Aplikasi Alat Bantu Anak Retardasi Mental

14
APLIKASI ALAT BANTU ANAK RETARDASI MENTAL MENGGUNAKAN ANDROID Abstrak: Retardasi mental merupakan kelemahan yang terjadi pada fungsi intelek. Kemampuan jiwa retardasi mental gagal berkembang secara wajar. Anak yang terlahir dengan retardasi mental memiliki kemampuan motorik yang sangat terbatas. Oleh karena itu anak – anak tersebut membutuhkan perhatian khusus agar kemampuan otaknya dapat terus meningkat. Aplikasi alat bantu ini memcoba membuat terobosan baru untuk membantu proses belajar anak retardasi dengan memanfaatkan teknologi Android. Desain dan materi pembelajaran dari aplikasi juga disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak retardasi mental. Kata kunci : Retardasi, Grahita, Keterbelakangan, Android Istilah Retardasi mental mungkin tidak banyak dikenal oleh masyarakat awam kebanyakan. Retardasi mental adalah kelainan atau kelemahan jiwa dengan inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Dalam sebuah penelitian yang diadakan oleh Majalah CDK (Cermin Dunia Kedokteran), angka retardasi mental mencapai 1% dalam satu populasi (1000) kelahiran. Tidak semua anak telahir dengan kesempurnaan fisik dan mental. Di Indonesia 1-3 persen penduduknya menderita kelainan ini. Kasus retardasi mental tertinggi pada masa anak sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Dalam 10 tahun terakhir, tingkat anak lahir

description

bagus

Transcript of Aplikasi Alat Bantu Anak Retardasi Mental

APLIKASI ALAT BANTU ANAK RETARDASI MENTAL

MENGGUNAKAN ANDROID

Abstrak: Retardasi mental merupakan kelemahan yang terjadi pada fungsi

intelek. Kemampuan jiwa retardasi mental gagal berkembang secara

wajar. Anak yang terlahir dengan retardasi mental memiliki

kemampuan motorik yang sangat terbatas. Oleh karena itu anak – anak

tersebut membutuhkan perhatian khusus agar kemampuan otaknya

dapat terus meningkat. Aplikasi alat bantu ini memcoba membuat

terobosan baru untuk membantu proses belajar anak retardasi dengan

memanfaatkan teknologi Android. Desain dan materi pembelajaran

dari aplikasi juga disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak

retardasi mental.

Kata kunci : Retardasi, Grahita, Keterbelakangan, Android

Istilah Retardasi mental mungkin tidak banyak dikenal oleh masyarakat

awam kebanyakan. Retardasi mental adalah kelainan atau kelemahan jiwa dengan

inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau

sejak masa anak). Dalam sebuah penelitian yang diadakan oleh Majalah CDK

(Cermin Dunia Kedokteran), angka retardasi mental mencapai 1% dalam satu

populasi (1000) kelahiran. Tidak semua anak telahir dengan kesempurnaan fisik

dan mental.

Di Indonesia 1-3 persen penduduknya menderita kelainan ini. Kasus

retardasi mental tertinggi pada masa anak sekolah dengan puncak umur 10 sampai

14 tahun. Dalam 10 tahun terakhir, tingkat anak lahir dengan retardasi mental

semakin meningkat. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor dan salah

satunya adalah meningkatnya pemanfaatan jumlah bahan – bahan kimia dalam

kehidupan manusia yang dapat memicu terjadinya mutasi gen dalam kromoson.

Pendidikan luar biasa untuk anak retardasi mental selama ini masih kurang

efektif, karena pada kenyataannya banyak pihak pengajar yang masih

menggunakan cara – cara konvensional, seperti menggunakan kartu, papan tulis,

spidol, kapur, dan gambar ilustrasi. Cara belajar demikian akan menghambat

perkembangan mental anak, karena anak hanya terpaku pada kegiatan monoton

sehingga membuat anak cepat bosan dan tertinggal dengan kepesatan teknologi di

era globalisasi ini. Perlu adanya inovasi dalam pembelajaran untuk anak

berkebutuhan khusus, dengan tidak meninggalkan teknologi yang semakin

berkembang.

Maraknya perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan sebagai media

pembelajaran anak retardasi mental. Sistem belajar dengan menggunakan media –

media konvensial seperti kartu akan dikonversikan pada bentuk digital berbasis

teknologi mobile khususnya Android. Pada device Android dapat menampilkan

objek – objek dengan lebih nyata serta desain layout dapat ditampilkan dengan

berbagai kombinasi warna. Dengan demikian anak akan lebih tertarik dan mampu

berkonsentrasi lebih lama.

