APENDISITIS

8
APENDISITIS DEFENISI Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada Appendix vermicularis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering KLASIFIKASI Klasifikasi Apendisitis ada 2, yaitu : 1. Apendisitis Akut, dibagi atas : a. Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sembuh akan timbul striktur lokal. b. Appendisitis purulenta difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah. Appendisitis akut dalam 48 jam dapat menjadi : - Sembuh - Kronik - Perforasi - Infiltrat 2. Apendisitis Kronis, dibagi atas : a. Apendisitis kronis fokalis atau parsial, yaitu setelah sembuh akan timbul striktur lokal. b. Apendisitis kronis obliteritiva, yaitu appendiks miring dimana biasanya ditemukan pada usia tua. ETIOLOGI a. Obstruksi lumen apendiks yang disebabkan oleh: 1) Fekalit (feses yang mengeras) adalah penyebab tersering yang mengakibatkan obstruksi. 2) Oleh karena sebab lain termasuk: -Limfoid hipertrofi -Cacing di intestinal -Kanker sekum

description

appendisitis adalah

Transcript of APENDISITIS

Page 1: APENDISITIS

APENDISITIS

DEFENISI Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada Appendix vermicularis, dan merupakan

penyebab abdomen akut yang paling sering

KLASIFIKASIKlasifikasi Apendisitis ada 2, yaitu :1. Apendisitis Akut, dibagi atas :

a. Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sembuh akan timbul striktur lokal.b. Appendisitis purulenta difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah.

Appendisitis akut dalam 48 jam dapat menjadi :- Sembuh

- Kronik

- Perforasi

- Infiltrat

2. Apendisitis Kronis, dibagi atas :

a. Apendisitis kronis fokalis atau parsial, yaitu setelah sembuh akan timbul striktur lokal. b. Apendisitis kronis obliteritiva, yaitu appendiks miring dimana biasanya ditemukan pada usia

tua.

ETIOLOGIa. Obstruksi lumen apendiks yang disebabkan oleh:

1) Fekalit (feses yang mengeras) adalah penyebab tersering yang mengakibatkan obstruksi.2) Oleh karena sebab lain termasuk:

- Limfoid hipertrofi- Cacing di intestinal- Kanker sekum

b. Sekresi mukosa apendiks yang persistent, distensi yang bertahap dengan inflamasi pada apendiks, pertumbuhan bakteri yang berlebihan, dan pada kondisi yang diikuti oleh progresivitas, iskemia, gangrene, dan perforasi yang diikuti oleh obstruksi lumen.

GEJALA KLINIS - Nyeri/Sakit perut

Ini terjadi karena hiperperistaltik untuk mengatasi obstruksi, dan terjadi pada seluruh saluran cerna, sehingga nyeri visceral dirasakan pada seluruh lapangan perut (tidak pin-point).

Page 2: APENDISITIS

Mula-mula daerah epigastrium kemudian menjalar ke Mc Burney. Apabila telah terjadi inflamasi (>6jam) penderita dapat menunjukkan letak nyeri, karena bersifat somatic

Gambar 2: Gejala Khas pada Apendisitis

Nyeri abdomen yang ditimbulkan oleh karena adanya kontraksi appendix, distensi dari lumen appendix ataupun karena tarikan dinding appendx yang mengalami peradangan. Pada mulanya terjadi nyeri visceral, yaitu nyeri yang bersifat hilang timbul seperti kolik yang dirasakan didaerah umbilicus dengan sifat nyeri ringan sampai berat. - Muntah (rangsangan visceral), akibat aktivasi nervus vagus

Anoreksia, nausea dan vomitus yang timbul beberapa jam sesudahnya, merupakan kelanjutan dari rasa nyeri yang timbul saat permulaan. Keadaan anoreksia hampir selalu ada pada setiap penderita appendicitis akut, Bila hal in tidak ada maka diagnosis appendicitis akut perlu dipertanyakan. Hampir 75% penderita disertai dengan vomtus, namun jarang berlanjut menjadi berat dan kebanyakan vomitus hanya sekali atau dua kali. Gejala disuria juga timbul apabila peradangan appendix dekat dengan vesika urinaria.

- Obstipasi Penderita appendisitis akut juga mengeluh obstipasi sebelum datangnya rasa nyeri dan

beberapa penderita mengalami diare, hal tersebut timbul biasanya pada letak appendix pelvikal yang merangsang daerah rektum.

- Demam (infeksi akut)

Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi, yaitu suhu antara 37,5-38,50C.Tetapi bila suhu lebih tnggi, diduga telah terjadi perforasi.

PATOFISIOLOGI Apendisitis disebabkan oleh obstruksi yang diikuti oleh infeksi. Kira-kira 60% kasus

berhubungan dengan hyperplasia submukosa yaitu pada folikel limfoid, 35% menunjukkan hubungan dengan adanya fekalit, 4% kaitannya dengan benda asing dan 1% kaitannya dengan stiktur atau tumor dinding apendiks ataupun sekum. Hiperplasi limfatik penting pada obstruksi

Page 3: APENDISITIS

dengan frekuensi terbanyak terjadi pada anak-anak, sedangkan limfoid folikel adalah respon apendiks terhadap adanya infeksi. Obstruksi karena fecalit lebih sering terjadi pada orang tua.

Gambar Patofisiologi terjadinya Appendicitis

Page 4: APENDISITIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan fisik- Inspeksi

Penderita berjalan membungkuk sambil memegang perut yang sakit, kembung(+) bila terjadi perforasi, penonjolan perut kanan bawah terlihat pada appendikuler abses.

- Palpasi Nyeri tekan (+) Mc. Burney

Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan kuadran bawah atau titik Mc Burney dan ini merupakan tanda kunci diagnosis.

