Antibiotik

2
Pendahuluan Tetrasiklin merupakan sekelompok antibiotika yang sering digunakan karena sifatnya sebagai antibiotika berspektrum luas terhadap bakteri, baik bakteri gram positif atau bakteri gram negatif. Antibiotik tetrasiklin dihasilkan oleh Streptomyces dan efektif terhadap Staphylococcus, Streptococcus, Pneumococcus, Gonococcus, Cholera, DStaphylococcus, Streptococcus, Pneumococcus, Gonococcus, Cholera, Dysentery bacillis, Pertussis, Rickettsia, Chlamydia dan Mycoplasma. Tetrasiklin dan dervaat-derivatnya seperti Klortetrasiklin dan oksitetrasiklin digunakan secara luas sebagai bakteriostatik dan antibiotika. Gambar Antibiotik ini mempunyai gugus yang bersifat asam dan basa sehingga antibiotik ini bersifat amfoter, dapat membentuk garam dengan asam atau basa. Disamping senyawa bebas, garam asamnya banyak digunakan karena lebih stabil daripada garam basanya. Dalam keaadan kering, senyawa ini cukup stabil. Dalam larutan, senyawa peka terhadap cahaya. Hidrolisis dengan basa akan menyebabkan pemecahan pada atom karbon nomor 11 pada cincin C, sedangkan hidrolisis oleh asam akan terjadi pemecahan pada cincin A dan B. Kejadian ini dapat terjadi pada ketiga antibiotik ini, tetapi berbeda dalam derajat stabilitasnya. Gambar Metode Analisis Tetrasiklin Berbagai metode analisis telah digunakan untuk analisis tetrasiklin, baik dalam senyawa ruah atau dalam sediaan farmasetik. 1. Metode Titrasi Bebas Air Metode ini dapat digunakan untuk penetapan kadar tetrasiklin murni atau dalam kapsul. Cara penetapan kadar tetrasiklin hidroklorida secara titrasi bebas air. Lebih kurang 250 mg tetrasiklin hidroklorida yang ditimbang seksama, dilarutkan dalam 30 mL asam asetat glasial, lalu ditambah 10 mL raksa(II) asetat 5% b/v dalam asam asetat glasial dan 20 mL dioksan. Larutan dititrasi dengan asam perklorat 0,1 N menggunakan 3 tetes kristal violet sampai terbentuk warna hijau. Tiap mL asam perklorat 0,1 N setara dengan 48,09 mg tetrasiklin hidroklorida. Pada

description

Tugas

Transcript of Antibiotik

PendahuluanTetrasiklin merupakan sekelompok antibiotika yang sering digunakan karena sifatnya sebagai antibiotika berspektrum luas terhadap bakteri, baik bakteri gram positif atau bakteri gram negatif.Antibiotik tetrasiklin dihasilkan oleh Streptomyces dan efektif terhadap Staphylococcus, Streptococcus, Pneumococcus, Gonococcus, Cholera, DStaphylococcus, Streptococcus, Pneumococcus, Gonococcus, Cholera, Dysentery bacillis, Pertussis, Rickettsia, Chlamydia dan Mycoplasma. Tetrasiklin dan dervaat-derivatnya seperti Klortetrasiklin dan oksitetrasiklin digunakan secara luas sebagai bakteriostatik dan antibiotika.Gambar

Antibiotik ini mempunyai gugus yang bersifat asam dan basa sehingga antibiotik ini bersifat amfoter, dapat membentuk garam dengan asam atau basa. Disamping senyawa bebas, garam asamnya banyak digunakan karena lebih stabil daripada garam basanya. Dalam keaadan kering, senyawa ini cukup stabil. Dalam larutan, senyawa peka terhadap cahaya. Hidrolisis dengan basa akan menyebabkan pemecahan pada atom karbon nomor 11 pada cincin C, sedangkan hidrolisis oleh asam akan terjadi pemecahan pada cincin A dan B. Kejadian ini dapat terjadi pada ketiga antibiotik ini, tetapi berbeda dalam derajat stabilitasnya. Gambar

Metode Analisis TetrasiklinBerbagai metode analisis telah digunakan untuk analisis tetrasiklin, baik dalam senyawa ruah atau dalam sediaan farmasetik.

1. Metode Titrasi Bebas AirMetode ini dapat digunakan untuk penetapan kadar tetrasiklin murni atau dalam kapsul. Cara penetapan kadar tetrasiklin hidroklorida secara titrasi bebas air. Lebih kurang 250 mg tetrasiklin hidroklorida yang ditimbang seksama, dilarutkan dalam 30 mL asam asetat glasial, lalu ditambah 10 mL raksa(II) asetat 5% b/v dalam asam asetat glasial dan 20 mL dioksan. Larutan dititrasi dengan asam perklorat 0,1 N menggunakan 3 tetes kristal violet sampai terbentuk warna hijau. Tiap mL asam perklorat 0,1 N setara dengan 48,09 mg tetrasiklin hidroklorida. Pada penetapan kadar ini, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: Gambar

2. Metode Spektrofotometria. Dengan Pereaksi NaOHCara Penetapan Kadar tetrasiklin secar spektrofotometri : lebih kurang 25 mg tetrasiklin hidroklorida yang ditimbang seksama dilarutkan dalam 25 mL air. Larutan diencerkan dengan air secukupnya hingga 250 mL. Sebanyak 15,0 mL larutan ini dipipet, ditambah 75 mL air. Setelah tepat 6 menit dari penambahan natrium hidroksida, larutan dibaca absorbansinya pada 380 nm terhadap blanko yang berisi air. Harga tetrasiklin hidroklorida pada kondisi ini adalah sebesar 372.Metode ini juga cocok untuk oksitetrasiklin, akann tetapi kurang baik untuk klortetrasiklin, sebab jika klortetrasiklin dilarutkan dalam alkali seperti larutan di atas maka terjadi warna kuning yang cepat memucat. Metode ini juga dapat digunakan untuk menetapkan kadara tetrasiklin secara langsung dalam campuran tetrasiklin dan klortetrasiklin yang mengandung tidak lebih 20% klortetrasiklin. Pada campuran dengan klortetrasiklin yang mana klortetrasiklin terdapat pada jumlah yang lebih besar dari tetrasiklin, maka perlu diperhatikan absorbansi klortetrasiklin yang mempunyai absorbansi maksimal di 345 nm.b. Pembentukan AnhidrotetrasiklinCara penetapan kadar klortetrasiklin secara spektrofotometri : lebih kurang 50 mg klortetrasiklin yang ditimbang seksama, dilarutkan dalam 300 mL air dan diencerkan dengan air secukupnya hingga 500 mL. Sebanyak 10,0 mL larutan ini dipipet dan ditambah 12 mL asam klorida 5N, 15 mL larutan dapar pH 7,5 (178 gr dikalium hidrogen fosfat dan 22 gr kalium hidrogen fosfat dalam 1 liter air), 2 mL natrium bisulfit 10% yang dibuat baru, dan 3 mL natrium hidroksida 0,4 N. Larutan diletakan dalam air mendidih selama tepat 7 menit dan didinginkan segera.Dalam 10,0 mL larutan yang lain ditambah 15 mL