Proyek ini mencoba memberikan terobosan baru pada dunia pendidikan

terutama pada sekolah luar biasa. Tujuan utama dari proyek ini adalah

memberikan fasilitas belajar untuk anak berkebutuhan khusus dengan

memanfaatkan perkembangan teknologi yang semakin pesat, sehingga anak yang

mengalami retardasi mental tidak tertinggal dengan anak-anak normal pada

umumnya. Berikut ini akan dipaparkan secara lebih detail berkaitan dengan

perancangan sistem.

Gambar 2. 1 Gambaran Umum Aplikasi

Dalam aplikasi tersebut terdapat tiga sistem utama. Ketiga sistem utama

tersebut adalah sistem belajar, sistem tes, dan sistem nilai. Setiap data yang masuk

ke dalam sistem akan diolah terlebih dahulu sebelum disimpan kedalam database.

Setiap sistem disusun sesuai dengan kebutuhan anak dan orang tua.

Terdapat beberapa tahapan – tahapan dalam proses pengerjaannya. Bagan

tahapan –tahapan tersebut dapat dilihat pada gambar 2.2. Pengerjaan alat bantu ini

dimulai dari Studi Literatur hingga Uji Coba langsung pada anak retardasi mental.

Materi yang akan ditampilkan dalam aplikasi adalah materi ringan untuk

melatih kinerja otak anak, seperti pengenalan benda-benda lingkungan sekitar dan

pengetahuan dasar. Contohnya angka, huruf, warna, buah, hewan, alat

transportasi, dan perlengkapan sehari – hari. Data yang diinputkan merupakan

gambar – gambar dan suara- suara dari materi yang akan ditampilkan. Serta data

dari user yang akan mengakses aplikasi ini. Adapun daftar tabel yang digunakan

seperti pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Tabel yang digunakan

Nama

Database

Jumlah kolom Fungsi

tblMurid 2 Menyimpan data – data user yang

telah terdaftar

tblNilai 6 Menyimpan data – data hasil

evaluasi user

Use case diagram merupakan dialog antara aktor dengan sistem. Usecase

mempresentasikan fungsionalitas yang disediakan oleh sistem yang tampak oleh

aktor (pengguna). Sebuah use case adalah suatu fungsionalitas tingkat tinggi yang

disediakan sistem. Dengan kata lain use case menggambarkan bagaimana aktor

menggunakan sistem. Terdapat dua aktor yang berinteraksi dengan sistem aplikasi

ini. Kedua aktor tersebut adalah orang tua atau tenaga pengajar dan anak retardasi

mental itu sendiri.

Gambar 2. 3 Use Case Diagram

Proses pembuatan desain aplikasi ini menggunakan bantuan software

Adobe Photoshop. Desain yang akan ditampilkan menggunakan tema soft dan

colourfull yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Adapun proses pembuatan

desain dapat dilihat dalam gambar 2.4.

Gambar 2. 4 Pengkodean dengan dreamweaver 8

Uji coba dan analisa merupakan proses akhir dari pembuatan aplikasi ini.

Tahap uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan aplikasi

yang telah dibangun, serta untuk mengetahui apakah telah berjalan dengan baik

sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Setelah lulus uji para ahli, uji

coba aplikasi akan dilakukan pada sekolah-sekolah atau yayasan Pendidikan Luar

Biasa. Perhatikan gambar 3.1 halaman utama aplikasi alat bantu retardasi mental.

Halaman pada gamabr 3.1 merupakan halaman untuk memilih user yang

akan mengikuti tes atau evaluasi.

Menu Belajar menampilkan halaman untuk sarana belajar anak. Halaman

belajar anak didesain dengan komposisi warna yang jelas agar tidak mengganggu

konsentrasi Gambar 3.2 merupakan tampilan halaman belajar aplikasi Anantas ini.

Halaman tes atau evaluasi bertujuan untuk mengetahui seberapa

pemahaman anak akan materi yang diberikan. Menu tes akan melakukan evaluasi

kemampuan anak dalam mengidentifikasi objek – objek yang ada disekitarnya.

Sebelum pada halaman untuk melakukan tes terlebih dahulu menentukan kategori

serta level dari evaluasi.

Gambar 3.3 Halaman Tes

Pada halaman grafik akan menampilkan nilai hasil evaluasi dalam bentuk

grafik prosentase.

