ANESTESI farmakologi

10
ANESTESI I. ANESTESI LOKAL 1. TUJUAN Mengenal dan menguasai teknik untuk mencapai anestetik lokal pada hewan.2. Mengetahui cara pemberian anestetik lokal.3. Mengetahui cara kerja anestetik lokal.4. Memahami faktor-faktor yang melandasi perbedaan- perbedaan dalam sifat dan potensi anestetika lokal.5. Mengenal berbagai faktor yang mempengaruhi kerja anestetika lokal.6. Dapat mengaitkan daya kerja anestetika lokal dengan manifestasi gejalakeracunan serta pendekatan rasional untuk mengatasi keracunan ini. 2. TINJAUAN PUSTAKA Anestetik lokal adalah obat yang menghasilkan blokade konduksi atau blokade lorong natrium pada dinding saraf secara s ementara terhadap rangsangtransmisi sepanjang saraf, jika digunakan pada saraf sentral atau perifer. Anestetik lokal setelah keluar dari saraf diikuti oleh pulihnya konduksi saraf secara spontandan lengkap tanpa

description

anestesi adalah obat

Transcript of ANESTESI farmakologi

ANESTESI

I. ANESTESI LOKAL1. TUJUAN Mengenal dan menguasai teknik untuk mencapai anestetik lokal pada hewan.2.

Mengetahui cara pemberian anestetik lokal.3.

Mengetahui cara kerja anestetik lokal.4.

Memahami faktor-faktor yang melandasi perbedaan-perbedaan dalam sifat danpotensi anestetika lokal.5.

Mengenal berbagai faktor yang mempengaruhi kerja anestetika lokal.6.

Dapat mengaitkan daya kerja anestetika lokal dengan manifestasi gejalakeracunan serta pendekatan rasional untuk mengatasi keracunan ini.

2. TINJAUAN PUSTAKAAnestetik lokal adalah obat yang menghasilkan blokade konduksi ataublokadelorongnatriumpadadindingsarafsecarasementaraterhadaprangsangtransmisi sepanjang saraf, jika digunakan pada saraf sentral atau perifer. Anestetiklokal setelah keluar dari saraf diikuti oleh pulihnya konduksi saraf secara spontandan lengkap tanpa diikutioleh kerusakan struktur saraf. Anestetik lokal menghilangkan penghantaran saraf ketika digunakan secaralokal pada jaringan saraf dengan konsentrasi tepat. Bekerja pada sebagian SistemSaraf Pusat(SSP) dan setiap serabut saraf. Kerja anestetik lokal pada ujung sarafsensorik tidak spesifik. Hanya kepekaan berbagai struktur yang dapat dirangsangberbeda.Serabutsarafmotorikmempunyaidiameteryanglebihbesardaripadaserabut sensorik. Oleh karena itu, efek anestetika lokal menurun dengan kenaikandiameter serabut saraf, maka mula-mula serabut saraf sensorik dihambat dan barupada dosis lebih besar serabut saraf motorik dihambat.

Sifat anestetik lokal yang ideal, yaitu :1.Poten dan bersifat sementara (reversibel).2.Sebaiknya tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf secarapermanen (kebanyakan anestetik lokal memenuhi syarat ini).3.Batas keamanan harus lebar, sebab anestetik lokal akan diserap dari tempatsuntikan.4.Mula kerja harus sesingkat mungkin.5.Masa kerja harus cukup lama, sehingga cukup waktu untuk melakukantindakan operasi, tetapi tidak sedemikian lama sampai memperpanjang masapemulihan.6.Zat anestetik lokal juga harus larut dalam air, stabil dalam larutan, dan dapatdisterilkan tanpa mengalami perubahan.7.Harganya murah.

Menurut cara pemakaian anestesi lokal dibedakan menjadi :1. Anestesi permukaan.2. Anestesi Infiltrasi.3. Anestesi Konduksi4. Anestesi Regional Intravena dalam daerah anggota badan

Anestetik lokal dibagi menjadi dua golongan, yaitu :1.Golongan ester (-COOC-) Kokain, benzokain (amerikain), ametocaine,prokain (nevocaine), tetrakain (pontocaine), kloroprokain (nesacaine).2.Golongan amida (-NHCO-) Lidokain (xylocaine, lignocaine),mepivakain(carbocaine),prilokain (citanest), bupivakain (marcaine), etidokain(duranest), dibukain (nupercaine),ropivakain (naropin), levobupivacaine(chirocaine).

