

Tingkat

kesadaran/orientasi.

Mengenali dan

Mengkompensasi

adanya kerusakan

sensori.

1. Pantau tanda-

tanda vital dan

status mental.

2. Panggil pasien

dengan nama,

orientasikan

kembali sesuai

dengan

kebutuhannya.

3. Pelihara aktivitas

rutin pasien

sekonsisten

mungkin, dorong

untuk melakukan

kegiatan sehari-

hari sesuai

kemampuannya.

4. Selidiki adanya

keluhan

parestesia, nyeri

atau kehilangan

sensori pada

paha/kaki.

1. Diskusikan dengan

1. Sebagai dasar

Untuk

Membandingkan

temuan

abnormal.

2. Menurunkan

kebingungan

dan membantu

untuk

mempertahanka

n kontak dengan

realitas.

3. Membantu

memelihara

pasien tetap

berhubungan

dengan realitas

dan

mempertahanka

n orientasi pada

lingkungannya.

4. Neuropati

perifer dapat

mengakibatkan

rasa tidak

nyaman yang

berat,

kehilangan

sensasi

sentuhan.

1. Pendidikan

14 | P a g e

Mengungkapkan

peningkatan

tingkat energi.

Menunjukkan

perbaikan

kemampuan

untuk

berpartisipasi

dalam aktivitas

yang diinginkan.

pasien kebutuhan

akan aktivitas.

2. Berikan aktivitas

alternatif dengan

periode istirahat

yang cukup.

3. Pantau nadi,

frekuensi

pernafasan dan

tekanan darah

sebelum/sesudah

melakukan

aktivitas.

dapat

memberikan

motivasi untuk

meningkatkan

tingkat aktivitas

meskipun

pasien mungkin

sangat lemah.

2. Mencegah

kelelahan yang

berlebihan.

3. Mengindikasikan

tingkat aktivitas

yang dapat

ditoleransi

secara

fisiologis.

PENGKAJIAN FISIK PADA KLIEN GERONTIK

15 | P a g e

1. Identitas Klien

Nama : N B

Umur : 76 tahun

Alamat : Link. III Kel, Teling Bawah kec. Wenang

Pendidikan : SD

Tgl masuk : -

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku : Ambon

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Tidak Menikah

Tgl Pengkajian : 26 November 2012

2. Status kesehatan saat ini.

Saat ini klien merasakan rasa sakit di bagian kaki daan tangan. Dan sedang

menjalankan diet kesehatan karena kadar gula darah yang tinggi.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu.

Riwayat imunisasi:

Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, lingkungan, dll):

Riwayat kecelakaan: tidak pernah

Riwayat dirawat di rumah sakit: pernah di rawat di RS 6 bulan yang lalu

Riwayat pemakaian obat: hanya minum obat biasa.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga.

Keterangan :

: Meninggal

: laki - laki

: perempuan

: klien

5. Tinjauan Sistem.

a. Keadaan Umum.

16 | P a g e

Tekanan Darah : 130 / 80

Suhu Badan : 37 0 C

Nadi : 85

Pernafasan : 17

TB : 150

BB : 45

b. Sistem Integumen.

Inspeksi warna : warna kulit coklat dan sedikit pucat

Inspeksi dan palpasi kelembaban : kulit tampak kering

Palpasi tekstur: agak kasar

Inspeksi dan palpasi turgor: lambat

Perhatikan hygiene: cukup bersih

Inspeksi, palpasi, dan ukur lesi: tidak ada lesi

c. Sistem Hemopoiietik.

Tidak ada kelainan dalam sistem hemopietik.

d. Kepala

Bentuk kepala: bulat

Lesi kulit kepala: tidak ada lesi di kepala

Kulit kepala dan rambut: kulit kepala agak kotor

Warna rambut: sudah beruban

e. Mata

Klien sudah menggunakan kaca mata, kalau tidak menggunakan kaca mata klien

sudah tidak dapat melihat dengan baik.

f. Telinga

Struktur telinga luar: tampak bagus

17 | P a g e

Kebersihan telinga: keadaan telinga sedikit kotor, rasa klien jarang

membersihkan.

g. Mulut dan tenggorok

Inspeksi bentuk bibir : tampak normal

Mukosa mulut: tampak kering

Gusi: sedikit pucat

Gigi: tidak bengkak

Lidah : kotor dan putih

Inspeksi tenggorokan (Tonsil): normal

h. Leher

Bentuk leher: normal

Tes ROM: baik

Trakea: normal

Kelenjar tiroid: tidak ada pembengkakan

Arteri karotis: -

Vena jugularis: baik

i. Sistem Pernafasan

Irama dan frekuensi pernafasan: tidak teratur

Bunyi nafas tambahan : Mengi =( ) krekers=( ) ronki=(√ )

18 | P a g e

j. Sistem Kardiovaskular.

