Asfiksia Fix
-
Upload
raditya-bayu -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
description
Transcript of Asfiksia Fix
![Page 1: Asfiksia Fix](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072011/55cf9850550346d03396ea9f/html5/thumbnails/1.jpg)
Pengertian
Asfiksia merupakan suatu penurunan pertukaran gas yang mengakibatkan penurunan PO2
dan peningkatan PCO2. Derajat asfiksia bervariasi dilihat dari jumlah asfiksia yang ditandai
dengan anoksia dan ekstrim hiperkarbia, situasi yang lebih sering ditemui adalah asfiksia
parsial yang melibatkan hipoksia dan peningkatan moderat PCO2. Kejadian asfiksia dapat
terjadi di dalam rahim, selama kelahiran, atau setelah melahirkan. Iskemia merupakan
komponen integral dari asfiksia. Dengan demikian jangka hipoksia dan iskemia sering
digunakan bergantian dengan asfiksia. Kriteria yang berbeda telah digunakan untuk
mendiagnosis asfiksia termasuk pola denyut jantung janin, cairan ketuban yang bernoda
mekonium, skor Apgar, pH arteri umbilikalis, resusitasi saat lahir, kejang, kelainan
elektroensefalografik, dan sindrom neurologis klinis (Acarregui, 2006).
Etiologi
Pengembangan paru bayi baru lahir terjadi pada menit-menit pertama kelahiran dan
kemudian disusul dengan pernafasan teratur. Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau
pengangkutan oksigen dari ibu ke janin, akan terjadi asfiksia janin atau neonatus. Gangguan
ini dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir. Hampir sebagian
besar asfiksia bayi baru lahir ini merupakan kelanjutan asfiksia janin, karena itu penilaian
janin selama masa kehamilan, persalinan memegang peranan yang sangat penting untuk
keselamatan bayi. Gangguan yang timbul pada akhir kehamilan atau persalinan hampir selalu
disertai anoksia/hipoksia janin dan berakhir dengan asfiksia neonatus dan bayi mendapat
perawatan yang adekuat dan maksimal pada saat lahir. (Kamarullah, 2005)
Penyebab kegagalan pernafasan pada bayi, adalah :
1. Faktor ibu
![Page 2: Asfiksia Fix](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072011/55cf9850550346d03396ea9f/html5/thumbnails/2.jpg)
Hipoksia ibu dapat menimbulkan hipoksia janin dengan segala akibatnya. Hipoksia ibu ini
dapat terjadi kerena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetika atau anastesia
dalam.Gangguan aliran darah uterus dapat mengurangi aliran darah pada uterus yang
menyebabkan berkurangnya aliran oksigen ke plasenta dan janin. Hal ini sering ditemukan
pada keadaan ; gangguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni, atau tetani uterus
akibat penyakit atau obat, hipotensi mendadak pada ibu karna perdarahan, hipertensi pada
penyakit eklamsi dan lain-lain.
2. Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta. Asfiksi janin
akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta, misalnya solusio plasenta,
perdarahan plasenta, dan lain-lain.
3. Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan gangguan aliran darah dalam pembuluh darah
umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini
dapat ditemukan pada keadaan tali pusat menumbung, melilit leher, kompresi tali pusat antara
janin dan jalan lahir dan lain-lain.
4. Faktor neonatus
Depresi pusat pernafasan pada BBL dapat terjadi karena ; pemakaian obat anastesi/analgetika
yang berlebihan pada ibu secara langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin,
traoma yang terjadi pada persalinan mosalnya perdarahan intra cranial, kelainan kongenital
pada bayi masalnya hernia diafragmatika, atresia atau stenosis saluran pernafasan,hipoplasia
paru dan lain-lain. (Kamarullah, 2005)
![Page 3: Asfiksia Fix](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072011/55cf9850550346d03396ea9f/html5/thumbnails/3.jpg)
Tabel 1. Faktor risiko
Faktor risiko antepartum Faktor risiko intrapartum Faktor resiko janinPrimiparaPenyakit pada ibu
Demam saat kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan
Anemia Diabetes mellitus Penyakit hati dan
ginjal Penyakit kolagen dan
pembuluh darahPerdarahan antepartumRiwayat kematian neonatus sebelumnyaPenggunaan sedasi, anelgesi atau anestesi
MalpresentasiPartus lamaPersalinan yang sulit dan traumatikMekoneum dalam ketubanKetuban pecah diniInduksi oksitosinProlaps tali pusat
PrematuritasBBLRPertumbuhan janin terhambatKelainan kongenital
(Depkes RI, 2008)
Saat lahir sering ada informasi yang cukup untuk
mudah menentukan apakah sebuah penghinaan asphyxial telah terjadi , dan jika itu terjadi , apakah setiap organ
disfungsi sistem telah menghasilkan . Sebagai contoh, kejang mungkin tidak terjadi segera setelah lahir
dan sindrom neurologis klinis dapat berkembang lebih 2-3 hari setelah melahirkan . Hal ini dapat menimbulkan potensi
masalah sejak triase pantas bayi dapat terjadi dan mengakibatkan keterlambatan dalam manajemen
ketika masalah yang jelas berkembang. Terlepas dari pertimbangan ini sangat penting untuk dicatat bahwa
penghinaan asphyxial pada periode perinatal tidak memperhitungkan sebagian besar bayi dengan otak
cedera pada anak usia dini