Mekanisme Kerja ObatObat bekerja pada reseptor spesifik pada saluran natrium (sodium channel),mencegah peningkatan permeabilitas sel saraf terhadap ion natrium dan kalium,sehingga terjadi depolarisasi pada selaput saraf dan hasilnya tak terjadi konduksi saraf. Mekanisme utama aksi anestetik lokal adalah memblokade voltage-gated sodium channels. Membran akson saraf, membran otot jantung, dan badan sel sarafmemiliki potensial istirahat -90 hingga -60 mV. Selama eksitasi, lorong sodiumterbuka, dan secara cepat berdepolarisasi hingga tercapai potensial equilibriumsodium (+40 mV). Akibat dari depolarisasi, lorong sodium menutup (inaktif) danlorong potassium terbuka. Aliran sebelah luar dari repolarisasi potassiummencapaipotensial equilibrium potassium (kira-kira -95 mV). Repolarisasimengembalikan lorong sodium ke fase istirahat. Gradient ionic trans membrandipelihara oleh pompa sodium. Fluks ionic ini sama halnya pada otot jantung, dananestetik lokal memiliki efek yang sama didalamjaringan tersebut.Fungsi sodium channel bisa diganggu oleh beberapa cara. Toksin biologiseperti batrachotoxin, aconitine, veratridine, dan beberapa venom kalajengkingberikatanpadareseptordiantaralorongdanmencegahinaktivasi.Akibatnyaterjadipemanjanganinfluxsodiummelaluilorongdandepolarisasidaripotensialistirahat.Tetrodotoxin (TTX) dan saxitoxin memblok lorong sodium dengan berikatan kepadachanel reseptor di dekat permukan extracellular. Serabut sarafsecaraberpengaruhterhadapblockadeobatanestesilokalsesuaiukurandanderajatmielinisasi saraf. Aplikasi langsung anestetik lokal pada akar saraf, serat B dan Cyang kecil diblok pertama, diikuti oleh sensasi lainnya, dan fungsi motorik yangterakhir diblok.

Rute pemberian anestetika lokal berhubungan erat dengan efek anestesilokal yang dihasilkan. Sebagai contoh suatu anestesi lokal yang diberikanpadapermukaantubuh(topikal)dapatmencapaiujungsarafsensorisdanbekerja menghambat penghantaran impuls nyeri pada serabut saraf tersebut, sehinggaterjadilah anestesi permukaan. Anestesi lokal juga dapat diberikan secara injeksi kedalam jaringan sehingga menyebabkan hilangnya sensasi pada struktur di sekitarnya. Efek yang dihasilkan disebut anestesi filtrasi.Anastetik local menekan jaringan lain yang dapat dieksitasi (misalnya miokard) bilakonsentrasinya dalam darah cukup tinggi, namun efek sistemik utamanya mencakup systemsaraf pusat. Lidokain(pKa=7,9) adalah obat yang paling banyak digunakan. Lidokain bekerjalebih cepat dan lebih stabil daripada sebagian besar anastesi lokal lainnya. Bila diberikanbersama dngan epinefrin, kerjanya berlangsung selama 90menit. Reaksi hipersensitivitas biasterjadi pada penggunaan anestetik local, khususnya pada pasien atropik dan lebih seringterjadi pada prokain dan ester lainnya dariasamp-aminobenzoat.

KIMIAAnastetik local yang sering digunakan yang terdiri dari suatu ujung lopofilik (biasanyaberupa cincin aromatic) dan ujung hidrofilik (biasanya amina sekunder atau tersier), yangdihubungkan suatu rantai intermediet yang menghubungakan ikatan ester atau amida.(M.J Neal At a Glance Farmakologi Medis ad5)Efek samping dan toksisitasyang perlu diperhatikan pada:1) System saraf pusatPada dosis toksik menyebabkan gejala depresi SSP. Pada dosis sub-lethal ataukematian oleh karena depresi pusatnafas atau karena konvulasi.2) Nerotoksik pada saraf periferTerjadi pada pemberian anastesi local dengan konsentrasi tinggi. Gejala berupa kelumpuhan fungsi sensorik dan motorik.

3) System kardiovaskulerPada jantung kelainan fungsi akibat hambatan pada system konduksinya. Pembuluhdarah vasodilasi, kecuali cocaine oleh karena mempunyai efek merangsang pengeluaran noradrenalin sehingga terjadi vasokonstriktor.4) TerbentuknyamethemoglobinPilokain dosis lebih dari 10 mg/kg bb enyebabkan terbentuknya metabolitalphatolidine, sehingga mengubah hemoglobin menjadi methemoglobin. Gejala methemoglobin menjadi manifest apabila kadarnya melebihi 3-5 mg/dl.5) Reaksi alergiLebih sering dijumpai pada bentuk ester oleh karena hasil metabolosme berupa paminobenzoat yang padaindividu tertentu menyebabkan reaksi hipersensitivitas.

3. ALAT DAN BAHANa. Alat : Alat suntik Oral Gunting Stopwatchb. Bahan : Kelinci Lart. NaCl fis 0,5ml Lart. Prokain HCL 2% dan 4%

4. CARA KERJA1. Siapkan 1 Ekor kelinci setiap kelompok2. Potong kiri dan kanan bulu mata kelinci 3. Setelah dipotong bulu mata kelinci,selanjutnya teteskan kedalam kantong konjungtivanya 0,5 ml NaCl fisiologis sebagai kontrol pada mata kiri kelinci dan 0,5 ml lar.Prokain HCl pada mata sebelah kanan4. Pada menit ke 8,10, 12,5 ,15, 17,5 ,20,25, 30,35,40,45,50,55 dan 60 lakukan pengujian efek anastesi dengan mencolokkan bulu ijuk sebagai aplikator pada permukaan kornea mata kelinci yang telah ditetesi NaCl fisiologis dan Prokain HCl5. Catat berapa kali mata merespon (mengedipkan mata) selama 10 kali perlakuan 6. Tabel pengamatan dibuat dan dibahas serta ditarik kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.

5. HASIL DAN PEMBAHASANa. Hasil

b. PembahasanPada praktikum kali ini, dilakukan uji anesteti local terhadap hewan uji yaitu kelinci dengan menggunakan anestesi permukaan dengan prinsip digunakan pada mukosa / permukaan luka dan berdifusi ke organ akhir sensorik dan ke percabangan saraf terminal.

6. KESIMPULAN