Bunyi jantung: normal

denyut jantung: normal

k. Sistem Gastrointestinal.

Saluran pencernaan klien normal, biasanya dalam sehari klien 2x BAB.

l. Sistem Perkemihan.

Lancar, dalam sehari kira-kira 5 – 6 x sehari

m. Sistem Genitoreproduksi(pria/wanita).

Klien tidak ada keluhan di bagian reproduksi.

n. Sistem Muskuloskeletal.

Masih baik meskipun kadang klien mengeluh sering sakit di bagian kaki, apabila

terlalu sering berkerja.

o. Sistem Saraf Pusat.

Motorik dan Sensorik tidak ada gangguan

p. Sistem Endokrin.

Mempengaruhi penyakit DM.

6. Pola Aktivitas Sehari-hari

a. Nutrisi: Frekuensi makan : 3x sehari Nafsu makan: baik Jenis makanan : nasi, ikan, sayur, buah

19 | P a g e

Makanan yang tidak disukai/ alergi/pantangan: makanan yang berminyak.

b. Eliminasi

Berkemih: lancar

Frekuensi : lancar

c. Higiene personalMandi

Frekuensi: 2x sehari Higiene oral

Frekuensi : 2x sehari Cuci rambut

Frekuensi: 3x seminggu Penggunaan sampo: (ya)

Gunting kuku: apabila kuku sudah mulai panjang

d. Istirahat dan tidur Lama tidur (jam/hari): 5 jam / hari Tidur siang: (ya)

e. Aktifitas dan latihan Olahraga: (tidak) Jenis dan frekuensi : Kegiatan waktu luang: membersihkan halaman rumah Keluhan dalam beraktivitas

f. Kebiasaan Merokok : (tidak) Frekuensi/jumlah/lama pakai) : - Minuman keras : (tidak)

Frekuensi/jumlah/lama pakai): - Ketergantungan obat : (tidak)

Jenis/frekuensi/lama pakai: -

PERTANYAAN TAHAP I :

Apakah klien mengalami sukar tidur? Sering mengalami

Apakah klien sering merasa gelisah? sering

Apakah klien sering murung atau menangis sendiri? tidak

Apakah klien sering was-was atau kuatir? tidak

20 | P a g e

PERTANYAAN TAHAP II :

Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? tidak

Ada masalah atau banyak pikiran? Ada, masalah mengenai keadaan rumah

Ada gangguan/masalah dengan keluarga lain? Tidak ada

Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? Tidak

Cenderung mengurung diri? Tidak

MASALAH EMOSIONAL

a. Spiritual

Aktifitas agama/kepercayaan yang dilakukan

(macam dan frekuensi) : tidak

Percaya adanya kematian : tidak

g. Pengkajian Fungsional Klien

a. KATZ Indeks :

Termasuk / kategori yang manakah klien?

A. Mandiri dalam makan, kontinesia(BAK , BAB), menggunakan pakaian,pergi

ketoilet,berpindah dan mandi.

B. Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi diatas.

C. Mandiri,kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain.

D. Mandiri,kecuali mandi,berpakaian dan satu fungsi yang lain.

E. Mandiri,Kecuali mandi,berpakaian,ke toilet dan satu fungsi yang lain.

F. Mandiri,kecuali mandiri berpakaian, ketoilet,berpindah dari satu fungsi yang

lain.

