Angina Ludwig

4
Infeksi gigi seperti nekrosis pulpa karena karies profunda yang tidak terawat dan deep periodontal pocket, merupakan jalan bagi bakteri untuk mencapai jaringan periapikal. Karena jumlah bakteri yang banyak, maka infeksi akan menyebar ke tulang spongiosa sampai tulang kortikal. Jika tulang ini tipis, maka infeksi akan menembus dan masuk ke jaringan lunak. Penyebaran infeksi ini tergantung dari daya tahan jaringan tubuh. Penyebaran infeksi odontogen dapat melalui jaringan ikat (perkontinuitatum), pembuluh darah (hematogen), dan pembuluh limfe (limfogen). Yang paling sering terjadi adalah penjalaran secara perkontinuitatum karena adanya celah/ruang di antara jaringan yang berpotensi sebagai tempat berkumpulnya pus. Penjalaran infeksi pada rahang atas dapat membentuk abses palatal, abses submukosa, abses gingiva, trombosis sinus kavernosus, abses labial dan abses fasial. Penjalaran infeksi pada rahang bawah dapat membentuk abses sublingual, abses submental, abses submandibular, abses submaseter dan angina Ludwig. Ujung akar molar kedua dan ketiga terletak di belakang bawah linea mylohyoidea (tempat melekatnya m. mylohyoideus) dalam ruang submandibula, menyebabkan infeksi yang terjadi pada gigi tersebut dapat membentuk abses dan pusnya menyebar ke ruang submandibular, bahkan meluas hingga ruang parafaringeal. Abses pada akar gigi yang menyebar ke ruang submandibula akan menyebabkan sedikit ketidaknyamanan pada gigi, nyeri terjadi jika terjadi ketegangan antara tulang.

description

a

Transcript of Angina Ludwig

Page 1: Angina Ludwig

Infeksi gigi seperti nekrosis pulpa karena karies profunda yang tidak

terawat dan deep periodontal pocket, merupakan jalan bagi bakteri untuk

mencapai jaringan periapikal. Karena jumlah bakteri yang banyak, maka infeksi

akan menyebar ke tulang spongiosa sampai tulang kortikal. Jika tulang ini tipis,

maka infeksi akan menembus dan masuk ke jaringan lunak. Penyebaran infeksi

ini tergantung dari daya tahan jaringan tubuh.

Penyebaran infeksi odontogen dapat melalui jaringan ikat

(perkontinuitatum), pembuluh darah (hematogen), dan pembuluh limfe

(limfogen). Yang paling sering terjadi adalah penjalaran secara

perkontinuitatum karena adanya celah/ruang di antara jaringan yang berpotensi

sebagai tempat berkumpulnya pus.

Penjalaran infeksi pada rahang atas dapat membentuk abses palatal,

abses submukosa, abses gingiva, trombosis sinus kavernosus, abses labial dan

abses fasial. Penjalaran infeksi pada rahang bawah dapat membentuk abses

sublingual, abses submental, abses submandibular, abses submaseter dan angina

Ludwig.

Ujung akar molar kedua dan ketiga terletak di belakang bawah linea

mylohyoidea (tempat melekatnya m. mylohyoideus) dalam ruang submandibula,

menyebabkan infeksi yang terjadi pada gigi tersebut dapat membentuk abses

dan pusnya menyebar ke ruang submandibular, bahkan meluas hingga ruang

parafaringeal. Abses pada akar gigi yang menyebar ke ruang submandibula akan

menyebabkan sedikit ketidaknyamanan pada gigi, nyeri terjadi jika terjadi

ketegangan antara tulang.

Linea mylohyoidea, tempat perlekatan m. mylohyoideus.

Page 2: Angina Ludwig

Ruang submandibular terletak antara m. mylohyoid, fascia dan kulit.

Ruang submandibular terinfeksi langsung oleh molar kedua dan ketiga.

Infeksi pada ruang submental biasanya terbatas karena ada kesatuan

yang keras dari fascia cervikal profunda dengan m. digastricus anterior dan os

hyoid. Edema dagu dapat terbentuk dengan jelas.

Infeksi pada ruang submaksilar biasanya terbatas di dalam ruang itu

sendiri, tetapi dapat pula menyusuri sepanjang duktus submaksilaris Whartoni

dan mengikuti struktur kelenjar menuju ruang sublingual, atau dapat juga

meluas ke bawah sepanjang m. hyoglossus menuju ruang-ruang fascia leher.

Pada infeksi ruang sublingual, edema terdapat pada daerah terlemah di

bagian superior dan posterior sehingga mendorong supraglotic larynx dan lidah

ke belakang, akhirnya mempersempit saluran dan menghambat jalan nafas.

Penyebaran infeksi berakhir di bagian anterior yaitu mandibula dan di

bagian inferior yaitu m. mylohyoid. Proses infeksi kemudian berjalan di bagian

superior dan posterior, meluas ke dasar lantai mulut dan lidah.

Os hyoid membatasi terjadinya proses ini di bagian inferior sehingga

pembengkakan menyebar ke daerah depan leher yang menyebabkan perubahan

bentuk dan gambaran “bull neck”.

Page 3: Angina Ludwig

Gambar 6. Proses penyebaran ke bagian superior dan posterior yang

mendorong lantai dasar mulut dan lidah. Pada penyebaran secara

anterior, batas os hyoid meluas ke arah inferior dan menyebabkan

gambaran “bull neck”.

Raharjo SP. Penatalaksanaan Angina Ludwig. Jurnal Dexa Media. Januari-

Maret 2008;Vol.21.