Angina

8
Definisi Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996) . Etiologi Angina pektoris dapat terjadi bila otot jantung memerlukan asupan oksigen yang lebih pada waktu tertentu, misalnya pada saat bekerja, makan, atau saat sedang mengalami stress. Jika pada jantung mengalami penambahan beban kerja, tetapi supplai oksigen yang diterima sedikit, maka akan menyebabkan rasa sakit pada jantung. Oksigen sangatlah diperlukan oleh sel miokard untuk dapat mempertahankan fungsinya. Oksigen yang didapat dari proses koroner untuk sel miokard ini, telah terpakai sebanyak 70 - 80 %, sehingga wajar bila aliran koroner menjadi meningkat. Aliran darah koroner terutama terjadi sewaktu diastole pada saat otot ventrikel dalam keadaan istirahat. Anatomi dan fisiologi Angina pektoris Pada kebanyakan orang yang mengalami konstriksi progresif arteri koronaria nya ,nyeri jantung ,yang disebut angina pektoris ,mulai timbul bilamana beban terhadab jantung menjadi terlalu besar dibandingkan dengan aliran darah koroner .Nyeri ini biasanya dirasakan dibawah bagian atas sternum dan sering juga dipindahkan kepermukaan tubuh , paling sering ke lengan kiri dan bahu kiri tetapi juga sering ke leher dan bahkan kewajah atau kelengan dan bahu sisi berlawanan.Alasan untuk distribusi nyeri ini adalah bahwa selama kehidupan embrional jantung berasal dari dalam

description

makalah angina

Transcript of Angina

Page 1: Angina

Definisi

Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996).

Etiologi

Angina pektoris dapat terjadi bila otot jantung memerlukan asupan oksigen yang lebih pada waktu tertentu, misalnya pada saat bekerja, makan, atau saat sedang mengalami stress. Jika pada jantung mengalami penambahan beban kerja, tetapi supplai oksigen yang diterima sedikit, maka akan menyebabkan rasa sakit pada jantung. Oksigen sangatlah diperlukan oleh sel miokard untuk dapat mempertahankan fungsinya. Oksigen yang didapat dari proses koroner untuk sel miokard ini, telah terpakai sebanyak 70 - 80 %, sehingga wajar bila aliran koroner menjadi meningkat. Aliran darah koroner terutama terjadi sewaktu diastole pada saat otot ventrikel dalam keadaan istirahat.

Anatomi dan fisiologi

Angina pektoris Pada kebanyakan orang yang mengalami konstriksi progresif arteri koronaria nya ,nyeri jantung ,yang disebut angina pektoris ,mulai timbul bilamana beban terhadab jantung menjadi terlalu besar dibandingkan dengan aliran darah koroner .Nyeri ini biasanya dirasakan dibawah bagian atas sternum dan sering juga dipindahkan kepermukaan tubuh , paling sering ke lengan kiri dan bahu kiri tetapi juga sering ke leher dan bahkan kewajah  atau kelengan dan bahu sisi berlawanan.Alasan untuk distribusi nyeri ini adalah bahwa selama kehidupan embrional jantung berasal dari dalam leher ,seperti lengan .Oleh karena itu , kedua struktur ini menerima serabut-serabut saraf nyeri dari segmen mendula spinalis yang sama.

Patofisiologi

Angina pektoris yaitu nyeri dada yang menyertai iskemia miokardium .Mekanisme pasti

bagaimana iskemia dapat menyebabkan nyeri masih belum jelas.Agaknya reseptor saraf

nyeri terangsang oleh metabolit yang tertimbun atau disuatu zat kimia antara yang belum

diketahui , atau oleh stres mekanik lokal akibat kelainan kontraksi miokardium .Nyeri

biasanya digambarkan sebagai suatu tekanan substernal , kadang –kadang menyebar ke

Page 2: Angina

sisi medial lengan kiri.Tangan yang menggenggam dan diletekkan diatas sternum

melukiskan pola angina klasik.

Manifeatasi klinik

Iskemia otot jantung akan menyebar nyeri dengan derajat yang bervariasi , mulai dari

rasa tekanan dada atas sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa takut atau rasa akan

menjelang ajal .Nyeri sangat terasa pada dada di daerah belakang sternum atas atau

sternum ketiga (retrosternal).Meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi ,namum nyeri

tersebut dapat menyebar keleher ,dagu ,bahu dan aspek dalam ekstremitas atas .Pasien

biasanya memperlihatkan rasa sesak ,tercekik dengan kualitas yang terus menerus .Rasa

lemah atau baal di legan atas ,pergelangan tangan dan tangan akan menyertai rasa nyeri 

Komplikasi1.         Infark Miokard Akut2.         Tachicardia dan fibrilasi ventikel3.         Kematian jantung secara tiba-tiba4.         Menurunnya nadi perifer5.         Gangguan kontraktilitas6.         Abnormalitas sirkulasi7.         Disritmia ventrikuler berat8.         Dekompensasi jantung atau komplikasi paru dan dispnea

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

§  Enzim atau isoenzim jantung,biasanya DBM : meningkat,menunjukkan kerusakan miokard.