G. Tergantung untuk semua fungsi diatas.

21 | P a g e

b. Modifikasi dari Barthel Indeks

No Kriteria Dengan bantuan Mandiri Keterangan

1. Makan 10 Frekuensi: 3x sehari

Jumlah: dalam jumlah

sedang

Jenis : nasi, ikan,

2. Minum Frekuensi: 7x sehari

Jumlah: banyak

3. Berpindah dari

kursi roda

ketempat

tidur,sebaliknya

10

4. Personal

toilet(cuci

muka,menyisir

rambut,gosok

gigi)

10

5. Keluar masuk

toilet (Mencuci

pakaian

,menyeka

tubuh

,menyiram)

10

6. Mandi 10 Frekuensi: 2x

7. jalan

dipermukaan

datar

10

8. Naik turun

tangga

10

22 | P a g e

9. Mengenakan

pakaian

10

10. Kontrol Bowel

(BAB)

10 Frekuensi: 3x

Konsistensi: baik

11.K kontrol Bladder

(BAK)

10 Frekuensi: 7x

Warna: jernih

12. olaraga/Latihan 10 Frekuensi:

Jenis:

13. Rekreasi /

pemanfaatan

waktu luang

5 - 10 Jenis:

Frekuensi:

Keterangan : a. 130 :Mandiri

b. 65-125 :Ketergantungan sebagian

c. 60 :Ketergantungan total

h. Pengkajian Status Mental Gerontik

a. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan

short portable Mental Status Questioner (SPMSQ)

BENAR SALAH N

O

PERTANYAAN

√ 01 Tanggal berapa hari ini?

√ 02 Hari apa sekarang ini?

√ 03 Apa nama tempat ini?

√ 04 Dimana alamat anda?

√ 05 Berapa umur anda?

√ 06 Kapan anda lahir?(min tahun lahir)

√ 07 Siapa presiden indonesia sekarang?

√ 08 Siapa presiden indonesia sebelumnya?

√ 09 Siapa nama ibu anda?

Σ= Σ= 10 Kurang 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari

setiap angka baru,semua secara menurun

23 | P a g e

Score Total =

Intrepretasi Hasil :

a. Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuhb. Salah 4-5 : Kerusakan Intelektual ringanc. Salah 6-8 : Kerusakan Intelektual sedangd. Salah 9-10 : Kerusakan Intelektual Berat

b. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan Mini Mental Status Exam ( MMSE)

Orientasi,registrasi, perhatian,kalkulasi, mengingat kembali,bahasa.

No Aspek Kognitif Nilai

Maksimal

Nilai klien Kriteria

1 Orientasi 10 5 Menyebutkan dengan benar:

-Tahun

-Musim

-Tanggal

-Hari

-Bulan

Orientasi 10 7 Dimana kita sekarang berada?

-Negara indonesia

-Propinsi Sulawesi utara

-Kota Manado

2 Regristasi 10 6 Sebutkan nama 3 objek (Oleh

pemeriksa) 1 detik untuk

mengatakan masing-masing

objek.Kemudian tanyakan

kepada klien ketiga objek

tadi(untuk disebutkan)

-objek

- objek

- objek

3 Perhatian dan 10 3 Minta klien untuk memulai

24 | P a g e

kalkulasi dari angka 100 kemudian di

kurangi 7 sampai 5

kali/tingkat

4 Mengingat 10 5 Minta klien untuk

mengulangi ketiga obyek

pada No.2 (registrasi) tadi.

Bila benar , 1 point untuk

masing-masing obyek.

5 Bahasa 10 6 Tunjukan pada klien suatu

benda dan tanyakan namanya

pada klien.

Minta klien untuk mengulang

kata berikut “ tak ada jika,

dan atau, tatepi “.

Minta klien untuk mengikuti

perintah berikut yang terdiri

dari 3 langkah “ ambil kertas

di tangan anda, lipat dua, dan

taruh di lantai “.

Perintahkan pada klien untuk

hal berikut

Perintahkan pada klien untuk

menulis satu kalimat dan

menyalin gambar

Interpretasi hasil :

24-30 : Tidak ada gangguankognitif

18-23 :Gangguan kognitif sedang

0-17 :Gangguan kognitif berat

25 | P a g e

a. Pengkajian Keseimbangan untuk klien lansia

Perubahan posisi atau Gerakan Keseimbangan

Bangun dari kursi : bangun dari tempat duduk dengan satu gerakan, dan

stabil saat berdiri.

Duduk dikursi : duduk tepat di tengah kursi.

Menahan dorongan pada sternum : klien ketika duduk tidak ada dorongan

pada sternum.

Mata tertutup : ketika dalam mata tertutup klien masih mampu menjaga

keseimbangan.

Perputaran leher : klien masih mampu untuk bergerak secara bebas, dan

masih mampu menjaga keseimbangan.