Nyeri lepas (+) karena rangsangan peritoneum Rebound tenderness (nyeri lepas tekan) adalah rasa nyeri yang hebat (dapat dengan melhat mimic wajah) di abdomen kanan bawah saat tekanan secara tiba-tiba dilepaskan setelah sebelumnya dilakukan penekanan yang perlahan dan dalam dititik Mc Burney.

Defens muskuler(+) karena rangsangan m.rektus abdominis Defens muskuler adalah nyeri tekan seluruh lapanagn abdomen yang menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietal.

Rovsing sign Penekanan perut sebelah kiri terjadi nyer sebelah kanan, karena tekanan merangsang peristaltic dan udara usus, sehingga menggerakkan peritoneum sekitar appendix yang meradang (somatic pain). Rovsing sign adalah nyeri abdomen bagian kiri bawah, hal ini diakibatkan oleh adanya nyeri lepas yang djalarkan karena ritasi peritoneal pada sisi yang berlawanan.

Psoas sign Pada appendix letak retroceacal, karena rangsangan peritoneum Psoas sign terjadi karena adanya rangsangan muskulus psoas oleh peradangan yang terjadi pada appendix. Ada 2 cara memeriksa:1) Aktif: Pasien telentang, tungkai kanan lurus ditahan pemeriksa, pasien memfleksikan

articulation coxae kanan atau nyeri perut kanan bawah.

2) Pasif: Pasien miring kekiri, paha kanan dihiperekstensikan pemeriksa, nyeri perut kanan bawah.

Page 5: APENDISITIS

Gambar : Pemeriksaan Psoas Sign

Obturator sign Dengan gerakan fleksi dan endorotasi articulation coxae pada posis terlentang terjad nyeri (+). Obturator sign adalah rasa nyeri yang terjadi bila panggul dan lutut difleksikan kemudian dirotasikan kearah dalam dan luar secara pasif, hal tersebut menunjukkan peradangan appendix terletak pada daerah hipogastrium.

Gambar : Pemeriksaan Obturator Sign

- Perkusi

Nyeri ketuk (+)

- AuskultasiPeristaltik normal, peristaltic (-) pada ileus paralitik karena peritonitis generalisata akibat

appendicitis perforasi. Auskultasi tidak banyak membantu dalam menegakkan diagnosis appendicitis, tetapi kalau sudah terjadi peritonitis maka tdak terdengar bunyi peristaltik usus.

Pemeriksaan Lab- Leukositosis moderat/ sedang (10.000-16.000 sel darah putih) dengan predominan neutrofil.

Jumlah normal sel darah putih tidak dapat menyingkirkan adanya apendisitis. - Urinalisis kadang menunjukkan adanya sel darah merah.- LED meningkat.

Pemeriksaan Radiologi- Abdominal X-Ray:

Pada appendicitis akut, pemeriksaan foto polos abdomen tidak banyak membantu. Mungkin terlihat adanya fekalit pada abdomen sebelah kanan bawah yang sesuai dengan lokasi apendiks, gambaran ini ditemukan pada 20% kasus.- Ultrasonography :

Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan USG. Pada kasus appendicitis akut akan nampak adanya :

1.Adanya struktur yang aperistaltik, blind-ended, keluar dari dasar caecum.2. Dinding apendiks nampak jelas, dapat dibedakan.3. Diameter luar appendix lebih dari 6 mm.4. Adanya gambaran “target”5. Adanya appendicolith / fecalith.

Page 6: APENDISITIS

6. Adanya timbunan cairan periappendicular7. Tampak lemak pericaecal echogenic prominent.

- CT Scan :Diameter appendix akan nampak lebih dari 6mm, ada penebalan dinding appendiks, setelah

pemberian kontras akan nampak enhancement gambaran dinding appendix.

PENATALAKSANAAN

1. Apendiktomi adalah terapi utama2. Antibiotic pada apendisitis digunakan sebagai:

a. Pre operative, antibiotik broad spectrum intravena diindikasikan untuk mengurangi kejadian infeksi pasca pembedahan.

b. Post operatif, antibiotic diteruskan selama 24 jam pada pasien tanpa komplikasi apendisitis- Antibiotic diteruskan sampai 5-7 hari post operatif untuk kasus apendisitis ruptur atau

dengan abses.- Antibiotic diteruskan sampai hari 7-10 hari pada kasus apendisitis rupture dengan

peritonitis diffuse.

Terapi pilihan satu-satunya : Pembedahan ( Apendektomi)- Pada apendisitis akut, segera lakukan apendektomi.- Pada appendisitis dengan abses atau phlegmon, d i a n j u r ka n u nt u k drainase abses dan

appendektomi dilakukan 6-10 minggu kemudian.- Pada appendisitis dengan perforasi, perlu dilakukan laparotomi/pembedahan.

KOMPLIKASIBeberpa komplikasi yang dapat terjadi :a. Perforasib. Peritonitisc. Massa Periapendikuler

Sumber :Ansari P. Appendicitis in Acute Abdomen and Surgical Gastroenterology, The Merck Manual Professional. Available from http://www.merck.com/mmpe/sec02/ch011/ch011e.html.Craig S. Appendicitis. Medscape, last updated July 13, 2011. Available from http://emedicine.medscape.com/article/773895overview#showall . Humes DJ., Simpson J. Acute appendicitis in BMJ volume 33. Goodman PE. Appendicitis in Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide, Companion Book, McGraw Hill, 2001.

Page 7: APENDISITIS

Mansjoer, A., Suprohaita., Wardani, W.I., Setiowulan, W., editor., “Bedah Digestif”, dalam Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 2, Cetakan Kelima. Media Aesculapius, Jakarta, 2005, hlm. 307-313.