Gambar 3.4 Halaman Tes

Analisa aplikasi ini dilakukan dengan kunjungan dan konsultasi dengan

tenaga pengajar di SLB, selain itu juga melalui kuisioner. Analisa dibuat melalui 5

aspek, yaitu (1) aspek kesesuai materi, (2) aspek fungsional aplikasi, (3) aspek

antarmuka aplikasi, (4) aspek kondisi responden Dalam hal ini responden

merupakan orang tua dan guru anak sekolah luar biasa

Pada penelitian sebelumnya, dapat diketahui hasil uji coba aplikasi

Android sebagai berikut. Para tenaga pengajar memberikan respon positif pada

aplikasi tersebut, karena aplikasi tersebut dapat membantu siswa kegiatan

pembelajaran. Seperti yang telah kita ketahui pada penjelasan sebelumnya bahwa,

1. Aplikasi ini mencakup kompetensi dasar untuk mengenal objek disekitar anak

2. Materi yang diterapkan pada aplikasi mencakup mata pelajaran :

a. Matematika melalui kategori Angka

b. Ilmu Alam melalui kategori Warna, Buah, Hewan

c. Ilmu Sosial melalui kategori Alat Transportasi, Perlengkapan Sehari – Hari

d. Bahasa Indonesia memalui kategori Huruf

3. Tampilam antarmuka sesuai dengan kebutuh anak, hal ini dapat dilihat anak

antusias dan dapat mengikuti halaman belajar lebih dari 10 menit.

Analisa dari aspek fungsional aplikasi dapat dilihat dari hasil kunjungan

dan survei yang dilakukan oleh penguji. Bahwasannya sistem ini telah mampu

meningkatkan kemampuannya dalam memahami materi. Sedangkan untuk

kategori angka dan huruf masih sulit untuk dikembangkan. Anak dengan retardasi

mental pada dasarnya cenderung lebih mudah untuk belajar dalam bentuk visual

dengan karakter yang jelas. Anak juga lebih mudah mempelajari sesuatu hal – hal

yang disukainya. Sebagai contoh anak yang menyukai makan buah – buahan

maka anak tersebut cenderug memilih untuk belajar kategori buah, dan apabila

ada buah yang mungkin belum pernah dikenal maka anak akan berkeinginan

untuk mengetahui bentuk dan rasa dari buah tersebut. Keinginan tersebut

ditunjukkan anak dengan menanyakan pada gurunya mengenai bagaimana rasanya

dan menanyakan tempat untuk membeli buah tersebut.

Pada aspek antarmuka aplikasi sebagian besar responden memberikan

tanggapan cukup hingga sangat baik. Hal dapat terlihat dari hasil responden tidak

ada yang memilih “tidak baik” maupun kurang. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa aplikasi ini memiliki antarmuka yang baik bagi anak-anak

dengan retardasi mental.

Berdasarkan hasil pengujian dan analisa yang telah di bahas pada bab

sebelumnya maka dapat diberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Aplikasi Alat Bantu Anak Retardasi Mental (Anantas) menyajikan tujuh

kategori meliputi: angka, huruf, warna, buah – buahan, hewan, alat

transportasi dan perlengkapan sehari – hari.

2. Halaman belajar disajikan dengan menggunakan gambar yang menarik

dan disertai suara yang dapat berulang.

3. Berdasarkan hasil survei yang telah dilaksanakan selain dapat membantu

orang tua dalam mendampingi anak belajar, Anantas juga mengmbantu

orang tua dalam mengenali objek kesukaan anak.

4. Hasil tes dari setiap user ditampilkan dalam bentuk grafik berdasarkan

prosentase tingkat kebenaran menebak gambar pada halaman tes.

5. Dalam proses pembuatan desain aplikasi disesuaikan dengan kondisi user

yang akan menggunakan aplikasi yaitu anak retardasi mental.

Dari beberapa kesimpulan yang telah diambil, maka dapat dikemukakan

saran-saran yang akan sangat membantu untuk pengembangan perangkat lunak ini

selanjutnya.

1. Diharapkan aplikasi ini dapat dikembangkan untuk menampilkan

kombinasi antara pengenalan objek atau benda dengan konsep perhitungan

aritmatika dasar.

2. Dalam pengembangan aplikasi ini diharapkan materi – materi dapat

disajikan dalam bentuk animasi supaya anak lebih tertarik dan lebih

paham.

3. Instansi pendidikan Sekolah Luar Biasa mengharapkan aplikasi – aplikasi

untuk anak berkebutuhan kusus terus dikembangkan. Karena mereka

sangat membutuhkan bantuan untuk mengembangkan diri.

Daftar Pustaka

Mulyadi, 2010, “ANDROID”. ____: Aka Mazadi

Michael Siregar, Ivan. 2010. Membongkar Source Code berbagai Aplikasi

Android “. Jakarta: Gava Media.

Salmah, Siti. 2010. Retardasi Mental. Medan: Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatra Utara.

Rohman, F. Fauzijah, Ami . 2008 ."Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Untuk

Menentukan Jenis Gangguan Perkembangan Pada Anak. Media

Informatika.

____. 2010. Retardasi Mental.

(http://koranindonesiasehat.wordpress.com/2009/12/16/retardasi-, diakses

pada 30 November 2013).

____. 2011. Retardasi Mental pada Anak.

(http://artikelkesehatan.onsugar.com/date/2010/03?page, diakses 30

November 2013).