Gerakan menggapai sesuatu : klien masih mampu menggapai atau

mengambil suatu barang dan masih mampu menjaga keseimbangan.

Membungkuk : klien masih mampu membungkuk dan sudah tidak mampu

menjaga keseimbangan.

b. Komponen gaya berjalan atau gerakan

Gerakan berjalan

26 | P a g e

Gaya berjalan klien masih normal, meskipin di bagian sendi dan kaki

sudah meraskan sakit. Dan kaki klien sudah mulai tidak simetris.

Kontinuitas langkag kaki : masih seimbang atau normal.

Kesimetrisan langkah : masih simetris.

Penyimpangan jalur pada saat berjalan : tidak ada persimpangan jalur saat

klien berjalan.

Gerakan berbalik : klien masih mampu berbalik, meskipun dengan sedikit

lambat.

3. Analisa Data

27 | P a g e

No Data Etiologi Masalah

1.

2.

3.

Klien mengtakan saat

ini klien sudah merasa

lebih baik, tetapi masih

sering mengalami

pusing dan sakit kepala.

Klien mengatakan

sudah mengetahui

tentang penyakit

penyakit diabets militus

tetapi masih kurang

info, sehingga klien

masih kurang

mengetahui makanan

patangan yang ada.

Klien mengatakan

bahwa halaman rumah

klien sudah sedikit

kotor karena klien

sudah jarang

membersihkan akibat

kelelahan.

Tidak efektifnya

koping individu

Kurangnya paparan

informasi,

misinterpretasi

informasi

Ketidakcukupan

dalam perencanaan

keluarga

Pemeliharaan kesehatan

tidak efektif

Resiko gangguan nutrisi.

Kurang pengetahuan.

4. Implementasi dan Evaluasi

No Hari / Waktu Ndx Penatalaksanaan waktu Evaluasi

28 | P a g e

Tgl Keperawatan

1. Senin

/ 26-

12-

2012

14.45 1.

2.

1. memberikan

klien informasi

tentang ttg

prnyakit ini.

2. menyarankan

pada klien agar

bisa minum air

banyak

1. memberikan

informasi pada

klien tentang

nutrisi yang

cukup untuk

tubuh klien

2. memberitahuka

pada klien

tentang

perubahan nutrisi

15.00

15.15

S: klien mengatakan

bahwa klien sudah

sering minum banyak

air

O: klien tampak tenang,

dan klien bisa berdiri

dengan baik.

A: masalah belum

teratasi :

- Klien

ternyata

belum

mengkonsu

msi air

dalam takar

yang cukup

P: intervesi lanjut, dan

di lakukan oleh klien

sendiri.

S: klien sudah mampu

menjaga nutrisi utk

kebutuhan tubuh

O: klien tampak tenang

A: masalah sudah

teratasi.

P: intervensi di

29 | P a g e

3.

pada klien.

1. memberikan

informasi kepada

klien tetntang

perubahan nutrisi

dan perubahan

hubungan.

2. memberikan

keterangan pada

klien tentang

perubahan status

tersebut.

16.00

hentikan.

S: klien sudah bisa

mengetahui perubahan

status.

O: klien tampak tenang,

dan bisa berdiri sendiri.

A: masalah sudah

teratasi.

P: intervensi di

hentikan, dan akan di

lanjutkan oleh klien

sendiri.

BAB IV

Penutup

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

faktor utama penyebab diabetes mellitus selain dari faktor keturunan atau genetik

adalah cara pola makan yang tidak sehat yaitu pola makan yang tinggi karbohidrat dan

yang langsung mengandung gula (glukosa).

Pola makan yang biasa dilakukan oleh orang Indonesia biasanya pada saat makan

mengkonsumsi karbohidrat yang berlebih. Setiap karbohidrat yang masuk ke dalam

tubuh akan dicerna dan dipecah menjadi glukosa yang dapat memicu kenaikan kadar

30 | P a g e

gula darah. Untuk itu, perlu pandai-pandai memilih jenis karbohidrat yang akan

dikonsumsi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan :

- Diberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara pencegahan dan

pengobatan diabetes mellitus.

- Perlu adanya kerjasama sang penderita dengan kelurga dan tenaga kesehatan

dalam penanggulangan diabetes mellitus.

31 | P a g e