§  EKG : biasanya normal bila pasien istirahat tetapi datar atau depresi pada segmen  ST gelombang T menunjukkan iskemia.

§  Foto Dada : biasanya normal, namun infiltrat mungkin ada menunjukkan dekompensasi jantung atau komplikasi paru.

§  PCO2 kalium dan laktatmiokard: mungkin meningkat selama serangan angina.§  Kolestrol / trigliserida serum : mungkin meningkat.

Page 3: Angina

§  Kateterisasi jantung dengan angiografi: diindikasikan pada pasien dengan iskemia yang diketahui dengan angina atau nyeri dada tanpa kerja, pada pasien dengan kolesterolemia dan penyakit jantung keluarga yang mengalami nyeri dada dan pasien dengan EKG istirahat abnormal.

PENATALAKSANAANAda dua tujuan utama penatalaksanaan angina pectoris :

  Mencegah terjadinya infark miokard dan nekrosis, dengan demikian meningkatkan kuantitas hidup.   Mengurangi symptom dan frekwensi serta beratnya ischemia, dengan demikian   meningkatkan kualitas hidup.

Prinsip penatalaksanaan angina pectoris adalah: meningkatkan pemberian oksigen

(dengan meningkatkan aliran darah koroner) dan menurunkan kebutuhan oksigen

(dengan mengurangi kerja jantung).

PengkajianA.    Data demogrfi yang terdiri dari : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Suku Atau

Kebangsaan , Pekerjaan, Pendidikan, Alamat, Diagnosis Medis, Nomor Registrasi, Tanggal Dan Jam Masuk Rumah Sakit, Tanggal Dan Waktu Pengkajian Keperawatan.

B.     Riwayat Keperawatan :1.      Keluhan Utama

Merupakan keluhan yang paling menonjol yang dirasakan klien & merupakan alasan yang membuat klien datang ke RS.

2.      Riwayat Penyakit SekarangMerupakan informasi tentang keadaan & keluhan-keluhan klien saat timbul serangan, durasi kronologis, & frekuensi serangan, lokasi, penjalaran, kualitas & intensitas serangan, faktor-faktor predisposisi atau presipitasi serta hal apa saja yang telah dilakukan untuk mengurangi keluhan.CHES PAINPerawat mengumpulkan informasi tentang seluruh segi aktivitas pasien, terutama mereka yang ditemukan beresiko mengalami serangan jantung atau nyeri angina.Pertanyaan yang sesuai mencakup:

  Kapan cenderung terjadi serangan? Setelah makan? Setelah melakukan aktivitas tertentu? Setelah melakukan aktivitas secara umum? Setelah mengunjungi anggota keluarga atau teman-teman?

  Bagaimana pasien menggambarkan nyerinya?  Apakah awitan nyeri mendadak atau bertahap?  Bagaimana hal itu terjadi dalam berapa detik? Menit? Jam?

Page 4: Angina

  Apakah kualitas nyeri menetap atau terus-menerus?  Apakah rasa nyaman disertai dengan gejala seperti perspirasi yang berlebihan, sedikit sakit

kepala, mual, palpitasi dan napas pendek?  Bagaimana nyeri berkurang?3.      Riwayat Penyakit Masa Lalu

Riwayat penyakit yang pernah diderita klien terutama penyakit yang mendukung munculnya penyakit saat ini. Misalnya Hipertensi, DM, dan lain sebagainya.

4.      Riwayat PsikososialDampak yang dapat ditimbulkan pada kehidupan sosial klien. Klien maupun keluarga menghadapi situasi yang menghadirkan kemungkinan kematian atau rasa takut terhadap nyeri, ketidakmampuan, gangguan harga diri, ketergantungan fisik, serta perubahan dinamika peran keluarga.

5.      Pola Aktivitas Sehari – HariMeliputi pola asupan nutrisi dan cairan, pola eliminasi, pola istirahat tidur, personal hygiene, aktivitas atau kebiasaan lain serta hobi yang bisa memperburuk keadaan pasien.

C.     Pengkajian Fisik1.      Kesan Umum

Gambaran kondisi klien yang terobservasi oleh pemeriksa tingkat ketegangan atau kelelahan , warna kulit, tingkat kesadaran kualitatif maupun kuantitatif dgn penilaian skor glasgow coma scale, pola napas, posisi klien dan respon verbal klien.

2.      Tanda – Tanda Vitala.       Frekuensi Pernapasan

Dewasa frekuensi pernapasan normal adalah 12 – 20 /menit. Lebih dari 24/menit dalam keadaan istirahat tanda awal gagal jantung

b.      Temperatur TubuhTerjadi peningkatan suhu tubuh pada pancarditis atau fase akut infark miokard.

c.       Denyut NadiDenyut nadi akan meningkat atau menurun tergantung dari mekanisme kompensasi sistem konduksi jantung dan pengaruh sistem saraf otonom

3.      Kepala Dan Lehera.       Wajah  Pucat dibibir dan kulit di wajah merupakan manifestasi anemia atau kurang adekuatnya

perfusi jaringan  Kebiruan mukosa mulut, bibir dan lidah, manifestasi sianosis sentral akibat peningkatan

jumlah hemoglobin yang kurang mengandung oksigen  Edema periorbital, merupakan tanda penurunan laju filtarsi glomerulus ginjal serta retensi air

dan garam  Grimace, tanda kesakitan atau tanda kelelahanb.      Mata  Konjungtiva pucat merupakan manifestasi anemia  Konjungtiva kebiruan sianosis sentral

Page 5: Angina

  Ptechiae menandakan adanya emboli kapiler mata  Ikterik merupakan tanda adanya gangguan faal hati  Gangguan visus kerusakan pembuluh darah retina yg terjadi akibat komplikasi hipertensic.       Leher  Arteri Karotis  Kelenjar Tiroid  trakea        d.      Toraks (Paru & Jantung)  Inspeksia.       Kesimetrisan bentuk toraksb.      Pernapasanc.       Vaskuler dan jantung  Palpasia.       Tactile fremitusb.      Denyut apeks ICS Vmid klavikulaline kiric.       Getarand.      Lokasi denyut arteri  Perkusia.       Paru kiri lebih tinggi dari paru kananb.      Fibrosis, konsolidasi, efusi pleura, tumorc.       Batas paru menurun pada orang tua, emfisema dan pneumatoraksd.     Hasil perkusi normal toraks resonan/sonor  Auskultasia.       Suara napas dan napas tambahan ( Rales, Ronkhi, Whesing) Bunyi Jantung, I , II, III, Ivb.      Bising Jantung ( murmur) disfungsi katurp nitral, aorta, trikuspid, pulmonal.e.       Abdomen  Inspeksia.       Bentuk abdomen, distensi dan gerakan diding perutb.      Pelebaran vena abdominalc.       Denyutan dinding abdomen  Auskultasi         Menilai peristaltik usus dan bising sistolik olah karena aneurisma aorta abdominal  Palpasia.       Hepatomegalib.      Asites  Perkusi         Shifting dullnes menunjukkan adanya asites /akumulasi cairan .f.       Ekstremitas & Integumen  Inspeksia.       Warna kulitb.      Purpura/ptechie

Page 6: Angina

c.       Eritema nodusum (nodul ) pada daerah tibia tanda endokarditis streptococcusd.      Spinter hemorrhagic pada kuku merupakan tanda adanya infeksi bakteriale.       Capillary Refill timef.       Clubbing finger ( sudut kuku > 180 ⁰)g.      Edema   Palpasia.       Pitting edemab.      Suhu ekstremitasc.       Nyeri akibat tromboplebitis vena kakid.      Denyut nadi di temporal, karotid, brakial, radialis, femoral, popliteal, posterotibial, dan

dorsalis pedis. ( keadaan pembuluh darah, frekuensi, irama, ciri denyutan, amplitudo nadi).

 Diagnosa keperawatana.    Perubahan kenyamanan ( nyeri dada akut ) b.d iskemia miokard

sekunder terhadap ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen miokard.

b.    Risiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik b.d kurang pengetahuan tentang diet, program terapi, program aktivitas, serta tanda dan gejala komplikasi.

c.    Kecemasan b.d ancaman integritas biologis yang daraasakan sekunder terhadap serangan jantung.

d.   Intoleransi aktivitas b.d curah jantung.

Intervensi Rasionala)        a) Kurangi atau batasi

aktivitas fisik selama seranganPembatasan aktivitas fisik mengurangi konsumsi oksigen dan beban kerja jantung

b)                  Posisi tidur supine semi fowler

Posisi semifowler membantu meringankan gejala kesulitan bernapas dan memperbaiki ekspansi paru

c)                  Pelihara ketenangan, lingkungan yang nyaman, batasi jumlah pengunjung klien

 Lingkungan nyaman dan tenang menunjang kebutuhan istirahat dan mengurangi

Page 7: Angina

kecemasand)                 Monitor TTV segera setelah pemberian obat anti nyeri dan setiap 5 menit selam 20 menit atau lebih secara teratur bila keadaan belum stabil

Efek samping obat anti nyeri berupa hipotensi dab bradikardi dapat segera diantisipasi dengan intervensi yang cepat

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta : salemba Medika.

Price, Sylvia Anderson. 1994. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit volume I. Jakarta : EGC.

Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika.